Anda di halaman 1dari 8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Media Pembelajaran

Sesuatu dapat dikatakan sebagai media pembelajaran apabila digunakan


untuk menyalurkan/menyampaikan pesan dengan tujuan-tujuan pendidikan dan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran diambil dari RPP yang telah dibuat oleh guru
dan disampaikan kepada siswa baik secara tersirat maupun tersurat. Secara tersirat
berarti guru hanya menyinggung terkait dengan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Tersurat berarti guru menyantumkan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai pada halaman awal media pembelajaran yang digunakan. Media
pembelajaran yang digunakan di SMK Negeri 2 Singosari menggunakan modul
PDF sebagai alat bantu siswa dalam menyelesaikan latihan dan tugas praktikum
pelajaran Pemrograman Web Dinamis.

Telah dikemukakan pendapat dari (Santoso, 1988) bahwa media adalah


semua bentuk perantara yang dipakai orang untuk menyebar ide, sehingga ide atau
gagasan yang dikemukakan itu bisa sampai pada penerima. Selain itu telah pula
dikemukakan oleh McLuhan bahwa media juga disebut saluran (channel) yang
menyampaikan pesan/informasi dari sumber kepada penerima pesan. Jadi, dapat
diambil kesimpulan disini bahwa media pembelajaran adalah semua alat atau
benda yang digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar, dengan maksud untuk
menyampaikan pesan/informasi pembelajaran dari sumber (guru) kepada
penerima (siswa). Dalam hal ini, modul PDF yang digunakan sebagai media
pembelajaran di SMK Negeri 2 Singosari berisi materi-materi pelajaran
Pemrograman Web Dinamis. Materi inilah yang dimaksudkan sebagai informasi
yang disampaikan dari guru kepada siswa.

Media pembelajaran biasa disebut juga perangkat keras (hardware) dan


perangkat lunak (software). Yang dimaksudkan dengan perangkat keras ialah
media yang secara fisik memang keras, misalnya: tape recorder, televisi, video,
radio, globe, proyektor, dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksudkan dengan
perangkat lunak ialah media yang secara fisik memang lunak, misalnya: modul,
pita kaset, pita film, dan isi pesan yang tersimpan di dalam pita-pita rekaman.
Namun perlu diketahui, media pembelajaran yang akan diteliti penerapannya di
SMK Negeri 2 Singosari merupakan perangkat lunak, karena modul PDF tidak
mempunyai bentuk fisik yang utuh (software).

Media pembelajaran yang digunakan dalam suatu kegiatan belajar


mengajar tidak hanya terbatas pada yang disiapkan oleh guru kelas sendiri,
bahkan boleh disiapkan oleh suatu tim yang terdiri dari para ahli dalam bidang
yang bersangkutan (ahli bidang studi, ahli sistem instruksional, ahli media, dan
lain-lain). Media pembelajaran yang digunakan di SMK Negeri 2 Singosari pada
pelajaran Pemrograman Web Dinamis dirancang dan disiapkan oleh Bapak
Lintang selaku guru mata pelajaran Pemrograman Web Dinamis di sekolah
tersebut.

Penggunaan media dalam suatu Proses Belajar Mengajar (PBM) bertujuan


agar PBM tersebut bisa berlangsung secara tepatguna dan berdayaguna, sehingga
dengan demikian maka mutu pendidikan dapat ditingkatkan. Penggunaan media
pembelajaran saat pelajaran Pemrograman Web Dinamis di SMK Negeri 2
Singosari dilakukan secara bertahap. Tahap awal guru menyampaikan beberapa
informasi tentang materi yang akan diajarkan secara lisan agar siswa termotivasi
untuk belajar dengan giat. Pada tahap kedua, guru menggunakan media belajar
berupa power point sebagai media dalam menyampaikan materi yang berbentuk
teori. Pada tahap ketiga, guru memberikan modul PDF sebagai alat bantu siswa
dalam belajar mandiri, khususnya saat praktikum.

Seorang guru harus berusaha agar materi pengajaran yang


disampaikan/disajikan mampu diserap/dimengerti dengan mudah oleh siswa.
Untuk memudahkan siswa menerima materi pengajaran tersebut perlu diusahakan
agar siswa dapat menggunakan sebanyak mungkin alat indera yang dimiliki.
Makin banyak alat indera yang digunakan untuk mempelajari sesuatu, makin
mudah diingat apa yang dipelajari. Namun, karena dalam hal ini yang akan diteliti
merupakan penerapan media Pemrograman Web Dinamis, maka indera yang
dapat dimaksimalkan sebatas pada penglihatan dan pendengaran, karena media
power point dan PDF hanya dapat berisi tulisan, gambar, audio, dan video.
Apabila materi pengajaran yang disajikan dengan ceramah dan ditambah dengan
memperlihatkan gambar, foto, sketsa, atau grafik dan sebagainya, maka akan lebih
mudah materi tersebut dimengerti oleh siswa, dibanding dengan materi yang tidak
menggunakan hal-hal tersebut.

Media belajar yang akan saya teliti di SMK Negeri 2 Singosari sebatas
pada modul PDF yang digunakan siswa dalam belajar Pemrograman Web
Dinamis. Modul PDF ini berisikan tiga komponen, komponen pertama berupa
dasar teori secara singkat mengenai materi yang dibahas pada saat proses belajar
berlangsung di kelas. Pada komponen ini, teori tidak dipaparkan secara lengkap
dan terperinci karena siswa diharapkan berdiskusi dengan teman atau guru
mengenai permasalahan yang tidak dibahas di kajian teori tersebut. Siswa akan
lebih aktif di dalam kelas untuk bertanya dan berdiskusi mengenai topik bahasan
atau materi yang sedang dipelajari di dalam kelas. Komponen kedua berisikan
latihan-latihan soal dimana terdapat banyak script pemrograman yang harus
diketik siswa pada laptop masing-masing. Kemudian, siswa dapat menemukan
kesalahan script yang terdapat pada latihan soal dan diharapkan siswa berdiskusi
dengan siswa lain untuk mendapatkan solusi dari kesalahan tersebut, sehingga
script pemrograman dapat berjalan sebagaimana mestinya. Komponen ketiga
berisikan studi kasus dimana tidak ada contoh script di dalamnya, melainkan
berupa perintah untuk membuat suatu bentuk tampilan/program yang harus
dikerjakan oleh siswa. Pada komponen ini, siswa dituntun untuk kreatif
menggunakan berbagai macam script yang telah dicoba sebelumnya, sehingga
akan mendapatkan tampilan program sesuai dengan perintah tersebut.

B. Model dan Metode Pembelajaran

Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam


mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga
diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Model
pembelajaran yang diterapkan dalam pelajaran Pemrograman Web Dinamis di
SMK Negeri 2 Singosari berupa model pembelajaran problem solving.
Model pembelajaran problem solving adalah cara mengajar yang dilakukan
dengan cara melatih siswa menghadapi berbagai macam masalah untuk
dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama (Alipandie, 1984). Dengan
demikian, problem solving adalah suatu model pembelajaran yang mengaktifkan
siswa dan dapat melatih siswa untuk menghadapi berbagai masalah dan dapat
mencari pemecahan masalah atau solusi dari permasalahan itu. Hal ini dapat
diterapkan saat siswa mengerjakan soal latihan dan studi kasus yang sudah
disediakan di dalam modul PDF. Model ini cocok dengan kurikulum 2013
maupun kurikulum 2013 revisi karena proses belajar mengajar tidak berpusat pada
guru, melainkan memberi kesempatan siswa untuk lebih aktif di dalam proses
pembelajaran kelas. Dengan menerapkan model pembelajaran ini guru dapat
mengembangkan sikap keterampilan siswa dan kemampuan berfikir siswa dalam
memecahkan permasalahan, serta mengambil keputusan secara objektif dan
mandiri.

Pada proses pembelajaran di kelas sebagian siswa tampak telah


menerapkan model pembelajaran problem solving ini. Siswa mengajukan masalah
terhadap guru tentang perihal yang tidak dapat dimengerti melalui modul PDF
yang diberikan, kemudian siswa berdiskusi (pendekatan masalah) untuk dapat
menemukan solusi dari permasalahan tersebut. Selain mendapatkan solusi, siswa
juga aktif dalam berkomunikasi pada saat proses diskusi berlangsung. Dengan
begitu dapat disimpulkan bahwa tahap-tahap dalam model pembelajaran problem
solving sudah dijalankan sebagaimana mestinya di dalam kelas. Dalam
pelakasanaan model pembelajaran membutuhkan metode pembelajaran agar
model tersebut dapat dilaksanakan dengan baik. Metode yang digunakan di kelas
X RPL SMK Negeri 2 Singosari menggunakan metode diskusi kelompok, tanya-
jawab, dan praktikum.

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana


yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal. Metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peranan
yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat
tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran karena suatu
strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui
penggunaan metode pembelajaran.

Metode pertama yang digunakan di kelas X RPL SMK Negeri 2 Singosari


adalah metode diskusi kelompok. Tujuan utama metode ini adalah untuk
memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan
memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen,
1998). Oleh karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat adu argumentasi.
Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu
secara bersama-sama.

Metode kedua yang digunakan di dalam kelas adalah metode tanya jawab.
Tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi
langsung yang bersifat dua arah. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa
bertanya guru menjawab. Metode ini dimaksudkan untuk merangsang berfikir
siswa dan membimbingnya dalam mencapai atau mendapatkan pengetahuan.

Metode ketiga yang diterapkan di dalam kelas adalah metode praktikum.


Metode praktikum adalah proses pembelajaran dimana siswa melakukan dan
mengalami sendiri, mengikuti proses, mengamati objek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan suatu objek, keadaan, dan proses dari
materi yang dipelajari tentang permasalahan yang ada sehingga dapat menjawab
pertanyaan yang didapatkan melalui pengamatan induktif (Djamarah dan Zain,
2002).

C. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah suatu variabel yang akan digunakan sebagai variabel
terikat, yaitu variabel yang menentukan hasil akhir dari suatu penelitian. Hasil
belajar mempunyai tiga aspek penilaian yaitu, pengetahuan, keterampilan, dan
sikap.

Penilaian pencapaian kompetensi pengetahuan merupakan bagian dari


penilaian pendidikan. Penilaian pengetahuan dapat diartikan sebagai penilaian
potensi intelektual yang terdiri dari tahapan mengetahui, dan mengevaluasi
(Anderson & Krathwohl, 2001). Penilaian terhadap pengetahuan peserta didik
dapat dilakukan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Jadi, aspek
pengetahuan merupakan hasil belajar siswa yang dapat dievaluasi oleh guru
dengan melihat seberapa jauh pemahaman siswa terhadap materi yang
disampaikan oleh guru saat proses pembelajaran di kelas.

Aspek keterampilan merupakan hasil belajar siswa yang dapat dievaluasi


oleh guru dengan melihat seberapa jauh siswa dapat menyelesaikan latihan soal
dan studi kasus yang diberikan guru pada saat praktikum. Aspek keterampilan
dapat dilakukan melalui penilaian kinerja, produk, proyek, dan portofolio. Dalam
penelitian ini, hasil belajar yang digunakan sebagai pedoman terbatas pada aspek
pengetahuan dan aspek keterampilan. Aspek penilaian sikap tidak dimasukkan
dalam uji hasil penelitian. Peneliti juga tidak melakukan serangkaian proses
penilaian hasil belajar, namun hanya mengevaluasi hasil belajar siswa yang telah
dinilai oleh guru mata pelajaran.

Evaluasi modul belajar sama dengan evaluasi hasil belajar yang


didapatkan dari mempergunakan modul belajar tersebut. Evaluasi adalah suatu
tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Dari pengertian
tersebut, maka evaluasi dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses
untuk menentukan nilai keberhasilan belajar siswa setelah siswa tersebut
mengalami proses belajar selama satu periode tertentu, dalam hal ini proses
belajar menggunakan media belajar berupa modul PDF. Perlu dijelaskan disini
bahwa evaluasi tidak sama artinya dengan pengukuran. Pengukuran adalah suatu
tindakan atau proses untuk menentukan luas atau kuantitas dari sesuatu.
Walaupun ada perbedaan antara pengukuran dan penilaian, namun kedua hal
tersebut tidak dapat dipisahkan karena antara pengukuran dan penilaian terdapat
hubungan yang sangat erat. Sebab untuk dapat mengadakan penilaian yang tepat
terhadap sesuatu terlebih dahulu harus didasarkan atas pengukuran-pengukuran.
Saat di kelas X RPL, modul dikatakan dapat digunakan dengan baik ketika
penilaian penggunaan modul di kelas juga baik. Namun penilaian itu dapat
diambil dari pengukuran hasil belajar siswa selama di kelas. Ketika nilai hasil
belajar siswa yang telah diukur tersebut mendapatkan nilai yang baik, maka dapat
dikatakan bahwa modul belajar tersebut dapat digunakan sebagai sumber belajar
yang baik untuk siswa X RPL.

D. Penelitian yang Relevan

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nasikhudin (2004) dengan judul


Evaluasi Keterlaksanaan Modul Praktikum Berbasis Kompetensi Ditinjau dari
Laporan Praktikum Fisika Dasar I pada Mahasiswa Pendidikan Fisika Angkatan
Tahun 2003/2004 didapatkan hasil sebagai berikut: (1) mahasiswa
mencantumkan judul percobaan dan menjabarkan tujuan percobaan berdasarkan
kompetensinya, pada siklus I sebesar 73,02%, pada siklus II meningkat menjadi
100%, (2) mahasiswa mampu menguraikan model eksperimen pada bagian dasar
teori pada siklus I sebesar 60,32%, siklus II meningkat menjadi 92,06%, (3)
mahasiswa mampu membuat bagan percobaan dan menyebutkan fungsinya, pada
siklus I sebesar 69,84%, pada siklus II meningkat menjadi 88,89%, (4) mahasiswa
mampu menyajikan data pengukuran, pada siklus I sebesar 65,08%, pada siklus II
meningkat menjadi 90,48%, (5) mahasiswa mampu menganalisis data secara
numerik, pada siklus I sebesar 66,67% dan secara grafik sebesar 33,33%, pada
siklus II meningkat menjadi 82,54% dan 66,67%, (6) mahasiswa mampu
membahas secara kritis terhadap hasil analisis data dan menarik kesimpulan, pada
siklus I sebesar 58,73%, pada siklus II meningkat menjadi 72,28%.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mokhammad Rasyidi (2012)


dengan judul Studi Efektivitas Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada Sekolah Menengah Atas Negeri
Se-Kabupaten Pamekasan mendapatkan hasil penelitian yang menunjukkan
bahwa efektivitas pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK pada SMAN di
wilayah kota Pamekasan antara lain yaitu dari segi frekuensi penggunaan media
pembelajaran berbasis TIK, keefisienan penggunaan media pembelajaran berbasis
TIK, ketersediaan media pembelajaran berbasis TIK, dan kemampuan
menggunakan media pembelajaran berbasis TIK. Diperoleh nilai masing-masing
nilai rata-rata. Untuk hasil frekuensi penggunaan media diperoleh nilai rata-rata
10,15, keefisienan penggunaan media diperoleh nilai rata-rata 23,32, ketersediaan
media diperoleh nilai rata-rata 8,87, dan kemampuan menggunakan media
diperoleh nilai rata-rata 9,63. Diperoleh nilai rata-rata dari efektivitas pemanfaatan
media pembelajaran berbasis TIK pada SMAN wilayah kota Pamekasan yaitu
51,97. Sehingga dapat disimpulkan bahwa efektivitas pemanfaatan media
pembelajaran berbasis TIK pada SMAN di wilayah kota Pamekasan cenderung
cukup memanfaatkan dalam proses pembelajaran.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Aidillah Nurvita Rachman (2013)


dengan judul Analisis Kesesuaian dan Keterlaksanaan Bahan Ajar Modul
Biologi Kelas VIII Semester II di SMP Laboratorium UM menunjukkan hasil
bahwa penerapan dari teknik drilling menggunakan Wondershare Quiz Creator
dalam pengajaran dan pembelajaran bacaan dapat meningkatkan kemampuan
bacaan siswa. Ini dapat diketahui bahwa setelah menerapkan teknik ini ada
perkembangan jumlah siswa yang mendapatkan nilai sama atau diatas 75. Dalam
studi pendahuluan ada 13 siswa (37.14%) yang mendapatkan nilai dalam kategori
bagus (75) tapi setelah menerapkan teknik ini ada 31 murid (91.18%) yang telah
memenuhi kriteria sukses (75). Dari penemuan ini, dapat disimpulkan bahwa
penerapan teknik drilling menggunakan Wondershare Quiz Creator dapat
digunakan untuk meningkatkan kemampuan bacaan siswa dalam aktifitas
pengajaran dan pembelajaran.

Penelitian-penelitian di atas dianggap relevan dengan penelitian yang akan


dilakukan berdasarkan beberapa faktor kesamaan yang dianggap sudah cukup
untuk dikatakan relevan. Beberapa faktor kesamaan tersebut diantaranya adalah:
(1) merupakan penelitian non-eksperimen. (2) mempunyai variabel bebas berupa
modul atau media belajar. (3) menggunakan variabel terikat yang diambil dari
hasil belajar di kelas. Berdasarkan penelitian-penelitian yang relevan tersebut,
akan dilakukan penelitian dengan judul Evaluasi Pemanfaatan Modul Mata
Pelajaran Pemrograman Web Dinamis Kelas X RPL SMK N 2 Singosari.

Anda mungkin juga menyukai