Anda di halaman 1dari 26

TUGAS KULIAH TEKNIK KOMUNIKASI GEOFISIKA

PERMOHONAN TUGAS AKHIR


DIAJUKAN KEPADA

PT. ANEKA TAMBANG


JAKARTA

Oleh:
SUGENGFITRIANTO
NIM. 115.080.053

DAFTAR ISI :

1 1. Permohonan Tugas Akhir


2 2. Proposal Tugas Akhir
3 3. Curiculum Vitae
4

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
Jl. SWK 104 (Lingkar Utara) Condongcatur, Yogayakarta
Telp. (0274) 485733, 486188 Fax (0274) 486400
PROPOSAL TUGAS AKHIR
DIAJUKAN KEPADA

PT. ANEKA TAMBANG


JAKARTA

Disusun Oleh :

SUGENGFITRIANTO
NIM. 115.080.053

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONALVETERAN
YOGYAKARTA
2010
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memperoleh Tugas Akhir di PT. Aneka Tambang Jakarta, sebagai
salah satu syarat kelulusan di Jurusan Teknik Geofisika, Fakultas Teknologi Mineral,
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta tahun akademik
2010/2011.

Diajukan Oleh :

Nama : SUGENG FITRIANTO


Nim : 115.080.053
Jurusan : Jurusan Teknik Geofisika
Fakultas Teknologi Mineral
UniversitasPembangunan NasionalVeteran
Yogyakarta

Yogyakarta,23 Mei 2010

Mahasiswa Dosen Pembimbing

SUGENG FITRIANTO Dra. Yatini, Msi


NIM. 115.080.053 NIP. 030.207.691

Mengetahui
Ketua Jurusan Teknik Geofisika

Ir. Agus Santoso, Msi


NIP. 030.194.852
MENENTUKAN SEBARAN MINERAL ( SULFIDA ) DENGAN
MENGGUNAKAN METODE INDUKSI TERPOLARISASI ( IP )

DIAJUKAN KEPADA
PT ANEKA TAMBANG
JAKARTA

I. PENDAHULUAN
Sesuai dengan kurikulum yang ada di Jurusan Teknik Geeofisika Fakultas
Teknologi Mineral UPN Veteran Yogyakarta TA. 2007/2008 setiap mahasiswa
dalam mencapai gelar kesarjanaan program pendidikan Strata 1 (S1), wajib
melakukan penyusunan skripsi ( Tugas Akhir ) yang topiknya sesuai dengan teori
yang didapat dalam bangku kuliah serta aplikasinya di lapangan kerja.
Interaksi antara mahasiswa dan perusahaan dapat bermanfaat bagi kedua belah
pihak. mahasiswa dapat mengetahui strategi dan metode yang diterapkan dalam
lingkungan perusahaan khususnya di P.T. Aneka Tambang , sedangkan pihak
perusahaan dapat pula mengetahui pemikiran, konsep yang telah dipelajari oleh
mahasiswa untuk kelancaran kegiatan perusahaan dimasa akan datang.
Geolistrik adalah salah satu metode Geofisika yang menganalisa bumi dari sifat
kelistrikannya, karena sesungguhnya azas kelistrikan pun berlaku pada lapisan-
lapisan batuan bawah permukaan dalam arti bahwa hukum-hukum fisika tentang
listrik dapat diterapkan pada aliran listrik dalam lapisan-lapisan batuan. Hal ini
dimungkin karena pada umumnya lapisan-lapisan batuan bawah permukaan tersebut
terdiri atas butiran dan pori-pori yang berisikan fluida. Butiran-butiran tersebut
adalah mineral-mineral yang mempunyai komposisi kimia tertentu. Sementara fluida
yang mengisi pori-pori tersebut melarutkan sebagian dari mineral-mineral tadi
sehingga fluida tersebut bersifat elektrolit atau mampu menghantar arus listrik. Atas
dasar azas kelistrikan tertentu dalam menghantarkan arus listrik. Hal inilah yang
dimanfaatkan dalam metode geolistrik.
II. MAKSUD DAN TUJUAN

II.1. Maksud
Maksud dari pelaksanaan Tugas Akhir ini adalah agara mahasiswa dapat
mengetahui dan belajar proses tahapan- tahapan akuisisi data, pengolahan data
serta interpretasi dari metode geomagnetik pada lapangan sebenarnya yang di
kelola oleh PT. Aneka Tambang selain untuk memenuhi ketentuan dari
kurikulum yang ada di jurusan Teknik Geofisikan UPN veteran Yogyakarta.
Tugas Akhir dilakukan agar mahasiswa dapat melihat dan mengetahui
aplikasi ilmu Geofisika yang berbasis Geologi pada lapangan kerja, selain itu
mahasiswa dapat mengenal alat alat yang dipergunakan dalam Pengambilan
data dan Prosesing data Geofisika yang dipakai dalam perusahaan. Yang
akhirnya dapat mengkorelasikan hasil dari pengamatan alat tersebut dengan
analisa mahasiswa berdasarkan teori yang didapat dari bangku kuliah. Oleh
sebab itu kami berharap memiliki kesempatan untuk dapat kerja praktek pada
PT Aneka Tambang

II.2. Tujuan
Mempermudah pernerapan antara teori dan praktek dari metode
geofisika dengan cara penerapan secara langsung pada dunia kerja.
Dapat mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu yang telah diperoleh
di jenjang perguruan tinggi.
Dapat mengenal, memahami dan mempraktekkan pengolahan data dari
metode induksi terpolarisasi ( IP ) ini.
Menambah wawasan dan pengalaman kerja yang sesungguhnya pada
mahasiswa sebagai bekal untuk terjun ke lapangan kerja nantinya.
Memenuhi salah satu mata kuliah wajib program studi Jurusan Teknik
Geofisika Universitas Pembangunan Veteran Yogyakarta.
Mahasiswa mampu memahami, menerapkan kegiatan eksplorasi
geolistrik, mulai dari akusisi data, pengolahan data, analisis, sampai
interpretasi akhir.
Mengenal serta mampu untuk mengoperasikan dan memahami fungsi
dari alat-alat yang digunakan dalam metode IP dan mengolah data
akusisi dengan menggunakan software Res2DINV.
Mampu menganalisis dan menginterpretasikan hasil pengolahan data
berupa peta kontur resistivitymeter versus kedalaman dan potongan
melintang lapisan batuan tiap lintasan pengukuran.

III. TOPIK TUGAS AKHIR


Topik dari penyusunan skripsi ( tugas akhir ) diharapkan sesuai dengan bidang
ilmu yang ditekuni dan telah diperoleh dibangku kuliah, yaitu :
1. Menentukan sebaran mineral (Sulfida), dengan menggunakan metode induksi
terpolarisasi ( IP )

2. Atau dapat menyesuaikan dengan alternatif topik yang diajukan PT.Aneka


Tambang, dengan mempertimbangkan efektifitas, efisiensi, dan ketersediaan data-
data yang ada pada PT.Aneka Tambang.

IV. LOKASI PENELITIAN


Lokasi Tugas Akhir rencananya akan dilaksanakan pada salah satu perusahaan
pertambangan PT. ANEKA TAMBANG

V. DASAR TEORI
Metode Induced Polarization atau polarisasi terimbas adalah salah satu metode
geofisika yang pada umumnya digunakan untuk eksplorasi base metal dan logam.
Metode Induced Polarization (IP) ini termasuk di dalam metode geolistrik. Dimana
prinsipnya hampir sama yaitu dengan menginjeksikan arus melalui dua elektroda
arus. Besar arus yang diinjeksikan dicata dan dua elektroda potensial digunakan
untuk mengukur potensial yang dihubungkan dengan voltmeter.
Metode Induced Polarization (IP) ini memiliki keunggulan dibandingkan
dengan metode geolistrik yang lainnya, yaitu hasil pengukuran dengan menggunakan
metode IP ini dapat merespon atau mengukur resistivitas dan percent frequency
effect (PFE) secara vertikal dan horizontal.

V.1. Fenomena Induced Polarisasi


Secara praktek, fenomena polarisasi terimbas dapat diterangkan dengan
menggunakan empat elektroda A, B, M, dan N. Dimana A dan B sebagai elektroda
arus yaitu digunakan untuk menginjeksikan arus ke dalam tanah sedangkan M dan N
sebagai elektroda potensial yang digunakan untuk mengukur besarnya beda
potensial.
Pada beberapa kasus, perbedaan potensial yang terukur tidak langsung naik
atau turun secara drastis sesaat setelah arus diinjeksikan atau di matikan. Kurva
variasi perbedaan potensial terhadap waktu yang dihasilkan berbentuk asimtotik
dengan perbedaan potensial (V) mendekati tak hingga atau nol.

V.2. Sumber Efek Induced Polarisasi


Selama arus dialirkan ke dalam tanah, maka terjadi penyimpanan energi di
dalam material yang dialiri oleh arus. Secara teori, penyimpanan ini akan terjadi
dalam berbagai bentuk energi yaitu energi mekanik, energi listrik dan energi kimia.
Namun dari hasil penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa energi kimia ini
mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam proses terjadinya fenomena induced
polarization.
Energi kimia ini tersimpan sebagai hasil dua peristiwa yaitu :
1. Variasi mobilitas ion dalam cairan sepanjang struktur batuan
Peristiwa ini akan menghasilkan suatu efek yang disebut dengan
membran or electrolyte polarization atau normal IP effect. Peristiwa
pertama ini dapat terjadi jika batuan tidak mengandung mineral metal
(metallic mineral).
2. Variasi ion dan konduktivitas elektronik
Peristiwa ini dipengaruhi oleh keberadaan mineral logam dalam
batuan, yang akan menimbulkan efek yang disebut dengan elektrode
polarization or overvoltage.

V.3. Timbulnya Polarisasi Pada Batuan


Ada dua penyebab timbulnya polarisasi pada batuan yaitu :
a. Polarisasi Membran
Polarisasi membran terjadi pada pori-pori batuan yang mengandung mineral
lempung yang bermuatan negatif yang mengalami kontak dengan larutan. Karena
muatannya negatif, mineral lempung akan mampu menarik ion-ion positif sehingga
membentuk awan positif disekitar permukaannya dan meluas pada elektrolit.
Penumpukan muatan ini akan menghambat jalannya arus listrik yang melaluinya
sehingga terjadilah hambatan disepanjang pori-pori batuan yang mengandung
mineral lempung. Dengan terbentuknya hambatan-hambatan berupa membran-
membran, maka mobilitas ion akan berkurang sehingga terbentuklah gradien
konsentrasi ion-ion yang menentang arus listrik yang melaluinya. Gejala ini
menunjukkan adanya polarisasi.

a.

b. (-)
(+)

Muatan Positif Muatan Positif

Gambar 3. (a) Keadaan normal ion pada batupasir porous sebelum ada arus, (b)
Polarisasi membran pada batupasir sesudah dialiri arus. Sumber: M. Telford
(1990;704)
b. Polarisasi Elektrode
Polarisasi elektrode adalah polarisasi yang terjadi jika mineralnya konduktif
dari batuan kontak dengan larutan didalam pori-pori batuan. Mineral batuan yang
mengandung mineral konduktif dipandang sebagai suatu elektrode yang berada di
dalam elektrolit, sehingga mula-mula akan terjadi proses oksidasi dan reduksi (reaksi
redoks) karena timbulnya beda potensial antara mineral konduktif dengan larutan
sampai terjadi keseimbangan. Dalam keadaan setimbang ini akan terjadi proses
penggabungan dan pelepasan muatan antara logam dan larutan dalam jumlah yang
sama, dan sama sekali tidak ada arus yang mengalir. Apabila ada gangguan luar,
misalnya pengaruh arus yang dialirkan, maka keadaan setimbang akan terganggu
sehingga akan timbul polarisasi pada elektrolit yang dikenal sebagai polarisasi
elektrode.

a.

b.
(-)
(+)

Muatan Positif Muatan Positif

Gambar 4. Efek polarisasi pada batuan. Gerak muatan di dalam elektrolit pada
pori-pori (atas). Sumbatan oleh mineral logam menyebabkan polarisasi elektroda
pori (bawah). Sumber: M. Telford (1990;704)

V.4. Prinsip Pengukuran


Ada tiga cara pengukuran dengan menggunakan metode Induced Polarization,
yaitu :
1. Pengukuran dalam kawasan waktu (Time Domain Measurement)
Pengukuran dalam kawasan waktu ini menggunakan arus DC. Prinsip
pengukuran dalam kawasan waktu adalah dengan mengalirkan arus listrik berbentuk
persegi panjang melalui sepasang elektrode arus dan mengukur beda potensial yang
timbul pada sepasang elektrode potensial setelah arus utama dimatikan, sehingga
sampai ketingkat tanggap atau respon sekunder dan meluruh terhadap waktu.

Besaran pengukur derajat terpolarisasi terdiri dari :


a. Milivolt per volt dan prosen Induced Polarization (IP)
Milivolt per volt dan prosen induced polarisasi merupakan besaran
pengukur derajat terpolarisasi yang paling sederhana, yaitu mengukur tegangan
residual pada waktu tertentu setelah arus diputuskan. Tegangan residual ini sangat
kecil sehingga umumnya dinyatakan dalam milivolt, sedangkan tegangan normal
dalam volt. Akibatnya efek IP yang timbul sering dinyatakan dalam milivolt per volt
(mV/V).
b. Chargeability
Chargeability merupakan besaran makro yang tergantung pada jenis
bahan dan selang waktu pengukuran, yang dapat didefinisikan :
Vo V1
m (1)
Vo

Dengan V1 adalah tegangan polarisasi pada saat arus diputus sedangkan


Vo adalah tegangan pada arus mengalir. Namun, dalam prakteknya sulit menentukan
V1 tetapi kita hanya dapat menentukan tegangan residual, V(t) pada waktu yang
singkat setelah arus diputuskan sehingga persamaan (1) dapat dituliskan :
Vo V( t ) V( t ) 1
m 1 1 IP(%) (2)
Vo Vo 100

2. Pengukuran dalam kawasan frekuensi (Frequency domain measurement)


Pengukuran dalam kawasan frekuensi ini menggunakan arus AC. Prinsipnya
adalah dengan mengalirkan arus listrik ke dalam tanah dalam dua frekuensi yang
berbeda dalam waktu tertentu. Alasan penggunaan dua frekuensi yang berbeda ini
adalah bahwa setiap bahan memiliki tanggap atau respon yang berbeda untuk jenis
arus tertentu yang sama frekuensinya. Tegangan yang dihasilkan mencerminkan sifat
polarisasi bahan yang bersangkutan. Biasanya range frekuensi yang digunakan dalam
frequency domain measurement berkisar antara 0,1 sampai 10 Hz.

Besaran pengukur derajat terpolarisasi terdiri dari :


a. Percent Frequency Effect (PFE)
Percent Frequency Effect (PFE) merupakan hubungan antara efek
frekuensi dengan jumlah kandungan mineral sulfida (logam). Definisi
Frequency Effect dan Percent Frequency Effect dapat dilihat pada persamaan
(3) dan (4), yaitu :
( DC AC )
fe (3)
AC

pfe
DC AC x100%
(4)
AC
Dengan DC adalah resistivitas yang diukur dengan menggunakan arus
DC dan AC merupakan resistivitas yang diukur dengan menggunakan arus AC.
Namun pada prakteknya pengukuran dalam kawasan frekuensi dibuat dengan
cara mengukur arus pada dua atau lebih frekuensi dalam range 0.1 10 Hz,
dengan memakai asumsi DC adalah resistivitas yang diukur pada frekuensi
rendah sedangkan AC adalah resistivitas yang diukur pada frekuensi tinggi.
Hal-hal yang dapat mempengaruhi nilai PFE adalah ukuran mineral
konduktif, volume mineral terhadap kedalaman mineral dan tahanan rata-rata
batuan background.
b. Metal Faktor (MF)
Efek induced Polarization (IP Effect) bervariasi terhadap resistivitas
efektif dari host rock, tipe elektrolit, suhu, ukuran pori dan lain-lain. Parameter
Metal Faktor (MF) ini yang pertama kali diperkenalkan oleh
Marshall&Madden (1959) digunakan untuk mengkoreksi beberapa variabel di
atas.
Parameter Metal Faktor (MF) ini didefinisikan melalui persamaan (5),
yaitu :
2x10 5 DC AC 2x10 5 fe PFE
MF x10 3 (5)
DC AC DC DC / 2
dengan satuan MF adalah mhos/ft atau mhos/m. Parameter Metal Faktor (MF)
berguna untuk mendefinisikan daerah yang memiliki kandungan sulfida yang
konduktif dan polarisabel yang ditunjukkan oleh harga PFE yang lebih tinggi
dan DC yang lebih rendah daripada lingkungannya.
c. Pengukuran Sudut Phase (Phase Angle Measurement)
Pengukuran sudut fase ini dilakukan dengan mengukur perbedaan sudut
fase antara sinyal tegangan yang diterima dan masukan bentuk gelombang
(waveform) arus, dengan memakai asumsi bentuk gelombangnya adalah
sinusoidal.
Pada tahanan jenis, sudut fase adalah arcus tangen antara perbandingan
komponen imajiner tahanan jenis dengan komponen realnya, didefinisikan :
Im
tan 1 (6)
Re

V.5. Efek Gangguan dalam Pengukuran Metode Induced Polarisasi


Untuk memperoleh hasil pengukuran yang akurat, maka data yang pengukuran
harus diusahakan bebas dari noise. Namun, hal ini tidaklah mungkin karena di alam
noise tidak dapat dihilangkan. Untuk itu, kita harus mengenal beberapa efek
gangguan dalam pengukuran metode Induced Polarization sehingga kita akan
mendapatkan data lapangan yang seminimal mungkin dipengaruhi oleh noise (good
signal to noise ratio).

1. Pengukuran dalam Kawasan Waktu


Stray current
Stray current ini berupa arus yang mempunyai frekuensi rendah,
hanya beberapa Hz saja. Keberadaan stray current ini sangat
berpengaruh terhadap keakuratan data hasil pengukuran.
Self Potensial
Keberadaan Self Potensial di alam diakibatkan oleh adanya
vein-vein logam tertentu atau adanya fenomena filtrasi elektro. Arus
alam ini akan menghasilkan perbedaan potensial yang besarnya dapat
mencapai puluhan milivolt.
Untuk meminimalisir efek self potensial dalam pengukuran
dengan menggunakan metode induced polarisasi, maka yang harus
dilakukan adalah tetap menjaga sinyal masukan tetap dalam batas
skala pengukuran.
Noise yang ditimbulkan oleh elektroda
Sebelum dilakukan akuisisi data pada pengukuran dalam
kawasan waktu, harus terlebih dahulu dipastikan bahwa elektrode
potensial telah ditanamkan cukup dalam di dalam tanah. Hal ini
dilakukan untuk menghindari adanya fenomena elektrokimia pada saat
terjadinya kontak antara elektrode dengan tanah.
Arus tellurik
Keberadaan arus tellurik ini dapat menyebabkan terjadinya
kesulitan dalam pengukuran. Hal ini disebabkan karena keberadaan
arus tellurik ini dapat menyebabkan kurva asimtotik zero polarisasi
terimbas mempunyai variasi yang konstan terhadap waktu, cenderung
mengikuti fluktuasi arus tellurik.
Untuk meminimalkan efek ini, sebaiknya dilakukan
pembacaan harga potensial beberapa kali dan memperkecil waktu
untuk satu kali siklus pembacaan dilakukan karena arus tellurik
mempunyai periode yang cukup besar.
Noise akibat frekuensi dari arus di kabel pengukuran
Jika kabel yang digunakan untuk menyambung elektrode
potensial dan receiver terlalu panjang maka dapat memungkinkan
terjadinya induksi yang disebabkan oleh medan magnet alam.
Untuk mencegah noise ini sebaiknya receiver berpindah untuk
setiap stasiun sehingga kabel yang digunakan untuk menyambungkan
elektroda potensial dan receiver dapat sependek mungkin.

2. Pengukuran dalam kawasan Frekuensi


Efek gangguan (noise) yang dapat timbul pada pengukuran dalam
kawasan frekuensi adalah adanya arus yang mempunyai frekuensi yang lebih
tinggi (sekitar 50-60 Hz) dari frekuensi yang digunakan dalam pengukuran
metode induced polarisasi. Gangguan ini akan muncul, terutama, jika daerah
penelitian merupakan kawasan industri.

VI. METODE

Secara garis besar, survey metode induksi terpolarisasi ( IP ) dapat dilihat


dibawah ini :
MULAI
Informasi Study
geologi literatur
Study
pendahuluan

Orientasi lapangan

Desain survey

Pengambilan data lapangan

Data lapangan

Pseudodepth kontur
Resistivitas dan PFE

Analisa kualitatif

KESIMPULAN SELESAI

VII. METODE PEGUMPULAN DATA

Salah satu desain survey pengukuran IP adalah menggunakan metode


konfigurasi dipole-dipole yaitu elektroda arus C1,C2 diletakkan pada jarak a,
elektroda potensial P1,P2 juga berjarak a dan C2,P1 = an, dimana n=1,2,3,dst dalam
satu garis survey.

C1 C2 P1 P2 Permukaan bumi

a an a

data untuk
n=1

data untuk
n=2

data untuk
n=3

Gambar 5. Susunan elektroda konfigurasi dipole-dipole

Didalam metode IP data parameter yang dicari antara lain :

a. Tegangan primer (Vp)

Tegangan yang diukur elektroda potensial pada saat arus diinjeksikan kedalam
bumi.

b. Chargeability (M)

Merupakan parameter IP yang akan diukur selama arus listrik diputuskan


kedalam bumi dan nilainya bergantung pada medium dan selang waktu
pengukuran,

M= 1 t1 t2 Vs (t)dt

Dimana t1 dan t2 adalah batas batas integrasi dan I = besar arus yang diinjeksikan.

c. IP Effect

Dirumuskan :
IP Effect = Vs (t1) X 100 %

Vp

Dimana Vs(t1) adalah tegangan pada saat arus diputus.

d. Faktor Geometri

Perhitungan K didasarkan pada rumusan distribusi potensial pada dipole arus

V = I 1 1 1 1

2 C1P1 C1P2 C2P1 C2P2

Informasi posisi elektroda diperoleh dari masuka posisi elektroda pengukuran


dilapangan.

e. Resistivitas semu (a)

Dirumuskan :

a = K Vp
I

1. Konfigurasi Elektrode Akuisisi Data Metode Induced Polarisasi

Konfigurasi elektrode yang sering digunakan dalam akuisisi data metode


Induced Polarization (IP) adalah konfigurasi dipole-dipole. Konfigurasi ini
menggunakan dua elektrode arus (A dan B) dan dua elektrode potensial (M dan N).
Disebut dipole-dipole karena, misalkan l1 = AB, l2 = MN dan L =xy spasi dengan x
adalah titik tengah antara dua elektrode potensial (MN) dan y adalah titik tengah
antara dua elektrode arus (AB). Dalam prakteknya, sering digunakan simmetrical
dipole-dipole array (konfigurasi dipole-dipole simetri) karena l1=l2 dan BM = xy l=
L l =nl.
|D| = |AB| = |MN|

Dipole dipole D D
0
A B Line

M N
XC

XP

Gambar 6. Konfigurasi dipole-dipole dengan jarak yang dimasukkan XC dan XP


yang dimasukkan pada pengaturan spacing pada alat syscal(v 11.5++).

2. Pseudodepth Section

Pseudodepth Section merupakan gambaran penampang vertikal dari suatu


irisan dimana terdapat titik-titik ploting (plotting points) yang digambarkan dalam
suatu kedalaman yang berbeda berdasarkan posisi elektrode arus dan elektrode
potensial. Titik tersebut membentuk suatu sudut sebesar 45o yang terletak antara
posisi tengah receiver dan posisi transmitter yang berubah-ubah dengan kerapatan n.
Hasil pengolahan data dapat ditampilkan dalam bentuk Pseudodepth Section yang
mana besarnya tahanan jenis semu (apparent resistivity) tergantung pada jarak spasi
elektrode yang digunakan. Besarnya penetrasi yang didapatkan pada suatu
kedalaman tertentu adalah :
1
Perlapisan bumi secara vertikal untuk n = 1 adalah a
4
1
Perlapisan bumi secara vertikal untuk n = 2 adalah a
2
Perlapisan bumi secara vertikal untuk n = 3 adalah a
Perlapisan bumi secara vertikal untuk n = 4 adalah 2a
1
Perlapisan bumi secara vertikal untuk n = 5 adalah 2 a
2

3. Data Yang di Ambil

Pada Metode Induced Polarization dalam kawasan waktu data yang dicatat
berbeda dengan metode Induced Polarization dalam kawasan frekuensi. Data yang
dicatat tersebut adalah besarnya harga beda potensial (V), arus (I) sehingga akan
dapat diperoleh harga resistivitas semu, selainitu data yang dicatat adalah besarnya
harga chargeability (M) dan self potensial (SP).

VIII. METODE PENGOLAHAN DATA


Tahapan-tahapan pengolahan data dalam metode Induced Polarization dalam
kawasan waktu adalah :
1. Menghitung resistivitas semu (Apparent resistivity)
Pada pengolahan data ini resistivitas yang dihitung adalah
resistivitas semu karena bumi memiliki bukanlah suatu tempat yang
homogen. Resistivitas semu ini dihitung dengan menggunakan
persamaan (7) di bawah ini. Persamaan (7) yang lebih dikenal dengan
sebutan hukum ohm merupakan persamaan dasar dalam metode
geolistrik.
V
app K (7)
I
Dengan V adalah harga tegangan terukur, I adalah besar arus yang
diinjeksikan dan K adalah faktor geometri dari konfigurasi elektroda
dipole-dipole.
Besarnya harga K ini dapat dihitung melalui persamaan (8) dibawah
ini.
K an n 1 n 2 (8)
Dengan a dalah spasi pengukuran, dan n adalah penetrasi.
2. Chargeability
Alat Syscal sudah secara otomatis menghitung besarnya harga
Chargeability sesuai dengan persamaan (1) dan (2). Harga chargeability
yang diperoleh dalam satuan milivolt per volt (mV/V).
3. Mengukur posisi dan kedalaman titik pengukuran
Posisi dan kedalaman ini dihitung dengan menggunakan
rumusan yang dipakai oleh PT. Aneka Tambang, Tbk dalam pengolahan
data metode IP dalam kawasan waktu.
4. Membuat peta anomali penampang tegak resistivitas semu, dan
chargeability dengan menggunakan RES2DINV.

Mulai

Pengambilan data lapangan


(konfigurasi dipole-dipole)

Data Lapangan
I(mA), V(mV), SP (V) dan M (mV/V)
Informasi app dan M
Geologi

Pseudodepth section
dengan RES2DIVN

Peta Kontur SP dengan


Surfer (8)

Interpretasi

KESIMPULAN

Selesai

Gambar7. Diagram Alir Pengolahan Data Induced Polarisasi

IX. METODE INTERPRETASI

Penafsiran data dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Untuk


pengukuran secara kualitatif, analisis dilakukan pada peta geologi lapangan daerah
penelitian yang terdahulu yang digabungkan dengan penampang nilai resistivity,
chargeability dan SP yang diolah dengan sofware RES2DINV, sedangkan
Interpretasi kualitatif bertujuan untuk mengetahui keberadaan benda penyebab
anomali berdasarkan hasil analisis pada klosur-klosur yang terdapat pada kontur
anomali nilai resistivitas, chargebilitas serta nilai SP. Hasil yang diperoleh adalah
perkiraan lokasi serta kedalaman dari benda penyebab anomali berdasarkan klosur
kontur.

X. WAKTU PENELITIAN
Waktu pelaksanaan kegiatan penyusunan skripsi ( Tugas Akhir ) ini di
rencanakan selam 2 bulan yaitu pada bulan 15 September 24 November 2008
setelah di sesuaikan dengan jadwal akademik atau pada waktu lain yang telah
ditentukan oleh perusahaan.
Rencana kerja yang di usulkan :

Pekan
Jenis Kegiatan

ke 1 ke 2 ke 3 ke 4 ke 5 ke 6 ke 7 ke 8 ke 9 ke 10

Studi Literatur

Desain survey

Pengumpulan Data

Pengolahan Data
Analisis Data dan
Konsultasi

Evaluasi dan Laporan

XI. ALAT dan FASILITAS

Alat :
Peralatan yang digunakan dalam pengambilan data dengan menggunakan metode
Induced Polarization (IP) terimbas terdiri dari :
o Alat Induksi Polarisasi
o Sumber energi listrik cadangan (Accu)
o 2 Gulung kabel arus
o 2 Gulung kabel potensial
o 2 Elektroda arus
o 2 Elektroda potensial
o Meteran @ 100 meter
o Multitester
o GPS (Global Positioning System)
o Alat komunikasi (Handy Talky)
o Kompas Geologi
o Palu Geologi
o Peta geologi daerah penelitian (skala 1: 100
o Buku lapangan, alat tulis, lembar data
o 1 buah payung

Fasilitas:
1. Akses ke perpustakaan
2. Akses ke internet
3. Akses untuk penggandaan data

XII. PEMBIMBING

Untuk pembimbing di lapangan diharapkan dapat disediakan oleh pihak


perusahaan, sedangkan untuk pembimbing di kampus dari salah satu staf pengajar
pada Jurusan Teknik Geofisika Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Yogyakarta.

XIII. PENUTUP
Diberikannya kesempatan kepada kami untuk melakukan Tugas Akhir di
perusahaan PT. Aneka Tambang diharapkan dapat membuka wawasan mahasiswa
pada bidang Teknik Geofisika yang dipakai dalam dunia perusahaan serta
mengenalkan dan mendekatkan mahasiswa pada lingkungan kerja yang sebenarnya.
Kesempatan yang diberikan oleh pihak perusahaan dalam hal ini PT Aneka Tambang,
tentunya akan kami manfaatkan semaksimal mungkin yang hasilnya akan disusun
dalam bentuk laporan hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Grant, FS West, 1965, Interpretation Theory In applied Geophysics, McGraw Hill


Cooporation.

W.M. Telpord, L.P. Geldart, R.E. Sheriff, D. A, Keys, 1979, Applied Geophysics,
Cambridge University Press.
CURICULUM VITAE

INFORMASI PRIBADI
Nama SUGENG FITRIANTO
Magelang, 27 April 1990
Tempat dan Tanggal Lahir
Pria
Jenis Kelamin Indonesia
Islam
Kewarganegaraan
170 cm/60 kg
Agama 085743437979
sugengfitrianto@ymail.com
Tinggi/Berat Badan
Mahasiswa
HP Belum Nikah
RT3/RW3 Krajan,Bligo,Ngluwar,Magelang,Jateng
E-mail
Pekerjaan
Status
Alamat

PENDIDIKAN FORMAL

1996 - 1999 SD Negeri Surodadi 2


SD Negeri Bligo 1
1999 - 2002
SMPN I Ngluwar,Magelang,Jateng
2002 - 2005 SMAN Tidar,Magelang,Jateng
Mahasiswa Teknik Geofisika Universitas Pembangunan
2005 - 2008
Nasional veteran Yogyakarta.
2008 - Sekarang

Anda mungkin juga menyukai