Anda di halaman 1dari 10

Kelompok 1

Eri Komalasari
Kristina Natalia
Teddy Kurniawan Y.P

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) YATSI


Jalan Prabu Siliwangi (Jalan Raya Pasar Kemis) Km. 3 Telp. (021) 5921132
Tangerang-Banten
Daftar Isi

Daftar Isi ...................................................................................................... i


Definisi .................................................................................................... 1
Etiologi ..................................................................................................... 1
Macam macam Trauma Persalinan................................................................... 1
Pengertian kaput Suksedaneum........................................................................ 2
Etiologi .................................................................................................... 2
Manifestasi Klinis............................................................................................ 3
Pathofisiologi ................................................................................................. 3
Komplikasi ..................................................................................................... 3
Pemeriksaan penunjang................................................................................... 4
Penatalaksaan ................................................................................................. 4
Asuhan Keperawatan..................................................................................... 6
Kesimpulan ................................................................................................... 7
Daftar Pustaka .............................................................................................. 8

i
1.1. Definisi
Trauma kelahiran adalah kelahiran pada bayi baru lahir yang terjadi karena trauma
kelainan akibat tindakan, cara persalinan / gangguan yang diakibatkan oleh kelainan
fisiologik persalinan (Sarwono Prawirohardjo, 2001 :229).

1.2. Etiologi
Menurut Menurut A.H. Markum dkk (1991 : 266)
Makrosomia
Mal presentasi (bagian terendah janin yang tidak sesuai)
Presentasi ganda (bagian terendah janin lebih dari 1 bagian)
Disproporsi sephalo pelvik (ketidak sesuaian panggul dan kepala janin)
Kelahiran dan tindakan (proses persalinan yang tidak spontan tapi dengan
menggunakan alat)
Persalinan lama (persalinan yang lebih dari 24 jam)
Persalinan presipitatus (persalinan dimana gejala Kala I tidak dirasakan sakit dan
berakhir dengan lahirnya bayi)
Bayi kurang bulan (bayi lahir dengan usia kehamilan 22 26 minggu)
Distosia bahu (kemacetan bahu)

1.3. Macam Macam Trauma Persalinan


susunan saraf
1. Paralis Pleksus Brakialis
2. Paralisis Nervus Frenikus
3. Kerusakan Medulla Spinalis
4. Paralisis Pita Suara
Fraktur (Patah Tulang)
1. Fraktur Tulang Tengkorak
2. Fraktur Tulang Klavikula
3. Fraktur Tulang Humerus
4. Fraktur Tulang Femur
Jaringan lunak
1. Kaput Suksedaneum
2. Sefalohematoma
3. Perdarahan Subafoneurosis

1
4. Trauma Muskulus Sternokleido-Mastoideus
5. Perdarahan Subkunjungtiva

1.4. Pengertian kaput Suksedaneum


Caput succedaneum ini ditemukan biasanya pada presentasi kepala, sesuai dengan
posisi bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi oedema sebagai akibat
pengeluaran serum dari pembuluh darah. Caput succedaneum tidak memerlukan
pengobatan khusus dan biasanya menghilang setelah 2-5 hari.(Sarwono
Prawiroharjo.2002)

1.5. Etiologi
Banyak hal yang menjadi penyebab terjadinya caput succedaneum pada bayi baru
lahir(Obstetri fisiologi,UNPAD, 1985, hal 254), yaitu :
1. Persalinan lama
Dapat menyebabkan caput succedaneum karena terjadi tekanan pada jalan
lahir yang terlalu lama, menyebabkan pembuluh darah vena tertutup, tekanan dalam
vena kapiler meninggi hingga cairan masuk kedalam cairan longgar dibawah
lingkaran tekanan dan pada tempat yang terendah.

2
2. Persalinan dengan ekstraksi vakum
Pada bayi yang dilahirkan vakum yang cukup berat, sering terlihat adanya
caput vakum sebagai edema sirkulasi berbatas dengan sebesar alat penyedot vakum
yang digunakan.
3. His cukup kuat, makin kuat his, makin besar caput suksedaneum

1.6.Manifestasi klinis
1. Adanya edema dikepala berwarna kemerahan
2. Pada perabaan teraba lembut dan lunak
3. Edema melampaui sela-sela tengkorak
4. Batas yang tidak jelas
5. Biasanya menghilang 2-3 hari tanpa pengobatan

1.7.Patofisiologi
Kelainan ini timbul karena tekanan yang keras pada kepala ketika memasuki jalan
lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai pengeluaran cairan
tubuh ke jaringan ekstra vaskuler. Benjolan caput ini berisi cairan serum dan sering
bercampur dengan sedikit darah. Benjolan dapat terjadi sebagai akibat bertumpang
tindihnya tulang kepala di daerah sutura pada suatu proses kelahiran sebagai salah satu
upaya bayi untuk mengecilkan lingkaran kepalanya agar dapat melalui jalan lahir.
Umumnya moulage ini ditemukan pada sutura sagitalis dan terlihat segera setelah bayi
lahir. Moulage ini umumnya jelas terlihat pada bayi premature dan akan hilang sendiri
dalam satu sampai dua hari.

1.8.Komplikasi
1. Infeksi
Infeksi pada caput succedaneum bisa terjadi karena kulit kepala terluka.
2. Ikterus
Pada bayi yang terkena caput succedanieum dapat menyebabkan ikterus karena
inkompatibilitas faktor Rh atau golongan darah A, B, O antara ibu dan bayi.
3. Anemia
Anemia bisa terjadi pada bayi yang terkena caput succedanieum karena pada benjolan
terjadi perdarahan yang hebat atau perdarahan yang banyak.

3
1.9.Pemeriksaan Penunjang
Sebenarnya dalam pemeriksaan caput succedaneum tidak perlu dilakukan
pemeriksaan diagnostik lebih lanjut melihat caput succedaneum sangat mudah untuk
dikenali. Namun juga sangat perlu untuk melakukan diagnosa banding dengan
menggunakan foto rontgen (X-Ray) terkait dengan penyerta caput succedaneum yaitu
fraktur tengkorak, koagulopati dan perdarahan intrakranial.

1.10. Penatalaksaan medis


Menurut Nelson dalam Ilmu Kesehatan Anak (Richard E, Behrman.dkk.2000),
Pembengkakan pada caput succedaneum dapat meluas menyeberangi garis tengah atau
garis sutura. Dan edema akan menghilang sendiri dalam beberapa hari. Pembengkakan
dan perubahan warna yang analog dan distorsi wajah dapat terlihat pada kelahiran
dengan presentasi wajah. Dan tidak diperlukan pengobatan yang spesifik, tetapi bila
terdapat ekimosis yang ektensif mungkin ada indikasi melakukan fisioterapi dini untuk
hiperbilirubinemia.
Moulase kepala dan tulang parietal yang tumpang tindih sering berhubungan dengan
adanya caput succedaneum dan semakin menjadi nyata setelah caput mulai mereda,
kadang-kadang caput hemoragik dapat mengakibatkan syok dan diperlukan transfusi
darah.
Berikut adalah penatalaksanaan secara umum yang bisa diberikan pada anak dengan
caput succedaneum :
1. Bayi dengan caput succedaneum diberi ASI langsung dari ibu tanpa makanan
tambahan apapun, maka dari itu perlu diperhatikan penatalaksanaan pemberian ASI
yang adekuat dan teratur.
2. Bayi jangan sering diangkat karena dapat memperluas daerah edema kepala.
3. Atur posisi tidur bayi tanpa menggunakan bantal
4. Mencegah terjadinya infeksi dengan :
Perawatan tali pusat
Personal hygiene baik

4
5. Berikan penyuluhan pada orang tua tentang :
1. Perawatan bayi sehari-hari, bayi dirawat seperti perawatan bayi normal.
2. Keadaan trauma pada bayi , agar tidak usah khawatir karena benjolan akan
menghilang 2-3 hari
6. Berikan lingkungan yang nyaman dan hangat pada bayi.
7. Awasi keadaan umum bayi.

5
1.11. Asuhan keperawatan
Diagnosa Keperawatan
No Data Fokus Diagnosa Keperawatan
1 S : orang tua pasien mengatakan Domain 9. Koping/Toleransi Stres
anaknya terdapat benjolan di Kelas 2. Respons Koping
bagian kepalanya. 00146-Ansietas
O : -di bagian kepala pasien terdapat
benjolan berwarna merah
-Orang tua pasien tampak gelisah
dan takut dengan kondisi anaknya

2 S : orangtua pasien mengatakan Domain 6. Persepsi diri


anaknya terdapat benjolan di Kelas 3. Citra Tubuh
bagian kepalanya 00118-Gangguan Citra Tubuh
O : -di bagian kepala pasien terdapat
benjolan berwarna merah.
-benjolan sebesar 8 cm
3 S : orang tua klien mengatakan Domain 12. Kenyamanan
merasa gelisah dengan kondisi pasien. Kelas 1. Kenyamanan fisik
O : orang tua pasien tampak ansietas 00214-Gangguan Rasa Nyaman

Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Nanda Noc Nic
1 Domain 9. Setelah dilakukan tindakan Domain 3. Perilaku
Koping/Toleransi keperawatan selama 31-45 menit. (lanjutan)
Stres Dengan kriteria hasil yang di Kelas T. Peningkatan
Kelas 2. Respons harapkan : Kenyamanan Psikologis
Koping Domain III- Kesehatan 5880-Teknik Menenangkan
00146-Ansietas Psikososial Pertahankan sikap yang
Kelas M. Kesejahteraan Fisiologis tenang dan hati hati.
1211-Tingkat Kecemasan Kurangi stimuli yang
121117-Rasa cemas yang di menciptakan perasaan
sampaikan secara lisan (2-4) takut maupun cemas.
121116-Rasa takut yang di Peluk dan beri
sampaikan secara lisan (3-4) kenyamanan pada bayi
atau anak
2 Domain 6. Persepsi Setelah dilakukan tindakan Domain 3. Perilaku
diri keperawatan selama 31-45 menit. Kelas R. Bantuan Koping
Kelas 3. Citra Tubuh Dengan kriteria hasil yang 5200-Peningkatan citra
00118-Gangguan diharapkan : tubuh
Citra Tubuh Domain III-Kesehatan Psikososial Tentukan harapan citra
Kelas M. Kesejahteraan diri pasien didasarkan
Psikologis pada tahap
1200 Citra tubuh perkembangan.
120007-Penyesuaian terhadap Monitor pernyataan yang
perubahan tampilan fisik (2-4) mengidentifikasi citra
120005-Kepuasan dengan

6
penampilan tubuh (3-4) tubuh mengenai ukuran
dan berat badan.
Monitor apakah pasien
bisa melihat bagian tubuh
mana yang berubah.
Tentukan perubahan fisik
saat ini apakah
berkontribusi pada citra
diri pasien.
3 Domain 12. Setelah dilakukan tindakan Domain 3. Perilaku
Kenyamanan keperawatan selama 31-45 menit. Kelas T. Peningkatan
Kelas 1. Dengan kriteria hasil yang di kenyamanan Psiokologis
Kenyamanan fisik harapkan: 5820-Pengurangan
00214-Gangguan Domain V. Kondisi Kesehatan Kecemasan
Rasa Nyaman yang dirasakan Gunakan pendekatan
Kelas U. Kualitas Kesehatan & yang tenang dan
Kehidupan menyakinkan
2008-Status Kenyamanan Nyatakan dengan jelas
200801-Kesejahteraan fisik (2-4) harapan terhadap perilaku
200803-Kesejahteraan psikologis klien
(2-4) Dukung penggunaan
mekanisme koping yang
sesuai.
Ciptakan atmosfer rasa
aman untuk
meningkatkan
kepercayaan

1.12. Kesimpulan
Trauma kelahiran adalah kelahiran pada bayi baru lahir yang terjadi karena
trauma kelainan akibat tindakan, cara persalinan / gangguan yang diakibatkan oleh
kelainan fisiologik persalinan (Sarwono Prawirohardjo, 2001 :229)
Caput succedaneum adalah pembengkakan yang edematosa atau kadang-kadang
ekimotik dan difus dari jaringan lunak kulit kepala yang mengenai bagian yang telah
dilahirkan selama persalinan verteks. Edema pada caput suksadenum dapat hilang pada
hari pertama, sehingga tidak diperlukan terapi. Tetapi jika terjadi ekimosis yang luas,
dapat diberikan indikasi fototerapi untuk kecenderungan hiperbilirubin. Kadang-kadang
caput suksadenum disertai dengan molding atau penumpangan tulang parietalis, tetapi
tanda tersebut dapat hilang setelah satu minggu.(Sarwono, 2001)

7
Daftar Pustaka

Heather HerdmanT. 2014. Nursing diagnosis Edisi 10.Chincester : Wiley Blackwell.


Huda Nurarif A. 2013.Aplikasi NANDA NIC-NOC Jilid 1.Yogyakarta : Meat Action
Publishing
M. Bulechek G. 2013. Nursing Intervensions Classification (NIC) Edisi 6.USA : Mosby
Elseiver
Moorhead Sue.2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) Edisi 5.USA : Elseiver
Sarwono Prawirohardjo, 2001, Asuhan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
http://syamsudin-kangoufu.blogspot.co.id/2013/12/makalah-trauma-persalinan.html
http://akperla.blogspot.co.id/2009/06/trauma-persalinan.html

Anda mungkin juga menyukai