PENDAHULUAN
Salah satu penyakit kelemahan otot yang sering dijumpai dalam klinis adalah
gangguan transmisi neuromuskuler myasthenia gravis. Myasthenia Gravis adalah
penyakit neuromuskuler yang menggabungkan kelelahan cepat otot volunter dan
waktu penyembuhan yang lama. Myathenia gravis merupakan penyakit kronis yang
disebabkan oleh gangguan transmisi neuromuskuler asetilkolin pada membran
postsinaps. Pada kasus ringan, myasthenia menyebabkan kelemahan otot-otot pada
mata dan menimbulkan ptosis. Sedangkan pada moderate kasus, myasthenia
menyebabkan kesulitan berbicara, mengunyah, menelan, bernafas, dan kelemahan
pada anggota gerak badan. (Hartwig, 2011)
Miastenia gravis adalah kelemahan otot yang cukup berat dimana terjadi
kelelahan otot-otot secara cepat dengan lambatnya pemulihan (dapat memakan
waktu 10 hingga 20 kali lebih lama dari normal) (Corwin, 2011). Myasthenia gravis
mempengaruhi sekitar 400 per 1 juta orang. Kelemahan otot yang parah yang
disebabkan oleh penyakit tersebut membawa sejumlah komplikasi lain, termasuk
kesulitan bernapas, kesulitan mengunyah dan menelan, bicaracadel, kelopak mata
murung dan kabur atau penglihatan ganda.
1|Keperaw atan Gaw at Darurat P rof es i N ers UMJ
Myasthenia gravis dapat mempengaruhi orang-orang dari segala umur. Namun
lebih sering terjadi pada para wanita, yaitu wanita berusia antara 20 dan 40 tahun.
Pada laki-laki lebih dari 60 tahun. Dan jarang terjadi selama masa kanak-kanak.
Pada 40% orang dengan myasthenia gravis, otot mata terlebih dahulu terkena,
tetapi 85% segera mengalami masalah ini. Pada 15% orang, hanya otot-otot mata
yang terkena, tetapi pada kebanyakan orang, kemudian seluruh tubuh terkena,
kesulitan berbicara dan menelan dan kelemahan pada lengan dan kaki yang sering
terjadi. Pegangan tangan bisa berubah-ubah antara lemah dan normal. Otot leher
bisa menjadi lemah. Sensasi tidak terpengaruh.
C. Ruang Lingkup
Makalah ilmiah ini membahas tentang asuhan keperawatan Gawat
darurat pasien dengan Miastenia gravis
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode
literature dan studi kepustakaan. Dengan melihat dan membaca buku-buku
sumber yang penting untuk penulisan makalah ini.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab, yaitu :
BAB I yaitu pendahuluan yang mencakup latar belakang, tujuan
penulisan, ruang lingkup, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II yaitu konsep dasar Miastenia gravis yang mencakup Definisi,
etiologi, patofisiologi, dan asuhan keperawatan Miastenia gravis.
BAB III yaitu Laporan asuhan keperawatan gawat darurat pasien
dengan Miastenia gravis
A. Definisi
Miastenia gravis merupakan bagian dari penyakit neuromuskular.
Miastenia gravis adalah gangguang yang memengaruhi transmisi neuromuskular
pada otot tubuh yang kerjanya di bawah kesadaran seseorang (volunter).
Miastenia gravis merupakan kelemahan otot yang parah dan satu-satunya
penyakit neuromuskular dengan gabungan antara cepatnya terjadi kelelahan otot-
otot volunter dan lambatnya pemulihan (dapat memakan waktu 10-20 kali lebih
lama dari normal). (Price dan Wilson, 2011).
2. Virus
3. Pembedahan
4. Stres
5. Alkohol
6. Tumor mediastinum
7. Obat-obatan :
B-blocker (propranolol)
Lithium
Magnesium
Verapamil
Chloroquine
Prednisone
D. Pengkajian
Miastenia gravis selalu dikelola sebagai pasien diluar rumah sakit yang
membutuhkan tes diagnostik atau untuk melaksanakan gejala dan
komplikasi (Smeltzer & Bare, 2001). Pengkajian meliputi identitas pasien, keluhan
utama yang dirasakan, riwayat penyakit, pengkajian fungsi kesehatan pasien,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
a) Nama
b) Usia
c) Jenis kelamin
d) Tempat tinggal
e) Pekerjaan
f) Pendidikan
g) Status perkawinan
h) Agama
i) Suku bangsa
2. Keluhan utama
a. insufisiensi pernafasan
c. Riwayat psikososial
5. Pemeriksaan fisik
a. B1 (Breating)
b. B2 (Blood)
c. B3 (Brain)
Kelemahan otot ekstraokular yang menyebabkan palsi ocular, jatuhnya kelopak mata
atau dislopia intermien, bicara klienmungkin disatrik.
d. B4 (Bladder)
e. B5 (Bowel)
f. B6 (Bone)
Pengkajian Primer
E. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas yang berhubungan dengan kelemahan otot
pernafasan
2. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan disfonia, gangguan
pengucapan kata, gangguan neuromuskular, kehilangan kontrol tonus otot fasial
atau oral
F. Perencanaan
1. Ketidakefektifan pola nafas yang berhubungan dengan kelemahan otot
pernafasan
Tujuan: Dalam waktu 1 x 24 jam setelah diberikan intervensi pola
pernapasan klien kembali efektif
10 | K e p e r a w a t a n G a w a t D a r u r a t P r o f e s i N e r s U M J
Kriteria hasil:
Intervensi Rasionalisasi
11 | K e p e r a w a t a n G a w a t D a r u r a t P r o f e s i N e r s U M J
2. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan disfonia, gangguan
pengucapan kata, gangguan neuromuskular, kehilangan kontrol tonus otot fasial
atau oral
Kriteria hasil:
Intervensi Rasionalisasi
12 | K e p e r a w a t a n G a w a t D a r u r a t P r o f e s i N e r s U M J
ketidakmampuan berkomunikasi
- Tujuan
- Kriteria hasil :
ntervensi Rasionalisasi
13 | K e p e r a w a t a n G a w a t D a r u r a t P r o f e s i N e r s U M J
harus belajar tentangfakta-faakta
dasar mengenai agen-
agenantikolinesterase-kerja,
waktu, penyesuaiandosis, gejala-
gejala kelebihan dosis, danefek
toksik. Dan yang penting
padapengguaan medikasi dengan
tepat waktuadalah ketegasan.
14 | K e p e r a w a t a n G a w a t D a r u r a t P r o f e s i N e r s U M J
BAB III
LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
Klien Ny. Y dengan Myatenia Gravis di ruang HCU RSIJ Cempaka Putih
I. IDENTITAS KLIEN
PRE - HOSPITAL
S: Klien mengatakan:
15 | K e p e r a w a t a n G a w a t D a r u r a t P r o f e s i N e r s U M J
HOSPITAL
1. UGD
Selasa, 7 Juni 2016 jam 19.10 WIB
Subjektif:
Klien mengatakan susah nafas, leher kaku, tangan dan kaki sebelah
kanan lemas, penglihatan buram, susah menelan sampai tidak nafsu
makan, suara bindeng/ sengau, kaku pada daerah wajah 1 jam SMRS.
Objektif:
A: Jalan nafas paten
B:
Pasien terlihat sesak nafas sedang
RR: 24 x/menit
Nafas cepat dan dalam
Menggunakan otot bantu pernafasan
C:
D:
Kesadaran composmentis
GCS E4M6V5 = 15
Pupil isokor 2mm/2mm
Reflek cahaya +/+
E:
16 | K e p e r a w a t a n G a w a t D a r u r a t P r o f e s i N e r s U M J
Terpasang O2 Nasal Kanul 3 lt/menit
Diberikan Ranitidine 1 ampul
Diberikan Salbutamol tab
2. Ruang Shafa-Shafa
Selasa, 7 Juni 2016 jam 19.30 WIB (Rawat Inap Awal)
Subjektif:
Klien mengatakan susah nafas, leher kaku, tangan dan kaki sebelah kanan
lemas, penglihatan buram, susah menelan sampai tidak nafsu makan, suara
bindeng/ sengau, kaku pada daerah wajah.
Objektif:
A: Jalan nafas paten
B:
Pasien terlihat sesak nafas sedang
RR: 26 x/menit
Nafas cepat dan dalam
Menggunakan otot bantu pernafasan
C:
D:
Kesadaran composmentis
17 | K e p e r a w a t a n G a w a t D a r u r a t P r o f e s i N e r s U M J
GCS E4M6V5 = 15
Pupul isokor 2mm/2mm
Reflek cahaya +/+
E:
(11/06/16)
CRP Kuantitatif 20.0 mg/L
Objektif:
A: Jalan nafas paten
B:
Pasien terlihat sesak nafas berat
RR: 30 x/menit
Nafas cepat dan dalam
Menggunakan otot bantu pernafasan
C:
D:
Kesadaran composmentis
19 | K e p e r a w a t a n G a w a t D a r u r a t P r o f e s i N e r s U M J
GCS E4M6V5 = 15
Reflek cahaya +/+
Pupil isokor 2mm/2mm
E:
20 | K e p e r a w a t a n G a w a t D a r u r a t P r o f e s i N e r s U M J
HCU
Selasa, 14 Juni 2016 (Ruang HCU )
Subjektif:
Klien mengatakan susah nafas yang dirasakan semakin berat, leher kaku
sampai tidak dapat menengok ke kanan dan ke kiri, tangan dan kaki
sebelah kanan semakin lemas, penglihatan semakin buram dan kelopak
mata menurun , tidak dapat menelan sampai mengalami penumpukan air
liur, suara bindeng/ sengau, kaku pada daerah wajah, tidak bisa
mengangkat alis dan tidak dapat menggerakkan bahu
Objektif:
A: Jalan nafas paten
B:
Pasien terlihat sesak nafas berat
RR: 32 x/menit
Nafas cepat dan dalam
Menggunakan otot bantu pernafasan
C:
D:
2222 3333
21 | K e p e r a w a t a n G a w a t D a r u r a t P r o f e s i N e r s U M J
E:
Analisa :
- Myastenia Gravis
- Pola nafas tidak efektif
- Gangguan Mobilitas Fisik
- Gangguan Komunikasi Verbal
Planning:
- Monitor hemodinamik
-
22 | K e p e r a w a t a n G a w a t D a r u r a t P r o f e s i N e r s U M J
III. ANALISA DATA (14 Juni 2015 jam 14.00)
23 | K e p e r a w a t a n G a w a t D a r u r a t P r o f e s i N e r s U M J
Hasil laboratorium:
(14/06/16)
Ph 7.47
HCO3 31.3 mmol/L
BTA (-)
Terapi obat
Combivent 3x1
2. DS: Gangguan Mobilitas Gangguan autoimun
Klien mengatakan; fisik
- leher kaku sampai tidak dapat Merusak reseptor asetilkolin
menengok ke kanan dan ke kiri,
- tangan dan kaki sebelah kanan Jumlah reseptor
asetilkolin berkurang
semakin lemas
DO:
A: Jalan nafas paten kerusakan pada transisi
impuls saraf menuju sel-sel
B: otot
Pasien terlihat sesak nafas berat
RR: 32 x/menit penurunan hubungan
neuromuskular
Nafas cepat dan dalam
Menggunakan otot bantu
kelemahan otot volunter /
pernafasan otot-otot rangka
C:
TD: 137/93 mmHg gangguan mobilitas fisik
N: 106 x/menit
BJ I dan II reguler
Pulsasi kuat
Akral hangat
CRT < 2 detik
D:
Kesadaran composmentis
(GCS=E4M6V4)
24 | K e p e r a w a t a n G a w a t D a r u r a t P r o f e s i N e r s U M J
E:
Klien tampak lemas pada
ektremitas atas dan bawah
Kekuatan otot
2222 3333
2222 3333
Terpasang DC
Terapi obat
Mestinon 3x1
25 | K e p e r a w a t a n G a w a t D a r u r a t P r o f e s i N e r s U M J
3. DS: Gangguan komunikasi Gangguan autoimun
Klien mengatakan; verbal
- tidak dapat menelan sampai Merusak reseptor asetilkolin
mengalami penumpukan air liur,
- suara bindeng/ sengau, Jumlah reseptor
asetilkolin berkurang
- kaku pada daerah wajah,
- tidak bisa mengangkat alis dan
kerusakan pada transisi
tidak dapat menggerakkan bahu impuls saraf menuju sel-sel
otot
DO:
A: Jalan nafas paten
penurunan hubungan
B: neuromuskular
26 | K e p e r a w a t a n G a w a t D a r u r a t P r o f e s i N e r s U M J
IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kelemahan otot
pernafasan
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan otot
volunter/rangka
3. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan
neuromuskular, kelemahan otot fasial
V. IMPLEMENTASI
Kriteria Hasil :
27 | K e p e r a w a t a n G a w a t D a r u r a t P r o f e s i N e r s U M J
Intervensi Rasional
1. Observasi hemodinamik Peningkatan RR dan takikardi merupakan
klien indikasi adanya penurunan fungsi paru
Kolaborasi:
1. Pemberian oksigen nasal
kanul 3 lt/menit
2. Pemberian terapi inhalasi
28 | K e p e r a w a t a n G a w a t D a r u r a t P r o f e s i N e r s U M J
combivent 3x1
3. Pemeriksaan laboratorium
AGD
Kriteria Hasil :
1. Kekuatan otot
5555 5555
5555 5555
Intervensi Rasional
1. K aji kemampuan klien dalam Menjadi data dasar dalam
melakukan aktivitas melakukan intervensi selanjutnya
Kolaborasi:
1. Berikan terapi obat Mestinon
3x1
29 | K e p e r a w a t a n G a w a t D a r u r a t P r o f e s i N e r s U M J
4. Evaluasi kemampuan aktivitas
motorik
Intervensi Rasional
1. Kaji komunikasi verbal klien Kelemahan otot-otot bicara klien
krisis miastenia gravis dapat
berakibat pada komunikasi
30 | K e p e r a w a t a n G a w a t D a r u r a t P r o f e s i N e r s U M J
membuktikan yang diinformasikan,
berbicara dengan klien terhadap
kedipan mata mereka dan atau
goyangkan jari-jari tangan atau
kaki untuk menjawab ya/tidak.
Setelah periode krisis klien selalu
mampu mengenal kebutuhan
mereka.
31 | K e p e r a w a t a n G a w a t D a r u r a t P r o f e s i N e r s U M J
32 | K e p e r a w a t a n G a w a t D a r u r a t P r o f e s i N e r s U M J
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Muchid. (2004). Pharmaceutical Care Untuk Pasien Penyakit Jantung Koroner Fokus : Sindrom
Koroner Akut. Jakarta: Depkes
Kalim, Prof. (2004). Tatalaksana Sindrom Koroner Akut Tanpa ST Elevasi. Jakarta : Perki
Kurniasih, N. (2007). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi : 4. Jakarta : FKUI
Pradana, dkk. (2010). Pedoman Tatalaksana Sindro Koroner Akut. Jakarta: Perki
Ruhyanudin, A. (2006). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Jakarta : UMM
Smeltzer, Suzanne. (2000). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8.
Jakarta : EGC
33 | K e p e r a w a t a n G a w a t D a r u r a t - P r o f e s i N e r s U M J