REFLEKSI KASUS
GANGGUAN CEMAS MENYELURUH
DISUSUN OLEH:
PEMBIMBING:
dr. Dewi Suryani . A. Sp.KJ
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. K
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Kaili
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Warga negara : Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Saloya
Tanggal masuk RS : 8 Agustus 2017
A. Deksripsi
Pasien merasa sakit kepala yang dialami sejak 1 tahun yang lalu dan
memberat 2 minggu terakhir ini. Setiap hari pasien merasa nyeri
belakang. Pasien juga sering mengalami jantungnya berdebar-debar,
sesak napas jika saat memarahi anaknya yang laki-laki. Pasien juga
merasa ingin mau mati tetapi nggak mati-mati juga. Pasien juga
mengkhawatirkan keluarga, karena anaknya yang laki-laki ditahan
polisi karena sering berkelahi, Sehingga pasien sangat sulit untuk tidur.
Pasien juga terlihat takut saat mendengar suara-suara sirine ambulance,
pengumuman duka dimasjid.
1
Pasien terus menerus memikirkan anaknya yang sering berkelahi dan
minum-minuman alkohol akan menimbulkan penyakit atau masalah
dikehidupannya. Pasien juga saat ini sulit untuk mengontrol emosinya
sendiri. Aktivitas dan pekerjaan sehari-hari pasien masih berlangsung
seperti biasa.
B. Emosi terkait
Kasus ini menarik untuk dibahas karena sudah berobat sebelumnya
di puskesmas tetapi tidak ada perubahan. Pasien juga saat ini sulit untuk
mengontrol emosinya sendiri.
C. Evaluasi
a. Pengalaman Baik
Pasien cukup sabar dan kooperatif saat dilakukan wawancara. Pasien
juga kooperatif saat dilakukan pemeriksaan terhadap dirinya.
b. Pengalaman Buruk
Tidak ada.
D. Analisis
Gangguan cemas menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder,
GAD) merupakan kondisi gangguan yang ditandai dengan kecemasan
dan kekhawatiran yang berlebihan dan tidak rasional terhadap berbagai
peristiwa kehidupan sehari-hari. Kondisi dialami sepanjang hari dan
berlangsung selama 6 bulan.
Area otak diduga terlibat pada timbulnya GAD adalah lobus
oksipitalis yang mempunyai reseptor benzodiazepin tertinggi di otak.
Pada pasien GAD juga ditemukan sistem serotonergik yang abnormal.
Teori psikoanalitik menyatakan bahwa bahwa cemas adalah gejala dari
konflik bawah sadar yang tidak terselesaikan.
2
Tiga neurotransmiter utama yang terkait dengan ansietas
berdasarkan studi hewan dan respon terapi obat adalah norepinefrin,
serotonin, dan asam y-aminobutirat (GABA).
Gejala utama GAD adalah anxietas, ketegangan motorik,
hiperaktivitas autonom, dan kewaspadaan secara kognitif. Ketegangan
motorik bermanifestasi sebagai bergetar, kelelahan, dan sakit kepala.
Hiperaktivitas autonom timbul dalam bentuk pernafasan yang pendek,
berkeringat, palpitasi, dan disertai gejala saluran pencernaan. Terdapat
juga kewaspadaan kognitif dalam bentuk iritabilitas. Pasien biasanya
datang dengan keluhan somatik dan memperlihatkan perilaku mencari
perhatian (seeking behavior).
3
masyarakat. Dengan demikian, peran Puskesmas sangat besar dalam
melakukan penapisan atau deteksi dini terhadap pasien gangguan jiwa
sebelum dirujuk ke RSJ.
5
mengalami kembali peristiwa yang traumatik, atau rasa khawatir yang tidak
dapat dijelaskan atau berlebihan.
Pasien diterapi dengan obat golongan Benzodiazepine (alprazolam 2 x
0,2 mg). Jenis obat-obat golongan Benzodiazepine ini adalah Diazepam,
Klordiazepoksid, Lorazepam, Klobazam, Bromazepam, Oksazolam,
Klorazepat, Alprazolam atau Prazepam.1,2 Penggunaan obat anti
kecemasan haruslah melalui kontrol dari dokter secara ketat, penggunaan
obat-obat anti kecemasan dapat mengakibatkan beberapa efek samping.
Pasien dengan riwayat penyakit hati kronik, ginjal, dan paru haruslah
diperhatikan pemakaian obat-obatan ini.
Benzodiazepine merupakan obat pilihan pertama untuk gangguan
kecemasan menyeluruh. Pada gangguan benzodiazepine dapat diresepkan
atas dasar jika diperlukan, sehingga pasien menggunakan benzodiazepine
kerja cepat jika mereka merasakan kecemasan tertentu. Pendekatan
alternatif adalah dengan meresepkan benzodiazepine untuk suatu periode
terbatas, selama mana pendekatan terapeutik psikososial diterapkan.
Keputusan klinis untuk memulai terapi dengan benzodiazepine
dipertimbangkan secara spesifik. Diagnosis pasien, gejala sasaran spesifik,
dan lamanya pengobatan semuanya harus ditentukan serta informasi harus
diberikan kepada pasien. Pengobatan untuk sebagian besar keadaan
kecemasan berlangsung selama dua sampai enam minggu, diikuti oleh satu
atau dua minggu menurunkan obat perlahan-lahan sebelum akhirnya obat
dihentikan.
6
otomatis dan keyakinan yang salah dapat menimbulkan respon emosional
yang berlebihan, seperti pada gangguan panik.
7
eksperimen kolaboratif. Konselor dan konseli bersama-sama menguji
pemikiran konseli untuk mengembangkan respon yang lebih bermanfaat dan
akurat.
8
Beberapa masalah yang bisa diselesaikan dengan EFT antara lain:
Kecemasan, Kemarahan, Compulsive Behavior, Panic disorder, Kecanduan
(rokok atau obat-obatan), Stress dan Depresi, Trauma, Ketakutan dan
Phobia (ketinggian, binatang, atau benda tertentu), Kecemasan di tempat
umum, Ketakutan berbicara di depan umum, Sakit Kepala / Migren,
Menghilangkan keyakinan negatif, Perasaan malu / bersalah, Insomnia,
Kekecewaan atau sakit hati, Peak Performance, Masalah seksual, Masalah
pada anak atau wanita, Kanker, Allergi dan masalah lainnya.
9
Gambar beberapa titik yang digunakan dalam EFT.
10
Walaupun EFT tidak bekerja 100%. Tetapi biasanya bekerja baik dan
hasilnya kadang-kadang spektakuler.
EFT sangat lembut dan sering mencapai penyembuhan dengan sedikit
atau tidak ada rasa sakit sama sekali.
Tidak memerlukan alat bantu peraga, jarum, obat-obatan, herbal.
Didukung oleh sejumlah penelitian ilmiah
Digunakan oleh lebih dari 100.000 praktisi di seluruh dunia
EFT sangat sederhana dan mudah dipelajari, bahkan anak-anak pun bisa
melakukan teknik EFT sendiri.
Teknik penyembuhan konvensional hanya mengatasi hambatan fisik.
Tapi EFT dapat mengatasi baik hambatan-hambatan fisik dan
emosional.
EFT dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
EFT bersifat kompatibel dan tidak bertentangan dengan penyembuhan
medis. Tetapi EFT dapat membantu percepatan proses penyembuhan
medis.
Dapat digunakan untuk menterapi diri sendiri dan orang lain
EVALUASI MULTIAKSIAL
1. AXIS I
Dari anamnesis didapatkan adanya pola perilaku dan
psikologis yang bermakna secara klinis yaitu sering merasa cemas
disertai dengan perasaan takut, khawatir, jantung berdebar-debar,
sesak napas, nyeri belakang, dan susah tidur. Perasaan cemas yang
menimbulkan penderitaan yang bermakna dalam gangguan sosial
(keluarga), sehingga dapat dikatakan bahwa pasien mengalami
gangguan jiwa.
Pada pemeriksaan status internus, neurologis dan riwayat
medis, tidak didapatkan indikasi adanya gangguan medis umum
11
yang menimbulkan disfungsi otak sehingga gangguan mental
organik dapat disingkirkan.
Pada pemeriksaan status mental, tidak ditemukan hendaya
berat dalam menilai realita sehingga digolongkan sebagai gangguan
jiwa non-psikotik.
Berdasarkan riwayat penyakit, anamnesis dan pemeriksaan
status mental didapatkan adanya riwayat kecemasan yang
berlangsung kronis disertai dengan perasaan takut, khawatir, jantung
berdebar-debar, sesak napas, nyeri belakang dan susah tidur.
Berdasarkan gejala-gejala tersebut, maka diagnosa yang diajukan
adalah Gangguan Cemas Menyeluruh (F41.1).
2. AXIS II : Gangguan kepribadian cemas
3. AXIS III : tidak ada mengalami kondisi medik
4. AXIS IV : Stressor psikososial tentang masalah keluarga.
5. AXIS V : GAF 60-51 (gejala sedang (moderate) disabilitas
sedang)
RENCANA TERAPI
A. Perencanaan Terapi Farmakologis
Sandepril 10 mg + Alprazolam 0,2 mg + Trifluoperazine 1 mg in
caps, signature 2 kali sehari
B. Perencanaan Terapi Supportif
Melakukan psikoterapi
Diberikan agar membantu pasien mengatasi stresor dalam
kehidupan sehari-hari. Banyak penelitian membuktikan bahwa
psikoterapi merupakan terapi yang bermakna untuk
depresi.Pemberian psikoterapi dan obat lebih efektif.
Intervensi kognitif
12
Kecemasan timbul akibat ketidakberdayaan dalam
menghadapi permasalahan, pikiran-pikiran negatif secara terus-
menerus berkembang dalam pikiran. caranya adalah dengan
melakukan intervensi pikiran negatif dengan pikiran positif,
sugesti diri dengan hal yang positif, singkirkan pikiran-pikiran
yang tidak realistik. Bila tubuh dan pikiran dapat merasakan
kenyamanan maka pikiran-pikiran positif yang lebih konstruktif
dapat meuncul. Ide-ide kreatif dapat dikembangkan dalam
menyelesaikan permasalahan
Pendekatan agama
Pendekatan agama akan memberikan rasa nyaman
terhadap pikiran, kedekatan terhadap Tuhan dan doa-doa yang
disampaikan akan memberikan harapan-harapan positif.
E. Kesimpulan
- Gangguan anxietas menyeluruh sebagai anxietas dan kekhawatiran
yang berlebihan mengenai beberapa peristiwa atau aktivitas hampir
sepanjang hari selama sedikitnya 3 bulan. berkaitan dengan gejala
somatic. Cemas tidak berfokus pada gambaran gangguan aksis I lain,
tidak disebabkan penggunaan zat atau keadaan medis umum, serta
tidak hanya terjadi selama gangguan mood atau psikiatri.
- Gangguan anxietas meneyeluruh dapat ditegakkan apabila memenuhi
kriteria diagnosis PPDGJ III.
- Pasien gangguan anxietas meneyeluruh dapat diterapi dengan
pemberian antianxietas, dengan pemilihan obat pertama yaitu
golongan benzodiazepam.
13
DAFTAR PUSTAKA
14