Anda di halaman 1dari 6

Andhika Diaz Maulana

04011381520109
Beta

Tidak semua persalinan membuahkan hasil sesuai dengan yang diinginkan,


adakalanya bayi lahir dengan kelainan bawaan, yaitu kelainan yang diperoleh sejak
bayi di dalam kandungan.

Spina bifida adalah defek pada penutupan kolumna vertebralis dengan atau
tanpa tingkatan protusi jaringan melalui celah tulang (Donna L. Wong, 2003).

Penyakit spina bifida atau sering dikenal sebagai sumbing tulang belakang
adalah salah satu penyakit yang banyak terjadi pada bayi. Penyakit ini
menyerang medula spinalis dimana ada suatu celah pada tulang belakang
(vertebra). Hal ini terjadi karena satu atau beberapa bagian dari vertebra
gagal menutup atau gagal terbentuk secara utuh dan dapat menyebabkan
cacat berat pada bayi

2.1 Definisi Spina Bifida


Spina bifida merupakan suatu kelainan bawaan berupa defek pada arkus
pascaerior tulang belakang akibat kegagalan penutupan elemen saraf dari
kanalis spinalis pada perkembangan awal embrio (Chairuddin Rasjad, 1998).
Keadaan ini biasanya terjadi pada minggu ke empat masa embrio. Derajat
dan lokalisasi defek bervariasi, pada keadaan yang ringan mungkin hanya
ditemukan kegagalan fungsi satu atau lebih dari satu arkus pascaerior
vertebra pada daerah lumosakral

Spina bifida berarti terbelahnya arcus vertebrae dan bisa melibatkan jaringan saraf di
bawahnya atau tidak. Spina bifida disebut juga myelodisplasia, yaitu suatu keadaan dimana
ada perkembangan abnormal pada tulang belakang, spinal cord, saraf-saraf sekitar dan
kantung yang berisa cairan yang mengitari spinal cord. Kelainan ini menyebabkan
pembentukan struktur yang berkembang di luar tubuh.

Ada berbagai jenis spina bifida. antara lain :

- Spina bifida okulta

Menunjukkan suatu cacat yang lengkung-lengkung vertebranya dibungkus oleh kulit


yang biasanya tidak mengenai jaringan saraf yang ada di bawahnya. Cacat ini terjadi
di daerah lumbosakral ( L4 S1 ) dan biasanya ditandai dengan plak rambut yang
yang menutupi daerah yang cacat. Kecacatan ini disebabkan karena tidak menyatunya
lengkung-lengkung vertebra ( defek terjadi hanya pada kolumna vertebralis ) dan
terjadi pada sekitar 10% kelahiran

- Spina bifida kistika


Adalah suatu defek neural tube berat dimana jaringan saraf dan atau meningens
menonjol melewati sebuah cacat lengkung vertebra dan kulit sehingga membentuk
sebuah kantong mirip kista.
Kebanyakan terletak di daerah lumbosakral dan mengakibatkan gangguan neurologis,
tetapi biasanya tidak disertai dengan keterbelakangan mental.
- Spina bifida dengan meningokel Pada beberapa kasus hanya meningens saja yang
berisi cairan saja yang menonjol melalui daerah cacat.
Meningokel merupakan bentuk spina bifida dimana cairan yang ada di kantong
terlihat dari luar ( daerah belakang ), tetapi kantong tersebut tidak berisi spinal cord
atau saraf.

- Spina bifida dengan meningomielokel


Merupakan bentuk spina bifida dimana jaringan saraf ikut di dalam kantong tersebut. Bayi
yang terkena akan mengalami paralisa di bagian bawah.

- Spina bifida dengan mielokisis atau rakiskisis Merupakan bentuk spina bifida berat dimana
lipatan-lipatan saraf gagal naik di sepanjang daerah torakal bawah dan lumbosakral dan tetap
sebagai masa jaringan saraf yang pipih.

Kelainan-kelainan di atas biasanya timbul di daerah cervical dan atau lumbar dan dapat
menyebabkan gangguan neurologis pada ekstremitas bawah dan gangguan kandung kemih.
Defek neural tube ini dapat dideteksi melalui pemeriksaan kadar alfa feto protein ( AFP )
pada sirkulasi fetus setelah perkembangan empat minggu.

Kelainan yang umumnya menyertai penderita spina bifida antara lain:

Hidrosefalus

Siringomielia

Dislokasi pinggul.

Inkontinensia urin (beser) maupun inkontinensia tinja

Korda spinalis yang terkena rentan terhadap infeksi (meningitis).

Obesitas oleh karena inaktivitas

Fraktur patologis pada 25% penderita spina bifida, disebabkan karena


kelemahan atau penyakit pada tulang.

Defisiensi growth hormon menyebabkan short statue

Learning disorder

Masalah psikologis, sosial dan seksual

Alergi karet alami (latex)


Faktor maternal lain yang dapat menyebabkan defek neural tube meliputi :

- Riwayat keluarga dengan defek neural tube

- Penggunaan obat-obat anti kejang


- Overweight berat
- Demam tinggi pada awal kehamilan
- Diabetes mellitus

Terapi yang bisa dilakukan adalah pembedahan

1. Beck, F., Moffat, D.B., Davies, D.P. ( 1985 ). Human Embryology.


2. ORahilly Ronan., Muller Fabiola. ( 1992 ). Human Embryology & Teratology.

3. Wardhini, S., Rosmiati Hedi. ( 1995 ). Farmakologi dan Terapi.


4. Cunningham, MacDonald, Gant. ( 1995 ). Obstetri Williams.

5. Sjamsuhidajat, R., Wim de Jong. ( 1997 ). Buku Ajar Ilmu Bedah.


6. Kurtzweil Paula., ( 1999 ). How folate can help prevent birth defects. Article FDA
Consumer, Diambil 13Juni 2008, dari http;//www.fda.gov/Fdac/features/796 fol.html

7. Sadler, T.W. ( 2000 ). Embriologi Kedokteran Langman.


8. Pantanowitz Liron, Sur Monalisa. ( 2004 ). Malformations Associated With Spina Bifida.
The Internet Journal of Pediatrics and Neonatology

Tidak semua persalinan membuahkan hasil sesuai dengan yang diinginkan,


adakalanya bayi lahir dengan kelainan bawaan, yaitu kelainan yang diperoleh sejak
bayi di dalam kandungan.

I. PEMERIKSAAN PADA MASA KEHAMILAN


Tujuan Pemeriksaan Pada Masa Kehamilan : Mengurangi kekhawatiran
yang tidak diperlukan pada masa hamil, menghindari terjadinya segala jenis komplikasi
penyakit, menambah kesehatan ibu dan bayi.

Waktu Pemeriksaan Pada Masa Kehamilan :


Bila mens terlambat lebih dari 2 minggu harus segera periksa ke dokter apakah ada hamil.
Pertama kali pemeriksaan yaitu pada masa hamil sebelum 3 bulan. Hamil pada masa 28
minggu diadakan pemeriksaan 1 bulan sekali. Hamil pada masa 28 minggu keatas sampai
dengan 36 minggu diadakan pemeriksaan 1/2 bulan sekali.
Hamil pada masa 36 minggu keatas sampai sebelum melahirkan diadakan pemeriksaan 1
minggu sekali.

Hal yang diperhatikan


1. Pada masa hamil, pemeriksaan rutin maupun dikarenakan tidak enak badan kemudian
datang berobat, harus dimulai dari ruang pemeriksaan ukur berat badan dan tensi darah, baru
lapor ke suster.

2. 2. Setiap kali pemeriksaan harus mengambil formulir pemeriksaan, kemudian bayar lalu ke
ruang laboratorium untuk periksa air kencing dan darah

3. Masa hamil dari minggu ke 9 s/d 20 harus diadakan pemeriksaan Down Sindrom. Untuk
pemeriksaan ini harus lapor dulu ke ruang pemeriksaan lalu diUSG oleh dokter untuk
memperkirakan berapa minggu kehamilan (dan besar kecilnya bayi ), setelah bayar, kemudian
baru periksa darah dan air kencing.

4. Bila anda akan melakukan pemeriksaan khusus seperti : diabetes atau USG, silahkan
mengikuti tahap-tahap dibawah ini, untuk menghemat waktu anda yang sangat berharga :
(1) Pemeriksaan kadar gula atau diabetes:

Lapor ke bagian suster, ukur berat badan dan tensi darah.


Lakukan dulu pemeriksaan urine/air kencing.
Seperti yang tercantum pada daftar pemeriksaan saat kondisi perut

kosong atau 1 jam setelah minum air gula atau 2 jam sesudahnya

ke laboratorium untuk diambil darahnya. Ke ruang pemeriksaan.

(2) Pemeriksaan USG


Lapor ke bagian suster, ukur berat badan dan tensi darah. Ke ruang pemeriksaan USG.
Ke ruang pemeriksaan.

1.Tahap Pemeriksaan Umum

(1) Berat Badan

(2) Tensi Tekanan Darah

(3) Detak jantung bayi

(4) Besar kecilnya Rahim

(5) Posisi Bayi

(6) Pembengkakan air

(7) Kencing manis ( Diabetes )

(8) Protein pada air kencing


2. Tahap Pemeriksaan Khusus
(1) Pemeriksaan Thalassemia

(2) Pemeriksaan Down Sindrom pada ibu hamil

(3) Pemeriksaan sampel selaput ketuban (chorionic) atau air ketuban (melalui
tusukan)

(4) Pemeriksaan USG

(6) Pemeriksaan streptococcus B bagi ibu hamil :

(5) Pemeriksaan penyakit diabetes pada masa hamil

Antenatal Care
2.2.1 Pengertian Antenatal Care

Menurut World Health Organization (WHO) (2005), Antenatal Care yang disebut
juga prenatal care adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi,
dan penanganan medik pada ibu hamil untuk memperoleh suatu proses kehamilan
serta persalinan yang aman dan memuaskan. Antenatal care dijalankan sejak
kunjungan wanita hamil pertama sekali dan berlanjut hingga bayi lahir.

2.2.2 Tujuan Antenatal Care


Menurut Ari (2009), Tujuan asuhan kehamilan, adalah:

1. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu, dan tumbuh


kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, serta sosial ibu
dan bayi.
3. Menemukan secara dini adanya masalah/gangguan dan kemungkinan
komplikasi yang terjadi selama masa kehamilan.
4. Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat, baik ibu maupun
bayi, dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian ASI eksklusif berjalan
normal.
6. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam
memelihara bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal.
Setiap wanita hamil menghadapi risiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya.
Oleh karena itu, kunjungan antenatal care (ANC) minimal 4 kali selama kehamilan:

a) Satu kali pada trimester I ( umur kehamilan 0-13 minggu )

b) Satu kali pada trimester II ( umur kehamilan 14-27 minggu )

c) Dua kali pada trimester III ( umur kehamilan 28-36 minggu dan sesudah
minggu ke-36) (Ari, 2009).

Corwin, Elizabeth J.2009.Buku saku Patofisiologi.Jakarta: EGC.

Donna dan Shannon.1999.Maternal Child Nursing Care.USA: Mosby.

Muttaqin, Arif.2008.Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Persyarafan.Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai