Anda di halaman 1dari 16
ISSN 2303-2014 SERAMBITARBAUWI Studi Femibinan, Rivet dan Sendidifan Islam AKTUALISASI PENDIDIKAN ISLAM DALAM BERBAGAI DIMENSI MENELUSURI METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM AL-QUR* AN DENGAN PENDEKATAN TAFSIR MAUDHU I Tabrani. ZA Menelusuri Meta Penida daar Al-Qur wn dengan Penekatan Tair Madi’ "19 MENELUSURI METODE PENDIDIKAN DALAM AL-QUR*AN DENGAN PENDEKATAN TAFSIR MAUDHU'I TABRANI. ZA Dosen Tetap Fakultas Tarbiyah Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh, Peneliti Pada SCAD Independent E-mail: tabrani_za@ymail.com ABSTRAK Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan oleh manusia dan untuk marusia dengan berbagai perangkat, karakter dan eksistensinya. Al-Quean merupakan firman Alllah yang selanjutmya dijadikans pedoman hidup (way of ie) kane muslim yang tidak sada lagi keraguan di dalayrmya. Dalam Al-Quer'ant sendiri telah member’ isyarat balon permasalahan penatdikan sangat penting, jika Al-Qur’an dikaji lebih merdalam maka Kita akan menemukan beberapa prinsip dasar pendidikans, yang selanjutnya bisa kita jadikan inspirasi untuk dikembangkan dalam rangka membangun pendidikan yang bermutu, Pendidikan dalam Al-Qur'an meliputi aspek yang sangat luas, Salah satu Komponen penting yang menghubungkan tindakan dengan tujuan pentidikan adalat imetode, sebab tidak mungkin materi penidikan dapat diterima dengan baik kecuali disampaikan dengan metode yang tepat. Beberapa jenis metode yang digali dan dikembangkan dari ayat-ayat ALQuran antara lain adalah metode hiwar, ibrab maw izhal, amtsal,qishas, taribah, targhib-tarhib, dan uscoutun hasan, Kata Kunci: Metode, Pendidikan, Al-Qur'an, Tafsir Maudhu‘i A. Pendahuluan Al-Qur'an yang secara harfiah berarti “bacaan sempurna” merupakan suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada suatu bacaan pun sejak manusia mengenal tulis-baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi Al-Qur'an, bacaan sempurna lagi mulia itu. Tiada bacaan semacam Al-Qur’an yang dibaca oleh 19 20) UA ya ain Vol. 2, No. OL Januari 2074 ratusan juta ribu orang yang tidak mengerti artinya dan atau tidak dapat menulis dengan aksaranya. Bahkan dihafal huruf demi huruf oleh orang dewasa, remaja dan anak-anak. Tiada bacaan melebihi Al- Quran dalam perhatian yang diperolehnya, bukan saja sejarahnya secara umum, tetapi ayat demi ayat, baik dari segi masa, musim, dan saat turunnya, sampai kepada sebab-sebab serta waktu turunnya. Al-Qur'an yang dalam memori kolektif kaum muslimin sepanjang abad sebagai kalam Allah, yang disebut sebagai “petunjuk bagi manusia” dan memberikan “penjelasan atas segala sesuatu” sedemikian rupa sehingga tidak ada sesuatu pun yang ada dalam realitas yang luput dari penjelasannya. Bila diasumsikan bahwa kandungan Al-Qur'an bersifat universal, berarti aktualitas makna tersebut pada tataran kesejarahan meniscayakan dialog dengan pengalaman manusia dalam konteks waktu. Hal ini juga berlaku dengan kajian tafsir yang ada pada Al-Qur'an. Tafsir sebagai usaha memahami dan menerangkan maksud dan kandungan ayat-ayat suci Al-Qur'an telah mengalami perkembangan yang cukup bervariasi, sebagai hasil karya umat manusia (umat Islam). Terjadinya keanekaragaman dalam corak penafsiran adalah hal yang tak terhindarkan. Berbagai faktor dapat menimbulkan keberagaman ini, misalnya perbedaan kecenderungan, interest, motivasi mufassir (mufassir adalah orang yang member tafsiran, komentar atau penjelasan%), perbedaan misi yang diemban, perbedaan kedalaman dan ragam ilmu yang dikuasai, perbedaan masa dan lingkungan yang mengitari, perbedaan situasi, dan lain sebagainya. Tulisan ini bermaksud menguraikan tentang pendidikan dalam Al- Qur'an dengan pendekatan tafsir Maudhu’i. Pendidikan memiliki peran penting pada era sekarang ini, Karena tanpa melalui pendidikan proses transformasi dan aktualisasi pengetahuan modem sulit untuk diwujudkan. Demikian halnya dengan sains sebagai bentuk pengetahuan ilmiah dalam pencapaiannya harus melalui proses pendidikan yang ilmiah pula, Yaitu melalui metodologi dan kerangka " Lihat Kamus Al-Munawwir dari A.W, Munawwir edisi kedua cetakan ke 25 tabun 2002, hal. 1055. 20 Menelusuri Meta Penida daar Al-Qur on dengan Pendekatan Tair Maudhati 21 keilmuan yang teruji. Karena tanpa melalui proses ini pengetahuan yang, didapat tidak dapat dikatakan ilmiah, Pendidikan dalam Islam tidak hanya dilaksanakan dalam batasan waktu tertentu saja, melainkan dilakukan sepanjang usia (long life education). Islam memotivasi. pemeluknya untuk selalu meningkatkan kualitas keilmuan dan pengelahuan, tua atau muda, pria atau wanita, miskin atau kaya mendapatkan porsi sama dalam pandangan Islam dalam kewajiban untuk menuntut ilmu (pendidikan). Bukan hanya pengetahuan yang terkait urusan ukhiraoi saja yang ditekankan oleh Islam, melainkan pengetahuan yang terkait dengan urusan duniawi juga. Karena tidak mungkin manusia mencapai kebahagiaan hari kelak tanpa melalui jalan kehidupan dunia ini Pendidikan Islam memiliki karakteristik yang berkenaan dengan cara memperoleh dan mengembangkan pengetahuan serta_pengalaman, Anggapan dasarnya ialah setiap manusia dilahirkan dengan membawa fitrah serta dibekali dengan berbagai potensi dan kemampuan yang berbeda dari manusia lainnya, Dengan bekal itu kemudian dia belajar: mula-mula melalui hal yang dapat di indra dengan menggunakan pancaindranya scbagai jendela pengetahuan; sclanjuinya bertahap dari hal-hal yang dapat di indra kepada yang abstrak, dan dari yang dapat dilihat kepada yang dapat dipahami, Sebagaimana hal ini disebutkan dalam teori empirisme dan positivisme dalam. filsafat. Manusia sebagai insan kamal dilengkapi dua piranti penting untuk memperoleh pengetahuan, yaitu akal dan hati, Yang dengan dua piranti ini manusia mampu memahami “bacaan” yang ada di sckitamya. Fenomena maupun nomina yang mampu untuk ditelaahnya. Karena hanya manusia makhluk yang diberi kelcbihan ini, Islam juga menekankan akan pentingnya membaca, menelaah, meneliti segala sesuatu yang terjadi di alam raya ini, Membaca, menelaah, meneliti hanya bisa dilakukan oleh manusia, karena hanya manusia makhluk yang memiliki akal dan hati. Selanjutnya dengan kelebihan akal dan hati, manusia mampu memahami fenomena- fenomena yang ada di sekitarnya, termasuk pengetahuan. Dan sebagai implikasinya kelestarian dan keseimbangan alam harus dijaga sebagai bentuk pengejawantahan tugas manusia sebagai khalifah fil ardh 21 22) FEMA ae oy ain __Vol.2, No. O1, Januari 2074 B. Al-Qur'an dan Pendidikan Berbicara tentang Al-Qur'an sesungguhnya adalah juga berbicara tentang pendidikan yang justru lebih utuh dan mendasar. Jika pendidikan dimaksudkan adalah untuk membawa anak manusia menjadi lebih sempuma yang dilakukan secara terus menerus dan tidak mengenal henti, maka Al-Qur‘an sesungguhnya diturunkan ke bumi melalui Muhammad SAW, dimaksudkan memberikan petunjuk, penjelasan, rahmat, pembeda dan. cobat bagi manusia agar tidak tersesat dalam hidupnya. Artinya, dengan Al- ‘Qur'an menjadi selamat, di dunia dan di akhirat. Sedemikian erat hubungan antara pendidikan dan Al-Quran, maka terasa tidak mungkin sampai pada sasaran jika berbicara pendidikan tanpa menyinggung Al-Qur'an. Berbicara pendidikan tanpa Al-Qur'an sama artinya berbicara tentang membangun manusia tanpa petunjuk dan arah, maka akan mengalami kesesatan. Kalau pun dilakukan, akan sekedar sampai pada sisi- sisi artifak, belum menyentuh aspek laten, yang, lebih substantif, Hal itu terlihat seperti yang terjadi pada saat ini, berbicara pendidikan hanya sampai pada upaya menganiarkan peserta didik menjadi berpikiran cerdas dan terampil. Selanjutnya, apakah dengan cerdas dan terampil sckaligus mereka akan berbudi pekerti luhur, adil, jujur dan peduli pada lingkungan, temyata belum tentu, Sebab, kenyataan scharichari yang dapat dilihat menunjukkan bahwa tidak sedikit orang berhasil menjadi pintar lupa akan orang lain dan bahkan juga lupa pada dirinya senditi Seluruh isi Al-Qur'an berbicara tentang pendidikan, Surat al-Fatihah yang disebut sebagai induk Al-Quran memberikan tuntutan hidup menyeluruh sckalipun secara garis besar, mengajarkan tentang kasih sayang, bersyukur, wilayah kehidupan manusia tidak saja di dunia tetapi juga sampai di akhirat, penguasa kehidupan dan jagat raya ini, perlunya petunjuk dalam kehidupan, dan kesadaran sejarah, Manusia yang berkualitas alas dasar ukuran-ukuran kemanusiaan scharusnya memiliki wawasan itu, Pendidikan dalam Al-Qur‘an temyata meliputi aspek yang amat luas, Mendidik bukan saja mencerdaskan, melainkan juga melembutkan hati dan ‘menjadikan peseria didik terampil. Mendidik akan membawa peserta didik tumbuh dengan penampilan, baik lahir maupun batinnya, secara sempurna. Melalui pendidikan, maka peserta didik menjadi sadar akan eksistensinya sebagai manusia yang berketuhanan dan berkemanusiaan sekaligus. Para 22 Manelusuri Metade Perak dalam Al-Qur'an dengan Pendekatan Tair Maude 23 eserta didik menjadi seorang yang beriman, berakhlak mulia, beramal saleh dan mampu menjalani hidup di tengah-tengah masyarakatnya, baik yang terkait dengan ekonomi, politik, sosial, hukum dan berbudaya, Pendidikan dalam Al-Qur'an temyata berdimensi kemanusiaan yang lebih luas, ‘mendasar dan sempura, C. Manusia dalam Al-Qur'an Sebagai Makhluk Pendidikan Kajian masalah pendidikan tidak mungkin dapat terlepas dari pembahasan tentang objek dan subjek utamanya yaitu kajian tentang manusia, Pembahasan tentang pendidikan tidak akan dapat dipahami dan dilaksanakan dengan sempurna tanpa memahami terlebih dahulu hakikat individu atau manusia itu sendiri secara utuh, Dengan demikian pembicaraan persoalan-persoalan pendidikan akan kehilangan arah da esensinya apabila tidak memahami terlebih dahulu maka dan hakikat manusia itu sendiri. Manusia diciptakan Allah dilengkapi dengan berbagai kelengkapan sesuai dengan kebutuhan hidupnya, schingga ia dapat menata kehidupan di muka bumi dengan baik. Segala kelengkapan itu bersifat potensial. Melalui berbagai tahapan waktu dan perkembangannya, ia akan sangat bergantung kepada bantuan pihak lain dalam menggunakan dan mengembangkan potensi itu, Untuk mencapai tahap tertentu dalam perkembangannya, manusia memerlukan upaya orang lain yang mampu dan rela memberikan bimbingan ke arah kedewasaan, paling tidak bantuan dari sang ibu. Upaya itu dapat disebut sebagai proses pendidikan. Oleh karena itu, dalam hal apapun manusia memerlukan pendidikan. Potensi yang diberikan Allah kepada manusia tidak akan berkembang dengan sendirinya secara sempuma tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak lain sekalipun potensi yang dimilikinya bersifat aktif dan dinamis. Potensi kemanusiaan itu akan bergerak terus-menerus sesuai dengan pengaruh yang didatangkan kepadanya. Hanya intensitas pengaruh itu akan

Anda mungkin juga menyukai