Anda di halaman 1dari 17

sczBAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Traumaa ginjall meerupakann traumaaa ppadaa syestem urologi yang paling sering
terjadi.Kejadian penyakit ini sekitar 8-10% denganf trauma tumpul atau trauma
abdominal.Pada trauma ginjal akan mmenimbulLkann rupture berupa perubahan organic pada
jaringannya.Sekitar 85-90% trauma ginjal terjadii akibat trauma tumpul yang biasanya
diakibatkan oleh kecelakaana lalulintas atau jatuh....
Trauma ini juga biasanya disertai dengan fraktur pada vertebra thorakal 11-12...
Tujuan dari penanganan trauma ginjal adalah untuk resusitasi pasien,mendiagnosis
trauma dann memmutuskan penanganan terapi secepat mungkin.Penanganan yang efisien
dengan tehnik resusitasi dan pemeriksaan radiologi yang akurat dibutuhkan untuk
menjelaaskan manajemen klinik yang tepat.
Sebagai bagian yang penting dari trauma,radiologi harus menyediakan konsultasi
emergency,keterampilan para ahli dalam penggunaan alat-alat radiologis digunakan dalam
evaluasi trauma,dan biasanya disertai trauma tumpul pada daerah abdominal.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang trauma ginjal yang terangkum pada
rumusan masalah,yaitu :

1. Apa definisi dari Trauma Ginjal?


2. Bagaimana Anatomi Fisiologi Ginjal?
3. Apa etiologi dari Trauma Ginjal ?
4. Bagaimana patofisiologi dari Trauma Ginjal ?
5. Apa manifestasi klinis Trauma Ginjal?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostic pada trauma ginjal?
7. Bagaimana penatalaksaan Trauma Ginjal ?
8. Bagaimana Asuhan Keperawatan Trauma Ginjal ?

Trauma Ginjal 1
C. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum

Secara umum tujuan dari penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas
perkuliahan Sistem Perkemihan.

Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi dari Trauma Ginjal
2. Untuk mengetahiu Anatomi Fisiologi ginjal
3. Untuk mengetahui etiologi dari Trauma Ginjal
4. Untuk menegtahui patofisiologi Trauma Ginjal
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis Trauma ginjal
6. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic pada trauma ginjal
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan trauma ginjal
8. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan trauma ginjal

D. Manfaat penulisan
Diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang konsep Askep pada pasien
Trauma Ginjal dan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari serta menambah
keragaman ilmu pengetahuan bagi dunia keperawatan.

Trauma Ginjal 2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Trauma ginjal adalah cedera pada ginjal yang disebabkan oleh berbagai macam
rudapaksa baik tumpul maupun tajam.Trauma ginjal adalah kecederaan yang paling
sering pada system urinary.Walaupun ginjal mendapat proteksi dari otot
lumbar,thoraks,badan vertebra dan viscera,ginjal mempunyai mobility yang besar
yang bisa mengakibatkan kerusakan parenchymal dan kecederaan vascular dengan
mudah.
Trauma sering kali disebabkan karena jatuh,kecelakaan lalu lintas,luka tusuk,dan
luka tembak. Klasifikasi trauma ginjal menurut Sergean dan Marquat yang
dimodifikasi oleh Federle :
Grade I
Lesi meliputi :
1) Kontusio ginjal
2) Minor laserasi korteks dan medulla tanpa gangguan pada sistempelviocalices
3) Hematom minor dari supcasular atau parinefron (kadang-kadang) 75-80% dari
keseluruhan trauma
Grade II
Lesi meliputi :
1) Laserasi parenkim yang berhubungan dengan tubulus kolektivus sehingga
terjadi extravasasi urine
2) Sering terjadi hematom parinefron
3) Luka yang terjadi biasanya dalam dan meluas sampai ke medulla 10-15% dari
keseluruhan trauma ginjal
Grade III
Lesi meliputi :
1) Ginjal yang hancur
2) Trauma pada vaskularisasi pedikel ginjal 5% dari keseluruhan trauma ginjal
Grade IV
Lesi meliputi yang jarang terjadi
1) Avulsi pada ureteropelvic junction
2) Laserasi dari pelvis renal

Trauma Ginjal 3
B. Anatomi dan Fisiologi

1. Ginjal

Ginjal merupakan organ yang berpasangan dan berbentuk seperti kacang. Terletak
di kedua sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan
dengan ginjal kiri karena tertekan kebawah oleh hati. Kutup atas ginjal kanan terletak
setinggi kosta 12, sedangkan kutup atas ginjal kiri terletak setinggi kosta 11. Setiap
ginjal pada orang dewasa memiliki panjang 12 sampai 13 cm, lebarnya 6 cm dan
beratnya antara 120 sampai 150 gram. Ginjal diliputi oleh suatu kapsula fibrosa tipis
mengkilat, terbagi menjadi dua bagian yaitu: bagian eksternal yang disebut Korteks,
dan bagian internal disebut Medula.
Dilihat dari permukaan anterior, struktur ginjal terdiri dari; arteri dan vena renalis,
saraf dan pembuluh getah bening yang keluar dan masuk melalui hilus, ureter.
Darah dialirkan ke dalam setiap ginjal melalui arteri renalis dan keluar dari dalam
ginjal melalui vena renalis. Arteri renalis berasal dari aorta abdominalis dan vena
renalis membawa darah kembali ke dalam vena kava inferior.Aliran darah yang
melalui ginjal jumlahnya 25% dari curah jantung.
Dilihat dari potongan longitudinal, struktur ginjal terdiri dari: Kapsula, Korteks,
Piramid medula, nefron (terdiri dari glomerulus dan tubulus: proksimal, ansa Henle,
distal), kaliks (minor dan mayor), pelvis ginjal dan ureter.
Penyakit ginjal dimanifestasikan dengan adanya perubahan struktur ginjal, yaitu
adanya perbedaan panjang dari kedua ginjal yang lebih dari 1,5 cm.

Trauma Ginjal 4
2. Ureter
Ureter merupakan pipa panjang dengan dinding yang sebagian besar terdiri
atas otot polos. Setiap ureter memiliki panjang 10 sampai 12 inci, Organ ini
menghubungkan setiap ginjal dengan kandung kemih. Organ ini berfungsi sebagai
pipa untuk menyalurkan urin ke kandung kemih.
3. Vesica Urinaria (Kandung Kemih)
Kandung kemih adalah satu kantung berotot yang sebagian besar dindingnya
terdiri dari otot polos disebut muskulus detrusor yang dapat mengempis, terletak
dibelakang simfisis pubis. Kontraksi otot ini terutama berfungsi untuk mengosongkan
kandung kemih pada saat BAK. Organ ini berfungsi sebagai wadah sementara untuk
menampung urin dan mendorong kemih keluar tubuh dibantu oleh uretra.
4. Uretra
Uretra adalah saluran kecil yang dapat mengembang, berjalan dari kandung kemih
sampai ke luar tubuh. Panjang uretra pada wanita 1,5 inci dan pada laki-laki sekitar 8
inci.

Fungsi Utama Ginjal Adalah :


Fungsi Ekskresi
1) Mempertahankna osmolalitas plasma (285 m Osmol) dengan mengubah-ubah
ekskresi air.
2) Mempertahankan kadar elektrolit plasma.
3) Mempertahankan pH plasma (7,4) dengan mengeluarkan kelebihan H+ dan
membentuk kembali HCO3.
4) Mengekskresikan produk akhir nitrogen dari metabolisme protein (urea,
asam urat dan kreatinin).

Fungsi Non Ekskresi


1) Menghasilkan renin untuk pengaturan tekanan darah.
2) Menghasilkan eritropoietin untuk stimulasi produksi sel darah merah oleh
sumsum tulang.
3) Metabolisme vitamin D.
4) Degradasi insulin.
5) Menghasilkan prostaglandin
C. Etiologi
Trauma Ginjal 5
1. Trauma Tumpul
Trauma tumpul sering menyebabkan luka pada ginjal, misalnya karena kecelakaan
kendaraan bermotor, terjatuh atau trauma pada saat berolahraga. Luka tusuk pada
ginjal dapat karena tembakan atau tikaman.
Trauma tumpul dibedakan menjadi :
a) Trauma langsung biasanya disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, olah raga,
kerja atau perkelahian. Trauma ginjal biasanya menyertai trauma berat yang
juga mengenai organ organ lain.
b) Trauma tidak langsung misalnya jatuh dari ketinggian yang menyebabkan
pergerakan ginjal secara tiba tiba di dalam rongga peritoneum. Kejadian ini
dapat menyebabkan avulsi pedikel ginjal atau robekan tunika intima arteri
renalis yang menimbulkan trombosis.

2. Trauma Iatrogenik
Trauma iatrogenik pada ginjal dapat disebabkan oleh tindakan operasi atau
radiologi intervensi, dimana di dalamnya termasuk retrograde pyelography,
percutaneous nephrostomy, dan percutaneous lithotripsy
3. Trauma Tajam
Trauma tajam adalah trauma yang disebabkan oleh tusukan benda tajam
misalnya tusukan pisau.
Luka karena senjata api dan pisau merupakan luka tembus terbanyak yang mengenai
ginjal sehingga bila terdapat luka pada pinggang harus dipikirkan trauma ginjal
sampai terbukti sebaliknya. Pada luka tembus ginjal, 80% berhubungan dengan
trauma viscera abdomen.

D. Patofisiologi

Trauma tumpul merupakan penyebab utama dari trauma ginjal. Dengan lajunya
pembangunan, penambahan ruas jalan dan jumlah kendaraan, kejadian trauma akibat
kecelakaan lalu lintas juga semakin meningkat. Trauma tumpul ginjal dapat bersifat
langsung maupun tidak langsung. Trauma langsung biasanya disebabkan oleh
kecelakaan lalu lintas, olahraga, kerja atau perkelahian. Trauma ginjal biasanya
menyertai trauma berat yang juga mengenai organ organ lain. Trauma tidak langsung

Trauma Ginjal 6
misalnya jatuh dari ketinggian yang menyebabkan pergerakan ginjal secara tiba tiba di
dalam rongga peritoneum. Kejadian ini dapat menyebabkan avulsi pedikel ginjal atau
robekan tunika intima arteri renalis yang menimbulkan trombosis. Ginjal yang terletak
pada rongga retroperitoneal bagian atas hanya terfiksasi oleh pedikel pembuluh darah
serta ureter, sementara masa ginjal melayang bebas dalam bantalan lemak yang berada
dalam fascia Gerota. Fascia Gerota sendiri yang efektif dalam mengatasi sejumlah
kecil hematom , tidak sempurna dalam perkembangannnya. Kantong fascia ini meluas
kebawah sepanjang ureter ,meskipun menyatu pada dinding anterior aorta serta vena
cava inferior, namun mudah untuk sobek oleh adanya perdarahan hebat sehingga
perdarahan melewati garis tengah dan mengisi rongga retroperitoneal.(Guerriero,
1984).
Karena miskinnya fiksasi, ginjal mudah mengalami dislokasi oleh adanya akselerasi
maupun deselerasi mendadak, yang bisa menyebabkan trauma seperti avulsi collecting
system atau sobekan pada intima arteri renalis sehingga terjadi oklusi parsial maupun
komplet pembuluh darah. Sejumlah darah besar dapat terperangkap didalam rongga
retroperitoneal sebelum dilakukan stabilisasi. Keadaan ekstrem ini sering terjadi pada
pasien yang datang di ruang gawat darurat dengan kondisi stabil sementara terdapat
perdarahan retroperitoneal. Korteks ginjal ditutupi kapsul tipis yang cukup kuat.
Trauma yang menyebabkan robekan kapsul sehingga menimbulkan perdarahan pada
kantong gerota perlu lebih mendapat perhatian dibanding trauma yang tidak
menyebabkan robekan pada kapsul. Vena renalis kiri terletak ventral aorta sehingga
luka penetrans didaerah ini bisa menyebabkan trauma pada kedua struktur. Karena
letaknya yang berdekatan antara pankreas dan pole atas ginjal kiri serta duodenum
dengan tepi medial ginjal kanan bisa menyebabkan trauma kombinasi pada pankreas,
duodenum dan ginjal.. Anatomi ginjal yang mengalami kelainan seperti hidronefrosis
atau tumor maligna lebih mudah mengalami ruptur hanya oleh adanya trauma
ringan.(McAninch,2000).

Trauma Ginjal 7
Penyimpangan KDM .langsung kecelakaan
Trauma tumpul trauma ginjal
. Tdk langsung jatuh dari ketinggian

deselarasi

regangan
predikal
ginjal

robekan
tunika
intima
arteri
renalis

memacu pmbntukan
bekuan2 darah

perdarahan dlm retroperitonium

menimbulkan thrombosis renalis & cabangnya

resiko infeksi
Nyeri
abdomen

distensi abdomen ketakutan bergerak

distensi ileus Nausea anoreksia


ansietas

Trauma Ginjal 8
Intoleransi
aktivitas
E. Manifestasi Klinis

1) Nyeri
2) Hematuria
3) Mual dan muntah
4) Distensi abdomen
5) Syok akibat trauma multisistem
6) Nyeri pada bagian punggung
7) Hematoma di daerah pinggang yang semakin hari semakin besar
8) Massa di rongga panggul
9) Ekimosis
10) Laserasi atau luka pada abdomen lateral dan rongga panggul

F. Pemeriksaan Diagnostik

Volume : Biasanya < 400/24 jam, setelah ginjal rusak


Warna : Kotor, sedimen kotor menunjukan adanya darah
Berat jenis : < 1,020 menunjukan adanya kerusakan berat pada ginjal
Osmolaritas : < 350 mosm/kg menunjukan kerusakan ginjal
SDM : Mungkin ada infeksi karena pengaruh trauma
Ph : > 7 menunjukan ada infeksi saluran kemih
Darah : Hb turun, pH > 7,2 asidosis metabolic (karena kemampuan
ginjal untuk mengeksresi hydrogen dan hasil akhir metabolisme)
PIV : Dilakukan jika luka tusuk dan luka tembak melukai ginjal, cedera
tumpul ginjal yang memberikan tanda-tanda hematuria makroskopik
dan cedera tumpul ginjal yang memberikan tanda-tanda hematuria
makroskopik yang disertai syok.
USG : Dilakukan pada cedera tumpul pada ginjal yang menunjukan
hematuria mikroskopik tanpa disertai syok.
CT SCAN : Pemeriksaan ini dapat menunjukan adanya robekan jaringan
ginjal dan adanya nekrosis jaringan ginjal yang luas.

Trauma Ginjal 9
G. Penatalaksanaan

1. Konservatif
Tindakan konservatif ditujukan pada trauma minor. Pada keadaan ini dilakukan
observasi tanda-tanda vital (tensi, nadi, suhu tubuh), kemungkinan adanya
penambahan masa di pinggang, adanya pembesaran lingkar perut, penurunan kadar
hemoglombin dan perubahan warna urin pada pemeriksaan urin. Trauma ginjal minor
85% dengan hematuri akan berhenti dan sembuh secara spontan. Bed rest dilakukan
sampai hematuri berhenti.
2. Eksplorasi
a. Indikasi Absolut
Indikasi absolut adalah adanya perdarahan ginjal persisten yang ditandai oleh
adanya hematom retroperitoneal yang meluas dan berdenyut. Tanda lain adalah
adanya avulsi vasa renalis utama pada pemeriksaan CT scan atau arteriografi.
b. Indikasi Relatif
1) Jaringan Nonviable
Parenkim ginjal yang nekrosis lebih dari 25% adalah indikasi relatif untuk
dilakukan eksplorasi.
2) Ekstravasasi Urin
Ekstravasasi urin menandakan adanya cedera ginjal mayor. Bila
ekstravasasi menetap maka membutuhkan intervensi bedah.
3) Incomplete Staging
Penatalaksanaan nonoperatif dimungkinkan apabila telah dilakukan
pemeriksaan imaging untuk menilai derajat trauma ginjal. Adanya
incomplete staging memerlukan pemeriksaan imaging dahulu atau eksplorasi
/rekonstruksi ginjal. Pada pasien dengan kondisi tidak stabil yang
memerlukan tindakan laparotomi segera, pemeriksaan imaging yang bisa
dilakukan hanyalah one shot IVU di meja operasi. Bila hasil IVU abnormal
atau tidak jelas atau adanya perdarahan persisten pada ginjal harus dilakukan
eksplorasi ginjal.
4) Trombosis Arteri
Trombosis arteri renalis bilateral komplit atau adanya ginjal soliter
dibutuhkan eksplorasi segera dan revaskularisasi.
5) Trauma Tembus

Trauma Ginjal 10
Pada trauma tembus indikasi absolut dilakukan eksplorasi adalah
perdarahan arteri persisten. Hampir semua trauma tembus renal dilakukan
tindakan bedah. Perkecualian adalah trauma ginjal tanpa adanya penetrasi
peluru intraperitoneum Luka tusuk sebelah posterior linea aksilaris posterior
relatif tidak melibatkan cedera organ lain.(Brandes, 2003)
3. Teknik Operasi

Trauma Ginjal 11
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN TRAUMA GINJAL

A. Pengkajian

1. Identitas Klien

Nama :

Usia :

Jenis kelamin :

Agama :

Diagnosa Medis :

Rencana Terapi :

2. Keluhan utama : alasan pasien datang ke rumah sakit biasanya merasa


nyeri bagian pinggang

3. Riwayat Penyakit :

- Riwayat penyakit sekarang : Biasanya pasien mengalami nyeri bagian


abdomen, Hematuria, Distensi abdomen, Syok akinat trauma
multisistem,Nyeri pada bagian punggung, Hematoma di daerah
pinggang yang semakin hari semakin besar,Massa di rongga panggul,
Ekimosis, Laserasi atau luka pada abdomen lateral dan rongga
panggul
-

- Riwayat penyakit dahulu ; Beberapa tahun sebelumnya pasien


mengalami benturan mengenai daerah pinggang, baik Trauma
penetrasi benda tajam (misalnya: luka tembak, luka tusuk atau tikam),
Trauma tumpul (misalnya: jatuh, cedera atletik, kecelakaan lalulintas,
akibat pukulan) Cedera iatrogenik (misalnya: prosedur endourologi,

Trauma Ginjal 12
ESWL, biopsiginjal, prosedur perkutaneus pada ginjal).Intraoperatif
(misalnya diagnostik peritoneal lavage). Dan juga penolakan
transplantassi ginjal, dan melahirkan

- Riwayat peyakit keluarga : Apakah keluarga klien ada yang


mempunyai penyakit seperti yang dialami pasien,dan apakah keluarga
pasien ada memiliki riwayat hipotensi, jantung, ginjal, DM, dan
penyakit menular, atau menurun lainnya.

4. Pemeriksaan fisik
- Inspeksi
Mengkaji adanya gejala edema yang menunjukkan retensi cairan;
daerah muka dan ekstremitas dikaji secara khusus. Pada wanita dilakukan
pemeriksaan vulva, uretra, dan vagina.
- Palpasi
Pemeriksaan letak ginjal, pemeriksaan rektal, kelenjar prostat,
pembesaran nodus limfatikus, hernnia inguinal, atau femoral.
- Perkusi
Penyakit renal dapat menimbulkan nyeri tekan atau ketuk pada daerah
angulus kostovertebralis yang terletak pada tempay iga ke-12 atau iga
paling bawah.
- Auskultasi
Auskultasi kuadran atas abdomen dilakukan untuk mendeteksi bruit
(suara vaskuler yang dapat menunjukkan stenosis pembuluh arteri renal).

5. Pengkajian 11 pola fungsi Pola Fungsi Gordon

1) Pola persepsi kesehatan


Biasanya klien dengan trauma akan langsung memeriksakan
keadaannya ke dokter berhubungan dengan keadaan yang di rasakan
setelah trauma.

Trauma Ginjal 13
2) Pola Nutrisi Metabolik
Biasanya klien mengalami kurang napsu makan, BB menurun.
3) Pola eliminasi
Biasanya terjadi inkontinensia urine dan pada pola defekasi biasanya
terjadi konstipasi akibat penurunan peristaltik usus.
4) Pola sensori dan kognitif
Pada pola sensori klien tidak mengalami gangguan penglihatan dan
pendengaran. Pada pola kognitif daya ingat klien masih baik.
5) Pola aktivitas dan latihan
Adanya kesukaran untuk beraktivitas karena kelemahan, dan nyeri.
6) Pola tidur dan istirahat
Klien mengalami kesukaran untuk istirahat karena kejang otot/ nyeri
otot
7) Pola persepsi dan konsep diri
Klien merasa tidak berdaya,dan merasa bersalah pada keluarga karena
merasa merepotkan keluarganya
8) Pola hubungan dan peran
Adanya perubahan hubungan dan peran karena klien mengalami
kesukaran untuk beraktivitas
9) Pola Intoleransi dan Stres
Klien merasa cemasa dan khawatir dengan kondisi klien saat ini.
10) Pola kesehatan reproduksi
Adanya perubahan libido dalam melakukan aktivitas seksual.
11) Pola tata nilai dan kepercayaan
Klien biasanya jarang melakukan ibadah karena tingkah laku yang
tidak stabil, kelemahan/ kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh. (
Marilyn E. Doenges, 2000 ).

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan trauma yang dirasakan


2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan trauma yang dirasakan
3. Ansietas berhubungan dengan ketakutan bergerak

Trauma Ginjal 14
C. Perencanaan
no Diagnosa Perencanaan
Keperawatan
Tujuan (KH) Intervensi Rasional

1 Nyeri akut b.d Tingkat nyeri,control 1. Kaji skala nyeri 1. Nyeri merupakan respon
trauma nyeri,tingkat (0-10) dgn subjektif yg bisa dikaji
kenyamanan.KH : karakteristik dgn menggunakan skala
-Mampu mengontrol nyeri nyeri (PQRST) nyeri
-melaporkan bahwa nyeri 2. Ajarkan teknik
berkurang dgn relaksasi napas 2. Akan melancarkan
menggunakan manajemen dalam peredaran darah,sehingga
nyeri kebutuhan O2 oleh
-mampu mengenali nyeri jaringan akan
-mengatakan rasa nyaman terpenuhi,sehingga akan
setelah nyeri berkurang 3. Kolaborasi dgn mengurangi nyerinya.
pemberian
analgetic 3. Nyeri klien berkurang
dengan menggunakan
agen-agen farmakologi
2 Intoleransi Setelah dilakukan tibdakan 1. Kaji klien dlm 1. Memberikan dasar
aktivitas b.d keperawatan selama 2x24 perawatan pengkajian utk
trauma jam klien dpt menerima dirinya mengevaluasi mengkaji
keadaan dirinya,dan 2. Bantu klien dlam keefektifan intervensi.
mampu melakukan perawatan 2. Kesejahteraan fisik
perawatan dirinya. diri,ketika klien membuat klien tdk malu
Dgn KH : mengalami dgn dirinya.
Klien ikut serta dlm hambatan dlm
aktivitas perawatan melakukan
dirinya. perawatan diri.
3. Anjurkan klien 3. Agar klien dapat kekuatan
utk istirahat dan dan energy serta
mengurangi mengurangi rasa nyeri
aktivitas yang

Trauma Ginjal 15
berlebihan
3 Ansietas b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat 1. Cemas dpt
ketakutan keperawatan selama 2x24 kecemasan klien mempengaruhi persepsi
bergerak jam ansietas dpt klien terhadap dirinya
berkurang.Dgn KH : 2. Berikan informasi 2. Mengurangi rasa cemas
-Klien tampak relax yang akurat klien
-klien dpt mengungkapkan 3. Berikan 3. Mengungkapkan rasa
penurunan ansietas kesempatan pada takut secara terbuka dpt
-klien mampu menerima klien utk meningkatkan
keadaan mengungkapkan ketenangan
apa yg dirasakan
4. Libatkan keluarga 4. Agar klien tidak merasa
dlm support sendiri
mental

Trauma Ginjal 16
BAB IV

PENUTUP

A.`Kesimpulan

Trauma ginjal adalah cedera pada ginjal yang disebabkan oleh berbagai
macam rudapaksa baik tumpul maupun tajam. Penyebab nya adalah dari trauma
tumpul, trauma iatrogenic, dan trauma tajam. Adapun tanda dan gejala yang
muncul diantaranya : luka, jika terkena benda tajam, jejas jika terkena benda
tumpul, nyeri, perdarahan.
Adapun penatalaksanaan medis yaitu secara kenservatif dan operatif. Untuk
farmakologi yang bias digunakan yaitu : analgetik, antibiotic, diuretic, dan
kortikosteroid.

B. Saran
Trauma pada system perkemihan sangat fatal akibatnya bagi kesehatan tubuh.
Hal ini tidak bisa ditindaklanjuti sembarangan. Diperlukan penanganan khusus
dan serius agar tidak terjadi komplikasi yang lebih parah lagi. Bahkan sampai
penanganannya memerlukan pembedahan. Untuk itu agar tidak terjadi trauma
system perkemihan dapat tertangani dengan baik maka sebaiknya kita
mempercayakan kepada tim medis yang sudah berpengalaman dan mengerti
mengenai penanganan masalah trauma system perkemihan tersebut.

Trauma Ginjal 17

Anda mungkin juga menyukai