Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya
keadaan, dan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya
yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lainya (Undang-undang No. 23 Tahun 1997).
Etika menurut Poerwadarminta adalah pengetahuan tentang asa-asas
mengenai akhlak atau moral. Untuk menjaga kelangsungan hidup manusia yang
berhubungan dengan pemukimandan kerhidupan sosial ekonomi budayanya,
digunakan etika yang menggunakan penalaran ekologi yaitu etika lingkungan.
Etika menyangkut perilaku seseorang dalam hal moral seperti susila, jujur,
curang, bohong, sopan, santun, jorok, dan sebagainya. Jadi bila di suatu
lingkungan yang penghuninya menjunjung tinggi etika, akan terbentuk suatu
kehidupan bermasyarakat yang sehat, nyaman dan menyenangkan. Nilai atau
martabat seseorang ditentukan oleh etika yang dimilikinya.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat dan mengalami terjadi
pelanggaran terhadap etika lingkungan, seperti membuang puntung rokok
sembarangan, berteriak di tempat yang butuh ketenangan, membuat coretan pada
dinding bangunan, menyembuurkan asap rokok sembarangan, dan lain-lain.
Kondisi lingkungan dapat berubah oleh campur tangan manusia dan faktor
alam sehingga diperlukan keseimbangan lingkungan. Keseimbangan lingkungan
dapat terganggu apabila terjadi perubahan berupa pengurangan fungsi atau
hilangnya sebagian komponen yang dapat menyebabkan putusnya mata rantai
dalam ekosistem. Salah satu penyebabnya adalah polusi atau pencemaran
lingkungan di samping faktor-faktor lain. Maka dari itu perlu adanya etika
lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja teori dalam etika lingkungan?
2. Bagaimana dasar-dasar etika untuk mewujudkan kesadaran lingkungan?
3. Bagaimana prinsip-prinsip yang relevan untuk lingkungan hidup?
4. Bagaimana penerapkan etika lingkungan/ membiasakan diri melakukan
aturan etika lingkungan?
5. Apa yang menyebabkan orang membuang sampah sembarangan?
6. Upaya apakah yang harus dilakukan untuk melestarikan lingkungan?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin di capai dari makalah ini yaitu untuk
mengetahui seberapa besar kesadaran mahasiswa dalam mebuang sampah pada
tempatnya.
1.4 Metode Penelitian
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. Teori-teori Etika Lingkungan Hidup


Sikap dan perilaku seseorang terhadap sesuatu sangat ditentukan oleh
bagaimana pandangan seseorang terhadap sesuatu itu. Manusia memilki
pandangan tertentu terhadap alam, dimana pandangan itu telah menjadi landasan
bagi tindakan dan perilaku manusia terhadap alam. Pandangan tersebut
dibagidalam tiga teori utama, yang dikenal sebagai Shallow Environmental
Ethics, Intermediate Environmental Ethics, and Deep Environmental Ethics.
Ketigateori ini dikenal juga sebagai Antroposentrisme, Biosentrisme, dan
Ekosentrisme.
A. Antroposentrisme
Dinamakan berdasar kata antropos = manusia, adalah suatu pandangan
yang menempatkan manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Karena
pusat pemikiran adalah manusia, maka kebijakan terhadap alam harus
diarahkan untuk mengabdi pada kepentingan manusia. Alam dilihat hanya
sebagai objek, alat dansarana bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Dengan
demikian alam dilihat tidak memiliki nilai dalam dirinya sendiri. Alam
dipandang dan diperlakukan hanyasebagai alat bagi pencapaian tujuan
manusia. Namun, dalam sikapnya yang dianggap semena-mena terhadap
alam, pandangan ini juga peduli terhadap alam. Manusia membutuhkan
lingkunganhidup yang baik, maka demi kepentingan hidupnya, manusia
memiliki kewajibanmemeliharan dan melestarikan alamlingkungannya.
Kalaupun manusia bersifat peduli terhadap alam, hal itu dilakukan semata-
mata demi menjamin kebutuhandan kepentingan hidup manusia, dan bukan
atas pertimbangan bahwa alammempunyi nilai pada dirinya sendiri. Teori ini
jelas bersifat egoistis, karena hanya mengutamakan kepentingan manusia.
Itulah sebabnya teori ini dianggap sebagaisebuah etika lingkungan yang
dangkal dan sempit (Shallow EnvironmentalEthics).
B. Biosentrisme
Adalah suatu pandangan yang menempatkan alam sebagai
yangmempunyai nilai dalam dirinya sendiri, lepas dari kepentingan manusia.
Dengandemikian, biosentrisme menolak teori antroposentrisme yang
menyatakan bahwahanya manusialah yang mempunyai nilai dalam dirinya
sendiri. Teori biosentrisme berpandangan bahwa makhluk hidup bukan hanya
manusia saja.Pandangam biosentrisme mendasarkan kehidupan sebagai pusat
perhatian.Maka, kehidupan setiap makhluk dibumi ini patut dihargai,
sehingga harusdilindungi dan diselamatkan. Biosentrisme melihat alam dan
seluruh isinyamemilki harkat dan nilai dalam dirinya sendiri. Alam memiliki
nilai justru karenaada kehidupan yang terkandung didalamnya. Manusia
hanya dilihat sebagai salahsatu bagian saja dari seluruh kehidupan yang ada
dimuka bumi, dan bukanlahmerupakan pusat dari seluruh alam semesta.
Maka secara biologis, manusia tidak ada bedanya dengan makhluk hidup
lainnya.
C. Ekosentrisme
Pandangan ini didasarkan pada pemahaman bahwa secara ekologis,
baik makhluk hidup maupun benda-benda abiotik saling terkait satu sama
lain. Air disungai, yang termasuk abiotik, sangat menentukan bagi kehidupan
yang adadidalamnya. Udara, walaupun tidak termasuk makhluk hidup, namun
sangatmenentukan bagi kelangsungan seluruh makhluk hidup. Jadi,
ekosentrisme selainsejalan dengan biosentrisme (dimana kedua-duanya sama-
sama menentang teoriantroposentrisme) juga mencakup komunitas yang lebih
luas, yakni komunitasekologis seluruhnya.
Ekosentrisme disebut juga Deep Environtmental Ethics. Deep ecolog
menganut prinsip biospheric egolitarian-ism, yaitu pengakuan bahwa
seluruhorganisme dan makhluk hidup adalah anggota yang sama statusnya
dari suatukeseluruhan yang terkait. Sehingga mempunyai suatu martabat yang
sama. Inimenyangkut suatu pengakuan bahwa hak untuk hidup dan
berkembang untuk semua makhluk (baik hayati maupun non-hayati) adalah
sebuah hak universalyang tidak bisa diabaikan.
2.2 Dasar Etika Dalam Mewujudkan Kesadaran Masyarakat
Empat tingkat kesadaran lingkungan mengiodentifikasi bahwaawalnya
pemikiran etika lingkungan itu muncul karena adanya krisis lingkungan yang
sebab utamanya adalah gaya hidup manusia dan perkembangan peradabannya.
Pola hidup konsumtif, tanmpa memperhitungkan bagaimana ketersediaan/ daya
dukung lingkungan serta didukung pengangkatan-pengangkatan teknologi
membuahkan perilaku eksploitasi. Namun, sering berjalannya waktu, manusia
mulai menghadapi masalah persaingan mendapatkan sumber daya alam yang
ironisnya justru semakin berkurang dan tingkat daya dukungnya pun mulai
menurun. Masalah ini lah yang memaksa manusia untuk melihat kembali
bagaimana kedudukan, fungsi dan interaksinya dengan alam semesta yang
melahirkan gagasan kesadaran dan etika lingkungan.
Dasar-dasar pemikiran/pendekatan etika lingkungan, yaitu:
1. Dasar pendekatan ekologis, mengenalkan suatu pemahaman adanya
keterkaitan yang luas atas kehidupan yang luas atas kehidupan dimana
tindakan manusia pada masa lalu, sekarang, dan yang kan datang, akan
memberi dampak yang tak dapat di perkirakan. Kita tidak bisa melakukan
hanya satu hal atas alam, kita tidak juga bisa sepenuhnya memahami
bagaimana alam bekerja, pun kita tidak akan pernah bisa mengelak bahwa
apa yang kita lakukan pasti memberi dampak pada organisme lain, sekarang
atau akan datang.
2. Dasar pendekatan humanisme, setara dengan pendekatan ekologis, dasar
pendekatan ini menekankan pada pentingnya tanggung jawab kita untuk hak
dan kesejahteraan manusia lain atas sumber daya alam.
3. Dasar pendekatan teologis, merupak dasar dari keduan pendekatan
sebelumnya, bersumber pada agama yang nilai-nilai luhur dan mulia
ajarannya menunjukkan bagaiman alam sebenarnya diciptakan dan
bagaimana kedudukan dan fungsi manusia serta interaksi yang selayaknya
terjalin antara alam dan manusia
kesadaran-kesadaran lingkungan selayaknya ada bagi kepentingan
keberlanjutan bumi dan sumber daya alam, yaitu:
Manusia bukanlah sumber utama dari segala nilai
Keberadaan alam dan segala sumber dayanya bukanlah untuk manusia
semata, tetapi untuk seluruh spesies organisme yang ada didalamnya.
Tujuan kehidupan manusia dibumi bukan hanya memproduksidan
mengonsumsi, tetapi sekaligus mengkonservasi dan memperbarui sumber
daya alam.
Meningkatkan kualitas hidup, sebagaiman dasar ketiga diatas, harus pula
menjadi tujuan kehidupan.
Sumber daya alam itu sangat terbatas dan harus dihargai sertadiperbaharui.
Hubungan antara manusia dengan alam sebaiknya kesetaraan antara manusia
dan alam, sebuah hubungan dengan organisme hidup dalam kerja sama
Kita harus memelihara stabilitas ekologik dengan mempertahankan dan
meningkatkan keanekaragaman biologis dan budaya.
Fungsi utama negara adalah mencanangkan dan pengawasan pemberdayaan
sumber daya alam, melindungi individu dan kelompok masyarakat dari
eksploitasi dan perusakan lingkungan.
Manusia hendaknya saling berbagi dan mengasihi, tidak individualis dan
mendominasi.
Setiap manusia di pelanet bumi adalah unik dan memilii hak berbagai atas
sumber daya alam.
Tidak satu pun individu manusia, pihak industri atau negara berhak untuk
meningkatkan haknya atau sumber daya alam.
2.3 Prinsip-prinsip yang relevan untuk lingkungan hidup
Etika lingkungan hidup yang menuntut manusia untuk berinteraksidalam
alam semesta.Dengan ini bisa dikemukakan bahwa krisis lingkungan global
yang kitaalami saat ini sebenarnya bersumber pada kesalahan pemahaman atau
cara pandang manusia mengenai dirinya, alam, dan tempat manusia dalam
keseluruhanekosistem. Manusia keliru memandang dan keliru menempatkan diri
dalamkonteks alam semesta seluruhnya. Dan inilah awal dari semua bencana
lingkunganhidup yang kita alami sekarang. Oleh karena itu, pembenahan harus
pulamenyangkut pembenahan cara pandang dan perilaku manusia dalam
berinteraksi baik dengan alam maupun dengan manusia lain dalam keseluruhan
ekosistem.
Kesalahan cara pandang ini bersumber dari etika antroposentrisme,
yangmemandang bahwa manusia sebagai pusat alam semesta, dan hanya
manusia yangmempunya nilai, sementara alam dan segala isinya sekedar alat
bagi pemuasankebutuhan dan kepentingan hidup manusia. Manusia dianggap
berada diluar,diatas dan terpisah dari alam. Bahkan, manusia dipahami sebagai
penguasa atasalam yang boleh melakukan apa saja. Cara pandang seperti ini
melahirkan sikapdan perilaku eksploitatif tanpa kepedulian sama sekali terhadap
alam dan segalaisinya yang dianggap tidak mempunyai nilai pada diri
sendiri.Oleh karena itu, dapat disampaikan beberapa prinsip yang relevan untuk
lingkungan hidup. Prinsip-prinsip ini yang dilatar belakangi oleh krisis
ekologiyang bersumber pada cara pandang dan perilaku manusia.
1. Prinsip sikap hormat terhadap alam (Respect for Nature)
Dari ketiga teori lingkungan hidup, ketiganya sama-sama mengakui
bahwa alam perlu dihormati. Hormat terhadap alam merupakan suatu prinsip
dasar bagi manusia sebagai bagian dari alam semesta seluruhnya. Dengan
kata lain,alam mempunyai hak untuk dihormati, tidak saja karena kehidupan
manusia bergantung pada alam, tetapi terutama karena kenyataan bahwa
manusiaadalah satu kesatuan dari alam.
2. Prinsip Tanggung Jawab (Moral Responsibility for Nature)
Setiap bagian dan benda dialam semesta ini diciptakan oleh Tuhan
dengantujuannya masing-masing, terlepas dari apakah tujuan itu untuk
kepentinganmanusia atau tidak.Oleh karena itu, manusia sebagai bagian dari
alam semesta bertanggung jawab pula untuk menjaganya. Prinsip ini
menuntut manusiauntuk mengambil usaha, kebijakan dan tindakan bersama
secara nyata untuk menjaga alam semesta dengan segala isinya. Itu berarti
kelestarian dankerusakan alam semesta merupakan tanggung jawab bersama
seluruh umatmanusia. Wujud konkretnya, semua orang harus bisa bekerja
sama, bahu-membahu untuk menjaga dan melestarikan alam, dan mencegah
sertamemulihkan kerusakan alam dan segala isinya. Hal ini juga akan
terwujud dalam bentuk mengingatkan, melarang dan menghukum siapa saja
yang secarasengaja ataupun tidak sengaja merusak dan membahayakan
keberadaan alam.
3. Solidaritas Kosmis (Cosmic Solidarity)
Terkait dengan kedua prinsip tersebut yakni prinsip solidaritas. Prinsip
ini terbentuk dari kenyataan bahwa manusia adalah bagian dari alam
semesta.Oleh karena itu, manusia mempunyai kedudukan yang sejajar dengan
alam,maka akan membangkitkan perasaan solider, perasaan
sepenanggungandengan alam dan dengan sesama makhluk hidup lain.
Manusia lalu bisamerasakan apa yang dirasakan oleh makhluk hidup lain.
Manusia bisamerasakan sedih dan sakit ketika berhadapan dengan kenyataan
memilukan betapa rusak dan punahnya makhluk hidup tertentu. Ia ikut
merasa apa yangterjadi dalam alam, karena ia merasa satu dengan
alam.Prinsip ini lalu mendorong manusia untuk menyelamatkan lingkungan
dansemua kehidupan yang ada di alam semesta. Prinsip ini juga
mencegahmanusia untuk tidak merusak dan mencemari alam dan seluruh
kehidupandidalamnya, sama seperti manusia tidak akan merusak
kehidupannya sertamerusak rumah tangganya sendiri.Prinsip ini berfungsi
sebagai pengendali moral, yakni untuk mengontrol perilaku manusia dalam
batas-batas keseimbangan kehidupan. Prinsip ini jugamendorong manusia
untuk mengambil kebijakan yang pro-alam, pro-lingkungan, atau menentang
setiap tindakan yang merusak alam. Khususnyamendorong manusia untuk
mengutuk dan menentak pengrusakan alam dankehidupan didalamnya. Hal
ini semata-mata karena mereka merasa sakit samaseperti yang dialami oleh
alam yang rusak.
4. Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulain terhadap Alam (Caring for Nature)
Prinsip ini juga muncul dari kenyataan bahwa sesama anggota
komunitasekologis mempunyai hak untuk dilindungi, dipelihara, tidak
disakiti, dandirawat. Prinsip kasih sayang dan kepedulian adalah prinsip
tanpamengharapkan balasan yang tidak didasarkan atas kepentingan pribadi
tetapi semata-mata karena kepentingan alam. Semakin mencintai dan peduli
kepadaalam, manusia semakin berkembang menjadi manusia yang matang,
sebagai pribadi yang identitasnya kuat. Manusia semakin tumbuh
berkembang bersama alam, dengan segala watak dan kepribadian yang
tenang, damai, penuh kasih sayang, luas wawasannya seluas alam.
5. Prinsip No Harm
Berdasarkan keempat prinsip moral tersebut, prinsip moral lainnya
yang relevan adalah prinsip no harm. Artinya, karena manusia memiliki
kewajiban moral dan tanggung jawab terhadap alam, paling tidak manusia
tidak akanmau merugikan alam secara tidak perlu. Dengan mendasarkan diri
pada biosentrisme dan ekosentrisme, manusia berkewajiban moral untuk
melindungi kehidupan dialam semesta ini.Sebagaimana juga dikatakan oleh
Peter Singer, manusia diperkenankanuntuk memanfaatkan segala isi alam
semesta, termasuk binatang dantumbuhan, untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Hal itu dilakukan dengan bijaksana untuk tetap menghargai hak
binatang dan tumbuhan untuk hidup danhanya dilakukan sejauh memenuhi
kebutuhan hidup manusia yang palingvital. Jadi, pemenuhan kebutuhan hidup
manusia yang bersifat kemewahandan di luar batas-batas yang wajar
ditentang karena dianggap merugikankepentingan makhluk hidup lain
(binatang dan tumbuhan).Dengan kata lain, kewajiban dan tanggung jawab
moral bisa dinyatakandalam bentuk maksimal dengan melakukan tindakan
merawat (care),melindungi, menjaga dan melestarikan alam. Sebaliknya,
kewajiban dantanggung jawab moral yang sama bisa mengambil bentuk
minimal dengantidak melakukan tindakan yang merugikan alam semesta dan
segala isinya :tidak menyakiti binatang, tidak meyebabkan musnahnya spesies
tertentu, tidak menyebebkan keanekaragaman hayati di hutan terbakar, tidak
membuanglimbah seenaknya, dan sebagainya.
6. Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras Dengan Alam
Yang dimaksudkan dengan prinsip moral hidup sederhana dan selaras
dengan alam adalah kualitas, cara hidup yang baik. Yang ditekankan
adalahtidak rakus dan tamak dalam mengumpulkan harta dan memiliki
sebanyak- banyaknya.Prinsip ini penting, karena krisis ekologis sejauh ini
terjadi karena pandangan antroposentrisme yang hanya melihat alam sebagai
objek eksploitasi dan pemuas kepentingan hidup manusia. Selain itu, pola dan
gayahidup manusia modern konsumtif, tamak dan rakus. Tentu saja tidak
berarti bahwa manusia tidak boleh memanfaatkan alam untuk
kepentingannya. Kalaumanusia memahami dirinya sebagai bagian integral
dari alam, ia harusmemanfaatkan alam itu secara secukupnya. Ini berarti, pola
konsumtif dan produksi manusia modern harus dibatasi. Harus ada titik batas
yang bisaditolerir oleh alam.
2.4 Penerapan Etika Lingkungan Hidup
Sikap ramah terhadap lingkungan hidup harus bisa menjadi sesatu
kebiasaan yangdilakukan oleh setiap manusia dalam menjalankan kehidupan
baik dalam lingkungankeluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam membudayakan sikap tersebut
antara lain:
Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga adalah salah satu tempat yang sangat efektif
menanamkannilai-nilai etika lingkungan.
Hal itu dapat dilakukan dengan :
1. Menanam pohon dan memelihara bunga di pekarangan rumah. Setiap
orangtua memberi tanggung jawab kepada anak-anak secara rutin
untukmerawatnya dengan menyiram dan memberi pupuk.
2. Membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya. Secara
bergantian,setiap anggota keluarga mempunyai kebiasaan untuk menjaga
kebersihandan merasa malu jika membuang sapah sembarang tempat.
3. Memberikan tanggung jawab kepada anggota keluarga untuk menyapurumah
dan pekarangan rumah secara rutin.
Lingkungan Sekolah
Kesadaran mengenai etika lingkungan hidup dapat dilakukan di
lingkungan sekolahdengan memberikan pelajaran mengenai lingkungan hidup
dan etika lingkungan,melalui kegiatan ekstrakulikuler sebagi wujud kegiatan
yang konkret denganmengarahkan pada pembentukan sikap yang berwawasan
lingkungan seperti:
1. Pembahasan atau diskusi mengenai isu lingkungan hidup
2. Pengelolaan sampah
3. Penanaman Pohon
4. penyuluhan kepada siswa
5. Kegiatan piket, dan jumsih (jumat bersih)
Lingkungan Masyarakat
Pada lingkungan masyarakat , kebiasaan yang berdasarkan pada etika
lingkungan dapat ditetapkan melalui :
1. Membuangan sampah secara berkala ke tempat pembuangan sampah
2. Kesiadaan untuk memisahkan antara sampah organic dan sampah nonorganik
3. Melakukan kegiatan gotong royong atau kerja bakti secara berkala
dilingkungan tempat tinggal
4. Menggunakan kembali dan mendaur ulang bahan-bahan yang masih
diperbaharui
2.5 Penyebab orang membuang sampah sembarangan
Penyebab utama perilaku membuang sampah sembarangan ini bisa
terbentuk dan bertahan kuat didalam perilaku kita, antara lain :
1. Didalam pikiran alam bawah sadar, masyarakat menganggap bahwa
membuang sampah sembarangan ini bukan merupakan suatu hal yang salah
dan wajar untuk dilakukan.
2. Norma dari lingkungan sekitar seperti keluarga, sekolah, masyarakat, atau
bahkan tempat pekerjaan. Pengaruh lingkungan merupakan suatu faktor besar
didalam munculnya suatu perilaku. Contohnya, pengaruh lingkungan seperti
membuang sampah sembarangan, akan menjadi faktor besar dalam
munculnya perilaku membuang sampah sembarangan.
3. Seseorang akan melakukan suatu tindakan yang dirasa mudah untuk
dilakukan. Jadi, orang tidak akan membuang sampah sembarangan jika
tersedianya banyak tempat sampah.
4. Tempat yang kotor dan memang sudah banyak sampahnya. Tempat yang asal
mulanya terdapat banyak sampah, bisa membuat orang yakin bahwa
membuang sampah sembarangan diperbolehkan ditempat itu. Jadi, warga
sekitar tanpa ragu untuk membuang sampahnya di tempat itu.
5. Kurang banyak tempat sampah. Kurangnya tempat sampah membuat orang
sulit untuk membuang sampahnya. Jadi, orang dengan mudah akan
membuang sampahnya sembarangan.
2.6 Upaya yang dilakukan untuk melestarikan lingkungan
Usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab kita
bersama. Dalam hal ini, usaha pelestarian lingkungan hidup tidak hanya
merupakan tanggung jawab pemerintah saja, melainkan tanggung jawab bersama
antara pemerintah dengan masyarakat. Pada pelaksanaannya, pemerintah telah
mengeluarkan beberapa kebijakan yang dapat digunakan sebagai payung hukum
bagi aparat pemerintah dan masyarakat dalam bertindak untuk melestarikan
lingkungan hidup.
Beberapa kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah tersebut, antara
lain meliputi hal-hal berikut ini:
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan- Ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2. Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 148/11/SK/4/1985 tentang
Pengamanan Bahan Beracun dan Berbahaya di Perusahaan Industri.
3. Peraturan Pemerintah (PP) Indonesia Nomor 29 Tahun 1986 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
4. Pembentukan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup pada tahun 1991.
Selain itu, usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup dapat dilakukan
dengan cara-cara berikut ini :
Melakukan pengolahan tanah sesuai kondisi dan kemampuan lahan, serta
mengatur sistem irigasi atau drainase sehingga aliran air tidak tergenang.
Memberikan perlakuan khusus kepada limbah, seperti diolah terlebih dahulu
sebelum dibuang, agar tidak mencemari lingkungan.
Melakukan reboisasi pada lahan-lahan yang kritis, tandus dan gundul, serta
melakukan sistem tebang pilih atau tebang tanam agar kelestarian hutan,
sumber air kawasan pesisir/pantai, dan fauna yang ada di dalamnya dapat
terjaga.
Menciptakan dan menggunakan barang-barang hasil industri yang ramah
lingkungan.
Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap perilaku para pemegang Hak
Pengusahaan Hutan (HPH) agar tidak mengeksploitasi hutan secara besar-
besaran.
Sementara itu, sebagai seorang pelajar dan mahasiswa apa upaya yang dapat
kalian lakukan dalam usaha pelestarian lingkungan hidup? Beberapa hal yang dapat
kalian lakukan sebagai bentuk upaya pelestarian lingkungan hidup, antara lain
sebagai berikut:
Menghemat penggunaan kertas dan pensil
Membuang sampah pada tempatnya
Memanfaatkan barang-barang hasil daur ulang,
Menghemat penggunaan listrik, air, dan BBM, serta,
Menanam dan merawat pohon di sekitar lingkungan rumah tinggal.
Disamping itu usaha pelestarian lingkungan hidup ini harus dimulai dari setiap
individu dengan menitikberatkan pada kesadaran akan pentingnya lingkungan bagi
kehidupan manusia dan pelestarian alam.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil wawancara


3.1.1 Hasil wawancara dengan EC
Berdasarkan wawancara dengan informan maka di dapatkan hasil sebagai
berikut
Menurut saya orang yang membuang sampah sembarangan itu etikanya
kurang baik, walaupun sudah di sediakan tempat sampah tapi dia masih
buang sampah sembarangan dan dia tidak menghargai lingkungan
sekitarnya sehingga tidak dapat menciptakan lingkungan yang sehat.
Jika saya melihat orang membuang sampah sembarangan pertama saya
akan memberitahunya untuk membuang sampah pada tempatnya.
Sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat saya belum dapat
menerapkan hidup sehat dengan membuang sampah pada tempatnya,
saya tidak munafik ya, saya kalau liat sampah berserakan saya buang
juga di situ.
3.1.2 Hasil wawancara dengan MNH
Berdasarkan wawancara dengan informan maka di dapatkan hasil sebagai
berikut
Menurutku orang yang membuang sampah sembarangan itu masih
kurang kesadarannya untuk menjaga lingkungan yang bersih dengan
cara membuang sampah sembarangan itu toh, sebenarnya itukan
buang sampah itukan seharusnya ditempatnya, sekarang kita liatlah
sema
kin banyak orang yang membuang sampah sembarangan. Kalau saya
melihat orang membuang sampah sembarangan kadang saya hanya
biarkan tapi ada juga saya tegur orang buang sampahmu ditempatnya.
Biasanya kalau ada kesadaran juga saya buang sampah pada
tempatnya, kalau ada tempat sampah di sekitar situ saya buang
ditempatnya, tapi kalau tidak ada saya buang sembarangan.
3.1.3 Hasil wawancara dengan MU
Berdasarkan wawancara dengan informan maka di dapatkan hasil sebagai
berikut
Menurutku orang yang buang sampah sembarangan itu karena mereka
tidak tau dimana buang sampah yang baik mungkin juga mereka
kurang pemahaman mengenai sampah apabila mereka membuang
sampah sembarangan itukan karena mereka tidak berperilaku hidup
sehat. Kalau saya melihat orang membuang sampah sembarangan
paling saya tegur,di kasih arahan, di kasih pandangan bahwa jika kita
membuang sampah sembarangan itu akan berakibat kurang baik,
kalau sampah tercemar lingkungan juga tercemar. Jujur saya juga
masih suka membuang sampah sembarangan tapi dengan kesalahan itu
bisa di jadikan pelajaran hidup bahwa membuang sampah itu tidak
baik.
3.1.4 Hasil wawancara dengan NA
Berdasarkan wawancara dengan informan maka di dapatkan hasil sebagai
berikut
Menurut saya orang yang membuang sampah sembarangan itu sangat
bertolak belakang dengan apa yang saya lihat, sebenarnya saya itu
pengennya mereka tidak melakukan itu cuma saya bisa berbuat apa,
menegur saja tidak ini, tidak respek. Sebenarnya kalau saya melihat
orang yang membuang sampah sembarangan saya pengennya menegur
cuma mau di tegur juga orangnya keras kepala seperti itu. Sebenarnya
saya belum menerapkan konsep membuang sampah pada tempatnya
cuma saya sedang berusaha untuk tidak membuang sampah
sembarangan kayak misalnya kalau di kamarku saya siapkan tempat
sampah begitu juga dirumahku, kalau di tempat umum juga kadang
tidak ada tempatnya.

3.1.5 Hasil wawancara dengan AF


Berdasarkan wawancara dengan informan maka di dapatkan hasil
sebagai berikut
Menurut saya orang yang membuang sampah sembarangan pastinya
tidak suka kebersihan yaa, saya rasa dia tidak memiliki kedisiplinan
diri karena dia tidak tahu seharusnya membuang sampah pada
tempatnya. Kalau saya melihat orang yang membuang sampah
sembarangan sih sikap saya tergantung siapa yang buang dulu, kalau
yang buang sampah dosen saya biarkan saja tapi kalau misalnya
pelakunya teman bisa ditegur tapi jangan ambilkan sampahnya. Saya
juga belum menerapkan membuang sampah pada tempatnya kalau ada
yang lihat saya buang pada tempatnya kalau tidak ya begitu, hanya
saya dengan tuhan yang tahu.
3.2 Pembahasan
3.2.1 Hasil Wawancara dengan EC
Berdasarkan hasil wawancara dengan EC mengatakan bahwa orang yang
membuang sampah sembarangan etikanya kurang baik

Anda mungkin juga menyukai