Anda di halaman 1dari 20

DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR

PUSKESMAS CUGENANG
Jln. Cariu No 1 Ds Magunkerta Kec Cugenang Kab.Cianjur
DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR
PUSKESMAS CUGENANG
Jln. Cariu No 1 Ds Magunkerta Kec Cugenang Kab.Cianjur

PKM
DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR
PUSKESMAS CUGENANG
Jln. Cariu No 1 Ds Magunkerta Kec Cugenang Kab.Cianjur

tingkat kesadaran ini dibedakan menjadi beberapa tingkat yaitu :

1. COMPOSMENTIS, yaitu kondisi seseorang yang sadar sepenuhnya, baik terhadap


dirinya maupun terhadap lingkungannya dan dapat menjawab pertanyaan yang
ditanyakan pemeriksa dengan baik.

2. APATIS, yaitu kondisi seseorang yang tampak segan dan acuh tak acuh terhadap
lingkungannya.

3. DELIRIUM, yaitu kondisi seseorang yang mengalami kekacauan gerakan, siklus


tidur bangun yang terganggu dan tampak gaduh gelisah, kacau, disorientasi serta
meronta-ronta.

4. SOMNOLEN yaitu kondisi seseorang yang mengantuk namun masih dapat sadar
bila dirangsang, tetapi bila rangsang berhenti akan tertidur kembali.

5. SOPOR, yaitu kondisi seseorang yang mengantuk yang dalam, namun masih dapat
dibangunkan dengan rangsang yang kuat, misalnya rangsang nyeri, tetapi tidak
terbangun sempurna dan tidak dapat menjawab pertanyaan dengan baik.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR
PUSKESMAS CUGENANG
Jln. Cariu No 1 Ds Magunkerta Kec Cugenang Kab.Cianjur

6. SEMI-COMA yaitu penurunan kesadaran yang tidak memberikan respons


terhadap pertanyaan, tidak dapat dibangunkan sama sekali, respons terhadap
rangsang nyeri hanya sedikit, tetapi refleks kornea dan pupil masih baik.

7. COMA, yaitu penurunan kesadaran yang sangat dalam, memberikan respons


terhadap pertanyaan, tidak ada gerakan, dan tidak ada respons terhadap rangsang
nyeri.

Untuk mengukur tingkat kesadaran tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan
menggunakan GCS (Glasgow Coma Scale)
DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR
PUSKESMAS CUGENANG
Jln. Cariu No 1 Ds Magunkerta Kec Cugenang Kab.Cianjur

NILAI GCS (15-14) : COMPOSMENTIS


NILAI GCS (13-12) : APATIS
NILAI GCS (11-10) : DELIRIUM
NILAI GCS (9-7) : SOMNOLEN
NILAI GCS (6-5) : SOPOR
NILAI GCS (4) : SEMI-COMA
NILAI GCS (3) : COMA
DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR
PUSKESMAS CUGENANG
Jln. Cariu No 1 Ds Magunkerta Kec Cugenang Kab.Cianjur
DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR
PUSKESMAS CUGENANG
Jln. Cariu No 1 Ds Magunkerta Kec Cugenang Kab.Cianjur

Airway Control (Penguasaan Jalan Nafas)


Bila tidak ditemukan respons pada korban maka langkah selanjutnya adalah
penolong menilai pernafasan korban apakah cukup adekuat? Untuk menilainya
maka korban harus dibaringkan terlentang dengan jalan nafas terbuka.

Airway control
DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR
PUSKESMAS CUGENANG
Jln. Cariu No 1 Ds Magunkerta Kec Cugenang Kab.Cianjur

Lidah paling sering menyebabkan sumbatan jalan nafas pada kasus-kasus korban
dewasa tidak ada respons, karena pada saat korban kehilangan kesadaran otot-
otot akan menjadi lemas termasuk otot dasar lidah yang akan jatuh ke belakang
sehingga jalan nafas jadi tertutup. Penyebab lainnya adalah adanya benda asing
terutama pada bayi dan anak.

Penguasan jalan nafas merupakan prioritas pada semua korban. Prosedurnya


sangat bervariasi mulai dari yang sederhana sampai yang paling rumit dan
penanganan bedah. Tindakan-tindakan yang lain kecil peluangnya untuk berhasil
bila jalan nafas korban masih terganggu.

Beberapa cara yang dikenal dan sering dilakukan untuk membebaskan jalan nafas
DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR
PUSKESMAS CUGENANG
Jln. Cariu No 1 Ds Magunkerta Kec Cugenang Kab.Cianjur

a. Angkat Dagu Tekan Dahi :

Angkat Dagu Tekan Dahi

Teknik ini dilakukan pada korban yang tidak mengalami trauma pada kepala,
leher maupun tulang belakang.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR
PUSKESMAS CUGENANG
Jln. Cariu No 1 Ds Magunkerta Kec Cugenang Kab.Cianjur

b. Perasat Pendorongan Rahang Bawah (Jaw Thrust Maneuver)

Jaw Thrust Maneuver

Teknik ini digunakan sebagai pengganti teknik angkat dagu tekan dahi.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR
PUSKESMAS CUGENANG
Jln. Cariu No 1 Ds Magunkerta Kec Cugenang Kab.Cianjur

Teknik ini sangat sulit dilakukan tetapi merupakan teknik yang aman untuk
membuka jalan nafas bagi korban yang mengalami trauma pada tulang belakang.
Dengan teknik ini, kepala dan leher korban dibuat dalam posisi alami / normal.

Ingat : Teknik ini hanya untuk korban yang mengalami trauma tulang
belakang atau curiga trauma tulang belakang

Pemeriksaan Jalan Nafas


Setelah jalan nafas terbuka, maka periksalah jalan nafas karena terbukanya jalan
nafas dengan baik dan bersih sangat diperlukan untuk pernafasan adekuat.
Keadaan jalan nafas dapat ditentukan bila korban sadar, respon dan dapat
berbicara dengan penolong.

Perhatikan pengucapannya apakah baik atau terganggu, dan hati-hati memberikan


penilaian untuk korban dengan gangguan mental.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR
PUSKESMAS CUGENANG
Jln. Cariu No 1 Ds Magunkerta Kec Cugenang Kab.Cianjur

Untuk korban yang disorientasi, merasa mengambang, bingung atau tidak respon
harus diwaspadai kemungkinan adanya darah, muntah atau cairan liur berlebihan
dalam saluran nafas. Cara ini lebih lanjut akan diterangkan pada halaman cara
pemeriksaan jalan nafas.

C. Membersihkan Jalan Nafas

- Posisi Pemulihan
Bila korban dapat bernafas dengan baik dan tidak ada kecurigaan adanya cedera
leher, tulang punggung atau cedera lainnya yang dapat bertambah parah akibat
tindakan ini maka letakkan korban dalam posisi pemulihan atau dikenal dengan
istilah posisi miring mantap.

Posisi ini berguna untuk mencegah sumbatan dan jika ada cairan maka cairan akan
mengalir melalui mulut dan tidak masuk ke dalam saluran nafas.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR
PUSKESMAS CUGENANG
Jln. Cariu No 1 Ds Magunkerta Kec Cugenang Kab.Cianjur

Breathing Support

- Sapuan Jari
Teknik hanya dilakukan untuk penderita yang tidak sadar, penolong menggunakan
jarinya untuk membuang benda yang mengganggu jalan nafas.
BREATHING SUPPORT (BANTUAN PERNAFASAN)
Bila pernafasan seseorang terhenti maka penolong harus berupaya untuk
memberikan bantuan pernafasan.

Teknik yang digunakan untuk memberikan bantuan pernafasan yaitu:


a. Menggunakan mulut penolong:
1. Mulut ke masker RJP
2. Mulut ke APD
3. Mulut ke mulut / hidung
DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR
PUSKESMAS CUGENANG
Jln. Cariu No 1 Ds Magunkerta Kec Cugenang Kab.Cianjur

b. Menggunakan alat bantu:

Masker berkatup
Kantung masker berkatup (Bag Valve Mask / BVM)
DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR
PUSKESMAS CUGENANG
Jln. Cariu No 1 Ds Magunkerta Kec Cugenang Kab.Cianjur

Frekuensi pemberian nafas buatan:


Dewasa : 10 - 12 x pernafasan / menit, masing-masing 1,5 - 2 detik
Anak (1-8th) : 20 x pernafasan / menit, masing-masing 1 - 1,5 detik
Bayi (0-1th) : lebih dari 20 x pernafasan / menit, masing-masing 1 - 1,5 detik
Bayi baru lahir : 40 x pernafasan / menit, masing-masing 1 - 1,5 detik

Bahaya bagi penolong yang melakukan bantuan pernafasan dari mulut ke mulut:
- Penyebaran penyakit
- Kontaminasi bahan kimia
- Muntahan penderita

Saat memberikan bantuan pernafasan petunjuk yang dipakai untuk menentukan


cukup tidaknya udara yang dimasukkan adalah gerakan naiknya dada. Jangan
sampai memberikan udara yang berlebihan karena dapat mengakibatkan udara
juga masuk dalam lambung sehingga menyebabkan muntah dan mungkin akan
menimbulkan kerusakan pada paru-paru. Jika terjadi penyumbatan jalan nafas
maka lakukan kembali Airway Control seperti yang dijelaskan diatas.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR
PUSKESMAS CUGENANG
Jln. Cariu No 1 Ds Magunkerta Kec Cugenang Kab.Cianjur

Beberapa tanda-tanda pernafasan:


Adekuat (mencukupi)
- Dada dan perut bergerak naik dan turun seirama dengan pernafasan
- Udara terdengar dan terasa saat keluar dari mulut / hidung
- Korban tampak nyaman
- Frekuensinya cukup (12-20 x/menit)

Kurang Adekuat (kurang mencukupi)


- Gerakan dada kurang baik
- Ada suara nafas tambahan
- Kerja otot bantu nafas
- Sianosis (kulit kebiruan)
- Frekuensi kurang atau berlebihan
- Perubahan status mental

Tidak Bernafas
- Tidak ada gerakan dada dan perut
- Tidak terdengar aliran udara melalui mulut atau hidung
DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR
PUSKESMAS CUGENANG
Jln. Cariu No 1 Ds Magunkerta Kec Cugenang Kab.Cianjur

- Tidak terasa hembusan nafas dari mulut atau hidung

Bila menggunakan masker atau APD, pastikan terpasang dengan baik dan tidak
mengalami kebocoran udara saat memberikan bantuan pernafasan.

CIRCULATORY SUPPORT (Bantuan Sirkulasi)


Tindakan paling penting pada bantuan sirkulasi adalah Pijatan Jantung Luar.
Pijatan Jantung Luar dapat dilakukan mengingat sebagian besar jantung terletak
diantara tulang dada dan tulang punggung sehingga penekanan dari luar dapat
menyebabkan terjadinya efek pompa pada jantung yang dinilai cukup untuk
mengatur peredaran darah minimal pada keadaan mati klinis.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR
PUSKESMAS CUGENANG
Jln. Cariu No 1 Ds Magunkerta Kec Cugenang Kab.Cianjur

Circulatory Suppor
DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR
PUSKESMAS CUGENANG
Jln. Cariu No 1 Ds Magunkerta Kec Cugenang Kab.Cianjur

Penekanan dilakukan pada garis tengah tulang dada 2 jari di atas permukaan
lengkung iga kiri dan kanan. Kedalaman penekanan disesuaikan dengan kelompok
usia penderita.
- Dewasa : 4 - 5 cm
- Anak dan bayi : 3 - 4 cm
- Bayi : 1,5 - 2,5 cm

Secara umum dapat dikatakan bahwa bila jantung berhenti berdenyut maka
pernafasan akan langsung mengikutinya, namun keadaan ini tidak berlaku
sebaliknya. Seseorang mungkin hanya mengalami kegagalan pernafasan dengan
jantung masih berdenyut, akan tetapi dalam waktu singkat akan diikuti henti
jantung karena kekurangan oksigen.

Pada saat terhentinya kedua sistem inilah seseorang dinyatakan sebagai mati
klinis. Berbekal pengertian di atas maka selanjutnya dilakukan tindakan Resusitasi
Jantung Paru.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR
PUSKESMAS CUGENANG
Jln. Cariu No 1 Ds Magunkerta Kec Cugenang Kab.Cianjur

Anda mungkin juga menyukai