PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Budidaya laut merupakan salah satu usaha yang dapat memberikan alternatif
sumber penghasilan bagi masyarakat pesisir. Salah satu contoh hasil laut yang telah
berhasil dibudidayakan dan memiliki harga yang cukup tinggi adalah ikan kerapu.
Kerapu merupakan jenis ikan demersal yang menyukai hidup di perairan karang,
diantara celah-celah atau di dalam gua di dasar perairan. Ikan kerapu relatif mudah
dibudidayakan, karena mempunyai daya adaptasi cukup tinggi. Upaya perintisan
pembenihan ikan kerapu di Indonesia khususnya jenis ikan kerapu macan ( Epinephelus
Fuscoguttatus) telah dimulai sejak tahun 1990. Berbagai tahapan dalam kegiatan
pembenihan ikan kerapu macan mengalami banyak kendala diantaranya pada
pemeliharaan induk dan pemeliharaan larva.
Upaya pengembangan teknik pembenihan ikan kerapu macan dilakukan secara
terus menerus hingga akhirnya menghasilkan teknik pembenihan yang cukup maju,
terutama di lingkup pelaksana pembenihan ikan kerapu macan Balai Besar
Pengembangan Budidaya Laut ( BBPBL ) Lampung.
Sebagai seorang siswa tidak cukup hanya mendalami ilmu di bangku sekolah
saja, namun juga harus memahami peraktik di lapangan. Oleh karena itu dilakukanlah
Praktek Kerja Lapangan ( PKL) tentang pembenihan ikan kerapu macan ini sebagai
suatu program pengaplikasian teori-teori yang didapat di bangku sekolah untuk
ditterapkan di lapangan. Laporan PKL ini membahas tentang kondisi umum BBPBL
Lampung, hasil kegiatan selama melakukan PKL, dan pada bagian akhir laporan diulas
secara rinci tentang analisa usaha pembenihan ikan kerapu macan.
1.2. Tujuan
1
1. Menambah wawasan tentang budidaya ikan kerapu macan ( Epinephelus
fuscoguttatus ).
2. Mempelajari teknik pembenihan ikan kerapu macan ( fuscoguttatus ),
mengidentifikasi dan memecahkan masalah dalam usaha pembenihan ikan
kerapu macan ( Epinephelus fuscoguttatus ).
3. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan meningkatkan keterampilan serta
wawasan pada kegiatan pembenihan ikan kerapu macan ( Epinephelus
fuscoguttatus ).
4. Mengetahui analisa usaha pembenihan ikan kerapu macan ( Epinephelus
fuscoguttatus ).
1.4. Manfaat
Manfaat Praktek Kerja Lapangan ini adalah untuk menambah wawasan dan
dapat memberikan informasi atau penyuluhan kepada masyarakat yang membutuhkan,
khususnya dalam kegiatan pengembangan budidaya ikan kerapu macan.
2
II. KEADAAN UMUM LOKASI
Keberadaan Balai Budidaya Laut (BBL) Lampung secara resmi diakui tanggal 5
Agustus 1986 yang ditetapkan berdasarkan SK Menteri Pertanian No.347/OT210/5/1994
tanggal 6 Mei 1994, kemudian disempurnakan dengan terbitnya SK Menteri Kelautan
dan Perikanan No.26F/MEN/2001. Pada tahun 2006 Balai Budidaya Laut (BBL)
Lampung ditingkatkan statusnya menjadi Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut
(BBPBL) berdasarkan Surat Keputusan Kelautan dan Perikanan No.Per.07/MEN/2006
tentang organisasi dan tata kerja Balai Besar Pengembangan Budidaya (BBPBL)
Lampung.
3
3. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Hanura
4. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sidodadi
Jarak Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung dengan Ibu
kota Bandar Lampung yaitu 15 km dan jarak dengan Desa Hanura yaitu 1,5 km.
Dasar perairan teluk Lampung sekitar bibir pantai bagian tenggara yaitu 10-15 m,
Teluk Hurun pada bagian barat daya dan selatan umumnya landai dengan kedalaman
5 m, luas 1,5 km2 dengan panjang 1,5 km dan lebar 1 km. Sedangkan kedalam perairan
dekat mulut teluk mencapai 5-10 m. Kondisi teluk bersih dan bebas dari pencemaran
dan perairan tenang bebas dari gelombang sepanjang tahun.
Terdapat 4 buah sungai yang bermuara di Teluk Hurun masing-masing 2 sungai
dibagian barat daya, 1 sungai dibagian selatan dan satu sungai dibagian barat laut Teluk
Hurun. Keadaan tanah di Teluk Hurun lumpur berpasir dan di daerah pantai terdapat
hutan bakau (mangrove) dan daerah Teluk Turun beriklim tropis.
2.3.1.Laboratorium
b. Laboratorium Fitoplankton
c. Laboratorium Zooplankton
2.3.2. Hatchery
Hatchery ini berfungsi untuk menetaskan telur dan memelihara larva kerapu
bebek hingga ukuran pendederan. Selama masa itu larva dirawat didalam hatchery
5
dengan perlakuan yang baik. Hatchery kerapu bebek memiliki 12 bak larva berkontruksi
beton, 1 unit kulkas, 1 unit lemari penyimpanan, 1 unit dispenser.
Hatchery ini berfungsi untuk pemeliharaan larva dari telur hingga ukuran
pendederan. Hatchery ini memproduksi larva ikan kakap putih, kakap merah, dan cobia
secara bergantian. Hal ini dilakukan agar memaksimalkan pemeliharaan larva komoditi
ikan yang dipelihara.
Hatchery ini adalah tempat untuk mengembangkan kuda laut. Kuda laut
dikembangkan dan dipelihara dengan perlakuan-perlakuan yang baik. Kuda laut adalah
salah satu komoditi non ikan yang langka dan patut untuk dilestarikan.
e. Hatchery Clownfish
Hatchery ini adalah tempat mengembangbiakkan ikan hias air laut yaitu jenis
Clownfish atau dikenal dengan nama Nemo. Ikan ini adalah ikan yang sangat disukai
oleh para penggemar ikan hias, keberadaannya juga sudah mulai langka.
6
Gambar 1. Bangsal Pendederan
2.3.4. Bangsal Penggelondongan
Bangsal indoor menggunakan wadah yang terbuat dari fiberglass volume 2 ton
berjumlah 12 buah dan dipelihara secara intensif untuk memelihara calon induk kerapu
macan dan bangsal semi indoor menggunakan wadah yang terbuat dari fiberglass
volume 2 ton berjumlah 4 buah, 3 ton berjumlah 8 buah berbentuk lingkaran, dan 8 ton
berjumlah 8 buah untuk memelihara calon induk kerapu bebek dan sebagai tempat
perekayasaan budidaya kerapu. Air media pemeliharaan selalu berganti (sirkulasi).
Setiap harinya air media pemeliharaan berganti hingga >200%. Untuk lebih jelas
bangsal penggelondongan dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah ini.
7
2.3.5. Keramba Jaring Apung
Keramba jaring apung ( KJA ) yang di miliki BBPBL Lampung 2 unit yaitu unit
budidaya dan unit Induk. Unit induk untuk memelihara induk unggul sebagai produsen
benih yang baik untuk kegiatan pembenihan, induk yang dipelihara yaitu induk kerapu
bebek ( Cromileptes altivelis ), Kerapu macan ( Ephinephelus fuscoguttatus ), Kakap
merah Thailand, Cobia, Kerapu kertang, bawal bintang, dan Napoleon. Sedangkan Unit
budidaya untuk pembesaran dan kegiatan rekayasa komoditas ikan ekonomis. Untuk
lebih jelas keramba jaring apung dapat dilihat pada gambar 3 dibawah ini.
Bak tandon yang terdapat di BBPBL Lampung ada 2 yaitu bak penampungan air
laut dan bak penampungan air tawar. Bak penampungan air laut berkontruksi beton dan
penutup bak terbuat dari seng dengan kapasitas 200 m dan kedalaman 3 m. Bak tandon
menggunakan sistem gravitasi jadi air yang di alirkan menggunakan sistem gravitasi
yang di bantu dengan tenaga pompa.
Sedangkan bak penampungan air tawar berkontruksi beton dan memiliki kaki
sebagai penyangga dengan panjang 3 meter, bak tandon air tawar berkapasitas 15 m
dan memiliki tutup bak yang terbuat dari seng, sistem pengaliran air juga menggunakan
sistem gravitasi yang tidak menggunakan bantuan pompa, untuk lebih jelas bak tandon
air laut dan bak tandon air tawar dapat di lihat pada gambar 4 di bawah ini :
8
Gambar 4. Tandon Air Laut dan Tandon Air Tawar
2.3.7. Sarana Aerasi
a. Blower
Gambar 5 : Blower
a B
a
a
a 9
Keterangan :
a. Vortex blower
b. Root blower
c. Hi blow
Gambar 5. Blower
Selang aerasi yang digunakan adalah dari jenis gelang plastik besar PE (poly
ethylene), karena selain lentur juga tidak mudah pecah selang ini juga tahan terhadap
panas. Regulator atau sering di sebut dengan kran aerasi berfungsi untuk mengatur
besarnya volume udara yang keluar dari pipa distribusi. Selang aerasi di atur
sedemikian rupa sehingga tidak berlebihan dengan banyak lilitan yang dapat
mempengaruhi tekana udara. Batu aerasi berfungsi untuk memperhalus gelembung
udara yang keluar dan di letakkan pada ujung selang aerasi. Jumlah batu aerasi pada
pemeliharaan larva adalah sekitar 2-4 buah/m. Untuk lebih jelas regulator, selang
aerasi, pemberat dan batu aerasi dapat dilihat pada gambar 6 di bawah ini.
10
Gambar 6. Regulator, Selang aerasi, Pemberat, dan Batu aerasi
Sumber tenaga listrik yang di gunakan di BBPBL Lampung berasal dari PLN
cabang tanjung karang, Lampung selatan dan mempunyai cadangan generator set
(Genset) sebanyak empat unit. Dua unit dengan kapasitas 125 KVA dan dua unit
dengan kapasitas 50 KVA sebagai pembangkit listrik apabila aliran listrik dari PLN
padam. Untuk lebih jelas genset (generator setting ) dapat dilihat pada gambar 7 di
bawah ini.
a. Perkantoran
Perkantoran merupakan tempat pegawai BBPBL Lampung melaksanakan
administrasi yang berhubungan dengan kegiatan pembenihan, pembesaran dan kegiatan
rutin hari-hari. Kantor BBPBL Lampung terdiri dari kantor utama, kantor divisi
pembenihan, dan kantor divisi budidaya.
11
b. Perpustakaan
c. Asrama
Asrama sebagai tempat penginapan bagi para peserta magang atau penelitian
selama di BBPBL Lampung. Asrama yang tersedia di BBPBL Lampung ada 2 yaitu
asrama kakap bagi peserta PKL dari SMK dan sederajat dan asrama kerapu bagi peserta
PKL atau penelitian dari perguruan tinggi.
12
III. TEKNIK PEMBENIHAN KERAPU MACAN
Ikan kerapu macan pada umumnya hidup di perairan karang pantai dengan
kedalaman 100-200 m (Heemastra dan Randall et al 1993). Pada umumnya ikan kerapu
macan menyukai air laut pada salinitas 30-35 ppt. Suhu perairan di Indonesia tidak
menjadi masalah karena perubahan suhu, baik harian maupun tahunan sangat kecil dan
biasanya berkisar antara 27-32C. Pada lapisan air yang tidak tercemar biasanya
mengandung oksigen terlarut yang memadai untuk pertumbuhan ikan. Kandungan
oksigen terlarut dalam air laut minimal 4 ppm. Air laut memiliki pH berkisar antara 7,6-
8,7 dan mempunyai daya penyangga yang besar terhadap perubahan keasaman.
14
3.1.3. Kebiasaan Makan
Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) merupakan jenis ikan karnivora.
Sifat kanibalnya muncul apabila kekurangan pakan terutama terlihat pada stadia awal.
Dari pengamatan isi perut kerapu kecil diketahui kandungan didalamnya didominasi
oleh ikan-ikan. Jenis udang-udangan yang banyak dijumpai dalam isi perut ikan kerapu
macan adalah jenis udang krosok (Parapeneus sp.), udang dogol (Melapeneus sp.), dan
udang jerbung (Penaeus merguiensis). Sementara kelompok ikan yang ditemukan
dalam isi perut ikan kerapu macan adalah jenis ikan teri (Stelopterus sp.), ikan baronang
(Siganus sp.), ikan belanak (Mungil sp.), dan cumi-cumi (Loligo sp.), dalam jumlah
kecil (Akbar 2000).
Ikan kerupu macan mempunyai kebiasaan makan pada pagi hari sebelum
matahari terbit dan menjelang matahari tenggelam. Di alam ikan kerapu macan makan
sambil berenang diantara batu-batu karang, lubang atau celah-celah batu yang
merupakan tempat persembunyiannya. Dari tempat itulah ikan kerapu menunggu
mangsanya, bila mangsa tampak dari jauh ikan kerapu macan melesat cepat untuk
menangkap dan menelannya, kemudian kembali ketempat persembunyiannya (Akbar
2000). Ikan kerapu macan yang dibudidayakan secara terkontrol, saat akan memijah
ditandai dengan nafsu makan yang menurun jadi pada saat ikan akan memijah
pemberian pakan dikurangi dan saat memijah tidak diberi pakan.
3.2.1.Sarana Pokok
Bak induk berfungsi untuk mengelola serta memelihara induk secara terkontrol.
Bak induk berkontruksi beton volume 50 m dengan kedalaman 3 meter dan diameter 5
meter yang berjumlah 1 buah yang berbentuk bulat, dasar bak berbentuk kerucut dengan
kemiringan 5 derajat.
Bak beton tersebut juga di lengkapi dengan bak penampungan telur berbentuk
persegi empat dengan panjang 162 cm, lebar 151 cm dan tinggi 104 cm yang berfungsi
untuk menempatkan jaring penampungan telur (egg collector). Bak penampungan telur
ini ditempatkan diujung pipa pembuangan air pada bagian atas. Sedangkan egg
15
collector berukuran panjang 80 cm, lebar 58 cm dan tinggi 60 cm dengan ukuran mata
jaring 500 mikron dan dibingkai dengan besi sebagai rangka atau penopang egg
collector. Bak penampungan telur juga mempunyai saluran pembuangan didasar bak
yang menggunakan pipa berukuran 3 inchi. Untuk lebih jelas bak induk dapat dilihat
pada gambar 9 dibawah ini.
Berikut langkah-langkah persiapan bak induk
- Menyikat dasar dan dinding bak menggunakan sikat, pemusnahan tritip dengan
menggunakan kap, serta menghilangkan lumut, kemudian dibilas dengan air
laut.
- Menyiram bak dengan kaporit yang dilarutkan dengan air laut dengan cara
menyiramkan kaporit pada dinding dan dasar bak.
- Membersihkan dinding dan dasar bak untuk menghilangkan kaporit dengan
menyikat dan setelah itu membilasnya dengan air laut hingga bau kaporit hilang
dan tidak ada lagi lumut yang menempel pada dinding bak, kemudian bak dapat
langsung digunakan.
Keterangan :
16
Selain itu bak pemeliharaan induk kerapu macan juga di lengkapi dengan pipa
pembuangan air yang terletak pada dasar bagian tengah bak untuk pembuangan kotoran
dan pengeringan bak. Pergantian air pada bak induk kerapu macan dilakukan dengan
sistem sirkulasi selama 24 jam setiap harinya. Bak seluruhnya terletak pada ruangan
terbuka agar mendapatkan sinar matahari.
Hal ini sesuai dengan pendapat Anindiastuti, et, al, (2004), bak untuk
pemeliharaan induk atau pematangan gonat dapat terbuat dari fiberglass pasangan bata.
Bak sebaiknya berbentuk bulat agar memudahkan dalam pengumpulan telur dan
sirkulasi air media akan lebih sempurna. Kapasitas bak minimal adalah 50 m dengan
kedalaman 2,5-3.0 m. Untuk keperluan dalam penampungan telur bak dilengkapi
dengan bak penampungan telur yang terletak tepat pada pipa pembuangan air yang
dibuat pada permukaan bak. Disamping pipa pembuangan pada permukaan yang
berfungsi untuk mengeluarkan telur, juga harus dilengkapi pipa pembuangan yang
terletak pada dasar bagian tengah untuk mengeluarkan kotoran dan pengeringan. Bak
induk seluruhnya ditempatkan dalam ruang terbuka yang mendapatkan cukup cahaya
matahari.
Bak pemeliharaan larva berbentuk empat persegi panjang, sudut bak larva
tumpul. Bak terbuat dari beton dengan ukuran panjang 4,54 m, lebar 2,05 m dan tinggi
1,23 m berkapasitas 10 m yang berjumlah 12 buah. Bak berwarna biru laut untuk
mamanipulasi lingkungan pemeliharaan larva.
Pada sudut bak dibuat melengkung agar tidak ada titik mati. Sebelum digunakan
bak dibersihkan dengan menyiramkan kaporit pada dinding dan dasar bak, setelah itu
bak disikat sampai bersih dan selanjutnya bak diisi dengan air laut yang di saring
menggunakan filter bag.
a. Menyikat dinding dan dasar bak dengan sikat untuk menghilangkan kotoran
yang menempel.
b. Menyiram dinding dan dasar bak dengan kaporit yang telah dilarutkan dengan
air laut yang di tampung didalam bak plastik.
17
c. Menyikat bak mnggunakan sikat dan menyiram dengan air laut untuk
menghilangkan kaporit yang melekat pada dinding dan dasar bak.
d. Mengisi bak dengan air laut yang disaring menggunakan filter bag.
Hal ini sesuai dengan pendapat Minjoyo, et al, (1999) yang menyatakan pada
umumnya bak yang digunakan dalam pemeliharaan larva secara massal berukuran 10-
20 m. Penggunaan bak yang besar untuk mengurangi fluktuasi suhu. Sebelum
digunakan bak terlebih dahulu di bersihkan, dikeringkan dan dibilas atau direndam
dengan kaporit, dan selanjutnya dapat dilakukan penambahan fitoplankton. Fitoplankton
berfungsi untuk menyerap CO2 dan menghasilkan O2 pada proses fotosintesisnya.
Untuk lebih jelas bak pemeliharaan larva dapat dilihat pada gambar 10 dibawah ini.
c. Bak Pendederan
Bak pendederan adalah bak yang digunakan untuk mendederkan benih ikan
hingga siap tebar. Bak pendederan di BBPBL Lampung terbuat dari semen (beton) dan
fiberglass yang tahan terhadap benturan dan beban atau tekanan air sesuai dengan
volume yang ditentukan. Bak yng terbuat dari beton berjumlah 6 buah volume 4 m
18
dengan kedalaman 70 cm, bak berbentuk persegi panjang dengan kemiringan dasar bak
5% kearah pembuangan. Kemiringan dasar bak kearah pembuangan bertujuan untuk
memperoleh kebersihan sempurna pada saat pencucian serta dilengkapi dengan saluran
pemasukan dan pembuangan. Saluran pemasukan terbuat dari pipa paralon (PVC) 1
inchi dilengkapi dengan stop kran untuk mengatur debit air yang masuk. Sementara
saluran pembuangan terbuat dari pipa paralon (PVC) 1 inchi menggunakan pipa
goyang yang terdapat ditengah bak.
Bak penampungan memiliki pipa berukuran 2 inchi, pipa pengeluaran jenis PVC
dengan ukuran 2 inchi. Pipa pengeluaran menggunakan sistem pipa goyang yang
terdapat di tengah bak kerena dengan sistem ini proses pencucian bak atau proses
pembuangan akan menjadi lebih mudah. Dasar bak miring kearah pengeluaran dengan
dengan kemiringan 5-8% untuk memudahkan dalam pengeringan bak, bak
penampungan plankton hanya 1 buah. Untuk lebih jelas bak penampungan plankton
dapat dilihat pada gambar 12 dibawah ini.
e. Aerasi
Aerasi sangat dibutuhkan oleh larva ikan untuk berkembang karena dengan
adanya aerasi suplai oksigen kedalam air (DO) dapat terpenuhi. Pada priode larva ikan
sangat membutuhkan oksigen karena pada masa larva, ikan masih dalam kondisi sangat
lemah. Oksigen juga dibutuhkan untuk proses fotosintesis bagi fitoplankton yang
terdapat di dalam bak larva.
Aerasi di pompa dengan menggunakan high blower jenis root blower dan
vortex blower sebagai sumber aerasi dengan daya 380/660 volt sebanyak enam unit
yang digerakkan oleh motor berkekuatan 7,5 Kw. Aerasi di setting dengan jumlah 2-3
20
titik/m untuk memenuhi kebutuhan larva untuk metabolisme dalam tubuh dan bagi
fitoplankton untuk proses fotosintesis. Peralatan untuk aerasi yaitu regulator, selang
aerasi, pemberat, dan batu aerasi.
Wadah inkubasi telur berfungsi untuk menetaskan telur hingga menjadi larva.
Wadah inkubasi terbuat dari fiberglass yang di rangkai dengan kaca agar mudah dalam
pengontrolan telur dengan volume 100 liter. Untuk lebih jelas wadah inkubasi telur
dapat di lihat pada gambar 13 dibawah ini.
g. Saringan (Filter)
Saringan berfungsi untuk menyaring air yang akan digunakan sebagai media
pemeliharaan larva. Saringan yang digunakan adalah rangkaian saringan sand filter dan
saringan UV (Ultraviolet), sand filter berbentuk tabung seperti pinguin berjumlah
sepasang dan saringan UV berbentuk bulat memanjang dengan ukuran 2 inchi
berjumlah dua buah. Saringan ini dilengkapi dengan pompa air jenis self priming untuk
mengalirkan air yang akan disaring.
21
3.2.2.Sarana Penunjang
Wadah kultur artemia berfungsi untuk menetaskan telur artemia. Bentuk wadah
kultur bulat seperti tabung dan pada bagian dasar bak berbentuk kerucut, dilengkapi
dengan stop kran untuk memudahkan pemanenan. Bak kultur artemia di cat dengan
warna gelap dan pada bagian dasarnya tidak dicat gelap agar memudahkan dalam proses
pemanenan. Wadah ini memiliki kaki dengan tinggi 30 cm, diameter wadah 50 cm dan
tinggi wadah 120 cm. Untuk lebih jelasnya wadah kultur artemia dapat dilihat pada
gambar 14 dibawah ini.
b. Kulkas
22
c. Wadah Penampungan Air Tawar
Wadah penampungan air tawar yang terdapat di hatchery yaitu drum plastik
berjumlah 2 buah dengan kapasitas masing-masing 150 liter. Air tawar digunakan untuk
mencuci peralatan hatchery agar tidak mudah rusak.
d. Peralatan Lainnya
3.3.Pemeliharaan Induk
3.3.1.Asal Induk
Induk ada yang berasal dari alam ada juga yang berasal dari BBPBL yang telah
melewati beberapa rangkaian seleksi. Induk yang berasal dari alam di tangkap sekitar
kepulauan Sulawesi dengan bobot berkisar 4-6 kg. Induk yang berasal dari BBPBL
adalah induk unggul F1 yang telah memenuhi syarat sebagai induk unggul.
3.3.2.Jumlah Induk
Jumlah induk kerapu macan di BBPBL Lampung yaitu pada bak pemeliharaan
terkontrol berjumlah 19 ekor yang terdiri dari jantan 14 ekor dan betina 5 ekor. Induk
jantan memiliki berat rata-rata 9,5 kg dan panjang rata-rata 76 cm dan untuk induk
betina memiliki berat rata-rata 10,5 kg dan panjang rata-rata 77,8 cm.
3.3.3.Pakan Induk
Pakan induk yang diberikan pada ikan kerapu macan berupa ikan rucah yang
dikonbinasikan dengan cumi-cumi. Frekuensi pemberian pakan rucah diberikan
sebanyak 1 kali dalam sehari dan untuk cumi-cumi dua kali dalam seminggu yaitu pada
23
hari senin dan hari kamis pada pagi hari pukul 08:00 WIB. Ikan rucah yang diberikan
jenis ikan kuniran. Untuk lebih jelasnya pakan ikan dapat dilihat pada gambar 15
dibawah ini.
Kamis Cumi-cumi
24
Biovit diberikan seminggu dua kali sebagai multivitamin berbentuk bubuk dan
di berikan setiap hari senin dan hari jumat. Pemberian Biovit di lakukan dengan cara
menaburkan biovit kedalam insang ikan rucah dan diberikan kepada induk.
Hal ini sesuai dengan pendapat Mustamin, et al (2004) yang menyatakan
pemberian pakan dilakukan secara adlibitum atau sampai sekenyang-kenyangnya
berkisar antara 1-3 % dari berat biomassa. Frekuensi pemberian pakan satu kali sehari
yaitu pada pagi atau sore hari. Selain pemberian pakan ikan segar, setiap minggu induk
diberikan multivitamin dan mineral.
Berikut cara pemberian pakan induk antara lain :
- Menyimpan ikan rucah dan cumi-cumi dalam freezer.
- Mencuci ikan rucah dengan cara menyiram ikan rucah dengan air laut hingga
gumpalan es menghilang.
- Menimbang pakan dan setelah itu pakan diberikan dengan cara menebarnya
secara merata.
- Menghentikan pemberian pakan jika ikan sudah tidak lagi merespon pakan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Priyono (2005) yang menyatakan bahwa air laut
yang digunakan diambil langsung dengan menggunakan pompa di distribusikan melalui
pipa-pipa PVC ke masing-masing unit bak pemeliharaan induk. Jumlah pergantian
25
selama pemeliharaan adalah 200 % perhari. Untuk suplai oksigen di gunakan
blower/Hiblow diatur dengan menggunakan stop kran dan selang aerasi yang
dihubungkan ke masing-masing batu aerasi. Untuk mengurangi jumlah ekskresi yang di
timbulkan dari induk, setiap satu atau dua minggu sekali di lakukan pembersihan dasar
bak dengan cara menyipon.
a. Manipulasi Lingkungan
26
Gambar 16. Biovit
3.3.6.Seleksi Induk
Seleksi induk di BBPBL Lampung dengan cara visual, untuk jantan ciri-cirinya
badan pipih dan panjang, selain itu juga dilakukan dengan pengurutan (stripping) pada
bagian perut kearah lubang genital yang dilakukan secara perlahan-lahan, hal ini
dilakukan untuk menghindari terjadinya kerusakan pada organ dalam, pada saat
pengurutan terdapat cairan sperma berwarna putih susu dan kental dan dapat diduga
bahwa induk tersebut adalah jantan dan telah matang gonat, hal ini sesuai dengan
pendapat Sudaryanto, et al., (1999) yang menyatakan, seleksi jantan di lakukan dengan
metode stripping yang mengurut bagian perut ke arah lubang genital. Stripping di
lakukan secara perlahan-lahan yang bertujuan untuk menghindari keluarnya sperma
yang berlebihan serta terjadinya kerusakan organ dalam. Sperma yang baik dan siap
untuk dipijahkan adalah berwarna putih susu dan kental. Untuk lebih jelas seleksi induk
dapat dilihat pada lampiran 3.
27
- Betina dengan cara pengamatan secara visual
- Jantan dengan cara di stripping, mengurut bagian perut kearah lubang
urogenital
d. Pengamatan secara visual pada induk betina di tandai dengan membesarnya pada
bagian perut.
e. Pada induk jantan dengan dengan mengurutkan ke arah lubang urogenital dan
apabila ada cairan sperma berwarna putih susu dan kental maka itu adalah induk
jantan yang telah matang gonat.
Untuk seleksi induk betina dapat di lihat secara langsung yang di tandai dengan
bagian perut yang besar, dan dapat di duga induk tersebut adalah induk betina. Hal
sesuai dengan pendapat (Sugama, et al., 2001) yang menyatakan bahwa induk betina
dapat dicirikan dengan membesarnya bagian perut ikan.
3.3.7.Pemijahan
Di BBPBL Lampung pemijahan dilakukan dengan cara alami yaitu dengan cara
manipulasi lingkungan. Metode manipulasi lingkungan di lakukan dengan cara menaik
turunkan air pada bak pemeliharaan induk kerapu macan sehingga setinggi 68 cm dapat
menaikkan suhu air, dari suhu awal 28C sampai 31C sehingga terjadi kenaikan suhu
sebesar 3C dan di perkirakan akan terjadi penurunan suhu kembali pada saat diisi air
baru pada sore hari. Selain itu dengan adanya penurunan dan penaikan ketinggian air
akan menyebabkan perubahan tekanan air sehingga akan penyebabkan kondisi yang
sama dengan kondisi di habitat hidup kerapu macan dan akan dapat merangsang
terjadinya pemijahan.
Pemijahan dilakukan dengan manipulasi lingkungan. Langkah-langkah
manipulasi lingkungan yaitu :
a. Menurunkan air pada bak pemeliharaan induk pada pagi hari, atau setelah
pemberian pakan
b. Penjemuran bak, tetapi air tetap melakukan pengisian air atau masih dalam
proses resirkulasi.
c. Mengisi air kembali hingga ketinggian semula pada sore hari,
Hal ini sesuai dengan pendapat Mustamin, et al (2004) yang menyatakan bahwa
pemijahan alami dengan manipulasi lingkungan di lakukan dengan cara menurunkan
permukaan air pada pagi hari dan menjelang sore air diisi kembali dengan air yang baru
28
penurunan air bertujuan untuk menaikkan suhu air sekitar 2-3C dan akan terjadi
penurunan suhu kembali pada saat diisi air yang baru pada sore hari dan kondisi ini
diharapkan dapat merangsang terjadinya pemijahan.
3.4.1.Pemanenan Telur
Pemanenan telur di BBPBL Lampung dilakukan pada pagi hari pukul 07:00
WIB. Di bawah ini adalah langkah-langkah pemanenan telur, yaitu :
a. Mengalirkan air dari bak pemeliharaan induk ke dalam bak penampungan telur
yang telah di pasang egg colector.
b. Mengambil telur di dalam egg colector dengan menggunakan serok/scop net.
c. Memasukkan telur kedalam ember dan di pindahkan ke dalam wadah, serta di beri
aerasi sedang.
Dari hasil pemanenan telur di dapatkan jumlah telur pada bulan April, untuk
lebih jelasnya jumlah telur pada bulan April dapat di lihat pada tabel 2 di bawah ini.
Induk darat
Selanjutnya untuk pemanenan telur dilakukan dengan cara air mengalir, dimana
air dan telur terbawa aliran air yang keluar menuju bak pemanena telur dari bak
pemeliharaan induk yang sebelumnya pada bak pemanenan telur telah di beri tempat
atau wadah pengupul telur ( egg colector ), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 17 dibawah ini.
29
Gambar 17. Pemanenan Telur
Telur yang terbawa aliran air tertampung di dalam egg colector yang ada di
dalam bak pemanenan telur. Telur yang berkualitas baik berwarna transparan dan
terapung di dalam permukaan air. Telur yang sudah terkumpul di dalam egg colector di
panen menggunakan serok dan di tampung di dalam ember yang kemudian di
pindahkan kedalam wadah inkubasi untuk dilakukan seleksi dan perhitungan di dalam
wadah.
Hal ini sesuai dengan pendapat Mustamin, et al., 2004 yang menyatakan bahwa
pemanenan telur dilakukan pada pagi hari atau jika telur telah mengalami
perkembangan embrio fase gastrula, sehingga sudah cukup kuat untuk dipindahkan.
Panen telur dilakukan dengan cara mengalirkan air media pemeliharaan yang berisi telur
ke bak penampungan telur yang sudah dilengkapi dengan scop net. Aliran air melalui
saluran pembuangan yang ada pada bagian permukaan air, agar telur yang mengendap
tidak terbawa keluar. Selanjutnya telur yang sudah terkumpul dalam bak penampungan
telur di pindahkan ke wadah penampungan untuk di seleksi dan perhitungan jumlah
telur.
3.4.2.Penghitungan Telur
Penghitungan telur dilakukan di dalam wadah inkubasi, yaitu pada pagi hari
setelah dilakukan seleksi telur. Pertama hitung jumlah telur semua baik yang terbuahi
maupun yang tidak terbuahi. Untuk lebih jelas penghitungan telur dapat dilihat pada
gambar 18 dibawah ini.
30
Gambar 18. Penghitungan Telur
Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan sampling jumlah telur
adalah sebagai berikut :
a. Mengambil sampel secara acak sebanyak tiga titik dengan menggunakan gelas
ukur 5 ml.
b. Menuang telur yang di peroleh dari cawan petridisk dan dihitung secara manual.
c. Kemudian dijumlah dibagi 3 kali sampling selanjutnya dikali 200 agar
volumenya yang 5 ml menjadi satu liter kemudian dikalikan dengan volume
wadah sehingga akan ditemukan jumlah telur.
Adapun rumus perhitungan jumlah total telur dan total telur yang terbuahi (FR) adalah
sebagai berikut.
Rumus perhitungan jumlah total telur :
Jumlah total telur = Jumlah sampel x Volume wadah
Volume sampel
Sedangkan cara perhitungan total telur dan telur yang terbuahi dapat di lihat
pada lampiran 4 halaman 64.
31
3.4.3.Seleksi Telur
Telur yang sudah di panen selanjutnya di pindahkan kedalam wadah dan diberi
aerasi. Setelah itu aerasi diangkat dan di diamkan selama 15 menit agar telur yang
telah teraduk oleh aerasi dapat terpisah. Selanjutnya dilakukan seleksi telur. Dari hasil
seleksi di dapatkan telur yang terbuahi berwarna bening, transparan dan mengapung di
permukaan air, sedangkan telur yang tidak terbuahi berwarna putih susu dan mengendap
di dasar. Selanjutnya telur yang jelek yang mengendap di dasar wadah dibuang dengan
cara di sipon, untuk lebih jelasnya telur yang terbuahi dan yang tidak terbuahi dapat
dilihat pada gambar 19.
Hal ini sesuai dengan pendapat Minjoyo, et al., (1999) yang menyatakan telur
yang baik akan terapung atau melayang pada bagian permukaan air dengan warna
transparan, sebaliknya telur yang jelek akan mengendap di dasar bak berwarna putih
susu, telur yang jelek dibuang dengan cara disipon.
Seleksi telur dilakukan di dalam wadah. Seleksi telur bertujuan untuk
memisahkan telur yang berkualitas baik dengan telur yang jelek seleksi ini dilakukan
dengan cara :
a. Mengendapkan telur hasil pemanenan dengan cara mematikan aerasi selama 10
menit.
b. Menyipon secara perlahan-lahan telur yang jelek pada bagian dasar.
Setelah telur yang jelek pada bagian dasar terbuang, selanjutnya aerasi dihidupkan
kembali.
Telur yang tidak terbuahi akan dibuang karena telur tersebut akan ditumbuhi
jamur, jamur tersebut akan mengganggu kestabilan kualitas air. Pada air akan muncul
bau busuk, itu pertanda kualitas air media inkubasi telur sudah terjadi pembusukan telur
yang tidak terbuahi. Untuk lebih jelasnya telur yang terbuahi dan tidak terbuahi dapat
dilihat pada gambar 19 dibawah ini.
32
(a) (b)
Gambar 19. (a) Telur Terbuahi (b). Telur Tidak Terbuahi
33
Gambar 20. Perendaman Telur
3.4.5.Penetasan Telur
3.5.Pemeliharaan Larva
3.5.1.Penebaran Larva
Penebaran dilakukan setelah telur menetas menjadi larva yaitu sekitar pukul
20.00 - 21.00 WIB, caranya aerasi di angkat perlahan-lahan dan di diamkan selama 5-10
menit, larva akan berkumpul di permukaan. Larva yang ada dipermukaan tersebut
diambil dengan menggunakan baskom volume 10 liter. Sebelum larva ditebar dilakukan
34
aklimatisasi suhu terlebih dahulu supaya larva bisa beradaptasi dengan lingkungan yang
baru. Selanjutnya larva ditebar kedalam bak pemeliharaan dengan cara dituang dengan
jumlah 250.00 - 300.000 ekor/bak atau 34 41 ekor/liter. Padat tebar 40 ekor/liter
memberikan tingkat keleluasaan hidup lebih baik pada masa pemeliharaan larva ikan
kerapu untuk umur 1 15 hari dan 10 ekor/liter untuk masa pemeliharaan larva umur
15 30 hari.
3.5.2.Perkembangan Larva
Dari hari pengamatan saat praktek, larva kerapu macan yang baru menetas
berwarna putih transparan dan bersifat planktonis yaitu yaitu melayang-layang
dipermukaan air serta masih mempunyai kuning telur (volk egg).
Selanjutnya larva berumur satu hari (D.1), untuk lebih jelasnya larva umur D.1
dapat dilihat pada gambar 21, mengalami beberapa kali metamorphosis hingga berumur
35 hari (D-35). Untuk lebih jelasnya perkembangan larva kerapu macan hingga menjadi
benih D.35 hari dapat dilihat pada tabel 6.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sutrisno, et al., (2004), bahwa telur kerapu akan
menetas dan berubah menjadi larva setelah 20 25 jam dari pemijahan. Larva yang
berumur satu hari (D.1) D.2 berwarna putih transparan, bersifat planktonis, bergerak
mengikuti arus, alat penglihatan (mata) belum berfungsi, serta masih mempunyai yolk
egg (kuning telur) sebagai cadangan makanan sehingga larva belum membutuhkan
pakan tambahan dari luar tubuhnya
35
Tabel 4. Perkembangan Larva Kerapu Macan Pada tanggal 5 April 6 Mei 2014
Pada saat kerapu berumur D.3, cadangan makanan atau kuning telur sudah
terserap habis, mulut dan sistem penglihatan sudah mulai berfungsi sehingga larva
membutuhkan pakan dari luar tubuhnya. Pada larva D.6 bakal sirip punggung dan sirip
perut mulai tampak berupa tonjolan dan larva D.9 spina sudah terlihat jelas.
Pertambahan panjang spina berlangsung sampai larva berumur D.20 D.25 dan
selanjutnya akan mereduksi menjadi duri keras pertama pada sirip dorsal dan sirip perut.
Mereduksinya spina sampai umur D.30 D.35 diikuti dengan bertambah panjangnya
36
tubuh larva menjadi ikan muda sampai umur D.35 D.40 dan selanjutnya ikan muda
mengalami perubahan warna (pigmentasi) yang sama seperti ikan dewasa. Sutrisno, et
al., (2004). Larva umur D.1 dapat dilihat pada Gambar 21 dibawah ini.
Air laut yang digunakan untuk pemeliharaan larva kerapu macan adalah air laut
murni yang diambil langsung dari laut yang sebelumnya telah diendapkan di dalam
tandon, setelah diendapkan di dalam tandon air laut tersebut selanjutnya dialirkan ke
bak-bak pemeliharaan larva dengan menggunakan pompa. Sebelum air dimasukkan ke
dalam bak pemeliharaan larva air disaring terlebih dahulu dengan filter bag.
Selain itu untuk menjaga kualitas air agar tetap baik dan tetap berada pada kisaran
yang baik pada bak pemeliharaan larva kerapu macan di BBPBL Lampung juga
dilakukan penyiponan, penyiponan dilakukan pada larva berumur D.20-D.35. Alat yang
digunakan untuk menyipon dasar bak terbuat dari pipa paralon dengan diameter 1 inchi
sepanjang 2 meter, dimana salah satu ujungnya dipasang spon sepanjang 15 cm dan
lebar 5 cm sebagai pembersih bagian dasar bak pemeliharaan. Penyiponan ini bertujuan
untuk membuang hasil metabolisme dan pakan yang tidak termakan yang mengendap di
dasar bak pemeliharaan. Pergantian air pada bak pemeliharaan larva kerapu macan
dilakukan pada larva berumur D.8-D.15 sebanyak 5-10%, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 5.
37
Tabel 5. Pergantian Air Larva Kerapu Macan.
1. D.8-D.15 5- 10 %
2. D.15-D.25 25-50 %
3. D.25-D.30 50-100 %
Pada umur D.30-D.35 pergantian air pada bak larva dilakukan dengan sistem air
mengalir pada pagi, siang dan malam hari.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sutrisno, et al., (2004) yang menyatakan
penyiponan dapat dilakukan setelah larva D.20 atau dengan melihat kondisi dasar bak
pemeliharaan larva, apabila sudah kotor maka dilakukan penyiponan. Penyiponan
ditujukan untuk membuang sisa hasil metabolisme, pakan buatan yang tidak termakan
dan kotoran lain yang mengendap didasar bak pemeliharaan. Pergantian air mulai
dilakukan pada larva D.8-D.15 sebanyak 5-10%. Pergantian air semakin meningkat
dengan bertambahnya umur larva. Setelah larva berumur 15-25 hari, pergantian air
dilakukan sebesar 25-50% dan selanjutnya pergantian air dilakukan sebanyak 50-100%
setelah larva berumur 25-30 hari dengan cara air mengalir secara perlahan sepanjang
hari.
Adapun kualitas air media pemeliharaan larva yang diamati adalah : suhu, pH,
salinitas, dan DO.
a. Suhu
Hasil pengukuran suhu pada pagi hari adalah 30C dan siang hari adalah 31C,
fluktuasi suhu tidak terlalu tinggi hal ini disebabkan karena pemeliharan larva dilakukan
pada bak terkontrol dan pada malam hari bak ditutup dengan plastik untuk mencegah
fluktuasi suhu. Kisaran suhu ini masih tergolong baik untuk pemeliharaan larva. Hal ini
sesuai dengan pendapat, Subyakto dan Suriawan, (2008) yang menyatakan selama
masa pemeliharaan larva, kualitas air yang ideal adalah suhu 28-32C.
38
Langkah-langkah mengukur suhu air media pemeliharaan larva adalah sebagai
berikut:
b. pH
c. Salinitas
39
Pengukuran salinitas dengan menggunakan alat Refraktometer. Untuk mendapatkan
ketepatan tingkat salinitas atau kadar garam, sebelum digunakan sebaiknya alat
Refraktometer tersebut dilakukan kalibrasi dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Membuka penutup prisma yang ada pada refraktometer.
1. Meneteskan (1 - 2 tetes) aquades pada prisma.
2. Menutup kembali penutup prisma.
3. Mengamati nilai salinitasnya, apabila tidak menunjukkan nilai pada skala
0,maka aturlah skala yang ditunjukkan tersebut dengan cara memutar sekrup
pengatur (sambil terus diamati) hingga nilai ditunjukkan tepat pada skala 0 .
4. Membersihkan permukaan prisma dengan menggunakan tissu. Alat siap
digunakan.
d. Do (Oksigen terlarut)
3.5.5.Pemberian Pakan
Selama pemeliharaan larva kerapu macan, larva diberikan pakan alami dan
pakan buatan. Pakan alami yang diberikan adalah fitoplankton jenis
Nannochloropsisoculata sebagai pakan dari Brachionus plicatilis, Zooplankton jenis
40
Brachionus plicatilis / rotifera dan naupli artemia sebagai pakan larva kerapu.
Sedangkan pakan buatan yang diberikan dengan merk dagang Love Larva. Pemberian
pakan pada pemeliharaan larva kerapu macan dapat dijelaskan sebagai berikut.
Kepadatan pemberian Nannochloropsis yang diberikan adalah 2-4 x 104, hal ini
sesuai dengan pendapat (Sutrisno, et al., 2004) yang menyatakan bahwa larva kerapu
macan umur D.1 pada media pemeliharaan diberi fitoplankton dari jenis
Nannochloropsis, Dunaliella sp atau Tetraselmis sp. Akan tetapi yang sering digunakan
adalah Nannochloropsis dengan kepadatan 2-4 x 104 sel/ml.
Pakan awal yang diberikan pada larva kerapu adalah pakan hidup yaitu rotifera
yang diberikan pada larva berumur D-3 sampai D-20, dengan frekuensi pemberian yaitu
2 kali sehari yaitu pada pagi hari jam 08.00 Wib dan pada sore hari yaitu jam 15.00
Wib. Banyaknya rotifer yang diberikan tergantung kepadatan rotifer yang ada di dalam
bak pemeliharaan larva. Untuk mengetahui kepadatan rotifer di dalam bak dilakukan
pengamatan setiap hari dengan menggunakan gelas ukur. Sebelum rotifera diberikan
terlebih dahulu diberikan Nannoclorophsis oculata sebagai pakan rotifer di dalam bak
larva kerapu macan. Rotifera diberikan dengan kepadatan 3-6 ind/ml, hal ini sesuai
dengan pendapat (Sutrisno, et al., 2004) yang menyatakan bahwa pakan awal larva
kerapu adalah pakan hidup yaitu rotifer yang diberikan pada larva D.3. Kepadatan
pakan yang diberikan sebanyak 3-6 ind/ml. Rotifer diberikan hingga larva D.20.
41
c. Artemia
Naupli artemia diberikan pada larva berumur D-15 sampai D-35, pemberian
artemia dilakukan sampai larva dipindahkan ke bak pendederan. Artemia yang
digunakan adalah merk High 5. Penetasan kista artemia menggunakan bak kerucut
( conicle tank ) dengan volume 100 liter selama 24 jam.
Pakan buatan yang digunakan adalah dengan merek dagang Love Larva. Dari
hasil pengamatan saat praktek, pakan buatan mulai diberikan pada larva berumur D.17
secara adlibitum atau sekenyang-kenyangnya dengan cara ditebar merata pada
permukaan bak pemeliharaan larva, pada saat awal pemberian pakan diberikan pakan
buatan Love Larva No 1, pada saat awal pemberian pakan buatan ini, pakan buatan
diberikan sedikit demi sedikit dan sambil diamati setiap jamnya, apabila pakan habis
maka ditambahkan pakan buatan lagi.
Pada larva berumur D.29 pakan buatan yang diberikan diganti dengan Love
Larva No 2, dan diberikan hingga pemanenan pada umur D.35. Pemberian pakan buatan
dimaksudkan untuk mencegah kekurangan nutrisi dan gizi yang tidak terdapat pada
pakan alami. Pemberian pakan buatan ini dilakukan terus sampai larva menjadi benih.
Hal ini sesuai dengan pendapat (Sutrisno, et al., 2004) yang menyatakan pemberian
pakan buatan dilakukan sedikit demi sedikit dan diamati setiap satu jam sekali, apabila
pakan terlihat habis ditambahkan lagi. Pakan buatan yang diberikan ukurannya berbeda-
beda sesuai dengan bukaan mulut larva. Pemberian pakan buatan dilakukan terus
sampai larva menjadi benih. Untuk lebih jelasnya pakan buatan yang digunakan dapat
dilihat pada Gambar 23 di bawah ini.
43
3.6. Penyakit Pada Kerapu dan Pengobatannya
Penyakit dapat diartikan sebagai suatu gangguan fungsi atau terjadinya perubahan
anatomi kimia maupun fisiologi organ tubuh. Penyebabnya dapat dibedakan atas
penyebab patogen dan non patogen. Penyakit yang disebabkan oleh organisme petogen
disebut juga sebagai penyakit patogenik, yaitu disebabkan oleh bakteri, virus, cendawan
maupun parasit. Penyakit non patogen dikenal dengan penyakit non patogenik, misalnya
disebabkan oleh kekurangan gizi, faktor genetik, maupun oleh lingkungan. Timbulnya
penyakit adalah akibat adanya interaksi antara ikan dengan patogen dan lingkungannya
dalam kondisi yang memungkinkan.
Penyakit yang menyerang induk ikan kerapu macan di Balai Besar Pengembangan
Budidaya Laut Lampung adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur. Parasit ini
menyerang pada bagian mata dan kulit induk kerapu macan. Parasit ini dapat
mengakibatkan kebutaan pada ikan. Untuk pengobatannya dapat dilakukan dengan
perendaman ikan kerapu macan menggunakan air tawar, jamur akan terlepas dengan
sendirinya setelah direndam selama 15 30 menit.
Penyakit pada larva ikan kerapu pada umumnya disebabkan oleh faktor non
patogenik yaitu lingkungan. Faktor lingkungan erat kaitannya dengan kualitas air.
Terjadinya perubahan kualitas air dapat menyebabkan penyakit, bahkan dapat
menimbulkan kematian pada larva ikan kerapu. Selama kegiatan Pembenihan larva
terserang iredo virus. Penyakit yang biasa menyerang larva yaitu iredo virus yang
ditandai dengan gejala seperti nafsu makan berkurang, warna larva sedikit merah ke
orange, gerakan perut menghadap keatas, Kematian perlahan. Iredo Virus pada
umumnya adalah sifat bawaan yang terdapat dalam induk, karena kualitas air di KJA
(Keramba Jaring Apung) yang tercemar, dan menyerang telur dan akan Menyerang
larva dari umur D17 keatas. Tindakan pencegahan yang dilakukan yaitu dilakukan
perendaman dengan Acriflavine atau Methylene Green (MG) dengan dosis 5 ppm.
Perendaman dilakukan dengan sistem air mengalir.
44
Selain itu pencegahan yang di lakukan di BBPBL Lampung adalah dengan cara
pemberian Probiotik ( Lactobacillus ) yang bertujuan untuk menetralkan kualitas air di
bak larva, dan untuk mencegah hama dan penyakit pada larva. Pemberian Probiotik di
lakukan dengan cara di beri air 4 liter dan di aerasi kuat, agar teraduk dengan rata.
Pemberian Probiotik di lakukan di bak larva setelah diaerasi kuat selama 4 jam. Untuk
lebih jelasnya prebiotik yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 24 di bawah ini.
Pemanenan larva dilakukan pada umur D.34 D.35 hari karena larva telah
melewati masa kritis yang menimbulkan banyak kematian, spina pada larva pun telah
mereduksi dan morfologinya telah sempurna. Pemanenan larva dilakukan secepat
mungkin dan sangat hati-hati untuk menekan seminimal mungkin hal-hal yang
menyebabkan kestresan larva, karena sifat larva yang sangat sensitif terhadap
goncangan. Pemanenan dilakukan pada pagi hari, yang sebelumnya larva sudah
dipuasakan. Pemanenan dapat dilakukan setelah larva menjadi benih yang sudah siap
untuk dipindahkan ke bak-bak pendederan. Sebelum dilakukan pemanenan ikan
dipuasakan terlebih dahulu.
Pemanenan larva dilakukan dengan cara membuka pipa pemanenan dan pada
bagian luar pipa pemanenan telah dipasang waring kolektor berukuran 150 x 60 x 50 cm
dengan ukuran mata jaring 250 mikron dan pada bagian sudut waring dipasang
pemberat agar waring tidak mengapung. Waring kolektor ini berfungsi sebagai wadah
menampung larva yang keluar pada saat pembuangan air. Setelah larva terkumpul pada
waring kolektor, larva diambil menggunakan baskom bersamaan dengan airnya.
45
Kemudian larva dipindahkan ke dalam bak pendederan. Untuk lebih jelas pemanenan
larva dapat dilihat pada gambar 25 di bawah ini.
Selama pemeliharaan larva sampai umur 35 hari jumlah larva yang diperoleh
40.500 ekor. Hasil panen larva sampai D.35 dapat dilihat pada Tabel 6.
46
menggunakan gelas plastik. Pengambilan larva ini dilakukan dengan airnya agar ikan
tidak menjadi stres. Hal ini sesuai dengan pendapat Hermawan, et al. (2001) yang
menyatakan bahwa dalam melakukan grading harus dilakukan dengan hati hati karena
pada saat grading akan terjadi banyak sentuhan yang dapat menyebabkan larva mati.
Untuk menghindari kematian dapat dilakukan grading dengan cara memilih ikan dengan
mengikutkan airnya agar dapat mengurangi tingkat stres. Untuk lebih jelasnya preses
grading dapat dilihat pada Gambar 26 di bawah ini.
47
Gambar 27. Bak Pemeliharaan Benih
Sebelum digunakan terlebih dahulu bak dan peralatan yang di pakai seperti
selang aerasi, batu aerasi, timah pemberat dan peralatan lainnya disiram dengan kaporit
100 ppm kemudian di cuci sampai bersih. Hal ini dilakukan untuk mensterilkan semua
peralatan supaya bebas dari penyakit seperti bakteri dan jamur.
3.8.2.Pemberian Pakan
Pemberian pakan benih menggunakan pakan buatan dengan merk Love larva
dan KRA yang diberikan 5 6 kali dalam sehari yaitu pada pukul 07.00, 09.00, 11.00,
13.00, 15.00 dan 17.00 WIB. Pemberian pakan menggunakan pakan buatan ini karena
pakan buatan memiliki kandungan nutrisi yang tinggi dan dapat dibuat sesuai dengan
kebutuhan ikan. Pemberian pakan dilakukan sampai ikan kenyang atau adlibitum.
Kebutuhan nutrisi untuk benih kerapu harus memiliki kadar protein yang tinggi karena
tergolong hewan karnivora. Jenis pakan yang umum digunakan dalam kegiatan
pendederan yaitu pakan buatan.
Untuk menjaga kualitas air pada bak pemeliharaan benih tetap baik yaitu dengan
cara pergantian setiap hari sebanyak 100 150%. Penyiponan dasar bak dilakukan 1-2
kali sehari setelah pemberian pakan dan pembersihan bak apabila sudah kotor atau
ditumbuhi lumut dengan demikian kualitas air dapat dipertahankan dengan baik. Selain
itu pada bak pendederan dilakukan sirkulasi air selama 24 jam nonstop. Pada masa
pendederan benih memerlukan pergantian air mengalir secara terus menerus selama 24
jam.
48
Selama pemeliharaan benih pengukuran kualitas air menunjukkan kisaran yang
ideal untuk pembenihan kerapu macan. Selama Praktek Kerja Lapang kisaran suhu pada
bak pemeliharaan benih yaitu 28 30 oC. Suhu optimal untuk pembenihan kerapu
berkisar antara 2535 oC. Kisaran salinitas selama pemeliharaan benih yaitu 30 32
ppt, Salinitas yang ideal untuk pemeliharaan kerapu macan adalah 30 35 ppt. Kisaran
oksigen terlarut selama pemeliharaan benih yaitu 5,3 5,6 ppm, Oksigen terlarut untuk
pembenihan kerapu macan > 5 ppm.
3.8.4.Grading
Proses pemanenan di mulai dengan mempersiapkan semua bahan dan alat yang
di perlukan untuk kegiatan panen. Kemudian proses pemanenan di mulai dengan
menurunkan permukaan air dengan cara membuka saluran outlet. Kemudian benih di
tangkap dengan di giring menggunakan bantuan alat, yaitu serokan dan tudung saji
49
yang di beri pelampung dan di tampung di dalam tudung saji. Sebelum di lakukan
pemanenan benih, di puasakan antara 12 24 jam, tergantung lama pemeliharaan.
50
dan dikemas jika akan ditebar ke lokasi yang berbeda. Sebelum dilakukan pemanenan,
sebaiknya benih dipuasakan atau tidak diberi pakan selama minimal 1 hari.
Pengemasan benih dilakukan setelah benih, bahan dan sarana telah siap. Bahan
dan sarana yang diperlukan adalah : benih yang telah dipuasakan, kantong plastik poly
ethylin dengan ketebalan plastik 0,6 mm berukuran 50 cm x 80 cm, kotak kardus atau
insulator (styrofoam), selotip besar, oksigen murni, es batu dalam kantong plastik 0,5
kg yang dibungkus dengan kertas koran dan air laut bersih. Dhoe, et al ., (2004)
Adapun proses pengemasan adalah sebagai berikut : air laut bersih ditampung
pada bak penampungan volume 0,5-1 m dan diearasi dengan oksigen murni selama 20-
30 menit, untuk meningkatkan kandungan oksigen terlarut di dalam air media
pengangkutan. Kantong plastik rangkap dua diisi air laut bersih yang telah disiapkan
sebanyak 1 bagian (5-6 liter). Benih yang telah disiapkan dimasukkan ke dalam kantong
dan ditambahkan oksigen murni dengan terlebih dahulu membuang udara yang ada di
dalam kantong plastik hingga permukaan air dalam kantong. Oksigen murni
dimasukkan dengan menggunakan selang sebanyak tiga bagian dari volume kantong
dan diikat rapat menggunakan karet gelang. Perbandingan oksigen sebaiknya 1 : 3.
Kemudian kantong tersebut dimasukkan ke dalam kotak kardus atau styrofoam
dengan ditambah es batu yang terbungkus kantong plastik dan dibungkus koran
diletakkan diluar kantong plastik benih sebanyak 1 atau 2 bungkus. Selanjutnya
styrofoam ditutup rapat dan diselotip sehingga penutup tidak dapat terbuka dan diberi
label. Dhoe, et al ., (2004). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 29 di bawah
ini.
Biaya investasi yaitu modal awal yang harus dikeluarkan untuk usaha
pembenihan kerapu macan. Biaya investasi ini mencangkup barang barang yang lebih
dari satu tahun penggunaanya. Biaya Investasi yang dikeluarkan dalam pembenihan
Ikan kerapu macan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung, mencapai
Rp. 548.850.000 dengan biaya penyusutan sebesar Rp. 395.310.000.
1 Bak
4 Peralatan
52
10 R. Bak Larva 1 unit 45,000,000 45,000,000
15 Pompa air
53
Tabel 8. Biaya Penyusutan
1 Bak
4 Peralatan
54
tawar
15 Pompa air
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan tiap bulan namun di pengaruhi
kegiatan produksi. Biaya tetap yang dikeluarkan dalam pembenihan ikan Kerapu Macan
di BBPBL Lampung dikeluarkan untuk 1 tahun sebesar Rp. 181.365.000 Biaya tetap
dikeluarkan dari perawatan, izin usaha, gaji pegawai, yang dikeluarkan.
2 Gaji
Jumlah 181,365,000
55
4.3. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang berubah- ubah pengeluarannya dalam setiap
siklus . Biaya Variabel yang dikeluarkan untuk pembenihan Ikan Kerapu Macan di
BBPBL Lampung adalah sebesar Rp. 78.407.000 Komponen biaya Variabel untuk
kegiatan pembenihan.
3 Pakan induk
4 Bahan bakar
6 Pellet
56
4.4. Biaya Total Produksi
= Rp. 240.170.250
4.5. Penerimaan
Penerimaan adalah jumlah yang diperoleh dari hasil penjualan ikan selam 1
siklus. Jumlah benih yang ditebar 127.200 ekor, dengan SR ( Survival Rate ) 80,1 0/0
dan size3 cm/ ekor, dengan Harga 2.400,- Perhitungan penerimaan sebagai berikut :
= 101.887 ekor
= 305.661 ekor
= Rp. 733.586.400
4.6. Keuntungan
= Rp. 493.414.150
57
4.7. Penimbangan Penerimaan ( B/C Ratio )
Penimbangan penerimaan atau analisis B/C ratio merupakan alat analisis yang
digunakan untuk melihat pendapat relatif suatu usaha dalam 1 tahun terhadap biaya
dipakai dalam kegiatan usaha. Suatu usaha dinyatakan layak apabila B/C ratio lebih
besar dari 1. Semakin tinggi B/C ratio, tingkat keuntungan suatu usaha akan semakin
tinggi. Perhitungan ini dilakukan untuk menganalisa efisiensi nilai ekonomis suatu
usaha, perhitungan B/C ratio sebagai Berikut :
B/C = TR/TC
Rp. 240.170.250
= 3,05
Jadi, setiap Rp. 1 yang dikeluarkan, maka akan memperoleh hasil sebesar 3,05
atau keuntungan sebesar 2,05.
58
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
59
5.2. Saran
Pemberian pakan larva ikan kerapu macan sebaiknya tidak hanya diberikan pada siang
hari tetapi juga dilakukan pada malam hari karena kerapu merupakan ikan nokturnal
yaitu ikan yang aktif bergerak dan mencari makan pada malam hari.
1. Untuk meningkatkan kelangsungan hidup larva kerapu macan perlu dilakukan
upaya upaya antara lain mengembangkan jenis pakan tertentu yang memiliki
nilai nutrisi yang lebih baik, pemberian pakan dan pengontrolan pakan ke dalam
bak larva dapat dilakukan lebih teratur.
2. Adanya pemeriksaan ulang terhadap kondisi plankton sebelum dimasukkan atau
diberikan ke dalam bak pemeliharaan larva. Sebab apabila plankton yang
diberikan sudah tidak bagus atau sudah mati, akan berakibat memburuknya
kondisi kualitas air pada bak pemeliharaan larva.
3. Mengembangkan jenis pakan tertentu yang memiliki nilai nutisi yang lebih baik,
pemberian pakan dan pengontrolan pakan ke dalam bak larva dapat dilakukan
lebih teratur serta pengamatan kualitas air lebih ditingkatkan.
60
Lampiran 1. Struktur Organisasi Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut
(BBPBL) Lampung
Bagian Tata
Usaha
61
Lampiran 2. Rincian Tugas Struktur Organisasi
1. Kepala Balai
Seksi ini betugas melakukan penyiapan bahan standard teknik dan pengawasan
pembenihan, pembudidayaan ikan laut, pengendalian hama dan penyakit ikan,
pengendalian lingkungan, sumber daya induk dan benih, dan Pengelolaan jaringan
informasi dan perpustakaan.
5. Jabatan Fungsional
62
Lampiran 3. Seleksi Induk Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus)
JANTAN BETINA
NO
Berat (kg) Panjang (cm) Berat (kg) Panjang (cm)
1 8,2 69 8,2 76
2 9,2 78 10,5 75
3 8,2 75 8,2 67
4 10 78 9,6 69
5 8,2 72 11,5 85
6 12,5 83 10,5 85
7 13 84 11,7 82
8 7,6 73 11,4 80
9 10,3 82 11,2 75
10 8,2 69 12,5 84
63
Lampiran 4. Contoh cara perhitungan jumlah total telur dan cara perhitungan
telur yang terbuahi.
1. Cara perhitungan jumlah total telur
Untuk mengetahui jumlah telur yang terbuahi dengan jumlah telur yang tidak
terbuahi maka di lakukan penyiponan telur dengan cara, aerasi diangkat selama 10 telur-
telur yang tidak terbuahi, setelah di sipon telur dihitung kembali untuk menentukan
menit kemudian telur-telur yang mengendap disipon, telur yang disipon tersebut adalah
tingkat telur yang terbuahi adalah sebagai berikut.
Ditanya : FR .....?
Total telur
= 4.681.520 X 100 % = 82 %
5.557.680
Jadi FR adalah 82 %.
64
Lampiran 5. Jadwal Kegiatan
67
ISOMA
30 Jumat / 14-02-2014 Sterilisasi peralatan ruangan dan media
kultur
Pemanenan natan nitzchia
Mencuci aquarium
ISOMA
31 Sabtu / 15-02-2014 Sterilisasi peralatan ruangan dan media
kultur
ISOMA
32 Minggu / 16-02-2014 LIBUR
68
39 Minggu / 23-02-2014 LIBUR
40 Senin / 24-0202014 Apel pagi
Sterilisasi peralatan ruangan dan media
kultur
Penyaringan air laut
Kultur spirulina sp
ISOMA
41 Selasa / 25-02-2014 Apel pagi
Sterilisasi peralatan ruangan dan media
kultur
Kultur nitzcia
Kultur tallasia
ISOMA
42 Rabu / 26-02-2014 Apel pagi
Sterilisasi peralatan ruangan dan media
kultur
Penyaringan air laut
Kultur tetra selmis
ISOMA
43 Kamis / 27-02-2014 Apel pagi
Sterilisasi peralatan ruangan dan media
kultur
Kultur spirulina sp
Pembuatan natan duna liella
ISOMA
44 Jumat / 28-02-2014 Sterilisasi peralatan ruangan dan media
kultur
Panen spirulina sp
Pembuatan natan tallasia
ISOMA
Panen natan tallasia
45 Sabtu / 01-03-2014 Sterilisasi peralatan ruangan dan media
kultur
ISOMA
46 Minggu / 02-03-2014 LIBUR
47 Senin / 03-03-2014 Apel pagi
Sterilisasi peralatan ruangan dan media
kultur
Kultur nitzcia
Kultur chetoseros
Kultur tetra selmis
Pengisian air laut
Penyaringan air laut
ISOMA
Panen natan nitczia
69
48 Selasa / 04-03-2014 Apel pagi
Izin pindah komoniti
Panen rotifer dan artemia
Pemberian pakan larva bawal bintang
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
Kultur rotifer
ISOMA
Pergantian air
Sampling ketersediaan pakan
Pemberian pakan larva bawal bintang
49 Rabu / 05-03-2014 Apel pagi
Panen rotifer dan artemia
Ganti air
Sampling ketersediaan pakan pemberian
pakan larva bawal bintang
Mengambil rotifer di lab pakan alami
ISOMA
Ganti air
Penyiponan bak pemeliharaan larva
Pemberian pakan larva bawal bintang
50 Kamis / 06-03-2014 Panen telur kerapu macan
Kultur artemia
Ganti air
Sampling ketersediaan pakan
Penen rotifer dan artemia
Pemberian pakan larva bawal bintang
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
Kultur rotifer
Panen larva bawal bintang
ISOMA
Ganti air
Sampling ketersediaan pakan
Pemberian pakan larva bawal bintang
Pencucian bak
Penebaran telur kerapu macan
51 Jumat / 07-03-2014 Panen telur kerapu macan
Kultur artemia
Ganti air larva bawal bintang
Panen rotifer dan artemia
Pemberian pakan larva bawal bintang
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
Pencucian bak
ISOMA
Pemberian pakan larva bawal bintang
Sampling ketersediaan pakan
52 Sabtu / 08-03-2014 Panen telur kerapu macan
Pemberian pakan induk kerapu macan
70
Ganti air bak pemeliharaan larva
Sampling ketersediaan pakan
Panen rotifer dan artemia
Pemberian pakan larva bawal bintang
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
Kultur rotifer
Pembersihan egg colector
ISOMA
Ganti air bak pemeliharaan larva
Sampling ketersediaan pakan
Pemberian pakan larva bawal bintang
53 Minggu / 09-03-2014 LIBUR
54 Senin / 10-03-2014 Apel pagi
Pergantian air bak pemeliharaan larva
bawal bintang
Pemberian pakan larva bawal bintang
Sampling ketersediaan pakan larva
kerapu macan
Mengambil rotifer di lab pakan alami
ISOMA
Penyiponan bak pemeliharaan larva
bawal bintang
Sampling ketersediaan pakan
Pemberian pakan larva bawal bintang
Pemberian pakan larva kerapu macan
55 Selasa / 11-03-2014 Apel pagi
Pemberian pakan induk kerapu macan
Gantia air bak pemeliharaan larva bawal
bintang
Sampling ketersediaan pakan larva
kerapu macan
Pemberiaan pakan larva kerapu macan
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
ISOMA
Ganti air bak pemeliharaan bawal bintang
Panen benih bawal bintang
Sampling ketersediaan pakan
Pemberian pakan larva kerapu macan
56 Rabu / 12-03-2014 Apel pagi
Pemberian pakan induk kerapu macan
Ke kja
Perendaman calon induk kerapu macan
dengan H2O2
Ganti jaring calon induk kerapu macan
ISOMA
Ganti air bak pemeliharaan larva kerapu
71
macan
Pemberian pakan larva bawal bintang
Sampling ketersediaan pakan
Pemberian pakan larva kerapu macan
Perendaman larva bawal bintang dengan
agryvalvin
57 Kamis / 13-03-2014 Apel pagi
Pemberian pakan induk kerapu macan
Ganti air bak pemeliharaan larva bawal
bintang
Sampling ketersediaan pakan larva
kerapu macanpemberian pakan larva
kerapu macan
Mengambil rotifer di lab pakan alami
Panen larva bawal bintang
Pencucian bak
ISOMA
Sampling ketersediaan pakan
Pemberian pakan larva bawal bintang
Pencucian bak
58 Jumat / 14-03-2014 Pemberian pakan induk kerapu macan
Sampling ketersedian pakan larva kerapu
macan
Mengambil rotifer di lab pakan alami
Kerja bakti mmemersihkan hachery
ISOMA
Sampling ketersediaan pakan kerapu
macan
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pencucian bak
59 Sabtu / 15-03-2014 Pemberian pakan induk kerapu macan
Sampling ketersediaan pakan larva
kerapu macan
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
Pencucian bak
ISOMA
Sampling ketersediaan pakan
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pencucian bak
60 Minggu / 16-03-2014 Pemberian pakan induk kerapu macan
Sampling ketersediaan pakan larva
kerapu macan
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
ISOMA
Sampling ketersediaan pakan
72
Pemberian pakan larva kerapu macan
61 Senin / 17-03-2014 Upacara
Sampling ketersediaan pakan
Pemberian pakan induk kerapu macan
Pemberian pakan larva kerapu macan
Cek kualitas air
ISOMA
Sampling ketersediaan pakan
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pencucian bak
62 Selasa /18-03-2014 Apel pagisampling ketersediaan pakan
Pemberian pakan induk kerapu macan
Pemberian pakan larva karapu macan
ISOMA
Pengsterilan bak pemeliharaan induk
dengan kaporit
Pengsterilan regulator, batu, pemberat,
dan selang aerasi dengan kaporit
63 Rabu / 19-03-2014 Apel pagi
Ke keramba jaring apung (KJA)
Ganti jaring ikan kakap putih
Penebaran benih ikan kakap putih
Pemberian pakan calon induk kerapu
macan
ISOMA
Pencucian bak
Pengsterilan regulator, batu, pemberat,
dan selang aerasi dengan kaporit
Pemasangan regulator, batu, pemberat,
dan batu aerasi
64 Kamis / 20-03-2014 Apel pagi
Pemberian pakan induk kerapu macan
Pencician bak
Pemberian pakan benih ikan bawal
bintang
ISOMA
Kerja bakti pembersihan hatchery
65 Jumat / 21-03-2014 Pemberian pakan induk kerapu macan
Kerja bakti membersihkan hachery
ISOMA
Pencucian bak
Pemberian pakan bawal bintang
Penyiponan bak pemeliharaan larva
66 Sabtu / 22-03-2014 Ke keramba jaring apung (KJA)
Ganti jaring ikan kerapu macan
Pemberian pakan induk kerapu macan
ISOMA
73
Oemberian pakan benih bawal bintang
Penyiponan bak pemeliharaan benih
bawal bintang
67 Minggu / 23-03-2014 Pemberian pakan induk kerapu macan
Ganti air
Greeding benih ikan kakap putih
ISOMA
Pemberian pakan benih ikan kerapu
macan
Penyiponan
68 Senin / 24-03-2014 Apel pagi
Pencucian bak induk kerapu macan
Seleksi induk kerapu macan
Pengisian air bak induk kerapu macan
ISOMA
Masukkan induk ke bak pemeliharaan
Pemberian pakan benih ikan kerapu
Penyiponan
69 Selasa / 25-03-2014 Apel pagi
Ke keramba jaring apung (KJA)
Ganti jaring calon induk kerapu macan
Perendama calon induk kerapu macan
dengan H2O2
Pemberian pakan ikan kakap putih
Pemberian pakan ikan kerapu macan
ISOMA
Pemberian pakan ikan bawal bintang
Penyiponan
Pencucian bak pemeliharaan benih ikan
kerapu bebek
70 Rabu / 26-03-2014 Apel pagi
Packing ikan nemo
Greeding ikan kakap putih
Packing ikan kakap putih
Pemberian pakan induk kerapu macan
Ganti air bak pemeliharaan induk kerapu
macan
ISOMA
Pemberian pakan induk kerapu macan
dengan multivitamin
Kerja bakti membersihkan hatchery
71 Kamis / 27-03-2014 Apel pagi
Pencucian bak pemeliharaan induk
kerapu bebek
Pengisian air bak pemeliharaan induk
ISOMA
Masukkan induk ke bak pemeliharaan
74
Pemberian pakan benih ikan bawal
bintang
Penyiponan
72 Jumat / 28-03-2014 pemberian pakan induk kerapu macan
pemberian pakan benih bawal bintang
penyiponan
ISOMA
Pencucian bak pemeliharaa larva
Pemberian pakan benih kerapu bebek
Penyiponan
73 Sabtu / 29-03-2014 pemberian pakan induk kerapu macan
pemberian pakan benih bawal bintang
penyiponan
ISOMA
Pemasangan aerasi
74 Minggu / 30-03-2014 Panen telur ikan kerapu bebek
Penyiponan
Menghitung telur
ISOMA
Pemberian pakan induk kerapu macan
Pencucian egg colectoruntuk kerapu
bebek
Pemasangan egg colector untuk kerapu
bebek
75 Senin / 31-03-2014 Apel pagi
Pemberian pakan induk kerapu macan
Tritman air laut
Pengisian air laut
ISOMA
76 Selasa / 01-04-2014 Apel pagi
Pemberian pakan induk kerapu macan
Tritman air
Pembersihan egg colector
Pengisian air laut
ISOMA
77 Rabu / 02-042014 Apel pagi
Pemberian pakan induk kerapu macan
Pembersihan egg colector
penyiponan bak induk
ISOMA
78 Kamis / 03-04-2014 Apel pagi
Pemberian pakan induk kerapu macan
Mencuci egg colector
ISOMA
Pemberian pakan induk kerapu macan
79 jumat / 04-04-2014 Pemberian pakan induk kerapu macan
Pembersihan egg colector
75
Penyiponan bak iniduk
ISOMA
80 Sabtu / 05-04-2014 Panen telur kerapu macan
Pemberian pakan induk kerapu macan
Pembersihan egg colector
Penyiponan bak induk
Penghitungan telur kerapu macan
Penyiponan telur kerapu macan
ISOMA
Penebaran telur kerapu macan
81 Minggu / 06-04-2014 Panen telur kerapu macan
Packing telur kerapu macan
Pembersihan bak larva
Pembersihan egg colector
ISOMA
Penghitungan telur kerapu macan
Penyiponan telur kerapu macan
82 Senin / 07-04-2014 Apel pagi
Panen telur kerapu macan
Pemberian pakan induk kerapu macan
Pembersihan egg colector
Pembersihan aquarium
Penghitungan telur kerapu macan
Penyiponan telur kerapu macan
83 Selasa / 08-04-2014 Apel pagi
Pemberian pakan induk kerapu macan
Pembersihan egg colector
Sampling ketersediaan pakan
Pemberian pakan larva kerapu macan
ISOMA
84 Rabu / 09-04-2014 Pemberian pakan induk kerapu macan
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
Pemberian pakan larva kerapu macan
ISOMA
85 Kamis / 10-04-2014 Apel pagi
Pemberin pakan induk kerapu macan
Pemberian pakan larva kerapu macan
Sampling ketersediaan pakan
ISOMA
Pemberian pakan larva kerapu macan
86 Jumat / 11-04-2014 Pemberian pakan induk kerapu macan
Pemberian pakan larva kerapu macan
Sampling ketersediaan pakan
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
ISOMA
Pemberian pakan larva kerapu macan
76
87 Sabtu / 12-04-2014 Pemberian pakan induk kerapu macan
Sampling ketersediaan pakan
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
ISOMA
Sampling ketersediaan pakan
Pemberian pakan larva kerapu macan
88 Minggu 13-04-2014 Pemberian pakan induk kerapu macan
Sampling ketersediaan pakan
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
ISOMA
Sampling ketersediaan pakan
Pemberian pakan larva kerapu macan
89 Senin 14-04-2014 Apel pagi
Pemberian pakan induk kerapu macan
Sampling ketersediaan pakan
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
Pemberian pakan larva kerapu macan
ISOMA
Sampling ketersediaan pakan
Pemberian pakan larva kerapu macan
90 Selasa / 15-04-2014 Apel pagi
Pemberian pakan induk kerapu macan
Sampling ketersediaan pakan
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pembersihan bak pendederan
ISOMA
Sampling ketersediaan pakan
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pemberian artemia
91 Rabu / 16-04-2014 Apel pagi
Pemberian pakan induk kerapu macan
Sampling ketersediaan pakan
Mengambil rotifer di lab pakan alami
Pemberian pakan larva kerapu macan
Panen artemia
ISOMA
Sampling ketersediaan pakan
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pemberian artemia
Pergantian air
92 Kamis / 17-04-2014 Upacara
Mengambil rotifer di lab pakan alami
Sampling ketersediaan pakan
Pemberian pakan induk kerapu macan
77
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pergantian air
Panen artemia
ISOMA
Pergantian air
Sampling ketersediaan pakan
Pemberian pakan larva kerapu macan
93 Jumat / 18-04-2014 Pemberian pakan induk kerapu macan
Sampling ketersediaan pakan
Pemberian larva kerapu macan
Pergantian air
Panen artemia
ISOMA
Pergantian air
Sampling ketersediaan pakan
Pemberian pakan larva kerapu macan
94 Sabtu / 19-04-2014 Pemberian pakan induk kerapu macan
Pergantian air
Mengambil rotifer di lab pakan alami
Sampling ketersediaan pakan
Pemberian pakan larva kerapu macan
Panen artemia
ISOMA
Pergantian air
Sampling ketersediaan pakan
Pemberian pakan larva jerapu macan
95 Minggu / 20-04-2014 Pemberian pakan induk kerapu macan
Pergantian air
Sampling ketersediaan pakan
Pemberian pakan larva kerapu macan
Panen artemia
ISOMA
96 Senin / 21-04-2014 Apel pagi
Pencucian bak induk kerapu macan
Pergantian air
Sampling ketersediaan pakan
Pemberian larva kerapu macan
Panen artemia
ISOMA
Sampling ketersediaan pakan
Pemberian pakan larva kerapu macan
97 Selasa / 22-04-2014 Apel pagi
Pemberian pakan induk kerapu macan
Pergantian air
Sampling ketersediaan pakan
Pemberian pakan larva kerapu macan
Panen artemia
78
ISOMA
Pergantian air
Pemberian pakan larva kerapu macan
98 Rabu / 23-04-2014 Apel pagi
Pemberian pakan induk kerapu macan
Pergantian air
Sampling ketersediaan pakan
Pemberian pakan larva kerapu macan
Mengambil rotifer di lab pakan alami
Panen artemia
ISOMA
Pergantian air
Pemberian pakan larva kerapu macan
99 Kamis / 24-04-2014 Apel pagi
Pemberian pakan induk kerapu macan
Pergantian air
Sampling ketersediaan pakan
Mengambil rotifer di lab pakan alami
Pemberian pakan larva kerapu macan
Panen artemia
ISOMA
Pergantian air
Pemberian pakan larva kerapu macan
100 Jumat / 25-04-2014 Pemberian pakan induk kerapu macan
Pergantian air
Sampling ketersediaan pakan
Mengambil rotifer di lab pakan alami
Pemberian pakan larva kerapu macan
Panen artemia
ISOMA
Pergantian air
Pemberian pakan larva kerapu macan
101 Sabtu / 26-04-2014 Pemberian pakan induk kerapu macan
Pergantian air
Sampling ketersediaan pakan
Mengambil rotifer di lab pakan alami
Pemberian pakan larva kerapu macan
Panen artemia
ISOMA
Pergantian air
Pemberian larva kerapu macan
102 Minggu / 27-04-2014 Pemberian pakan induk kerapu macan
Pergantian air
Sampling ketersediaan pakan
Panen artemia
Pemberian pakan larva kerapu macan
ISOMA
79
Perrgantian air
Pemberian pakan larva kerapu macan
103 Senin / 28-04-2014 Apel pagi
Pemberian pakan induk kerapu macan
Pergantian air
Sampling ketersediaan pakan
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
Pemberian pakan larva kerapu macan
ISOMA
Pergantian air
Pemerian pakan larva kerapu macan
104 Selasa / 29-04-2014 Pemberian pakan induk kerapu macan
Pergantian air
Sampling ketersediaan pakan
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
Panen artemia
Pemberian pakan larva kerapu macan
Menyiphon bak larva kerapu macan
ISOMA
Pergantian air
Pemberian pakan larva kerapu macan
105 Rabu / 30-04-2014 Apel pagi
Pemberian pakan induk kerapu macan
Pergantian air
Sampling ketersediaan pakan
Kultur artemia
Panen artemia
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
ISOMA
Pergantian air
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pemberian pakan benih kerapu macan
106 Kamis / 01-05-2014 Pemberian pakan induk kerapu macan
Pergantian air
Sampling ketersediaan pakan
Kultur artemia
Panen artemia
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
Pemberian pakan larva kerapu macan
ISOMA
Pergantian air
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pemberian pakan benih kerapu macan
107 Jumat / 02-05-2014 Pemberian pakan induk kerapu macan
Pergantian air
Sampling ketersediaan pakan
Kultur artemia
80
Panen artemia
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
Pemberian pakan larva kerapu macan
ISOMA
Pergantian air
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pemberian pakan benih kerapu macan
108 Sabtu / 03-05-2014 Pemberian pakan induk kerapu macan
Pergantian air
Sampling ketersediaan pakan
Kultur artemia
Panen artemia
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
Pemberian pakan larva kerapu macan
ISOMA
Pergantian air
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pemberian pakan benih kerapu macan
109 Minggu / 04-05-2014 Panen telur kerapu macan
Pemberian pakan induk kerapu macan
Pergantian air
Sampling ketersediaan pakan
Kultur artemia
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
Panen artemia
Pemberian pakan larva kerapu macan
ISOMA
Pergantian air
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pemberian pakan benih kerapu macan
110 Senin / 05-05-2014 Panen telur kerapu macan
Pemberian pakan induk kerapu macan
Pergantian air
Sampling ketersediaan pakan
Kultur artemia
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
Panen artemia
Pemberian pakan larva kerapu macan
ISOMA
Pergantian air
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pemberian pakan benih kerapu macan
111 Selasa / 06-05-2014 Panen telur kerapu macan
Pemberian pakan induk kerapu macan
Pergantian air
Sampling ketersediaan pakan
Kultur artemia
81
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
Panen artemia
Pemberian pakan larva kerapu macan
ISOMA
Pergantian air
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pemberian pakan benih kerapu macan
112 Rabu / 07-05-2014 Apel pagi
Pemberiaan Pemberian pakan induk
kerapu macan
Pergantian air
Sampling ketersediaan pakan
Kultur artemia
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
Panen artemia
pakan larva kerapu macan
ISOMA
Pergantiaan air
Pemberiaan pakan larva kerapu macan
Pemberian pakan benih kerapu macan
113 Kamis / 08-05-2014 Apel pagi
Pemberiaan Pemberian pakan induk
kerapu macan
Pergantian air
Sampling ketersediaan pakan
Kultur artemia
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
Panen artemia
pakan larva kerapu macan
ISOMA
Pergantiaan air
Pemberiaan pakan larva kerapu macan
Pemberian pakan benih kerapu macan
114 Jumat / 09-05-2014 Panen benih kerapu macan
Pergantian air
Sampling ketersediaan pakan
Kultur artemia
Mencuci bak larva
Mengambil rotifer di lab pakan alami
Panen artemia
ISOMA
Pemberian pakan larva kerapu macan
Greeding
115 Sabtu / 10-05-2014 Panen benih kerapu macan
Pergantian air
Sampling ketersediaan pakan
Kultur artemia
82
Mencuci bak larva
Mengambil rotifer di lab pakan alami
Panen artemia
ISOMA
Pemberian pakan larva kerapu macan
Greeding
116 Minggu / 11-05-2014 Pengambilan rotifer di lab pakan alami
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pemberian pakan induk kerapu macan
ISOMA
Pemberian pakan larva kerapu macan
Ppemberian pakan benih kerapu macan
117 Senin / 12-05-2014 Apel pagi
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pemberian pakan induk kerapu macan
ISOMA
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pemberian pakan benih kerapu macan
118 Selasa / 13-05-2014 Apel pagi
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pemberian pakan induk kerapu macan
ISOMA
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pemberian pakan benih kerapu macan
119 Rabu / 14-05-2014 Apel pagi
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pemberian pakan induk kerapu macan
ISOMA
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pemberian pakan benih kerapu macan
120 Kamis / 15-05-2014 Pengambilan rotifer di lab pakan alami
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pemberian pakan induk kerapu macan
ISOMA
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pemberian pakan benih kerapu macan
121 Jumat / 16-05-2014 Pengambilan rotifer di lab pakan alami
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pemberian pakan induk kerapu macan
ISOMA
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pemberian pakan benih kerapu macan
122 Sabtu / 17-05-2014 Pengambilan rotifer di lab pakan alami
Pemberian pakan larva kerapu macan
83
Pemberian pakan induk kerapu macan
ISOMA
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pemberian pakan benih kerapu macan
123 Minggu / 18-05-2014 Pengambilan rotifer di lab pakan alami
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pemberian pakan induk kerapu macan
ISOMA
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pemberian pakan benih kerapu macan
124 Senin / 19-05-2-14 Apel pagi
Pencucian bak induk dan tagging
Pemberian pakan larva kerapu macan
Kultur artemia
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
ISOMA
Pergantian air
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pemberian pakan benih kerapu macan
125 Selasa / 20-05-2014 Pergantian air
Apel pagi
Kultur artemia
Pemberian pakan induk kerapu macan
Panen artemia
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
Pemberian pakan larva kerapu macan
ISOMA
Pergantian air
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pemberian pakan benih kerapu macan
126 Rabu / 21-05-2014 Pergantian air
Apel pagi
Kultur artemia
Pemberian pakan induk kerapu macan
Panen artemia
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
Pemberian pakan larva kerapu macan
ISOMA
Pergantian air
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pemberian pakan benih kerapu macan
127 Kamis / 22-05-2014 Pergantian air
Apel pagi
Kultur artemia
Pemberian pakan induk kerapu macan
Panen artemia
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
84
Pemberian pakan larva kerapu macan
ISOMA
Pergantian air
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pemberian pakan benih kerapu macan
128 Jumat / 23-05-2014 Pemberian pakan induk kerapu macan
Pergantian air
Kultur artemia dan Panen artemia
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
Pemberian pakan larva kerapu macan
ISOMA
Pergantian air
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pemberian pakan benih kerapu macan
129 Sabtu / 24-05-2014 Pemberian pakan induk kerapu macan
Pergantian air
Kultur artemia dan Panen artemia
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
Pemberian pakan larva kerapu macan
ISOMA
Pergantian air
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pemberian pakan benih kerapu macan
130 Minggu / 25-05-2014 Pemberian pakan induk kerapu macan
Pergantian air
Kultur artemia dan Panen artemia
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
Pemberian pakan larva kerapu macan
ISOMA
Pergantian air
Panen artemia
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pemberian pakan benih kerapu macan
131 Senin / 26-05-2014 Apel pagi
Pemberian pakan induk kerapu macan
Pergantian air
Kultur artemia dan panen artemia
Pengambilan rotifer di lab pakan alami
Pemberian pakan larva kerapu macan
ISOMA
Pergantian air
Pemberian pakan larva kerapu macan
Pemberian pakan benih kerapu macan
132 Selasa / 27-05-2014 Persiapan pulang
133 Rabu / 28-05-2014 Balik ke SUPM Ladong
85
DAFTAR PUSTAKA
86