Nomor : .....................................................
TENTANG
Ketiga : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dilakukan
evaluasi maksimal 3 ( tiga ) tahun sejak tanggal diteta
Keempat : Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini
akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Mojokerto
pada tanggal ..........................
RS EMMA MOJOKERTO
DAERAH MOJOKERTO
Dr.Magdalena Sitorus.,MARS
LAMPIRAN 1 : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT EMMA MOJOKERTO
NOMOR : 1884/ /18/ 2017
TANGGAL :
TENTANG : KEBIJAKAN PEMBERIAN INFORMASI DAN
EDUKASI KEPADA PASIEN DAN KELUARGA
TERINTEGRASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
MOJOKERTO KABUPATEN MAGELANG
I. Pengertian :
Pemberian informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga terintegrasi di RUMAH
SAKIT EMMA MOJOKERTO adalah pemberian informasi dan pengetahuan tentang kesehatan
yang diperlukan oleh pasien dan keluarga selama proses asuhan maupun pengetahuan yang
dibutuhkan setelah pasien dipulangkan ke pelayanan kesehatan lain atau ke rumah yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan ( dokter, perawat, bidan, dan penunjang medis ) terintegrasi
dalam format yang telah disediakan dalam rekam medis.
II. Tujuan :
Tujuan dari pemberian informasi dan edukasi pasien dan keluarga terintegrasi adalah :
1. Memberikan pemenuhan hak kepada pasien dan keluarga untuk mendapatkan informasi
dan edukasi tentang kesehatan dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah
maupun yang akan diterima dari tenaga kesehatan.
2. Membantu pasien dan keluarga dalam mengambil keputusan terkait dengan asuhan yang
diberikan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit dan asuhan berkelanjutan di rumah.
3. Mendorong pasien dan keluarga berpartisipasi dalam proses pelayanan untuk
meningkatkan kualitas kesehatannya.
4. Dalam pemberian informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga, seluruh tenaga
kesehatan profesional yang memberi asuhan memahami konstribusinya satu dan lain,
sehingga diperlukan kolaborasi antar tenaga kesehatan profesional tersebut
(terintegrasi).
III. Kebijakan :
1. Setiap profesi kesehatan di lingkungan RUMAH SAKIT EMMA MOJOKERTO wajib
untuk memberikan informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga.
2. Pemberian informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga diawali dengan melakukan
assesment kebutuhan informasi dan edukasi.
3. Format assesment kebutuhan informasi dan edukasi terintegrasi dalam form rekam medis
dan pemberian informasi dan edukasinya juga harus terdokumentasikan dalam form
rekam medis.
4. Pemberian informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga dilakukan secara
kolaboratif antar profesi kesehatan.
5. Dalam memberikan informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga, profesi kesehatan
wajib meluangkan waktu dan memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk
berpartisipasi aktif dalam proses asuhan di rumah sakit.
DIREKTUR RS EMMA
MOJOKERTO
Dr.Magdalena Sitorus.,MARS
LAMPIRAN 2 : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT EMMA MOJOKERTO
NOMOR: 1884/ /18/ 2014
TENTANG KEBIJAKAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN
(INFORMED CONCENT)
I. Pengertian :
Informed consent atau persetujuan tindakan medis/kedokteran adalahPeraturan Menteri
Kesehatan No. 290 Tahun 2008.Persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat,
setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran
gigi yang akan dilakukan terhadap pasien.
II. Tujuan :
1. Memberikan perlindungan kepada pasien terhadap tindakan dokter yang sebenarnya tidak
diperlukan dan secara medik tidak ada dasar pembenarannya yang dilakukan tanpa
sepengetahuan pasiennya.
2. Memberi perlindungan hukum kepada dokter terhadap suatu kegagalan dan bersifat
negatif, karena prosedur medik modern bukan tanpa resiko, dan pada setiap tindakan
medik ada melekat suatu resiko ( Permenkes No. 290/Menkes/Per/III/2008 Pasal 3 ).
III. Kebijakan :
Mengacu pada UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, dan Peraturan
Menteri Kesehatan No. 290 Tahun 2008, maka semua tindakan medis/kedokteran harus
mendapatkan persetujuan dari pasien, jadi sifatnya adalah non-selective. Hanya disebutkan
bahwa tindakan medis yang berisiko tinggi harus mendapatkan informed consent secara tertulis
( written consent).Pada keadaan emergensi atau penyelamatan jiwa maka tidak diperlukan
informed consent. Dalam konteks praktik dilapangan informed consent tetap merupakan hal
yang penting, namun tidak boleh menjadi penghalang bagi tindakan penyelamatan jiwa.
Sedangkan pada kasus pasien anak-anak, tindakan medis tetap dapat dilakukan oleh dokter
walaupun tanpa persetujuan orang tua dengan syarat :
1. Tindakan medis yang akan dilakukan harus merupakan tindakan medis terapetik, bukan
eksperimental.
2. Tanpa tindakan medis tersebut, anak akan mati.
3. Tindakan medis tersebut memberikan harapan atau peluang pada anak untuk hidup normal,
sehat dan bermanfaat.
Tanggungjawab memberikan informasi harus difahami sungguh-sungguh, bahwa :
1. Tanggungjawab memberikan informasi sebenarnya berada pada dokter yang akan
melakukan tindakan medis, karena hanya dia sendiri yang tahu persis tentang masalah
kesehatan pasien, hal-hal yang berkaitan dengan tindakan medis tersebut, dan tahu
jawabannya apabila pasien bertanya.
2. Tanggungjawab tersebut memang dapat didelegasikan kepada dokter lain, perawat, atau
bidan, hanya saja apabila terjadi kesalahan dalam memberikan informasi oleh yang diberi
delegasi, maka tanggungjawabnya tetap pada dokter yang memberikan delegasi.Oleh
karena itu, hendaknya para dokter hanya mendelegasikan jika sangat terpaksa. Dan itupun
hanya kepada tenaga kesehatan yang tahu betul tentang problem kesehatan pasien,
sehingga dapat memberikan jawaban yang tepat apabila ada pertanyaan dari pasien.
Materi/isi informasi yang harus disampaikan :
1. Diagnosis dan tata cara tindakan medis/kedokteran tersebut.
2. Tujuan tindakan medis/kedokteran yang akan dilakukan.
3. Alternatif tindakan lain, dan risikonya.
4. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi.
5. Prognosis terhadap tindakan yang akan dilakukan
6. (perkiraan biaya)
Dr.Magdalena Sitorus.,MARS
CONTOH FORMAT INFORMED CONCENT
LAMPIRAN 3 : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT EMMA MOJOKERTO
NOMOR: 1884/ /18/ 2014
TENTANG KEBIJAKAN ASESMEN DAN PENCATATAN
PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA RUMAH SAKIT EMMA
MOJOKERTO
I. Pengertian :
Pengkajian yang dilakukan oleh staf rumah sakit untuk mengidentifikasi kebutuhan
pengetahuan masing-masing pasien dan keluarganya.
II. Tujuan :
1. Mengidentifikasi ketrampilan dan pengetahuan yang merupakan kekuatan dan
kelemahan pasien.
2. Sebagai dasar dalam membuat perencanaan pendidikan pasien.
3. Agar semua petugas yang ada di rumah sakit dapat berpartisipasi dalam proses
pendidikan.
III. Kebijakan :
1. Semua pasien yang masuk ke rumah sakit dilakukan assesment tentang kebutuhan
pendidikan.
2. Hasil pengkajian pendidikan pasien dicatat dalam rekam medik.
3. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan tentang kondisi kesehatan dan diagnosa
penyakit.
4. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan tentang keamanan dan efektifitas
penggunaan peralatan medis.
5. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan tentang manajemen nyeri.
6. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan tentang diet dan nutrisi yang memadai.
7. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan tentang teknik rehabilitasi.
8. Setelah mendapatkan pendidikan pasien dilakukan verifikasi bahwa pasien telah
menerima dan memahami pendidikan yang diberikan.
DIREKTUR RS EMMA
MOJOKERTO
Dr.Magdalena Sitorus.,MARS
KEPUTUSAN DIREKTUR RS EMMA MOJOKERTO
Nomor : .....................................................
TENTANG
BAB I
DEFINISI
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dari pemberian informasi dan edukasi adalah setiap pasien dan
keluarganya yang sedang mendapatkan pelayanan kesehatan baik rawat inap maupun rawat
jalan di RUMAH SAKIT EMMA MOJOKERTO.
BAB III
TATA LAKSANA
Pemberian informasi dan edukasi dilakukan segera, jika kondisi dan situasi
memungkinkan. Pemberian informasi pelayanan di rumah sakit yang dapat
membantu pasien dan atau keluarga ikut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
tentang pelayanan terbagi dalam beberapa unit kerja :
a. Bagian informasi dan tempat penerimaan pasien
1. Fasilitas pelayanan yang dimiliki oleh rumah sakit
2. Fasilitas dan tarif kamar perawatan
3. Daftar dokter yang merawat di rumah sakit
4. Asuransi yang bekerja sama dengan rumah sakit
5. Tata tertib dan peraturan rumah sakit
b. Dokter di UGD, Dokter di Poli spesialis, Dokter gigi dan Dokter penanggung
jawab pasien menjelaskan tentang berikut :
1. Tujuan anamnesis dan pemeriksaan fisik
2. Kondisi saat ini dan berbagai kemungkinan diagnosis
3. Berbagai tindakan medis yang akan dilakukan untuk menentukan diagnosis,
termasuk manfaat, resiko, serta kemungkinan efek samping atau komplikasi.
4. Hasil dan interpretasi dari tindakan medis yang telah dilakukan untuk
menegakkan diagnosis.
5. Diagnosis penyakit.
6. Pilihan tindakan medis untuk tujuan terapi (kekurangan dan kelebihan
masing-masing cara)
7. Prognosis penyakit
c. Rawat Inap
Informasi pelayanan kesehatan yang bersifat umum dan khusus meliputi :
1. Rencana pelayanan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan.
2. Informasi tentang biaya perawatan, biaya pemeriksaan penunjang, biaya obat
dan lain-lain.
3. Jam kunjungan dokter.
4. Prosedur pemukangan pasien.
5. Perawatan pasca pulang dari rumah sakit
d. Bagian Administrasi
Informasi tentang biaya rumah sakit secara keseluruhan, cara bayar, dan lain-lain.
e. Bagian penunjang seperti laboratorium, radiologi, rehabilitasi medik, rehabilitasi
psikososial, gizi dan lain-lain.
1. Rencana tindakan yang akan dilakukan
2. Respon time dari hasil tindakan
3. Asuhan gizi
f. Farmasi
1. Cara penggunaan obat-obatan yang efektif dan aman
2. Potensi efek samping obat yang diberikan
3. Potensi interaksi obat dengan makanan
4. Cara penyimpanan obat yang benar
2. Pemberi informasi dan edukasi mendapatkan data yang cukup mengenai masalah
medis pasien, latar belakang budaya, pendidikan, agama dan nilai-nilai yang dianut
oleh pasien termasuk hambatan fisik maupun mental.
3. Pada pasien yang mengalami kendala dalam komunikasi, maka pemberian informasi
dan edukasi dapat disampaikan kepada keluarga atau pendamping pasien.
4. Penyampaian informasi dan edukasi dapat dilakukan di
a. Di ruang praktik dokter
b. Di bangsal, di ruang pasien di rawat
c. Di nurse station
d. Di tempat yang layak dan representatif untuk dilakukan pemberian informasi dan
edukasi.
5. Cara menyampaikan informasi dan edukasi
a. Tahap persiapan, meliputi :
1) Materi yang akan disampaikan
2) Waktu yang cukup
3) Kondisi dan situasi yang tepat
b. Menilai sejauh mana pengertian pasien dan atau keluarga tentang hal yang akan
dibicarakan.
c. Menanyakan kepada pasien dan atau keluarga sejauh mana informasi yang
diinginkan dan mengamati kesiapan pasien dan atau keluarga menerima
informasi yang diberikan.
d. Sampaikan informasi dan edukasi dengan menggunakan bahasa yang sederhana
dan mudah dimengerti oleh pasien dan atau keluarga.
e. Libatkan pasien dan atau keluarga sebagai partisipasi aktif dalam pemberian
informasi dan edukasi.
f. Pastikan pasien dan atau keluarga menerima edukasi yang diberikan.
g. Berikan materi tertulis (leaflet) sesuai dengan informasi yang diberikan.
h. Bubuhkan tanda tangan pemberi dan penerima edukasi sesuai dengan format
yang tersedia.
6. Edukasi kolaboratif
Edukasi pasien dan keluarga diberikan secara kolaboratof sesuai dengan kebutuhan
RS EMMA MOJOKERTO dengan memberikan pelayanan yang holistik dan
komprehensif, termasuk dalam pemberian edukasi. Beberapa kondisi yang
mengharuskan pemberian edukasi dilakukan secara kolaboratif diantaranya adalah :
a. Pasien dengan masalah kesehatan jiwa dan fisik
b. Pasien dengan masalah kesehatan dengan lebih dari 1 penyakit yang
membutuhkan penanganan rawat bersama.
E. Kualifikasi Edukator
Edukator memiliki pengetahuan tentang materi yang akan diedukasikan, memiliki rasa
empati dan mempunyai keterampilan berkomunikasi secara efektif. Dalam hal ini,
edukator harus berkompeten di bidangnya.
H. Metode Edukasi
1. Penyuluhan perorangan
Penyuluhan perorangan adalah proses penyampaian pesan kesehatan secara singkat
dan jelas memiliki pendekatan individu/perorangan dengan tujuan terjadi
peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku yang diharapkan.
2. Konseling
Suatu proses pemberian bantuan berupa komunikasi langsung dengan tujuan agar
pasien/keluarga pasien mampu mengenali keadaan dirinya dan masalah yang
dihadapinya sehingga dapat membuat keputusan yang tepat dalam mengatasi
masalah.
3. Ceramah / penyuluhan kelompok
Proses penyampaian pasien kesehatan yang dilakukan kepada kelompok masyarakat.
4. Demonstrasi
Cara penyampaian edukasi dengan memperagakan atau mempertunjukkan suatu
tindakan dengan alat peraga disertai penjelasan lisan sehingga penerima edukasi akan
lebih berkesan dan membentuk pengertian yang baik.
BAB IV
DOKUMENTASI
Setiap petugas dalam memberikan informasi dan edukasi pasien dan atau keluarga,
wajib untuk mengisi formulir informasi dan ditandatangani kedua belah pihak antara pemberi
dengan penerima informasi dan edukasi. Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa pasien dan
keluarga pasien sudah diberikan informasi dan edukasi dengan benar.
Fasilitas dokumentasi yang tersedia di RUMAH SAKIT EMMA MOJOKERTO
terkait dengan informasi dan edukasi adalah sebagai berikut :
1. Assesmen kebutuhan informasi dan edukasi pasien dan keluarga di catat dalam
form RM 8a
2. Pemberian informasi dan edukasi pasien dan keluarga di catat ndalam form RM
8b
3. Informasi tentang hak dan kewajiban pasien yang dirawat di RS EMMA
MOJOKERTO, tata tertib rumah sakit di dokumentasikan dalam RM 3b
4. Informasi persetujuan upaya kedokteran di catat dalam form RM 4a
5. Informasi persetujuan tindakan anastesi : general/regional/blok/local atau bentuk
anastesi lainnya pada RM 4F
6. Informasi penolakan tindakan kedokteran, keperawatan, pemeriksaan penunjang
dan pengobatan di RM 4b
7. Konseling Gizi di RM G.001.a
8. Pernyataan Pulang Paksa dan pemberian informasinya di catat dalam RM 3i
9. Perawatan di rumah (Discharge Planning) di catat dalam RM RI.006.a
,
DIREKTUR RS EMMA
MOJOKERTO
Dr.Magdalena Sitorus.,MARS
PEMBERIAN INFORMED CONSENT
Dr.Magdalena Sitorus.,MARS
NIP.196601151996031003
Pengkajian kebutuhan edukasi pasien dan keluarga adalah Pengkajian
PENGERTIAN yang dilakukan oleh staf Rumah Sakit untuk mengidentifikasi
kebutuhan pengetahuan masing-masing pasien dan keluarganya
1. Menidentifikasi keyakinan, nilai-nilai pasien dan keluarga,
kemampuan membaca, hambatan emosional, keterbatasan
emosional dan fisik serta kesediaan pasien untuk menerima
TUJUAN informasi
2. Untuk mengetahui ketrampulan dan pengetahuan yang merupakan
kekuatan dan kelemahan pasien sebagai dasar dalam membuat
perencanaan pendidikan pasien
STANDAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman :
PROSEDUR
HK.01.08/III/ /2015 2/2
OPERASIONAL
7. Setelah dilakukan pengkajian pelaksana maupun sumber
pengkajian menuliskan nama dan membubuhkan tanda tangan di
kolom yang sudah tersedia dalam form pengkajian kebutuhan
informasi dan edukasi
PROSEDUR
8. Hasil pengkajian kebutuhan informasi dan edukasi dijadikan dasar
untuk memberikan informasi dan edukasi kepada pasien dan atau
keluarga
1. Rekam medik
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Instalasi Rawat Inap
5. Instalasi Farmasi
UNIT TERKAIT
6. Instalasi Laboratorium
7. Instalasi Radiologi
8. Instalasi Rehabilitasi Medik
PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI PASIEN DAN
KELUARGA
Dr.Magdalena Sitorus.,MARS
NIP.196601151996031003
Adalah proses pemberian pengetahuan yang diperlukan oleh pasien
dan keluarga selama proses asuhan maupun pengetahuan yang
dibutuhkan setelah pasien dipulangkan ke pelayanan kesehatan lain
PENGERTIAN atau ke rumah. Pendidikan pasien dapat mencakup informasi sumber-
sumber di komunitas untuk tambahan pelayanan dan tindak lanjut
pelayanan apabila diperlukan dan bagaimana akses pelayanan
emergensi bola diperlukan.
Pendidikan pasien dan keluarga membantu pasien berpartisipasi lebih
TUJUAN baik dalam asuhan yang diberikan dan mendapat informasi dalam
mengambil keputusan tentang asuhannya.
Surat Keputusan Direktur Nomor HK.02.04/S/III/0428/2015 tentang
KEBIJAKAN Kebijakan Pemberian Informasi Dan Edukasi Kepada Pasien Dan
Keluarga RS EMMA MOJOKERTO
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan
3. Melakukan assesmen kebutuhan pembelajaran pasien dan
keluarganya
4. Menjelaskan materi pendidikan kepada pasien dan atau keluarga
dengan cara
a. Pasien / keluarga tanpa hambatan fisik maupun mental sesuai
PROSEDUR
dengan pasien
b. Pasien / keluarga buta huruf dengan ceramah atau diskusi
c. Pasien / keluarga tuna wicara dengan media gambar atau
menulis
d. Pasien / keluarga dengan tuna netra dengan ceramah atau
diskusi
5. Dalam pemberian informasi dan edukasi harus mempertimbangkan
beberapa komponen seperti : nilai-nilai dan bidaya pasien,
kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa, hambatan
emosional dan motovasi, keterbatasan fisik dan emosi serta
kesediaan pasien untuk menerima informasi
6. Dalam memberikan informasi dan edukasi ada proses untuk
memastikan bahwa pasien dan keluarganya menerima mdan
mengerti edukasi yang diberikan
7. Dalam proses pemberian informasi dan edukasi pasien dan
keluarga diberikan akses yang cukup untuk bertanya dan
mengeluarkan pendapat sebagai peserta aktif. Semisal menawarkan
kembali apakah masih ada pertanyaan yang diajukan ?
STANDAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman :
PROSEDUR
HK.01.08/III/ /2015 2/2
OPERASIONAL
8. Edukasi pasien dan keluarga diberikan secara kolaboratif sesuai
dengan kebutuhan. Beberapa kondisi yang mengharuskan
pemberian edukasi dilakukan secara kolaboratif diantaranya
adalah :
a. Pasien dengan masalah kesehatan jiwa dan fisik
b. Pasien dengan masalah kesehatan dengan lebih dari 1 penyakit
yang membutuhkan penanganan rawat bersama
9. Informasi verbal yang disampaikan oleh edukator harus diperkuat
PROSEDUR
dengan bahan tertulis (leaflet, pamflet, dll). Berikan leaflet/ pamflet
kepada pasien atau keluarganya
10. Melakukan dokumentasi sesuai dengan formulir yang tersedia
11. Pemberi dan penerima edukasi membubuhkan tanda tangan di
kolom yang tersedia
12. Mengucapkan terima kasih dan semoga lekas sembuh
13. Salam
Dr.Magdalena Sitorus.,MARS
NIP.196601151996031003
Discharge Planning pasien adalah :
1. Suatu proses dimana mulainya pasien mendapatkan pelayanan
kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik
dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan
derajat kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk kembali ke
lingkungan
PENGERTIAN 2. Proses sistematis yang diberikan kepada pasien ketika akan
meninggalkan tempat pelayanan kesehatan, baik pulang ke rumah
maupun akan melakukan perawatan di rumah sakit lain
3. Proses mengidentifikasi kebutuhan pasien dan perencanaannya
ditulis untuk memfasilitasi keberlanjutan suatu pelayanan
kesehatan dari suatu lingkungan yang lain
Tujuan pembuatan Discharge Planning (Perencanaan Pulang)
1. Membantu pasien dan keluarga untuk mencapai tingkat kesehatan
yang optimal
TUJUAN 2. Menjamin perawatan yang berkelanjutan
3. Meningkatkan kontinuitas perawatan, meningkatkan kualitas
perawatan dan memaksimalkan manfaat sumber pelayanan
kesehatan
1. Persiapan
Alat dan bahan
a. Persiapan tempat yang aman dan tenang
b. Meja dan kursi
PROSEDUR c. Formulir discharge planning dan Bollpoint
d. Status rekam medis lengkap pasien
2. Pelaksanaan
a. Menuliskan identitas pasien yang meliputi : nama klien, umur,
nomor CM, Ruang, kelas, dokter DPJP, tanggal masuk RS dan
Tgl. Pulang RS.
b. Menuliskan diagnosis medis pasien
c. Menuliskan obat yang diberikan pada pasien
d. Menuliskan diagnosis keperawatan yang sudah dirumuskan
STANDAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman :
PROSEDUR
HK.01.08/III/ /2015 2/2
OPERASIONAL
e. Menuliskan tindakan keperawatan yang telah diberikan pada
klien dan keluarga
f. Menuliskan kondisi terakhir klien terkait dengan masalah
keperawatan yang dialami
g. Menuliskan rencana tindak lanjut yang meliputi
1) Tindakan yang harus dilakukan pasien di rumah
2) Tindakan yang harus dilakukan keluarga di rumah untuk
merawat pasien
3) Menuliskan tanggal pasien harus melakukan kunjungan
ulang/kontrol
4) Menuliskan yang harus dilakukan perawat di ruangan,
perawat di poliklinik, kader kesehatan untuk membantu
klien latihan keterampilan berikutnya
h. Menuliskan kemampuan pasien saat ini yang meliputi :
1) Kemampuan dalam mengendalikan gejala dan tanda
PROSEDUR
2) Kemampuan perawatan diri
3) Kemampuan sosialisasi
4) Kemampuan aktivitas sehari-hari
5) Kemampuan persiapan kerja
i. Menuliskan tanggal discharge planning dibuat
j. Menuliskan nama perawat yang membuat discharge planning
dan memberikan tanda tangan
k. Meminta dokter DPJP menuliskan nama terang dan tanda
tangan
l. Memberikan catatan discharge planning pada keluarga pada
saat pasien diambil atau dibawa pulang
m. Menyimpan salinan discharge planning dalam status rekam
medis bersama dokumentasi rekam medis yang lain
3. Hal-hal yang harus diperhatikan
a. Menuliskan dengan jelas, ringkas, sistematis
b. Pembetulan kesalahan penulisan dengan mencoret dan
membubuhkan paraf perawat (tidak boleh di tipex)
c. Penulisan pendokumentasian discharge planning menggunakan
tinta/ bollpoint warna hitam.