Anda di halaman 1dari 147

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA

PEGAWAI PADA BADAN PENANAMAN MODAL


DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU
KOTA BANDUNG
(Studi Proses Penyelesaian Izin Mendirikan Bangunan)

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi syarat dalam menempuh
ujian sidang sarjana program strata satu (S1)
pada Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Disusun oleh :

RENI MARSINTA
052010049

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2009
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA


PEGAWAI PADA BADAN PENANAMAN MODAL
DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU
KOTA BANDUNG
(Studi Proses Penyelesaian Izin Mendirikan Bangunan)

Oleh :

RENI MARSINTA
052010049

Disetujui untuk Diajukan pada


Sidang Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Bandung,2009

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

DR. H Thomas Bustomi, Drs., M.Si Drs. Rudi Chaerudin

Mengetahui :

Ketua Dekan
Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pasundan

Drs. Ikin Sodikin., M.Si Aswan Haryadi. Drs., M. Si


VISI DAN MISI UNIVERSITAS PASUNDAN

LUHUNG ELMUNA
PENGKUH AGAMANA
JEMBAR BUDAYANA

VISI DAN MISI FISIP UNIVERSITAS PASUNDAN


VISI : Terwujudnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sebagai pusat
unggulan (Centre of Excellence) dalam penyelenggaraan pendidikan dan
pengembangan ilmu sosial dan ilmu politik baik di tingkat lokal maupun
nasional dalam konteks global.

MISI : Menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi sesuai dengan


profesionalisme ilmu sosial dan ilmu politik yang dapat memberikan
kontruksi bagi pembangunan daerah dan nasional yang menjunjung
tinggi nilai-nilai religi (keislaman) dan nilai-nilai budaya (kesundaan)
secara komprehensif.
VISI DAN MISI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG

 Visi
Terwujudnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sebagai pusat unggulan dalam
penyelengaraan pendidikan dan pengembangan ilmu sosial dan ilmu politik baik
ditingkat lokal maupun nasional dalam konteks global.
 Misi
Menyelenggarakan Tri Darma Perguruan Tinggi sesuai profesionalisme ilmu sosial
dan ilmu politik yang dapat memberikan konstribusi bagi pembangunan daerah dan
nasional yang menjunjung tinggi nilai-nilai religi (keislaman) dan nilai-nilai budaya
(kesundaan) secara komprehensif.

Tujuan
Menyelengarakan pendidikan tinggi ilmu sosial dan ilmu politik yang berkualitas dan
akuntabel yang berwawasan kesundaan dan ke-Islaman.
Menghasilkan sarjana ilmu sosial dan ilmu politik yang dapat memenuhi tuntutan
dan tantangan perkembangan sosial politik kemasyarakatan, kenegaraan dan
kebangsaan serta mampu menciptakan peluang dan kesempatan kerja.
Menghasilkan, mengembang, dan menyebarluaskan serta mengaplikasikan kajian-
kajian akademik yang bermanfaat bagi perkembangan masyarakat dan pembangunan
nasional.
MOTTO

Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat-Mu),

dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azabKu sangat

pedih (QS Ibrahim [14] : 7).

Tuhan memberi makan kepada setiap ekor burung tetapi Dia

tidak melemparkan makanan itu kedalam sarang (JG. Hollan).

Allah memberikan hikmah (ilmu) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang

siapa dianugrahi hikmah (ilmu) tersebut maka ia benar-benar dianugrahi karunia

yang banyak (Al Baqarah : 269).

Ketika satu pintu menuju kebahagiaan tertutup, maka pintu

lainnya akan terbuka. Tapi sering sekali kita melihat pintu

yang tertutup itu terlalu lama, sehingga kita tidak melihat pintu

lain yang terbuka bagi kita (Hellen Keller).


ABSTRAK

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada Badan Penanaman Modal


dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung diperoleh bahwa kinerja
pegawai masih rendah, hal ini terlihat dari indikator : Kualitas kerja yang masih
rendah dan ketepatan waktu pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan masih
kurang. Hal ini disebabkan oleh : Kepala BPMPPT kurang mengikutsertakan
partisipasi pegawai dan kurangnya komunikasi dalam usaha pencapaian tugas.
Metode yang digunakan adalah Metode penelitian Eksplanatory Survey
yaitu bahwa penelitian penjelasan isi menyoroti hubungan antar variabel-
variabel penelitian dan mengkaji hipotesis yang telah disusun sebelumnya.
Penelitian ini disebut juga sebagai testing research meskipun urainnya juga
mengandung deskripsi tetapi fokusnya diarahkan peda penjelasan hubungan
antar variabel. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini
adalah : studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mempelajari dan mengkaji permasalahan melalui buku-buku, dokumen atau
bahan-bahan tertulis lainnya yang ada kaitannya dengan yang sedang diteliti
yaitu motivasi dan kinerja pegawai dan penelitian lapangan yaitu cara
memperoleh data dengan melakukan penelitian langsung pada objek yang sedang
diteliti yaitu dengan teknik-teknik sebagai berikut : observasi non partisipan,
wawancara, dan angket yang disebarkan kepada responden dengan skala likert.
Hambatan-hambatan yang dihadapi Kepala BPMPPT Kota Bandung
adalah sebagai berikut : Kepala BPMPPT kurang memberikan kesempatan
kepada pegawai untuk mengajukan ide-ide. Kepala BPMPPT kurang
mengkomunikasikan dalam usaha pencapaian tugas.
Usaha-usaha yang dilakukan Kepala BPMPPT Kota Bandung adalah
sebagai berikut : akan lebih memberikan kesempatan kepada pegawai
memberikan masukan berupa saran maupun pendapat. Berusaha untuk
melakukan komunikasi setiap hari kepada pegawai tentang masalahmasalah dan
kesulitan yang dihadapi dalam usaha pencapaian tugas.
Kesimpulan yang dapat peneliti kemukakan berdasarkan hasil hitung
angket dengan SPSS (Statistical Product and Service Solutions), wawancara
dan observasi menunjukan bahwa terdapat pengaruh motivasi terhadap
kinerja pegawai, akan tetapi terdapat pengaruh yang kecil. Sedangkan faktor
lain yang tidak terdefinisi, cukup besar mempengaruhi variabel kinerja
pegawai, selain variabel motivasi. Dengan demikian, hipotesis konseptual
mengenai pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai teruji.
Saran-saran yang dapat peneliti kemukakan berupa saran praktis
dengan lebih memperhatikan hal-hal yang harus dilakukan dan saran
akademis dengan memperluas wawasan, ilmu pengetahuan dan
mengembangkan data serta informasi mengenai pentingnya motivasi terhadap
kinerja pegawai untuk kelancaran pekerjaan yang dibebankan.
ABSTRACT

Based on the observation findings on Financial Capital Planting And


Take Care Of License Compact Agency, Bandung City, the researcher found the
lower employee performance, this is visible from indicators : The quality of
working is low and time punctuality of employee in finish work is less. It is
motived by : the leadership less following with employee of participation and the
less communication which explicit to employees.
Used method is Eksplanatory Survey method that is research
clarification of content highlights relation between research variable and study
hypothesis which have been compiled previously. In consequence research refered
also as research testing though its also contain description but its focus aimed at
clarification of relation between variable. The data collecting techniques used are
: literature studies, the data collecting techniques applied to by studying and
examining problem by means of books, documents, or other written materials
relevant to motivation and employees performance field studies, the directly
researches of the objects using such methods as non participant observation,
interviews, and distribution of questionnaires to respondents using likert scale.
Obstacles facing in a certain direction leader of Financial Capital
Planting And Take Care Of License Compact Agency, Bandung City are as follow
: the leader less to give opportunity to employee for give idea. The leader less to
communication for achieved effort assignment.
Effort made by leader of Financial Capital Planting And Take Care Of
License Compact Agency, Bandung City the leader will be more give opportunity
to employee for in to suggestion. Endeavo for carry out communication every day
to employee about problems and difficulty for achieved effort assignment.
Conclusion may be proposed based on count result with SPSS
(Statistical Product and Service Solutions), interviews and orservation to indicate
that get influence motivation faced employee performance, but get influence is
little. The moderate other factor not definition, enough big influence employee
performance variable, without motivation variable with such conceptual
hypothesis put to a test.
Suggestions is researcher have a practical suggestion with more pay
attention matters must attitude and academic suggestion is add to insight, science
and add to information about motivation with employee performance for fast of
job that load.
ABSTRAK

Nurutkeun hasil panalungtik anu dilakukaeun panaliti dina Badan


Penanaman Modal jeung Pelayanan Perizinan Ngahiji Kota Bandung, dipigaduh
nyaeta kinerja pegawe masih handap, hal ieu katingal tina indikator : kasaean
damel anu masih handap jeung ketepatan waktos padamel ngalaksanakeun
padamelan masih kirang. Hal ieu disebabkeun ku kapala Badan Penanaman
Modal jeung Pelayanan Perizinan Ngahiji kirang ngiring sertakeun partisipasi
padamel jeung kirangna komunikasi dina pencapaian tugas.
Cara panalungtikan anu dilakukeun nyaeta eksplanatory survey
nyaeta panalitian nu ngajentrekeun eusi nu nyambung jeung variabel-variabel
panilitian, teuras jeung mariksa hipotesis nu tos disusun sa teu acan na. Kusabab
eta panilitian disebat oge nyaeta testing research meskipun panjelasanana oge
ngandung gambaran tapi fokusna diarahkeun kanu panjelasan nu nyambung kanu
jeung variabel. cara ngumpulkeun data anu digunakeun jang naliti nyaeta : di
ajar kapustakaan jeung ngakaji kana masalah kana buku, dokumen atawa alat-
alat tulisan laina anu aya kaitan nana sareng anu nuju di taliti nyaeta motivasi
jeung kinerja pagawe nalungtik lapangan nyaea ku cara ngayakeun panalugtikan
langsung kana naon anu jadi objek panalungtikan ku cara : observasi non
partisipan, wawancara jeung angket anu disebarkeun ka responden jeung
ngagunakeun skala likert.
Wagelan-wagelan anu dihadapi ku kapala BPMPPT Kota Bandung
nyaeta sebagai berikut : Kapala BPMPPT kirang masihan kesempatan ka
padamelna jang ngalakukeun pamikiran. Pamikiranna kapala BPMPPT kirang
ngamonikasikan dina usaha pancapaian tugas.
Usaha-usaha anu dilakukeun Kapala BPMPPT Kota Bandung nyaeta
sebagai berikut : supador lewih kirang masihan kesempatan ka padamelna
masihan masukan berupa saran sareng pendapat. Ngusahakeun supaya
ngalakukeun komunikasi setiap dinten ka padamel tentang masalah-masalah
jeung kasulitan anu dihadapi dina usaha pencapaian tugas.kesimpulan anu tiasa
abdi carioskeun berdasarkeun hasil hitung angket sareng SPSS (statistical
product and service solution), wawancara jeung observasi ninggalikeun handa
tiasa mempengaruhi kasaean tina kinerja padamel bade, tapi teu tiasa di
pangaruhan ku nu alit. Sedangkan faktor lain anu henteu terdefinisi, cekap ageng
pangaruh variabel kinerja padamel selain variabel motivasi. Dengan demikian,
hipotesis konseptual mengenai pengaruh kasaean kana kinerja padamel teruji.
Sarana-sarana anu tiasa abi carioskeun nyaeta carana praktis jeung
lewih ngaperhatikeun hal-hal anu kedah dilakukeun jeung saran akademis anu
memperluas wawasan, ilmu pengatahuan jeung pengembangan data serta
informasi tina pentingna kasaeun kana kinerja padamel kange kalancaran
padamelan anu dipasihkeun.
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah

SWT yang telah memberikan karunia dan kesehatan sehingga peneliti dapat

menyelesaikan laporan skripsi.

Skripsi ini peneliti buat untuk untuk memenuhi salah satu ujian akhir

jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pasundan Bandung, dengan judul penelitian Pengaruh Motivasi

Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan

Perizinan Terpadu Kota Bandung (Studi Proses Penyelesaian Izin Mendirikan

Bangunan).

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna

karena keterbatasan waktu, pikiran, kemampuan serta pengalaman peneliti dalam

penyusunan laporan skripsi. Oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan dan

sangat berterima kasih apabila ada masukan dari pembimbing, penguji maupun

pembaca lainnya.

Sebagai ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada orang-orang yang

telah mendukung peneliti dalam pembuatan laporan skripsi ini, yaitu yang

terhormat Pembimbing I Bapak Dr. H. Thomas Bustomi., M. Si serta Pembimbing

II Bapak Rudi Chaerudin., Drs, yang telah meluangkan waktu, kesempatan dan
sabar untuk memberikan bimbingan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada :

1. Bapak Prof. DR. H. M. Didi Turmudzi, M.S. selaku Rektor Universitas

Pasundan Bandung.

2. Bapak Drs. Aswan Haryadi., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Pasundan Bandung.

3. Bapak Dr. H. Thomas Bustomi., M.Si. selaku Pembantu Dekan I Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan Bandung.

4. Bapak M. Budiana., S.ip., M.Si selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan Bandung.

5. Bapak Drs. Deden Ramdhan., M.Si selaku Pembantu Dekan III Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan Bandung.

6. Bapak Drs. Ikin Sodikin, M.Si selaku Ketua Jurusan Administrasi Negara

Universitas Pasundan Bandung.

7. Ibu Imas Sumiati, Dra., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Administrasi

Negara Universitas Pasundan Bandung.

8. Bapak Ir. H. Ahmad Rekotomo, SE., M.Si selaku Kepala Badan

Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung.

9. Seluruh pegawai Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan

Terpadu Kota Bandung.

10. Yang tersayang Ayahanda (Rohili Idin) dan Ibunda (Syamsidar) serta

abang-abangku (Samsu Hadi, Samsu Rizal, Samsu Akbar Syah) dan


kakakku (Ermy Septiana) yang selalu memberikan motivasi, selalu

mendengarkan keluh-kesa penulis dalam pembuatan skripsi ini dan

medampingi penulis dalam doa mereka.

11. My Sweetheart Ade Kurniawan yang selalu memberikan semangat dan

selalu setia mendampingi penulis serta doanya dalam penyelesaian skripsi

ini.

12. Serta buat anak-anak Kost32 Sukamantri II, thanks buat motivasi dan

pengertiannya.

13. Rekan-rekanku semua di Jurusan Ilmu Administrasi Negara Angkatan

2005 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan

Bandung.

Terakhir penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang tidak

tercantum diatas yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini,

semoga Allah SWT membalasnya, amin.

Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca

umumnya, meskipun masih banyak kekurangannya..

Wassalamualaikum wr. wb.

Bandung, Juni 2009

Peneliti
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas diri
a. Nama : Reni Marsinta
b. Tempat Tanggal Lahir : Tanjung Pandan, 22 Maret 1988
c. Agama : Islam
d. Jenis Kelamin : Perempuan
e. Alamat : Pelataran AKA B.122 RT.03 RW.02
Tanjung Pandan Belitung 33412
Identitas orang tua
a. Ayah : Rohili Idin
b. Ibu : Syamsidar
c. Alamat : Pelataran AKA B.122 RT.03 RW.02
Tanjung Pandan Belitung 33412
Pendidikan
a. SDN 40 Tanjung Pandan Belitung lulus Tahun 1999
b. SMPN 8 Tanjung Pandan Belitung lulus Tahun 2002
c. SMAN 2 Tanjung Pandan Belitung lulus Tahun 2005
d. Diterima sebagai mahasiswa pada Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas
Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Pasundan pada tahun 2005.
Demikian daftar riwayat hidup peneliti buat dengan yang sebenarnya
sebagai perlengkapan dalam penyusunan skripsi.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK.. i
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.. vii
DAFTAR ISI.. viii
DAFTAR TABEL.. xii
DAFTAR GAMBAR.. xiv
DAFTAR LAMPIRAN.. xv

BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Penelitian 1
B. Perumusan Masalah. 6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian. 7
1. Tujuan Penelitian... 7
2. Kegunaan Penelitian.. 8
D. Kerangka Pemikiran 8
E. Hipotesis.. 10
1. Hipotesis Penelitian 10
2. Hipotesis Statistik.. 10
3. Definisi Operasional.. 11
F. Lokasi dan Lamanya Penelitian... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14


A. Pengertian Administrasi dan Manajemen 14
B. Pengertian Administrasi Negara... 16
C. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia... 17
D. Pengertian Motivasi.. 19
E. Jenis Motivasi... 21
F. Alat-Alat Motivasi 22
G. Teknik Motivasi .. 23
H. Model-Model Motivasi.... 26
I. Prinsip-Prinsip Motivasi... 28
J. Pengertian Kinerja Pegawai..... 32
K. Indikator Kinerja Pegawai 34
L. Pengaruh Antara Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai.... 35

BAB III METODE PENELITIAN DAN OBJEK PENELITIAN. 40


A. Objek Penelitian... 40
1. Sejarah Singkat Pembentukan Badan Penanaman Modal Dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung. 40
2. Dasar Hukum Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan
Perizinan Terpadu Kota Bandung.. 41
3. Visi Dan Misi Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan
Perizinan Terpadu Kota Bandung.. 43
4. Rencana Strategi Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan
Perizinan Terpadu Kota Bandung (2002-208)... 44
5. Kedudukan, Tugas Pokok Dan Fungsi Badan Penanaman
Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung.. 44
6. Nilai Umum Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan
Perizinan Terpadu Kota Bandung.. 45
7. Struktur Organisasi Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan
Perizinan Terpadu Kota Bandung. 47
8. Keadaan Pegawai, Fasilitas Kerja Pegawai Pada Badan
Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota
Bandung. 49
9. Tujuan Dan Sasaran Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan
Perizinan Terpadu Kota Bandung 58
10. Fasilitas Dan Layanan Penting Lainnya Dari Badan
Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota
Bandung. 60
11. Pelayanan Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan
Terpadu (BPMPPT) Kota Bandung........................ 66
12. Izin Mendirikan Bangunan Di Badan Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung.. 67
13. Gambaran Umum motivasi dan Kinerja Pegawai Di Badan
Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan
Terpadu.. 71
B. Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan data, dan Teknik Analisis
Data 75
1. Metode Penelitian.. 75
2. Teknik Pengumpulan Data.... 75
3. Teknik Analisis Data.. 78

BAB IV PEMBAHASAN... 85
A. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan
Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota
Bandung (Studi Proses Penyelesaian Izin Mendirikan
Bangunan) 85
1. Analisis Kuantitatif Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja
Pegawai Pada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan
Perizinan Terpadu Kota Bandung (Studi Proses Penyelesaian
Izin Mendirikan Bangunan).. 85
2. Analisis Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada
Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu
Kota Bandung (Studi Proses Penyelesaian Izin Mendirikan
Bangunan).. 101
3. Analisis Kualitatif Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja
Pegawai Pada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan
Perizinan Terpadu Kota Bandung (Studi Proses Penyelesaian
Izin Mendirikan Bangunan).. 102
4. Analisis Faktor Lain Di Luar Pengaruh Motivasi Terhadap
Kinerja Pegawai Pada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan
Perizinan Terpadu Kota Bandung (Studi Proses Penyelesaian
Izin Mendirikan Bangunan).. 109
B. Hambatan-Hambatan Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja
Pegawai Pada Badan Pananaman Modal Dan Pelayanan Perizinan
Terpadu Kota Bandung (Studi Proses Penyelesaian Izin
Mendirikan Bangunan)..... 109
C. Usaha-usaha Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Hambatan-
Hambatan Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada
Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota
Bandung (Studi Proses Penyelesaian Izin Mendirikan
Bangunan).... 110

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 112


A. Kesimpulan... 112
B. Saran. 114

DAFTAR PUSTAKA. 116


LAMPIRAN 118
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. JUMLAH PEGAWAI BERDASARKAN JABATAN.. 48
2. DATA PEGAWAI PNSD BERDASARKAN
PANGKAT. 48
3. DATA PEGAWAI PNSD BERDASARKAN
STATUS. 49
4. DATA PEGAWAI BERDASARKAN STATUS PENDIDIKAN 49
5. DATA PEGAWAI BERDASARKAN JENIS KELAMIN... 50
6. FASILITAS KERJA PADA RUANGAN KA SUB BAG
KEPEGAWAIAN/UMUM 51
7. FASILITAS KERJA PADA RUANGAN SUB BIDANG
PELAYANAN DAN PENDAFTARAN... 51
8. FASILITAS KERJA PADA RUANGAN STAF
KEPEGAWAIAN/UMUM 52
9. FASILITAS KERJA PADA RUANGAN RAPAT I. 53
10. FASILITAS KERJA PADA RUANGAN SUB BIDANG
PENGOLAHAN PENERBITAN PERIZINAN NON USAHA 54
11. FASILITAS KERJA PADA RUANGAN LOKET PENDAFTARAN
IZIN NON USAHA. 54
12. FASILITAS KERJA PADA RUANGAN SEKPRI KEPALA
BPMPPT 55
13. FASILITAS KERJA PADA RUANGAN SUB BIDANG
PENGEMBANGAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI 55
14. FASILITAS KERJA PADA RUANGAN KA SUB BAG
KEUANGAN. 56
15. JUMLAH SAMPEL........................................................................... 78
16. SKOR JAWABAN ANGKET........................................................... 79
17. OPERASIONALISASI VARIABEL BEBAS MOTIVASI.. 83
18. OPERASIONALISASI VARIABEL TERIKAT KINERJA
PEGAWAI......................................................................................... 84
19. DAFTAR SKOR ANGKET VARIABEL BEBAS............................ 88
20. TABULASI KORELASI SKOR ITEM DENGAN SKOR TOTAL
INSTRUMEN PADA VARIABEL MOTIVASI... 89
21. DAFTAR SKOR ANGKET VARIABEL TERIKAT....................... 92
22. TABULASI KORELASI SKOR ITEM DENGAN SKOR TOTAL
INSTRUMEN PADA VARIABEL KINERJA PEGAWAI.. 93
23. RELIABILITAS VARIABEL PENGARUH MOTIVASI
TERHADAP KINERJA PEGAWAI. 97
24. UJI KOEFISIEN REGRESI.. 98
25. UJI MODEL... 98
26. UJI PENGARUH... 99
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. GAMBAR CONTOH MASALAH 5
2. PARADIGMA PENELITIAN... 11
3. JADUAL KEGIATAN PENELITIAN.. 13
4. KONSEP PENDEKATAN SISTEM MOTIVASI DENGAN
KINERJA PEGAWAI 34
5. STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENANAMAN MODAL
DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KOTA
BANDUNG........................................................................................ 46
6. MEKANISME UMUM PELAYANAN PERIZINAN BARU DAN
PERUBAHAN BPMPPT KOTA BANDUNG.. 64
7. PERPANJANGAN DAN PEMBERIAN SALINAN PERIZINAN
BADAN PENANAMAN MODAL PELAYANAN PERIZINAN
TERPADU KOTA BANDUNG 65
8. SIKAP RESPONDEN TERHADAP MOTIVASI. 91
9. SIKAP RESPONDEN TERHADAP KINERJA PEGAWAI 94
10. PARADIGMA PENGARUH. 100
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
1. PEDOMAN OBSERVASI
2. PEDOMAN WAWANCARA
3. SURAT PENGANTAR ANGKET
4. SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN KE
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN
TERPADU KOTA BANDUNG
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perwujudan visi Kota Bandung sebagai kota jasa yang bermartabat

dengan fokus pembangunan yang berbasiskan peningkatan indeks

pembangunan manusia, maka Pemerintah Kota Bandung menuangkan ke

dalam tujuh belas agenda prioritas pembangunan yang sesuai dengan Rencana

Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Salah satu diantaranya menciptakan iklim

yang kondusif untuk investasi, meningkatkan kualitas pelayanan aparatur dan

pengembangan kemitraan dalam rangka mendukung pembiayaan dari berbagai

aspek. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT)

Kota Bandung memiliki peranan dalam upaya mengembangkan perekonomian

kota yang adil.

Pelayanan publik Kota Bandung menjadi sorotan masyarakat dan media

massa. Kota Bandung mendapat predikat buruk perihal pelayanan publik. Kota

Bandung menduduki peringkat kedua terburuk se-Indonesia. Pelayanan ini

dilihat dari pelayanan pembuatan Surat Izin mendirikan Bangunan (IMB) dan

Surat Izin Usaha dan Perdangangan (SIUP). Padahal, Bandung baru saja

menginjak usia dua abad berdirinya. Seharusnya umur Bandung yang sudah

setua itu menjadi salah satu tolak ukur langkah perjuangan dan

pembangunannya.
Upaya meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat, pada tahun

2002 pemerintah Kota Bandung telah mengambil suatu kebijakan membentuk

unit pelayanan satu atap yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota

Bandung No.2 Tahun 2002. Unit tersebut dibentuk sebagai salah satu

pencerminan pemerintah Kota Bandung untuk menciptakan iklim yang

mendorong kearah terciptanya keseragaman pola dan langkah penyelenggaraan

dan pelayanan oleh aparatur pemerintah kepada masyarakat dan agar adanya

keterpaduan yang terkoordinir dalam proses pemberian perizinan maupun non

perizinan.

Izin mendirikan bangunan (IMB) merupakan salah satu bagian dari

pelayanan perizinan dalam pemanfaatan tata ruang atau pelayanan perizinan

non usaha. Izin mendirikan bangunan (IMB) dibentuk berdasarkan dasar

hukum yaitu Peraturan Daerah (PERDA) Kotamadya daerah tingkat II

Bandung Nomor 14 Tahun 1998 tentang Bangunan di wilayah Kotamadya

Daerah Tingkat II Bandung, Peraturan Daerah (PERDA) Kotamadya daerah

tingkat II Bandung Nomor 24 Tahun 1998 tentang Retribusi Mendirikan

Bangunan, Keputusan Walikota Bandung Nomor 640/Kep.554-Huk/2004

tentang Harga Dasar Bangunan Dan Tarif Ongkos Bongkar Bangunan. Yang

termasuk sasaran atau objek dari izin mendirikan bangunan (IMB) adalah

pagar, menara, bangunan, bangunan reklame, SPBU, kolam renang, lapangan

olah raga terbuka, instalasi pengolahan air, perkerasan halaman, turap (tembok

penahan tanah), sumur, instalasi/utilitas, jembatan, dan reservoar.


Pelaksanakan tugas administrasi pemerintahan, walikota dibantu oleh

Sekretaris Daerah Kota yang dibantujuga oleh 3 asisten dan unit kerja yang

terbagi atas 14 dinas, 9 lembaga teknis daerah (termasuk badan dan kantor),

serta 11 bagian. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu

(BPMPPT) merupakan salah satu lembaga teknis Kota Bandung sebagaimana

tertuang dalam ketentuan Pasal 2 ayat (1) dan (2) huruf f Pasal 9 Peraturan

Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan Dan

Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah. Lembaga birokrasi yang baru ini

dibentuk oleh Bapak Walikota Bandung yang mendapat respon positif dari

DPRD Kota Bandung. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan

Terpadu (BPMPPT) memiliki visi terpercaya dan unggul dalam pelayanan,

perizinan dan perinvestasian menuju Kota Jasa Yang Bermartabat.

Arah kerja Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu

(BPMPPT) tidak terlepas dari kerja tim, dengan begitu motivasi kerja pun

dibutuhkan untuk meningkatkan dalam upaya melayani masyarakat dalam

pengurusan perizinan. Motivasi merupakan cara untuk memanfaatkan atau

mempekerjakan pegawai yang memberikan manfaat kepada organisasi.

Dengan adanya motivasi dimaksudkan pemberian daya perangsang kepada

karyawan agar bekerja dengan segala daya dan upaya, karena motivasi

merupakan suatu kondisi yang mengerakkan manusia ke suatu tujuan tertentu.

Pencapai tujuan tersebut dibutuhkan suatu aparatur pemerintah sebagai

aparat yang mengemban tugas melayani masyarakat atau sebagai abdi

masyarakat yang mampu mengikuti kemajuan, dinamika dan tuntutan


masyarakat yang semakin kompleks yang membutuhkan perhatian dan

sekaligus meningkatkan kinerja pegawai agar hasil sesuai harapan disamping

masyarakat sebagai pihak yang dilayani, yaitu memahami hak dan

kewajibannya dalam membentuk parisipasi dalam segala bidang kehidupan.

Kinerja yang merupakan gambaran umum mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan, program, kebijaksanaan dalam mewujudkan

sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi maka antara kinerja dan motivasi

memiliki hubungan yang sangat erat karena kinerja seseorang ditentukan oleh

kemampuan dan motivasinya untuk melaksanakan pekerjaan.

Motivasi terbentuk dari sikap pegawai dalam menghadapi situasi kerja

di tempat kerja baik itu dinas atau instansi pemerintah maupun perusahaan.

Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri/pegawai yang

terarah untuk mencapai tujuan organisasi maupun pegawai itu sendiri. Sikap

mental pegawai yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang

memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal.

Motivasi memiliki hubungan dengan lingkungan kerja sehingga untuk

meningkatkan hasil kerja maka motivasi memiliki pengaruh penting terhadap

kinerja pegawai karena berhasil atau tidaknya suatu organisasi dalam mencapai

tujuan ditentukan juga oleh motivasi dari pimpinan karena dengan adanya daya

perangsang dari atasan kepada bawahan maka akan membuat pegawai menjadi

lebih tersemangati untuk menyelesaikan pekerjaan dengan lebih baik.


Berdasarkan hasil penjajakan yang peneliti lakukan pada Badan

Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) Kota

Bandung di Bidang Perizinan Non Usaha, peneliti menemukan permasalahan

antara lain masih rendahnya kinerja pegawai, hal ini terlihat dari indikator

sebagai berikut :

1. Kualitas kerja yang masih rendah. Hal ini dapat dilihat seperti di sub

bagian umum dan kepegawaian dalam pengklasifikasian kearsipan

perizinan masih belum tersusun secara alfabet maupun numeric.

Gambar 1.1

Hasil Penelitian Februari Tahun 2009 di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan
Perizinan Terpadu (BPMPPT)

2. Ketepatan waktu pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan masih kurang.

Contohnya : pegawai sub bidang pengembangan sistem TI yang

seharusnya menyelesaikan pekerjaan maksimal 4 hari tetapi pekerjaan

tersebut baru selesai 6 hari.


Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti menduga bahwa

permasalahan tersebut disebabkan oleh kurangnya motivasi dari kepala Badan

Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung, seperti

dapat dilihat dibawah ini bahwa :

1. Kurangnya mengikut sertakan partisipasi pegawai. Contoh : pegawai

jarang diberikan kesempatan untuk mengajukan ide-ide atau gagasan-

gagasan di dalam rapat.

2. Kurangnya komunikasi dalam usaha pencapaian tugas. Contoh : jarangnya

diadakan rapat kepada setiap bidang dalam usaha proses pencapaian

tujuan.

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas dan fakta-fakta yang

peneliti temukan di lapangan, maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti

lebih jauh mengenai motivasi dengan kinerja pegawai yang dituangkan dalam

bentuk usulan penelitian dengan judul : PENGARUH MOTIVASI

TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN

PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN

TERPADU KOTA BANDUNG (Studi Proses Penyelesaian Izin

Mendirikan Bangunan).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang penelitian tersebut diatas

mengenai Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu


(BPMPPT), maka untuk memperoleh gambaran mengenai permasalahan

peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai pada Badan

Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu.

2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam usaha motivasi

terhadap kinerja pegawai pada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan

Perizinan Terpadu (BPMPPT).

3. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh Kepala Bidang Perizinan Non

Usaha dalam megatasi hambatan-hambatan motivasi terhadap kinerja

pegawai pada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu

(BPMPPT) Kota Bandung.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Menemukan data dan informasi mengenai pengaruh motivasi terhadap

kinerja pegawai pada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan

Perizinan Terpadu (BPMPPT) Kota Bandung.

b. Mengembangkan data dan informasi mengenai pengaruh motivasi

terhadap kinerja pegawai pada Badan Penanaman Modal dan

Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) Bandung.

c. Menerapkan data dan informasi mengenai usaha-usaha yang

dilakukan untuk menangulangi hambatan-hambatan dalam pengaruh


motivasi terhadap kinerja pegawai pada Badan Penanaman Modal dan

Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT).

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan teoritis, untuk mengembangkan wawasan ilmu administrasi

negara. Khususnya mengenai pengaruh motivasi terhadap kinerja

pegawai pada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan

Terpadu dan dapat menerapkan teori-teori yang telah diperoleh selama

peneliti kuliah di Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial

Dan Ilmu Politik Universitas Pasundan.

b. Kegunaan praktis, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran dan dapat dijadikan bahan masukan bagi Badan

Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT).

D. Kerangka Pemikiran

Peneliti memerlukan suatu kerangka pemikiran sebagi landasan teori

dalam menyusun usulan penelitian, yaitu berupa pendapat para ahli yang tidak

diragukan lagi kebenarannya, sebagai pemikiran yang menjadi titik tolak

langkah-langkah dalam memecahkan masalah penelitian tentang motivasi dan

kinerja.

Menurut Fillmore H. Stanford yang dikutip oleh Mangkunegara

(2002:10) dalam bukunya yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia


Perusahaan, mengemukakan bahwa : Motivasi sebagai suatu kondisi yang

menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan tertentu.

Menurut Mangkunegara (2002:100) dalam bukunya yang berjudul

Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, mengemukan Prinsip-

Prinsip dalam Memotivasi Kerja Pegawai adalah sebagai berikut :

1. Prinsip partisipasi
2. Prinsip komunikasi
3. Prinsip mengakui andil bawahan
4. Prinsip pendelegasian wewenang
5. Prinsip memberikan perhatian

Motivasi terbentuk dari sikap pegawai dalam menghadapi situasi kerja

di tempat kerja baik itu dinas atau instansi pemerintah maupun perusahaan.

Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri/pegawai

yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi maupun pegawai itu sendiri.

Sikap mental pegawai yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang

memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal.

Selanjutnya peneliti akan kemukakan pengertian kinerja menurut T. R.

Mitchel dalam buku Sedarmayanti (2001:51) yang berjudul Manajemen

Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, menjelaskan bahwa :

Performance = ability x motivation

Maksudnya untuk mendapatkan gambaran tentang kinerja seseorang,

maka diperlukan pengkajian khusus tentang kemampuan dan motivasi.

Memudahkan pengkajian kinerja pegawai, lebih lanjut T. R. Mitchel

dalam buku Sedarmayanti (2001:51) yang berjudul Manajemen Sumber


Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, mengemukakan indikator-indikator

kinerja yaitu sebagai berikut :

1. Kualitas Kerja (Quality of work)


2. Ketetapan Waktu (Pomptnees)
3. Inisiatif (Initiative)
4. Kemampuan (Capability)
5. Komunikasi (Communication)

E. Hipotesis

1. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka peneliti

mengemukakan hipotesis konseptual sebagai berikut :

Ada Pengaruh Motivasi Melalui Prinsip Partisipasi, Prinsip

Komunikasi, Prinsip Mengakui Andil Bawahan, Prinsip

Pendelegasian Wewenang, Dan Prinsip Memberikan Perhatian Yang

Dilakukan Oleh Kepala Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan

Perizinan Terpadu Kota Bandung Terhadap Kinerja Pegawai.

2. Hipotesis Statistik

Skala pengukuran untuk kedua variabel adalah ordinal, dan dicari

korelasinnya dengan menggunakan koefesien Rank Sparman. Adapun

hipotesis statistiknya sebagai berikut :

a. H 0 : S 0 = Motivasi (X) Kinerja Pegawai (Y) artinya Motivasi

terhadap kinerja pegawai tidak ada pengaruh yang signifikan.


b. H1 : S > 0 = Motivasi (X) Kinerja Pegawai (Y) artinya Motivasi

terhadap Kinerja pegawai terdapat pengaruh yang signifikan.

Berikut ini peneliti uraikan paradigma penelitian :

X Y

Gambar 1.2
Paradigma Penelitian

Keterangan gambar :

X : Variabel Motivasi.

Y : Variabel Kinerja Pegawai

: Variabel lain di luar Motivasi yang tidak diukur yang

berpengaruh terhadap kinerja pegawai dalam penyelesaian Izin

Mendirikan Bangunan

3. Definisi Operasional

a. Motivasi adalah adanya suatu dorongan yang diberikan oleh Kepala

Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu

berdasarkan prinsip-prinsip motivasi sebagai berikut : Prinsip

Partisipasi, Prinsip Komunikasi, Prinsip Mengakui Adil Bawahan,

Prinsip pendelegasian wewenang, dan Prinsip Memberikan Perhatian

terhadap pegawai dalam melakukan tugas untuk mencapai tujuan

atau penyelesaian tugas yang telah direncanakan.


b. Kinerja pegawai adalah suatu perubahan kemampuan yang dilakukan

pegawai Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu

Kota Bandung dalam melaksanakan pencapaian tugas atau program

kerja, sasaran, tujuan, misi dan visi berdasarkan indikator sebagai

berikut : Kualitas Kerja, Ketepatan Waktu, Inisiatif, Kemampuan,

dan Komunikasi.

c. Izin mendirikan bangunan adalah suatu proses pembuatan surat bukti

bahwa seseorang atau badan hukum yang mendirikan bangunan

tersebut merupakan pemilik sah.

F. Lokasi dan Lamanya Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan

Perizinan Terpadu (BPMPPT) Kota Bandung, yang beralamat di Jalan

Cianjur No. 34 Bandung. Tlp. (022) 7217608/7217663, Fax (022)

7217663.

2. Lama Penelitian

Penelitian dilakukan selama 6 bulan terhitung dari bulan Februari

2009 sampai dengan bulan Juli 2009, sebagaimana dapat dilihat pada

jadwal penelitian yang disajikan.


GAMBAR 1.3
JADUAL KEGIATAN
PENELITIAN

Tahun 2009
no Tahun Februari Maret April Mei Juni Juli
Kegiatan Minggu I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1 TAHAP PERSIAPAN
a. Perijinan
b. Penjajakan
c. Pengajuan judul
d. Studi kepustakaan
e. Pembuatan proposal
f. Perbaikan proposal
2 TAHAP PENELITIAN
a. Observasi
b. Wawancara
c. Penyebaran angket
d. Penarikan angket
3 TAHAP PENYUSUNAN
a. pengolahan data
b. Analisis data
c. Pembuatan proposal
4 TAHAP PENGUJIAN
a. Seminar proposal
b. Seminar draf
c. seminar skripsi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Administrasi dan Manajemen

Telah menjadi kodrat bahwa tiap orang mempunyai bermacam-macam

kebutuhan, baik kebutuhan jasmaniah misalnya makanan, minuman, pakaian,

perumahan maupun kebutuhan rohaniah misalnya pergaulan, keamanan,

menciptakan sesuatu, pengetahuan dan penghargaan. Bilamana suatu

kebutuhan diusahakan oleh seseorang dengan perbuatan yang nyata agar

tercapai, maka kebutuhan itu lalu menjadi tujuan baginya. Pada umumnya

seseorang mempunyai kebutuhan yang bersifat jamak, yaitu mempunyai

kebutuhan lebih dari satu macam. Hal inilah yang kemudian disebut

administrasi.

Pada dasarnya administrasi merupakan kegiatan-kegiatan beberapa

orang melalui proses kerjasama baik dalam suatu organisasi maupun antar

organisasi untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan bersama

sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pengertian yang telah diberikan oleh

Siagian yang di kutip oleh Pasolong (2007: 3) dalam bukunya yang berjudul

Teori Adminstrasi Publik : Administrasi adalah keseluruhan proses

kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas

rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya.

Menurut Waldo yang dikutp oleh Pasolong (2007:3) dalam bukunya

yang berjudul Teori Adminstrasi Publik mengatakan bahwa : Administrasi


adalah suatu daya upaya yang kooperatif, yang mempunyai tingkat

rasionalitas yang tinggi.

Kesimpulan dari pengertian di atas bahwa administrasi merupakan

suatu usaha untuk meningkatkan atau memberikan suatu dorongan kepada

orang lain maupun diri sendiri untuk mencapai tujuan bersama.

Administrasi dan manajemen sebagai proses kerja telah ada sejak

dahulu kala karena administrasi dan manajemen itu timbul bersama-sama

dengan timbulnya peradaban manusia. Tetapi antara administrasi dan

manajemen memiliki pengertian yang berbeda. Sehingga dengan demikian

akan didapat masing-masing tugas dan tanggung jawab diantara keduanya.

Pengertian manajemen menurut Follett yang dikutip oleh Handoko

(2003:8) dalam bukunya Manajemen edisi 2 sebagai berikut : Manajemen

sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.

Pengertian manajemen menurut Stoner yang dikutip oleh Handoko

(2003:8) dalam bukunya Manajemen edisi 2 sebagai berikut :

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,


pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi
dan penggunaan sumber daya - sumber daya organisasi lainnya
agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Menurut Simamora yang dikutip oleh Pasolong (2007:83) dalam

bukunya yang berjudul Teori Administrasi Publik menyatakan bahwa :

Manajemen adalah proses pendayagunaan bahan baku dan sumber

daya manusia untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan.


Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen

merupakan seni dan proses untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan

dengan cara melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan dengan memanfaatkan sumber daya-sumber daya organisasi yang

ada seperti orang ( SDM) keuangan, peralatan dan sumber daya lainnya.

B. Pengertian Administrasi Negara

Administrasi negara merupakan administrasi pada negara sebagai

suatu organisasi modern. Organisasi modern adalah organisasi yang ada

anggaran dasarnya atau konstitusinya, dengan maksud dan tujuan yang jelas,

juga adanya struktur dan mekanisme dan rasional agar menghasilkan sesuatu

yang dapat diambil manfaatnya. Pengertian administrasi negara untuk lebih

jelasnya akan peneliti jabarkan menurut para ahli.

Pengertian administrasi negara menurut Siagian (2006:8) dalam

bukunya Filsafat Administrasi menyatakan : Administrasi negara adalah

keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh seluruh aparatur pemerintah

dari suatu negara dalam usaha mencapai tujuan negara.

Menurut Waldo yang dikutip oleh Badri (1988:22) dalam bukunya

yang berjudul Konsep-Konsep Dasar Administrasi, Administrasi Negara dan

Administrasi Pembangunan mengemukakan bahwa : Administrasi negara

adalah manajemen dan organisasi daripada manusia-manusia dan

peralatannya guna mencapai tujuan-tujuan pemerintah.


Menurut Litchfield yang dikutip oleh Badri (1988:22) dalam bukunya

yang berjudul Konsep-Konsep Dasar Administrasi, Administrasi Negara dan

Administrasi Pembangunan mengemukakan bahwa : Administrasi negara

merupakan suatu studi mengenai bagaimana bermacam-macam badan-

badan pemerintah diorganisir, diperlengkapi tenaga-tenaganya, dibiayai,

digerakkan dan dipimpin.

Dari definisi-definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan maka diperlukan suatu

kemampuan dan motivasi untuk mendorong orang-orang dan diri sendiri

untuk melaksanakan dan mengerakkan suatu organisasi baik swasta maupun

pemerintah. Hal ini menempatkan motivasi sebagai bagian yang tidak bisa

dipisahkan dari proses administrasi sesuai dalam pelaksanaan pemerintahan

suatu negara.

C. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia adalah seni untuk merencanakan,

mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi kegiatan-kegiatan sumber daya

manusia atau karyawan, dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Manajemen sumber daya manusia dapat pula diartikan suatu proses

menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh,

manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi

atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.


Dibawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian manajemen

sumber daya manusia menurut para ahli, diantaranya dikemukankan oleh

Flippo yang dikutip oleh Notoadmodjo dalam bukunya Pengembangan

Sumber Daya Manusia (2003:117) sebagai berikut :

Manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan,


pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan kegiatan-
kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya
manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi, dan
masyarakat.

Manajemen sumber daya manusia dirumuskan sebenarnya sangat

tergantung pada kontek dan persepsi tertentu dari seseorang yang

merumuskan tersebut dan hal tersebut dikemukakan oleh French yang dikutip

dan oleh Notoadmodjo dalam bukunya Pengembangan Sumber Daya

Manusia (2003:117), sebagai berikut : Manajemen sumber daya

manusia adalah sebagai penarikan, seleksi, pengembangan, penggunaan,

dan pemeliharaan sumber daya manusia oleh organisasi.

Menurut Notoadmodjo dalam bukunya Pengembangan Sumber

Daya Manusia (2003:117), memberikan definisi manajemen sumber daya

manusia sebagai berikut :

Manajemen sumber daya manusia adalah penarikan


(rekruitmen), seleksi, pengembangan, penggunaan, dan
pemeliharaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan-
tujuan individu maupun organisasi.
Menurut Mangkunegara dalam bukunya Manajemen Sumber Daya

Manusia Perusahaan (2004:2) memberikan pengertian organisasi sebagai

berikut : Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu

perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan dan

pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan.

Langkah-langkah dalam manjemen sumberdaya manusia yang

berkaitan erat dengan motivasi adalah :

1. Perencanaan tenaga kerja,


2. Rekrutmen,
3. Seleksi,
4. Penempatan,
5. Sistem imbalan,
6. Pembinaan,
7. Pengembangan karier.

D. Pengertian Motivasi

Membahas mengenai pengertian motivasi, peneliti akan

mengemukakan pengertian motivasi terlebih dahulu. Motivasi merupakan

kegiatan yang penting yang mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara

perilaku manusia. Motivasi merupakan subyek yang penting bagi pimpinan

karena pemimpin harus bekerja dengan dan melalui orang lain. Pemahaman

dan pengertian mengenai motivasi dapat peneliti jabarkan berdasarkan

beberapa pendapat para ahli.


Pengertian Motivasi yang dikutip oleh Davis & John W. Newstrom

(1985:91) dalam bukunya Perilaku Dalam Organisasi (edisi ke-7 jilid 1)

sebagai berikut : Motivasi didefinisikan sebagai kekuatan dorongan

untuk melakukan suatu tindakan.

Pengertian Motivasi yang dikutip oleh Wursanto (1987:109) dalam

bukunya Etika Komunikasi Kantor sebagai berikut : Motivasi adalah

keseluruhan proses penggerakan dengan cara memberikan motif bekerja

kepada para pegawai, sehingga para pegawai itu mau melaksanakan

tugas secara sadar.

Menurut Vance (1982) yang dikutip oleh Danim (2004:15) dalam

bukunya Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok menyatakan

bahwa:

Motivasi adalah perasaan atau keinginan seseorang yang


berada dan bekerja pada kondisi tertentu untuk
melaksanakan tindakan-tindakan yang menguntungkan
dilihat dari perspektif pribadi dan terutama kelompok.

Menurut Dubin (1985) yang dikutip oleh Danim (2004:15) dalam

bukunya Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok menyatakan

bahwa : Motivasi sebagai kekuatan kompleks yang membuat seseorang

berkeinginan memulai dan menjaga kondisi kerja dalam organisasi.

Pengertian Motivasi yang dikutip oleh Danim (2004:15) dalam

bukunya Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok mengemukakan

bahwa : Motivasi sebagai setiap kekuatan yang muncul dari dalam diri
individu untuk mencapai tujuan atau keuntungan tertentu di lingkungan

dunia kerja atau di pelataran hidup pada umumnya.

Pengertian Motivasi yang dikutip oleh Reksohadiprodjo dan

Handoko (1997:252) dalam bukunya Organisasi Perusahaan (Teori struktur

dan perilaku) (edisi 2) menyatakan bahwa : Motivasi adalah keadaan dalam

pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan

kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.

Menurut Effendi yang dikutip oleh Manullang dan Manullang

(2004:193) dalam bukunya Manajemen Personalia mengemukakan bahwa :

Motivasi adalah kegiatan memberikan dorongan pada


seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan
yang dikehendaki. Jadi motivasi berarti membangkitkan
seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam
rangka mencapai suatu kepuasan dan tujuan.

Menurut The Liang Gie yang dikutip oleh Manullang dan

Manullang (2004:166) dalam bukunya Manajemen Personalia

mengemukakan bahwa :

Motivasi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang


manajer dalam memberikan inspirasi semangat dan dorongan
kepada orang lain (karyawannya) untuk mengambil tindakan-
tindakan. Pemberian dorongan itu bertujuan menggiatkan
orang-orang atau karyawan agar mereka bersemangat dan
dapat mencapai hasil sebagaimana dikehendaki dari orang-
orang tersebut.

E. Jenis Motivasi

Seorang pemimpin dalam memotivasi bawahan menggunakan jenis

motivasi yang berbeda-beda sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang

dihadapi saat itu.


Menurut Hasibuan (2003:99) dalam bukunya yang berjudul

Organisasi Dan Motivasi menyatakan bahwa ada dua jenis motivasi sebagai

berikut :

1. Motivasi Positif (Insentif Positif)


Manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada
mereka yang berprestasi baik. Dengan motivasi positif ini semangat
kerja bawahan akan meningkat, karena manusia pada umumnya
senang menerima yang baik-baik saja.

2. Motivasi Negatif (Insentif Negatif)


Manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hukuman
kepada mereka yang pekerjaannya kurang baik (prestasi rendah).
Dengan motivasi negatif ini semangat kerja bawahan dalam jangka
waktu pendek akan meningkat, karena mereka takut dihukum,
tetapi untuk jangka waktu panjang dapat berakibat buruk.

Dari penjelasan diatas maka dapat diketahui bahwa motivasi positif

(insentif positif) akan memicu semangat kerja pegawai dalam jangka waktu

panjang dan motivasi negatif (insentif negatif) hanya memicu semangat kerja

dalam jangka waktu pendek tetapi untuk jangka waktu panjang akan berakibat

buruk.

F. Alat-Alat Motivasi

Penggunaan masing-masing alat motivasi ini dengan segala bentuknya

haruslah mempertimbangkan situasi dan orangnya sebab pada hakekatnya

individu adalah berbeda dengan yang lainnya.

Menurut Hasibuan (2003:99) dalam bukunya yang berjudul

Organisasi Dan Motivasi menyatakan tentang prinsip pelaksanaan motivasi

yaitu:
1. Material Insentif
Alat-alat motivasi yang diberikan itu berupa uang dan atau barang
yang mempunyai nilai pasar, jadi memberikan kebutuhan ekonomis.
Misalnya : kendaraan, rumah, dan lain-lain.
2. Non Material Insentif
Alat motivasi yang diberikan itu berupa barang atau benda yang
tidak ternilai, jadi hanya memberikan kepuasan atau kebanggaan
rohani saja. Misalnya : mendali, piagam, bintang jasa, dan lain-lain.
3. Kombinasi Material dan Non Material Insentif
Alat motivasi yang diberikan itu berupa materil (uang dan barang)
dan non materil (mendali atau piagam), jadi memenuhi kebutuhan
ekonomis dan kepuasan atau kebanggaan rohani.

Pendapat diatas menerangkan bahwa kebutuhan bersifat materil

adalah besar upah dan penerimaan-penerimaan lain yang dapat berupa uang,

beras, gula, rokok, dan sebagainya. Sedangkan kebutuhan yang bersifat non

materil merupakan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan bilamana dipenuhi

akan dapat menimbulkan kepuasan tapi kebutuhan ini dapat bersifat materil,

misalnya peasaan harga diri, rasa kebangaan, dipenuhinya keinginan

berpartisipasi dan sebagainya.

G. Teknik Motivasi

Didalam memotivasi pegawai juga diperlukan teknik motivasi untuk

lebih memperjelas makna dan manfaat motivasi dalam meningkatkan

semangat kerja pegawai dalam pelaksanaan pencapaian tujuan.untuk lebih

memperjelasnya maka akan diuraiakan teknik motivasi sebagai berikut :


1. Teknik pemenuhan kebutuhan pegawai
Pemenuhan kebutuhan pegawai merupakan fundamental yang

mendasari perilaku kerja. Kita tidak mungkin dapat memotivasi kerja

pegawai tanpa memperhatikan apa yang dibutuhkannya.

Abraham Maslow mengemukakan hirarki kebutuhan pegawai

sebagai berikut :

a. Kebutuhan Fisiologis, yaitu kebutuhan makan, minum, perlindungan

fisik, bernafas, dan sexual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang

paling mendasar. Dalam hubungan dengan kebutuhan ini pemimpin

perlu memberikan gaji yang layak kepada pegawai.

b. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan perlindungan dari ancaman,

bahaya dan lingkungan kerja. Dalam hubungan kebutuhan ini,

pemimpin perlu memberikan tunjangan kesehatan, asuransi

kecelakaan, perumahan, dan dana pensiun.

c. Kebutuhan sosial atau rasa memiliki, yaitu kebutuhan untuk diterima

dalam kelompok unit kerja, berafiliasi, berinteraksi, serta rasa dicintai

dan mencintai. Dalam hubungan dengan kebutuhan ini, pemimpin

perlu menerima eksistensi atau keberadaan pegawai sebagai anggota

kelompok kerja, melakukan interaksi kerja yang baik dan hubungan

kerja yang harmonis.

d. Kebutuhan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai

orang lain. Dalam hubungan dengan kebutuhan ini, pemimpin tidak

boleh sewenang-wenang memperlakukan pegawai karena mereka

perlu dihormati, diberikan penghargaan terhadap prestasi kerjanya.


e. Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk mengembangkan

diri dan potensi, mengemukakan ide-ide, memberikan penilaian,

kritik, dan berprestasi. Dalam hubungannya dengan kebutuhan ini,

pemimpin perlu memberikan kesempatan kepada pegawai bawahan

agar mereka dapat mengaktualisasikan diri secara baik dan wajar di

perusahaan.

Selanjutnya, Abraham Maslow berpendapat bahwa orang dewasa

(pegawai bawahan) secara normal harus terpenuhi minimal 85 persen

kebutuhan fisiologis, 70 persen kebutuhan rasa aman, 50 persen kebutuhan

sosial, 40 persen kebutuhan penghargaan, dan 15 persen kebutuhan

aktualisasi diri. Jika tidak terpenuhi maka pegawai tersebut akan

mengalami konflik diri, keluarga, dan bisa juga menjadi penyebab

terjadinya konflik kerja. Dengan demikian, jika kebutuhan pegawai tidak

terpenuhi, pemimpin akan mengalami kesulitan dalam memotivasi kerja

pegawai.

2. Teknik komunikasi persuasif

Teknik komunikasi persuasif merupakan salah satu teknik

memotivasi kerja pegawai yang dilakukan dengan cara mempengaruhi

pegawai secara ekstralogis. Teknik ini dirumuskan: AIDDAS

A = Attention (Perhatian)
I = Interest (Minat)
D = Desire (Hasrat)
D = Decision (Keputusan)
A = Action (Aksi/Tindakan)
S = Satisfaction (Keputusan)
Penggunaannya, pertama kali pemimpin harus memberikan

perhatian kepada pegawai tentang pentingnya tujuan dari suatu pekerjaan

agar timbul minat pegawai terhadap pelaksanaan kerja, jika telah timbul

minatnya maka hasratnya menjadi kuat untuk mengambil keputusan dan

melakukan tindakan kerja dalam mencapai tujuan yang diharapkan oleh

pemimpin. Dengan demikian, pegawai akan bekerja dengan motivasi

tinggi dan merasa puas terhadap hasil kerjanya.

H. Model-Model Motivasi

Perkembangan teori manajemen juga mencakup model-model motivasi

yang berbeda. Berikut ini akan dibahas tiga model motivasi dengan urutan atas

dasar kemunculannya, yaitu model tradisional, model hubungan manusiawi,

dan model sumber daya manusia.

1. Model tradisional

Model tradisional dari motivasi berhubungan dengan Frederick

Taylor dan aliran manajemen ilmiah. Model ini mengisyaratkan bahwa

manajer menentukan bagaimana pekerjaan-pekerjaan harus dilakukan dan

digunakan sistem pengupahan insentif untuk memotivasi para pekerja

lebih banyak berproduksi, lebih banyak menerima penghasilan.

Pandangan tradisional menganggap bahwa para pekerja pada

dasarnya malas dan hanya dapat dimotivasi dengan penghargaan berwujud

uang. Dalam banyak situasi pendekatan ini cukup efektif. Sejalan dengan
meningkatknya efisiensi, karyawan yang dibutuhkan untuk tugas tertentu

dapat dikurangi. Lebih lanjut, manajer mengurangi besarnya upah insentif.

Pemutusan hubungan kerja menjadi biasa dan pekerja akan mencari

keamanan/jaminan kerja daripada hanya kenaikan upah kecil dan

sementara.

2. Model hubungan manusiawi

Banyak praktek manajemen merasakan bahwa pendekatan

tradisional tidak memadai. Elton Mayo dan para peneliti hubungan

manusiawi lainnya menemukan bahwa kontak-kontak sosial karyawan

pada pekerjaannya adalah juga penting dan bahwa kebosanan dan tugas-

tugas yang bersifat pengulangan adalah faktor-faktor pengurang motivasi.

Mayo dan kawan-kawan juga percaya bahwa manjer dapat memotivasi

bawahan melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial mereka dan

membuat mereka merasa berguna dan penting.

Sebagai hasilnya, para karyawan diberi berbagai kebebasan untuk

membuat keputusan sendiri dalam pekerjaannya. Perhatian yang lebih

besar diarahkan pada kelompok-kelompok kerja organisasi informal.

Lebih banyak informasi disediakan untuk karyawan tentang perhatian

manajer dan operasi organisasi.

3. Model sumber daya manusia

Kemudian para teoritisi seperti McGregor dan Maslow, dan para

peneliti seperti Argyris dan Likert, melontarkan kritik kepada model

hubungan manusiawi dan mengemukakan pendekatan yang lebih


sophisticated untuk memanfaatkan para karyawan. Model ini

menyatakan bahwa para karyawan dimotivasi oleh banyak faktor, tidak

hanya uang atau keinginan untuk mencapai kepuasan, tetapi juga

kebutuhan untuk berprestasi dan memperoleh pekerjaan yang berarti.

Mereka beralasan bahwa kebanyakan orang telah dimotivasi untuk

melakukan pekerjaan secara baik dan bahwa mereka tidak secara otomatis

melihat pekerja sebagai sesuatu yang tidak dapat menyenangkan. Mereka

mengemukakan bahwa para karyawan lebih menyukai pemenuhan

kepuasan dari suatu prestasi kerja yang baik. Jadi, para karyawan dapat

diberi tanggung jawab yang lebih besar untuk pembuatan keputusan-

keputusandan pelaksaan tugas-tugas.

I. Prinsip-Prinsip Motivasi

Motivasi yang diberikan oleh atasan kepada bawahan, tentunya harus

mengunakan pedoman atau dengan kata lain prinsip-prinsip yang harus

dijadikan pedoman oleh atasan untuk memotivasi bawahannya Menurut

Mangkunegara (2004:100) dalam bukunya yang berjudul Manajemen

Sumber Daya Manusia Perusahaan, mengemukan Prinsip-prinsip dalam

memotivasi kerja pegawai adalah sebagai berikut :

1. Prinsip partisipasi
2. Prinsip komunikasi
3. Prinsip mengakui andil bawahan
4. Prinsip pendelegasian wewenang
5. Prinsip memberikan perhatian
Prinsip-prinsip motivasi diatas sebagai alat analisis dalam penelitian

ini sehingga diharapkan dapat memperjelas kedudukan dan fungsi dari

motivasi sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk itu peneliti

akan mengemukakan satu persatu pengertian dari prinsip-prinsip motivasi

tersebut diatas, sebagai berikut :

1. Prinsip partisipasi

Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan

kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan

dicapai oleh pemimpin.

2. Prinsip komunikasi

Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan

dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai

akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.

3. Prinsip mengakui andil bawahan

Pemimpin mengakui bahwa bawahan (pegawai) mempunyai andil

di dalam usaha pencapaian tujuan. Dengan pengakuan tersebut, pegawai

akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.

4. Prinsip pendelegasian wewenang

Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada

pegawai bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan

terhadap pekerjaan yang dilakukannya, akan membuat pegawai yang

bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan

oleh pemimpin.
5. Prinsip memberi perhatian

Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan

pegawai, akan memotivasi pegawai bekerja apa yang diharapkan oleh

pemimpin.

J. Pengertian Kinerja Pegawai

Kinerja pegawai adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu

organisasi. Tercapainya tujuan organisasi tidak bisa dilepaskan dari sumber

daya yang dimiliki oleh organisasi yang digerakkan atau dijalankan pegawai

yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi

tersebut. Berikutnya ada beberapa pendapat tentang kinerja yang akan

diuraikan oleh peneliti.

Kinerja menurut Prawirosentono yang dikutip oleh Pasolong

(2007:176), dalam bukunya Teori Administrasi Publik menyatakan bahwa :

Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh pegawai atau
sekelompok pegawai dalam suatu organisasi, sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam upaya
mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak
melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.

Menurut Gibson (1990:40) yang dikutip oleh Pasolong (2007:176),

dalam bukunya Teori Administrasi Publik menyatakan bahwa : Kinerja

seseorang ditentukan oleh kemampuan dan motivasinya untuk

melaksanakan pekerjaan.

Pengertian Kinerja menurut Mangkunegara (2002:67) dalam

bukunya yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,


mengatakan bahwa : Kinerja merupakan hasil secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan fungsinya

sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.

Lembaga Administrasi Indonesia disingkat LAN-RI dalam

Pasolong (2007:175), dalam bukunya Teori Administrasi Publik

merumuskan kinerja sebagai berikut: Kinerja adalah gambaran mengenai

tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program, kebijaksanaan

dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi.

Selanjutnya peneliti akan kemukakan pengertian kinerja menurut T. R.

Mitchel dalam buku Sedarmayanti (2001:51) yang berjudul Manajemen

Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, menjelaskan bahwa :

Performance = ability x motivation

Maksudnya untuk mendapatkan gambaran tentang kinerja

seseorang, maka diperlukan pengkajian khusus tentang kemampuan

dan motivasi.

Menurut Sinambela dkk yang dikutip oleh Pasolong dalam bukunya

yang berjudul Teori Administrasi Publik, mengatakan bahwa : Kinerja

pegawai sebagai kemampuan pegawai dalam melakukan keahlian

tertentu.

Pengertian kinerja menurut Robbins dalam buku Pasolong yang

berjudul Teori Administrasi Publik, mengatakan bahwa : Kinerja adalah

hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai

dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.


K. Indikator Kinerja Pegawai

Kinerja pegawai secara objektif dan akurat dapat dievaluasi melalui

tolak ukur tingkat kinerja. Pengukuran tersebut berarti memberi kesempatan

bagi para pegawai untuk mengetahui tingkat kinerja mereka. Memudahkan

pengkajian kinerja pegawai, lebih lanjut Mitchel dalam buku Sedarmayanti

(2001:51) yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia dan

Produktivitas Kerja, mengemukakan indikator-indikator kinerja yaitu sebagai

berikut :

1. Kualitas Kerja (Quality of work)


2. Ketetapan Waktu (Pomptnees)
3. Inisiatif (Initiative)
4. Kemampuan (Capability)
5. Komunikasi (Communication)

Indikator kinerja pegawai di atas akan dibahas di bawah untuk lebih

mempermudah dalam memahami kinerja pegawai, yaitu sebagai berikut :

1. Kualitas Kerja (Quality of work) adalah kualitas kerja yang dicapai

berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya yang tinggi pada

gilirannya akan melahirkan penghargaan dan kemajuan serta

perkembangan organisasi melalui peningkatan pengetahuan dan

keterampilan secara sistematis sesuai tuntutan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang semakin berkembang pesat.

2. Ketetapan Waktu (Pomptnees) yaitu berkaitan dengan sesuai atau

tidaknya waktu penyelesaian pekerjaan dengan target waktu yang

direncanakan. Setiap pekerjaan diusahakan untuk selesai sesuai dengan

rencana agar tidak mengganggu pada pekerjaan yang lain.


3. Inisiatif (Initiative) yaitu mempunyai kesadaran diri untuk melakukan

sesuatu dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab. Bawahan

atau pegawai dapat melaksanakan tugas tanpa harus bergantung terus

menerus kepada atasan.

4. Kemampuan (Capability) yaitu diantara beberapa faktor yang

mempengaruhi kinerja seseorang, ternyata yang dapat diintervensi atau

diterapi melalui pendidikan dan latihan adalah faktor kemampuan yang

dapat dikembangkan.

5. Komunikasi (Communication) merupakan interaksi yang dilakukan oleh

atasan kepada bawahan untuk mengemukakan saran dan pendapatnya

dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Komunikasi akan

menimbulkan kerjasama yang lebih baik dan akan terjadi hubungan-

hubungan yang semangkin harmonis diantara para pegawai dan para

atasan, yang juga dapat menimbulkan perasaan senasib sepenanggungan.

Pendapat tersebut mengatakan bahwa untuk mendapatkan kinerja

pegawai yang optimal yang menjadi tujuan organisasi harus memperhatikan

aspek-aspek kualitas pekerjaan, ketetapan waktu, inisiatif, kemampuan serta

komunikasi.

L. Pengaruh Antara Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai

Dilihat di atas maka dapat diketahui bahwa motivasi memiliki

pengaruh dengan kinerja pegawai karena seperti yang dikatakan oleh T. R.


Mitchel dalam buku Sedarmayanti (2001:51) yang berjudul Manajemen

Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, menjelaskan bahwa :

Performance = ability x motivation

Maksudnya untuk mendapatkan gambaran tentang kinerja

seseorang, maka diperlukan pengkajian khusus tentang

kemampuan dan motivasi.

Yang mana hal yang hampir sama juga dikatakan oleh Gibson yang

dikutip oleh Pasolong(2007:176), dalam bukunya yang berjudul Teori

Administrasi Publik menyatakan bahwa : Kinerja seseorang ditentukan

oleh kemampuan dan motivasinya untuk melaksanakan pekerjaan.

GAMBAR 2.4
KONSEP PENDEKATAN SISTEM MOTIVASI DENGAN
KINERJA PEGAWAI

PROSES OUTPUT
INPUT Prinsip-prinsip dalam Ukuran kinerja
Sumber daya yang pegawai dilihat dari :
terdiri dari Six M : memotivasi kerja pegawai 1. Kualitas Kerja
1. Man (Quality of work)
2. Money adalah sebagai berikut : 2. Ketetapan Waktu
3. Method (Pomptnees)
4. Materials 1. Prinsip partisipasi; 3. Inisiatif (Initiative)
5. Machine 2. Prinsip komunikasi; 4. Kemampuan
6. Market 3. Prinsip mengakui andil (Capability)
bawahan; 5. Komunikasi
4. Prinsip pendelegasian (Communication)
wewenang;

FEED BACK
1. Memperbaiki kinerja pegawai.
2. Dapat meningkatkan kinerja pegawai
3. Tercapainya tujuan motivasi dalam meningkatkan
kinerja pegawai
Keterangan :

1. Input

Terdiri dari sumber-sumber manajemen (the six m) yaitu sebagai berikut :

a. Man (Manusia)

Sumber daya manusia merupakan faktor dari sebuah proses pencapaian

tujuan organisasi yang sangat penting keberadaannya karena manusia (para

pegawai) merupakan kunci keberhasilan dari pencapaian sasaran organisasi

pada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota

Bandung.

b. Money (Biaya)

Biaya dalam bentuk uang merupakan faktor yang tidak kalah pentingnya

karena merupakan unsur yang memodali seluruh kegiatan yang dilaksanakan

pada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota

Bandung.

c. Methode (Metode)

Metode atau dasar penggunaan dari sumber-sumber yang sudah ada pada

pada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota

Bandung.

d. Machine (Mesin)

Merupakan unsur untuk menciptakan sesuatu yang digunakan untuk

pencapaian tujuan daripada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan

Terpadu Kota Bandung.


e. Material (Bahan Baku)

Merupakan salah satu alat kerja untuk mendukung tercapainya suatu

keberhasilan dalam melakukan pekerjaan yang akan dikerjakannya, karena

dengan bahan-bahan yang memenuhi atau tersedia, maka seluruh pekerjaan

akan menghasilkan kinerja kerja yang baik.

f. Market (Pemasaran)

Merupakan unsur yang menjadi alat untuk mendistribusikan semua jenis

pekerjaan yang dihasilkan oleh para pegawai Badan Penanaman Modal dan

Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung.

2. Proses

Dalam suatu proses semua sumber-sumber dari input diupayakan untuk dapat

dimanfaatkan dalam melaksanakan motivasi yang berdasarkan prinsip-prinsip

motivasi yang ditujukan untuk memenuhi indikator dari kinerja pegawai.

Dalam hal ini, motivasi yang dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip motivasi

kinerja pegawai.

3. Output

Merupakan hasil yang teah dicapai melalui proses kerja yang dilakukan oleh

para pegawai Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu

Kota Bandung, serta didukung oleh sumber daya lainnya, sehingga diperoleh

suatu hasil kerja. Apabila indikator-indikator kinerja pegawai telah dapat

dilaksanakan dengan memanfaatkan input yang ada, maka kinerja pegawai

akan meningkat.
4. Feedback

Pencapaian target dalam penyelesaian surat izin mendirikan bangunan pada

Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung,

diharapkan dapat memberikan umpan balik terhadap input yang berupa

kesinambungan unsur-unsur yang terdapat dalam input, sehingga dapat

diupayakan agar lebih berdaya guna. Umpan balik yang diharapkan adalah

memperbaiki kekurangan di dalam pelaksanaan kinerja pegawai Badan

Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung.


BAB III
OBYEK DAN METODE PENELITIAN

A. Obyek Penelitian

Objek penelitian yang diambil oleh peneliti adalah Badan Penanaman

Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung yang terletak di Jalan

Cianjur No. 34 Telp. (022) 7217608. Untuk lebih lengkapnya peneliti akan

memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan Badan Penanaman Modal dan

Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung.

1. Pembentukan Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan

Terpadu Kota Bandung

Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat,

pada tahun 2002 pemerintah Kota Bandung telah mengambil suatu

kebijakan membentuk unit pelayanan satu atap yang dibentuk berdasarkan

Peraturan Daerah Kota Bandung No.2 Tahun 2002. Unit tersebut dibentuk

sebagai salah satu pencerminan pemerintah Kota Bandung untuk

menciptakan iklim yang mendorong kearah terciptanya keseragaman pola

dan langkah penyelenggaraan dan pelayanan oleh aparatur pemerintah

kepada masyarakat dan agar adanya keterpaduan yang terkoordinir dalam

poses pemberian perizinan maupun non perizinan. Namun demikian dalam

perkembagan keberadaan dan keefektivan, unit ini masih dirasakan kurang

maksimal sehingga belum memenuhi harapan masyarakat.


Dengan dasar filosofis, bahwa untuk memenuhi harapan

masyarakat dalam proses perizinan perlu dilakukan berbagai perbaikan,

meliputi penyederhanaan sistem perizinan, perbaikan pelayanan publik,

pemberantasan korupsi dan peningkatan iklim investasi serta dalam rangka

melaksanakan amanat yang diatur peraturan perundang-undangan dan

kebijakan teknis lain ditingkat pusat yang berhubungan dengan penanaman

modal dan pelayanan perizinan, Bapak Walikota Bandung berinisiatif

untuk membentuk lembaga baru yang diharapkan dapat melayani

kepentingan masyarakat dalam mengurus perizinan dengan baik yang

didasarkan pada prinsip-prinsip pelayanan publik, yaitu kesederhanaan,

kejelasan, kepastian waktu, akurasi, keamanan, tanggung jawab,

kelengkapan sarana dan prasarana, kemudahan akses, kedisiplinan,

kesopanan dan keramahan, serta kenyamanan sehingga dapat menunjang

terwujudnya Bandung Kota Jasa Yang Bermartabat Tahun 2008.

Lembaga baru tersebut adalah Badan Penanaman Modal dan Pelayanan

Perizinan Terpadu (BPMPPT).

2. Dasar Hukum Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan

Terpadu Kota Bandung

Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota

Bandung dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku, yaitu :

a) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

telah diubah menjadi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang


penetapan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 3

Tahun 2005 tentang Pemerintahan Daerah.

b) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

c) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota.

d) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Perangkat Daerah.

e) Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2006 tentang Paket Kebijakan

Perbaikan Iklim Investasi.

f) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Satu Pintu.

g) Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 8 Tahun 2007 tentang Urusan

Pemerintahan Daerah Kota Bandung.

h) Peraturan Pemerintah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007 tentang

Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah.

i) Peraturan Walikota Bandung 474 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas

Pokok dan Fungsi pada Satuan Organisasi Lembaga Teknis Daerah

Kota Bandung.
3. Visi Dan Misi Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan

Terpadu Kota Bandung

a). Visi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu

Kota Bandung

Visi dari Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan

Terpadu Kota Bandung adalah Terpercaya dan unggul dalam

pelayanan, perizinan, dan perinvestasian menuju Kota Jasa yang

Bermartabat. Ini berarti tahun-tahun kedepan Bandung diharapkan

dapat menjadi kota jasa yang memiliki kondisi pelayanan perizinan

yang terpercaya dan unggul serta iklim investasi di daerah yang lebih

baik sehingga meningkatkan kinerja investasi nasional.

b). Misi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu

Kota Bandung

1. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur profesional;

2. Membentuk jejaring kerja melalui harmonisasi kerjasama antarkota

dalam dan luar negeri untuk meningkatkan investasi;

3. Meningkatkan sistem informasi manajemen pelayanan yang

berbasis E-government;

4. Mewujudkan pelayanan yang obtimal dan memuaskan melalui nilai

budaya lokal,responsivitas, responsibilitas, akuntabilitas,

transparansi dan kepastian hukum;

5. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam mendukung

perkembangan penanaman modal.


4. Rencana Strategi Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan

Terpadu Kota Bandung (2002-208)

a). Untuk mendorong investasi di Kota Bandung, pada Tahun 2002,

pemerintah Kota Bandung membentuk unit pelayanan satu atap;

b). Mewujudkan Bandung Kota Jasa Yang Bermartabat Tahun 2008;

c). Membentuk Birokrasi baru bernama Badan Penanaman Modal Dan

Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) yang mengemban tugas dan

fungsi dalam memberikan layanan yang lebih responsif,

bertanggungjawab, akuntabel, transparan, dan memiliki kepastian

hukum.

5. Kedudukan, Tugas Pokok Dan Fungsi Badan Penanaman Modal Dan

Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung

a). Kedudukan Badan Penanaman Modal Pelayanan Perizinan

Terpadu Kota Bandung

1). Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu

merupakan lembaga teknis daerah yang melayani kepentingan

masyarakat dalam mengurus perizinan dan invstasi.

2). Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu

dipimpin oleh seorang Kepala Badan.

b). Tugas Pokok Badan Penanaman Modal Pelayanan Perizinan

Terpadu Kota Bandung

Sesuai Perda Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007 tentang

Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah,


Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu

(BPMPPT) memiliki tugas pokok menyusun dan melaksanakan

kebijakan daerah di bidang penanaman modal daerah dan pelayanan

perizinan terpadu.

c). Fungsi Badan Penanaman Modal Pelayanan Perizinan Terpadu

Kota Bandung

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut di atas,

maka Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu

(BPMPPT) menyelenggarakan fungsi-fungsi sebagai berikut :

1). Merumuskan kebijakan teknis bidang pelayanan penanaman

modal dan pelayanan perizinan terpadu;

2). Membina dan melaksanakan pengelolaan penanaman modal dan

pelayanan perizinan terpadu yang meliputi penanaman modal,

perizinan usaha, perizinan non usaha, serta data dan sistem

informasi;

3). Melaksanakan pelayanan teknis administratif badan;

4). Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai

dengan fungsi dan tugasnya.

6. Nilai Umum Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan

Terpadu Kota Bandung

Dalam pelaksanaan tugas pokok, terdapat beberapa nilai umum

IKHLAS, yang berarti :

a). Inovatif.
b). Keatif, dapat diartikan selain mengikuti prosedur dan peraturan yang

ada dalam memberikan juga ada sentuhan mengesankan sesuatu itu

dibuat mudah dan dibuat medota yang dapat memberikan

keuntungan pada pihak dilayani tanpa mengorbankan prinsip dan

persyaratan yang harus dipenuhi.

c). Handal, dapat diartikan bekerja profesional selalu mengutamakan hal

yang terbaik, simpati dalam memberikan pelayanan dan memiliki

kekuatan mental dan spiritual yang mantap dalam menghadapi

berbagai pihak yang berbeda.

d). Layak, dapat diartikan mempertimbangkan dengan kepatuhan,

kewajaran, etika dan budaya yang berlaku dalam menjalankan tugas,

bertindak dan memutuskan sesuatu. Menandakan ada pertimbangan

hati nurani yang bersih dan dipandang dari berbagai dimensi

sehingga keputusan tersebut proporsional.

e). Amanah, dapat diartikan apapun yang diberikan oleh pihak tertentu

disampaikan secara objektif kepada pimpinan atau kepada pihak

yang berwenang, dan tidak ada sesuatu yang disembunyikan,

sehingga menyebabkan ketimpangan dan ketidaksesuaian.

f). Serempak, dapat diartikan adanya kekompakan, koordinasi dan

sinergisitas antara unit kerja yang terkait dan antara pimpinan

dengan bawahan, sehingga ketentuan ditaati secara konsisten dan

penuh tanggung jawab.


7. Struktur Organisasi Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan

Perizinan Terpadu Kota Bandung

Struktur organisasi merupakan salah satu syarat yang sangat

penting di dalam organisasi modern, baik itu organisasi atau lembaga-

lembaga pemerintahan maupun swasta. Struktur organisasi merupakan

salah satu tampilan daripada kejelasan kerangka pembagian tugas,

wewenang dan tanggung jawab atau tata kerja dalam sebuah organisasi

yang bersifat visual dalam arti bisa menggambarkan komposisi personal

organisasi tersebut, sehingga apabila ada orang luar yang berkepentingan

dengan organisasi tersebut tidak akan terlalu sulit harus berurusan dengan

siapa. Namun demikian pembuatan struktur organisasi yang ada dalam

setiap organisasi berbeda-beda yang akan disesuaikan dengan kebutuhan

dan perkembangan organisasi tersebut. Oleh karena itu untuk mengetahui

struktur organisasi (Berdasarkan Perda Kota Bandung No 12 Tahun 2007)

Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota

Bandung, maka dapat diketahui seperti dibawah ini :


GAMBAR 3.5
STRUKTUR ORGANISASI BPMPPT KOTA BANDUNG
KEPALA BADAN

SEKRETARIAT

SEKRETARIAT KELOMPOK JABANTAN


SUB BAGIAN SUB BAGIAN
UMUM & KEPEGAWAIAN

BIDANG PENANAMAN BIDANG PERIZINAN BIDANG PERIZINAN BIDANG DATA &


NON USAHA

SUB BIDANG
SUB BIDANG PELAYANAN PENGEMBANGAN
SUB BIDANG PROMOSI & & PENDAFTARAN SUB BIDANG PELAYANAN SISTEM
PERIZINAN USAHA & PENDAFTARAN TEKHNOLOGI
PERIZINAN NON USAHA

SUB BIDANG BINA SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG


POTENSI & KERJASAMA PENGOLAHAN & PENGOLAHAN & PELAYANAN
INVESTASI PENERBITAN PENERBITAN PERIZINAN INFORMASI &
PERIZINAN USAHA NON USAHA PENGADUAN

UPT
8. Keadaan Pegawai, Fasilitas Kerja Pegawai Pada Badan Penanaman

Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung

a). Keadaan Pegawai Badan Penanaman Modal Pelayanan Perizinan

Terpadu Kota Bandung

Suatu organisasi tidak akan terlepas dari peran para

pegawainya. Pegawai merupakan unsu penting dalam mencapai

tujuan organisasi, begitu pula pada Badan Penanaman Modal dan

Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung.

Bagaimanapun modernnya peralatan kantor yang digunakan

oleh suatu organisasi/instansi, apabila para pegawainya tidak dapat

melakukan tugas-tugas yang dibebankan kepada mereka, maka

peralatan yang serba modern itu tidak akan bermakna.

Pegawai merupakan unsur pelaksana, penggerak dan

penyelenggara secara teknis maupun secara administratif dalam suatu

unit organisasi. Keberhasilan suatu tujuan tidak hanya diukur oleh

banyaknya jumlah pegawai, banyaknya dana yang tersedia atau

modernnya teknologi yang digunakan, tetapi yang paling penting

adalah faktor sumber daya manusia dalam melaksanakan pekerjaan

Untuk lebih jelasnya mengenai data pegawai pada Badan

Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung,

dapat dilihat pada tabel berikut :


TABEL 3.1

JUMLAH PEGAWAI BERDASARKAN JABATAN


No Jabatan Jumlah
(orang)
1 Kepala Badan 1
2 Sekretaris 1
3 Kepala Bidang 4
4 Kepala Sub Bagian 2
5 Kepala Sub Bidang 8
6 Pelaksana 156
Jumlah 172
Sumber : Buku Pedoman BPMPPT Kota Bandung Tahun 2009

Selanjutnya peneliti akan menampilkan data pegawai

berdasarkan golongan pangkat dan status pegawai tersebut di Badan

Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung.

Karena hal tersebut menentukan jabatan, fungsi dan kedudukan

pegawai di kantornya. Untuk lebih jelas dapat dilihat sebagai berikut :

TABEL 3.2

DATA PEGAWAI PNSD BERDASARKAN PANGKAT


Pangkat Jumlah
No (orang)
1 IV/b 3
2 IV/A 2
3 III/d 16
4 III/c 20
5 III/b 13
6 III/a 19
7 II/d 18
8 II/c 9
9 II/b 1
10 II/a 3
Jumlah 104
Sumber : Buku Pedoman BPMPPT Kota Bandung Tahun 2009
TABEL 3.3
DATA PEGAWAI BERDASARKAN STATUS

No Status Jumlah
(orang)
1 PNS 104
2 CPNS 25
3 TKK 30
4 Sukwan 13
Jumlah 172
Sumber : Buku Pedoman BPMPPT Kota Bandung Tahun 2009

Selanjutnya peneliti menyampaikan bahwa latar belakang

pendidikan yang dimiliki oleh setiap pegawai dapat mempengaruhi

terhadap kelancaran dan keberhasilan dalam melaksanakan pekerjaan.

Oleh karena itu, tinggi rendahnya tingkat pendidikan seorang pegawai

dalam suatu organisasi sangat berpengaruh terhadap jalannya kegiatan

dalam pencapaian tujuan organisasi.

Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan pegawai berdasarkan

tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL 3.4
DATA PEGAWAI BERDASARKAN PENDIDIKAN
No Pendidikan Jumlah
(orang)
1 Strata 2 18
2 Strata 1 45
3 Diploma 13
4 SLTA 45
5 SLTP 2
6 SD -
7 Lainnya -
Jumlah 123
Sumber : Buku Pedoman BPMPPT Kota Bandung Tahun 2009
Berikut peneliti akan menguraikan data pegawai berdasarkan

jenis kelamin. Karena jenis kelamin juga menentukan jabatan peran

pegawai di kantornya. Data tersebut dapat dilihat sebagai berikut :

TABEL 3.5
DATA PEGAWAI BERDASARKAN JENIS KELAMIN
No Jenis Kelamin Jumlah
(orang)
1 Laki-laki 94
2 Perempuan 29
Jumlah 123
Sumber : Buku Pedoman BPMPPT Kota Bandung Tahun 2009

b). Fasilitas Kerja Pegawai Setiap Ruangan Badan Penanaman Modal

Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung

Fasilitas kerja pegawai merupakan alat penunjang yang

sangat penting dalam usaha memperlancar kegiatan dalam usaha

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pelaksanaan

kerja pada Kantor Badan penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan

Terpadu Kota Bandung akan terhambat pelaksanaannya apabila tidak

ditunjang oleh fasilitas kerja yang memadai.

Fasilitas kerja tersebut merupakan segala sesuatu yang

dipergunakan baik secara langsung maupun tidak langsung

berhubungan dengan pekerjaan maupun kelancaran pelaksanaan kerja.

Karenanya, fasilitas kerja yang mendorong pegawai bekerja

berdasarkan prestasi kerja yang baik, sehingga dalam melaksanakan

pekerjaan dapat diwujudkan dengan meminimalisir tingkat kesalahan

dan keterlambatan.
Fasilitas kerja yang terdapat di Kantor Badan penanaman

Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung yang

menunjang pelaksanaan kerja dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL 3.6
FASILITAS KERJA PADA RUANGAN KA SUB BAG
KEPEGAWAIAN/UMUM
No Jenis Merk/ Model Bahan Tahun Jumlah Kondisi
Barang/ Pembuatan/ Barang Barang
Nama pembelian Register
Barang
1 2 3 4 5 6 7
1 Meja Biro Metal Horse Kayu 2008 1 Baik
Pimpinan
2 Kursi - Stainles 2008 1 Baik
pimpinan
3 Kursi biru Chitose Stainles 2007 2 Baik
4 Laptop/note HP Compaq - 2008 1 Baik
book Presario V3000
5 Printer Canon Pixma IP - 2007 1 Baik
4500
6 Pesawat Panasonic - 2008 1 Baik
telepon
7 Piling - Besi 2008 2 Baik
kabinet
Sumber : Buku Pedoman BPMPPT Kota Bandung Tahun 2009

TABEL 3.7
FASILITAS KERJA PADA RUANGAN SUB BIDANG
PELAYANAN DAN PENDAFTARAN
No Jenis Barang/ Merk/ Model Bahan Tahun Jumlah Kondisi
Nama Pembuatan/ Barang Barang
Barang Pembelian Register
1 2 3 4 5 6 7
1 Kursi - Stainles 2008 1 Baik
pimpinan
2 Meja Biro Metal horse Kayu 2008 1 Baik
3 Pesawat Panasonic Plastik 2008 1 Baik
telepon
4 Kursi Chitose Stainles 2007 2 Baik
pimpinan
5 Handycam - - 2007 1 Baik
6 Laptop - - 2007 1 Baik
Sumber : Buku Pedoman BPMPPT Kota Bandung Tahun 2009
TABEL 3.8
FASILITAS KERJA PADA RUANGAN STAF KEPEGAWAIAN/UMUM
No Jenis Barang/ Merk/ Bahan Tahun Jumlah Kondisi
Nama Barang Model Pembuatan/ Barang Barang
pembelian Register
1 2 3 4 5 6 7
1 Meja Biro - Kayu 2007 16 Baik
2 Lemari arsip - Kayu 2008 2 Baik
3 Lemari kaca - Kayu 2007 2 Baik
4 Jam dinding - - 2005 1 Baik
5 Kursi tamu - Kain 2007 1set Baik
6 Kursi putar Dhanka - 2005 13 Baik
7 Monitor Compaq - 2007 1 Baik
8 CPU Asus SIM-X - 2007 1 Baik
9 Printer Epson C90 - 2007 1 Baik
10 Monitor Zyrex - 2006 1 Baik
11 CPU HP Compaq - 2007 1 Baik
12 Laptop/Notebook Acer - 2006 1 Baik
Travelmate
2500
13 Kursi Chitose - 2006 9 Baik
14 Filing cabinet - - 2005 6 Baik
15 Pesawat telepon Panasonic - 2007 1 Baik
KX-T 7630
16 Mesin Tik Brother - 2007 1 Baik
17 Pesawat Panasonic - 2006 1 Baik
telepon/fax KX-FM 131
18 TV 29 Samsung - 2006 1 Baik
19 Photo Presiden & - - 2007 1set Baik
Wapres
20 Lemari kecit - Kayu 2006 1 Baik
21 Tempat sampah - Plastik 2008 2 Baik
22 White Board - Milamin 2007 1 Baik
23 Magicjare Yongma - 2007 1 Baik
24 Magicjare Sanken - 2007 1 Baik
25 Magicjare Miyako - 2007 1 Baik
26 Mesin photo cofy Canon IR - 2007 1 Baik
2016
27 Vas Bunga - - 2007 1 Baik
28 Dispenser Miyako - 2007 1 Baik
29 Tape Sanex SN - 2007 1 Baik
868V
Sumber : Buku Pedoman BPMPPT Kota Bandung Tahun 2009
TABEL 3.9
FASILITAS KERJA PADA RUANGAN RAPAT I
Jenis Barang/ Merk/ Bahan Tahun Jumlah Kondisi
No Nama Barang Model Pembuatan/ Barang Barang
Pembelian Register
1 2 3 4 5 6 7
1 Lemari kayu - Kayu 1995 1 Baik
2 White board - Kayu 1995 1 Baik
3 Over head projektor Eiki Logam 2002 1 Baik
4 Meja rapat - Kayu 2000 1 Baik
5 Kursi lipat Chitos Besi 2004 13 Baik
6 AC Split Toshiba Logam 2000 4 Baik
7 Gambar - Kertas 2000 5 Baik
8 Lampu plapon - Kaca 2005 12 Baik
kayu
9 Sound system - Logam 2005 2 Baik
10 Layar OHP Bretford Kain - 1 Baik
11 Kursi utama ruang - Besi 2006 6 Baik
rapat
12 Kursi ruang tunggu - Besi 2006 12 Baik
13 Meja audience - Kayu 2006 1 Baik
14 Meja rapat - Kayu 2006 1 Baik
15 Meja operator - Kayu 2006 1 Baik
16 Kursi peserta - Besi 2006 14 Baik
17 Kursi peserta & meja - Besi 2006 16 Baik
18 Kursi operator - Besi 2006 1 Baik
19 PC unit - Logam 2006 1 Baik
20 Tempat sampah - Plastik 2007 1 Baik
Sumber : Buku Pedoman BPMPPT Kota Bandung Tahun 2009
TABEL 3.10
FASILITAS KERJA PADA RUANGAN SUB BIDANG
PENGOLAHAN PENERBITAN PERIZINAN NON USAHA
No Jenis Barang/ Merk/ Model Bahan Tahun Jumlah Kondisi
Nama Barang Pembuatan/ Barang Barang
Pembelian Register
1 2 3 4 5 6 7
1 Meja biro Metal horse Kayu 2008 1 Baik
pimpinan
2 Kursi - Stenles 2008 1 Baik
pimpinan
3 Pesawat Panasonic Plastik 2008 1 Baik
telepon
4 Kursi Chitose Stenles 2007 2 Baik
5 Laptop HP Presariop - 2008 1 Baik
V3000
6 Lemari buku - Kayu 2008 1 Baik
7 Pot bunga - - 2008 1 Baik
Sumber : Buku Pedoman BPMPPT Kota Bandung Tahun 2009

TABEL 3.11
FASILITAS KERJA PADA RUANGAN LOKET PENDAFTARAN
IZIN NON USAHA
No Jenis Merk/ Model Bahan Tahun Jumlah Kondisi
Barang/ Pembuatan/ Barang Barang
Nama Pembelian Register
Barang
1 2 3 4 5 6 7
1 Kursi - - 2006 1 Baik
2 Kursi - - 2008 3 Baik
hadap
3 CPU HP W1707 - 2008 1 Baik
4 Vas - - 2006 1 Baik
bunga
5 Pesawat Panasonic - 2008 1 Baik
telepon
6 Monitor HP W1707 Plasma - 2008 1 Baik
7 Printer - - 2008 1 Baik
8 Monitor - - 2008 1 Baik
no antrian
Sumber : Buku Pedoman BPMPPT Kota Bandung Tahun 2009
TABEL 3.12
FASILITAS KERJA PADA RUANGAN SEKPRI KEPALA BPMPPT
Jenis Merk/ Model Bahan Tahun Jumlah Kondisi
No Barang/ Pembuatan/ Barang Barang
Nama Pembelian Register
Barang
1 2 3 4 5 6 7
1 Meja biro Metal horse Kayu 2008 2 Baik
2 Kursi rapat - Stenles 2008 2 Baik
3 Dispenser Denpoo Plastik 2008 1 Baik
4 Tempat Lion star Plastik 2008 2 Baik
sampah
5 Kursi Chitose Stenles 2007 4 Baik
6 Piling kabinet - Besi 2008 1 Baik
7 Pesawat Panasonic Plastik 2008 1 Baik
telepon
8 Faximile Panasonic KX- Plastik 2005 1 Baik
FT903
9 Kaca cermin - Besi 2008 1 Baik
kaca
Sumber : Buku Pedoman BPMPPT Kota Bandung Tahun 2009

TABEL 3.13
FASILITAS KERJA PADA RUANGAN SUB BIDANG PENGEMBANGAN
SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI
Jenis Barang/ Merk/ Model Bahan Tahun Jumlah Kondisi
No Nama Barang Pembuatan/ Barang Barang
Pembelian Register
1 2 3 4 5 6 7
1 Kursi pimpinan - Stenles 2008 1 Baik
2 Meja biro Metal horse Kayu 2008 1 Baik
3 Kursi biru Chitos Stenles 2007 2 Baik
4 Kursi Chitos Stenles 2006 1 Baik
5 Pesawat - - 2008 1 Baik
telepon
6 Lemari besi Brather Besi 2005 1 Baik
7 AC Calbert - 2008 1 Baik
8 CPU HP laser jet - 2008 1 Baik
3050
9 Laptop HP Compaq - 2008 1 Baik
perserio
V3000
10 Handphone Nokia E90 - 2008 1 Baik
Sumber : Buku Pedoman BPMPPT Kota Bandung Tahun 2009
TABEL 3.14
FASILITAS KERJA PADA RUANGAN KA SUB BAG KEUANGAN
Jenis Barang/ Merk/ BahanTahun Jumlah Kondisi
No Nama Barang Model Pembuatan/ Barang Barang
Pembelian Register
1 2 3 4 5 6 7
1 Kursi pimpinan - Stenles 2008 1 Baik
2 Meja pimpinan Metal horse Kayu 2008 1 Baik
3 Kursi pimpinan Chitose Stenles 2006 1 Baik
4 Pesawat telepon Panasonic - 2007 1 Baik
5 Laptop/notebook Sony Vaio - 2008 1 Baik
V3000
6 Kursi tamu - Kayu 2007 1set Baik
7 Monitor Samsung - 2007 1 Baik
syncmaster
793DF
8 CPU Asus SIM-X - 2007 1 Baik
9 Printer Epson CX - 2006 1 Baik
5500
10 Speaker Altex - 2007 1set Baik
11 AC Toshiba - 2006 1 Baik
RAS-09
GKSX
12 Tempat sampah Lion star Plastik 2007 1 Baik
Sumber : Buku Pedoman BPMPPT Kota Bandung Tahun 2009

9. Tujuan Dan Sasaran Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan

Perizinan Terpadu Kota Bandung

a). Tujuan Badan Penanaman Modal Pelayanan Perizinan Terpadu

Kota Bandung

1). Meningkatkan sumber daya aparatur yang kompeten dan siap

dalam memeberikan pelayanan;

2). Menjalin jejaring kerja yang dapat membentuk hubungan

kerjasama antar kota dalam dan luar negeri untuk menarik

inventor;
3). Meningkatkan sistem informasi manajemen pelayanan secara

terukur yang dapat memberikan kemudahan dalam penanaman

modal dan perizinan;

4). Meningkatkan kepuasan dalam memberikan pelayanan dan

kepuasan yang dilayani;

5). Meningkatkan kerja sama investasi melalui kondisi yang kondusif

dan peran aktif masyarakat.

b). Sasaran Badan Penanaman Modal Pelayanan Perizinan Terpadu

Kota Bandung

1). Terbentuknya sumber daya aparatur yang memiliki kemampuan

pengetahuan dalam bidang penanaman modal, pelayanan

perizinan usaha dan sistem informasi serta kesekretariatan;

2). Terbentuknya sumber daya aparatur yang memiliki kemampuan

keterampilan meliputi ketrampilan dasar pelayanan, dapat

merancang kegiatan, dapat melakukan teknis kegiatan dan dapat

mengimplementasikan hard ware dan soft ware;

3). Terbentuknya sumber daya aparatur yang memiliki sikap perilaku

secara proporsional dalam bidang penanaman modal, pelayanan

perizinan usaha dan sistem informasi serta kesekretariatan;

4). Terwujudnya jalinan kesepahaman, kerja sama yang terpadu dan

sinkronisasi yang dapat diimplementasikan dibidang penanaman

modal, usaha dan sistem informasi serta kesekretariatan;


5). Terwujudnya mekanisme kerja yang mengambarkan sistem

manajemen kinerja yang responsif, akuntabel dan transparan;

6). Terciptanya sistem informasi manajemen pelayanan secara

terukur dalam bidang penanaman modal, usaha dan sistem

informasi serta kesekretariatan;

7). Terwujudnya kepuasan dalam memberikan pelayanan dan

kepuasan yang dilayani secara proporsional dalam bidang

penanaman modal, usaha dan sistem informasi serta

kesekretariatan;

8). Terbentuknya hubungan kerja sama investasi yang saling

menguntungkan dalam bidang penanaman modal, usaha dan

sistem informasi serta kesekretariatan;

9). Terwujudnya pelayanan sistem informasi, sistem pengaduan

masyarakat pengguna jasa layanan perizinan serta penanaman

modal secara mudah dan transparan;

10). Tersedianya sarana dan prasarana serta personil bidang

pengelolaan dokumen pelayanan perizinan dan investasi.

10. Fasilitas Dan Layanan Penting Lainnya Dari Badan Penanaman

Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung

a). Prinsip Pelayanan Badan Penanaman Modal Pelayanan Perizinan

Terpadu Kota Bandung

1). Kesederhanaan

2). Kejelasan
3). Kepastian waktu

4). Akurasi

5). Keamanan

6). Tanggung jawab

7). Kelengkapan sarana dan prasarana;

8). Kemudahan akses

9). Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan

10). Kenyamanan

b). Jenis Pelayanan Badan Penanaman Modal Pelayanan Perizinan

Terpadu Kota Bandung

Pelayanan perizinan yang diberikan meliputi pemberian

perizinan baru, perubahan perizinan, perpanjangan/her-registrasi/daftar

ulang perizinan, dan pemberian salinan perizinan yang terdiri dari :

Jenis Pelayanan Perizinan dalam pemanfaatan tata

ruang/perizinan non usaha.

1). Izin Lokasi

2). Izin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT)

3). Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

4). Izin Pemancangan Tiang Pancang Jembatan Penyebrangan Orang

(JPO)/Reklame

5). Izin Pembuatan Jalan Masuk Pekarangan

6). Izin Pembuatan Jalan Masuk Kompleks Perumahan, Pertokoan dan

yang sejenisnya
7). Izin Penutupan/Penggunaan Trotoar, Berm dan Saluran

8). Izin Pematangan Lahan/Tanah

9). Izin Pengambilan Air Bawah Tanah

10).Izin Penggalian Daerah Milik Jalan (DaMiJa)

11).Izin Pengambilan Air Permukaan

12).Izin Pembuangan Air Buangan Ke Sumber Air

13).Izin Perubahan Alur, Bentuk, Dimensi dan Kemiringan Dasar

Saluran/Sungai

14).Izin Perubahan atau Pembuatan Bangunan dan Jaringan Pengairan

Serta Penguatan Tanggul yang dibangun oleh masyarakat

15).Izin Pembangunan Lintasan yang berada di bawah/ di atasnya

16).Izin Pemanfaatan Bangunan, Pengairan dan Lahan pada daerah

Sempadan dan Saluran/Sungai

17).Izin Pemanfaatan Lahan Mata Air dan Lahan Pengairan Lainnya

Jenis pelayanan Perizinan operasi usaha/perizinan usaha.

1). Izin Gangguan/Izin Tempat Usaha

2). Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

3). Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

4). Tanda Daftar Gudang

5). Tanda Daftar Industri

6). Izin Usaha Industri

7). Izin Trayek

8). Izin Usaha Jasa Kontruksi


9). Izin Pengelolaan Tempat Parkir

10). Izin Usaha Kepariwisataan

11). Izin Jasa Titipan

12). Izin Penyelengaraan Reklame

13). Izin Usaha Angkutan

c). Cara Pencapaian Sasaran Badan Penanaman Modal Pelayanan

Perizinan Terpadu Kota Bandung

1). Memberikan fasilitas dan kemudahan untuk mengembangkan

kemampuan pengetahuan da keterampilan bagi aparatur meliputi

managerial skill dan technical skill;

2). Memberikan fasilitas kesejahteraan bagi aparatur dengan berbasis

kinerja;

3). Membentuk stanndar manajemen pelayanan sesuai dengan Sistem

Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001-2000;

4). Memfasilitasi dan melengkapi sarana dan prasarana pelayanan

yang disesuaikan standar manajemen pelayanan;

5). Mengembangkan transparansi dan akuntabilitas layanan dalam

bidang penanaman modal, pelayanan perizinan usaha dan sistem

informasi serta kesekretariatan.


d). Kontrol Dari Masyarakat Badan Penanaman Modal Pelayanan

Perizinan Terpadu Kota Bandung

Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu

(BPMPPT) Kota Bandung memberikan akses kepada masyarakat untuk

mengontrol aktivitas sebagai berikut :

1). Memberikan akses kepada pemohon untuk memantau (proses)

perizinan yang sedang diajukan melalui internet melalaui internet

maupun handphone;

2). Menyediakan layanan pengaduan melalui internet maupun

handphone (sms gateway);

3). Melaksanakan survey kepuasan pelanggan secara berkala melalui

internet maupun handphone (sms gateway).

e). Informasi Persyaratan, Biaya, Dan Prosedur Badan Penanaman

Modal Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung

Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu

(BPMPPT) Kota Bandung memberikan informasi yang berkaitan

dengan persyaratan, biaya, dan prosedur berikut :

1). Tersedianya papan informasi biaya, persyaratan, dan prosedur di

ruang-ruang publik (ruang tunggu);

2). Tersedianya informasi biaya (nilai dan tatacara perhitungannya),

persyaratan dan prosedur melalui website, mobile service, dan

computer touch screen;


3). Adanya petugas khusus informasi yang siap sedia melayani dengan

ramah dan professional.

f). Mekanisme Dan Alur Proses Perizinan Badan Penanaman Modal

Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung

Badan Penanaman Modal Pelayanan Perizinan Terpadu Kota

Bandung membuat mekanisme dan alur proses perizinan untuk

mempermudah masyarakat dalam penyelesaian proses perizinan dan

dengan siapa mereka harus terlebih dahulu menghadap atau

masyarakat temui.
GAMBAR 3.6
MEKANISME UMUM PELAYANAN PERIZINAN BARU DAN PERUBAHAN BPMPPT KOTA BANDUNG

MENCARI MEMBERIKAN INFORMASI ADM DAN


INFORMASI TEKNIS, MENYERAHKAN FORMULIR

MENGISI
FORMULIR &
MELENGKAPI
PERSYARATAN MENERIMA DATA
& MEMERIKSA
BERKAS

TIDAK YA
PERLU TIM PERENCANAAN &
LENGKAP TEKNIS PENJADWALAN
PEMERIKSA TEKNIS

PEMERIKSAAN
SKPD/SKP LAPANGAN
DAERAH

MENERIMA SESUAI MEMBUAT SURAT PENOLAKAN/PENA


PEMBAYARAN & PENOLAKAN/PENA NGGUHAN
MENYERAHKAN NGGUHAN
BUKTI
PEMBAYARAN

BUKTI PERCETAKAN IZIN


PEMBAYARAN DAN TANDA PENOMORAN IZIN &
PERHITUNGAN TANGAN SKPD/SKP
SKPD/SKP DAERAH DAERAH

MENYERAHKAN
IZIN

MENYERAHKAN
IZIN SKPD/SKP
DAERAH
GAMBAR 3.7
PERPANJANGAN DAN PEMBERIAN SALINAN PERIZINAN BADAN PENANAMAN MODAL PELAYANAN
PERIZINAN TERPADU KOTA BANDUNG
MENCARI MEMBERIKAN INFORMASI ADM DAN
INFORMASI TEKNIS, MENYERAHKAN FORMULIR

MENGISI
FORMULIR

MENERIMA DATA &


MEMERIKSA BERKAS

TIDAK
PERCETAKAN IZIN TANDA PENOMORAN IZIN &
LENGKAP DAN PERHITUNGAN TANGAN SKPD/SKP
SKPD/SKP DAERAH DAERAH

YA

RESI MENYERAHKAN
SKPD/SKP
DAERAH

SKPD/SKP
DAERAH

MENERIMA
PEMBAYARAN &
MENYERAHKAN
BUKTI PEMBAYARAN

BUKTI
PEMBAYARAN

MENYERAHKAN
IZIN

IZIN
11. Pelayanan Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan

Terpadu (BPMPPT) Kota Bandung

Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu

(BPMPPT) memiliki tiga jenis proses pelayanan. Pelayanan tersebut

menjelaskan bagaimana proses pelayanan yang terjadi di Badan

Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT). Ketiga

proses pelayanan tersebut akan lebih dijelaskan dalam penjabaran di

bawah ini.

a). Pelayanan Paralel

Pelayanan perizinan dapat berupa satu perizinan atau

mencakup lebih dari satu jenis izin atau izinan paralel. Pemprosesan

layanan perizinan paralel dilakukan secara terpadu dan bersamaan

dengan ketentuan sebagai berikut:

1). Satu permohonan berlaku untuk segala jenis perizinan yang

dimohon;

2). Satu proses pemeriksaan dan peninjauan lapangan dilakukan untuk

kepentingan semua jenis perizinan yang dimohon;

3). Setiap kelengkapan persyaratan digunakan untuk semua jenis

perizinan yang dimohon.

b). Pelayanan Pengaduan

Dalam upaya memberikan layanan yang baik kepada

masyarakat, khususnya masyarakat pengguna izin, Badan Penanaman

Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) membuka loket


khusus pengaduan masyarakat yang memiliki fungsi menerima

laporan mengenai adanya keluhan baik secara lisan, tulisan atau

media.

c). Pelayanan Langsung Kepada Masyarakat (Direct Service)

Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu

(BPMPPT) memberikan layanan langsung kepada masyarakat

meliputi berikut :

1). Membangun website sebagai sarana informasi dan aplikasi

perizinan yang dapat diakses oleh masyarakat kapan pun dan

dimana pun dengan menggunakan handphone atau internet

(www.bpmppt.bandung.go.id);

2). Tersedianya mobil service.

12. Izin Mendirikan Bangunan Di Badan Penanaman Modal dan

Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung

a. Dasar Hukum

1). Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor

14 Tahun 1998 tentang Bangunan Di Wilayah Kotamadya Daerah

Tingkat II Bandung;

2). Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor

24 Tahun 1998 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;

3). Keputusan Walikota Bandung Nomor 640/Kep.554-Huk/2004

tentang Harga Dasar Bangunan Dan Tarif Ongkos Bongkar

Bangunan.
b. Sasaran/Objek

Setiap orang atau badan hukum yang mendirikan bangunan dan atau

bangun-bangunan. Yang termasuk jenis bangun-bangunan adalah:

1). Pagar;

2). Menara;

3). Bangunan;

4). Bangunan reklame;

5). SPBU;

6). Kolam renang;

7). Lapangan olah raga terbuka;

8). Instalasi pengolahan air;

9). Perkerasan halaman;

10). Turap (tembok penahan tanah);

11). Sumur;

12). Instalasi/utilitas;

13). Jembatan;

14). Reservoar.

c. Masa Berlaku

Selama bangunan berdiri dan tidak mengalami perubahan.

d. Persyaratan

1). Untuk Bangunan Rumah Tinggal

a). Mengisi dan menandatangani formulir permohonan;

b). Photo copy bukti pemilikan tanah;


c). Salinan akta pendirian untuk pemohon badan hukum;

d). Surat pernyataan/perjanjian penggunaan tanah bagi pemohon

yang menggunakan tanah bukan miliknya;

e). Surat kuasa pengurusan apabila dikuasakan;

f). IPPT;

g). Gambar rencana teknis bangunan skala 1 : 100 (4 rangkap);

h). Gambar dan perhitungan konstruksi beton/baja apabila

bertingkat (2 rangkap);

i). Gambar instalasi listrik, air minum, air kotor, dsb;

j). Photo copy KTP;

k). PBB tahun terakhir.

2). Untuk Bangunan Bukan Rumah Tinggal

a). Mengisi dan menandatangani formulir permohonan;

b). Photo copy bukti pemilikan tanah;

c). Salinan akta pendirian untuk pemohon badan hukum;

d). Surat pernyataan/perjanjian penggunaan tanah bagi pemohon

yang menggunakan tanah bukan miliknya;

e). Surat kuasa pengurusan apabila dikuasakan;

f). IPPT;

g). Gambar rencana teknis bangunan skala 1 : 100 (4 rangkap);

h). Gambar dan perhitungan konstruksi beton/baja apabila

bertingkat (2 rangkap);

i). Gambar instalasi listrik, air minum, air kotor, dsb;


j). Hasil ppnelitian tanah untuk bangunan besar dan atau

bertingkat 3 atau lebih dan/atau terletak di daerah yang struktur

rawan bertingkat;

k). Photo copy KTP;

l). PBB tahun terakhir.

e. Jangka Waktu Penyelesaian

Maksimal 12 hari kerja setelah pemohon memenuhi persyaratan.

f. Biaya

Besar tarif retribusi bangunan, meliputi :

Bangunan 1 (satu) lantai : Luas x Tarif Dasar x 1%

a). Bangunan >1 lantai : Luas x Tarif Dasar x koefisien x1%

b). Perbaikan bangunan : Luas x Tarif Dasar x 0,5%

c). Pembongkaran bangunan : Luas x Tarif Ongkos

Bangunan vertikal > 5 M : dianggap 2 (dua) lantai

Koefisien lantai

a). Basement : 1,200

b). Lantai dasar : 1,000

c). Lantai II : 0,090

d). Lantai III : 1,120

e). Lantai IV : 1,135

f). Lantai V : 1,162

g). Lantai VI : 1,197

h). Lantai VII : 1,236


i). Lantai VIII : 1,265

j). Selanjutnya ditambah 0,03 untuk setiap kenaikan 1 (satu)

lantai.

13. Gambaran Umum motivasi dan Kinerja Pegawai Di Badan

Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu

a). Gambaran Umum Motivasi

Gambaran umum pelaksanaan motivasi pada Badan

Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung,

sebagai berikut :

1). Prinsip Partisipasi

Prinsip partisipasi yang dilakukan oleh kepala Badan Penanaman

Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung dalam

memotivasi karyawan dirasakan sudah cukup baik. Hal tersebut

dilihat dari keterlibatan pegawai dalam proses penyelesaian

pekerjaan yang dibebankan kepada mereka.

2). Prinsip Komunikasi

Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu

Kota Bandung belum sepenuhnya melaksanakan prinsip

komunikasi, hal tersebut dilihat dari pekerjaan pegawai yang masih

belum rapi dan belum lengkap seperti tidak lengkapnya data

pegawai setiap bidang dan pegawai tersebut termasuk golongan

berapa.
3). Prinsip Mengakui Andil Bawahan

Prinsip mengakui andil bawahan belum sepenuhnya dilakukan oleh

Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu

Kota Bandung, seperti halnya tidak ada pujian kepada pegawai

yang bekerja dengan baik sedangkan sedikit pujian saja akan

membuat pegawai menjadi merasa dihargai sehingga diduga akan

membuat pegawai menjadi termotivasi.

4). Prinsip Pendelegasian Wewenang

Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu

Kota Bandung telah menjalankan prinsip pendelegasian

wewenang, hal tersebut dilihat dari Kepala Badan Penanaman

Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung yang

menyerahkan sebagian dari wewenangnya seperti jika ada tamu

yang ada kepentingan ke Badan Penanaman Modal dan Pelayanan

Perizinan Terpadu Kota Bandung mereka tidak langsung ketemu

dengan Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan

Terpadu Kota Bandung tetapi hanya menemui Kepala Sub Bagian

(KASUBAG) Umum dan Kepegawaian dan setiap pelayanan telah

dibagi berdasarkan bidangnya masing-masing, seperti ingin

mengurus surat izin mendirikan bangunan langsung datang

kebidang pendaftaran dan pelayanan izin non usaha.


5). Prinsip Memberikan Perhatian

Kepala BPMPPT Kota Bandung dirasakan sudah memberikan

perhatian kepada pegawai seperti adanya pelatihan dan pendidikan

kepada pegawai untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan

pegawai terhadap pekerjaannnya.

b). Gambaran Umum Kinerja Pegawai

Dibawah ini akan dijelaskan gambaran umum mengenai kinerja

pegawai pada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan

Terpadu Kota Bandung, sebagai berikut :

1). Kualitas Kerja (Quality of work)

Gambaran umum dalam pelaksanaan pekerjaan untuk

meningkatkan kinerja pegawai Badan Penanaman Modal dan

Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung pada umumnya

belum mendapatkan kualitas kerja yang baik. Hal tersebut

diketahui dari hasil kerja yang masih belum rapi seperti

pengklasifikasian kearsipan Izin Mendirikan Bangunan belum

tersusun secara secara rapi di almari tetapi bertumpuk di atas

meja, sehingga tercampur dengan surat-surat izin yang lain dan

akan membuat pegawai menjadi sulit untuk mencarinya.

2). Ketetapan Waktu (Pomptnees)

Pegawai Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan

Terpadu Kota Bandung dirasakan sudah bekerja sesuai dengan

waktu yang telah ditetapkan atau dijadwalkan, bahkan pegawai


Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu

Kota Bandung telah bekerja lebih dari waktu yang telah

ditetapkan hanya untuk membuat pemohon tidak kecewa

seperti seharusnya bekerja sampai jam 4 sore atau jam 16.00

tapi karena masih ada pemohon yang belum mendapatkan

pelayanan sehingga pegawai menambah waktu kerja sampai

jam 04.30 sore atau jam 16.30.

3). Inisiatif (Initiative)

Gambaran umum kinerja pegawai dalam hal inisiatif dirasakan

masih kurang terutama dalam melaksanakan tugas sering

menunggu perintah dari atasan, misalnya untuk merapikan map-

map surat izin pegawai menunggu perintah dari atasan dulu baru

bekerja.

4). Kemampuan (Capability)

Pegawai Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan

Terpadu Kota Bandung dirasakan sudah bekerja berdasarkan

kemampuan mereka seperti petugas dalam pelayanan di Badan

Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota

Bandung mampu dalam melaksanakan pekerjaannya dalam

melayani pemohon atau masyarakat. Pegawai mampu menjelaskan

dengan sabar kepada pemohon atau masyarakat yang kurang

mengerti tentang prosedur penyelesaian izin mendirikan bangunan.


5). Komunikasi (Communication)

Pegawai Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan

Terpadu Kota Bandung dirasakan sudah melakukan

komunikasi dengan semestinya, seperti contoh pegawai selalu

berkomunikasi dengan ramah kepada setiap pemohon atau

masyarakat yang ingin mengurus pelayanan dan setiap

pemohon selalu disapa dengan ramah dan ditanggapi dengan

sopan. Malahan ada masyarakat yang menanyakan ruangan

atau menanyakan tempat salah satu di gedung Badan

Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota

Bandung, maka mereka menjawabnya dengan lemah lembut.

B. Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data Dan Teknik Analisis Data

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah metode

Eksplanatory Survey yaitu bahwa penelitian penjelasan isi menyoroti

hubungan antar variabel-variabel penelitian dan mengkaji hipotesis yang

telah disusun sebelumnya. Karena itu penelitian disebut juga sebagai

testing research meskipun urainnya juga mengandung deskripsi tetapi

fokusnya diarahkan pada penjelasan hubungan antar variabel.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:


a. Penelitian Kepustakaan

Suatu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari atau

mengkaji permasalahan melalui buku-buku, dokumen-dokumen, literatur-

literatur, atau peraturan-peraturan sebagai pegangan peneliti dalam

menetukan teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

b. Penelitian Lapangan

1. Observasi non-partisipan, yaitu suatu teknik pengumpulan data dan

informasi dengan jalan melakukan pengamatan secara langsung

terhadap objek yang diteliti, namun peneliti tidak terlibat langsung

dalam proses kerja yang dilakukan oleh pegawai Badan Penanaman

Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) Kota Bandung.

2. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data informasi dengan jalan

mengadakan tanya jawab langsung dengan dan Kepala Bidang

Perizinan Non Usaha Badan Penanaman Modal dan Pelayanan

Perizinan Terpadu (BPMPPT) Kota Bandung.

3. Angket adalah teknik pengumpulan data dan informasi dengan cara

menyebarkan pertanyaan secara tertulis kepada responden yang

disertai alternatif jawabannya guna memperoleh keterangan-

keterangan sehubungan dengan masalah yang diteliti. Dalam

menentukan responden peneliti menggunakan teknik skala ordinal

yaitu dengan memberikan skor pada pertanyaan positif dan negatif.

Guna angket ini adalah untuk mendapatkan jawaban sekitar masalah

yang sedang diteliti mengenai Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja


Pegawai di Bidang Perizinan Non Usaha Badan Penanaman Modal

Dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung dengan studi kasus

Penyelesaian Izin Mendirikan Bangunan.

4. Populasi adalah sekumpulan unit observasi, dimana unit yang diteliti

adalah Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu

(BPMPPT) Kota Bandung dan populasi sasaran adalah Bidang

Perizinan Non Usaha.

5. Anggota populasi yaitu keseluruhan pegawai di Bidang Peizinan Non

Usaha Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu

(BPMPPT) Kota Bandung.

6. Teknik Teknik sampling. Peneliti menggunakan teknik sampling Non

Probability Sampling. Untuk menentukan sampel peneliti

menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Purwanto dan

Sulistyastuti (2007:47) dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif,

purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan keperluan

penelitian. Artinya, setiap unit/individu yang diambil dari populasi

dipilih dengan sengaja berdasarkan pertimbangan tertentu. Peneliti

mengambil sampel sebanyak 42 responden dari 104 orang pegawai

Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota

Bandung, yang terdiri dari :


TABEL 3.15
JUMLAH SAMPEL

No Responden Jumlah
1. Pegawai Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 8 orang
2. Pegawai Sub Keuangan dan Program 7 orang
3. Pegawai Sub Bidang Pelayanan dan Pendaftaran Izin 9 orang
Non Usaha
4. Pegawai Sub Bidang Pengolahan dan Penerbitan Izin 9 orang
Non Usaha
5. Pegawai Sub Bidang Pengembangan Sistem TI 4 orang
6. Pegawai Sub Bidang Pelayanan Informasi dan 5 orang
Pengaduan
Jumlah 42 orang

3. Teknik Analisis Data

a). Pengolahan Data

Hasil jawaban-jawaban angket disebarkan kepada responden,

merupakan data yang kemudian diolah menjadi informasi. Proses

pengolahan data melalui fase editing yaitu mengumpulkan, memeriksa

data dari hasil wawancara dan angket, apakah sudah lengkap atau tidak,

terjadi kesalahan mengisi, atau kesalahan mencari tanda.

Langkah berikutnya yaitu memberi kode atau disebut pola koding,

dengan menetapkan skor atau bobot nilai pada hasil jawaban angket.

Langkah terakhir untuk mempermudah proses pengelolaan dan dilakukan

dengan menyusun data dalam bentuk tabel (Tabulasi Tanda) berupa daftar

skor jawaban angket dari setiap variabel. Jawaban yang paling mendukung

(pernyataan positif) diberi bobot lebih tinggi dibanding dengan jawaban

yang tidak mendukung (pernyataan negatif). Untuk lebih jelasnya, peneliti

akan melihat bobot/nilai dari setiap alternatif jawaban. Skala pengukuran


untuk kedua variabel tersebut menggunakan skala ordinal dengan teknik

Likerts. Untuk lebih jelas, kita akan melihat skor dari setiap alternatif

jawaban, yaitu sebagai berikut :

TABEL 3.16
SKOR JAWABAN ANGKET
JAWABAN Skor Positif Skor Negatif
SS ( Sangat Setuju ) 5 1
S (Setuju) 4 2
TP (Tanpa Pendapat) 3 3
TS (Tidak Setuju) 2 4
STS (Sangat Tidak Setuju) 1 5

b). Analisis Data

Analisis yang digunakan peneliti dalam pengolahan data yang

terdiri dari dua variabel yaitu Motivasi dan Kinerja Pegawai dengan

menggunakan skala ukur ordinal, maka untuk menguji validitas koefisien

menggunakan rumus Reank Spearman, yaitu sebagai berikut :

1). Jika ada data kembar

n + 1
n 2

R( xi )R( yi ) n
rs = i =1 2
n 2 n + 2 n 2
2
n + 1
2

R ( xi ) n 2 R ( yi ) n 2
i =1 i =1

Sumber : Sugiyono Metode Penelitian Administrasi (1999:12)


Keterangan:

rs = Koefisien korelasi Rank Spearman

R (Xi) = Rank pada X untuk data ke-i

R (Yi) = Rank pada Y untuk data ke-i

N = Banyaknya sample

2). Jika tidak ada data kembar

n
6 d i2
rs = 1 i =1

n3 n

Staitistik Ujinya :

Apabila n> 50

Z = rs n 1 Tolak H 0 apabila Z > Z 0

atau

n2
t = rs Tolak H 0 apabila t > t1 ; n 2
1 rs

Apabila n < 50, dipergunakan rs > rtabel , rtabel diperoleh dari tabel

korelasi rank spearman(Siegel and Castellan).

Reliabilitas menunjukkan pada pengertian bahwa suatu instrument

cukup dipercaya digunakan sebagai alat pengumpulan data karena

instrument tersebut sudah baik. Instrument yang baik tidak akan bersifat

tendensius mengarahkan pada responden untuk memilih jawaban tertentu.

Proses data selanjutnya adalah menganalisis data dengan

menggunakan rumus regresi linear sederhana. Rumus yang digunakan


menurut Purwanto dan Sulistyastuti (2007:187) dalam buku Metode

Penelitian Kuantitatif dengan tujuan untuk melihat pengaruh X terhadap

Y dengan rumus sebagai berikut :

= +

Dari rumus regresi sederhana tersebut, harga dan dapat dicari dengan

rumus sebagai berikut :

Keterangan :

= subjek/nilai dalam variabel dependen yang diprediksikan.

= konstanta (harga Y bila X=0).

= angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka

peningkatan atau penurunan variabel dependen yang

didasarkan pada hubungan nilai variabel independen. Bila (+)

maka naik, bila (-) maka terjadi penurunan.

X = subjek variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

Setelah melakukan pengujian hipotesis dan hasilnya signifikan,

maka untuk menetukan keeratan hubungan digunakan kriteria Guilford

dalam Sitepu (1995:12), sebagai berikut :

0,00 < 0,20 : hubungan yang sangat kecil dan bisa diabaikan

0,20 < 0,40 : hubungan yang kecil (tidak erat)


0,40 < 0,70 : hubungan yang moderat

0,70 < 0,90 : hubungan yang erat

0,90 < 1,00 : hubungan yang sangat erat

Istilah Analisis

Adapun istilah-istilah statistik yang digunakan antara lain :

1. Titik krisis, titik yang digunakan untuk pengertian batas yang

signifikan dan non signifikan tentang nilai yang telah dihitung

setelah ditentukan berapa jumlah N.

2. Signifikan yaitu data yang mempunyai makna maksudnya dalam

suatu item hasil perhitungan suatu korelasi antara skor item dengan

totalnya menunjukkan koefisien yang signifikan artinya hasil

perhitungan tadi mempunyai makna.

3. Alpha () tingkat keabsahan validitas atau disebut derajat

kepercayaan (simpangan baku) misalnya = 0,05 artinya tingkat

kepercayaan 95%, apabila terjadi kekeliruan atau kesalahan dalam

menganalisis data dapat ditolerir sebesar 5%. Dalam ilmu sosial

umumnya menggunakan = 0,05.

4. Betha () adalah lambang dari korelasi sebagai simbol untuk

mengetahui adanya pengaruh yang erat antara kedua variabel yaitu

variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).

5. Untuk menganalisis item kriteria yang digunakan menurut Muller,

yaitu:

Jika rs > item dapat digunakan.


Jika rs=0 item tidak dapat digunakan.

Jika rs<0 item diperbaiki.

d). Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi Variabel merupakan penjelasan dan pengertian

teoritis variabel untuk dapat diteliti dan diukur. Adapun variabel-

variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Motivasi

sebagai variabel bebas (variabel X) dan kinerja pegawai sebagai

variabel terikat (variabel Y).

TABEL 3.17
OPERASIONALISASI VARIABEL BEBAS
MOTIVASI
Variabel Dimensi Indikator Item
+ -
Motivasi 1. Prinsip a. Ikut berpartisipasi 2 35
partisipasi b. Mengajukan ide-ide 4 33

2. Prinsip a. Usaha pencapaian 6 31


komunikasi tugas 8 29
b. Informasi yang jelas
3. Prinsip
mengakui a. Memuji pegawai 10 27
andil bawahn b. Memberikan 12 25
penghargaan
4. Prinsip
pendelegasian a. Pemberian wewenang 14 19
wewenang b. Memberikan 16 21
kepercayaan

5. Prinsip a. Pemimpin memberikan 18 23


memberikan perhatian apa yang
perhatian diinginkan dan
dibutuhkan pegawai
Sumber : A. A. Anwar Prabu Mangunegara (2002:100) dalam bukunya Manajemen Sumber Daya
Manusia Perusahaan dengan modifikasi peneliti.
TABEL 3.18
OPERASIONALISASI VARIABEL TERIKAT
KINERJA PEGAWAI
Variabel Dimensi Indikator Item
+ -
Kinerja 1. Kualitas kerja a. Cermat dan teliti 20 17
(Quality of work) b. Kerapihan pekerjaan 22 15

2. Ketepatan waktu a. Selesai tepat waktu 24 13


(Pomptnees) b. Pemanfaatan waktu 26 11

3. Inisiatif a. Mempunyai kesadaran diri 28 9


(Initiative) untuk melakukan sesuatu

4. Kemampuan a. Keterampilan pegawai 30 7


(Capability) b. Profesionalisme 32 5

5. Komunikasi a. Mengkomunikasikan 34 3
(Communication) pekerjaan
b. Meningkatkan gairah kerja 36 1
Sumber : T. R. Mitchel dalam buku sedarmayanti (2001:51) yang berjudul Manajemen Sumber
Daya Manusia dan produktivitas Kerja dengan modifikasi peneliti
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan Penanaman

Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung (Studi Proses

Penyelesaian Izin Mendirikan Bangunan)

1. Analisis Kuantitatif Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai

Pada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu

Kota Bandung (Studi Proses Penyelesaian Izin Mendirikan

Bangunan)

Pelaksanaan analisis yang dilaksanakan dalam menyusun skripsi ini

yaitu dengan jenis angket yang bersifat tertutup, dimana pernyataan yang

disusun dan telah disediakan beberapa alternatif jawaban, sehingga dari

setiap angket diperoleh jawaban yang menggambarkan kedua variabel,

semestinya variabel motivasi maupun variabel kinerja pegawai. Untuk

analisis angket tersebut, terlebih dahulu hasil angket dianalisis dengan

memberikan skor pada masing-masing pernyataan yang ada dalam angket.

Peneliti melakukan pengujian tingkat validitas (kesohihan,

vaidity) untuk mengetahui apakah angket yang di berikan kepada

responden benar-benar dapat mengukur apa yang sedang diukur. Jumlah

angket yang diterima peneliti sebanyak 42 angket, kemudian angket yang

terkumpul diperiksa dan diberi skor kemudian dilanjutkan dengan uji

validitas instrumen.
Langkah selanjutnya dilakukan analisis item/uji validitas yang

dihitng dengan menggunakan program Statistical Product and Service

Solutions (SPSS), kegunaannya adalah untuk memeriksa apakah data skor

angket tersebut memiliki syarat untuk analisis selanjutnya atau tidak, jika

tidak maka data tersebut perlu di drop (dikeluarkan/tidak diiku sertakan

dalam analisis selanjutnya).

Adapun rumus yang dipakai untuk menganalisis item tersebut

peneliti dengan menggunakan adalah rumus Reank Spearman untuk

menguji validitas data, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

1). Jika ada data kembar

n + 1
n 2

R(xi )R( yi ) n 2
rs = i =1

n 2 n + 2
2
n 2 n + 1
2

R ( xi ) n R ( yi ) n
i =1 2 i =1 2

Sumber : Sugiyono Metode Penelitian Administrasi (1999:12)

Keterangan:

rs = Koefisien korelasi Rank Spearman

R (Xi) = Rank pada X untuk data ke-i

R (Yi) = Rank pada Y untuk data ke-i

N = Banyaknya sample

2). Jika tidak ada data kembar


n
6 d i2
rs = 1 i =1

n3 n

Staitistik Ujinya :

Apabila n> 50

Z = rs n 1 Tolak H 0 apabila Z > Z 0

atau

n2
t = rs Tolak H 0 apabila t > t1 ; n 2
1 rs

a. Uji validitas Motivasi

Analisis kedua variabel berdasarkan hasil angket yang telah

disebarkan secara langsung kepada responden. Jumlah angket yang

peneliti sebarkan sebanyak 42 orang responden, serta angket terdiri

dari 18 item pernyataan. Setelah angket terkumpul, data-data tersebut

diolah kedalam bentuk tabel daftar skor jawaban angket yang dapat

dilihat pada tabel 25 sebagai berikut :


TABEL 4.19
DAFTAR SKOR ANGKET VARIABEL BEBAS ( X ) MOTIVASI
No No Item Variabel Bebas Total
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Skor
1 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 68
2 4 4 5 4 2 4 4 2 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 66
3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 42
4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 72
5 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 63
6 2 2 4 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 42
7 2 2 4 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 42
8 3 5 5 5 3 5 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 71
9 2 2 4 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 41
10 4 4 4 4 3 5 4 4 5 4 4 4 5 3 4 4 4 4 73
11 4 5 5 4 4 5 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75
12 4 4 4 5 2 5 4 4 5 4 4 4 5 2 4 4 4 4 72
13 5 5 5 5 5 5 3 2 5 5 5 5 5 1 5 5 1 5 77
14 4 4 4 5 1 3 4 2 2 4 4 4 2 1 4 4 4 4 60
15 4 5 5 4 2 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4 71
16 5 5 5 2 5 3 2 2 2 4 4 2 2 2 2 5 5 5 62
17 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 2 4 4 3 3 60
18 4 3 4 4 2 4 5 5 5 2 4 4 2 4 1 1 2 3 59
19 4 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 1 5 5 5 5 82
20 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 3 5 5 1 5 4 5 4 78
21 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 72
22 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4 73
23 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 73
24 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 75
25 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 5 4 75
26 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 76
27 4 4 4 4 2 4 4 3 2 4 4 4 3 4 2 4 4 4 64
28 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 78
29 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 2 4 4 4 4 74
30 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 71
31 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 74
32 4 5 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 5 5 4 4 4 70
33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
34 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 69
35 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 3 2 2 3 4 3 4 61
36 2 2 4 4 2 2 3 2 2 4 4 3 2 2 3 4 3 4 52
37 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2 64
38 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 74
39 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 74
40 5 4 4 4 4 5 3 3 4 4 2 2 4 4 4 4 4 3 67
41 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 3 5 5 1 5 4 5 4 79
42 4 3 4 4 2 4 5 5 5 4 5 5 5 1 5 5 5 5 76
Jumlah 2839
Berikut ini adalah tabulasi korelasi skor item dengan menggunakan

program Statistic Product And Service Solutions (SPSS) :

TABEL 4.20
TABULASI KORELASI SKOR ITEM DENGAN SKOR TOTAL
INSTRUMEN PADA VARIABEL MOTIVASI

No Butir Koefisien p-value Keterangan


Instrumen Korelasi
X_1 0.556 0.000 Valid
X_2 0.647 0.000 Valid
X_3 0.498 0.001 Valid
X_4 0.663 0.000 Valid
X_5 0.642 0.000 Valid
X_6 0.685 0.000 Valid
X_7 0.507 0.001 Valid
X_8 0.567 0.000 Valid
X_9 0.569 0.000 Valid
X_10 0.659 0.000 Valid
X_11 0.436 0.004 Valid
X_12 0.795 0.000 Valid
X_13 0.805 0.000 Valid
X_14 0.070 0.661 Tidak Valid
X_15 0.791 0.000 Valid
X_16 0.562 0.000 Valid
X_17 0.656 0.000 Valid
X_18 0.666 0.000 Valid
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Tahun 2009

Berdasarkan hasil perhitungan dapat dilihat bahwa indikator 1,

2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, dan pernyataan 18 yang

valid sehingga bisa digunakan untuk analisis selanjutnya dan yang

tidak bisa dilanjutkan ke analisis berikutnya, yaitu indikator 14

dinyatakan tidak valid sehingga tidak bisa digunakan untuk analisis

selanjutnya.
Berikut ini dapat diuraikan pembahasan mengenai gambaran

sikap responden terhadap Motivasi pada Badan Penanaman Modal dan

Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung melalui diagram tahapan

kuartil dengan ketentuan sebagai berikut :

Alternatif jawaban menggunakan skala ordinal dalam lima

alternatif dan setiap jawaban diberi skor dengan ketentuan jawaban

tertinggi 5 dan jawaban terendah diberi bobot nilai 1.

Total skor dapat dihitung, sebagai berikut

a. Total skor terendah, yaitu :

18 item x 42 responden x 1 (nilai skor) = 756

b. Total skor rendah, yaitu :

18 item x 42 responden x 2 (nilai skor) = 1512

c. Total skor sedang, yaitu :

18 item x 42 responden x 3 (nilai skor) = 2268

d. Total skor tinggi, yaitu :

18 item x 42 responden x 4 (nilai skor) = 3024

e. Total skor tertinggi, yaitu :

18 item x 42 responden x 5 (nilai skor) = 3780

Hasil perhitungan angket dari variabel motivasi adalah 2839,

sehingga apabila digambarkan secara tahapan kuartil dapat dilihat

sebagai berikut :
Terendah Rendah Sedang Tinggi Tertinggi

756 1512 2268 2839 3024 3780


GAMBAR 4.8 SIKAP RESPONDEN TERHADAP MOTIVASI

Gambar 8 menunjukkan, bahwa sikap responden terhadap

variabel Motivasi berdasarkan perhitungan total skor angket berada

pada kategori antara sedang dan tinggi.

Analisis dari sikap responden terhadap Motivasi menunjukkan

sikap positif, jadi diketahui bahwa Motivasi sudah dijalankan sesuai

dengan indikator-indikator Motivasi.

b. Uji Validias Kinerja Pegawai

Analisis variabel pencapaian target berdasarkan hasil angket

yang telah disebarkan secara langsung kepada responden. Jumlah

angket yang peneliti sebarkan untuk 42 orang responden, serta angket

terdiri dari 18 item pernyataan. Setelah angket terkumpul, data-data

tersebut diolah ke dalam bentuk Tabel Daftar Skor Jawaban Angket

yang dapat dilihat pada tabel 27 sebagai berikut:


TABEL 4.21
DAFTAR SKOR ANGKET VARIABEL TERIKAT ( Y )
KINERJA PEGAWAI

NO NO ITEM VARIABEL TERIKAT Total


Responden 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Skor
1 4 4 4 4 4 2 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 69
2 5 4 4 3 4 2 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 72
3 4 2 5 5 4 1 3 4 2 3 3 3 4 4 4 4 3 4 62
4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
5 5 4 5 5 4 2 4 4 2 4 5 5 4 4 4 4 4 5 74
6 4 2 4 4 4 2 2 2 4 4 3 3 4 4 4 4 3 5 62
7 4 2 4 4 4 2 2 2 4 4 3 2 4 4 4 4 3 5 61
8 5 5 4 3 4 2 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 71
9 4 2 4 4 4 2 2 2 4 4 3 3 4 4 3 4 3 5 61
10 4 4 4 5 4 2 4 4 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 70
11 4 4 4 4 4 1 5 4 2 5 5 4 5 4 4 3 5 5 72
12 4 5 4 4 4 2 5 4 1 5 5 5 4 4 5 2 4 4 71
13 5 5 5 5 5 1 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 82
14 4 4 4 4 4 2 1 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 72
15 5 5 5 5 5 1 5 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 75
16 5 5 5 5 3 3 5 4 3 5 5 5 3 5 5 5 5 5 81
17 5 4 4 4 4 3 4 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 66
18 4 2 4 2 4 1 4 4 2 1 3 4 3 2 5 2 4 4 55
19 4 5 5 5 5 2 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 82
20 5 5 5 5 5 2 4 5 2 5 5 5 5 5 5 4 4 4 80
21 4 5 4 4 4 4 5 4 2 4 5 5 4 5 4 5 4 5 77
22 4 5 4 4 4 4 5 4 2 4 5 5 4 5 4 5 4 5 77
23 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 76
24 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 80
25 4 4 4 5 3 4 5 2 2 4 2 5 4 4 4 4 4 5 69
26 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 76
27 4 4 2 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 69
28 4 4 4 5 5 4 4 2 2 4 4 4 4 4 5 5 4 5 73
29 5 4 4 4 5 5 3 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 77
30 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 79
31 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 4 4 4 4 5 5 68
32 4 4 5 4 4 4 4 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 67
33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
35 4 3 2 3 4 4 4 5 2 4 4 2 3 3 3 3 4 2 59
36 2 3 3 4 4 4 2 2 4 4 4 2 4 3 3 3 4 2 57
37 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 3 3 2 2 65
38 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 4 4 3 2 2 4 2 60
39 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 67
40 5 1 1 1 1 4 2 2 4 5 2 3 4 4 3 3 4 4 53
41 4 4 4 3 3 2 5 5 1 5 5 5 5 5 5 4 4 4 73
42 4 2 4 2 4 1 4 4 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 72
Jumlah 2944

TABEL 4.22
TABULASI KORELASI SKOR ITEM DENGAN SKOR TOTAL
INSTRUMEN PADA VARIABEL KINERJA PEGAWAI

No Butir Koefisien p-value Keterangan


Instrumen Korelasi
Y_19 0.351 0.022 Valid
Y_20 0.740 0.000 Valid
Y_21 0.515 0.000 Valid
Y_22 0.408 0.007 Valid
Y_23 0.435 0.004 Valid
Y_24 0.038 0.809 Tidak Valid
Y_25 0.585 0.000 Valid
Y_26 0.585 0.000 Valid
Y_27 -0.103 0.518 Tidak Valid
Y_28 0.533 0.000 Valid
Y_29 0.757 0.000 Valid
Y_30 0.712 0.000 Valid
Y_31 0.416 0.006 Valid
Y_32 0.786 0.000 Valid
Y_33 0.561 0.000 Valid
Y_34 0.676 0.000 Valid
Y_35 0.523 0.000 Valid
Y_36 0.502 0.001 Valid
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Tahun 2009

Berdasarkan hasil perhitungan dapat dilihat bahwa indikator

19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, dan

pernyataan 36 yang valid sehingga bisa digunakan untuk analisis

selanjutnya dan yang tidak bisa dilanjutkan ke analisis berikutnya,

yaitu indikator 24 dan 27 dinyatakan tidak valid sehingga tidak bisa

digunakan untuk analisis selanjutnya.

Berikut ini dapat diuraikan pembahasan mengenai gambaran

sikap responden terhadap Motivasi pada Badan Penanaman Modal dan


Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung melalui diagram tahapan

kuartil dengan ketentuan seperti pada pembahasan variabel

sebelumnya.

Total skor dapat dihitung, sebagai berikut:

a. Total skor terendah, yaitu :

18 item x 42 responden x 1 (nilai skor) = 756

b. Total skor rendah, yaitu :

18 item x 42 responden x 2 (nilai skor) = 1512

c. Total skor sedang, yaitu :


18 item x 42 responden x 3 (nilai skor) = 2268

d. Total skor tinggi, yaitu :


18 item x 42 responden x 4 (nilai skor) = 3024

e. Total skor tertinggi, yaitu :

18 item x 42 responden x 5 (nilai skor) = 3780

Hasil perhitungan angket dari variabel kinerja pegawai adalah

2944, sehingga apabila digambarkan secara tahapan kuartil dapat

dilihat sebagai berikut :

Terendah rendah sedang tinggi tertinggi

756 1512 2268 2944 3024 3780

GAMBAR 4.9 SIKAP RESPONDEN TERHADAP KINERJA


PEGAWAI
Gambar 9 menunjukkan, bahwa sikap responden terhadap

variabel Kinerja Pegawai berdasarkan perhitungan total skor angket

berada pada kategori antara sedang dan tinggi.


Analisis dari sikap responden terhadap Kinerja Pegawai

menunjukkan sikap positif, jadi diketahui bahwa Kinerja sudah

dijalankan sesuai dengan indikator-indikator Kinerja Pegawai.

c. Uji reliabilitas variabel Motivasi dan Kinerja Pegawai

Setelah peneliti melakukan uji validitas dilanjutkan kepada uji

reliabilitas yakni untuk mengecek atau mengetahui apakah kedua

variabel yang digunakan peneliti reliabilitas atau tidak. Menurut

Nurgiyantoro (2002 : 329), dalam bukunya Statistik Terapan untuk

mengukur atau menguji reliabilitas kuisioner dalam penelitian

digunakan Metode Alpha Cronbach dengan rumus :

k i
2

r= 1
k 1 2

Dimana :

r : Koefisien reliabilitas yang dicari

k : Jumlah butir pernyataan (soal)

i 2 : Varians butir-butir pertanyaan (soal)

2 : Varians skor

Untuk menjelaskan rumus diatas uji Reliabilitas instrumen

varians tiap butir dilanjutkan dengan rumus:

( xi) 2

Xi 2

N
i =2

N
Dimana :

i 2 : Varians butir pertanyaan ke-n (misalnya ke-1, ke-2, dan

seterusnya )

Xi : Jumlah skor jawaban subjek untuk butir pertanyaan ke-n

Hasil hitung Reliabilitas dengan bantuan program SPSS adalah

sebagai berikut :

Uji Reliabilitas Variabel Motivasi ( X )

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Reliability Coefficients

N of Cases = 42,0 N of Items = 19

Alpha = .7574

Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Pegawai ( Y )

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Reliability Coefficients

N of Cases = 42,0 N of Items = 19

Alpha = .7264

Selanjutnya uraian mengenai tingkat reliabilitas data angket

tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :


TABEL 4.23
RELIABILITAS VARIABEL PENGARUH MOTIVASI
TERHADAP KINERJA PEGAWAI

Variabel Nilai Reliabilitas Keterangan


Motivasi 0.7574 Reliabilitas
Kinerja Pegawai 0.7264 Reliabilitas
Sumber : Hasil data penelitian yang telah diolah Mei 2009

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa standardized

item alpha variabel Motivasi dan variabel Kinerja Pegawai berada

pada standar indeks Reliabilitas. Artinya, data tersebut dinyatakan

Reliabel dan dapat dipandang mewakili atau paling tidak mendekati

variabel yang diukur. Dengan demikian, indikator-indikator motivasi

sebagai alat analisis yang digunakan untuk mengukur variabel motivasi

sudah tepat.

d. Analisis Regresi

Analisis regresi digunakan untuk melakukan analisis data yang

terdiri lebih dari satu variabel, dimana terdapat satu variabel bebas dan

satu variabel tak bebas, hubungan fungsional antara kedua variabel

dapat dinyatakan dalam bentuk regresi linier sederhana sedangkan

untuk satu variabel tak bebas dan beberapa variabel bebas bisa

dinyatakan dalam bentuk regresi linier multipel.

Misalkan kita memiliki peubah bebas X1, X2, X3, ..., Xk dan

satu peubah tak bebas Y. Kita ingin melihat bagaimana pola hubungan

antara peubah bebas dengan peubah tak bebasnya dengan

menggunakan analisis regresi. Model yang dibuat adalah :

Yij = 0 + 1X1j + 2X2j + ... + kXkj + ij


Bentuk diatas adalah model populasi sedangkan model

taksirannya adalah :

Yij = b0 + b1X1j + b2X2j + ... + bkXkj + eij

TABEL 4.24
UJI KOEFISIEN REGRESI
Model Summary

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate
1 ,609(a) ,371 ,355 5,95932
a. Predictors: (Constant), X, Motivasi
Sumber : Hasil data penelitian yang telah diolah Mei 2009
Dari tabel didapat nilai R2 = 0.371 atau 37.1 % (adalah

pengkuadratan dari koefisien korelasi, 0.609 x 0.609 = 0.371), r square

bisa disebut koefisien determinasi, artinya bahwa pengaruh variabel

Motivasi terhadap Kinerja Pegawai adalah sebesar 0.371 atau 37.1 %

variabel terikat (Y) bisa dijelaskan oleh satu variabel bebas (X) diatas,

sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain (100 % - 37.1 % =

62.9%). R square berkisar pada angka 0 sampai 1, dengan catatan

semakin kecil angka R square, semakin lemah hubungan kedua

variabel tersebut.

TABEL 4.25
UJI MODEL
ANOVA(b)

Model Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 837,081 1 837,081 23,571 ,000(a)
1420,538 40 35,513
Residual
2257,619 41
Total
a Predictors: (Constant), (X) Motivasi
b Dependent Variable: (Y) Kinerja Pegawai
Sumber : Hasil data penelitian yang telah diolah Mei 2009
Dengan hipotesis :

H0 : Model regresi tidak semestinya dipakai untuk memprediksi nilai

Y1

H1 : Model regresi bisa digunakan untuk memprediksi nilai Y1

Dari uji ANOVA atau Ftest , didapat F hitung adalah 8.129

dengan tingkat signifikansi 0.008 karena probabilitas (0.008) < 0.05

maka hipotesis ditolak, artinya model regresi diatas semestinya

digunakan untuk memprediksi nilai Y.

TABEL 4.26
UJI PENGARUH

Coefficients(a)

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.


1 (Constant
41,103 6,042 6,803 ,000
)
X ,429 ,088 ,609 4,855 ,000
a Dependent Variable: (Y) Kinerja Pegawai

Sumber : Hasil data penelitian yang telah diolah Mei 2009

Tabel diatas menggambarkan persamaan regresi :

Y = 41.103 + 0.429 X

Uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel dependent

(Variabel bebas). Adapun rumusan hipotesis untuk kasus ini adalah :

H0 : Koefisien regresi tidak berarti dalam model

H1 : Koefisein regresi berarti dalam model

Dasar pengambilan Keputusan :

Dengan membandingkan stastik hitung dengan statistik tabel,


Jika Statistik t Hitung < Statistik t tabel, maka H0 diterima

Jika Statistik t Hitung > Statistik t tabel, maka H0 ditolak.

Berdasarkan Probabilitas

Jika probabilitas > 0.05 maka H0 diterima

Jika probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak.

Berdasarkan tabel diatas ternyata nilai probabilitas untuk

koefisien X = 0.000 karena nilai probabilitas = 0.000 < 0.05, hal ini

menunjukkan kesignifikanan, karena nilai koefisien untuk X bernilai

(+) sehingga diperoleh pengaruh dengan tidak melibatkan nilai

konstanta maka apabila nilai X naik sebesar satu satuan maka nilai Y

akan mengalami kenaikan sebesar 0.429

0.629

X Y
0.371

GAMBAR 4.10 PARADIGMA PENGARUH

Berdasarkan hasil hitung menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh yaitu sebesar 0.371 artinya variabel Motivasi terhadap

Kinerja Pegawai mempunyai pengaruh yang kecil, sehingga faktor lain

yang tidak diukur mempunyai pengaruh yang cukup berarti.


2. Analisis Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan

Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung

(Studi Proses Penyelesaian Izin Mendirikan Bangunan)

Analisis pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Pegawai Badan

Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung ini

merupakan hasil hitung melalui program SPSS mengenai pengaruh

variabel Motivasi terhadap variabel Kinerja pegawai, berdasarkan data

angket yang peneliti lampirkan.

Berdasarkan kriteria interpretasi koefisien determinasi

menunjukan, bahwa terdapat pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Pegawai

sebesar 37.1 %, dan bisa dikatakan terdapat pengaruh yang kecil.

Sedangkan faktor lain yang tidak terdefinisi, cukup besar mempengaruhi

variabel Kinerja pegawai, selain variabel Motivasi hanya sebesar 62.9 %.

Dengan demikian, hipotesis konseptual mengenai Motivasi Terhadap

Kinerja Pegawai Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan

Terpadu Kota Bandung teruji.

Berdasarkan hasil persamaan regresi menunjukan, bahwa Y =

41.103 + 0.429 X, dimana Y = Kinerja Pegawai dan X = Motivasi

koefisien regresi sebesar 0.429, menunjukan bahwa prediksi pengaruh

Motivasi terhadap Kinerja pegawai bersifat positif. Artinya, Motivasi

berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai Badan Penanaman Modal dan

Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung.


Berdasarkan hasil hitung dengan menggunakan SPSS maka

diperoleh nilai probabilitas untuk koefisien Motivasi (X) = 0.371 karena

nilai probabilitas = 0.000 < 0.05, hal ini menunjukkan kesignifikanan

sehingga diperoleh pengaruh dengan tidak melibatkan nilai konstanta

maka apabila nilai X naik sebesar satu satuan maka nilai Y akan naik

sebesar 0.429.

Dengan demikian bahwa Motivasi memiliki pengaruh yang sangat

kuat terhadap Kinerja Pegawai Badan Penanaman Modal dan Pelayanan

Perizinan Terpadu Kota Bandung.

3. Analisis Kualitatif Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai

Pada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu

Kota Bandung (Studi Proses Penyelesaian Izin Mendirikan

Bangunan)

Analisis kualitatif dalam hal ini peneliti akan membahas mengenai

Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Badan Penanaman Modal

dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung berdasarkan hasil

observasi, angket, wawancara dan hasil analisis pada Badan Penanaman

Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung. Untuk mengukur

sejauh mana Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai dapat dilihat

dari indikator- indikator sebagai berikut:

a. Prinsip partisipasi

Partisipasi merupakan keterlibatan emosi dan mental pegawai

dalam situasi kelompok yang menggiatkan mereka untuk menyumbang


pada tujuan kelompok serta bertanggung jawab terhadap hal tersebut.

Partisipasi memungkinkan pegawai untuk memberikan ide-ide guna

kemajuan tujuan organisasi yang telah direncanakan.

Berdasarkan hasil observasi peneliti pada Badan Penanaman

Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung bahwa Kepala

Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota

Bandung sudah mengikut sertakan pegawainya di dalam kegiatan

kantor, yang mana pegawai juga memang sudah menunjukkan adanya

ikut berpartisipasi di dalam kegiatan kantornya.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kepala Badan

Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung

mengatakan bahwa partisipasi memang sangat diperlukan sehingga

semua pegawai harus terlibat untuk mencapai tujuan organisasi.

Partisipasi tersebut diaplikasikan dalam bentuk semua sudah diberikan

beban tugas masing-masing tugas pokok dan fungsi setiap bidang.

Berdasarkan hasil angket dapat diketahui sebagian besar

responden menyatakan setuju bahwa Kepala Badan Penanaman Modal

dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung sudah melaksanakan

prinsip partisipasi di dalam memotivasi pegawai.

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan angket maka

peneliti menganalisis bahwa prinsip partisipasi terhadap pegawai

belum dijalankan oleh Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan


Perizinan Terpadu Kota Bandung dengan semestinya seperti pegawai

jarang diikutsertakan dalam kegiatan-kegiatan kantor.

b. Prinsip komunikasi

Komunikasi merupakan pemindahan informasi dan

pemahaman dari seseorang kepada orang lain. Dengan demikian

komunikasi akan membuat orang lain yang diajak bicara melakukan

sesuatu atas apa yang telah diditerima atau didengar dari lawan

bicaranya dengan harapan orang lain tersebut menginterprestasikan

sesuai dengan tujuan yang dimaksud.

Berdasarkan hasil observasi peneliti pada Badan Penanaman

Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung bahwa Kepala

Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota

Bandung kurang melakukan komunikasi dengan semestinya, hal

tersebut dapat dilihat dari tidak adanya pemberitahuan untuk

melengkapi data yang kurang.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kepala Badan

Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung

mengatakan bahwa komunikasi memang sangat diperlukan sehingga

Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu

Kota Bandung selalu memberitahukan kepada pegawai setiap sub

bidang atau personil yang terkait jika ada rapat, karena di Badan

Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung

adanya suatu team work untuk melaksanakan penyelesaian pekerjaan.


Berdasarkan hasil angket dapat diketahui sebagian besar

responden menyatakan setuju bahwa Kepala Badan Penanaman Modal

dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung selalu memberikan

informasi jika ada kegiatan atau rapat.

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan angket maka

peneliti menganalisis bahwa komunikasi yang dilakukan oleh Kepala

Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota

Bandung sudah cukup tetapi masih harus ditingkatkan seperti.

c. Prinsip mengakui andil bawahan

Berkaitan dengan pembangunan yang merupakan suatu usaha

perubahan yang berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu

bangsa, negara dan pemerintah menuju modernisasi dalam rangka

pembinaan bangsa (nation building) maka mengakui andil bawahan itu

sangat diperlukan dan diharapkan.

Berdasarkan hasil observasi peneliti pada Badan Penanaman

Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung bahwa Kepala

Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota

Bandung kurang mengakui andil bawahan, hal tersebut dapat dilihat

dari kurangnya memuji pegawai yang memiliki prestasi.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kepala Badan

Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung

mengatakan telah melakukan prinsip mengakui andil bawahan dengan


memberikan penghargaan kepada pegawai dengan cara melibatkan

pegawai di dalam kegiatan berdasarkan kemampuan.

Berdasarkan hasil angket dapat diketahui sebagian besar

responden menyatakan bahwa Kepala Badan Penanaman Modal dan

Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung sudah cukup mengakui

andil bawahan.

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan angket maka

peneliti menganalisis bahwa prinsip mengakui andil bawahan yang

dilakukan oleh Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan

Perizinan Terpadu Kota Bandung sudah dijalankan dengan semestinya.

d. Prinsip pendelegasian wewenang

Pemimpin yang memberikan pendelegasian wewenang kepada

pegawai untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap

pekerjaan yang dibebankan kepada pegawai tersebut akan membuat

pegawai yang bersangkutan menjadi termotivasi untuk memenuhi

harapan pemimpinnya tersebut.

Berdasarkan hasil observasi peneliti pada Badan Penanaman

Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung bahwa Kepala

Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota

Bandung sudah melakukan prinsip pendelegasian wewenang sudah

dijalankan dengan semestinya, seperti jika ada pihak yang ingin

berurusan ke Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan


Terpadu Kota Bandung bisa diwakilkan oleh kepala sub bagian umum,

sehingga tidak semua kegiatan dan pekerjaan dijalankan sendirian oleh

kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu

Kota Bandung.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kepala Badan

Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung

mengatakan memang sebagian kegiatan didelegasikan tetapi Kepala

Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu tetap

mendampingi.

Berdasarkan hasil angket dapat diketahui sebagian besar

responden menyatakan bahwa Kepala Badan Penanaman Modal dan

Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung memang sudah

melakukan prinsip pendelegasian wewenag tersebut.

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan angket maka

peneliti menganalisis bahwa prinsip pendelegasian wewenang memang

benar-benar sudah dijalankan dengan semestinya oleh Kepala Badan

Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung.

e. Prinsip memberikan perhatian

Memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan pegawai

sangat membantu dalam proses memotivasi kerja pegawai. Kepala

Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota

Bandung harus memberikan perhatian kepada pegawai seperti


memenuhi kebutuhan pegawai seperti kebutuhan fisiologi, kebutuhan

rasa aman, kebutuhan sosial atau rasa memiliki, kebutuhan harga diri

dan kebutuhan aktualisasi diri.

Berdasarkan hasil observasi peneliti pada Badan Penanaman

Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung bahwa Kepala

Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota

Bandung sudah cukup dalam memberikan perhatian kepada pegawai.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kepala Badan

Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung

mengatakan sangat perlu dalam memberikan perhatian kepada

pegawai. Hal tersebut dilakukan dengan memberikan penghargaan

kepada pegawai.

Berdasarkan hasil angket dapat diketahui sebagian besar

responden menyatakan bahwa Kepala Badan Penanaman Modal dan

Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung memang sudah

memberikan perhatian kepada pegawai.

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan angket maka

peneliti menganalisis bahwa prinsip memberikan perhatian memang

sudah dilakukan oleh Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan

Perizinan Terpadu Kota Bandung dengan semestinya.


4. Analisis Faktor Lain Di Luar Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja

Pegawai Pada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan

Terpadu Kota Bandung (Studi Proses Penyelesaian Izin Mendirikan

Bangunan)

Berdasarkan hasil analisis peneliti yang didapatkan dari hasil

observasi, wawancara, dan angket maka kinerja pegawai Badan

Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung

dipengaruhi juga oleh faktor-faktor lain selain motivasi. Faktor-faktor

tersebut diantaranya adalah evaluasi terhadap peningkatan kinerja

pegawai, kebijaksanaan yang diberikan kepada kinerja pegawai, aspek

konsistensi pegawai terhadap visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi

sehingga mencapai tujuan akhir yang diharapkan.

B. Hambatan-Hambatan Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai

Pada Badan Pananaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota

Bandung (Studi Proses Penyelesaian Izin Mendirikan Bangunan)

Dalam suatu organisasi semestinya itu organisasi pemerintah

maupun organisasi swasta mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Dalam

pencapaian tujuan tersebut tidaklah semulus seperti yang diharapkan, karena

pasti ada hambatan-hambatan sehingga adakalanya rencana yang telah

ditentukan menjadi terganggu atau tertunda. Hambatan merupakan masalah

yang perlu diatasi atau dipecahkan agar tujuan organisasi yang telah

ditetapkan dapat berjalan secara efektif dan efisien.


Demikian halnya didalam pelaksanaan motivasi yang dilakukan

Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota

Bandung terhadap kinerja pegawai di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan

Perizinan Terpadu Kota Bandung terdapat beberapa faktor penghambat di

dalam pelaksanaan pekerjaan. Adapun hambatan-hambatan yang dihadapi

oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota

Bandung dalam mencapai disiplin kerja pegawai tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota

Bandung kurang memberikan kesempatan kepada pegawai untuk

mengajukan ide-ide, hal tersebut seperti pegawai jarang diberikan

kesempatan untuk mengajukan ide-ide atau gagasan-gagasan di dalam

rapat.

2. Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota

Bandung masih kurang dalam usaha pencapaian tugas, hal tersebut seperti

jarangnya diadakan rapat kepada setiap bidang dalam usaha proses

pencapaian tujuan.
C. Usaha-Usaha Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Hambatan-Hambatan

Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan Penanaman

Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung (Studi Proses

Penyelesaian Izin Mendirikan Bangunan)

Beberapa faktor penghambat dalam pengaruh motivasi seperti yang

telah dikemukakan merupakan suatu masalah yang dihadapi oleh Badan

Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung. Untuk

mengatasi hambatan-hambatan dalam pengaruh motivasi tersebut diatas,

maka Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu

Kota Bandung telah melakukan upaya-upaya untuk mengatasi hambatan-

hambatan tersebut, hal ini berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan

Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota

Bandung sebagai berikut :

1. Usaha yang dilakukan oleh Kepala Badan Penanaman Modal dan

Pelayanan Perizinan Terpadu Kota dalam usaha kurangnya mengajukan

ide-ide dengan cara akan lebih memberikan kesempatan kepada pegawai

untuk memberikan masukkan berupa saran atau pendapat di dalam rapat.

2. Kepala Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota

Bandung berusaha untuk melakukan komunikasi setiap hari kepada

pegawai tentang masalah-masalah dan kesulitan yang dihadapi dalam

pekerjaan untuk meningkatkan usaha pencapaian tugas.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya mengenai pengaruh

motivasi terhadap kinerja pegawai Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan

Perizinan Terpadu Kota Bandung, maka dalam bab ini peneliti akan

mengambil kesimpulan, sebagai berikut:

1. Analisis Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan

Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung

(Studi Proses Penyelesaian Izin Mendirikan Bangunan)

a. Berdasarkan kriteria interpretasi koefisien determinasi menunjukan,

bahwa terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai, akan

tetapi terdapat pengaruh yang kecil. Sedangkan faktor lain yang tidak

terdefinisi, cukup besar mempengaruhi variabel kinerja pegawai,

selain variabel motivasi. Dengan demikian, hipotesis konseptual

mengenai pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai teruji.

b. Berdasarkan hasil persamaan regresi menunjukan bahwa prediksi

pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai bersifat positif. Artinya,

motivasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

c. Berdasarkan hasil hitung dengan menggunakan SPSS maka diperoleh

nilai probabilitas untuk koefisien motivasi, dengan demikian bahwa

motivasi terhadap kinerja pegawai pada Badan Penanaman Modal dan


Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung memiliki pengaruh yang

signifikan.

d. Berdasarkan hasil analisis peneliti yang didapatkan dari hasil

observasi, wawancara, dan angket maka kinerja pegawai Badan

Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung

dipengaruhi juga oleh faktor-faktor lain selain motivasi. Faktor-faktor

tersebut diantaranya adalah evaluasi terhadap peningkatan kinerja

pegawai, kebijaksanaan yang diberikan kepada kinerja pegawai, aspek

konsistensi pegawai terhadap visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi

sehingga mencapai tujuan akhir yang diharapkan.

2. Hambatan-Hambatan Dalam Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai

Pada Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu

Kota Bandung (Studi Proses Penyelesaian Izin Mendirikan

Bangunan)

a. Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu

Kota Bandung kurang memberikan kesempatan kepada pegawai untuk

mengajukan ide-ide, hal tersebut seperti pegawai jarang diberikan

kesempatan untuk mengajukan ide-ide atau gagasan-gagasan di dalam

rapat.

b. Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu

Kota Bandung masih kurang dalam usaha pencapaian tugas, hal

tersebut seperti jarangnya diadakan rapat kepada setiap bidang dalam

usaha proses pencapaian tujuan.


3. Usaha-Usaha Yang Dilakukan Dalam Motivasi Terhadap Kinerja

Pegawai Pada Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan

Terpadu Kota Bandung (Studi Proses Penyelesaian Izin Mendirikan

Bangunan)

a. Usaha yang dilakukan oleh Kepala Badan Penanaman Modal dan

Pelayanan Perizinan Terpadu Kota dalam usaha kurangnya

mengajukan ide-ide dengan cara akan lebih memberikan kesempatan

kepada pegawai untuk memberikan masukkan berupa saran atau

pendapat di dalam rapat.

b. Kepala Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu

Kota Bandung berusaha untuk melakukan komunikasi setiap hari

kepada pegawai tentang masalah-masalah dan kesulitan yang dihadapi

dalam pekerjaan untuk meningkatkan usaha pencapaian tugas.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang peneliti kemukakan diatas, maka

peneliti akan menyampaikan saran-saran atau sumbangan pemikiran yang

kiranya ditanggapi untuk dapat dipertimbangkan sebagai bahan masukan bagi

Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung

dalam pelaksanaan motivasi terhadap kinerja pegawai yaitu sebagai berikut :

1. Saran Praktis

a. Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu

Kota Bandung harus membuat agenda khusus untuk


mengkomunikasikan hambatan-hambatan yang dihadapi pegawai

selama bekerja.

b. Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu

Kota Bandung harus memberikan kesempatan kepada seluruh pegawai

untuk dapat ikut dalam rapat dan memberikan kesempatan kepada

pegawai untuk mengajukan ide-ide.

2. Saran Akademis

a. Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu

Kota Bandung lebih memperdalam pemahaman tentang prinsip-

prinsip motivasi sehingga mengetahui betapa pentingnya memberikan

motivasi kepada pegawai dalam usaha pencapai tugas.

b. Mengembangkan data dan informasi sejauh mana motivasi terhadap

kinerja pegawai Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan

Terpadu Kota Bandung dapat dijalankan.


DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Achdiat dan Imas Sumiati. 2007. Pedoman Menyusun Skripsi. Bandung:

Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP UNPAS.

Badri, sofwan. 1988. Konsep-Konsep Dasar Adminstrasi, Administrasi

Negara Dan Administrasi Pembangunan. Jakarta : Bina Aksara.

Danim, Sudarwan.2004. Motivasi, Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok.

Jakarta : Rineka Cipta.

Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen (edisi 2). Yokyakarta : BPFE

Yokyakarta.

Hasibuan, Malayu S.P. 2003. Organisasi dan Motivasi. Jakarta : Bumi Aksara.

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Manullang, M dan Marihot AMH Manulllang. 2004. Manajemen Personalia.

Yokyakarta : Yokyakarta Gadjah Mada University Press (UGM).

Nurgiyantoro. 2002. Statistik Terapan. Bandung : Alfabeta.

Pasolong, Harbani. 2007. Teori Administrasi Publik. Bandung : Alfabeta.

Purwanto, Erwan Agus dan Dyah Ratih Sulityastuti. 2007. Metode Penelitian

Kuantitatif untuk Administrasi Publik dan Masalah-Masalah Sosial.

Yogyakarta : Gava Media.

Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan

(Teori dan Praktek). Jakarta : Murai Kencana.


Sadam, Gouzali. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta :

Djambatan

Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja.

Bandung : Mandar Maju.

Siagian, Sondang P. 2006. Filsafat Administrasi. Jakarta : Bumi Aksara.

Sugiyono. 1997. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : CV. Alfabeta

B. Dokumen :

a. Pedoman Menyusun Skripsi Jurusan Ilmu Adminstrasi Negara Fakultas

Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Pasundan Tahun 2007.

b. Pedoman Kerja Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan

Terpadu (BPMPPT) Tahun 2008.

c. Selayang Pandang Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan

Terpadu (BPMPPT).

d. Perda Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi.

e. Data jumlah pegawai Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan

Terpadu (BPMPPT)
L
A

N
PEDOMAN OBSERVASI
No Pertanyaan Pemimpin
Pegawai
A B C D A B C D
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Partisipasi pegawai diikut
sertakan dalam kegiatan di
BPMPPT Kota Bandung
2 Kepala BPMPPT Kota Bandung
selalu memberikan informasi
yang jelas kepada pegawai
3 Kepala BPMPPT Kota Bandung
mengakui andil bawahan
4 Kepala BPMPPT Kota Bandung
mendelegasikan wewenang
kepada pegawai
5 Kepala BPMPPT Kota Bandung
pernah memberikan perhatian
kepada pegawai
6 Kualitas kerja pegawai dalam
menyelesaikan pekerjaan sudah
sesuai dengan tujuan
7 Pekerjaan selalu diselesaikan
oleh pegawai tepat pada waktu
yang telah ditetapkan
8 Pegawai memiliki inisiatif yang
tinggi terhadap pekerjaan
9 Pegawai memiliki kemampuan
dalam mengatasi pekerjaan yang
dibebankan
10 Pegawai BPMPPT selalu
mengkomunikasikan pekerjaan
kepada Kepala BPMPPT Kota
Bandung

Keterangan :

A : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup Baik
D : Kurang Baik
PEDOMAN WAWANCARA

1. Apakah menurut bapak/ibu perlu adanya partisipasi dari pegawai diikut

sertakan dalam kegiatan di BPMPPT Kota Bandung ?

2. Apakah menurut bapak/ibu informasi yang jelas kepada bawahan perlu

diberikan ?

3. Apakah menurut bapak/ibu mengakui andil bawahan akan membuat pegawai

menjadi termotivasi ?

4. Apakah menurut bapak/ibu perlunya mengendelegasian wewenang kepada

pegawai ?

5. Apakah menurut bapak/ibu memberikan perhatian kepada pegawai itu perlu

untuk dilakukan ?

6. Apakah menurut bapak/ibu kualitas kerja pegawai dalam menyelesaikan

pekerjaan sudah sesuai dengan tujuan ?

7. Apakah menurut bapak/ibu pekerjaan selalu diselesaikan oleh pegawai tepat

pada waktu yang telah ditetapkan ?

8. Apakah menurut bapak/ibu pegawai memiliki inisiatif yang tinggi terhadap

pekerjaannya ?

9. Apakah menurut bapak/ibu pegawai memiliki kemampuan dalam mengatasi

pekerjaan yang dibebankan kepada mereka ?

10. Apakah menurut bapak/ibu pegawai selalu mengkomunikasikan pekerjaan ?


SURAT PENGANTAR ANGKET
Kepada Yth,
Bapak/Ibu Pegawai BPMPPT
Di Tempat

Assalammualaikum Wr. Wb.

Saya mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Pasundan Bandung sedang mengadakan penelitian

tentang PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI

PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN

TERPADU KOTA BANDUNG (Studi Proses Penyelesaian Izin Mendirikan

Bangunan).

Penelitian ini hanya digunakan untuk ilmiah dalam rangka pembuatan

skripsi dan tidak ada hubungan dengan mencari kesalahan fisik maupun lainnya.

Saya memahami betapa sibuknya Bapak/Ibu dalam menghadapi pekerjaan,

namun demikian mengingat pentingnya tujuan dari penyebaran angket ini maka

sudi kiranya Bapak/Ibu ditengah-tengah kesibukan bersedia meluangkan waktu

untuk pengisian angket ini berdasarkan dengan keadaan yang sebenarnya.

Terima kasih atas bantuan dan partisipasinya dalam pengisian angket ini.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandung, April 2009

Peneliti
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET

1. Memberi tanda V pada jawaban yang dipilih.


2. Bapak/Ibu tidak perlu mencantumkan nama atau identitas lainnya dalam
angket ini.
3. Mohon mengisi angket ini sesuai dengan/menurut yang Bapak/Ibu rasakan
selama melaksanakan tugas kantor sehari-hari.
4. Bila telah selesai mengisi, dimohon untuk memeriksa kembali angketnya, dan
jangan sampai ada pengisian yang terlewatkan.
5. Pengisian hanya memilih salah satu alternatif jawan yang ada sesuai dengan
pernyataan, yaitu:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TP : Tanpa Pendapat
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

Catatan :
Apabila ada pembatalan dari jawaban semula, cukup jawaban yang salah diberi
tanda ( = ).
Contoh : Jawaban pertama Setuju, setelah perbaikan menjadi Sangat Setuju.
Perbaikannya dalah sebagai berikut:
Jawaban semula
SS S TP TS STS
V

Jawaban sesudah diperbaiki

SS S TP TS STS
V V
DAFTAR PERTANYAAN ANGKET

No PERTANYAAN SS S TP TS STS
1 2 3 4 5 6 7
1 Komunikasi tidak berpengaruh dalam
meningkatkan gairah kerja.
2 Pegawai selalu diikutsertakan dalam kegiatan
kantor.
3 Tidak pernah ada komunikasi antara pegawai
dengan atasan mengenai pekerjaan yang sulit.
4 Partisipasi pegawai dalam menentukan ide-
ide selalu diharapkan oleh atasan.
5 Pegawai tidak mampu bekerja secara
profesional dalam menghadapi masalah.
6 Adanya komunikasi dari atasan kepada
bawahan dalam usaha pencapaian tugas.
7 Pegawai tidak memiliki keterampilan khusus
dalam menjalankan tugasnya.
8 Atasan selalu memberikan informai yang jelas
kepada pegawai.
9 Pegawai tidak mempunyai kesadaran diri
untuk melakukan sesuatu.
10 Dengan pujian pegawai menjadi lebih
termotivasi.
11 Pegawai tidak dapat memanfaatkan waktu
luang untuk hal-hal yang bermanfaat.
12 Atasan selalu memberikan penghargaan
kepada pegawai yang berprestasi.
13 Pekerjaan tidak pernah diselesaikan tepat
pada waktu yang telah ditetapkan.
14 Atasan pernah memberikan wewenang
kepada salah satu pegawai untuk memimpin
rapat atau menghadiri acara tertentu karena
berhalangan hadir.
15 Surat-surat yang telah diproses tidak disimpan
dengan rapi pada rak atau almari berdasarkan
klasifikasinya.
16 Atasan pernah memberikan kepercayaan
kepada pegawai untuk mengambil keputusan
17 Pegawai pernah ditegur oleh atasan karena
pekerjaannya kurang cermat dan teliti.
18 Pemimpin memberikan perhatian terhadap
apa yang diinginkan dan dibutuhkan pegawai.
19 Atasan tidak pernah memberikan kepercayaan
kepada pegawai untuk mengambil keputusan.
1 2 3 4 5 6 7
20 Pegawai selalu menyelesaikan pekerjaan
dengan cermat dan teliti.
21 Atasan tidak pernah memberikan wewenang
kepada salah satu pegawai untuk memimpin
rapat atau menghadiri acara tertentu walaupun
berhalangan hadir.
22 Surat-surat yang telah diproses disimpan
dengan rapi pada rak atau almari berdasarkan
klasifikasinya.
23 Pemimpin tidak memberikan perhatian
terhadap apa yang diinginkan dan dibutuhkan
pegawai.
24 Pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktu
yang telah ditetapkan.
25 Atasan tidak pernah memberikan
penghargaan kepada pegawai yang
berprestasi.
26 Pegawai dapat memanfaatkan waktu luang
untuk hal-hal yang bermanfaat.
27 Tanpa pujian atau dengan tidak ada pujian
pegawai menjadi lebih termotivasi.
28 Pegawai memiliki inisiatif untuk
mengembangkan diri di dalam karirnya.
29 Atasan selalu tidak pernah memberikan
informai yang jelas kepada pegawai.
30 Pegawai memiliki keterampilan khusus dalam
menjalankan tugasnya.
31 Tidak pernah ada komunikasi dari atasan
kepada bawahan dalam usaha pencapaian
tugas.
32 Pegawai mampu bekerja secara profesional
walaupun ada masalah.
33 Atasan tidak pernah mengharapkan partisipasi
pegawai dalam menentukan ide-ide.
34 Antara pegawai dengan atasan selalu
mengkomunikasikan pekerjaan yang sulit.
35 Pegawai tidak pernah diikutsertakan dalam
kegiatan kantor.
36 Komunikasi berpengaruh dalam
meningkatkan gairah kerja.

Anda mungkin juga menyukai