Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MAKALAH
Oleh:
Kelompok 1/Offering H
Achmad Rodiansyah
Ainul Fitria Mahmudah
Ida Nurpitasari
Reynanda Dwi A.
Shufi Ridho Laili A. Y.
Oktober 2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Superkelas Pisces ( Chondrichthyes dan Osteichthyes ) dengan tepat
waktu.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sofia Ery
Rahayu, S.Pd, M. Si selaku dosen pembimbing matakuliah Keanekaragaman Hewan
Universitas Negeri Malang dan teman-teman Biologi Of H 2015 yang telah
berpartisipasi dalam menuntaskan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang. Akhir kata kami
mengucapkan terima kasih.
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara umum, jenis ikan dibagi ke dalam empat kelas besar, yakni: Kelas
Agnatha, Kelas Placodermi, ikan purba berahang keras (punah), Kelas
Chondrichthyes atau ikan tulang rawan, dan Kelas Osteichthyes atau ikan tulang
sejati. Dua kelas terakhir dikelompokkan dalam Superkelas Pisces (Sukiya, 2005).
Anggota dari Kelas Chondrichthyes yang paling sering kita temui atau sudah
lama kita kenal misal ikan hiu dan ikan pari. Hampir semuanya hidup di laut, hanya
sedikit sekali yang hidup di air tawar. Rahang yang kuat, pasangan sirip, dan
kerangka tubuhnya tersusun atas tulang rawan. Celah insang tampak karena tidak
berpenutup insang. Ikan hiu merupakan jenis ikan karnivor yang bisa menyerang
manusia.
Anggota dari Kelas Osteichthyes mempunyai kerangka yang tersusun atas
tulang biasa. Jumlah jenis beribu-ribu, habitat air tawar atau laut. Yang termasuk klas
ini, misalnya : ikan mas, ikan lele, ikan salem. Celah insang tidak tampak karena
ditutup oleh operkulum (penutup insang). Siripnya ada yang berpasangan dan ada
yang tunggal. Sirip yang berpasangan misalnya sirip dada dan sirip perut. Sirip
tunggal misalnya: sirip punggung, sirip ekor dan sirip belakang. Mempunyai
gelembung renang yang berfungsi sebagai alat hidrostatik (Zander, 2009).
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pisces
Pisces merupakan superkelas dari Filum Superkelas Pisces yang hidp di
perairan dan sangat beranekaragam. Berikut merupakan ciri umum dan ciri khusus
yang dimiliki oleh Superkelas Pisces.
1. Ciri umum, antara lain:
a. Bernafas menggunakan insang.
b. Rangka tubuh sudah tersusun atas tulang.
c. Sebagian besar tubuh tertutupi oleh lendir
2. Ciri khusus, antara lain:
a. Memiliki spirakel untuk membantu mendapatkan air lebih banyak ketika
berenang di kedalaman.
b. Jantung terdiri atas dua ruang yaitu satu serambi dan satu bilik.
c. Memiliki gurat sisi untuk menentukan arah dan posisi berenang.
Ikan bertulang rawan adalah ikan berahang, mempunyai sirip berpasangan, lubang
hidung berpasangan, sisik, jantung beruang dua, dan rangka yang terdiri atas tulang
rawan bukan tulang sejati. Mereka dibagi menjadi dua subkelas: Elasmobranchii (hiu,
pari dan skate) dan Holochepali (kimera, kadang-kadang disebut hiu hantu, dan
kadang dipisahkan menjadi kelas tersendiri
1. Kulit tegar dan diliputi oleh sisik placoid dengan banyak kelenjar mucosa.
Pada kedua bagian median sisinya terdapat sirip yang disokong oleh jari-jari
pina pelvicus, membentuk beberapa bagiannya menjadi clasper pada hewan
jantan.
2. Mulut terletak sebelah ventral dari kepala, dengan gigi beremail; memiliki
lubang nostril satu atau dua yang tidak mepunayi hubungan dengan dengan
cavum oris; memiliki rahang bawah dan atas; pada intestinumnya terdapat
klep spiral.
3. Skeletonnya berupa tulang rawan tanpa tulang keras, tulang cranium
bergabung dengan capsula sensoris; terdapat notochord dengan banyak
vertebrae yang sempurna dan terpilih satu sama lain.
4. Cor terdiri atas satu ruang venticulum dan satu auriculum dengan sinus
venosus, conus anteriosus, hanya berisi darah vena: terdapat beberapa pasang
archus aorticus, erythrocyt berbentuk oval dan berinti.
5. Respirasi dilakukan dengan 5, 6, 7, pasang insang yang masing-masing
terdapat dalam celah yang terpisah.
6. Memiliki 10 pasang nervi cranialis.
7. Suhu tubuh tergantung pada lingkungannya (poikilothermis).
8. Seks terpisah; fertiliasasi (pembuahan) terjadi di dalam tubuh : ovipar atau
ovivipar.
Menurut hickman et al (1994) ciri khusus yang dimiliki oleh kelas Chondrichthyes
Morfologi
1. Gigi
Gigi pada hiu yang berada di gusi tidak menempel di rahang secara
langsung dan gigi tersebut bisa diganti setiap waktu. Di beberapa baris gigi
pengganti tumbuh jalur di bagian dalam rahang dan terus bergerak maju
seperti ikat pinggang. Beberapa hiu dapat kehilangan sekitar 30.000 lebih gigi
semasa hidupnya. Tingkat pergantian gigi bervariasi dari sekali setiap 7-8 hari
sampai beberapa bulan. Pada sebagian besar spesies gigi yang diganti satu
persatu, kecuali hiu cookiecutter yang mengganti seluruh barisan gigi
sekaligus.
Bentuk gigi hiu dipengaruhi pada pola makan. Misalnya hiu yang
memakan moluska dan krustasea memiliki gigi yang rata dan padat yang
berguna untuk menghancurkan, hiu yang memakan ikan-ikan memiliki gigi
yang seperti jarum yang berguna untuk mencengkeram, dan mereka yang
memakan mangsa yang lebih besar seperti mamalia memiliki gigi yang lebih
rendah untuk mencengkeram dengan gigi atas berbentuk segitiga dengan tepi
bergerigi untuk memotong. Gigi pemakan plankton seperti hiu basking lebih
kecil dan non-fungsional.
2. Insang
Insang memiliki 5-7 pasang celah ditambah pasangan celah anterior non
respirasi yang disebut dengan spirakel. Insang ini berfungsi sebagai alat
pernafasan. Pada saat mulut Hiu terbuka maka air dari luar akan masuk ke faring
kemudian keluar lagi melalui celah insang. Peristiwa keluar masuknya air ini
melibatkan kartilago sebagai penyokong filament insang. Secara embriologis
celah insang hiu tumbuh sebagai hasil dari serentetan evaginasi faring yang
tumbuh ke luar dan bertemu dengan envaginasi dari luar.
Sumber
5. : Hickman et al,2008
5. Ada 4 tipe
muut ikan
Tipe pertama yaitu terminal kedua adalah Sub-Terminal ketiga adalah Inferior dan
yang keempat adalah superior. Pada jenis ikan hiu dan pari pada umumnya memiliki
tipr mulut inferior.
Chondrichthyes memiliki sisik placoid, yang secara anatomi mirip dengan gigi
mereka.
a. Sistem Rangka
Chondrichthyes memiliki tulang kartilago kranium sempurna, organ
pembau dan kapsula aptic yang bergabung menjadi satu. Di bawah lapisan
eksoskeleton terdapat beberapa lapisan tulang sponge dan di bawahnya lagi
terdapat tulang padat. Kartilago palato-quadrat dan kartilago Meckel adalah
tulang rawan yang akan membentuk rahang atas dan bawah. Ikan hiu dan pari,
rahangnya bersendi pada tulang ke posterior atau pada elemen hiomandibula
dari lengkung insang kedua (Sukiya, 2005).
Gambar.Tula ng Ventral
Kepala Ikan Hiu
b. Sistem Otot
Fungsi utama sistem
otot adalah untuk berbagai
variasi gerak dari organ tubuh.
Gerak otot yang disengaja oleh
ikan, yaitu:
1. Menggerakan mata
2. Membuka dan menutup mulut
3. Membuka dan menutup insang
4. Menggerakan sirip ke atas atau ke samping
5. Melawan arus air
Jika dipotong tegak lurus dengan punggung, akan tampak otot-otot
tersusun menurut lingkaran lingkaran konsentris. Potongan otot yang melingkar
ini tersusun dari arah kranial ke kaudal berbentuk muskuli (berbentuk kerucut).
Otot tersebut disebut miomer yang tersusun segmental. Masing-masing miomer
dibungkus dan dipisahkan oleh jaringan ikat miocommata (Sukiya, 2005).
Pada ikan bertulang rawan dan sejati, otot aksial dipisahkan oleh
septum lateral (septrum horizontal) menjadi epaksial di bagian dorsal dan otot
hipaksial di bagian ventral. Otot epaksial diinervensi oleh percabangan dorsal
saraf spinal sedangkan otot hipaksial diinervensi oleh percabangan ventral saraf
spinal (Sukiya, 2005).
f. Sistem Urogenital
Sistem urogenital terdiri atas dua bagian yaitu sistem ekskresi dan
sistem urogenital. Sistem ekskresi ikan seperti juga pada Superkelas Pisces lain,
yang mempunyai banyak fungsi antara lain untuk regulasi kadar air tubuh,
menjaga keseimbangan garam dan mengeliminasi sisa nitrogen hasil dari
metabolisme protein. Untuk itu berkembang tiga tipe ginjal, yaitu pronefros,
mesonefros dan metanefros. Ketiganya hamper sama, tetapi yang membedakan
adalah kaitannya dengan sistem peredaran darah, tingkat kompleksitas dan pada
efisiensinya (Sukiya, 2005).
Ginjal pronefros adalah paling primitive, meski terdapat pada
perkembangan embrional semua Superkelas Pisces, tetapi saat dewasa tidak
fungsional. Ginjal ikan bertipe mesonefros, berfungsi seperti opistonefros pada
embrio amniota. Berbentuk sekumpulan tubulus yang pada awal perkembangan
susunannya bersegmen dan ada akhirnya tidak. Setiap tubulus menggulung,
baik proksimal maupun distal, kemudian mengumpul arah longitudinal disebut
duktus arkinefridikus. Kemudian mengarah keluar, biasanya lewat kantung
yang merupakan penampung sisa hasil dari sistem pencernaan atau sistem
urogenital. Pada bagian proksimal, beberapa tubulus me-ngumpul di kapsul
hemisfer sebagai kapsula Bowman pada glomerulus.kapsula dan glomerulus
membentuk kapsula renalis.air, garam dan sisa metabolisme dalam aliran darah
masuk ke dalam kapsula dan mengalir ke dalam tubulus ke duktus
arkinepridikus dan akhirnya ke luar tubuh. Pada ikan hiu, fungsi duktus gonad
dan ginjal telah berkembang dilengkapi dengan duktus urinary (Sukiya, 2005).
Gambar. Sistem
Urogenital Ikan Hiu
Umumnya ovarium Superkelas Pisces tidak langsung dihubungkan dengan
oviduk, maka secara teoritik telur masuk ke rongga tubuh dan berakhir pada ostium.
Beberapa Elasmobranchii adalah ovipar dan meletakkan telurnya di air, sedangkan
untuk yang ovovivipar mengram telurnya diperluasan bagian bawah oviduk yang
disebut uterus (Sukiya, 2005).
Gambar. Sistem
Saraf pada Hiu
a. Sistem Sensori
Sistem
sensori berupa sel-
sel reseptor perifer dan gabungan neuron di otak yang memberi gambaran
lingkungan secara biologis. Barisan elemen reseptor berupa sel tunggal,
misalnya taktil korpuskel, atau kompleks retina mata. Karena hidup di perairan,
perkembangan kemoreseptor pada ikan sangat baik untuk mendeteksi rasa dan
bau. Lokasi organ perasa pada ikan boleh jadi tidak hanya terletak di kepala
atau mulut, mungkin diperluas di beberapa bagian permukaan tubuh termasuk
juga di bagian sirip.
Hiu memiliki sistem bioelektrik digunakan untuk mendeteksi mangsa
dan mungkin menavigasi oleh medan magnet laut. Semua hiu memiliki kecil
"diisi jelly kanal terletak di atas moncong, disebut disembut ampullae of
Lorenzini, yang mampu mendeteksi dan proses arus listrik pada rentang
pendek. Karena semua makhluk hidup menghasilkan medan listrik lemah, hiu
dapat mendeteksi bidang ini di kisaran 0-8 Hz dengan perbedaan medan listrik
dari sekecil 5/1000000000 dari volt per sentimeter. diperkirakan bahwa hiu
Hammerhead berevolusi kepala luas dalam rangka untuk meningkatkan luas
permukaan reseptor listrik atau mungkin jarak antara sensor bantu dalam
menentukan arah mangsa ( Chambell, 2003 ).
b. Kelenjar Endrokrin
Kelenjar endokrin merupakan kelenjar tanpa saluran, produknya
langsung masuk ke dalam sistem peredaran darah. Produk tersebut disebut
sebagai hormon, yang merupakan regulator kimia tubuh. Dimana fungsi
utamanya adalah sebagai agen katalis dengan cara merangsang kelenjar lain,
mengatur pertumbuhan, mengontrol metabolisme dan menjaga keseimbangan
kimiawi pada tubuh, tanpa mengalami perubahan pada kelenjar itu sendiri.
Sebagian besar kelenjar yang ada pada mammalia, ditemukan pada ikan kecuali
pada kelenjar paratiroid. Pankreas merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin,
pankreas ditemukan pada ikan tulang rawan dan tulang keras serta mempunyai
pulau Langerhan yang berfungsi memproduksi insulin. Kelenjar adrenalin ikan
berbeda dengan Superkelas Pisces tinggi, karena pada kelenjar ini korteks dan
medulla bersatu sedangkan pada mammalia terpisah.
Superkelas Pisces pada jenis ikan mempunyai kelenjar tiroid dan
pituitaria yang berkembang dengan baik. Gonad ikan sama seperti yang ada
pada hewan Superkelas Pisces lainnya yaitu berfungsi seperti kelenjar endokrin
dan berperan dalam membentuk ciri seksual sekunder yang tampak pada musim
kawin. Fungsi dan aktivitas pada gonad, tidak diragukan lagi bahwa selalu di
bawah kendali hormon.
14
Hydrolagus collie
2.5 Anatomi dan Morfologi Osteichthyes
Osteichthyes merupakan super kelas dari kelas pisces yang berjenis tulang keras
sebagai dasar identifikasinya. Ikan dari kelas ini secara tradisional telah disebut bony fi
shes (osteichthyes) hal ini ditandai dengan kehadiran endochondral tulang (tulang yang
menggantikan perkembangan tulang rawan )( Hickman et al ,2008). Pada kelas ini hampir
pada susunan tubuhnya tersusun atas tulang keras mulai dari tulang di bagian anterior hingga
tulang di bagian posterior. Menurut Marine waters Department of Fisheries Australia ( 2011)
morfologi ikan kelas Osteicthtyes adalah sebagai berikut.
1. Mata
Pada ikan bory pengelihatan mata memiliki kemampuan hingga 360 . pada
ikan bertulang keras tidak memiliki kelopak mata. Ikan umumnya memiliki
pengelihatan yang baik ,namun ukuran mata bervariasi tergantung habitat dan
adaptasinya.
2. Nostril
Sebagian besar ikan tidak memiliki hidung , tetapi mereka memiliki lubang
hidung (nares) yang berfungsi untuk mencium bau (bahan kimia ) di dalam air.
3. Fish chatter
Ikan dapat menghasilkan suara dengan cara menggosokkan gigi mereka secara
bersamaan
4. Mouth
Bentuk mulut dan posisinya selalu menunjukkan apa jenis makanan ikan
tersebut. Mulut sangat penting dalam proses pernapasan . air yang masuk melalui
mulut akan diarahkan melewati insang dimana oksigen dan karbondioksida
dilepaskan dan terjadi pertukaran gas. Gigi ikan bertulang ini berikatan pada rahang
mereka.
5. Pectoral fins
Sirip dada digunakan secara individu untuk mengubah posisi ikan di kedua arah
atau control gerakan keatas dan kebawah bila digunakan secara bersama. Sirip ini
dapat pula bertindak sebagai berenang mundur.
6. Ventral (pelvic) fin
Sepasang sirip panggul (sirip ventral) membantu dalam keseimbangan dan
kemudi. Gerakan sisi ke sisi dan naik turun serta bertindak sebagai rem untuk
memperlambat gerakan ikan
7. Vent
Merupakan saluran terbuka menuju keluar tubuh yang digunakan dalam sistem
pencernaan dan sistem reproduksi
8. Anal Fin
Anal fin memberikan kontribusi dalam menjaga keseimbangan tubuh
ikan,membantu ikan untuk berhenti dan berputar dari sisi ke sisi lain
9. Scales
Berfungsi sebagai pelindung tubuh ikan ,namun pada beberapa spesies ada ikan
yang telanjang dan tidak memiliki sisik pelindung. Pada kulit ikan banyak terdapat
kelenjar mucus sehingga dapat menjadi lapisan pelindung tambahan pada ikan untuk
mengatasi bakteri
10. Caudal fin
Sirip ekor memiliki fungsi dalam mengatur seperti rudder di perahu boat. Sirip
ini mempunyai peran dalam mengatur kecepatan pergerakan ke depan.
11. Garis lateral
Garis lateral ini memiliki fungsi dalam penangkapan sensor atau berperan
sebagai reseptor. Pada bagian ini dapat mendeteksi getaran dan perubahan tekanan air
12. Dorsal fin
Sirip dorsal bereran sebagai kemudi seperti pada kapal boat yang berfungsi
menjaga ikan agar tetap tegak dan stabil. Sirip punggung juga berperan dalam
perlindungan.
13. Operculum
Operculum atau penutup insang adalah piringan tulang keras yang melindungi
insang. Ikan bertulang memiliki jumlah seasang dan dapat membuka menutup.
Tipe mulut pada kelas ikan ini memiliki 3 macam tipe. Tipe pertama yaitu superior
kedua adalah Terminal ketiga adalah Inferior. Tipe superior merupakan morfologi mulut yang
posisinya menjorok kedepan , pada tipe ini mulut berada di posisi permukaan dengan
mengambil makanan yang berada diatas mereka. Contoh dari ikan jenis mulut ini adalah ikan
garfish dan snook. Tipe terminal adalah mulut yang mempunyai posisi berada di tengah
kepala menghadap ke depan, tipe ini mengambil makanan tepat pada depan mulut. Contoh
dari ikan jenis mulut ini adalah ikan tuna Tipe ketiga adalah inferior, tipe ini menempatkan
posisi mulut menghadap ke bawah dengan posisi makanan akan berada di bawah mulut
mereka. Contoh dari ikan jenis mulut ini adalah ikan sepatu.
Organ penyusun sistem ekskresi adalah ginjal. Ginjal pada kelas ini terletak pada bagian
tengah tubuh di bawah tulang belakan . saluran ekskresi ini menuju ke bagian aboral ikan
yang nantinya akan dikeluarkan ke air. Organ sistem ekskresi ini berdekatan dengan sistem
pencernaan . Organ pencernaan ikan meliputi mulut yang berhubungan dengan lambung dan
insang,kemudian menuju lambung . Lambung ini berhubungan dengan saluran usus dan
menuju bagain aboral dan nantinya akan dikeluarkan di anus. Lubang pengeluaran sistem
pencernaan berada di depan daripada pengeluaran sistem ekskresinya yang dilihat dari bagian
anteriornya.
Sumber : dj003.k12.sd.us
Sisten organ yang terdapat pada spesies kelas Osteichthyes adalah sebagai
berikut:
a. Sistem Pernafasan
Sistem respirasi spesies kelas Osteichthyes dilakukan oleh
insang yang terdapat dalam empat pasang kantong insang yang terletak
disebelah pharynx di bawah operculum. Setiap kali mulut dibuka maka air
dari luar akan masuk menuju faring kemudian keluar lagi melewati celah
insang. Lamella insang berupa lempengan tipis yang diselubungi epitel
pernafasan menutup jaringan vaskuler dan busur aorta, sehingga
karbondioksida darah dapat bertukar dengan oksigen terlarut di dalam air.
b. Sistem Pencernaan
c. Sistem Sirkulasi
d. Sistem Ekskretori
Sistem urogenital terdiri atas dua bagian yaitu sistem ekskresi
dan sistem urogenital. Sistem ekskresi ikan berfungsi untuk regulasi kadar air
tubuh, menjaga keseimbangan garam dan mengeliminasi sisa nitrogen hasil
dari metabolism protein. Sehingga berkembang 3 tipe ginjal yaitu pronefros,
mesonefros dan metanefros. Air, garam dan sisa metabolisme dalam aliran
darah masuk ke dalam kapsula dan mengalir ke dalam tubulus ke duktus
arkinepridikus dan akhirnya ke luar tubuh. Sistem ini ada yang berubah
karena variasi kebutuhan hidup ikan. (Sukiya, 2005).
e. Sistem Otot
f. Sistem Saraf
Saraf otak
Organ Perasa
g. Sistem Reproduksi
Superkelas PISCES
Kelas OSTEICHTHYES (ikan bertulang keras)
Subkelas Actinopterygii
Superordo Paleonisci (paleoniscoids)
Superordo Polypteri (ikan bersisik ganoid)
Ordo Polypteriformes (bichirs)
Superordo Chondrostei (ikan ganoid bertulang rawan)
Ordo Acipenceriformes (sturgeon dan paddlefish)
Superordo Holostei (ikan ganoid bertulang keras)
Ordo Amiiformes (ikan bowfin)
Ordo Lepisosteiformes (ikan gars)
Superordo Teleostei (ikan bertulang keras tingkat tinggi)
Ordo Clufeiformes (ikan salmon dan sebangsanya)
Ordo Scopeliformes (ikan iniomous)
Ordo Saccopharyngiformes (belut gulper laut dalam)
Ordo Galaxiiformes (ikan galaxiid)
Ordo Esociformes (ikan pike)
Ordo Mormyriformes (ikan mormirid)
Ordo Cypriniformes (ikan cyprinus, karper)
Ordo Anguilliformes (belut)
Ordo Cyprinodontiformes (ikan cyprinodontid, minno)
Ordo Beloniformes (ikan terbang)
Ordo Gadiformes (codfishes dan hakes)
Ordo Macruriformes (deep-sea rattails)
Ordo Percopsiformes (troutperch dan pirateperch)
Ordo Beryciformes (ikan squirrel)
Ordo Perciformes (ikan perchlike)
Ordo Echeneiformes (ikan remora)
Ordo Zeiformes (ikan John Dorys dan sejenisnya)
Ordo Pleuronectiformes (ikan pipih)
Ordo Gasterosteiformes (ikan sticklebacks dan
tubenose)
Ordo Syngnathiformes (ikan mulut pipa)
Ordo Ophiocephaliformes (ikan kepala ular)
Ordo Muligiformes (ikan barakuda, mullet dan
silverside)
Ordo Phallostethiformes (ikan phallostethi)
Ordo Lophiiformes (ikan nona)
Ordo Tetraodontiformes(ikan trigger, puffer dan ocean
sunfishes)
Subkelas Sarcopterygii (fleshy-finned fishes)
Superordo Crossopterygii (lobe-finned fishes)
Superordo Dipnoi (ikan paru-paru)
(Sumber: Orr(1976) dalam
Sukiya.2005)
1. Subkelas Actinopterygii
Diantara semua kelas vertebrata,ikan bertulang keras adalah yang paling banyak
jumlahnya, baik dalam hal jumlah individu maupun dalam jumlah spesies (sekitar
30.000). Berukuran antara 1cm dan lebih dari 6m,ikan bertulang keras sangat
melimpah di laut dan di hampir setiap habitat air tawar (Campbell,2003). Ikan Hiu
misalnya: Habitat Ikan hiu umumnya adalah di laut. Hiu umumnya ditemukan di
perairan dalam berkarang dengan dasar yang tidak terlalu terjal.
A. Simpulan
Berdasarkan tujuan dari pembuatan makalah dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pisces merupakan superkelas dari Filum Superkelas Pisces yang memiliki
keanekaragaman sangat besar. Berdasarkan klasifikasinya dibagi menjadi dua
kelas, yaitu Chondrichthyes (ikan bertulang rawan) dan Osteichthyes (ikan
bertulang keras).
2. Ikan bertulang rawan memiliki rangka yang fleksibel, terbuat dari tulang rawan
serta memiliki perkembangan rahang dan sirip yang sangat baik, bernafas
menggunakan insang, sebagian besar melahirkan dan ada juga yang menetaskan
telurnya dalam tubuh induk. Sedangkan ikan bertulang sejati, bernafas
menggunakan insang dan menghasilkan telur tanpa cangkang dalam jumlah yang
sangat besar.
3. Penyebaran ikan bertulang keras dan bertulnag rawan sangat melimpah di laut dan
di hampir setiap habitat air tawar.
B. Saran
Pembahasan materi Superkelas Pisces masih memerlukan pemahaman yang
dalam disandingkan dengan berbagai referensi terkait. Selain itu, pembenahan
makalah seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan mengenai Superkelas
Pisces sangat diperlukan untuk mengungkap berbagai misteri yang belum diketahui.
50
DAFTAR RUJUKAN
Boolootian, R. A. 1979. Zoology. New York: MacMillan Pub.,
Campbell, Reece Mitchel. 2003. BIOLOGI Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Penerbit
Erlanggga