Anda di halaman 1dari 5

1.

1 LATAR BELAKANG

Pulau Sulawesi memiliki potensi sumber daya alam berupa pertanian, perkebunan,
perikanan, migas, dan pertambangan nasional yang kaya dan jika dikembangkan akan
mendorong pertumbuhan ekonomi bukan hanya internal Sulawesi tetapi juga pertumbuhan
ekonomi Nasional. Sebagai contoh, Sulawesi merupakan produsen pangan ketiga terbesar di
Indonesia yang menyumbang 10 persen produksi padi nasional dan 15 persen produksi
jagung nasional. Pertanian pangan ini juga menyumbang 13 persen PDRB Sulawesi. Contoh
lainnya adalah Provinsi Sulawesi Utara sudah sejak lama dikenal sebagai daerah penghasil
kakao terbesar, dengan prosentase lebih dari 70% total produksi nasional. Namun, target
untuk menjadi penghasil kakao nomor 1 di dunia terhambat karena produksi terpusat di satu
wilayah. Penyebaran produksi terhambat oleh minimnya infrastruktur pendukung.
Pembangunan nasional saat ini masih terpusat di bagian barat, oleh karenanya Pulau
Sulawesi harus menjadi gerbang ekonomi Kawasan Timur Indonesia untuk memacu ekonomi
kawasan. Pembangunan Pulau Sulawesi dinilai dapat meningkatkan pendistribusian barang
ke pulau dan provinsi di Indonesia Timur. Untuk itu, perbaikan penyediaan infrastruktur,
termasuk pengembangan infrastruktur bidang PUPR perlu terus dilakukan dan ditingkatkan
oleh pemerintah. Infrastruktur yang akan dibangun dan dikembangkan di Pulau Sulawesi
untuk mendukung pengembangan Kawasan Strategis Manado Bitung Kawangkoan
Tumpaan Amurang (KAPET Manado Bitung), Kawasan Makassar Pare-pare Toraja
(KAPET Pare-pare), dan kawasan strategis lainnya di Pulau Sulawesi. Selain kawasan
strategis, pengembangan infrastruktur Pulau Sulawesi juga dilakukan dalam rangka
mendukung komitmen global Indonesia yang tergabung dalam Kerjasama Ekonomi Sub
Regional BIMP-EAGA (Brunei Darussalam Indonesia Malaysia The Phillippines East
ASEAN Growth Area). KESR (Kerjasama Ekonomi Sub Regional) BIMP-EAGA berkomitmen
untuk mempercepat pembangunan infrastruktur konektivitas yang ditandai dengan
diluncurkannya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2008 dan Master Plan for
ASEAN Connectivity (MPAC) pada tahun 2010.
Proyek infrastruktur yang menjadi prioritas dalam KESR BIMP EAGA yang berada di Pulau
Sulawesi antara lain (Sumber: BIMP Implementation Blue Print 2012-2016): jalur
penghubung Manado Bitung yang meliputi perluasan Pelabuhan Manado dan Jalan Tol
Manado Bitung. Pembangunan dan pengembangan berbagai infrastruktur telah dilakukan
dalam rangka mewujudkan pemerataan pembangunan di Kawasan Timur Indonesia,
Halaman I - 1
khususnya di Pulau Sulawesi. Beberapa proyek infrastruktur dan pengembangan kawasan
telah mulai diterapkan. Sebut saja seperti rencana pembangunan ruas tol Manado-Bitung,
rencana jaringan jalan Palu-Parigi, pengembangan KEK Bitung dan KEK Palu, dan
sebagainya, merupakan bukti komitmen pemerintah untuk pembangunan Pulau Sulawesi
telah dimulai. Komitmen ini akan terlaksana secara efisien jika terdapat koordinasi dan
kerjasama lintas sektor, termasuk sektor infrastruktur. Untuk mencapai integrasi
perencanaan lintas sektor dan integrasi antara sektor dengan aspek spasial, diperlukan suatu
Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR Pulau Sulawesi yang lebih
komprehensif. Integrasi ini diharapkan dapat menciptakan efisiensi dalam pembangunan
infrastruktur, khususnya infrastruktur bidang PUPR. Beberapa sektor infrastruktur pada
hakikatnya sudah memiliki Rencana Induk Sektoral, yang berisi kondisi, arah kebijakan, dan
rencana pengembangan masing-masing sektor. Misalnya, Rencana Induk Jaringan Jalan
telah disusun, meliputi seluruh wilayah Indonesia. Oleh karena itu, dalam penyusunan
Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR Pulau Sulawesi, sinkronisasi dan integrasi
adalah kata kunci.

1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

1.2.1 Maksud
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk mendukung percepatan
pembangunan Pulau Sulawesi melalui penyusunan rencana infrastruktur yang terintegrasi,
khususnya infrastruktur PUPR.

1.2.2 Tujuan
Tujuannya adalah untuk menyusun Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR Pulau
Sulawesi.

1.2.3 Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini diarahkan untuk mencapai hal-hal sebagai berikut:
1. Terindentifikasinya kondisi eksisiting, isu strategis, potensi dan permasalahan dalam
pembangunan infrastruktur PUPR di Pulau Sulawesi,
2. Tersusunnya hasil kajian terhadap dokumen perencanaan/ pembangunan infrastruktur
yang telah dimiliki oleh daerah di Pulau Sulawesi,
3. Tersusunnya dokumen Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau
Sulawesi,
4. Tersusunnya Policy Brief (kebijakan singkat) Rencana Induk Pengembangan
Infrastruktur PUPR di Pulau Sulawesi,

1.3 RUANG LINGKUP

1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah


Lingkup wilayah kajian dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah Pulau Sulawesi.

Halaman I - 2
Gambar 1.1 Peta Wilayah Kajian

1.3.2 Ruang Lingkup Kegiatan


Kegiatan ini dilaksanakan dengan ruang lingkup tahapan pekerjaan sebagai berikut:
1. Inventarisasi dokumen-dokumen perencanaan yang terkait dengan penyelenggaraan
infrastruktur PUPR antara lain RTRWN, RPJMN, RTR Pulau Sulawesi, dokumen
perencanaan sektor (misalnya Rencana Induk Jaringan Jalan, Rencana Induk SPAM,
RPIJM).
2. Evaluasi kebijakan dan strategi nasional lintas sektor terkait pembangunan
infrastruktur, khususnya infrastruktur PUPR Pulau Sulawesi.
3. Melakukan survei pengumpulan data dan informasi primer dan sekunder untuk
mengenali kondisi eksisting, isu strategis, potensi dan tantangan, serta dokumen-
dokumen perencanaan daerah.
4. Evaluasi dan analisis terhadap kondisi eksisting pelaksanaan infrastruktur, isu strategis,
potensi dan tantangan, serta dokumen dokumen perencanaan.
5. Penyusunan draft Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR Pulau Sulawesi.
6. Melakukan FGD/workshop untuk menampung masukan, mengoordinasikan dan
memfinalisasi draft dokumen Rencana Induk.
7. Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR Pulau Sulawesi

1.4 ISU STRATEGIS

Isu Strategis Pulau Sulawesi saat ini adalah sebagai berikut :


1. Sebagai salah satu pintu gerbang Indonesia dalam perdagangan internasional dan
pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia;
2. Pengembangan industri berbasis logistik;

Halaman I - 3
3. Lumbung pangan nasional dengan pengembangan industri berbasis kakao, padi,
jagung;
4. Pengembangan industri berbasis rotan, aspal, nikel, bijih besi dan gas bumi;
5. Percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim (kelautan) melalui
pengembangan industri perikanan dan pariwisata bahari.

1.5 KELUARAN/OUTPUT

Keluaran/output dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:


1. Laporan Hasil Pengumpulan Data
a. Laporan Hasil Survei, yang berisi:
Keadaan dan kondisi infrastruktur
Rencana pengembangan/pembangunan infrastruktur yang telah dimiliki daerah
Inventarisasi isu-isu strategis pelaksanaan pembangunan infrastruktur
b. Dokumentasi Foto
2. Dokumen Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR Pulau Sulawesi, yang
setidaknya memuat:
a. Rencana pengembangan infrastruktur masing-masing sektor sektoral dan spasial);
b. Rencana keterpaduan pengembangan infrastruktur lintas sektor (sektoral dan
spasial);
c. Rencana pentahapan pembangunan;
d. Rencana pembiayaan pembangunan;
e. Pemetaan dan database infrastruktur PUPR.
3. Policy Brief Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR Pulau Sulawesi.

1.6 LANDASAN HUKUM

Berdasarkan Pasal 32 Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (UU
26/2007), dinyatakan bahwa pemanfaatan ruang dilakukan melalui pelaksanaan program
beserta pembiayaannya dengan memperhatikan standar pelayanan minimal dalam
penyediaan sarana dan
prasarana. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang, pada Pasal 97 ayat (1) menyatakan bahwa program pemanfaatan ruang meliputi
beberapa program fisik dan nonfisik, termasuk di dalamnya program pembangunan sektoral
dan wilayah. Sesuai dengan asas pelaksanaan penataan ruang yang di antaranya adalah
asas keterpaduan, keselarasan, dan keberlanjutan, maka dalam rangka pelaksanaan
program pemanfaatan ruang berdasarkan asas-asas penataan ruang tersebut perlu disusun
rencana induk masing-masing sektor di setiap wilayah sebagai acuan pelaksanaan
pembangunan fisik, sesuai dengan yang tercantum pada Pasal 98 ayat (3) dan (4) Peraturan
Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010. Beberapa peraturan/kebijakan lainnya terkait
penysusunan rencana induk ini antara lain:

Halaman I - 4
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional yang memayungi sistem perencanaan sektoral
skala Nasional, beserta peraturan perundangan turunannya.
Peraturan perundangan terkait infrastruktur bidang Pekerjaan Umum, diantaranya:
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan, Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Permukiman, dan UU 11/1974 tentang Pengairan.

1.7 SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Sistematika pembahasan dari laporan pendahuluan Penyusunan Rencana Induk


Pengembangan Infrastruktur PUPR Pulau Sulawesi adalah sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi mengenai Latar Belakang, Rumusan masalah, maksud, tujuan dan sasaran,
ruang lingkup, keluaran sampai dengan Sistematika pembahasan.
BAB 2 TINJAUAN KEBIJAKAN SPASIAL DAN SEKTORAL
Berisi mengenai Tinjauan arahan kebijakan pengembangan wilayah menurut,
RTRWN, RTR Pulau Sulawesi, dan RTRW Provinsi masing-masing provinsi yang terdiri
dari 6 (enam) provinsi serta arahan kebijakan sektoral yang terdiri dari RPJMN dan
Rencana Strategi (Renstra) sektor (misalnya Rencana Induk Jaringan Jalan, Rencana
Induk SPAM, RPIJM) dll.
BAB 3 PROFIL PULAU SULAWESI
Berisi mengenai Profil Pulau Sulawesi, batas administrasi, kondisi fisik,
kependudukan, potensi setiap Provnsi dan Permasalahan setiap provinsi seperti
rawan bencana dan lain sebagainya.
BAB 4 PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Berisi mengenai pendekatan metodologi yang digunakan dalam penyusunan Rencana
Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR Pulau Sulawesi.
BAB 5 ORGANISASI DAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Berisi mengenai struktur organisasi tenaga ahli serta fungsi dan tugas dari tenaga
ahli.

Halaman I - 5

Anda mungkin juga menyukai