Anda di halaman 1dari 64

SLOPE STABILITY

(KESTABILAN LERENG)
Types of Slope

Natural Slopes check stability, preserve

Man made slopes


Excavation (cut) slopes
Embankment (fill) slopes DESIGN
Metoda analisis kestabilan lereng digunakan untuk :
1. Memberikan tinjauan kestabilan lereng dari
berbagai jenis lereng yang terjadi di alam maupu
buatan manusia.
2. Untuk memberikan evaluasi terhadap potensi
longsoran dari lereng yang ada
3. Untuk menganalisis kelongsoran yang telah
terjadi
4. Untuk memberikan kemungkinan re-desain dari
lereng yang baru
5. Untuk megkaji pengaruh dari beban yang tak
terduga seperti gempa dan beban lalu lintas
Kestabilan Lereng Alam
Dapat mengalami longsor akibat dari :
1. Gangguan luar akibat pemotongan atau
timbunan baru
2. Gempa
3. Kenaikan tekanan air pori (akibat naiknya
MAT) karena hujan berkepanjangan,
pembangunan dan pengisian waduk, gangguan
pada sistem drainase, dll.)
4. Penurunan kuat geser tanah secara progresif
akibat deformasi sepanjang bidang yang
berpotensi longsor
5. Proses pelapukan
Lereng Buatan
Dapat dibedakan menjadi dua macam :
1. Penggalian
Perencanaan pemotongan adalah untuk
membuat suatu lereng dengan kemiringan
tertentu yang cukup aman dan ekonomis.

Kestabilan pemotongan ditentukan oleh :


- Kondisi geologi
- Sifat teknis tanah
- Tekanan air akibat rembesan
- Cara pemotongan
Lereng Buatan
Dapat dibedakan menjadi dua macam :
2. Lereng Timbunan (embankment)
Umumnya adalah untuk badan jalan raya, jalan
kereta api, dam, dan tanggul.

Analisis secara terpisah harus dilakukan pada lereng


timbunan, yaitu :
- Kondisi jangka pendek (saat penimbunan selesai)
- Kondisi jangka panjang
- Penurunan muka air seketika (sudden drawdown)
- Gangguan gempa
Jenis dan Mekanisme Gerakan Tanah dan Longsoran

Gerakan tanah dan longsoran dapat diklasifikasikan dalam


banyak cara, dan masing-masing memiliki kegunaannya
dalam menekankan pentingnya kepada cara pengenalan,
cara penanggulangan, kontrol dan keperluan klasifikasi
yang lain.

Kriteria Identifikasi dan klasifikasi adalah :


- Jenis gerakan
- Jenis material longsoran
- Kecepatan gerakan
- Geometri
- Penyebab longsoran/gerakan tanah
- Kondisi aktivitasnya
Peristilahan & Pengertian
Longsor = digunakan untuk ketiga istilah
berikut :
Landslide = tanah longsor
Mass movement = gerakan massa
Mass wasting = susut massa

Pengertian = pergerakan massa/longsor


yang terjadi terutama akibat tarikan
gravitasi
Klasifikasi Longsor berdasarkan
jenis gerakan :
1. Runtuhan (falls)
2. Pengelupasan (topples)
3. Aliran Tanah (earth flow)
4. Longsoran (slides)
Klasifikasi Longsor berdasarkan
bentuk bidang gelincirnya :
1. Longsoran Rotasi
terjadi pada batuan maupun pada tanah, dipengaruhi
oleh adanya sesar, lapisan lembek, dll.)

2. LongsoranTranslasi
Gerakan umumnya dikendalikan oleh permukaan
yang lembek, dapat bersifat menerus dan luas dan
dapat pula alam blok
Classification of Landslides (1)

Source: USGS
Classification of Landslides (2)

Source: USGS
Rockfall hasil dari runtuhan Slump, material bergerak turun
sepanjang rekahan dan bidang sepanjang bidang lengkung pada
perlapisan pada batuan. retakan sehingga blok mengalami
rotasi turun. Slump umumnya terjadi
Kejadian ini sering terjadi pada pada material yang tidak atau kurang
daerah dengan lereng curam terkonsolidasi dan disebabkan oleh
(Monroe & Wicander, 1997). erosi sepanjang bagian dasar lereng
(Monroe & Wicander, 1997).
Creep adalah pergerakan turun
Debris flow merupakan aliran cepat secara perlahan dari tanah dan
dari percampuran fragmen batuan, fragmen batuan urai. Creep
tanah, lumpur dan air. Proporsi diekspresikan dengan pergeseran
terbesar biasanya lumpur dan air turun dari tiang pagar, jalan, tiang
(Hamblin & Christiansen, 1995). telepon, dan perlapisan batuan
mengalami seretan turun pada bagian
dekat permukaan (Hamblin &
Christiansen, 1995).
Prosedur Penyelidikan dan Perencanaan Kestabilan Lereng

Penyelidikan dan observasi lapangan merupakan bagian


yang menentukan dalam menangani longsoran yang terjadi
maupun untuk perencanaan kestabilan lereng.

Penyelidikan ini mempunyai 2 kepentingan :


- Untuk mengidentifikasi daerah yang berpotensi
mengalami longsoran
- Menentukan faktor lingkunan yang menyebabkan
longsoran

Daerah yang berpotensi longsor pada umumnya


menunjukkan adanya bekas-bekas longsoran pada masa lalu
Lingkup Penyelidikan Lapangan meliputi :
A. Topografi
B. Geologi
C. Kondisi Air Tanah
D. Cuaca
E. Getaran
F. Sejarah Perubahan Lereng dan Aktivitas
Manusia
G. Penyelidikan Tanah
- Penyelidikan tanah di Lapangan
- Penyelidikan tanah di Laboratorium
Topografi

Peta topografi yang lengkap :

(a) Kondisi beberapa tahun sebelum kejadian


longsoran
(b) Pada saat terjadi longsoran
(c) Pada interval waktu tertentu sesudah longsoran
(2 minggu)
(d) Sesudah perbaikan lereng
Penyelidikan Tanah

Uji Lapangan :

Pengeboran dan pengambilan sampel


Standard Penetration Test (SPT)
Uji Sondir (Cone Penetration Test / CPT)
Vane Shear Test (VST) dan Borehole Shear
Test (BST)
Survei Refraksi
Geolistrik
Dll.
Penyelidikan Tanah

Uji Laboratorium :

Indeks Properties Tanah


Uji Triaxial UU, CU, CD
Uji Kuat Tekan Bebas
(Unconfined Compression Test)
Uji Geser Langsung
Uji Konsolidasi
Profil Geologi untuk Studi Longsoran
dan Perencanaan Lereng
Peta Geologi
memberikan informasi mengenai tampilan fisis,
litologi dan struktur geologi. Peta geologi yang
diperlukan berskala 1:1000 hingga 1:6000
Profil perlapisan tanah dan karakteristiknya
jumlah titik bor atau uji lapangan (sondir, SPT, dan
dll) harus mencukupi, jaraknya diambil antara 8
30 m.
Potongan
berguna untuk mengevaluasi dan analisis longsoran
serta keputusan untuk penanggulangannya.
Problems related to slope failures
Problems related to slope failures
Penanggulangan Darurat

Apabila lereng telah mengalami masalah kelongsoran


maka diperlukan penanggulangan darurat sebelum
penanggulangan permanen dilakukan.

1) Mencegah masuknya air permukaan ke dalam daerah


longsoran dengan membuat saluran terbuka
2) Mengeringkan kolam-kolam yang ada di bagian atas
daerah longsoran
3) Mengalirkan genangan air dan mata air yang
tertimbun maupun dalam kondisi terbuka
4) Menutup rekahan dengan tanah lempung
Penanggulangan Darurat

5) Membuat pasangan bronjong pada kaki


longsoran
6) Memasang cerucuk pada daerah longsoran
7) Penimbunan kembali bagian yang rusak akibat
longsoran
8) Pelebaran ke arah tebing
9) Membuang runtuhan dari tebing ke bagian kaki
lereng
10) Membuat bangunan penahan
11) Pemotongan bagian kepala longsoran
Slope Stabilization
Assessment
of Slope Stability
Simple methods
e.g Infinite slope, linear failure plane,
circular plane, wedge failure plane

Use of Charts e.g Taylorchart

Slices methods
e.g. ordinary, bishop, janbu,
morgenstein & price

Introduction to computer programs


e.g. Slope/w, Stabl etc
METHODS OF ANALYSIS

After defining the shape and location of the failure surface,


the limit equilibrium methods can be applied for slope
stability analysis by imposing several assumptions i.e:

(1) The failure occurs in two-dimension,

(2) Rigid block movement taking place on the failure surface


itself, and

(3) Uniform shear stress is mobilized over the whole length


of the failure surface
In general, there are two methods of limit equilibrium analysis
i.e.:

1. Linear methods which is relatively simple, and

2. The Non-linear methods or Method of Slices

In limit equilibrium method, the


shear strength at the time of failure
is tf compared to the stress
mobilized at that plane tm. Then the
factor of safety is :
SIMPLE METHODS

Infinite Slope Analysis


FORMULA
SIMPLE METHODS

Finite Slope with Linear Failure plane


FORMULA
SIMPLE METHODS

Finite Slope with Circular Failure plane


Slope in Homogeneous Cohesive soil (= 0 Analysis)
FORMULA
USE OF CHARTS

There are many charts available for evaluating the factor of safety of a slope,
each based on various assumptions and specific use. The most popular one is
the Taylors stability number which will be discussed in the following. Other
charts include the Janbu stability charts for slope in cohesive soils,
Morgenstein graphs for rapid drawdown in dam, the Bischop and Morgenstain
charts for effective stress analysis, and many others.

Taylors chart (Figure 5.8) can be used to evaluate the stability of slope in a
homogeneous cohesive soil with a hard stratum at depth of ndH from the surface
of the slope. The factor of safety can be calculated as:

Where Ns is the Taylors stability number obtained from the chart.


METHOD OF SLICES
FORMULA
Bischop (Routine) Method
Bischop assumed that the resultant of vertical inter-slice forces (Xi
Xi-1) is equal to zero, but the sum of the horizontal inter-slice
force (Ei-Ei-1) is not zero. Then T is not equal to the soil resistance
at the base of the slices
CONTOH SOAL
PENYELESAIAN CONTOH SOAL
PENYELESAIAN CONTOH SOAL
COMPUTER PROGRAM
GEO-SLOPE
GEO-SLOPE provides the following suite of geotechnical
and geo-environmental engineering software products :

SLOPE/W for slope stability analysis

SEEP/W for finite element seepage analysis

CTRAN/W for finite element contaminant transport analysis

SIGMA/W for finite element stress and deformation analysis

TEMP/W for finite element geothermal analysis

QUAKE/W for finite element dynamic stress and deformation analysis


SLOPE/W
SLOPE/W is a software product that uses limit equilibrium theory to compute
the factor of safety of earth and rock slopes.

The comprehensive formulation of SLOPE/W makes it possible to easily


analyze both simple and complex slope stability problems using a variety of
methods to calculate the factor of safety.

SLOPE/W has application in the analysis and design for geotechnical, civil,
and mining engineering projects.

SLOPE/W is a 32-bit, graphical software product that operates under


Microsoft Windows.

The common "look and feel" of Windows applications makes it easy to learn
how to use SLOPE/W, especially if you are already familiar with the Windows
environment.

Anda mungkin juga menyukai