Isi PDF
Isi PDF
Buku panduan ini disusun berdasarkan materi sosialisasi Komite Profesi pada saat pelaksanaan uji
coba pemetaan level kompetensi pada bulan Mei dan Juni 2011 dan arahan serta kebijakan Direksi
PT PLN (Persero). Sejak 12 Agustus 2011 telah ditetapkan Kebijakan Direksi PT PLN (Persero) Nomor:
1252.K/DIR/2011 tentang Sertifikasi Kompetensi yang mengatur dasar pelaksanaan pemetaan level
kompetensi pegawai, yang terdiri dari hard competency dan soft competency.
Dan untuk selanjutnya, apabila dalam buku ini ada penjelasan yang bertentangan dengan Keputusan
Direksi PT PLN (Persero), maka panduan pelaksanaan pemetaan level kompetensi tetap berpodaman
pada Kebijakan Direksi PT PLN (Persero) yang berlaku.
Perusahaan yang baik pasti memiliki jenjang karir yang jelas dan dapat dicapai oleh human capital-
nya melalui assessment dan ujian serta pemenuhan persyaratan tertentu. Hal ini bisa dilakukan jika
organisasi memiliki sistem pengembangan profesional yang salah satunya adalah sertifikasi atas
keahlian tertentu yang sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup perusahaan. Untuk itu perlu
kesamaan kriteria dan sasaran sehingga level kecakapan (proficiency) kompetensi seseorang dapat
diukur. Dengan demikian para pemegang sertifikat memiliki potensi untuk mengembangkan karirnya
sesuai dengan peluang yang ada di perusahaan.
Perusahaan yang memiliki human capital dengan kompetensi prima seharusnya mendapatkan
remunerasi yang baik. Hal ini dapat memberikan motivasi kepada mereka untuk lebih berprestasi
dan meningkatkan kinerjanya dalam menghasilkan produk-produk yang inovatif dan mampu
bersaing.
Kondisi PT PLN (Persero) saat ini, berdasarkan isu strategis terkait human capital, telah teridentifikasi
beberapa hal penting yaitu :
1. Untuk jangka waktu 6 (enam) tahun kedepan sekitar 21.000 pegawai PLN akan memasuki masa
pensiun.
2. Adanya genaration gap, saat ini jenjang jabatan pegawai yang masuk tahun 2.000 dan
setelahnya dominan berada di level Specific dan hanya beberapa diantaranya yang sudah berada
di level System, sehingga sistem pembinaan kompetensi dan karir dengan 26 grade sudah tidak
dapat dipertahankan lagi.
3. Adanya pegawai yang over valued dan under valued.
Hal ini tentu mempengaruhi tersedianya SDM kompeten yang berkelanjutan dan terjadinya
kelangkaan SDM untuk level-level tertentu karena terputusnya transfer kompetensi secara normal.
Untuk itu direncanakan adanya regulasi baru terkait pembinaan level kompetensi yang salah satunya
adalah perubahan sistem pembinaan kompetensi dan karir dari 26 grade menjadi 12 grade.
Salah satu tahapan untuk mendukung rencana tersebut adalah pemetaan level kompetensi seluruh
pegawai meliputi hard competency dan soft competency yang akan dilakukan oleh Komite Profesi.
Mengingat jumlah pegawai yang harus dipetakan kompetensinya mencapai lebih dari 40.000 orang,
maka untuk efektif dan efisiennya pelaksanaan uji hard competency digunakan metode ujian secara
online dengan menggunakan program yang diberi nama Si-Ujo (Sistem Ujian Online) sebagai salah
satu metode selain metode umum lainnya.
Komite Profesi dibentuk oleh Direksi PLN melalui SK No. 077.K/DIR/2011 tanggal 3 Maret 2011
dengan skema kerja sebagai berikut:
Board of Director
Ketua
Komite Profesi
Penasehat
Wk.Ketua
Bidang Bidang
Bidang
Assessment Administrasi dan
Profesi
dan Evaluasi Tata Kelola
Pelaksana
PUSDIKLAT
UNIT
OPERASIONAL
USER ASTER
Keterangan:
USER : Unit Sertifikasi
ASTER : Assessment Centre
Dalam pelaksanaan pemetaan level kompetensi, pada tahap awal setiap pegawai diproyeksikan
sebagai berikut:
Namun demikian proyeksi tersebut tidak bersifat mutlak, karena berdasarkan hasil pemetaan level
kompetensi nantinya dapat diidentifikasi seseorang over valued atau under valued.
Pegawai yang over valued adalah pegawai yang mendapatkan P1 dan P2 (remunerasi) pada
grade/level kompetensi yang lebih tinggi dari kompetensi yang dimilikinya.
Pegawai yang under valued adalah pegawai yang mendapatkan P1 dan P2 (remunerasi) pada
grade/level kompetensi yang lebih rendah dari kompetensi yang dimilikinya.
Definisi grade A, B, dan C dibedakan melalui parameter kegiatan, pengetahuan, dan tanggung jawab
yang dijelaskan lebih lanjut melalui Keputusan Direksi PLN No. 1242.K/DIR/20011 tentang Klasifikasi
Grade.
1. Pelaksanaan pemetaan level kompetensi ini dilakukan dengan prinsip TARIF yaitu: Transparant,
Accountability, Responsibility, Independent, Fairness.
2. Proses konversi ke sistem baru harus benar-benar murni dan hasilnya tidak akan mempengaruhi
remunerasi yang sudah diterima (untuk pegawai yang over valued), untuk mencegah
menurunnya harga diri maka hasil pemetaan level kompetensi hanya akan diketahui oleh
Komite Profesi, Direksi terkait, Individu yang bersangkutan, dan General Manager/Manajer
SDM.
Contoh: Pegawai yang over valued adalah pegawai pada Level Kompetensi System, namun
secara kompetensi hard maupun soft yang bersangkutan sebenarnya masih pada Level
Kompetensi Specific.
3. Bagi pegawai yang ternyata selama ini under valued maka akan diusulkan penyesuaian melalui
proses pemetaan level kompetensi. Selama masih pada level kompetensi yang sama pegawai
yang bersangkutan dapat dipercepat kenaikan grade-nya.
Contoh:
1) Specific 2 dipercepat menjadi Specific 1.
2) Specific 1 dipercepat menjadi System 4. Pegawai tetap wajib mengikuti diklat penjenjangan
meskipun hasil pemetaan level kompetensi yang bersangkutan di atas level kompetensi saat
ini.
4. Pemetaan level kompetensi diukur sesuai dengan level kompetensi pegawai (jenjang jabatan
fungsional).
5. Setiap bentuk pelanggaran dalam proses penyelenggaraan pemetaan level kompetensi
merupakan pelanggaran disiplin sedang.
Peserta Uji Kompetensi adalah pegawai PT PLN (Persero) termasuk pegawai Anak Perusahaan PT PLN
(Persero) dengan kriteria sebagai berikut:
1. Memiliki masa kerja minimal 1 tahun.
2. Memiliki usia maksimal 53 tahun.
3. Peserta rekrutmen dengan kualifikasi profesional (berpengalaman kerja)
4. Peserta sebagaimana angka 1, 2, dan 3 di atas, yang sudah tersedia materi ujinya sesuai dengan
level kompetensi dan penugasannya (tidak termasuk pegawai dengan Level Kompetensi
Integration).
Keterangan:
Pegawai level kompetensi Basic yang telah memiliki sertifikat kompetensi sesuai profesi dan masih
berlaku tidak diwajibkan mengikuti uji hard competency, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Pemegang Sertifikat Kompetensi level 3 dari LSK Ketenagalistrikan diusulkan setara dengan Basic
1 /2 .
2. Pemegang Sertifikat Kompetensi level 1 dan 2 dari LSK Ketenagalistrikan diusulkan setara dengan
Basic 3/4E, namun apabila yang bersangkutan sudah pada Basic 1/2 maka tetap diwajibkan
mengikuti uji hard competency.
Sesuai dengan tugas dan tanggung jawab Komite Profesi untuk melaksanakan uji kompetensi kepada
seluruh pegawai PLN sesuai dengan level kompetensinya, maka materi uji kompetensi terdiri dari
materi hard competency dan materi soft competency.
Idealnya semua materi uji kompetensi tersebut dibuat berdasarkan tuntutan Kebutuhan Kompetensi
Jabatan (KKJ) setiap sebutan jabatan pegawai. Namun karena saat ini KKJ setiap sebutan jabatan
belum tersedia maka pembuatan materi uji untuk hard competency didasarkan pada
pengelompokan profesi sesuai Keputusan Direksi No. 413.K/DIR/2008 yang didetailkan lagi ke
penugasan/ pekerjaan pegawai sehingga materi yang akan diujikan sama/mendekati pekerjaan
sehari-hari pegawai, sedangkan soft competency berdasarkan Direktori Soft Competency PLN Jilid IV
tahun 2008.
Selanjutnya, pegawai harus memilih profesi/materi uji yang sesuai dengan jabatannya saat ini
kecuali bagi pegawai yang baru mutasi lintas profesi dan belum memperoleh/melewati 1 periode
penilaian kriteria talenta boleh memilih profesi sesuai jabatan sebelumnya.
Assesse Pegawai
Obyek
KKJ Kompetensi Inti dan Peran sesuai DIRKOM Soft Competency
Assessment
Jilid 1, Edisi ke IV Tahun 2008
Soft Competency
Materi uji kompetensi profesi secara online dilaksanakan sesuai dengan level kompetensi peserta uji.
Jumlah soal yang harus dikerjakan oleh masing-masing peserta maksimal 50 soal. Bentuk soal ujian
terdiri dari:
1. Essay (bentuk soal ini hanya tersedia pada uji kompetensi profesi non online)
2. Pilihan ganda
3. Pilihan benar-salah
4. Menjodohkan/mencocokkan
5. Labeling (bentuk soal ini hanya tersedia pada materi uji level kompetensi Basic)
Secara umum soal ujian secara online/non online terdiri dari: teori, keselamatan ketenagalistrikan,
SOP, kegiatan operasional, evaluasi hasil pekerjaan, dan/atau laporan hasil pekerjaan.
Komposisi soal dibuat proporsional sesuai dengan level kompetensi peserta uji, dengan pembagian
secara umum sebagai berikut:
1. Level kompetensi Basic terdiri dari 100% pertanyaan terkait teori/pekerjaan Basic.
2. Level kompetensi Specific terdiri dari 50% pertanyaan terkait teori/pekerjaan Specific dan 50%
pertanyaan terkait teori/pekerjaan Basic.
3. Level kompetensi System terdiri dari 40% pertanyaan terkait teori/pekerjaan System dan 60%
pertanyaan terkait teori/pekerjaan Basic.
4. Komposisi pertanyaan dari masing-masing Level Kompetensi: 90% soal sesuai dengan level
kompetensinya dan 10% berasal dari soal pada 1 Level Kompetensi di atasnya. Contoh: Soal
Basic terdiri dari 90% soal Basic dan 10% soal Specific
TEK APP
100%
25% ASISTEN ENG
TEG RENDAH
25% 50%
TEK JTR
10% SOAL OLAH DATA
100% 10% SOAL SUPERVISI KEGIATAN
15%
10% SOAL ALAT & MATERIAL KERJA
10% SOAL APD
15% ENGINEER
10% SOAL LAPORAN SBG SUPERVISOR
PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN TEGANGAN RENDAH DISTRIHUSI
15% 40%
TEK JTM 15% 15% SOAL ANALISA DATA
100% 15% SOALTROUBLE SHOOTING
10% SOAL LAPORAN SBG SUPERVISOR
25% ASISTEN ENG UTAMA PEMELIHARAAN DISTRIBUSI
TEG MENENGAH
25% 50% Komposisi pertanyaan dari
masing-masing Level
TEK GARDU
10% SOAL OLAH DATA Kompetensi: 90% soal sesuai
100% 10% SOAL SUPERVISI KEGIATAN dengan level kompetensinya
10% SOAL ALAT & MATERIAL KERJA dan 10% berasal dari soal
10% SOAL APD pada 1 Level Kompetensi di
10% SOAL LAPORAN SBG SUPERVISOR
PEMELIHARAAN TEGANGAN MENENGAH
atasnya.
Pemetaan Level Kompetensi dilakukan melalui pemetaan hard competency yang dilakukan oleh PT
PLN (Persero) Unit Sertifikasi atau disingkat USER dan pemetaan soft competency yang dilakukan
oleh PT PLN (Persero) Assessment Centre atau disingkat ASTER. Penggabungan pemetaan hard
competency dan pemetaan soft competency adalah Level Kompetensi.
2. Uji Kompetensi Profesi Non Online (hard competency). Dilakukan oleh penguji melalui metode
tes tertulis (bentuk soal termasuk soal essay), wawancara, dan/atau observasi dengan hasil
sebagai berikut:
1) K : Kompeten
2) BK : Belum Kompeten
Uji kompetensi ini hanya dilakukan untuk peserta Si-Ujo dengan nilai +1 dan -1. Bagi peserta Si-
Ujo dengan nilai +1 pada ujian ini akan diuji pada 1 level kompetensi di atasnya, sementara
peserta Si-Ujo dengan nilai -1 pada ujian ini akan diuji kembali pada level kompetensi yang sama.
3. Uji Soft Competency. Dilakukan oleh penguji melalui metode assessmet atau assessment centre
dengan hasil sebagai berikut:
1) R : Recommended (direkomendasikan)
2) NR : Not Recommended (tidak direkomendasikan)
Uji kompetensi ini hanya dilakukan untuk peserta uji hard competency yang dinyatakan
kompeten.
1 K
+1 Grade UHC+1 USC+1 Selesai
R
BK NR
Direkomendasikan
2/3/4
Komite Profesi
kepada Direksi
untuk diatur lebih
R lanjut
K
UHC USC
NR
BK
Mulai
Pegawai mengikuti
Uji Kompetensi R
Online 0 USC
NR
Hasil Si-Ujo
K
R
-1 UHC USC
BK NR
-2
Keterangan:
1. Jadual pelaksanaan uji hard competency online pada bulan September 2011.
2. Jumlah soal maksimal 50 soal dengan waktu 60 menit (disesuaikan dengan tingkat kesulitan
pengerjaan soal)
3. Pelaksanaan ujian dilakukan serentak di seluruh indonesia pada hari yang sama untuk profesi
yang sama.
4. Ujian dilaksanakan secara bersama-sama dalam satu ruangan di unit setempat dengan sistem
online.
5. Penanggung jawab ujian adalah manajemen unit setempat.
6. Sifat ujian open book tetapi peserta harus menjawab secara mandiri dan jujur.
7. Bagi yang nilainya minus (-1 atau -2), saat itu juga diberikan kesempatan untuk ujia ulang dengan
kesempatan 1x.
8. Apabilla waktu ujian telah habis maka sistem otomatis akan closed dan hasil dinilai apa adanya.
9. Manajemen unit membuat Berita Acara pelaksanaan ujian disertai laporan kondisi-kondisi tidak
normal
1. Mengidentifikasi profesi dan level kompetensi pegawai dilingkungan unit kerjanya untuk uji hard
competency.
2. Memberikan pemahaman kepada seluruh pegawai dilingkungan unit kerjanya atas proses uji
kompetensi.
3. Menyiapkan sarana dan prasarana uji kompetensi online di unit kerja masing masing.
4. Memastikan bahwa pegawai siap menghadapi uji kompetensi online dengan Si-Ujo pada bulan
September 2011.
5. Memastikan bahwa proses pelaksanaan uji kompetensi online terlaksana dengan jujur, adil, dan
transparan sehingga hasil uji sesuai dengan kondisi yang ada.
1. Peserta yang mendapatkan nilai minus 2 (-2) menjadi tanggung jawab manajemen / atasannya
untuk memberikan pembinaan sehingga pada tahun berikutnya peserta telah siap untuk
mengikuti uji kompetensi online.
2. Peserta yang mendapatkan nilai plus 1 (+1) dan minus 1 (-1) pada saat uji kompetensi online,
masih harus mengikuti uji kompetensi offline berupa uji tertulis, wawancara dan observasi untuk
membuktikan bahwa peserta tersebut kompeten pada level kompetensi yang diujikan.
3. Peserta yang dinyatakan kompeten akan diberikan sertifikat kompetensi setelah dilakukan
verifikasi kesesuaian antara jabatan dengan profesi / penugasan yang dipilih.
4. Peserta yang telah dinyatakan kompeten dalam ujian online atau offline (hard competency)
masih harus mengikuti ujian kompetensi untuk soft competency sesuai level kompetensi peserta.
5. Peserta yang direkomendasikan/memenuhi kompetensinya dalam uji soft competency akan
diberikan sertifikat level kompetensi oleh Direksi.
6. Hasil uji kompetensi pegawai secara keseluruhan di suatu unit akan menjadi potret/gambaran
kekuatan SDM unit tersebut yang akan menjadi pertimbangan bagi Direksi dalam menetapkan
target kinerja dan penambahan SDM rekrutmen baru.
3. Akses Si-Ujo secara langsung melalui web (cara 2). Ketik pada URL address http://siujo.pln-jawa-
bali.co.id/
http://siujo.pln-jawa-bali.co.id/
5. Periksa informasi Profil sebelum melakukan ujian. Pastikan data yang ada di profil sudah benar
dan lengkap. Informasi tersebut sangat menentukan ujian yang akan keluar dan juga dibutuhkan
untuk pencetakan sertifikat kompetensi. Kesalahan yang terjadi akibat kelalaian pegawai
menjadi tanggung jawab masing-masing pegawai. Apabila data tidak sesuai, harap hubungi
manajemen SDM setempat untuk selanjutnya disampaikan ke Unit Sertifikasi.
6. Ubah Password anda untuk meningkatkan keamanan agar user id anda tidak digunakan orang
lain. Klik tombol Ubah Password.
7. Sangat disarankan untuk membaca petunjuk dan latihan sebelum melaksanakan ujian. Klik
Menu Petunjuk dan setelah selesai membaca petunjuk Klik Menu Latihan.
8. Pada Menu Petunjuk, anda dapat mengunduh (download) daftar materi ujian yang sudah
tersedia. Anda juga dapat membaca pertanyaan-pertanyaan yang sering ditanyakan. Pastikan
anda sudah membaca hal tersebut, sebelum bertanya kepada manajemen SDM atau Unit
Sertifikasi. Sampai dengan tahap ini, anda tidak perlu khawatir untuk berbuat salah karena tidak
ada konsekwensi apapun.
9. Apabila anda sudah siap melaksanakan ujian. Klik Menu Uji Kompetensi Profesi. Baca petunjuk
yang ada dengan seksama. Sebelum memilih Sub Nama Profesi, pilihlah Kelompok Profesi sesuai
dengan profesi anda. Kelompok Profesi dan Sub Nama Profesi mengacu pada Kpts. Direksi No.
413.K/DIR/2008. Setelah memilih Kelompok Profesi, klik tombol Lihat Profesi.
11. Setelah anda menekan tombol Lihat Penugasan, pilihlah Sub Kelompok Penugasan. Sebelum
memilih Kelompok Penugasan, baca petunjuk yang ada dengan seksama. Setelah memilih Sub
Nama Profesi, klik tombol Lihat Materi.
Contoh Memilih
Kelompok Penugasan
(Operator PLTGU-Basic)
13. Setelah anda menekan tombol Lanjut, masukkan password soal pada field yang disediakan, baca
petunjuk yang ada dengan seksama. Password soal akan diberitahukan saat ujian berlangsung.
Setelah memasukkan password soal, klik tombol Kerjakan.
Password akan
diberitahukan pada saat
pelaksanaan
15. Namun seandainyapun Anda sudah terlanjur mengerjakan ujian, masih diberikan kesempatan 1x
untuk mengundurkan diri dan mengganti profesi/soal yang berbeda. Hal ini untuk
mengantisipasi soal yang keluar ternyata tidak sesuai dengan profesi pegawai sebenarnya.
Menyimpan jawaban,
untuk melanjutkan
kemudian, selama waktu
masih memungkinkan
Jika dinyatakan
kompeten, template
sertifikat akan muncul
dan bisa dicetak
Pertanyaan lebih lanjut terkait pelaksanaan uji kompetensi online dapat menghubungi PT PLN
(Persero) Unit Sertifikasi.