Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ak
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dalam pembelajaran akuntansi perpajakan baiknya kita mengetahui tentang apa yang
ada didalam ilmu ini. Salah satu yang terdapat didalamnya adalah tentang Aset Tetap
yang akan kami uraikan di dalam makalah kami ini yang mencakup bahasan Aset Tetap.
Aset tetap sangat berarti terhadap kelayakan laporan keuangan, kesalahan dalam
menilai aset tetap berwujud dapat mengakibatkan kesalahan yang cukup material karena
nilai investasi yang ditanamkan pada aktiva tetap relative besar. Mengingat pentingnya
akuntansi aset tetap dalam laporan keuangan tersebut, maka perlakuannya harus
membebankan biaya depresiasi yang dimiliki secara konsisten pada setiap periode
Dalam perpajakan perlakuan akuntansi atas aset tetap tidak seluruhnya sama dengan
undang undang yang lebih mengikat atau memaksa sehingga alam akuntasi perpajakan
tidak dapat mengikuti PSAK secara keseluruhan. Oleh karena itu kami akan menguraikan
mengenai Akuntansi perpajakan yang ada di Indonesia dengan materi Akuntansi Pajak
Pembahasan
Definisi :
Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan
administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset pada awalnya harus
diukur sebesar biaya perolehan.
Harga wajar tanah Rp. 150.000.000,- dan harga wajar bangunan Rp. 100.000.000,-
15/25 x
1 Tanah 150.000.000 300.000.000 180.000.000
10/25 x
2 Bangunan 100.000.000 300.000.000 120.000.000
250.000.000 300.000.000
Debit Kredit
Tanah 180.000.000 -
Bangunan 120.000.000 -
Kas dan Bank 300.000.000
Pembebaban penyusutan :
Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur
manfaatnya.
Setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total
biaya perolehan seluruh aset harus disusutkan secara terpisah.
Beban penyusutan untuk setiap periode harus diakui dalam laporan laba rugi kecuali jika beban
tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat aset lainnya.
Perbandingan:
Metode penyusutan yg digunakan untuk aset harus direview minimum setiap akhir tahun buku,
dan apabila terjadi perubahan yg signifikan dalam ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomi
mada depan dari aset tersebut, maka metode penyusutan harus diubah untuk mencerminkan
perubahan pola tersebut.
Metode penyusutan :
1. Metode Garis Lurus ( Straight Line Method )
2. Metode Saldo Menurun Ganda ( Double Declining Balance Method )
3. Metode Jumlah Unit ( Sum Of The Unit Method )
Perbandingan Metode Penyusutan :
mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, agar pengguna laporan keuangan dapat
dalam investasi tersebut pernyataan tersebut tidaklah berlaku untuk hak penambangan
dan reservasi tambang seperti minyak, gas alam, dan sumber daya alam sejenis yang
Namun demikian pernyataan tersebut tetap berlaku untuk aset yang di gunakan untuk
mengembangkan aset yang terkait dengan hak penambangan aset yang terkait dengan
Aset tetap adalah harta yang dapat digunakan lebih dari satu tahun. Aset tetap terbagi
atas:
(depreciable aset )
Contoh: Tanah
Aset tidak berwujud adalah hak mutlak perusahaan terhadap sesuatu yang
Contoh : Hak paten, hak cipta, franchise, hak guna usaha, hak guna bangunan,
goodwill, hak penambangan, hak pengusahaan hutan, trademark
2. Aset tidak berwujud yang masa manfaatnya tidak dibatasi oleh undang-undang.
Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aset dan dikelompokkan sebagai aset
tetap apabila:
Besar kemungkinan bahwa manfaat keekonomisan di masa yang akan datang yang
berkaitan dengan aset tersebut akan mengalir dalam perusahaan; untuk dapat menilai
apakah manfaat keekonomisan di masa yang akan datang tersebut akan mengalir
ke dalam perusahaan maka harus di nilai tingkat kepastian terjadinya aliran manfaat
keekonomisan tersebut, yang juga memerlukan suatu kepastian bahwa perusahaan akan
menerima imbalan dan menerima resiko terkait.
Biaya perolehan aset dapat di ukur secara handal; sedangkan kriteria kedua
mengarah kepada bukti-bukti yang diperlukan untuk mendukungnya. Dalam kerangka dasar
penyusunan dan penyajian laporan keuangan ditekankan pula masalah pengendalian
manfaat yang diharapkan dari suatu aset. Agar aset yang digunakan dapat memberikan
manfaat yang optimal terhadap kegiatan operasi perusahaan.
Dengan demikian satu hal yang penting yang berkaitan pula dengan pengakuan suatu
aset adalah perusahaan memiliki kendali atas manfaat yang diharapkan dari aset tersebut.
1. Penggolongan Aset Tetap
Aset tetap dikelompokkan karena memiliki sifat yang berbeda dengan aset lainnya.
Kriteria aset tetap terdiri dari berbagai jenis barang maka dilakukan penggelompokkan lebih
lanjut atas aset - aset tersebut. Pengelompokkan itu tergantung pada kebijaksanaan
akuntansi perusahaan masing-masing karena umumnya semakin banyak aset tetap yang
dimiliki oleh perusahaan maka semakin banyak pula kelompoknya.
Aset tetap yang dimiliki perusahaan terdiri dari berbagai jenis dan bentuk, tergantung
pada sifat dan bidang usaha yang diterjuni perusahaan tersebut. Aset tetap sering
merupakan suatu bagian utama dari aset perusahaan, karenanya signifikan dalam
penyajian posisi keuangan. Nilai yang relatif besar serta jenis dan bentuk yang beragam
dari aset tetap menyebabkan perusahaan harus hati-hati dalam menggolongkannya.
Dari macam-macam aset tetap, untuk tujuan akuntansi dilakukan penggolongan sebagai
berikut:
a. Aset tetap yang umumnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan,
pertanian dan peternakan.
b. Aset tetap yang umumnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya
dapat diganti dengan aset yang sejenis,
misalnya bangunan, mesin, alat-alat, mebel dan lain-lain.
c. Aset tetap yang umumnya terbatas dan apabila sudah habis
masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aset yang sejenis,
misalnya sumber-sumber alam seperti hasil tambang dan lain-lain.
Selain itu aset tetap juga apat di golongkan dari beberapa sudut pandang diantaranya:
a. Sudut substansi :
1) Tangible Assets atau aset berwujud seperti lahan, mesin, gedung, dan
peralatan.
2) Intangible Assets atau aset yang tidak berwujud seperti Goodwill, Patent,
Copyright, Hak Cipta, Franchise dan lain-lain.
b. Sudut disusutkan atau tidak:
1) Depreciated Plant Assets yaitu aktiva aset yang disusutkan seperti Building
(Bangunan), Equipment (Peralatan), Machinary (Mesin), Inventaris, Jalan dan
lain-lain.
2) Undepreciated Plant Assets yaitu aset yang tidak dapat disusutkan, seperti
land (Tanah).
Aset tetap juga dapat di golongkan berdasarkan Jenisnya diantaranya dapat dibagi
sebagai berikut:
a. Lahan Lahan adalah bidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat
bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila ada lahan yang
sendiri.
b. Bangunan gedung Gedung adalah bangunan yang berdiri di atas bumi ini baik
lokasi gedung.
yang bersangkutan.
d. Kendaraan - Semua jenis kendaraan seperti alat pengangkut, truk, grader, traktor,
klasifikasi khusus prasarana seperti: jalan, jembatan, roil, pagar dan lain-lain.
Nilai Perolehan Aset Tetap
Penentuan harga perolehan aset tetap sangat penting karena harga perolehan menjadi
dasar untuk menghitung besarnya biaya penyusutan tiap-tiap tahun. Adapun ketentuan
sesuai dengan pasal 10 UU PPh, penentuan harga perolehan aset tetap sebagai berikut:
3. Harga perolehan atau harga penjualan dalam hal terjadi jual beli harta yang tidak
4. Nilai perolehan atau niai penjualan dalam hal terjadi tukar-menukar harta adalah
5. Nilai perolehan atau nilai pengalihan harta yang dialihkan dalam rangka likuidasi,
jumlah yang seharunya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar, kecuali
6. Dasar penilaian harta yang dialihkan dalam rangka bantuan sumbangan atau hibah:
a. Yang memenuhi syarat sebagai bukan Objek Pajak bagi yang meneima
pengalihan, sama dengan nilai sisa buku dari pihak yang melakukan pengalihan
b. Yang tidak memenuhi syarat sebagai bukan Objek Pajak bagi yang menerima
7. Dasar penilaian harta yang dialihkan dalam rangka penyetoran modal bagi badan yang
itu yang dimaksud dengan harga perolehan adalah pengeluaran-pengeluaran yang timbul
mulai dari peruses pembelian hingga aset tersebut siap beroperasi. Maka harga perolehan
Nilai Beli + Pengeluaran yang timbul dari proses pembelian hingga aset tersebut siap
operasi
Untuk mendapatkan aset yang di inginkan perusahaan dapat menggunakan berbagai
macam cara, berikut ini merupakan macam-macam cara untuk memperoleh aset tetap,
4. Dibagun Sendiri
5. Pertukaran
Terhadap aset tetap yang diperoleh secara angsuran perlu di perhatikan mengenai
kontrak pembeliannya.
Sebagai contoh aset teap di beli secara angsuran dalam 24 kali angsuran dengan harga
1. Metode saldo menurun (decline balance method) untuk aset tetap berwujud bukan bangunan
dan untuk berupa bangunan menggunakan Metode garis lurus (straight line method).
Kelompok harta dan tarif penyusutan, penentuan kelompok dan tarif penyusutan harta berwujud
Kelompok 4 20 tahun 5% 10 %
1. Semua jenis usaha a. Mebel dan peralatan dari logam termasuk meja,
bangku, kursi, lemari dan sejenisnya yang bukan
merupakan bagian dari bangunan. Alat pengatur
udara seperti AC, kipas angin, dan sejenisnya
b. Mobil, bus, truk, speed boat dan sejenisnya
3.
A. Penarikan dan atau Pelepasan Aset
Aset tetap yang tidak bermanfaat lagi, dapat di lepas dengan cara:
Aset tetap yang sudah habis masa guna atau umur ekonomisnya atau mungkin
mengalami kerusakan karena proses produksi, dan tidak dapat diperbaiki lagi,
Aset yang tidak terpakai lagi jika masih laku, maka perusahaan dapat menjual aset
tersebut.
Aset yang sudah tidak terpakai, selain dibuang dan dijual, dapat ditukar dengan
aset tetap yang lain, baik dengan perusahaan lain, maupun ditukar yang baru dengan
menambah uang /pembayaran. Aset tersebut dapat ditukar dengan aset sejenis
Contoh :
Rp31.000.000 dijual dengan harga Rp 16.000.000. Biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan
Keuntungan sebesar Rp 5.500.000 merupakan penghasilan yang menjadi objek pajak PPh.
Mesin Rp 40.000.000
Hutang Biaya Rp 1.500.000
Laba Rp 5.500.000
Revaluasi aset tetap merupakan penilaian kembali aset tetap perusahaan, yang
diakibatkan adanya kenaikan nilai aset tetap tersebut dipasaran atau karena rendahnya
nilai aset tetap dalam laporan keuangan perusahaan yang disebabkan oleh devaluasi atau
sebab lain, sehingga nilai aset tetap dalam laporan keuangan tidak lagi mencerminkan
wajar aset tetap tersebut pada saat penilaian dengan menggunakan metode peneliian yang
lazim berlaku di Indonesia dan dilakukan oleh perusahaan penilai atau penilai yang diakui
oleh Pemerintah. Jika nilai wajar yang ditetapkan oleh perusahaan penilai atau penilai yang
diakui oleh Pemerintah tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya maka Direktur Jenderal
Pajak akan menetapkan kembali nilai pasar atau nilai wajar asset yang bersangkutan
proses pencarian dana, baik melalui pinjaman bank maupun pinjaman saham (go
public);
expense dimasa datang semakin besar dan beban pajak semakin kecil;
PT. Pola Petra memiliki daftar aktiva per tanggal 31 Desember 2012 sbb :
Pada tahun 2013, perusahaan berniat melakukan revaluasi atas aset tetap yang
dimilikinya. Untuk itu perusahaan menggunakan jasa penilai yang diakui untuk menilai
aset tetapnya. Dari hasil penilaian diketahui nilai pasar wajar dan sisa manfaat aset per
Hitunglah PPh final Revaluasi dan tentukan nilai yang harus disajikan dalam neraca :
Jawab :
Jurnal:
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Dari pembahasan pada bab sebelumnya mengenai akuntansi pajak atas aset tetap
dapat kita tarik berapa kesimpulan diantaranya ialah:
1. Pengakuan akuntansi atas aset tetap telah di atur dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan No 16 tetapi tidak berlaku atas pertambangan dan reservasi
pertambangan.
2. Dalam perolehan aset tetap biaya perolehan merupakan setara dengan nilai
tunainya dan diakui pada saat terjadinya, dan dalam perolehan terdapat banyak
cara diantaranya secara gabungan, secara angsuran, dengan pertukaran,
membangun sendiri dan sumbangan.
3. Untuk penarikan atau pelepasan perlakuan akuntansinya sama dengan komersial
baik pembuangan penjualan dan pertukaran aset yang di miliki oleh perusahaan
atau dapa dilihat alam PSAK 16.
4. Untuk metode penyusutan aset tetap bagi akuntansi pajak hanya mengakui 2 metoe
saja yaitu garus lurus dan saldo menurun, walaupun secara komersial lebih dari 2
metode yang ada di standart akuntansi keuangan di Indonesia khususnya.
5. Untuk pengelompokan aset perusahaan apakah iu masuk kedalam kelompok 1, 2,
3, dan atau 4 dapat di lihat dalam Keputusan Menteri Keuangan No.
96/PMK.03/2009 yang berlaku sejak anggal 1 januari 2009.
6. Untuk akuntansi pajak mengenai revaluasi aset tetap dapat di lihat dalam
Keputusan Menteri Keuangan No 79/PMK.03/2008 tahun 2008, yang minimal
melakukan revaluasi adalah 5 tahun perusahaan baru dapat melakukan revaluasi
kembali.