PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah akuntansi dan pajak melalui
media massa seperti buku,koran,televisi,radio maupun melalui orang-orang di sekitar kita.
Biasanya akutansi dan pajak digunakan dalam berbagai bidang mulai dari kegiatan usaha,
pemerintah, maupun pendidikan. Yaitu dengan melakukan pencatatan terhadap semua
kegiatan yang berkaitan dengan keuangan.
Salah satu akun yang sering dicatat dalam akuntansi,ialah piutang dan persediaan.
Ketika perusahaan memperoleh piutang dari customer , maka piutang tersebut dapat ditagih
sehingga memperoleh pendapatan. Dan pendapatan itulah yang akan dikenakan perhitungan
pajak. Begitupun juga dengan persediaan yaitu salah satu aktiva yang paling aktif dalam
operasi kegiatan perusahaan dagang yang juga dikenakan perhitungan pajak. Dari
pembahasan di atas, maka dari itu kami membuat makalah mengenai akuntansi piutang dan
akuntansi persediaan.
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
Piutang merupakan bagian dari aset lancar. Aset lancar merupakan aset yang
diharapkan akan direalisasi dalam siklus aset operasi berjalan. Apabila ditinjau dari sumber
terjadinya, piutang digolongkan menjadi dua kategori, sebagai berikut:
Pada prinsipnya, terdapat dua cara dalam menetapkan penyisihan piutang tak tertagih,
yaitu:
Ketentuan pasal 9 ayat 1 huruf c tentang pajak penghasilan menyatakan bahwa tidak
diperkenankan melakukan pembentukan atau pemupukan dana cadangan untuk dibebankan
sebagai biaya. Namun ada pengecualian yang memperkenankan pembentukan atau
pemupukan dana cadangan pembentukan, seperti:
1. Cadangan piutang tidak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang
menyalurkan kredit, sewa dengan hak opsi, perubahan pembiayaan konsumen, dan
perusahaan anak piutang
2. Cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang dibentuk oleh
badan penyelenggaraan jaminan sosial
3. Cadangan penjaminan untuk lembaga penjaminan simpanan
4. Cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan
5. Cadangan biaya penanaman kembali untuk kehutanan
6. Cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah industri
untuk usaha pembuangan limbah industri.
Penggolongan tersebut telah sesuai dengan yang digariskan dalam lampiran keputusan
Direksi Bank IndonesiaNo. 31/147/KEP/DIR tanggal 12 November 1998. Masing-masing
setelah dikurangkan dengan nilai agunan tunai. Agunan tunai dimaksud adalah agunan berupa
giro, deposito, atau tabungan yang diblokir oleh bank. Pembentukan cadangan dan
perhitungannya haru di audit oleh kantor akuntan publik yang menyatakan perhitungan dana
cadangan piutang tidak tertagih tersebut dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku dan
telah diperhitungkan ke laba rugi komersial. Dalam hal cadangan piutang tak tertagih atau
tidak seluruhnya dipakai untuk menutupi kerugian, maka kelebihan cadangan diperhitungkan
sebagai penghasilan, demikian pula sebaliknya.
Pada umumnya persediaan mencakup barang jadi yang telah diproduksi atau barang
dalam penyelesaian, termasuk bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses
produksi. Dalam perusahaan dagang, persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan
untuk dijual kembali, sedang dlam perusahaan jasa, persediaan termasuk biaya jasa, seperti
upah dan biaya personalia lainnya yang berhubungan langsung dengan pemberian jasa.
Dengan demikian pengertian persediaan menurut PSAK No. 14 (Revisi 2008) digunakan
untuk menyatakan aset yang :
Persediaan dapat pula dikaitkan dengan hak pemilikan barang sesuai syarat
penyerahan pada saat transaksi yang meliputi :
1. Barang dalam perjalanan (in transit)
Pemilikan barang ini sangat tergantung pada syarat penyerahannya. Kemungkinan
biaya pengangkutan ditanggung pembeli, maka barang tersebut menjadi milik
pembeli, demukian pula sebaliknya.
2. Barang titipan (barang komisi)
Barang komisi yang belum terjual jelas milik pihak yang menitipkan barang. Ditinjau
dari pihak yang menitipkan, barang tersenut sering disebut barang konsinyasi.
Dalam pengukuran persediaan bahwa persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau
nilai realisasi neto, mana yang lebih rendah. Biaya persediaan dimaksud dalam PSAK No. 14
meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain yang timbul sampai
persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini. Untuk lenih menjelaskan pengertian
biaya persediaan perlu dipahami pengertian berikut.
1. Biaya pembelian
Meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya,biaya pengangkutan, biaya penanganan,
dan biaya lainnya secara langsung dapat didistribusikan pada perolehan barang jadi,
bahan, dan jasa. Diskon dagang, rabat, dan hal lain yang serupa dikurangkan dalam
menentukan biaya pembelian.
2. Biaya konversi
Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit
yang diproduksi contoh biaya tenaga kerja langsung termasuk juga alokasi sistematis
overhead produksi tetap dan variabel yang timbul dalam mengonversi bahan menjadi
barang jadi.
3. Biaya-biaya lain
Biaya-biaya lain hanya dibebankan sebagai biaya persediaan sepanjang timbul, agar
persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini.
2.2.2 Pengakuan sebagai Beban
Nilai tercatat persediaan harus diakui sebagai beban pada saat persediaan dijual dan
pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut. Demikian bila terjadi penurunan
nilai di bawah biaya menjadi nilai realisasi bersih, seluruh kerugian persediaan tersebut
diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Demikian
pada SAK ETAP menyatakan bila persediaan dijual, maka jumlah tercatatnya diakui sebagai
beban periode saat pendapatan yang terkait diakui. Untuk beberapa persediaan dapat
dialokasikan ke aset lain. Sebagai contoh persediaan yang digunakan sebagai komponen aset
tetap yang dibangun sendiri. Sedangkan alokasi persediaan ke aset lain diakuinya sebagai
beban selama umur manfaat aset tersebut.
2. Berdasarkan estimasi
a. Metode laba kotor
Pada metode ini nilai persediaan akhir dihitung mundur dan biasanya digunakan
dalam keadaan khusus.
b. Metode eceran (ritel)
Dalam metode eceran, penetapan nilai persediaan akhir berdasarkan pada harga
yang berlaku di pasar. Harga pokok persediaan diestimasi atas dasar hubungan
antara harga pokok dengan harga jual eceran untuk persediaan yang sama dengan
mengakumulasi semua harga eceran dari persediaan yang dijual.
Metode penilaian lainnya tidak hanya berdasarkan pada harga poko penjualan atau
harga perolehan. Hal ini terjadi apabila ternyata manfaat persediaan tidak sepadan dengan
harga pokoknya, sebagai contoh akibat kerusakan fisik barang atau sebab lainnya. Oleh
karena itu digunakan :
1. Harga terendah antara harga perolehan dan harga pasar (Lower of Cost or Market
whichever is Lower-LOCOM)
Kenyataan yang ada di perusahaan bahwa persediaan barang di gudang secara fisik
mengalami kerusakan sehingga manfaatnya tidak lagi sepadan dengan harga pokok
atau akibat kainnya seperti perubahan tingkat harga. Oleh karena itulah pada
umumnya persediaan dinyatakan sebesar harga terendah antara harga perolehan dan
harga pasarnya. Selisih penurunan tersebut diakui sebagai kerugian pada saat
terjadinya.
2. Nilai jual
Terhadap produk yang harga jual dapat ditentukan secara pasti, tetapi harga
perolehannya sulit ditetapkan, maka nilai persediaan ditetapkan sebesar harga jual
dikurangi taksiran biaya-biaya penjualan yang dapat terjadi. Metode ini digunakan
untuk menetapkan persediaan produk pertanian atau logam mulia.
Masalah pelaporan persediaan, sebagaimana diatur dalam PSAK No. 14 tahun 2008
bahwa persediaan dalam neraca dinyatakan sebesar harga pokok atau harga perolehan atau
dinyatakan berdasarkan :
1. harga terendah antara harga pokok dan harga pasar, atau
2. harga jual