70200110026
Kesmas A
- Perbaikan sanitasi
- Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah.
- Rawat darurat
b. Cacar
Jawab :
Sasaran individu dan organisasi masyarakat
- Memberikan pendidikan kepada individu dan masyarakat tentang penyebab,
diagnose, akibat dan pengobatan dari demam berdarah
- Pelayanan kesehatan yang tersedia
- Pemberian vaksinasi
- Perbaikan status gizi
3. Jelaskan cara penularan penyakit:
a. TB paru
Langsung: berciuman menyebabkan air liur berpindah dan membawa pathogen ke
penjamu.
Tidak langsung : airborne -> bakteri bisa berpindah ketika droplet atau pertikel debu
membawa pathogen ke penjamu dan menginfeksinya, ketika bersin, batuk ataupun
berbicara, memercikkan pathogen mikroskopik yang terbawa dalam droplet ke udara dan
dihirup oleh seseorang yang rentan yang berada di dekatnya. Waterborne-> bakteri
pathogen bisa terbawa air minum. Vehicleborne -> berhubungan dengan formite.
b. Typoid
Tidak langsung: waterborne-> mengkontaminasi makanan dan minuman akibat faeses dan
urine pada air dari orang yang terinfeksi. Vechicleborne-> bakteri salmonella thypi
terbawa oleh makanan atau minuman.
4. Jelaskan pola penyakit:
a. Flu burung
Delfani Gemely
70200110026
Kesmas A
Dapat menular melalui binatang (unggas) yang positif flu burung. Penularan avian influenza
dapat terjadi melalui kontak langsung antara ayam sakit dengan ayam yang peka. Ayam yang
terinfeksi mengeluarkan virus dari saluran pemapasan, konjungtiva dan feses. Penularan juga
dapat terjadi secara tidak langsung, misalnya melalui udara yang tercemar oleh material/debu
kandang, kurungan ayam, pakaian, kendaraan, peti telur, egg trays, burung, mamalia, dan
tersebut maka virus influenza dapat disebarkan dengan mudah ke berbagai daerah oleh orang
atat alat/perlengkapan dan kendaraan yang dipakai untuk memasarkan produk ternak unggas.
b. HIV/AIDS
Penyebarannya melalui budaya dan gaya hidup. Baik itu melalui free seks dan penggunaan
narkoba.
- Tahap lanjut. Sudah terjadi kelainan patologis dan gejalanya barupa sakit
kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak napas, gelisah, pandangan menjadi kabur
yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan
koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati
hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
- Pascapatogenesis. Kemungkinan yang bisa terjadi setelah tahap lanjut yaitu
sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, carier, penyakit tetap berlangsung
kronik dan kematian.
b. Stroke
Prepatogenesis
Tahap ini individu dalam keadaan sehat tetapi pada dasarnya peka terhadap kemungkinan
terganggu oleh serangan agen penyakit hipertensi karena kebiasaan merokok, hipertensi,
disiplidemia, diabetes mellitus, obesitas, dan hipertensi. Pada tahap ini belum ada tanda-
tanda sakit sampai sejauh tubuh penjamu masih stabil. Namun begitu penjamu memiliki
gaya hidup tidak sehat maka keadaan dapat berubah. Hipertensi akan melanjutkan
perjalanannya memasuki fase berikutnya.
Pathogenesis
- Inkubasi. Penjamu sudah mengalami hipertensi tapi belum menunjukkan gejala-
gejala.
- Tahap dini. Muncul gejala penyakit yang kelihatannya ringan namun sudah ada
masalah kesehatan karena sudah ada gangguan. Seperti hipertensi dan obesitas.
- Tahap lanjut. Sudah terjadi kelainan patologis dan gejalanya barupa sakit
kepala, sukar berbicara, dan organ tubuh tidak bisa berfungsi dengan baik
sehingga memerlukan penanganan segera.
- Pascapatogenesis. Kemungkinan yang bisa terjadi setelah tahap lanjut yaitu
sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, carier, penyakit tetap berlangsung
kronik dan kematian.
6. Jelaskan konsep dan proses terjadi penyakit berdasarkan segitiga epidemiologi dari penyakit:
a. ISPA
Delfani Gemely
70200110026
Kesmas A
3. Mempelajari sifat epidemi dengan menganalisis data tentang orang, tempat, dan
waktu
4. Mengumpulkan data tambahan yang dapat memberikan keterangan
5. Menegakkan hipotesa tentang proses terjadinya malaria
6. Mengkaji hipotesis dengan sesuatu kejadian epidemic dengan mengerahkan analisa
tentang sebab terjadinya
7. Analisa hasil kegiatan
8. Intervensi
9. Menentukan sumber epidemi
b. Diare
1. Menegakkan diagnose pasti terhadap diare
2. Menentukan penyebab diare
3. Mempelajari sifat epidemi dengan menganalisis data tentang orang, tempat, dan
waktu
4. Mengumpulkan data tambahan yang dapat memberikan keterangan
5. Menegakkan hipotesa tentang proses terjadinya diare
6. Mengkaji hipotesis dengan sesuatu kejadian epidemic dengan mengerahkan analisa
tentang sebab terjadinya
7. Analisa hasil kegiatan
8. Intervensi
9. Menentukan sumber epidemi
8. Jumlah kasus diare di puskesmas A pada bulan januari 2008 sebanyak 200 orang, bulan
februari mengalami penurunan sekitar 50 orang. Total jumlah kasus diare dari bulan januari
sampai desember 2009 sebanyak 1000 orang. Pada tahun 2010 meningkat menjadi 1250 orang.
Hitunglah:
a. Priode prevalensi rate
Diketahui:
Januari 2008 = 200 orang
Februari 2008 = 150 orang
Januari-desember 2009 = 1000 0rang
2010 = 1250 0rang
Delfani Gemely
70200110026
Kesmas A
1000+1500
= X 10.000
10.000
+
Point prevalensi rate = X K
Jawab :
- Anak berumur 1-5 tahun lebih banyak terkena infeksi saluran pernapasan bagian
atas (ISPA). Ini disebabkan perlindungan kekebalan yang diperoleh dari ibu yang
melahirkannya hanya sampai 6 bulan pertama setelah dilahirkan, sedangkan
setelah itu kekebalan memnghilang dan ISPA mulai menunjukkan peningkatan.
- Keadaan social ekonomi merupakan factor yang mempengaruhi frekuensi
distribusi penyakit tertentu, misalnya malnutrisi yang banyak terdapat pada
Delfani Gemely
70200110026
Kesmas A
penduduk golongan social ekonomi rendah. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
konsumsi, buruknya absorpsi, atau kehilangan banyak nutrisi atau gizi. Malnutrisi
yang berlangsung lama dapat mengakibatkan kelaparan, penyakit, dan infeksi.
10. - dalam mempelajari epidemiologi mengapa harus memperhatikan karakteristik orang, waktu,
dan tempat!
Jawab :