Anda di halaman 1dari 1

Kondisi Umum

Kawasan SM Dangku terletak di wilayak Kabupaten Musi Banyuasin Prov. Sumatera Selatan
dengan jarak tempuh dari Palembang kurang lebih 175 km jalan beraspal dilanjutkan lebih
kurang 25 km jalan tanah. SM Dangku ditetapkan menjadi kawasan Suaka Margasatwa dengan
SK Menteri Kehutanan seluas 31.752 ha yang mempunyai tofografi adtaran rendah dengan
flora yang dominan Famili Dipterocarpaceae, yaitu meranti, pulai selain itu terdapat rengas,
perupuk, sungkai, petai hutan, mahang, durian, bayam-bayaman, kedondong hutan, sedangkan
tumbuhan bawah, antara lain rotan, resak, pandan, dan semak belukar. Satwa yang berada di
SM Dangku yaitu Harimau Sumatera, beruang madu, rusa, kera ekor panjang, buaya, serta
berbagai jenis burung seperti burung rnagkong, dan burung elang hitam. Kawasan SM Dangku
merupakan habitat harimau sumatera menjadi sasaran utama konservasi.

Kondisi kawasan SM Dangku masih dikelilingi oleh beberapa perusahaan, perkebunan sawit,
dan HTI yang di beberapa tempat masih tumpang tindih dengan kawasan SM Dangku serta
perambahan oleh sebagian masyarakat. Jummlah kawasan yang dirambah sekitar 10% dari luas
kawasan. Di kawasan SM Dangku ada beberapa sumur pengeboran minyak dan gas bumi yang
aktif maupun tidak aktif.

Permasalahan di SM Dangku
Saat ini, kondisi hutan Suaka Margasatwa Dangku, mulai kritis. ikutip dari buku Konsep
Menuju Pembangunan Kawasan Esensial Koridor Satwa: Kawasan Hutan Harapan-Suaka
Margasatwa Dangku Provinsi Sumatera Selatan yang diterbitkan Dinas Kehutanan Sumsel,
pada 2013, penggunaan lahan di lansekap Dangku didominasi oleh berbagai status kawasan
hutan, seperti HTI, perkebunan sawit, eksplorasi migas dan batubara, serta sebagian kecil
dijadikan pemukiman penduduk. Perusahaan migas yang beroperasi di sekitar Suaka
Margasatwa Dangku yakni ConocoPhillip, dua HTI, empat perusahaan sawit. Masalah yang
terjadi pada Suaka Margasatwa ini antara lain adalah konflik hutan adat yang di klaim
masyarakat beberapa nya masi dianggap merupakan milik masyarakat. Adanya perusahaan
perusahaan yang berada di sekitar Suaka Margasatwa terkesan dapat membahayakan eksistensi
dari Suaka Margasatwa Dangku sendiri, antara lain illegal logging, perburuan satwa untuk
perdagangan illegal, pemburuan liar, alih fungsi untuk pertambangan mineral dan batu bara,
pembukaan jalan baru, dan kebakaran hutan.

Masyarakat setempat membutuhkan lahan pertanian untuk bertani. Masyarakat dan pemerintah
sudah mengetahui perhal SM dangku dan batas wilayahnya, tapi tetap saja ditemui kasus
perambahan hutan. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel menilai, kondisi
hutan lindung suaka margasatwa yang berada di wilayah Keluang Kabupaten Muba mulai
terancam. Kondisi ini terkait perambahan hutan atau pembalakan liar yang semakin ganas.
Bahkan BKSDA Sumsel mengklaim 1.000 hektar lebih lahan hutan lindung Dangku,
kondisinya sudah gundul atau rusak akibat pembalakan liar atau ilegal logging. Sepekan
terakhir petugas kepolisian setempat pun menangkap pelaku pembalakan liar yang merambah
hasil hutan.

Masyarakat yang tinggal di daerah sekitar SM tersebut kadang masih membuka lahan yang
merupakan lahan SM dangku itu sendiri untuk dijadikan kebun untuk mereka bercocok tanam.
Masyarakat mengklaim mereka tidak melalukan sampai separah itu dan menyalahkan adanya
beberapa perusahaan yang berada di sekitar SM Dangku juga.

Anda mungkin juga menyukai