Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Segi Biologis
Pasien tidak mengerti secara mendalam tentang penyakit yang
dideritanya (hipertensi) sehingga pasien tidak teratur minum obat dan
tidak kontrol teratur.
2. Segi Psikologis
Hubungan keluarga mereka terjalin cukup akrab, terbukti dengan
permasalahan-permasalahan yang dapat diatasi dengan baik dalam
keluarga ini.
3. Segi Sosial
Hubungan penderita dengan tetangga cukup baik, sosialisasi
dengan tetangga cukup baik, terbukti pasien sering dibantu oleh tetangga
baik secara materi dan kebutuhan lainnya.
4. Segi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan
Keluarga ini tidak memiliki sumber penghasilan, hanya
mengandalkan pemberian dari anaknya seminggu Rp.50.000,- dan bila
tetangganya meminta pertolongannya di beri upah Rp.10.000-20.000,-
Dari uang tersebut pasien memenuhi kebutuhan hidupnya.
5. Segi penguasaan masalah dan kemampuan beradaptasi
Penderita termasuk individu yang terbuka sehingga bila mengalami
kesulitan atau masalah penderita sering bercerita kepada keluarganya.
6. Segi Perilaku Keluarga
Keluarga ini meyakini bahwa sakitnya disebabkan oleh aktifitas
sehari-hari yang berlebihan dan usia yang sudah mulai tua adalah
pemicunya. Kalau sudah tidak ada keluhan berarti sudah sembuh dan tidak
perlu kontrol lagi ke puskesmas.
7. Segi lingkungan rumah
Secara keseluruhan kebersihan dan lingkungan rumah kurang baik.
sehingga menyebabkan tidak nyaman dan tenang untuk istirahat. Apalagi

30
musim hujan yang menyebabkan air masuk kedalam rumah, sehingga
membuat pasien tidak bisa tidur nyenyak dan meningkatnya stress
psikologis bagi pasien.

B. SARAN
1. Untuk masalah medis hipertensi dilakukan langkah-langkah :
Promotif :edukasi pada penderita dan keluarga mengenai :
Mengatur pola makanan dan diet rendah garam, rendah kolesterol,
pola makanan yang sehat sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Aktivitas fisik dan olahraga yang teratur seperti berjalan-jalan di
sekitar rumah minimal 30-45 menit/ hari sebanyak 3-4x/minggu
dan membersihkan rumah.
Harus menggunakan obat-obat anti hipertensi secara teratur.
Kontrol tekanan darah ke sarana kesehatan terdekat yaitu bidan
desa maupun ke puskesmas setiap 1x/bln dan saat obat habis.
Tidak stres fisik maupun psikologis (banyak pikiran) dalam
mengahadapi suatu masalah.
Kuratif :
Captropil 2x10 mg
Asam Mefenamat 3 x500 mg prn
Neurodex 1 x 1tablet
Rehabilitatif : mengembalikan kepercayaan Ny. S sehingga tetap
memiliki semangat untuk sembuh dan beraktifitas ringan-sedang
seperti biasa lagi.
2. Untuk masalah status gizi berdasarkan BMI yang masuk kategori normal,
namun asupan gizi yang kurang dan tidak sesuai kebutuhan tubuh ,
dilakukan langkah-langkah ;
Promotif : makan nasi sehari 3 kali dengan menggunakan lauk pauk
tahu tempe disertai sayur yang bisa dibeli sekedarnya di tukang bakul
setiap harinya, tidak usah mahal yang penting ada sumber serat dan
asupan vitamin lainnya. Selanjutnya di anjurkan menanam sayuran
sendiri dipekarangan belakang rumah seperti sayur bayam, terung,

31
atau poloiji lainnya, sementara untuk menyiram sayurannya nantinya
bisa menimba air sumur yang ada dibelakang rumahnya sendiri..
Edukasi penderita mengenai pola makan yang memenuhi gizi yang
seimbang dan diberi pengarahan agar dalam menyiapkan makanan
sehari-hari selalu memperhatikan diet makanannya, diusahakan yang
sederhana tetapi mengandung gizi yang cukup.
3. Untuk masalah persepsi yang salah mengenai penyakit hipertensi ,
dilakukan langkah-langkah :
Promotif : menjelaskan penderita hipertensi usila, penatalaksanaan
pengobatan dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas
fisik. Pengontrolan tekanan darah adalah menjadi kunci program
pengobatan yaitu dengan diet rendah garam, berolahraga, mengurangi
stres dengan cara ikhlas menerima takdir yang diberikan Allah
terhadap dirinya dan keluarganya dan cukup istirahat. Jika hal ini
mencapai hasil yang diharapkan maka dapat mengontrol tekanan
darah.

32
LAMPIRAN FOTO

Tampak Depan

Ruang Tamu

Lorong

33
Dapur

Kamar Tidur

Kamar Mandi / Jamban

34
35
DAFTAR PUSTAKA

Azwar , A. 1996. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. Jakarta : Yayasan


Penerbit Ikatan Dokter Indonesia.
Azwar, A. 1999. Pemanfaatan Dokter keluarga dalam Pelayanan Kesehatan
Indonesia. Disampaikan pada Semiloka Standarisasi Pelayanan dan
Pelatihan Dokter Keluarga. Jakarta : PB IDI.
Family Medicine Team of FM-UGM, FM-UNS, FM-UI, and PDKI Pusat Jakarta.
2009. Family Medicine Education and Development in National Health
System. Yogyakarta : Center ofFamily Medicine.
Robert B. Taylor. 1993. Family Medicine Principles and Practice. Springer-
Verlag.

36

Anda mungkin juga menyukai