Anda di halaman 1dari 16

TUMOR OTAK

Tumor otak merupakan perkembangan sel otak yang cepat tetapi tidak normal,bisa
menjadi sel ganas ataupun jinak2. Di dalam hal ini mencakup tumor-tumor primer pada
korteks, meningens, vaskuler, kelanjar hipofise, epifise, saraf otak, jaringan penyangga, serta
tumor metastasis dari bagian tubuh lainya2. Tumor otak atau tumor intrakarnial adalah
neoplasma atau proses desak ruang (space ocupying lession atau space taking lession) yang
timbul di dalam rongga tengkorak baik di dalam kompartemen supratentorial maupun
infratentorial.1,2

Berdasarkan data-data dari Central Brain Tumor Registry of the United State
(CBTRUS) dari tahun 2004-2005 dijumpai 23.62 per 100,000 orang- tahun ( umur 20+).
Kadar mortilitas dijumpai 4-7 per 100,000 orang per tahun pada pria dan 3-5 per 100,000
orang per tahun pada wanita. Selain itu telah dilaporkan bahawa meningioma merupakan
jenis tumor yang paling sering dijumpai yaitu 33.4% diikuti dengan glioblastoma yaitu
17%.3,2

KLASIFIKASI TUMOR OTAK

Klasifikasi tumor otak diawali oleh konsep virchow berdasarkan tampilan sitologinya,
dan dalam perkembangan selanjutnya dikemukakan berbagai variasi modifikasi peneliti-
peneliti lain dari berbagai negara. Klasifikasi universal awal dipelopori oleh Bailey dan
cushing berdasarkan histogenesis sel tumor dari sel embrional yang dikaitkan dengan
diferensiasinya pada berbagai tingkatan.1,3

Klasifikasi stadium

Klasifikasi lesi primer susunan saraf pusat dilakukan berdasarkan derajat.

WHO grade I : tumor dengan potensi proliferasi rendah, kurabilitas pasca reseksi cukup
baik.

WHO grade II : tumor bersifat infiltratif , aktivitas mitosis rendah, namun sering timbul
rekurensi. Jenis tertentu cenderung untuk bersifat progresif ke arah derajat
keganasan yang lebih tinggi.

WHO grade III : gambaran aktivitas mitosis jelas, kemampuan infiltrasi tinggi, dan terdapat
anaplasia.

1
WHO grade IV : mitosis aktif, cenderung nekrosis, pada umumnya berhubungan dengan
progresivitas penyakit yang cepat pada pre/post operasi.2,3

KEGANASAN TUMOR OTAK

Tumor primer mungkin ganas atau jinak, akan tetapi efek klinis dari tumor yang secara
histologis tidak ganas mungkin tidak jinak karena adanya efek tekanan akibat ekspansi dalam
rongga kranium yang dapat menimbulkan kecacatan dan kematian.3

Sifat-sifat keganasan tumor otak secara klasik dikelompokan atas kategori-kategori:

1. Benigna (jinak)

Batas jelas, tidak infiltratif dan hanya mendesak organ-organ sekitar.

2. Maligna (ganas)

Ditandai oleh tampilan makroskopis yang infiltratif atau ekspansi tanpa batas yang jelas,
tumbuh cepat serta cenderung membentuk metastasis dan rekurensi pasca pengangkatan
total.1

Hal-hal yang menjadi kriteria kegansan klinis tumor otak adalah tampilan tingkah laku yang
diinduksi serta diperankan oleh:

Volume efektif tumor (termasuk edema sekelilingnya).


Efek massa yang ada (termasuk herniasi).
Keterlibatan dengan aliran likuor (hidrosefalus).
Keterlibatan arteri (infark).
Keterlibatan pusat-pusat vital (hipotalamus, batang otak).1

Secara umum penilaian terhadap tumor otak dalam kaitannya dengan derajat keganasanya
mencakup faktor-faktor kriteria:

1. Keganasan biologis yang didasari oleh data morfologi.


2. Keganasan biologis yang didasari oleh data stastistik tentang survival jenis tumor
tersebut.
3. Keganasan klinis yang didasari kedua di atas dan tampilan-tampilan klinik tertentu3.

2
JENIS TUMOR OTAK
Jenis tumor yang sering dijumpai pada ventrikel lateral adalah: Ependimoma (berasal
dari ependim), papiloma (berasal dari pleksus khoroid) dan tumor-tumor
kongenital/embrional (epidermoid, teratoma, oligodendroglioma)2. Ventrikel III (diensefalon)
biasanya merupakan predileksi lokasi bagi tumor-tumor: ependimoma, kraniofaringioma, dan
kista koloid; sedangkan bagian belakang ventrikel III kerap merupakan predileksi bagi
pintaloma, ependimoma, papiloma atau meningioma. Tumor ventrikel IV umumnya
melibatkan usia anak-anak dengan jenis tumor: ependimoma, papiloma,
medulobastoma,meningioma atau epidermoid.2,4
a) Tumor pada Daerah Talamus
Jenis tumor yang sering dijumpai adalah astrositoma, glioblastoma, dan ependimoma
yang presentasi klinisnya merupakan gejala peninggian tekanan intrakranial yang disertai
dengan gejala gangguan talamus.1
b) Tumor pada ciasma/sella turcica
Lesi massa pada daerah sella dan paraselar dapat dicurigai sebagai tumor jenis:
adenoma hipofise/pituitari, kraniofaringioma, meningioma, glioma optik, epidermoid,
pinealoma ektopik, atau arakhnoiditis opto-khiasmatika.1
c) Tumor pada daerah Pineal/epifise
Yang paling sering dijumpai pada daerah ini adalah pinealoma. Gejala klinis yang
menonjol adalah peningkatan tekanan intrakranial, tanda Prinaud, fenomena bell, fenomena
puppenkoft (Dolls eye test), pupil Argyl Robertson, pubertas perkoks, diabetes insipidus dan
gejala-gejala serebeler lainnya.1
Tumor batang otak
Tumor batang otak adalah tumor-tumor yang terletak didaerah ganglia basalis (korpus
striatum, nukleus kaudatus, nukleus lentiformis, putamen, dan globus palidus), mesensefalon,
pons dan medula oblongata. Biasanya kasus tumor-tumor di daerah ini tampil dengan
kesadaran yang menurun, gangguan n. III, sindrom weher, sindrom benedict dan sindrom
claude.2
d) Tumor daerah serebelum
Umumnya tumor-tumor daerah ini menimbulkan suatu obstruksi langsung aliran
liquor di aquaductus sehingga gejala peninggian tekanan intrakranial menjadi amat prominen.
Jenis tumor yang sering dijumpai adalah: meduloblastoma, astrositoma, hemangioblastoma.1

3
e) Tumor Serebelo- pontin
Biasanya keluhan yang menonjol adalah pendengaran dan tinitus. Jenis yang paing
sering neurioma akustik (90%).2
f) Tumor kongenital
Merupakan tumor yang tumbuh dari sisa-sisa jaringan embrional, yaitu:
kraniofaringioma,khordoma (berasal dari notokhord), tumor pearly
(perlee/epidermoid/kholesteatoma yang berasal dari ektoderm), dermoid, dan teratoma.2
g) Tumor metastasis pada otak
Berjumlah 4,2% - 10% dari seluruh tumor otak. Fokus yang tersering adalah dari
tumor paru (karsinoma bronkhogenik), tiroid, payudara, ginjal,kulit, prostat, nasofaring, usus,
leukimia, dan lainya.2

Granuloma
Memiliki konotasi tentang proses desak ruang yang disebabkan oleh perdangan
spesifik seperti TBC. Tuberkuloma biasanya merupakan metastasis sekunder dari TBC paru-
paru. Pada usia dewasa mempunyai predileksi dispuratentorial (hemisfir) dan batang otak;
sedangkan pada anak-anak lebih banyak di serebelum.3

Astrositoma
Astrositoma merupakan tumor susunan saraf pusat otak primer nomor dua terbanyak.
Elvidge dan kawan-kawan membagi astrositomamenjadi tipe-tipe: piloid, gemistositik dan
difus; namun sistem gradasi yang populer adalah pembagian atas grade I-IV. Kernohan dan
kawan-kawan menggabungkan grade III dan IV dan menamakanya menjadi astrositoma
anaplastik atau glioblastoma. WHO astrositoma atas subtipe: fibriler, protoplasmik, dan
gemistositik, dan tipe-tipe polisitik, subpendymal giant sel, astroblastoma, anaplastik.3,5
Patologi Anatomi
Tampilan makroskopis suatu astrositoma fibriler adalah berupa neoplasma difus,
lunak berwarna kelabu-putih yang menginfiltrasi luas ke dalam otak; serta sering kali
mengandung suatu kista yang kecil. Pada usia dewasa tumor ini cenderung melibatkan
hemisfer serebral, pada anak-anak sering terjadi di batang otak. Astrositoma protoplasmik
cenderung terdapat di korteks dan menurut bailey dan cushing lebih ganas daripada tipe
fibriler namun lebih jinak daripada glioblastoma. Astrositoma cenderung mempunyai densitas
yang sedikit lebih padat dibanding otak normal.5

4
Gradasi Astrositoma
Astrositoma dikelompokan menjadi empat group dimana yang menjadi dasar patokan
penilaian gradasi merupakan daerah neoplasma yang menunjukan anaplasia yang paling
tinggi.4
Diagnostik
Durasi gejala astrositoma grade I rata-rata: 21 bulan sedngkan grade II: 11 bulan. 72%
pasien mengeluhkan sakit kepala dan muntah. 11% diantaranya nyeri kepala sebelah (75%
darinya ipsi lateral terhadap tumor). Gejala awal yang paling sering adalah kejang (40-75%)
baik kejang umum maupun kejang fokal. Kejang ini terjadi karena insufisiensi aliran darah
sesaat yang menimbulkan bangkitan elektrik yang berlebihan. Hampir sepertiga penderita
astrositoma serebral menunjukan gejala gangguan mental dimana seperlima darinya
mempunyai penurunan kesadaran. Scan komputer tomografi otak merupakan suatu revolusi
di dalam daignosa astrositoma dengan akurasi 100% untuk tumor-tumor supratentorial
(mencakup kelompok anaplastik maupun yang nonanaplastik). 98% astrositoma grade I
menunjukan adanya penurunan densitas, enhancement yang tidak mencolok, akan sedikit atau
tidak ada edema perifokal. 40% astrositoma grade II merupakan lesi yang hipodens
dibandingkan dengan jaringan otak sekitarnya, sedangkan sisanya kerap mempunyai densitas
yang sama.1,2,4

5
Gambar 1. Ct Scan Astrositoma [6]

Glioblastoma
Tumor disebut astrositoma bila tumor berhasil diidentifikasi dari atrosit; sedangkan
dikategorikan sebagai glioblastoma bila asalnya tidak diketahui. Glioblastoma berjumlah
kira-kira sperempat dari seluruh tumor intrakranial dan separuh dari semu glioma. Kasus
terbanyak melibatkan kelompok usia antara 40-60 tahun.3

Patologi Anatomi
Glioblastoma dapat tampil sebagai massa yang berbatas tegas atau neoplasma yang
tampil secara difus. Hampir 60% tumor ini merupakan massa yang solid dan sisanya kistik.
Potongan tumor dapat berupa massa yang lunak berwarna keabuan atau kemerahan, atau
berupa daerah nekrosis dengan konsistensi seperti krim kekuningan, atau berupa suatu daerah
bekas pendarahan berwarna coklat kemerahan. Sel sel neoplasma ini mengadakan infiltrasi
di antara sel normal atau tumbuh invasif mendesak sel normal. Pertumbuhan infiltratif ini
umumnya bila masih tetap mempertahankan corak parenkhim dikenal dengan astrositoma,

6
namun bila sampai terlalu ekstrim sehingga hampir melibatkan seluruh hemisfer disebut
sebagai gliomatosis serebri.2,4,5
Tampilan mikroskopik glioblastoma berupa massa yang hiperseluler, pleiomorfisme
sel dan nukleus serta nekrosis. Kadang ada kecenderungan sel-sel untuk berkumpul di sekitar
daerah nekrosis, dimana tampilan ini dikenal dengan istilah pseudopalisade.2 Perubahan
vaskuler yang terjadi adalah pertambahan jumlah kapiler dan proliferasi endotelnya
(membesar dan ada gambaran mitosis).5 Sehubungan dengan invasi duramater oleh tumor ini
maka biasanya jaringan penyangga akan lebih berproliferasi yang mengakibatkan dura
tampak hiperplastik; dimana kadangkala biopsi yang terlalu superfisial dapat memberikan
hasil yang membingungkan sebagai fibrosarkoma.1,4

Presentasi Klinis-Investigasi Diagnostik


Nyeri kepala merupakan keluhan tersering dijumpai, yaitu pada lebih dari 70% kasus,
dan merupkan suatu keluhan utama pada 40% kasus. Gangguan motorik sebagai keluhan
awal hanya 3%, namun 43% kasus mengalaminya waktu diagnosa tumor ini ditegakan.3
Perubahan mental terdapat pada 45% dan kejang pada 33%. Abnormalitas neurologis berupa
refleks yang abnormal dijumpai pada 83% kasus, konfusi atau disorientasi pada 50% kasus,
dan papiledema 45%.1
Pada saat ini diagnostik yang terpilih adalah scan resonansi magnet MRI. Glioma
nonanaplastik biasanya merupakan lesi yang bipodens yang batasnya agak jelas dan
bentuknya lebih reguler serta edema perifokal disekitar neoplasma.4 Lesi-lesi anaplastik
seperti glioblastoma lesi hipoden tersebut lebih ireguler dan batasnya lebih kabur, kadang
tampak edema yang menyerupai jari tangan (finger like edema) yang meluas ke dalam masa
putih otak.2

7
Gambar 2. Ct Scan Glioblastoma [7]

Terapi
Penanganan glioblastoma adalah operasi dan radioterapi. Prosedur dekompresi
eksternal merupakaan tindakan yang mencakup pengangkatan flap tulang dan kadang-kadang
juga disertai dengan membuka dura, tanpa reseksi tumor.2 Bila dilakukan suatu tindakan
operasi, tumor perlu dibuang sebanyak mungkin selama tindakan tersebut dapat mengatasi
desakan pada otak dan tidak menambah atau mengakibatkan defisit neurologis yang lebih
berat. Reseksi agresif tumor ini memberikan five year survival yang lebih panjang (12%
dengan operasi dan radiasi), dimana tindakan reseksi dianggap dapat meningkatkan
efektivitas radiasi karena sel-sel neoplasma yang anoksik yang sementara ini merupakan sel
yang radioresisten dapat dibuang. Dosis radiasi yang diberikan untuk tumor grade III dan IV
adalah 3500 rad atau lebih.1,4
Meningioma
Tumor ini relatif sering dijumpai pada usia dewasa dengan sifatnya yang khas yakni
tumbuh lambat dan mempunyai kecendrungan meningkatnya vaskularisasi tulang yang
berdekatan, hiperostosis tengkorak serta menekan jaringan otak sekitarnya.1

Patologi Anatomi
Klasifikasi terakhir berasal dari kernohan dan sayre di mana meningioma dibagi
menjadi tipe: meningoteliomatosa, fibromatosa, dan tipe maligna. Tampilan mikroskopik
meningioma menigoteliomatosa yang khas adalah adanya pulau-pulau sel dengan storma
vaskuler yang bervariasi jumlahnya, mempunyai nukleus yang besar, berbentuk oval, pinotik
8
gelap tapa disertai mitosis. Meningioma fibroblastik dicirikanoleh alur-alur kumparan sel-sel
gepeng dan stroma padat yang mengandung serat retikulin dan serabut kolagen.3
Hemangioperisitoma (angioblastik) berasal dari sel-sel yang biasanya terdapat di
lapisan mular eksternal kapiler (perisit).2,5

Presentasi klinis dan investigasi


diagnostik

Seperti halnya tumor intrakranial


ekstra-aksial lainya, meningioma dapat
menyebabkan gejala yang mrupakan
manifestasi adanya tekanan terhadap jaringan
otak atau saraf otak di dekatnya5. Tumor ini
tumbuh nya lambat sehingga sering gejala
klinisnya tidak begitu menonjol. Scan
komputer tomografi otak menampilkan
meningioma sebagai masa hperdens yang
homogen dengan enhancement zat kontras
yang merata.1

Gambar 3. Ct Scan Meningioma [8]

Meduloblastoma

Merupakan tumor awalnya otak primer yang terjadi pada serebelum.3

Patologi Anatomi

Meduloblastoma merupakan tumor yang biasanya tumbuh di daerah ventrikel IV


sebagai lesi yang berbatas tegas dan mempunyai kecendrungan untuk menyusup sampai
tonsil serebelum dan ekspansi keluar foramen magnum. Tumor ini memiliki konsistensi lunak
dan kadang-kadang kenyal. Tampilan mikroskopiknya berupa kumpulan sel-sel yang
berbentuk bulat atau lonjong.2

9
Diagnostik

75-80% kasus menunjukan gejala awal berupa peninggian tekanan intrakranial. Gejala lainya
merupakan gejala-gejala serebeler seperti gangguan gaya berjalan dan sebagainya. Diagnosis
dapat ditegakan dengan scan komputer tomografi otak dan scan MRI.2

Gambar 4. Ct Scan Meduloblastoma [9]

Ependimoma
Ependimoma, berasal dari sel ependim yang ada di dinding ventrikel, dapat juga
terjadi di Medulla spinalis. Bisa terdapat pada semua umur, terutama pada anak-anak dan
dewasa.1
Patologi Anatomi
Tampilan makroskopis suatu ependimoma adalah berupa suatu masa yang lunak,
pucat dan kadang-kadang noduler. Klasifikasi WHO mengelompokan tumor ini menjadi
empat jenis yaitu: miksopapiler, papiler, subependioma, tipe nonanaplastik, dan ependimoma
anaplastik. Tumor ini tersusun oleh sel-sel poligonal atau gepeng dengan inti sel vesikuler
yang relatif besar serta khromatin yang kasar.4
Diagnostik
Keluhan paling sering adalah tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial. Scan
tomografi otak dan MRI dapat membantu menegakan diagnosis.1

10
Gambar 5. Ct Scan Ependimoma [10]

Penanganan dan hasil terapi


Ependimoma merupakan tumor otak yang sensitif terhadap radiasi. Pemberian radiasi
pasca operasi eksisi terbukti menimbulkan nekrosis tumor.1
Tumor pleksus khoroid
Pleksus khoroid secara embriologis berasal dari lapisan ependimal tabung neural.
Ventrikel III dan IV merupakan predileksi lokasi tersering.3

Patologi Anatomi
Yang menarik dari tumor ini adalah tumbuh mendesak jaringan otak tetapi tidak
menginvasinya. Tampilan mikroskopiknya mirip dengan arsitektur pleksus khoroid yang
normal, dengan stroma jaringan penyangga dan epitel kuboid atau kolum yang mengandung
banyak mitokondria.1

11
Gambar 6. Ct Scan pleksus khoroid [11]

Penanganan dan Hasil Terapi


Penanganan yaitu dilakukan dengan tindakan operasi pengangkatan tumor.1

GEJALA KLINIS

Perubahan pada parenkhim intrakranial baik difus maupun regional akan menampilkan
gejala dan tanda gangguan neurolgis sehubungan dengan gangguan pada nukleus spesifik
tertentu atau serabut traktus pada tingkat neurofisiologi dan neuroanatomi tertentu seperti
gejala-gejala: kelumpuhan, gangguan mental, gangguan endokrin dan sebagainya. Secara
umum presentasi klinis pada kebanyakan kasus tumor otak merupakan manifestasi dari
peninggian tekanan intrakranial; namun sebaliknya gejala neurologis yang bersifat progresif,
walaupun tidak jelas ada tanda-tanda peninggian tekanan intrakranial, perlu dicurigai adanya
tumor otak.2,3

TEKANAN TINGGI INTRAKRANIAL

Trias gejala klasik dari sindroma tekanan tinggi intrakranial adalah: nyeri kepala, muntah
proyektil dan papiledema.2 Keluhan nyeri kepala di sini cenderung bersifat intermitent,
tumpul, berdenyut, dan tidak begitu hebat terutama di pagi hari, berlokasi di daerah frontal
dan oksipital serta seringkali disertai muntah yang menyemprot.1

12
KEJANG

Gejala kejang pada tumor otak khususnya di daerah supratentorial dapat berupa kejang
umum, psikomotor ataupun kejang fokal.1

PERDARAHAN INTRAKRNIAL

Tumor otak sering kali diawali dengan perdarahan intrakranial-subarakhnoid,


intraventrikuler atau inraserebral.1

GEJALA DIFUNGSI UMUM

Abnormalitas umum dari fungsi serebrum bervariasi mulai dari gangguan fungsi
intelektual yang tak begitu hebat sampai dengan koma.1

GEJALA NEUROLOGIS

Perubahan personalitas atau gangguan mental biasanya menyertai tumor-tumor yang


terletak di daerah frontal, temporal dan hipotalamus, sehingga sering kali penderita-penderita
tersebut diduga sebagai penyakit nonorganik atau fungsional.4 Kelumpuhan saraf
okulomotorius merupakan tampilan khas dari tumor-tumor paraselar, dan dengan adanya
teakanan intraranial yang meninggi kerap disertai dengan kelumpuhan saraf abdusens.1
Nistagmus biasanya timbul pada tumor-tumor fosa posterior, sedangkan tumor-tumor
supraselar dan paraselar kadang (jarang sekali) menyebabkan gejala patognomikberupa
nistagmus gergaji gergaji: gerakan mata diskonjugat, vertikal dan rotasional di mana masing-
masing mata geraknya saling berlawanan. Kelemahan wajah dan hemiparesis yang berkaitan
dengan gangguan sensoris serta kadang ada defek visul merupakan kerusakan yang
melibatkan kapsula internaatau korteks yang terkait.1,2

PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK

Pemeriksan scan magnet (MRI) dan scan tomografi komputer merupakan pemeriksaan
terpilih untuk mendeteksi adanya tumor-tumor intrakranial. Pemeriksaan konvesional seperti:
foto polos kepala EEG, ekhoensefalografi, dan pemeriksaan penunjang diagnostik yang
invasif seperti: angiografi serebral, pneumoensefalografi sudah jarang diterapkan.3

13
PENANGANAN TUMOR OTAK

Terapi operatif
Tndakan operasi pada tumor otak (khususnya yang ganas) bertujuan untuk
mendapatkan diagnosa pasti dan dekompresi internal mengingat bahwa obat-obatan
antidema otak tidak dapat diberikan secara terus-menerus.1 Perlu dipertimbangkan
untuk memelihara salah satu arteri tetap intak untuk pemulihan luka operasi pada
kulit.2,3
Terapi konservatif (non operatif)
A. Radioterapi
Tujuan dari terapi ini adalah menghancurkan tumor dengan dosis yang masih dapat
ditoleransi oleh jaringan normal yang ditembusnya. Saat ini yang bayak dipakai
adalah CO60 (mengeluarkan sinar gamma 1,17 dan 1,33 Mev) dan akselator linier
(sinar X 4-25 Mev). Keberhasilan terapi radiasi pada tumor ganas otak diperankan
oleh beberapa faktor:
1. Terapi yang baik dan tidak melukai struktur kritis lainnya,
2. Sensitivitas sel tumor dengan sel normal,
3. Tipe sel yang disinar,
4. Metastasis yang ada,
5. Kemampuan sel normal untuk repopulasi , dan
6. Restrukturisasi dan reparisasi sel kanker sewaktu interval antarfraksi radiasi.1,3,4

Ada beberapa tipe cedera radiasi yang perlu dipertimbangkan dan diperhatikan pada
penderita-penderita yang menjalaninya:

1. Edema yang terjadi pada saat hari-hari pertama dan hari akhir terapi radiasi. Efek ini
biasanya dapat teratasi dengan pemberian glukokotikoid.1

2. Demielinisasi yang bersifat sementara dan akan pulih secara spontan.1

3. Nekrosis radiasi, yang biasanya muncul pasca radiasi dengan dosis yang lebih dari 6000
rad, mulai dari beberapa bulan pertama sampai dengan puncak waktu antara 1-3 tahun
pasca terapi.2,3

14
B. Kemoterapi
Saat ini yang menjadi titik pusat perhatian modalitas terapi ini adalah tumor-tumor
otak jenis astrositoma (grade III dan IV) glioblastoma dan astrositoma anaplastik beserta
variannya. Ada beberapa obat kemoterapi untuk tumor ganas otak yang saat ini beredar di
kalangan medis yitu: HU, 5-FU, PCV, MTX, Nitrous urea, DAG dan sebagainya.
Pemberian dapat dilakukan melalui intra-arterial, intratekal/intraventrikuler, atau intra-
tumoral.2,3,4

Jenis Tumor Kemoterapi


Glioma maligna rekuren-pascaradiasi BCNU;PCV;Procarbazine; BCNU-5FTU
Tanpa tindakan BCNU+radiasi
Ependimoma rekuren BCNU
Meduloblastoma rekuren PCV; Procarbazine
Melanoma metastasis PCV
Karsinomatosis meningens MTX (intratekal; PCV)
Metastasis hipernefroma PCV; DAG

C. Immunoterapi
Pemberian immunoterapi secara terapi ajuvan/alternatif tambahan banyak
diterapkan untuk kasus-kasus jenis giloma (di mana sistem immunnya menurun)
yang mempunyai survival yang panjang atau tidak menjalanani tindakan terapi
lainya. Adapun jenis obat-obatan yang sering digunakan sebagai imuno-modulator
antara lain adalah: BCG/Levamizole, Visvanil, dan PS/K.3

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Satyanegara, Ilmu Bedah Saraf eidisi IV, 2010, oleh gramedia pustaka
2. Berttolone SJ. Tumor of the central nervous system concepts in cancer medicine,
2003:649-659
3. Bailey and loves, Short Practice of Surgery 21 st edition,2006, Chapman and Hall
Medical
4. Gousias K; Extent of resection and survival in supratentorial infiltrative low-grade
gliomas: analysis of and adjustment for treatmen Vol. 156 (2), pp. 327-37.2013
Department of Neurosurgery, University Hospital of Bonn.
http://web.b.ebscohost.com/ehost/detail/detail?sid=3e5c22b0-845c-40e1-9a77-
30690c2e56bb%40sessionmgr105&vid=0&hid=115&bdata=JnNpdGU9ZWhvc3QtbGl2
ZQ%3d%3d#AN=24264163&db=mdc
5. Russell R; Pathology of Tumor of the Nervous System 7th Edition,2006, Medical Francis
Group
6. Djamil F. Brain Imaging in Astrocytoma. Diunduh dari :
http://emedicine.medscape.com/article/336695-overview#a2
7. Lobera M. Imaging in Glioblastoma Multiforme. Diunduh dari:
http://emedicine.medscape.com/article/340870-overview
8. Omar I. Brain Meningioma Imaging. Diunduh dari:
http://emedicine.medscape.com/article/341624-overview
9. Djamil F. Medulloblastoma Imaging. Diunduh dari:
http://emedicine.medscape.com/article/341527-overview
10. William J. Imaging in Brain Ependymoma. Diunduh dari:
http://emedicine.medscape.com/article/340362-overview
11. Omar I. Imaging in Choroid Plexus Papilloma. Diunduh dari:
http://emedicine.medscape.com/article/339299-overview

16

Anda mungkin juga menyukai