Neurofibromatosis PDF
Neurofibromatosis PDF
NEUROFIBROMATOSIS
Rr. Suzy Indharty
284
BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS
NF1 memunyai tanda glioma pada jaras melanoma, medullary thyroid carcinoma,
optic.7 Hal ini memberi kesan bahwa dan pheochromacytoma.
banyak penderita NF1 yang tanpa gejala. Anak dengan NF2 selalu
Tumor dengan gejala umumnya diagnosis saat dewasa muda dengan
menunjukan berkurangnya visual acuity, keluhan hilangnya pendengaran atau
defek lapangan pandang, proptosis, dan telinga berdengung. Bilateral vestibular
precox puberty akibat kompresi schwannoma merupakan lesi khas pada
hypothalamus. NF1 berhubungan dengan penderita NF2, biasanya dengan tinnitus
bertambahnya insiden glioma atau hilangnya pendengaran.10 Tumor ini
parenchyma terutama pada brain stem, ditemukan sekitar 96% pada penderita
cerebellar peduncle, globus pallidus, dan NF2 dengan 90% bersifat bilateral, dan
midbrain. Sifat biologis glioma brain 6% bersifat unilateral. Vestibular
stem pada penderita NF1 berbeda secara Schwannoma yang disebut juga accoustic
signifikan dengan penderita tanpa NF1. neuroma memiliki sebutan yang tidak
Umumnya penderita glioma brain stem tepat karena tumor timbul dari sel-sel
dengan NF1 memunyai hasil akhir yang Schwann dan khas melibatkan vestibular
lebih baik dibandingkan dengan anak dibandingkan dengan cabang accoustic
yang tanpa NF1. Tumor brain stem (cochlear) dari saraf kranial ke delapan.
jangan dibingungkan dengan perubahan Penderita NF2 secara keseluruhan
white matter yang tidak spesifik karena menunjukan predileksi tumor meninges
sering ditemukan pada MRI penderita dan sel Schwann. NF2 dapat melibatkan
dengan NF1 dan klinis yang tidak saraf facial, saraf trigeminal, dan berbagai
diketahui.8 saraf spinal, seperti Schwannoma,
Penderita NF1 timbul tidak hanya meningioma, dan retinal hamartoma.
pada CNS, tetapi juga pada sistem saraf Gejala yang sering ditemukan termasuk
perifer. Neurofibromatosis dan hilang pendengaran, tinnitus, dan
schwannoma lebih sering timbul dari gangguan keseimbangan dari vestibular
saraf perifer utama, seperti saraf ulna dan Schwannoma. Usia saat timbulnya gejala,
radius. Transformasi tumor malignant yaitu antara lima belas sampai tujuh puluh
cenderung pada saraf perifer. Tumor ini empat tahun. Penderita NF2 di bawah usia
terjadi kurang dari 5% pada anak-anak sepuluh tahun sering disertai dengan
dengan NF1, tetapi cenderung memiliki defisit penglihatan atau pertumbuhan
mortalitas yang tinggi pada orang dewasa tumor kulit. Penderita NF2 juga dapat
dengan NF1.9 Sheath tumor saraf perifer mengalami pertumbuhan tumor
yang ganas merupakan sarcoma yang paraspinal yang menekan spinal cord dan
bersifat kemoresisten dan berhubungan disertai dengan myelopathy. Lesi ini
dengan angka survival lima tahun yang sering ditemukan pada penderita NF2 dan
rendah walaupun telah diterapi secara merupakan sumber morbiditas dan
agresif. Tanda klinisnya berhubungan mortalitas.11 Lesi yang berhubungan
dengan transformasi ganas dan dengan NF2 termasuk posterior
pertumbuhan yang cepat. Indikasi operasi subcapsular cataract (63%), retinal
pada tumor yang besar adalah masalah hamartoma, optic nerve-sheath
kosmetik. Penderita dengan NF1 juga meningioma, meningioma, ependymoma
memunyai risiko tumor non-CNS, (biasanya spinal cord), glioma, dan
termasuk Wilms tumor, trigeminal schwannoma.
rhabdomyosarcoma, leucemia, Insiden NF2 hanya sebesar 10%
dari insiden NF1, yaitu sekitar 1 dalam
285
BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS
50.000 orang.12 Dasar petunjuk perubahan ipsilateral pada mata. Kelainan ini disebut
genetic pada kelainan ini diketahui bentuk segmental dari NF1 yang
melalui studi sporadic vestibular ditemukan sekitar 5% dari penderita
neurilemoma dan meningioma, yaitu NF115. Hal ini timbul secara mosaicism,
tumor yang khas dari NF2. Penelitian yaitu mutasi gen NF1 yang terjadi
tersebut menunjukan bahwa sering beberapa waktu setelah fertilisasi saat
ditemukan hilangnya lengan panjang dari perkembangan embryo. Bentuk segmental
kromosom 22. Observasi cytogenic ini NF2 juga tampak pada penderita dengan
telah dilakukan dan mengidentifikasi berbagai ciri neurilemoma yang
adanya daerah mutasi pada 22q12.13 melibatkan saraf perifer dari ekstremitas
Produksi dari gen ini adalah protein tanpa gambaran sentral dari NF2.16
merlin (moesin, ezrin, dan radixin-like
protein) atau schwannomin, yaitu suatu
polipeptida yang terlibat dalam hubungan
elemen sitoskeletal dengan membran
plasma protein.14 Teknik molecular
mampu mengidentifikasi mutasi NF1
lebih dari 95% kasus. Ini dilakukan
apabila secara klinis tidak dapat ditegakan
diagnosis secara pasti. Diagnosis prenatal
dapat juga ditemukan dengan adanya
riwayat keluarga yang positif NF1.
Kriteria diagnosis berdasarkan
penggunaan fasilitas untuk NF2 berbeda
dengan NF1 secara keseluruhan.
Diagnosis secara laboratorium harus
ditemukan adanya mutasi DNA pada gen
NF2, dan menunjukan adanya hubungan
dengan DNA asal setidaknya dari dua
anggota keluarga. Penderita memunyai
kombinasi antara saraf kranial VIII dan
saraf lainnya, seperti neurilemoma,
meningioma, glial neoplasma,
neurofibroma, dan juvenile posterior Gambar 1. caf-au-lait macules pada anak 6
subcapsular cataract. Walaupun caf-au- tahun
lait macules dan cutaneous neurofibroma
kadang-kadang ditemukan, tetapi lesi ini
hanya sedikit dibandingkan dengan pada Manifestasi Non-Neurological
penderita dengan NF1, dan bukan
termasuk kriteria dalam diagnosis. Karena kedua NF1 dan NF2 merupakan
Sifat-sifat NF1 dan NF2 kelainan multisystem maka penderita
memperlihatkan tanda yang terbatas selalu datang berobat dengan gejala dan
terhadap beberapa segment tubuh. Pada tanda yang tidak langsung menunjukan
kebanyakan situasi, penderita memunyai suatu tumor sistem saraf.
caf-au-lait macules dan neurofibroma
pada satu ekstremitas atau setengah
badan, dan memunyai Lisch nodules yang
286
BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS
Gambar 2. Lesi hiperdense pada daerah sisterna basalis sampai ventrikel 3 dan
ventrikel 4 dengan kalsifikasi pada ventrikel 4 disertai hydrocephalus.
287
BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS
Manifestasi pada spinal juga sering, Hodgkins lymphoma, dan lymphoblastic
walaupun tidak ditemukan keterlibatan leucemia.19,21
neoplasma. Beberapa tingkatan scoliosis
juga ditemukan terutama pada penderita NF2
dengan NF1, namun tidak semua kasus
memerlukan terapi khusus.16 Sebagian Manifestasi nonneural yang paling serius
kecil anak-anak NF1 disertai dengan dari NF2 adalah posterior subcapsular
scoliosis yang berat dan cepat progresif.18 cataracts. Kelainan ini ditemukan sebesar
Karena banyak penderita ini memunyai 85% dari penderita NF2 dan selalu
intra-axial atau extra-axial neurofibroma, bertambah dengan usia.22 Karena lesi ini
maka perlu ditekankan hubungannya dapat mengancam penglihatan shingga
dengan prosedur spine-straightening diperlukan pemeriksaan mata dan
dengan MR-scan sebagai dasar evaluasi mungkin operasi katarak bila indikasi.
sebelum operasi. Manifestasi spinal lain Penderita dengan hilangnya satu
yang kurang serius termasuk vertebral penglihatan akibat lesi ini, maka
scalloping dan nonneoplastic widening diperlukan perhatian dan pengawasan
dari neural foramina pada dural ectasia untuk mencegah kerusakan penglihatan
dan pembentukan meningocele. mata yang satu lagi. Pengwasan juga
Umumnya tidak diperlukan intervensi dilakukan pada fungsi saraf wajah untuk
khusus setelah sangkaan neoplasma telah mempertahankan mata tertutup dan
disingkirkan melalui pemeriksaan MR- mencegah kerusakan cornea.
scan atau CT-myelography.
Sebagai tambahan bahwa Manifestasi Neurologikal
penderita NF1 dengan segmental
hipertropi dapat melibatkan salah satu Anak-anak dengan salah satu NF1 atau
bagian tubuh, seperti kepala atau satu NF2 dapat menderita tumor otak, spinal
ekstremitas.19 Walaupun biasanya cord, dan saraf perifer tetapi umumnya
komponen tumor yang mendasari daerah tipe lesi dari kedua sindrom ini berbeda
yang terlibat, deformitas selalu melebihi signifikan. Penderita dengan NF1
dan langsung melibatkan tumor. Ini masih memperlihatkan berbagai manifestasi
belum pasti apakah gambaran umum nonneoplatic neurological yang harus
dysplasia mesenchymal terlibat dalam dibedakan dari tumor-tumor lain untuk
area ini atau merupakan awal kombinasi menghindari intervensi yang tidak
faktor neurogenic dan humoral oleh diperlukan.
tumor.
Penderita dengan NF1 juga NF1
memunyai risiko terjadinya malignansi Fokal Area Dari Meningginya T2
pada berbagai sistem. Studi terbaru Signal
menunjukkan risiko relatif chronic
myelomonocytic leucemia diantara Kelainan yang paling sering terdeteksi
penderita NF1 sangat mengejutkan, yaitu oleh MR-scan pada penderita dengan
221 kali dibandingkan dengan populasi NF1, yaitu foci bertambahnya signal pada
umum.20 Tumor lain yang meningkat T2-weighted images tanpa salah satu efek
frekuensinya pada penderita NF1, yaitu massa, perubahan T1-weighted images,
neurofibrosarcoma, pheochromocytoma, atau kontras enhance. Foci ini terdeteksi
rhabdomyosarcoma, adeno-carcinoma mencapai 60-80% pada anak-anak dengan
dari ampulla Vater, melanoma, non NF1 bisa berbentuk soliter, multiple, atau
288
BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS
289
BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS
pada anak-anak dengan pertumbuhan ditemukan semuanya. Dibandingkan
tumor exophytically lebih besar dari dengan chiasmal-hypothalamic gliomas,
chiasma opticum.25 Masih belum dapat lesi ini jarang ditemukan pada penderita
dipastikan apakah hasil jangka panjang NF1 sehingga jarang dibicarakan. Lebih
tercapai dengan reseksi agresif bila dari setengah tumor non-optic histologis
dengan tanpa operasi.26 memberi gambaran malignant dengan
Penatalaksanaan intervensi persentase yang tinggi pada anak-anak
operasi masih berperan walaupun terdapat tanpa NF1 secara signifikan. Sebaliknya
kontroversi. Chiasmal hypothalamic studi lain mendapatkan lesi yang
glioma jelas bukan merupakan kandidat mayoritas jinak, dan dapat dilakukan
untuk dilakukan operasi karena reseksi total atau hampir total. Oleh sebab
keterlibatan optic dan hypothalamus yang itu lebih baik dilakukan tindakan reseksi
difus. Tindakan radiotherapy dilakukan total yang agresif pada hemisphere
pada lesi yang tidak berindikasi operasi.27 cerebral dan cerebellar. Berbagai
Cara ini memberikan hasil yang baik, modalitas tambahan saat intraoperasi,
karena lesi stabil, dan kadang-kadang lesi seperti stereotactic, USG, dan fungsional
mengalami regresi dengan perbaikan monitoring dapat memberi hasil yang
fungsi penglihatan yang signifikan. lebih baik.
Radiasi dapat juga menyebabkan Penatalaksanaan setelah operasi
gangguan endokrin dan congnitive yang bergantung pada hasil pemeriksaan
berat serta risiko mengalami radiation- histologis. Penderita dengan tidak dapat
induced malignancies dan vasculopathy direseksi atau rekuren setelah reseksi
seperti sindroma moyamoya.28 agresif, diberi tambahan terapi dengan
Berbagai regimen telah digunakan radiotherapy atau kemoterapi. Penderita
dengan respon rata-rata 20-80% dan NF1 yang berkembang menjadi malignant
stabilization rata-rata 75-100%.27 Studi glioma ditangani sama seperti penderita
lain dengan pemberian casboplatin- tanpa NF1. Setelah dicoba reseksi secara
vincristine dan kombinasi 6-thioguanine, maksimal, kemudian dilakukan kombinasi
procarbazine, dibromodulcitol, terapi dengan radiotherapy dan
cyclohexylnitrosourea (CCNU), dan kemoterapi pada penderita dengan usia di
vincristine memberikan hasil yang lebih atas tiga tahun. Awalnya penderita diberi
baik. Beberapa studi lain menemukan kemoterapi dengan harapan radiasi
bahwa respon kemoterapi tidak ditunda selama mungkin. Meskipun jelas
memberikan perbedaan signifikan pada kemoterapi sangat bermanfaat untuk
anak-anak dengan NF1 dan tanpa NF1.29 malignant glioma terutama glioblastoma
multiforme, namun dosis maksimal terapi
Cerebral Dan Cerebellar kombinasi masih belum bisa dipastikan.
Hemispheric Gliomas
Brain Stem Gliomas
Sedikit sekali penderita dengan NF1
lesinya membesar ke dalam hemisphere Penderita brainstem glioma dengan NF1
cerebral dan cerebellar. Lesi itu seperti adalah kelompok heterogen yang
terutama glioma yang memperlihatkan memiliki banyak perbedaan biologis
efek massa lokal, dan berkurangnya sinyal dengan penderita tanpa NF1. Kelainan
pada T1-weighted images dengan yang sering adalah daerah difus yang
enhancement yang uniform, ring-like besar di batang otak yang berhubungan
sebagai mural nodule, atau tidak
290
BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS
291
BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS
pembesaran yang cepat. Dapat juga neurologis, general surgery, orthopedic,
timbul di daerah punggung yang bisa medical oncologic, dan radiation
menyebabkan iritasi. Hanya sedikit dari oncologic.36
tumor ini yang akan menjadi ganas Reseksi total tidak mungkin pada
(seperti neurogenic sarcoma), tetapi tumor plexiform karena infiltrasi yang
penderita harus melaporkan lesi yang luas sepanjang saraf yang terlibat. Jika
cepat membesar, warna kemerahan atau hanya satu saraf yang terlibat, reseksi en
ulkus, dan menggangu secara progresif bloc dan graft secara teori memungkinkan
setelah eksisi biopsi. tetapi hasil fungsionalnya buruk. Ini
Peripheral nerve neurofibroma bukan merupakan pilihan untuk plexus
menimbulkan gejala disfungsi neurologis neurofibroma yang melibatkan plexus
pada saraf utama dengan rasa sakit dan brachial dan lumbosacral. Reseksi
parasthesia. Hal ini selalu merupakan biasanya sebagai pilihan terakhir untuk
awal atau eksaserbasi melalui manipulasi lesi yang ganas dan menyakitkan atau
atau perkusi saraf yang terlibat.34 Tidak adanya kompresi struktur sekitarnya yang
seperti neurilemoma yang khas menimbulkan gejala berat. Karena lesi
melibatkan satu dari single fascicle saraf dapat memperlihatkan sifat yang lambat
utama dan fascicle lain pada kapsul maka terapi agresif hanya terbatas untuk
tumor, neurofibroma selalu melibatkan tumor yang menyebabkan kerusakan
banyak atau semua fascicle saraf, dan progresif.
pada berbagai kasus terbatas reseksinya. Paraspinal neurofibroma
Penanganan lesi ini masih kontroversial biasanya berbentuk tumor fusiform yang
dan sebagian ahli merekomendasi biopsi melibatkan cabang saraf yang masuk ke
dan observasi, sedangkan ahli yang lain canalis spinalis. Tindakan pada lesi ini
menganjurkan blok reseksi dengan end to dengan laminectomy untuk komponen
end atau graft terhadap saraf yang terlibat, intraspinal. Untuk komponen extraspinal
atau intracapsular enucleation.35 Banyak dilakukan transforaminally jika tumor
kasus memungkinkan untuk dilakukan kecil dan letaknya di tengah, tetapi jika
reseksi multiple yang melibatkan fascicle lesi besar maka diperlukan pemisahan
tanpa mengorbankan fungsi saraf.34 lebih ke samping. Untuk lesi besar
Tindakan ini dilakukan diseksi pada extraspinal daerah cervical maka dibuang
bagian proximal dan distal dari tumor dan dari arah lateral atau modifikasi secara
identifikasi fascicle asal timbulnya tumor hati-hati agar tidak merusak arteri
kemudian dibuang. Penggunaan teknik vertebralis.37 Lesi cervicothoracic
rangsangan saraf saat operasi untuk dibuang menggunakan cara posterior
konfirmasi fascicle dan pengangkatan subscapular ke plexus brachialis. Lesi
tumor sesungguhnya tidak berguna. Pada pada daerah thoracic diangkat dengan
beberapa kasus, reseksi total tidak menggunakan cara costotransversectomy,
mungkin tanpa risiko kerusakan lateral extracavitary, atau transthoracic
neurologis, dan reseksi sebagian harus intrapleural atau extrapleural bergantung
mengikuti arah pertumbuhan massanya. pada ukuran lesi.38 Lesi lumbal biasanya
Pada keadaan seperti ini, perkembangan menggunakan cara retroperitoneal.
sisa tumor harus dijaga lebih lanjut karena Reseksi yang melibatkan cabang saraf
sekitar 15% tumor mengalami perubahan selalu diperlukan reseksi tumor total,
menjadi ganas.34 Penanganan operasi dan tetapi ini diusahakan tanpa kerusakan
setelah operasi menjadi ganas ini harus berat saraf.39 Karena terdapat predisposisi
melibatkan beberapa disiplin ilmu, seperti
292
BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS
293
BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS
tumor yang progresif. Penderita dengan sebagai lesi yang panjang pada T2 dengan
penglihatan yang baik, fungsi stabilisasi variasi enhance setelah pemberian
selalu dapat dicapai dengan reseksi gadolinium. Foci yang non-enhance dari
sebagian tumor karena sisa lesi kadang- T2 yang memanjang dalam nucleus deep
kadang tidak tumbuh kembali. gray dan white matter tampak vakuolisasi
Penanganan visceral myelin. Ini paling sering pada globus
neuroneurofibroma juga merupakan pallidus, cerebellum, dan brain stem,
tantangan karena lesi ini biasanya bersifat kapsula interna, centrum semiovale, dan
plexiform yang tidak dapat dilakukan corpus callosum dengan insiden hingga
reseksi total. Reseksi subtotal selalu 60% pada penderita NF1.
diindikasikan untuk mengurangi CT scan Schwannoma pada
gangguan pulmonary (untuk lesi kepala memberikan gambaran suatu
intrathoracic yang besar), upper airway massa bulat atau ovoid pada extra-axial.
obstruction (dari parapharyngeal Pada CT scan tanpa kontras ditemukan
neurofibroma), abdominal discomfort, isomild hypodense, kecuali pada kista atau
atau spinal cord compression (tumor perdarahan. Meningioma merupakan
mendorong komponen paravertebral dari massa extra-axial yang berhubungan
transforaminal). Tumor seperti plexiform dengan dural tail. Pada CT scan tanpa
neurofibroma yang tidak direseksi cocok kontras ditemukan gambaran isodense
untuk percobaan kemoterapi. dengan jaringan otak.43 Pada MRI,
schwannoma isomild hypointense
Gambaran Radiologis dibandingkan dengan jaringan otak pada
T1-weighted images dan isohyperintense
Karakteristik gambaran CT scan kepala terhadap jaringan otak pada T2-weighted
pada NF1 selalu tampak pada suatu optic images. Setelah pemberian gadolinium,
glioma, termasuk pembesaran fusiform tampak enhancement yang homogen
dari saraf optic, tractus opticus, dan atau dibandingkan dengan kista atau
optic chiasma. Dalam hal ini terdapat juga perdarahan yang cenderung heterogen.
perubahan bentuk canalis opticus dan Lesi yang besar dapat menyebabkan
sphenoid wing medialis. Sphenoid wing kompresi brain stem dan/atau
dysplasia biasanya berhubungan dengan hydrocephalus. Mirip schwannoma,
neurofibroma plexiform dan meningioma isointense terhadap gray
bupthalmos.42 Dengan gambaran MRI matter pada T1 dan T2-weighted images.
otak, glioma saraf optic mudah tampak Dengan pemberian gadolinium dapat
dengan pembesaran dari saraf optic, terjadi enhancement dengan gambaran
chiasma, dan/atau tractus opticus. Glioma kalsifikasi.43
optic pada penderita NF1 dapat
ditemukan tanpa gejala hingga 20%. Pada Prognosis
tumor yang luas, T1-weighted images
selalu di bawah estimasi, sedangkan T2- NF1 merupakan suatu penyakit genetic
weighted images memberi representasi yang dapat mengenai berbagai organ.2,9
yang baik terhadap daerah yang terlibat. Penyebab kematian pada NF1 termasuk
Brain stem glioma dengan pemberian tumor sheath saraf perifer yang ganas,
kontras dapat terjadi enhancement yang tumor CNS, dan keadaan sistemik, seperti
homogen atau heterogen.43 Tumor hipertensi karena berhubungan dengan
parenchyma memunyai predileksi pada vasculopathies yang cenderung
thalamus dan basal ganglia yang timbul menyebabkan stenosis arteri renalis.
294
BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS
Penderita dengan NF1 34 kali lebih sering tidak pasti. Protein encode melalui gen
mengalami keganasan jaringan ikat atau NF1 neurofibromin memunyai persamaan
tumor jaringan lunak dibandingkan dengan anggota Ras guanosine
dengan individu non-NF1.9 Usia rata-rata triphosphatose-activating protein (Ras-
dari onset gejala adalah tujuh belas tahun, GAP) family. Ras-GAP protein mengatur
sedangkan usia diagnosis NF2 rata-rata proto-oncogenic Ras. Mutasi aktivasi Ras
adalah dua puluh dua tahun. Prognosis ditemukan sekitar 30% dari semua kanker
penderita NF2 bervariasi sesuai dengan pada manusia.44 Pada berbagai tumor lain,
spektrum dari fenotipe. Tipe mutasi gen aktivitas jaras Ras bertambah bila Ras
NF2 memengaruhi beratnya penyakit. aktif berikatan dengan guanosine
Deteksi awal memberi keuntungan yang triphosphate (GTP). Fungsi protein Ras-
jelas pada penderita, seperti terlindungnya GTP untuk membuang GTP dari Ras, dan
fungsi pendengaran. Diagnosis NF2 untuk mengikat guanosine diphosphate
meningkatkan risiko berkembangnya (membuat Ras menjadi tidak aktif).
tumor CNS, seperti schwannoma, Hilangnya fungsi protein Ras-GAP
meningioma, glioma, dan neuroma yang cenderung meningkatkan kadar Ras-GTP,
dapat melibatkan otak, saraf kranial, atau dan merupakan signal melalui jaras Ras.
spinal cord. Signal Ras meninggi melalui signal
receptor membrane-bound tyrosine
Biologi Molekular NF1 kinase, seperti EGFR dan PDGFR.
Aktivitas Ras cenderung bersifat
NF1 merupakan suatu prototypical mitogenic melalui aktivasi Raf, MAPKK
hereditary tumor syndrome dari CNS. (mitogen activated protein kinas kinase),
Sekitar 50% penderita adalah mutasi dan MAPK (mitogen activated protein
sporadic atau Inherited autosomal kinase). Malignant peripheral nerve
dominant. Efek terhadap individu berupa sheath tumor (MPNST) pada penderita
kelainan kulit dan merupakan predisposisi dengan NF1 tidak menunjukan
terjadinya berbagai tumor jinak dan peningkatan kadar neurofibromin dan
ganas. Efek tumor terhadap CNS antara Ras-CTP dibandingkan dengan
lain neurofibroma, malignant peripheral schwannoma pada penderita non NF1.46
nerve sheath tumor, dan pilocytic Kemungkinan neurofibromin juga
astrocytoma (terutama jaras optic).44 memunyai fungsi supresi tumor yang
Sedangkan non CNS malignancy tidak bergantung pada Ras.44 Beberapa
termasuk pheochromocytoma dan chronic tumor memunyai gen NF1 yang normal
myeloid leucemia pada remaja. pada tingkat DNA, yaitu bukan
NF1 merupakan mutasi germline merupakan neurofibromin yang
dari gen NF1 pada kromosom 17q11.2. diperlihatkan melalui pemeriksaan NF1
NF1 adalah encode untuk suatu protein mRNA dengan mekanisme yang belum
yang sangat besar dengan 57 exon yang diketahui.47 Mekanisme neurofibroma
menyebar lebih dari 350 kb dari genomic jinak hingga MPNST belum pasti tetapi
DNA. Lebih dari 200 perbedaan mutasi mungkin akibat hilangnya fungsi p53.46
telah diobservasi pada penderita dengan Mutasi gen NF1 jarang menyebabkan
NF1.45 Daerah NF1 coding biasanya tumor otak pada manusia. Ekspresi
berisi tiga gen lain dalam satu dari neurofibromin meningkat pada
intronnya, yaitu EV12A, EV12B, dan kebanyakan sporadic astrocytoma, seperti
OMGP.44 Peranan rangkaian gen NF1 respon fisiologis dari pertambahan
dalam menentukan fenotipe NF1 adalah aktivasi Ras.
295
BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS
Encode gen NF1 untuk protein untuk mencapai hasil akhir masih belum
dengan 2818 asam amino yang pasti. Penderita dengan lesi yang besar
dihubungkan dengan neurofibromin dan menekan batang otak harus dilakukan
tampak pada sel-sel Schwann, operasi reseksi. Penderita dengan tumor
oligodendrocyte, dan neuro-neuron yang yang kecil tanpa gejala belum terdapat
bekerja sebagai gen supresi tumor. Protein tindakan yang optimal. Beberapa
berisi segment asam amino yang besar rekomendasi untuk mencoba reseksi
dan memperlihatkan persamaan terhadap radikal tumor karena cara ini
fungsi domain dari protein aktivasi memungkinkan untuk menjaga fungsi
p21ras-GTPase. p21ras-GTPase inaktivasi pendengaran setelah operasi. Terapi ini
oncogen p21ras dengan merangsang dapat menyebabkan tuli pada telinga
aktivitas GTPase, sehingga mengubah kontralateral yang merupakan risiko
bentuk aktif dari p21ras menjadi bentuk jangka panjang. Reseksi tumor selalu
tidak aktif. Mutasi neurofibromin dikombinasi dengan memasang implan
cenderung rendah atau tidak terdapat pada cochlear atau auditory brainstem
ekspresi yang merupakan aktivasi p21ras, yang setidaknya menjaga fungsi
dan kemungkinan sejumlah kelainan pendengaran pada penderita dengan tumor
fenotype yang tampak pada NF1, bilateral yang dilakukan intervensi
termasuk tumor jinak dan ganas. operasi.49
Transformasi keganasan terjadi dengan Stereotactic radiosurgery
perubahan genetic tambahan, seperti merupakan alternatif tindakan terapi.
mutasi p53. Terdapat kesan bahwa Belum dapat dipastikan apakah
kelainan signal molecular. Pada dasarnya pemeliharaan fungsi pendengaran jangka
penderita NF1 tidak mau belajar dari panjang lebih baik daripada dengan
pengalaman yang pernah terjadi. 48 reseksi terbuka. Hilangnya pendengaran
dapat terjadi setelah radiosurgery, tetapi
NF2 cara ini berkembang lambat sekitar satu
Vestibular Neurilemoma sampai dua tahun kemudian. Cara lain
yang dianjurkan pada penderita dengan
Tumor saraf kranial ke delapan terjadi tumor bilateral, yaitu reseksi lesi secara
terutama pada penderita dengan NF2 dan subcapsular dengan membiarkan
selalu simptomatik pada remaja. Anak- sejumlah kecil tumor yang melekat pada
anak dengan catarac posterior atau tumor saraf facial dan acoustic untuk
multiple spinal cord atau saraf perifer meminimalisasi kerusakan saraf. Karena
tanpa adanya Lisch nodule atau caf-au- penanganannya yang kompleks, maka
lait macules tetap harus dipikirkan cara supraregional dianjurkan untuk
tentang diagnosis NF2, dan dilakukan MR mengoptimalkan hasil yang fungsional.
scan kepala untuk manifestasi intrakranial
NF2. Intrakranial Meningioma dan
Walaupun terdapat kesepakatan bahwa Nonvestibular Cranial Nerve
pemeriksaan pendengaran secara periodik Neurilemoma
dan MR scan pada vestibular
neurilemoma untuk evaluasi penderita Lebih dari 30% penderita dengan NF2
dengan NF2, namun indikasi dan teknik memunyai multiple nonvestibular
terapi untuk lesi ini masih kontroversi. neurilemoma dan sekitar setengahnya
Penanganan primer, yaitu untuk adalah meningioma.50 Hal ini berbeda
melindungi fungsi pendengaran tetapi dengan frequensi vestibular neurilemoma
296
BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS
yang lebih dari 95% pada populasi penderita dengan NF1 ditemukan bahwa
penderita ini. Walaupun memberi kesan penderita ependymoma lebih sering
bahwa subgrup penderita dengan NF2 daripada astrocytoma. Secara umum
memiliki risiko tinggi terhadap ependymoma memiliki batas yang jelas
multicenter intrakranial neurilemoma dan sehingga memungkinkan reseksi total
meningioma,50 tidak semua heterogenitas pada lesi yang besar, dan yang
fenotipe dapat menerangkan perbedaan menunjukan gejala progresif.53
inherited pada susunan mutasi NF2 Penanganan setelah operasi menyerupai
karena susunannya yang bervariasi dari tumor spinal cord intramedullary.
pertumbuhan tumor memunyai catatan
diantara penderita dengan mutasi identik Extracranial Neurilemoma dan
dan juga diantara keduanya.51 Yang Meningioma
penting pemeriksaan penderita NF2 saat
ini tidak memungkinkan untuk melakukan Penderita degan NF2 sering
prediksi apakah penderita akan menderita memperlihatkan pertumbuhan intraspinal
multipel intrakranial tumor, dan tidak yang merupakan kombinasi nerve sheath
adanya hubungan simpulan tumor dan meningioma. Tumor ini
genotype/fenotype sehingga terhadap tumbuhnya lambat dan bersifat menekan
semua penderita dilakukan pemeriksaan serta menginvasi struktur sekitar saraf,
scan kepala secara periodic. sehingga sering ditemukan lesi besar
Banyak pendapat mengenai terapi tanpa gejala selama beberapa tahun
vestibular neurilemoma dengan yang lesi sebelum menimbulkan gejala klinis spinal
lain, seperti intrakranial neurilemoma dan cord. Lebih dari 90% tumor daerah spinal
meningioma. Lesi ini memperlihatkan canal tanpa disertai defisit neurologis.
sifat biologis yang tidak dapat diprediksi. Penderita dapat memperlihatkan fungsi
Beberapa tumor memunyai interval tetap neurologis yang cepat memburuk dengan
atau tidak tumbuh meluas sedangkan yang pertumbuhan tumor yang kecil dan
lain cepat pertumbuhannya. Penderita dianjurkan reseksi tumor pada penderita
selalu mengalami perkembangan dengan gambaran radiologis yang
intrakranial multipel neurilemoma dan memperlihatkan kompresi spinal cord
meningioma, dan umumnya disiapkan walapun tanpa gejala. Nerve sheath tumor
intervensi operasi untuk lesi besar yang pada NF2 biasanya adalah neurilemoma,33
menyebabkan kompresi saraf dan yang dan dengan neurofibroma yang khas pada
memperlihatkan pertumbuhan progresif. NF1, lesi extracranial berbatas tegas, dan
Dengan scan dan diikuti pemeriksaan timbul dari single nerve fascicle yang
klinisnya, tumor ini jarang membesar selalu dapat dikorbankan dengan minimal
hingga menyebabkan kerusakan neurologis morbidity sehingga lebih baik
neurologis yang ireversibel atau dilakukan reseksi total.34 Secara umum
memerlukan reseksi. meningioma dapat dibuang tanpa reseksi
berbagai elemen saraf. Sebagian kecil
Intraparenchymal Glioma penderita dengan neurofibroma memiliki
kesulitan yang sama dengan NF1.
Penderita dengan NF2 sering mengalami Penderita perlu untuk membuang
tumor glial intrinsic pada otak tetapi beberapa lesi pada tingkat yang berbeda
jarang ditemukan pada NF1. Sebaliknya, karena kompresi beberapa segment spinal
tumor intraspinal intramedullary lebih cord.54
sering pada NF2.52 Pada observasi
297
BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS
merusak pertumbuhan dengan
Biologi Molekular NF2 penghambatan signal dari permukaan sel
dan menghasilkan fenotype tumor. NF2
NF2 merupakan suatu autosomal memperlihatkan berbagai gejala klinis.
dominant, hereditary dan tumor CNS Beberapa penderita memunyai tumor
syndrome yang dapat menjadi multipel pada usia muda, dan yang lain
schwannoma, meningioma, ependymoma, memunyai gejala minimal pada usia tua.
dan tumor-tumor lain yang jarang. Semua Penderita dengan terpotongnya mutasi
family NF2 mengalami mutasi pada tumor dari NF2 memunyai fenotype lebih berat
supresi gen pada kromosom 22q12 yang daripada perubahan single codon dan
memiliki 595 asam amino dan menunjukan fenotype yang berhubungan
menghasilkan protein yang disebut merlin dengan NF2 family. Sindroma family
dan schwanomin.55 Protein merlin disebut juga schwanomatosis yang
memperlihatkan homolog dengan anggota memberi efek pada individu dengan
protein 4.1 superfamily dari protein- multiple schwannoma tetapi bukan
protein termasuk 4.1, talin, moesin, ezrin, schwannoma vestibular.59 Tumor pada
dan radixin. Anggota protein 4.1 penderita ini selalu khas dengan mutasi
superfamily mengikat ke dua membran sel NF2.
dan cytoskeleton yang mungkin terlibat Hilangnya heterozygosity pada
dalam signal antara permukaan sel dan kromosom 22q sering pada meningioma,
cytoskeleton. Lokasi merlin pada ependymoma, dan schwannoma. Ekspresi
membran sel bekerja sebagai ikatan merlin yang hilang atau berkurang selalu
membrane-cytoskeletal. Walaupun usaha ditemukan pada tumor sporadic ini.60
telah dilakukan untuk mengidentifikasi Mutasi gen NF2 ditemukan pada
fungsinya, tetapi masih belum jelas ependymoma spinal, tetapi bukan
keterlibatan berbagai jaras signal merlin- ependymoma pada ventrikel IV dan anak-
regulated sebagai kunci dari anak. Hal ini sesuai dengan distribusi
perkembangan NF2 yang berhubungan penderita ependymoma dengan NF2.
dengan tumor.56 Mutasi cenderung Walaupun banyak astrocytoma
menyebabkan hilangnya ekspresi merlin memperlihatkan hilangnya heterozygosity
dan merupakan defek gen paling sering pada kromosom 22q, tetapi mutasi gen
pada meningioma. Total 50-60% dari NF2 tidak ditemukan pada astrocytoma.
semua meningioma spontan, dan NF2 Hal ini memberi kesan ke dua gen supresi
berhubungan dengan meningioma yang tumor pada chromosom 22q terlibat dalam
mengalami mutasi pada gen NF2. tumorgenesis astrocytoma.61 Mutasi gen
Schwannoma yang disebabkan oleh NF2 ditemukan mencapai 30-60% dalam
hilangnya ekspresi merlin dan hanya 29- bentuk sporadic meningioma. Mutasi NF2
38% dari ependymoma memperlihatkan lebih sering terjadi pada fibroblastic dan
perubahan ekspresi merlin.57 Mutasi dari meningioma transitional tetapi jarang
gen NF2 terjadi tidak hanya pada tumor terjadi pada meningioma meningothelial.
yang berhubungan dengan NF2, tetapi Hai ini memberi kesan adanya
juga mencapai 30% dari melanoma, dan kemungkinan heterogeneity molecular
41% dari mesothelioma.58 Masih belum pada tumor ini.
jelas mengapa mutasi NF2 cenderung Kelainan neurofibromatosis ke
untuk membentuk vestibular schwannoma tiga telah dibedakan sebagai
bilateral. Mutasi merlin menyebabkan schwannomatosis. Kelainan ini khas
defek pada membrane-cytoskeleton yang dengan adanya schwannoma pada saraf
298
BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS
299
BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS
efektif untuk terapi tumor NF2, dan angka 8. van Engelen SJ, Krab LC, et al.
perlindungan pendengaran lebih baik Quantitative differentiation between
(sekitar 43%). Erlotinib adalah suatu healthy and disordered brain matter in
inhibitor EGFR yang efektif dalam terapi patients with neurofibromatosis type
vestibular schwannoma yang progresif.73 1 using diffusion tensor imaging.
Penggunaan EGFR inhibitor ini AJNR. American Journal of
berdasarkan atas pemeriksaan, bahwa Neuroradiology 2008;29(4):816-822
merlin berhubungan dengan EGFR 9. Rasmussen SA, Yang Q, et al.
melalui tingkatan protein dan pencegahan Mortality in neurofibromatosis 1: an
signal. Pada penderita dengan NF2 dan analysis using U.S. death certificates.
mutasi merlin, jaras ini tidak dapat diatur American Journal of Human Genetics
ke bawah.74 2001;68(5):1110-1118
10. Uppal S, Coatesworth AP.
Tinjauan Pustaka Neurofibromatosis type 2,
International Journal of Clinical
1. Huson SM, Hughes RAC, eds. The Practice 2003;57(8):698-703
Neurofibromatoses. A Pathogenetic 11. Dow G, Biggs N, et al. Spinal tumors
and Clinical Overview. New York: in neurofibromatosis type 2. Is
Chapman and Hall; 1994 emerging knowledge of genotype
2. Korf BR. Clinical features and predictive of natural history? Journal
pathobiology of neurofibromatosis 1. of Neurosurgery. Spine
Journal of Child Neurology 2005;2(5):574-579
2002;18(8):573-577;discussion 602- 12. Martuza RL, Eldridge R.
604,646-651 Neurofibromatosis 2 (bilateral)
3. Debella K, Szudek J, et al. Use of the acoustic neurofibromatosis). N Engl J
national institudes of health crtiteria Med 1988;318:684-688
for diagnosis of neurofibromatosis 1 13. Rouleau GA, Seizinger BR,
in children. Pediatrics 2000;105(3 Pt Wertelecki W, et al. Flanking markers
1):608-614 bracket the neurofibromatosis type 2
4. Xu G, OConnell P, Viskochil D, et (NF2) gene on chromosome 22. Am J
al. The neurofibromatosis type 1 gene Hum Genet 1990;46:323-328
encodes a protein related to GAP. 14. Trofatter JA, MacCollin MM, Rutter
Cell 1990;62:599-608 JL, et al. A novel moesin, ezrin,
5. Basu TN, Gutmann DH, Fletcher JA, radixin-like gene is a candidate for
et al. Aberrant regulation of ras the neurofibromatosis 2 tumor
proteins in malignant tumors cells suppressor. Cell 1993;72:791-800
from type 1 neurofibromatosis 15. Ingordo V, DAndria G, Mendicini S,
patients. Nature 1992;356:713-715 et al. Segmental neurofibromatosis: is
6. Matsui I, Tanimura M, Kobayashi N, it uncommon or underdiagnosed?
et al. Neurofibromatosis type 1 and (letter). Arch Dermatol
childhood cancer. Cancer 1995;131:959-960
1993;72:2746-2754 16. Isenberg JS, Mayer P, Butler W, et al.
7. Listernick R, Charrow J. Multiple recurrent benign
Neurofibromatosis-1 in childhood . schwannoma of deep and superficial
Advances in Dermatology nerves of the upper extremity: a new
2004;20:75-115 variant of segmental
300
BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS
301
BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS
neurofibromatosis type 1 and 2. J 44. Feldkamp MM, Gutmann DH, Guha
Neurosurg 1991;74:248-253 A. Neurofibromatosis type 1 : Piecing
34. Donner TR, Voorhies RM, Kline DG. pizzle together. Can J Neurol Sci
Neural sheath tumors of major nerves. 1998;25:181-191
J Neurosurg 1994;81:362-373 45. Pros E, Gomez C, et al. Nature and
35. Kline DG, Judice DJ. Operative mRNA effect of 282 different NF1
management of selected brachial point mutationas: focus on splicing
plexus lesions. J Neurosurg alterations. Human Mutation
1983;58:631-649 2008;29(9):E173-E193
36. Bruckner HW, Gorbaty M, Lipsztein 46. Guha A, Lau N, Huvar I, et al. Ras-
R, et al. Treatment of large high- GTP levels are elevated in human
grade neurofibrosarcoma with NF1 peripheral nerve tumors.
concomitant vinblastine, doxorubicin, Oncogene 1996;12:507-513
and radiotherapy. Mt Sinai J Med 47. Skuse Gr, Cappione AJ, Sowden M,
1992;59:429-432 et al. The neurofibromatosis type 1
37. George B, Lot G. Neurinoma of the messenger RNA undergoes base-
first two cervical nerve roots: a series modification RNA editing. Nucleic
of 42 cases. J Neurosurg Acids Res 1996;24:478-486
1995;82:917-923 48. Szudek J, Birch P, et al. Associations
38. McKormick PC. Surgical of clinical features in
management of dumbbell and neurofibromatosis 1 (NF1). Genetic
paraspinal tumors of the thoracic and Epidemiology 2000;19(4):429-439
lumbar spine. Neurosurgery 49. Hulka GF, Bernard EJ, Pillsbury HC.
1996;38:67-75 Cochlear implantation in a patient
39. Schultheiss R, Gullotta G. Resection after removal of an acoustic neuroma.
of relevant nerve roots in surgery of The implications of magnetic
spinal neurinoma without persisting resonance imaging with gadolinium
neurological deficit. Acta Neurochir on patient management. Arch
(Wien) 1993;122:91-96 Otolaryngol Head Neck Surg
40. Seppala MT, Haltia MJJ, Sankila TJ, 1995;121:465-468
et al. Long-term outcome after 50. Parry DM, Eldridge R, Kaiser-Kupfer
removal of spinal neurofibroma. J MI, et al. Neurofibromatosis 2 (NF2):
Neurosurg 1995;82:572-577 clinical characteristics of 63 affected
41. Sekhar LN, Pomeranz S, Sen CN. individuals and clinical evidence for
Management of tumours involving heterogeneity. Am J Med Genet
the cavernous sinus Acta 1994;52:450-461
Neurochirurgica (Wien) 1991;53:101- 51. Baser ME, Ragge NK, Riccardi VM,
112(supplement) et al. Phenotypic variability in
42. Kornreich L, Blaser S, et al. Optic monozygotic twins with
pathway glioma: correlation of neurofibromatosis 2. Am J Med
imaging findings with the presence of Genet 1996;64:563-657
neurofibromatosis. AJNR. American 52. Mautner V-F, Tatagiba M, Guthoff R,
Journal of Neuroradiology et al. Neurofibromatosis 2 in the
2001;22(10):1963-1969 pediatric age group. Neurosurgery
43. Fischbein NJ, Dillon WP, et al. 1993;33:92-96
Teaching atlas of brain imaging. 53. Lee M, Rezai AR, Freed D, et al.
Thieme, New York 2000 Intramedullary spinal cord tumors in
302
BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS
303
BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS
schwannomas. Why, when, and how?
Acta Neurochirurgica
2007;149(7):647-660; discussion 660
73. Plotkin SR, Singh MA, et al.
Audiologic and radiographic response
of NF2 related vestibular
schwannoma to erlotinib therapy.
Nature clinical practice. Oncology
2008;5(8):487-491
74. Curto M, Cole BK, et al. Contact-
dependent inhibition of EGFR
signaling by NF2/Merlin. Journal of
Cell Biology 2007;177(5):893-903
304