Anda di halaman 1dari 27

20

NEUROFIBROMATOSIS
Rr. Suzy Indharty

Pendahuluan 1/150.000 jiwa. Tumor pada saraf


pendengaran yang biasanya mengenai
Neurofibromatosis yang juga dikenal kedua telinga (auditory nerve). Penderita
sebagai von recklinghausen disease, NF2 dapat juga memunyai lesi yang lain,
merupakan suatu kelainan genetic yang seperti tumor otak dan spinal cord.
memberi efek pada berbagai organ tubuh, Mayoritas penderita NF2 hasil dari mutasi
terutama kulit dan sistem saraf. Beberapa gen dengan perubahan yang baru, dan
terjadi saat lahir, tetapi yang lain terjadi tidak ditemukan pada anggota keluarga
setelah dewasa. Terdapat tiga bentuk yang lain. Schwannomatosis adalah suatu
neurofibromatosis, yaitu NF1, NF2, dan bentuk lain dari NF yang jarang. Jenis ini
Schwannomatosis. baru dikenal dan tidak seperti NF1 dan
Neurofibromatosis (NF) 1 atau NF2.
yang dikenal sebagai peripheral Neurofibromatosis tipe I memiliki
neurofibromatosis merupakan jenis yang ciri khas berupa caf-au-lait spots,
paling sering ditemukan, yaitu sekitar perkembangan bagian mata yang disebut
1/3000-4000 orang. NF1 memiliki ciri iris Lisch nodules, lesi rubbery pada kulit
khas berupa banyak bercak lahir, dan yang disebut neurofibroma. Lesi ini dapat
tumor pada sistem saraf dan otak. NF1 terjadi juga pada dermatofibromas,
merupakan suatu penyakit autosomal multiple optic nerve gliomas, bilateral
dominant yang diturunkan. Namun plexiform neurofibroma, dan malignant
ditemukan 50% penderita yang tidak peripheral nerve sheath tumor.
berhubungan dengan turunan keluarga
dan merupakan hasil dari suatu mutasi Epidemiologis
gen, yaitu suatu perubahan baru yang
tidak ditemukan pada anggota keluarga NF 1 merupakan salah satu kelainan
yang lain. genetic yang terbanyak, dengan insiden 1
Neurofibromatosis (NF) 2 yang dari 3000-4000 orang.1 NF 1 atau von
diketahui sebagai central Recklinghausens disease merupakan
neurofibromatosis atau bilateral acoustic suatu penyakit autosomal dominant
neurofibromatosis ditemukan sekitar 10% dengan distribusi kelamin yang sama, dan
dari seluruh penderita NF dengan insiden predisposisi etnik yang tidak jelas.2
BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS

Sekitar 50% dari kasus NF1 timbul secara iris hamartoma), axillary dan inguinal
sporadic karena terjadi mutasi baru. NF1 freckling, skeletal lesions, seperti
merupakan satu dari kebanyakan kelainan sphenoid wing dysplasia dan penipisan
single gene. Kelainan ini memunyai cortex tulang panjang, dan optic glioma,
turunan fenotipe yang tinggi, sehingga serta meningginya insiden Central
orang tua yang tidak memberikan efek, Nervous System (CNS), dan tumor
memunyai risiko rekuren yang rendah. sistemik lainnya.6 Seringnya perubahan
Kebanyakan NF1 dapat dideteksi pada warna kulit yang timbul terjadi sebelum
bayi dengan berdasarkan pada suatu remaja (95% dari penderita dengan NF1).
kelainan kulit yang biasanya makin jelas Dermal neurofibroma timbul dari sel
dengan pertambahan usia, terutama schwann dan terjadi sekitar 99% dari
setelah pubertas. Hampir 100% NF1 penderita. Tumor ini timbul selama
menunjukan penetrasi pada usia delapan remaja dengan pertambahan jumlah dan
tahun.3 Sindroma ini disebabkan oleh ukurannya sesuai usia. Beberapa gejala
mutasi gen dari kromosom 17q11.2 yang lain termasuk macrocephaly,
dengan kode protein besar disebut perubahan pada pembuluh darah, tubuh
neurofibromin. Bagian dari protein ini, pendek, scoliosis, dan gangguan
yaitu GTPase-activator yang berperan pendengaran.
sebagai signal transduction melalui Diagnosis NF1 jika ditemukan dua atau
perubahan yang menguntungkan dari lebih kriteria ini, yaitu:
bentuk aktif GTP-bound dari ras dan 1. Enam atau lebih caf au lait spot
menghubungkan G-protein kebentuk (diameter lebih dari lima mm
inaktif GDP-bound.4,5 Fungsi gen NF1 sebelum pubertas dan lebih dari
sebagai gen supresi tumor dalam lima belas mm setelah pubertas).
inaktivasi ke dua allele diperlukan untuk 2. Dua atau lebih neurofibroma dari
tumorigenesis. Penderita dengan NF1 segala tipe dengan satu atau lebih
lahir dengan hanya satu kopi normal dari plexiform neurofibroma
gen dan, yang lain mutasi atau hilang 3. Freckling pada axilla atau daerah
menyebabkan inaktif allele ke dua dan inguinal (tanda Crowes)
secara teori cukup untuk pembentukan 4. Dua atau lebih Lisch nodule (iris
tumor. NF2 suatu turunan pada autosomal hamartoma)
dominant dengan insiden 1:37.000, dan 5. Suatu tumor jaras optik
tanpa adanya predileksi kelamin. 6. Lesi tulang, seperti sphenoid wing
Umumnya penderita NF2 memberikan dysplasia, atau penipisan cortex
gejala pada usia pubertas, namun onset tulang panjang, dengan atau tanpa
usianya sangat bervariasi. Onset gejala pseudoarthrosis
pada usia menengah sekitar tujuh belas 7. Keturunan tingkatan pertama
tahun biasanya dengan tinnitus dan/atau (orang tua, saudara kandung, atau
hilangnya pendengaran akut akibat tumor anak cucu) dengan NF1 melalui
vestibular. kriteria tersebut di atas
Insiden tumor CNS yang spesifik pada
Diagnosis penderita NF1 bertambah.2 Kebanyakan
penderita NF1 berhubungan dengan tumor
Sebagian besar diagnosis NF1 optic glioma, terutama chiasmatic glioma
berdasarkan pemeriksaan klinis yang dan pada remaja. Sekitar 30% penderita
memperlihatkan gambaran berupa caf- dengan glioma pada jaras optik memunyai
au-lait spot, Lisch nodules (pigmentasi stigmata dari NF1, dan 12-20% penderita

284

BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS

NF1 memunyai tanda glioma pada jaras melanoma, medullary thyroid carcinoma,
optic.7 Hal ini memberi kesan bahwa dan pheochromacytoma.
banyak penderita NF1 yang tanpa gejala. Anak dengan NF2 selalu
Tumor dengan gejala umumnya diagnosis saat dewasa muda dengan
menunjukan berkurangnya visual acuity, keluhan hilangnya pendengaran atau
defek lapangan pandang, proptosis, dan telinga berdengung. Bilateral vestibular
precox puberty akibat kompresi schwannoma merupakan lesi khas pada
hypothalamus. NF1 berhubungan dengan penderita NF2, biasanya dengan tinnitus
bertambahnya insiden glioma atau hilangnya pendengaran.10 Tumor ini
parenchyma terutama pada brain stem, ditemukan sekitar 96% pada penderita
cerebellar peduncle, globus pallidus, dan NF2 dengan 90% bersifat bilateral, dan
midbrain. Sifat biologis glioma brain 6% bersifat unilateral. Vestibular
stem pada penderita NF1 berbeda secara Schwannoma yang disebut juga accoustic
signifikan dengan penderita tanpa NF1. neuroma memiliki sebutan yang tidak
Umumnya penderita glioma brain stem tepat karena tumor timbul dari sel-sel
dengan NF1 memunyai hasil akhir yang Schwann dan khas melibatkan vestibular
lebih baik dibandingkan dengan anak dibandingkan dengan cabang accoustic
yang tanpa NF1. Tumor brain stem (cochlear) dari saraf kranial ke delapan.
jangan dibingungkan dengan perubahan Penderita NF2 secara keseluruhan
white matter yang tidak spesifik karena menunjukan predileksi tumor meninges
sering ditemukan pada MRI penderita dan sel Schwann. NF2 dapat melibatkan
dengan NF1 dan klinis yang tidak saraf facial, saraf trigeminal, dan berbagai
diketahui.8 saraf spinal, seperti Schwannoma,
Penderita NF1 timbul tidak hanya meningioma, dan retinal hamartoma.
pada CNS, tetapi juga pada sistem saraf Gejala yang sering ditemukan termasuk
perifer. Neurofibromatosis dan hilang pendengaran, tinnitus, dan
schwannoma lebih sering timbul dari gangguan keseimbangan dari vestibular
saraf perifer utama, seperti saraf ulna dan Schwannoma. Usia saat timbulnya gejala,
radius. Transformasi tumor malignant yaitu antara lima belas sampai tujuh puluh
cenderung pada saraf perifer. Tumor ini empat tahun. Penderita NF2 di bawah usia
terjadi kurang dari 5% pada anak-anak sepuluh tahun sering disertai dengan
dengan NF1, tetapi cenderung memiliki defisit penglihatan atau pertumbuhan
mortalitas yang tinggi pada orang dewasa tumor kulit. Penderita NF2 juga dapat
dengan NF1.9 Sheath tumor saraf perifer mengalami pertumbuhan tumor
yang ganas merupakan sarcoma yang paraspinal yang menekan spinal cord dan
bersifat kemoresisten dan berhubungan disertai dengan myelopathy. Lesi ini
dengan angka survival lima tahun yang sering ditemukan pada penderita NF2 dan
rendah walaupun telah diterapi secara merupakan sumber morbiditas dan
agresif. Tanda klinisnya berhubungan mortalitas.11 Lesi yang berhubungan
dengan transformasi ganas dan dengan NF2 termasuk posterior
pertumbuhan yang cepat. Indikasi operasi subcapsular cataract (63%), retinal
pada tumor yang besar adalah masalah hamartoma, optic nerve-sheath
kosmetik. Penderita dengan NF1 juga meningioma, meningioma, ependymoma
memunyai risiko tumor non-CNS, (biasanya spinal cord), glioma, dan
termasuk Wilms tumor, trigeminal schwannoma.
rhabdomyosarcoma, leucemia, Insiden NF2 hanya sebesar 10%
dari insiden NF1, yaitu sekitar 1 dalam

285

BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS

50.000 orang.12 Dasar petunjuk perubahan ipsilateral pada mata. Kelainan ini disebut
genetic pada kelainan ini diketahui bentuk segmental dari NF1 yang
melalui studi sporadic vestibular ditemukan sekitar 5% dari penderita
neurilemoma dan meningioma, yaitu NF115. Hal ini timbul secara mosaicism,
tumor yang khas dari NF2. Penelitian yaitu mutasi gen NF1 yang terjadi
tersebut menunjukan bahwa sering beberapa waktu setelah fertilisasi saat
ditemukan hilangnya lengan panjang dari perkembangan embryo. Bentuk segmental
kromosom 22. Observasi cytogenic ini NF2 juga tampak pada penderita dengan
telah dilakukan dan mengidentifikasi berbagai ciri neurilemoma yang
adanya daerah mutasi pada 22q12.13 melibatkan saraf perifer dari ekstremitas
Produksi dari gen ini adalah protein tanpa gambaran sentral dari NF2.16
merlin (moesin, ezrin, dan radixin-like
protein) atau schwannomin, yaitu suatu
polipeptida yang terlibat dalam hubungan
elemen sitoskeletal dengan membran
plasma protein.14 Teknik molecular
mampu mengidentifikasi mutasi NF1
lebih dari 95% kasus. Ini dilakukan
apabila secara klinis tidak dapat ditegakan
diagnosis secara pasti. Diagnosis prenatal
dapat juga ditemukan dengan adanya
riwayat keluarga yang positif NF1.
Kriteria diagnosis berdasarkan
penggunaan fasilitas untuk NF2 berbeda
dengan NF1 secara keseluruhan.
Diagnosis secara laboratorium harus
ditemukan adanya mutasi DNA pada gen
NF2, dan menunjukan adanya hubungan
dengan DNA asal setidaknya dari dua
anggota keluarga. Penderita memunyai
kombinasi antara saraf kranial VIII dan
saraf lainnya, seperti neurilemoma,
meningioma, glial neoplasma,
neurofibroma, dan juvenile posterior Gambar 1. caf-au-lait macules pada anak 6
subcapsular cataract. Walaupun caf-au- tahun
lait macules dan cutaneous neurofibroma
kadang-kadang ditemukan, tetapi lesi ini
hanya sedikit dibandingkan dengan pada Manifestasi Non-Neurological
penderita dengan NF1, dan bukan
termasuk kriteria dalam diagnosis. Karena kedua NF1 dan NF2 merupakan
Sifat-sifat NF1 dan NF2 kelainan multisystem maka penderita
memperlihatkan tanda yang terbatas selalu datang berobat dengan gejala dan
terhadap beberapa segment tubuh. Pada tanda yang tidak langsung menunjukan
kebanyakan situasi, penderita memunyai suatu tumor sistem saraf.
caf-au-lait macules dan neurofibroma
pada satu ekstremitas atau setengah
badan, dan memunyai Lisch nodules yang

286

BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS

NF1 penderita memerlukan amputasi.17


Osseous dysplasia dapat juga melibatkan
Caf-au-lait macule dan axillary freckling tulang sphenoid sebagai proses kongenital
selalu menjadi sumber pertimbangan atau didapat yang cenderung
karena klinisnya tidak serius. Lesi ini menyebabkan herniasi lobus temporalis
dihasilkan dari dari koleksi pigmen ke orbita dan pada beberapa kasus
melanin terutama di abdominal, tetapi menimbulkan pulsasi proptosis dan
tanpa disertai komponen tumor. kejang. Karena beberapa penderita
Melanocytic iris hamartomas menyerupai memperlihatkan kerusakan progresif
lesi Lisch nodule. Lesi ini bertambah terhadap deformitas ini, maka intervensi
selama remaja tanpa disertai penglihatan operasi dilakukan terbatas pada anak-anak
yang terganggu namun lebih dari 90% dengan proptosis yang berat dan disertai
menghilang setelah pubertas. orbital plexiform neurofibroma atau

Gambar 2. Lesi hiperdense pada daerah sisterna basalis sampai ventrikel 3 dan
ventrikel 4 dengan kalsifikasi pada ventrikel 4 disertai hydrocephalus.

Displasia kongenital dari tulang panjang intractable seizures akibat keterlibatan


terutama tibia cenderung menyebabkan lobus temporalis. Pada kasus yang jarang,
fraktur patologis yang sulit rekonstruksi menggunakan split-thickness
penyembuhannya. Pseudoartrosis sangat calvarial grafts atau rib grafts bisa
sulit untuk dikoreksi dan beberapa bermanfaat.

287

BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS

Manifestasi pada spinal juga sering, Hodgkins lymphoma, dan lymphoblastic
walaupun tidak ditemukan keterlibatan leucemia.19,21
neoplasma. Beberapa tingkatan scoliosis
juga ditemukan terutama pada penderita NF2
dengan NF1, namun tidak semua kasus
memerlukan terapi khusus.16 Sebagian Manifestasi nonneural yang paling serius
kecil anak-anak NF1 disertai dengan dari NF2 adalah posterior subcapsular
scoliosis yang berat dan cepat progresif.18 cataracts. Kelainan ini ditemukan sebesar
Karena banyak penderita ini memunyai 85% dari penderita NF2 dan selalu
intra-axial atau extra-axial neurofibroma, bertambah dengan usia.22 Karena lesi ini
maka perlu ditekankan hubungannya dapat mengancam penglihatan shingga
dengan prosedur spine-straightening diperlukan pemeriksaan mata dan
dengan MR-scan sebagai dasar evaluasi mungkin operasi katarak bila indikasi.
sebelum operasi. Manifestasi spinal lain Penderita dengan hilangnya satu
yang kurang serius termasuk vertebral penglihatan akibat lesi ini, maka
scalloping dan nonneoplastic widening diperlukan perhatian dan pengawasan
dari neural foramina pada dural ectasia untuk mencegah kerusakan penglihatan
dan pembentukan meningocele. mata yang satu lagi. Pengwasan juga
Umumnya tidak diperlukan intervensi dilakukan pada fungsi saraf wajah untuk
khusus setelah sangkaan neoplasma telah mempertahankan mata tertutup dan
disingkirkan melalui pemeriksaan MR- mencegah kerusakan cornea.
scan atau CT-myelography.
Sebagai tambahan bahwa Manifestasi Neurologikal
penderita NF1 dengan segmental
hipertropi dapat melibatkan salah satu Anak-anak dengan salah satu NF1 atau
bagian tubuh, seperti kepala atau satu NF2 dapat menderita tumor otak, spinal
ekstremitas.19 Walaupun biasanya cord, dan saraf perifer tetapi umumnya
komponen tumor yang mendasari daerah tipe lesi dari kedua sindrom ini berbeda
yang terlibat, deformitas selalu melebihi signifikan. Penderita dengan NF1
dan langsung melibatkan tumor. Ini masih memperlihatkan berbagai manifestasi
belum pasti apakah gambaran umum nonneoplatic neurological yang harus
dysplasia mesenchymal terlibat dalam dibedakan dari tumor-tumor lain untuk
area ini atau merupakan awal kombinasi menghindari intervensi yang tidak
faktor neurogenic dan humoral oleh diperlukan.
tumor.
Penderita dengan NF1 juga NF1
memunyai risiko terjadinya malignansi Fokal Area Dari Meningginya T2
pada berbagai sistem. Studi terbaru Signal
menunjukkan risiko relatif chronic
myelomonocytic leucemia diantara Kelainan yang paling sering terdeteksi
penderita NF1 sangat mengejutkan, yaitu oleh MR-scan pada penderita dengan
221 kali dibandingkan dengan populasi NF1, yaitu foci bertambahnya signal pada
umum.20 Tumor lain yang meningkat T2-weighted images tanpa salah satu efek
frekuensinya pada penderita NF1, yaitu massa, perubahan T1-weighted images,
neurofibrosarcoma, pheochromocytoma, atau kontras enhance. Foci ini terdeteksi
rhabdomyosarcoma, adeno-carcinoma mencapai 60-80% pada anak-anak dengan
dari ampulla Vater, melanoma, non NF1 bisa berbentuk soliter, multiple, atau

288

BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS

keduanya, dan paling sering tampak di temporalis, ke depan di bawah lobus


basal ganglia, internal capsule, frontalis, dan ke belakang daerah
brainstem, dan cerebellum.21 Banyaknya perimesencephalic.
foci ini dapat digunakan sebagai Manajemen yang optimal
tambahan kriteria diagnosis. Karena terhadap lesi ini masih kontroversi. Hanya
konfirmasi biopsi tidak lazim dilakukan 10-20% dari lesi ini yang memperlihatkan
maka penjelasan spekulatif ini disebut pembesaran ukuran tumor atau klinisnya
unidentified bright objects (UBO) memburuk. Kebanyakan penderita tidak
termasuk foci dari low-grade glioma, memunyai gejala dan memperlihatkan
hamartoma, heterotopias, dan abnormal sedikit frekuensi pembesaran tumor,
myelination.23 Dilaporkan bahwa foci dari sehingga foto rutin masih menjadi
T2 signal abnormalities selalu bertambah masalah. Ada beberapa pendapat ahli
frekuensi dan jumlahnya pada masa yang menganjurkan dilakukan MR-scan
kanak-kanak dan berkurang menjelang setiap tahun pada anak dengan NF1,
dewasa muda. Lesi ini menggambarkan sedangkan pendapat yang lain masih
bahwa usia berhubungan dengan kelainan menganjurkan foto pada penderita apabila
dalam mielinisasi. Ada yang mendapatkan ada gejala dan tanda yang progresif,
bahwa kelainan signal berhubungan seperti asimetris atau monocular
dengan deteksi learning disabilities. Hal nystagmus, strabismus, visual loss, visual
ditemukan setidaknya 25% dari penderita field deficit, precocious puberty, growth
NF1, namun tidak ditemukan pada studi delay, diecephalic syndrome, sakit kepala,
lain.24 dan peningkatan TIK, tetapi untuk
evaluasi klinis dan pemeriksaan neuro-
Lesi Jaras Optik ophthalmology perlu dilakukan setiap
tahun.
Kedua tersering kelainan foto radiologis Dengan bertambahnya
pada penderita NF1 adalah optic pengetahuan mengenai optic pathway
hypothalamic glioma dan ditemukan lesions pada penderita NF1, maka indikasi
sebesar 15%. Beberapa tipe lesi dapat di- intervensi operasi sangat kecil. Gambaran
jumpai, baik satu tipe atau dalam bentuk histologis dari lesi ini jarang berbeda,
kombinasi. Kelainan yang paling ringan oleh karena itu maka biopsi untuk
berupa penebalan satu atau kedua saraf diagnosis tidak diperlukan. Penderita
optik, walaupun kebanyakan lesi adalah dengan unilateral optic nerve glioma,
low-grade glioma. Kelainan lain yang proptosis, dan hilangnya penglihatan
juga bisa ditemukan adalah hyperplasia merupakan indikasi operasi reseksi saraf
dari optic nerve sheath. Pada penderita yang terlibat pada bola mata hingga
lain diperoleh penebalan globular saraf chiasma. Kasus yang sangat jarang terjadi
optik dan chiasma yang berhubungan karena pada MR scan ditemukan juga
dengan T2 signal abnormalities yang keterlibatan chiasma dan optik nerve
melintas ke belakang sepanjang jaras kontralateral. Dalam hal ini, radiotherapy
optic dan ke atas arah hypothalamus. Pada dan kemoterapi kemungkinan lebih baik
biopsi ditegaskan adanya low-grade dilakukan. Harus dibedakan juga
glioma.25 Sebagian kecil penderita penderita dengan orbital plexiform
memperlihatkan massa besar yang neurofibroma yang meluas ke belakang
melibatkan optic chiasma dan dari bola mata ke arah sinus cavernous
hypothalamus yang meluas ke atas arah anterior karena diperlukan reseksi radikal
ventrikel III, ke samping arah fossa terhadap lesi ini. Operasi juga dianjurkan

289

BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS

pada anak-anak dengan pertumbuhan ditemukan semuanya. Dibandingkan
tumor exophytically lebih besar dari dengan chiasmal-hypothalamic gliomas,
chiasma opticum.25 Masih belum dapat lesi ini jarang ditemukan pada penderita
dipastikan apakah hasil jangka panjang NF1 sehingga jarang dibicarakan. Lebih
tercapai dengan reseksi agresif bila dari setengah tumor non-optic histologis
dengan tanpa operasi.26 memberi gambaran malignant dengan
Penatalaksanaan intervensi persentase yang tinggi pada anak-anak
operasi masih berperan walaupun terdapat tanpa NF1 secara signifikan. Sebaliknya
kontroversi. Chiasmal hypothalamic studi lain mendapatkan lesi yang
glioma jelas bukan merupakan kandidat mayoritas jinak, dan dapat dilakukan
untuk dilakukan operasi karena reseksi total atau hampir total. Oleh sebab
keterlibatan optic dan hypothalamus yang itu lebih baik dilakukan tindakan reseksi
difus. Tindakan radiotherapy dilakukan total yang agresif pada hemisphere
pada lesi yang tidak berindikasi operasi.27 cerebral dan cerebellar. Berbagai
Cara ini memberikan hasil yang baik, modalitas tambahan saat intraoperasi,
karena lesi stabil, dan kadang-kadang lesi seperti stereotactic, USG, dan fungsional
mengalami regresi dengan perbaikan monitoring dapat memberi hasil yang
fungsi penglihatan yang signifikan. lebih baik.
Radiasi dapat juga menyebabkan Penatalaksanaan setelah operasi
gangguan endokrin dan congnitive yang bergantung pada hasil pemeriksaan
berat serta risiko mengalami radiation- histologis. Penderita dengan tidak dapat
induced malignancies dan vasculopathy direseksi atau rekuren setelah reseksi
seperti sindroma moyamoya.28 agresif, diberi tambahan terapi dengan
Berbagai regimen telah digunakan radiotherapy atau kemoterapi. Penderita
dengan respon rata-rata 20-80% dan NF1 yang berkembang menjadi malignant
stabilization rata-rata 75-100%.27 Studi glioma ditangani sama seperti penderita
lain dengan pemberian casboplatin- tanpa NF1. Setelah dicoba reseksi secara
vincristine dan kombinasi 6-thioguanine, maksimal, kemudian dilakukan kombinasi
procarbazine, dibromodulcitol, terapi dengan radiotherapy dan
cyclohexylnitrosourea (CCNU), dan kemoterapi pada penderita dengan usia di
vincristine memberikan hasil yang lebih atas tiga tahun. Awalnya penderita diberi
baik. Beberapa studi lain menemukan kemoterapi dengan harapan radiasi
bahwa respon kemoterapi tidak ditunda selama mungkin. Meskipun jelas
memberikan perbedaan signifikan pada kemoterapi sangat bermanfaat untuk
anak-anak dengan NF1 dan tanpa NF1.29 malignant glioma terutama glioblastoma
multiforme, namun dosis maksimal terapi
Cerebral Dan Cerebellar kombinasi masih belum bisa dipastikan.
Hemispheric Gliomas
Brain Stem Gliomas
Sedikit sekali penderita dengan NF1
lesinya membesar ke dalam hemisphere Penderita brainstem glioma dengan NF1
cerebral dan cerebellar. Lesi itu seperti adalah kelompok heterogen yang
terutama glioma yang memperlihatkan memiliki banyak perbedaan biologis
efek massa lokal, dan berkurangnya sinyal dengan penderita tanpa NF1. Kelainan
pada T1-weighted images dengan yang sering adalah daerah difus yang
enhancement yang uniform, ring-like besar di batang otak yang berhubungan
sebagai mural nodule, atau tidak

290

BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS

dengan meningkatnya signal T2-weighted memperlihatkan adanya daerah dari sel


images.30 (Antoni A) dengan arsitektur palisading
Kelompok lain dari lesi batang spindle cells yang orientasi ke verocay
otak pada penderita dengan NF1 adalah bodies, dan Antoni B mengatakan adanya
enhance nodule fokal dengan atau tanpa loose array of spindle cells yang
hubungan dengan daerah kista.31 dilatarbelakangi oleh mucinous.
Meskipun diperkiraan lesi low-grade Sebaliknya, neurofibroma terdiri atas
pilocytic astrocytoma berdasarkan scan, spindle cells dalam myxomatous stroma
namun konfirmasi histologis tetap dan bergabung dengan axon myelinated
diperlukan. Sifat biologis dari lesi adalah dan unmyelinated yang jarang ditemukan
ini secara umum juga pertumbuhannya pada neurolemoma.
lambat tetapi tidak dapat diramalkan pada Lesi ini dapat dilihat dengan
akhirnya. Dilakukan terapi pada anak- menggunakan MR scan untuk
anak dengan tumor yang membesar secara menggambarkan hubungan diantara
progresif dan yang memiliki efek lokal tumor, sekitar saraf, dan struktur-struktur
yang signifikan atau dengan yang berdekatan.34 Pada penelitian ini,
perkembangan gejala klinis yang penderita dengan lesi paraspinal memberi
progresif. Meskipun ditemukan massa informasi tentang luasnya gangguan
yang kecil, lesi fokal intrinsic tersebut foraminal dan intraspinal, dan untuk
membesar secara progresif, dan tidak ada penderita dengan lesi visceral memberi
gejala selama remaja yang kemudian informasi tentang hubungan antara tumor
regresi spontan tanpa pengobatan. Karena dan struktur sekitar yang penting.
riwayat alami dari beberapa lesi masih Berdasarkan gambaran scan, lesi ini bisa
belum diketahui, maka dilakukan scan dikategorikan melalui susunan
rutin pada penderita dengan terapi pertumbuhannya sebagai fusiform
konservatif. neurofibroma yang lesinya berlainan dan
Kelompok lesi batang otak pada melibatkan daerah sekitar saraf, serta
penderita NF1 adalah periaquaductal plexiform neurofibroma memperlihatkan
glioma. Lesi ini bermanifestasi dengan keterlibatan yang meluas ke satu atau dua
aquaductus stenosis dan diperkirakan saraf.34
low-grade glioma atau glial hamartoma, Lesi ini selalu dikategorikan
walaupun konfirmasi biopsi terbatas.32 melalui lokasi, yaitu subcutaneous
Pertumbuhan tumor ini lambat dan secara neurofibroma, peripheral nerve
umum tetap tumbuh selama beberapa neurofibroma, plexus neurofibroma,
tahun tanpa intervensi. Lesi ini mirip paraspinal neurofibroma, craniofacial
dengan tumor tectal yang jinak pada neurofibroma, dan visceral neurofibroma.
penderita tanpa NF1.32 Subcutaneous neurofibroma dapat berupa
lesi fusiform atau sebagai pertumbuhan
Neurofibroma plexiform yang timbul dari kelompok
saraf cutaneous yang sangat kecil. Lesi ini
Salah satu tanda dari NF1 adalah biasanya berupa massa subcutaneous
paraspinal dan peripheral neurofibroma. yang dapat membesar. Tumor ini dapat
Tumor ini dahulu dikategorikan kedalam dibuang, tetapi tidak menjamin sembuh
neurilemoma yang merupakan tanda dari total, karena lesi baru akan segera
NF2. Kedua kelompok tumor ini tumbuh. Pada penderita tertentu dapat
dibedakan berdasarkan atas analisis juga dilakukan reseksi lesi satu kali atau
histologis.33 Karakteristik neurilemoma lebih untuk alasan kosmetik, sakit, dan

291

BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS

pembesaran yang cepat. Dapat juga neurologis, general surgery, orthopedic,
timbul di daerah punggung yang bisa medical oncologic, dan radiation
menyebabkan iritasi. Hanya sedikit dari oncologic.36
tumor ini yang akan menjadi ganas Reseksi total tidak mungkin pada
(seperti neurogenic sarcoma), tetapi tumor plexiform karena infiltrasi yang
penderita harus melaporkan lesi yang luas sepanjang saraf yang terlibat. Jika
cepat membesar, warna kemerahan atau hanya satu saraf yang terlibat, reseksi en
ulkus, dan menggangu secara progresif bloc dan graft secara teori memungkinkan
setelah eksisi biopsi. tetapi hasil fungsionalnya buruk. Ini
Peripheral nerve neurofibroma bukan merupakan pilihan untuk plexus
menimbulkan gejala disfungsi neurologis neurofibroma yang melibatkan plexus
pada saraf utama dengan rasa sakit dan brachial dan lumbosacral. Reseksi
parasthesia. Hal ini selalu merupakan biasanya sebagai pilihan terakhir untuk
awal atau eksaserbasi melalui manipulasi lesi yang ganas dan menyakitkan atau
atau perkusi saraf yang terlibat.34 Tidak adanya kompresi struktur sekitarnya yang
seperti neurilemoma yang khas menimbulkan gejala berat. Karena lesi
melibatkan satu dari single fascicle saraf dapat memperlihatkan sifat yang lambat
utama dan fascicle lain pada kapsul maka terapi agresif hanya terbatas untuk
tumor, neurofibroma selalu melibatkan tumor yang menyebabkan kerusakan
banyak atau semua fascicle saraf, dan progresif.
pada berbagai kasus terbatas reseksinya. Paraspinal neurofibroma
Penanganan lesi ini masih kontroversial biasanya berbentuk tumor fusiform yang
dan sebagian ahli merekomendasi biopsi melibatkan cabang saraf yang masuk ke
dan observasi, sedangkan ahli yang lain canalis spinalis. Tindakan pada lesi ini
menganjurkan blok reseksi dengan end to dengan laminectomy untuk komponen
end atau graft terhadap saraf yang terlibat, intraspinal. Untuk komponen extraspinal
atau intracapsular enucleation.35 Banyak dilakukan transforaminally jika tumor
kasus memungkinkan untuk dilakukan kecil dan letaknya di tengah, tetapi jika
reseksi multiple yang melibatkan fascicle lesi besar maka diperlukan pemisahan
tanpa mengorbankan fungsi saraf.34 lebih ke samping. Untuk lesi besar
Tindakan ini dilakukan diseksi pada extraspinal daerah cervical maka dibuang
bagian proximal dan distal dari tumor dan dari arah lateral atau modifikasi secara
identifikasi fascicle asal timbulnya tumor hati-hati agar tidak merusak arteri
kemudian dibuang. Penggunaan teknik vertebralis.37 Lesi cervicothoracic
rangsangan saraf saat operasi untuk dibuang menggunakan cara posterior
konfirmasi fascicle dan pengangkatan subscapular ke plexus brachialis. Lesi
tumor sesungguhnya tidak berguna. Pada pada daerah thoracic diangkat dengan
beberapa kasus, reseksi total tidak menggunakan cara costotransversectomy,
mungkin tanpa risiko kerusakan lateral extracavitary, atau transthoracic
neurologis, dan reseksi sebagian harus intrapleural atau extrapleural bergantung
mengikuti arah pertumbuhan massanya. pada ukuran lesi.38 Lesi lumbal biasanya
Pada keadaan seperti ini, perkembangan menggunakan cara retroperitoneal.
sisa tumor harus dijaga lebih lanjut karena Reseksi yang melibatkan cabang saraf
sekitar 15% tumor mengalami perubahan selalu diperlukan reseksi tumor total,
menjadi ganas.34 Penanganan operasi dan tetapi ini diusahakan tanpa kerusakan
setelah operasi menjadi ganas ini harus berat saraf.39 Karena terdapat predisposisi
melibatkan beberapa disiplin ilmu, seperti

292

BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS

anak- anak dengan NF1 terjadi


scoliosis,

Gambar 3. Tampak lesi hiperdens pada CPA Gambar 5. Durante operasi


kiri yang menekan hemisfer serebellum dan
CPA dengan defek pada os occipitalis kiri.

penderita harus diperiksa klinis dan


radiologis secara serial terhadap
deformitas yang progresif setelah
operasi.40
Pertumbuhan craniofacial
neurofibroma secara umum bersifat
plexiform yang melibatkan saraf perifer
muka, orbita, dan cranial base. Lesi
facial secara umum diterapi oleh bedah
plastik karena dapat membahayakan
nervus facialis akibat penekanan tumor
atau kerusakan selama reseksi tumor.
Pertumbuhan craniofacial
neurofibroma secara umum bersifat
plexiform yang melibatkan saraf perifer
muka, orbita, dan cranial base. Lesi
facial secara umum diterapi oleh bedah
plastik karena dapat membahayakan
nervus facialis akibat penekanan tumor
atau kerusakan selama reseksi tumor. Lesi
orbita merupakan tantangan secara
kosmetik maupun fungsinya karena dapat
menyebabkan proptosis, divergent
Gambar 4. MRI cervical. a. potongan sagital
b. potongan aksial strabismus, dan membahayakan
Tampak massa tumor intradural extramedullary penglihatan. Lesi ini juga dapat meluas
daerah cervical medullary yang meluas ke- secara intrakranial ke sinus cavernosus.41
paraspinal kanan melalui foramina Lesi ini jarang dapat direseksi total tanpa
intervertebralis C2 kanan.
mengorbankan bola mata, maka pilihan
operasi dilakukan pada penderita dengan
hilangnya penglihatan dan pertumbuhan

293

BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS

tumor yang progresif. Penderita dengan sebagai lesi yang panjang pada T2 dengan
penglihatan yang baik, fungsi stabilisasi variasi enhance setelah pemberian
selalu dapat dicapai dengan reseksi gadolinium. Foci yang non-enhance dari
sebagian tumor karena sisa lesi kadang- T2 yang memanjang dalam nucleus deep
kadang tidak tumbuh kembali. gray dan white matter tampak vakuolisasi
Penanganan visceral myelin. Ini paling sering pada globus
neuroneurofibroma juga merupakan pallidus, cerebellum, dan brain stem,
tantangan karena lesi ini biasanya bersifat kapsula interna, centrum semiovale, dan
plexiform yang tidak dapat dilakukan corpus callosum dengan insiden hingga
reseksi total. Reseksi subtotal selalu 60% pada penderita NF1.
diindikasikan untuk mengurangi CT scan Schwannoma pada
gangguan pulmonary (untuk lesi kepala memberikan gambaran suatu
intrathoracic yang besar), upper airway massa bulat atau ovoid pada extra-axial.
obstruction (dari parapharyngeal Pada CT scan tanpa kontras ditemukan
neurofibroma), abdominal discomfort, isomild hypodense, kecuali pada kista atau
atau spinal cord compression (tumor perdarahan. Meningioma merupakan
mendorong komponen paravertebral dari massa extra-axial yang berhubungan
transforaminal). Tumor seperti plexiform dengan dural tail. Pada CT scan tanpa
neurofibroma yang tidak direseksi cocok kontras ditemukan gambaran isodense
untuk percobaan kemoterapi. dengan jaringan otak.43 Pada MRI,
schwannoma isomild hypointense
Gambaran Radiologis dibandingkan dengan jaringan otak pada
T1-weighted images dan isohyperintense
Karakteristik gambaran CT scan kepala terhadap jaringan otak pada T2-weighted
pada NF1 selalu tampak pada suatu optic images. Setelah pemberian gadolinium,
glioma, termasuk pembesaran fusiform tampak enhancement yang homogen
dari saraf optic, tractus opticus, dan atau dibandingkan dengan kista atau
optic chiasma. Dalam hal ini terdapat juga perdarahan yang cenderung heterogen.
perubahan bentuk canalis opticus dan Lesi yang besar dapat menyebabkan
sphenoid wing medialis. Sphenoid wing kompresi brain stem dan/atau
dysplasia biasanya berhubungan dengan hydrocephalus. Mirip schwannoma,
neurofibroma plexiform dan meningioma isointense terhadap gray
bupthalmos.42 Dengan gambaran MRI matter pada T1 dan T2-weighted images.
otak, glioma saraf optic mudah tampak Dengan pemberian gadolinium dapat
dengan pembesaran dari saraf optic, terjadi enhancement dengan gambaran
chiasma, dan/atau tractus opticus. Glioma kalsifikasi.43
optic pada penderita NF1 dapat
ditemukan tanpa gejala hingga 20%. Pada Prognosis
tumor yang luas, T1-weighted images
selalu di bawah estimasi, sedangkan T2- NF1 merupakan suatu penyakit genetic
weighted images memberi representasi yang dapat mengenai berbagai organ.2,9
yang baik terhadap daerah yang terlibat. Penyebab kematian pada NF1 termasuk
Brain stem glioma dengan pemberian tumor sheath saraf perifer yang ganas,
kontras dapat terjadi enhancement yang tumor CNS, dan keadaan sistemik, seperti
homogen atau heterogen.43 Tumor hipertensi karena berhubungan dengan
parenchyma memunyai predileksi pada vasculopathies yang cenderung
thalamus dan basal ganglia yang timbul menyebabkan stenosis arteri renalis.

294

BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS

Penderita dengan NF1 34 kali lebih sering tidak pasti. Protein encode melalui gen
mengalami keganasan jaringan ikat atau NF1 neurofibromin memunyai persamaan
tumor jaringan lunak dibandingkan dengan anggota Ras guanosine
dengan individu non-NF1.9 Usia rata-rata triphosphatose-activating protein (Ras-
dari onset gejala adalah tujuh belas tahun, GAP) family. Ras-GAP protein mengatur
sedangkan usia diagnosis NF2 rata-rata proto-oncogenic Ras. Mutasi aktivasi Ras
adalah dua puluh dua tahun. Prognosis ditemukan sekitar 30% dari semua kanker
penderita NF2 bervariasi sesuai dengan pada manusia.44 Pada berbagai tumor lain,
spektrum dari fenotipe. Tipe mutasi gen aktivitas jaras Ras bertambah bila Ras
NF2 memengaruhi beratnya penyakit. aktif berikatan dengan guanosine
Deteksi awal memberi keuntungan yang triphosphate (GTP). Fungsi protein Ras-
jelas pada penderita, seperti terlindungnya GTP untuk membuang GTP dari Ras, dan
fungsi pendengaran. Diagnosis NF2 untuk mengikat guanosine diphosphate
meningkatkan risiko berkembangnya (membuat Ras menjadi tidak aktif).
tumor CNS, seperti schwannoma, Hilangnya fungsi protein Ras-GAP
meningioma, glioma, dan neuroma yang cenderung meningkatkan kadar Ras-GTP,
dapat melibatkan otak, saraf kranial, atau dan merupakan signal melalui jaras Ras.
spinal cord. Signal Ras meninggi melalui signal
receptor membrane-bound tyrosine
Biologi Molekular NF1 kinase, seperti EGFR dan PDGFR.
Aktivitas Ras cenderung bersifat
NF1 merupakan suatu prototypical mitogenic melalui aktivasi Raf, MAPKK
hereditary tumor syndrome dari CNS. (mitogen activated protein kinas kinase),
Sekitar 50% penderita adalah mutasi dan MAPK (mitogen activated protein
sporadic atau Inherited autosomal kinase). Malignant peripheral nerve
dominant. Efek terhadap individu berupa sheath tumor (MPNST) pada penderita
kelainan kulit dan merupakan predisposisi dengan NF1 tidak menunjukan
terjadinya berbagai tumor jinak dan peningkatan kadar neurofibromin dan
ganas. Efek tumor terhadap CNS antara Ras-CTP dibandingkan dengan
lain neurofibroma, malignant peripheral schwannoma pada penderita non NF1.46
nerve sheath tumor, dan pilocytic Kemungkinan neurofibromin juga
astrocytoma (terutama jaras optic).44 memunyai fungsi supresi tumor yang
Sedangkan non CNS malignancy tidak bergantung pada Ras.44 Beberapa
termasuk pheochromocytoma dan chronic tumor memunyai gen NF1 yang normal
myeloid leucemia pada remaja. pada tingkat DNA, yaitu bukan
NF1 merupakan mutasi germline merupakan neurofibromin yang
dari gen NF1 pada kromosom 17q11.2. diperlihatkan melalui pemeriksaan NF1
NF1 adalah encode untuk suatu protein mRNA dengan mekanisme yang belum
yang sangat besar dengan 57 exon yang diketahui.47 Mekanisme neurofibroma
menyebar lebih dari 350 kb dari genomic jinak hingga MPNST belum pasti tetapi
DNA. Lebih dari 200 perbedaan mutasi mungkin akibat hilangnya fungsi p53.46
telah diobservasi pada penderita dengan Mutasi gen NF1 jarang menyebabkan
NF1.45 Daerah NF1 coding biasanya tumor otak pada manusia. Ekspresi
berisi tiga gen lain dalam satu dari neurofibromin meningkat pada
intronnya, yaitu EV12A, EV12B, dan kebanyakan sporadic astrocytoma, seperti
OMGP.44 Peranan rangkaian gen NF1 respon fisiologis dari pertambahan
dalam menentukan fenotipe NF1 adalah aktivasi Ras.

295

BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS

Encode gen NF1 untuk protein untuk mencapai hasil akhir masih belum
dengan 2818 asam amino yang pasti. Penderita dengan lesi yang besar
dihubungkan dengan neurofibromin dan menekan batang otak harus dilakukan
tampak pada sel-sel Schwann, operasi reseksi. Penderita dengan tumor
oligodendrocyte, dan neuro-neuron yang yang kecil tanpa gejala belum terdapat
bekerja sebagai gen supresi tumor. Protein tindakan yang optimal. Beberapa
berisi segment asam amino yang besar rekomendasi untuk mencoba reseksi
dan memperlihatkan persamaan terhadap radikal tumor karena cara ini
fungsi domain dari protein aktivasi memungkinkan untuk menjaga fungsi
p21ras-GTPase. p21ras-GTPase inaktivasi pendengaran setelah operasi. Terapi ini
oncogen p21ras dengan merangsang dapat menyebabkan tuli pada telinga
aktivitas GTPase, sehingga mengubah kontralateral yang merupakan risiko
bentuk aktif dari p21ras menjadi bentuk jangka panjang. Reseksi tumor selalu
tidak aktif. Mutasi neurofibromin dikombinasi dengan memasang implan
cenderung rendah atau tidak terdapat pada cochlear atau auditory brainstem
ekspresi yang merupakan aktivasi p21ras, yang setidaknya menjaga fungsi
dan kemungkinan sejumlah kelainan pendengaran pada penderita dengan tumor
fenotype yang tampak pada NF1, bilateral yang dilakukan intervensi
termasuk tumor jinak dan ganas. operasi.49
Transformasi keganasan terjadi dengan Stereotactic radiosurgery
perubahan genetic tambahan, seperti merupakan alternatif tindakan terapi.
mutasi p53. Terdapat kesan bahwa Belum dapat dipastikan apakah
kelainan signal molecular. Pada dasarnya pemeliharaan fungsi pendengaran jangka
penderita NF1 tidak mau belajar dari panjang lebih baik daripada dengan
pengalaman yang pernah terjadi. 48 reseksi terbuka. Hilangnya pendengaran
dapat terjadi setelah radiosurgery, tetapi
NF2 cara ini berkembang lambat sekitar satu
Vestibular Neurilemoma sampai dua tahun kemudian. Cara lain
yang dianjurkan pada penderita dengan
Tumor saraf kranial ke delapan terjadi tumor bilateral, yaitu reseksi lesi secara
terutama pada penderita dengan NF2 dan subcapsular dengan membiarkan
selalu simptomatik pada remaja. Anak- sejumlah kecil tumor yang melekat pada
anak dengan catarac posterior atau tumor saraf facial dan acoustic untuk
multiple spinal cord atau saraf perifer meminimalisasi kerusakan saraf. Karena
tanpa adanya Lisch nodule atau caf-au- penanganannya yang kompleks, maka
lait macules tetap harus dipikirkan cara supraregional dianjurkan untuk
tentang diagnosis NF2, dan dilakukan MR mengoptimalkan hasil yang fungsional.
scan kepala untuk manifestasi intrakranial
NF2. Intrakranial Meningioma dan
Walaupun terdapat kesepakatan bahwa Nonvestibular Cranial Nerve
pemeriksaan pendengaran secara periodik Neurilemoma
dan MR scan pada vestibular
neurilemoma untuk evaluasi penderita Lebih dari 30% penderita dengan NF2
dengan NF2, namun indikasi dan teknik memunyai multiple nonvestibular
terapi untuk lesi ini masih kontroversi. neurilemoma dan sekitar setengahnya
Penanganan primer, yaitu untuk adalah meningioma.50 Hal ini berbeda
melindungi fungsi pendengaran tetapi dengan frequensi vestibular neurilemoma

296

BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS

yang lebih dari 95% pada populasi penderita dengan NF1 ditemukan bahwa
penderita ini. Walaupun memberi kesan penderita ependymoma lebih sering
bahwa subgrup penderita dengan NF2 daripada astrocytoma. Secara umum
memiliki risiko tinggi terhadap ependymoma memiliki batas yang jelas
multicenter intrakranial neurilemoma dan sehingga memungkinkan reseksi total
meningioma,50 tidak semua heterogenitas pada lesi yang besar, dan yang
fenotipe dapat menerangkan perbedaan menunjukan gejala progresif.53
inherited pada susunan mutasi NF2 Penanganan setelah operasi menyerupai
karena susunannya yang bervariasi dari tumor spinal cord intramedullary.
pertumbuhan tumor memunyai catatan
diantara penderita dengan mutasi identik Extracranial Neurilemoma dan
dan juga diantara keduanya.51 Yang Meningioma
penting pemeriksaan penderita NF2 saat
ini tidak memungkinkan untuk melakukan Penderita degan NF2 sering
prediksi apakah penderita akan menderita memperlihatkan pertumbuhan intraspinal
multipel intrakranial tumor, dan tidak yang merupakan kombinasi nerve sheath
adanya hubungan simpulan tumor dan meningioma. Tumor ini
genotype/fenotype sehingga terhadap tumbuhnya lambat dan bersifat menekan
semua penderita dilakukan pemeriksaan serta menginvasi struktur sekitar saraf,
scan kepala secara periodic. sehingga sering ditemukan lesi besar
Banyak pendapat mengenai terapi tanpa gejala selama beberapa tahun
vestibular neurilemoma dengan yang lesi sebelum menimbulkan gejala klinis spinal
lain, seperti intrakranial neurilemoma dan cord. Lebih dari 90% tumor daerah spinal
meningioma. Lesi ini memperlihatkan canal tanpa disertai defisit neurologis.
sifat biologis yang tidak dapat diprediksi. Penderita dapat memperlihatkan fungsi
Beberapa tumor memunyai interval tetap neurologis yang cepat memburuk dengan
atau tidak tumbuh meluas sedangkan yang pertumbuhan tumor yang kecil dan
lain cepat pertumbuhannya. Penderita dianjurkan reseksi tumor pada penderita
selalu mengalami perkembangan dengan gambaran radiologis yang
intrakranial multipel neurilemoma dan memperlihatkan kompresi spinal cord
meningioma, dan umumnya disiapkan walapun tanpa gejala. Nerve sheath tumor
intervensi operasi untuk lesi besar yang pada NF2 biasanya adalah neurilemoma,33
menyebabkan kompresi saraf dan yang dan dengan neurofibroma yang khas pada
memperlihatkan pertumbuhan progresif. NF1, lesi extracranial berbatas tegas, dan
Dengan scan dan diikuti pemeriksaan timbul dari single nerve fascicle yang
klinisnya, tumor ini jarang membesar selalu dapat dikorbankan dengan minimal
hingga menyebabkan kerusakan neurologis morbidity sehingga lebih baik
neurologis yang ireversibel atau dilakukan reseksi total.34 Secara umum
memerlukan reseksi. meningioma dapat dibuang tanpa reseksi
berbagai elemen saraf. Sebagian kecil
Intraparenchymal Glioma penderita dengan neurofibroma memiliki
kesulitan yang sama dengan NF1.
Penderita dengan NF2 sering mengalami Penderita perlu untuk membuang
tumor glial intrinsic pada otak tetapi beberapa lesi pada tingkat yang berbeda
jarang ditemukan pada NF1. Sebaliknya, karena kompresi beberapa segment spinal
tumor intraspinal intramedullary lebih cord.54
sering pada NF2.52 Pada observasi

297

BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS

merusak pertumbuhan dengan
Biologi Molekular NF2 penghambatan signal dari permukaan sel
dan menghasilkan fenotype tumor. NF2
NF2 merupakan suatu autosomal memperlihatkan berbagai gejala klinis.
dominant, hereditary dan tumor CNS Beberapa penderita memunyai tumor
syndrome yang dapat menjadi multipel pada usia muda, dan yang lain
schwannoma, meningioma, ependymoma, memunyai gejala minimal pada usia tua.
dan tumor-tumor lain yang jarang. Semua Penderita dengan terpotongnya mutasi
family NF2 mengalami mutasi pada tumor dari NF2 memunyai fenotype lebih berat
supresi gen pada kromosom 22q12 yang daripada perubahan single codon dan
memiliki 595 asam amino dan menunjukan fenotype yang berhubungan
menghasilkan protein yang disebut merlin dengan NF2 family. Sindroma family
dan schwanomin.55 Protein merlin disebut juga schwanomatosis yang
memperlihatkan homolog dengan anggota memberi efek pada individu dengan
protein 4.1 superfamily dari protein- multiple schwannoma tetapi bukan
protein termasuk 4.1, talin, moesin, ezrin, schwannoma vestibular.59 Tumor pada
dan radixin. Anggota protein 4.1 penderita ini selalu khas dengan mutasi
superfamily mengikat ke dua membran sel NF2.
dan cytoskeleton yang mungkin terlibat Hilangnya heterozygosity pada
dalam signal antara permukaan sel dan kromosom 22q sering pada meningioma,
cytoskeleton. Lokasi merlin pada ependymoma, dan schwannoma. Ekspresi
membran sel bekerja sebagai ikatan merlin yang hilang atau berkurang selalu
membrane-cytoskeletal. Walaupun usaha ditemukan pada tumor sporadic ini.60
telah dilakukan untuk mengidentifikasi Mutasi gen NF2 ditemukan pada
fungsinya, tetapi masih belum jelas ependymoma spinal, tetapi bukan
keterlibatan berbagai jaras signal merlin- ependymoma pada ventrikel IV dan anak-
regulated sebagai kunci dari anak. Hal ini sesuai dengan distribusi
perkembangan NF2 yang berhubungan penderita ependymoma dengan NF2.
dengan tumor.56 Mutasi cenderung Walaupun banyak astrocytoma
menyebabkan hilangnya ekspresi merlin memperlihatkan hilangnya heterozygosity
dan merupakan defek gen paling sering pada kromosom 22q, tetapi mutasi gen
pada meningioma. Total 50-60% dari NF2 tidak ditemukan pada astrocytoma.
semua meningioma spontan, dan NF2 Hal ini memberi kesan ke dua gen supresi
berhubungan dengan meningioma yang tumor pada chromosom 22q terlibat dalam
mengalami mutasi pada gen NF2. tumorgenesis astrocytoma.61 Mutasi gen
Schwannoma yang disebabkan oleh NF2 ditemukan mencapai 30-60% dalam
hilangnya ekspresi merlin dan hanya 29- bentuk sporadic meningioma. Mutasi NF2
38% dari ependymoma memperlihatkan lebih sering terjadi pada fibroblastic dan
perubahan ekspresi merlin.57 Mutasi dari meningioma transitional tetapi jarang
gen NF2 terjadi tidak hanya pada tumor terjadi pada meningioma meningothelial.
yang berhubungan dengan NF2, tetapi Hai ini memberi kesan adanya
juga mencapai 30% dari melanoma, dan kemungkinan heterogeneity molecular
41% dari mesothelioma.58 Masih belum pada tumor ini.
jelas mengapa mutasi NF2 cenderung Kelainan neurofibromatosis ke
untuk membentuk vestibular schwannoma tiga telah dibedakan sebagai
bilateral. Mutasi merlin menyebabkan schwannomatosis. Kelainan ini khas
defek pada membrane-cytoskeleton yang dengan adanya schwannoma pada saraf

298

BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS

cranial selain saraf vestibular. operasi reseksi untuk melindungi


Kelainannya pada gen kromosom 22 penglihatan dan mengurangi efek massa.68
dekat locus NF2 tetapi timbul dari NF2.62 Terapi radiasi kurang bermanfaat pada
Terdapat perdebatan apakah penderita NF1, karena efek samping
hemangiopericytoma dural merupakan terhadap perkembangan neurovascular,
varian dari meningioma atau keseluruhan endokrin, dan neuropsychological,
tumor. Hemangiopericytoma tidak disamping risiko tinggi berkembangnya
memunyai mutasi pada gen NF seperti menjadi keganasan sekunder.69 Terapi
meningioma, tetapi ditemukan hilangnya radiasi pada glioma jaras optic yang
locus CDKN2A dan tidak terdapat pada progresif memunyai risiko menyebabkan
meningioma. Ini memberikan bukti suatu tumor sekunder CNS, namun tidak
tambahan bahwa hemangiopericytoma ditemukan pada penderita dengan tumor
adalah meningioma.63 Tidak semua yang sporadic. Pertumbuhan yang lambat
sporadic meningioma atau schwannoma dari glioma jaras optic tampak pada foto
memunyai mutasi NF2. Diantara sporadic serial, dan bila disertai gejala dapat
meningioma dan schwannoma yang tidak dilakukan sistemik kemoterapi. Penderita
memunyai mutasi NF2 terdapat NF1 dengan low-grade glioma yang
peningkatan proteolysis dari merlin dilakukan kemoterapi secara keseluruhan
melalui calpain dan fungsi dari merlin lebih baik dibandingkan dengan penderita
tidak aktif.64 non-NF1.70 Penderita dilakukan terapi jika
ditemukan satu atau lebih dari kriteria
Terapi sebagai berikut:
1. Ukuran tumor bertambah >25%
Penderita NF1 secara keseluruhan harus 2. Papilledema
dilakukan pemeriksaan fisik termasuk 3. Hilangnya penglihatan
lapangan pandang. Dilakukan 4. Proptosis yang progresif, atau
pemeriksaan MRI kepala dan tulang 5. Diameter saraf optic yang
belakang. Walaupun terdapat massa, bertambah >2 mm
terapi dilakukan apabila ditemukan gejala Operasi selalu dilakukan untuk
akibat lesi.65 Kebanyakan glioma jaras neurofibroma plexiform yang
optic yang berhubungan dengan NF1 menyakitkan, tetapi pengembangan
tidak menimbulkan gejala dan beberapa biotechnology yang baru sedang dalam
mengalami regresi spontan.66 Patologis penelitian.71 Penanganan terbaik untuk
tumor ini biasanya pilocytic astrocytoma schwannoma masih kontroversi.
WHO grade I, dengan klinis lebih lambat Kemungkinan gejala hilangnya
dibandingkan dengan penderita non-NF1. pendengaran akibat kegagalan
Peranan operasi pada penderita glioma penanganan konservatif. Operasi
jaras optic masih kontroversial. Intervensi vestibular schwannoma masih menjadi
operasi dilakukan pada lesi tunggal yang tantangan, dan selalu dilakukan oleh
menimbulkan gejala dan mengganggu multidisiplin, seperti ahli bedah saraf dan
penderita. Operasi bermanfaat apabila neuro-otologis. Radiosurgery lebih
terdapat gejala peningkatan tekanan popular pada penanganan vestibular
intrakranial, efek massa, atau schwannoma. Kontrol tumor mencapai
67
hydrocephalus. 89-100% untuk setiap kasus. Hasil akhir
Pertumbuhan tumor yang cepat lebih terhadap perlindungan pendengaran sama
sering terletak pada hypothalamus dan dengan operasi, yaitu antara 50-89%.72
chiasma. Harus dilakukan dengan segera Stereotactic radiosurgery lebih aman dan

299

BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS

efektif untuk terapi tumor NF2, dan angka 8. van Engelen SJ, Krab LC, et al.
perlindungan pendengaran lebih baik Quantitative differentiation between
(sekitar 43%). Erlotinib adalah suatu healthy and disordered brain matter in
inhibitor EGFR yang efektif dalam terapi patients with neurofibromatosis type
vestibular schwannoma yang progresif.73 1 using diffusion tensor imaging.
Penggunaan EGFR inhibitor ini AJNR. American Journal of
berdasarkan atas pemeriksaan, bahwa Neuroradiology 2008;29(4):816-822
merlin berhubungan dengan EGFR 9. Rasmussen SA, Yang Q, et al.
melalui tingkatan protein dan pencegahan Mortality in neurofibromatosis 1: an
signal. Pada penderita dengan NF2 dan analysis using U.S. death certificates.
mutasi merlin, jaras ini tidak dapat diatur American Journal of Human Genetics
ke bawah.74 2001;68(5):1110-1118
10. Uppal S, Coatesworth AP.
Tinjauan Pustaka Neurofibromatosis type 2,
International Journal of Clinical
1. Huson SM, Hughes RAC, eds. The Practice 2003;57(8):698-703
Neurofibromatoses. A Pathogenetic 11. Dow G, Biggs N, et al. Spinal tumors
and Clinical Overview. New York: in neurofibromatosis type 2. Is
Chapman and Hall; 1994 emerging knowledge of genotype
2. Korf BR. Clinical features and predictive of natural history? Journal
pathobiology of neurofibromatosis 1. of Neurosurgery. Spine
Journal of Child Neurology 2005;2(5):574-579
2002;18(8):573-577;discussion 602- 12. Martuza RL, Eldridge R.
604,646-651 Neurofibromatosis 2 (bilateral)
3. Debella K, Szudek J, et al. Use of the acoustic neurofibromatosis). N Engl J
national institudes of health crtiteria Med 1988;318:684-688
for diagnosis of neurofibromatosis 1 13. Rouleau GA, Seizinger BR,
in children. Pediatrics 2000;105(3 Pt Wertelecki W, et al. Flanking markers
1):608-614 bracket the neurofibromatosis type 2
4. Xu G, OConnell P, Viskochil D, et (NF2) gene on chromosome 22. Am J
al. The neurofibromatosis type 1 gene Hum Genet 1990;46:323-328
encodes a protein related to GAP. 14. Trofatter JA, MacCollin MM, Rutter
Cell 1990;62:599-608 JL, et al. A novel moesin, ezrin,
5. Basu TN, Gutmann DH, Fletcher JA, radixin-like gene is a candidate for
et al. Aberrant regulation of ras the neurofibromatosis 2 tumor
proteins in malignant tumors cells suppressor. Cell 1993;72:791-800
from type 1 neurofibromatosis 15. Ingordo V, DAndria G, Mendicini S,
patients. Nature 1992;356:713-715 et al. Segmental neurofibromatosis: is
6. Matsui I, Tanimura M, Kobayashi N, it uncommon or underdiagnosed?
et al. Neurofibromatosis type 1 and (letter). Arch Dermatol
childhood cancer. Cancer 1995;131:959-960
1993;72:2746-2754 16. Isenberg JS, Mayer P, Butler W, et al.
7. Listernick R, Charrow J. Multiple recurrent benign
Neurofibromatosis-1 in childhood . schwannoma of deep and superficial
Advances in Dermatology nerves of the upper extremity: a new
2004;20:75-115 variant of segmental

300

BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS

neurofibromatosis. Ann Plast Surg neurofibromatosis-1. Am J Med


1994;33:659-663 Genet. (Neuropsych Genet)
17. Di Simone RE, Berman AT, 1996;67:98-102
Schwentker EP. The orthopedic 25. Dutton JJ. Gliomas of the anterior
manifestation of neurofibromatosis: a visual pathway. Surv Ophthalmol
clinical experience and review of the 1994;38:427-452
literature. Clin Orthop 1988;230:277- 26. Sutton LN, Molloy PT, Seryak H, et
283 al. Long-term outcome of
18. Ward BA, Harkey HL, Patent AD, et hypothalamic/ chiasmatic
al. Severe cervical kyphotic astrocytomas in children treated with
deformities in patients with plexiform conservative surgery. J Neurosurg
neurofibromas: case report. 1995;83:583-589
Neurosurgery 1994;35:960-964 27. Kovalic JJ, Grigsby PW, Shephard
19. Huson SM, Harper PS, Compston MJ, et al. Radiation therapy for
DAS. Von Recklinghausen gliomas of the optic nerve and
neurofibromatosis. A clinical and chiasm. Int J Radiat Oncol Biol Phys
population study in south-east Wales. 1990;18:927-932.
Brain 1988;111:1355-1381 28. Donahue B. Short and long-term
20. Stiller CA, Chessels JM, Fitchett M. complications of radiation therapy for
Neurofibromatosis and childhood pediatric brain tumors. Pediatr
leukemia-lynphoma: a population- Neurosurg 1992;18:207-217
based UKCCSG study. Bs J Cancer 29. Packer RJ, Ater J, Allen J, et al.
1994;70:969-972 Caoboplatin and vincristine
21. Mulvihill JJ. Malignancy chemotherapy for children with newly
epidemiologically associated cancers. diagnosed progressive low-grade
In: Huson SM, Hughes RAC, eds. gliomas. J Neurosurg 1997;86:747-
The neurofibromatosis: A 754
Pathogenetic and Cliniocal Overview. 30. Ferner RE, Chaudhuri R, Bingham J,
New York: Chapman and Hall; et al. MRI in neurofibromatosis 1.
1994:305-315 The nature and evolution of increased
22. Mulvihill JJ, Parry DM, Sherman Jl, T2 weighted lesions and their
et al. Neurofibromatosis 1 relationship to intellectual
(Recklinghausen disease) and impairment. J Neurol Neurosurg
Neurofibromatosis 2 (bilateral Psychiatry 1993;56:492-495
acoustic neurofibromatosis). An 31. Mapstone TB. Neurofibromatosis and
update. Ann Intern Med 1990;113:39- central nervous system tumors in
52 childhood. Neurosurg Clin North Am
23. Itoh T, Magnaldi S, White RM, et al. 1992;3:771-779
Neurofibromatosis type-1. The 32. Pollack IF, Pang D, Albright AL. The
evolution of deep gray and white long-term outcome in children with
matter MR abnormalities. Am J late-onset aqueductal stenosis
Neuroradiol 1994;15:1513-1519 resulting from benign intrinsic tectal
24. Denckla MB, Hofman K, Mazzocco tumors. J Neurosurg 1994;80:681-688
MMM, et al. Relationship between 33. Halliday AL, Sobel RA, Martuza RI.
T2-weighted hyperintensities Benign spinal nerve sheath tumors:
(unidentified bright objects) and the occurrence sporadically and in
lower IQs in children wirh

301

BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS

neurofibromatosis type 1 and 2. J 44. Feldkamp MM, Gutmann DH, Guha
Neurosurg 1991;74:248-253 A. Neurofibromatosis type 1 : Piecing
34. Donner TR, Voorhies RM, Kline DG. pizzle together. Can J Neurol Sci
Neural sheath tumors of major nerves. 1998;25:181-191
J Neurosurg 1994;81:362-373 45. Pros E, Gomez C, et al. Nature and
35. Kline DG, Judice DJ. Operative mRNA effect of 282 different NF1
management of selected brachial point mutationas: focus on splicing
plexus lesions. J Neurosurg alterations. Human Mutation
1983;58:631-649 2008;29(9):E173-E193
36. Bruckner HW, Gorbaty M, Lipsztein 46. Guha A, Lau N, Huvar I, et al. Ras-
R, et al. Treatment of large high- GTP levels are elevated in human
grade neurofibrosarcoma with NF1 peripheral nerve tumors.
concomitant vinblastine, doxorubicin, Oncogene 1996;12:507-513
and radiotherapy. Mt Sinai J Med 47. Skuse Gr, Cappione AJ, Sowden M,
1992;59:429-432 et al. The neurofibromatosis type 1
37. George B, Lot G. Neurinoma of the messenger RNA undergoes base-
first two cervical nerve roots: a series modification RNA editing. Nucleic
of 42 cases. J Neurosurg Acids Res 1996;24:478-486
1995;82:917-923 48. Szudek J, Birch P, et al. Associations
38. McKormick PC. Surgical of clinical features in
management of dumbbell and neurofibromatosis 1 (NF1). Genetic
paraspinal tumors of the thoracic and Epidemiology 2000;19(4):429-439
lumbar spine. Neurosurgery 49. Hulka GF, Bernard EJ, Pillsbury HC.
1996;38:67-75 Cochlear implantation in a patient
39. Schultheiss R, Gullotta G. Resection after removal of an acoustic neuroma.
of relevant nerve roots in surgery of The implications of magnetic
spinal neurinoma without persisting resonance imaging with gadolinium
neurological deficit. Acta Neurochir on patient management. Arch
(Wien) 1993;122:91-96 Otolaryngol Head Neck Surg
40. Seppala MT, Haltia MJJ, Sankila TJ, 1995;121:465-468
et al. Long-term outcome after 50. Parry DM, Eldridge R, Kaiser-Kupfer
removal of spinal neurofibroma. J MI, et al. Neurofibromatosis 2 (NF2):
Neurosurg 1995;82:572-577 clinical characteristics of 63 affected
41. Sekhar LN, Pomeranz S, Sen CN. individuals and clinical evidence for
Management of tumours involving heterogeneity. Am J Med Genet
the cavernous sinus Acta 1994;52:450-461
Neurochirurgica (Wien) 1991;53:101- 51. Baser ME, Ragge NK, Riccardi VM,
112(supplement) et al. Phenotypic variability in
42. Kornreich L, Blaser S, et al. Optic monozygotic twins with
pathway glioma: correlation of neurofibromatosis 2. Am J Med
imaging findings with the presence of Genet 1996;64:563-657
neurofibromatosis. AJNR. American 52. Mautner V-F, Tatagiba M, Guthoff R,
Journal of Neuroradiology et al. Neurofibromatosis 2 in the
2001;22(10):1963-1969 pediatric age group. Neurosurgery
43. Fischbein NJ, Dillon WP, et al. 1993;33:92-96
Teaching atlas of brain imaging. 53. Lee M, Rezai AR, Freed D, et al.
Thieme, New York 2000 Intramedullary spinal cord tumors in

302

BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS

neurofibromatosis. Neurosurgery 63. Ono Y, Veki K, Joseph JT, et el.


1996;3198:32-37 Zygous deletions of the CDKN2/p16
54. Mautner V-F, Lindenau M, Baser gene in dural hemangiopericytomas.
ME, et al. The neuroimaging and Acta Neuropathol 1996;91:221-225
clinical spectrum of 64. Kimura Y, Koga H, Araki N, et al.
neurofibrometosis 2. Neurosurgery The involvement of calpain
1996;38:880-886 dependent proteolysis of the tumor
55. Louis DN, Ramesh V, Gusella JF. suppressor NF2 (merlin) in
Newuropathology and molecular schwannomas and meningiomas. Nat
genetic of neurofibromatosis 2 and Med 1998;4:915-922
related tumors. Cancer Res 65. Pollack IF, Shultz B, et al. The
1995;5:163-172 management of brain stem gliomas in
56. Scoles DR. The merlin interacting patients with neurofibromatosis 1.
protein reveal multiple targets for Neurology 1996;46(6):1652-1660
NF2 therapy. Biochemica et 66. Parsa CF, Hoyt CS, et al.
Biophysica Acta 2008;1785(1):32-54 Spontaneous regression of optic
57. Rajaram V, Gutmann DH, et al. gliomas: thirteen cases documented
Alterations of protein 4.1 family by serial neuroimaging. Archives of
members in ependymomas: a study of Ophthalmology 2001;119(4):516-529
84 cases. Modern Pathology 67. Astrup J. Natural history and clinical
2005;18(7):991-997 management of optic pathway glioma.
58. De Vitis LR, Tedde A, et al. Analysis British Journal of Neurosurgery
of the fibromatosis type 2 gene in 2003;17(4):327-335
different human tumors of 68. Listernick R, Ferner RE, et al. Optic
neuroectodermal origin. Human pathway gliomas in
Genetics 1996a,b;97(5):638-641 neurofibromatosis-1: controversies
59. Jacoby LB, Jones D, Davisk, et al. and recommendations. Annals of
Molecular analysis of the NF2 tumor Neurology 2007;61(3):189-198
suppressor gene ion 69. Sharif S, Ferner R, et al. Second
schwannomatosis. Am J Hum Genet primary tumors in neurofibromatosis
1997;61:1293-1302 1 patients treated for optic glioma:
60. Gutmann DH, Giordano MJ, Fishback substantial risks after radiotherapy.
BS, et al. Loss of merlin expression in Journal of Clinical Oncology
sporadic meningiomas, 2006;24(16):2570-2575
ependymomas, and schwannomas. 70. Gururangan S, Cavazos CM, et al.
Neurology 1997;49:267-270 Phase II study of carboplatin in
61. Rubio MP, Correa KM, Ramesh V, et children with progressive low-grade
al. Analysis of the neurofibromatosis gliomas. Journal of Clinical Oncology
2 gwene in human ependymomas and 2002;20(13):2951-2958
astrocytomas. Cancer Res 71. Babovic-Vuksanovic D, Widemann
1994;54:45-47 BC, et al. Phase I trial of pirfenidone
62. MacCollin M, Willett C, et al. in children with neurofibromatosis 1
Familial schwannomatosis: exclusion and plexiform neurofibromas.
of the NF2 locus as the germline Psdiatric Neurology 2007;36(5):293-
event. Neurology 2003;60(12):1968- 300
1974 72. Myrseth E, Pedersen PH, et al.
Treatment of vestibular

303

BAB 20 NEUROFIBROMATOSIS

schwannomas. Why, when, and how?
Acta Neurochirurgica
2007;149(7):647-660; discussion 660
73. Plotkin SR, Singh MA, et al.
Audiologic and radiographic response
of NF2 related vestibular
schwannoma to erlotinib therapy.
Nature clinical practice. Oncology
2008;5(8):487-491
74. Curto M, Cole BK, et al. Contact-
dependent inhibition of EGFR
signaling by NF2/Merlin. Journal of
Cell Biology 2007;177(5):893-903

304

Anda mungkin juga menyukai