Persyaratan Lingkungan
1. pernyataan kesanggupan untuk mematuhi ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup; dan
2. persetujuan dokumen lingkungan hidup sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Persyaratan Finansial
IUP Operasi Produksi, meliputi laporan keuangan tahun
terakhir yang telah diaudit.
BAGAN ALIR PROSEDUR PERIJINAN KEGIATAN PERTAMBANGAN MINERAL
BUKAN LOGAM DAN BATUAN DI KABUPATEN LAMONGAN
USULAN WP PENETAPAN WP
KABUPATEN KABUPATEN
GUBERNUR
USULAN WUP
MENERAL NON PENETAPAN WUP
LOGAM DAN BATUAN NON LOGAM DAN
BATUAN
KABUPATEN
BUPATI
9
4
1 TIM POKJA
TIM POKJA PERTAMBANGAN
PERTAMBANGAN UMUM DAERAH
UMUM DAERAH
5 8
10
1 PENERBITAN BADAN
3
1 PENERBITAN IPR, IUP PENANAMAN
BAGIAN WIUP EKSPLORASI MODAL DAN
PEREKONOMIAN DAN IUP OP PERIJINAN
7
2 1
1
PENGAJUAN IPR,
PENGAJUAN IUP EKSPLORASI,
WIUP IUP OP
PEMOHON
1 6
1 1
Keterangan :
II. PENGELOLAAN
Saat AIR TANAH
ini Pemerintah Kabupaten Lamongan belum dapat mengeluarkan Ijin Usaha
PertambanganPengaturan pengelolaan
yang baru karena airditetapak
WP belum tanah berpedoman pada Undang-
Pemerintah Pusat
Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air di Kabupaten
Lamongan dan telah ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah
Nomor 5 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Air Bawah Tanah di
Kabupaten Lamongan dan Perbub Nomor 62 Tahun 2004 tentang
Petunjuk Pelaksanaannya.
Seiring dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor
43 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Air Tanah maka Perda Kabupaten
Lamongan akan disesuaikan lebih lanjut. Berkaitan dengan hal
tersebut Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pengelolnan Air Tanah Propinsi Jawa Timur telah
mengatur secara rinci secara teknis prosedur pengelolaan air tanah di
Propinsi Jawa Timur. Berikut contoh blanko dan persyaratan perijinan
pengambilan dan pemanfaatan air tanah sbb :
5). Perpanjangan SIPA sumur bor, sumur pasak, dan sumur gali
harus dilengkapi persyaratan berupa :
- Surat Permohonan;
- Foto copy SIPA lama;
- Foto copy pajak air tanah minimal 3 bulan terakhir;
- Hasil Analisa uji pemompaan /pumping test (step draw down
continues test dan recovery test);
- Berita acara Pelaksanaan uji pemompaan /pumping test
- Foto copy Hasil Uji kualitas air tanah
6). Pengajuan SIPA untuk peningkatan kuota debit :
- Surat Permohonan;
- Foto copy SIPA lama;
- Foto copy pajak air tanah minimal 3 bulan terakhir;
- Hasil Analisa uji pemompaan /pumping test (step draw down
continues test dan recovery test);
- Berita acara Pelaksanaan uji pemompaan /pumping test
III. PENGGUNAAN BBM PSO ATAU BERSUBSIDI
Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor : 01 Tahun 2013 tentang Penggunaan Bahan Bakar Minyak
bersubsidi maka pentahapan pembatasan penggunaan jenis BBM
tertentu sebagai berikut :
I. Kendaraan Dinas
1. Pada Wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah,
DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali dilarang menggunakan Jenis
BBM tertentu berupa Bensin (Gasoline) RON 88 sejak 1 Januari
2013
2. Pada Wilayah Propinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah,
DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali terhitung mulai tanggal 1
Maret 2013 dilarang menggunakan Jenis BBM tertentu berupa
Minyak Solar (Gas Oil) ;
3. Kendaraan Ambulance, Mobil Jenazah, Pemadam Kebakaran dan
Pengangkut Sampah diperbolehkan menggunakan Bensin
(Gas Oline) RON 88 dan Minyak Solar (Gas Oil).
II. Mobil Barang
1. Jumlah roda lebih dari 4 (empat) yang digunakan untuk
pengangkutan hasil kegiatan perkebunan dan pertambangan
dilarang menggunakan jenis BBM tertentu jenis Solar (Gas Oil)
sejak 1 Januari 2013 ;
2. Jumlah roda lebih dari 4 (empat) yang digunakan untuk
pengangkutan hasil kehutanan terhitung mulai tanggal 1 Maret
2013 dilarang menggunakan jenis BBM tertentu berupa minyak
solar (Gas Oil) ;
3. Sedangkan untuk pengangkutan hasil kegiatan usaha perkebunan
rakyat kurang dari 25 Ha, pertambangan rakyat dan komoditas
batuan serta hutan kemasyarakatan dan hutan rakyat
diperbolehkan menggunakan minyak solar (Gas Oil) ;
III. Transportasi Laut
1. Kapal barang non perintis dan non pelayaran rakyat terhitung
sejak tanggal 1 Pebruari 2013 dilarang menggunakan jenis BBM
tertentu (Minyak Solar) ;
2. Kapal barang non perintis dan non pelayaran rakyat dimaksud
berkewajiban menyediakan tempat penyimpanan BBM dengan
kapasitas sesuai kebutuhan ;
3. Apabila belum mampu menyediakan tempat penyimpanan BBM
dapat bekerjasama dengan :
a. Badan usaha pemegang ijin usaha niaga umum BBM
(SPBU/SPDN) ;
b. Memanfaatkan tempat penyimpanan secara bersama-sama
antara pelaksanaan kegiatan perkebunan, pertambangan,
kehutanan dan transportasi laut berupa kapal barang non
perintis dan non pelayaran rakyat;
c. Apabila pelaksanaan kegiatan perkebunan, pertambangan,
kehutanan dan transportasi laut berupa kapal barang non
perintis dan non pelayaran belum dapat
menyediakan/memanfaatkan sebagaimana tersebut dalam
poin a dan b diwajibkan mengisi BBM pada :
- Stasiun Pengisian BBM Non Subsidi ;
- Stasiun Pengisian BBM yang bergerak milik Badan Usaha
pemegang ijin usaha niaga urusan BBM.
Adapun pembatasan BBM Subsidi untuk pengguna
kegiatan usaha mikro, perikanan, pertanian dan pelayanan
umum harus melalui rekomendasi SKPD terkait sebagaimana
Surat Bupati Lamongan Nomor : 546/550/413.021/2012 dan
Peraturan BPH Migas Nomor : 5 Tahun 2012 tentang Surat
Rekomendasi Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk pembelian
BBM jenis tertentu (subsidi).
Demikian untuk menjadi pedoman dalam rangka
mengendalikan distribusi BBM PSO/bersubsidi sesuai dengan
kuota di Kabupaten Lamongan.