Anda di halaman 1dari 2

ASI, PROTEKSI AWAL KEHIDUPAN

By: Difa Intannia


Pekan ASI Sedunia (PAS) diperingati pada tanggal 1-7 Agustus yang mengusung tema
Melestarikan pemberian ASI Bersama-sama. Menyusui telah menjadi program kesehatan
dunia. Data Ditjen Kesehatan Kementrian Republik Indonesia tahun 2016 cakupan pemberian
ASI ekslusif pada bayi 0-6 bulan di Indonesia mencapai angka 55.7%, dimana angka ini sudah
melebihi target (39%). Sedangkan di kalimantan selatan sendiri mencapai angka 61.4%. Angka
ini cukup tinggi dan perlu untuk dipertahankan bahkan ditingkatkan, karena diketahui bahwa
ASI memiliki banyak sekali manfaat yang sudah terbukti secara ilmiah. ASI merupakan nutrisi
utama dan pertama yang terbaik bagi bayi, kesehatan dan kesejahteraan bagi ibu dan anak.
WHO, UNICEF, dan AAP memberikan rekomendasi untuk memberikan ASI ekslusif kepada
bayi selama 6 bulan. ASI eksklusif berdasarkan PP No 33 tahun 2012 adalah bayi hanya
diberikan ASI saja selama 6 bulan tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan
atau minuman lain (kecuali obat, vitamin dan mineral). Jangka waktu pemberian ASI eksklusif
selama 6 bulan ini menimbulkan cukup banyak perdebatan sejak diperkenalkannya pada tahun
2001. Namun review yang dipublikasikan pada tahun 2012 dan menjadi rujukan WHO
menunjukkan jangka waktu 6 bulan ini masih merupakan waktu optimal untuk pemberian ASI
eksklusif. Berdasarkan pada review dari berbagai penelitian yang dilakukan baik di negara
maju maupun negara berkembang, diketahui bahwa pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan
dibandingkan dengan 3-4 bulan memiliki angka kejadian infeksi saluran cerna yang lebih
rendah, penurunan berat badan ibu lebih cepat dan munculnya menstruasi kembali lebih
lambat. (Optimal duration of exclusive breastfeeding, 2012).
Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemberian ASI adalah tindakan
inisiasi menyusui dini (IMD). Jika dikaitkan dengan fungsi utama dari kolostrum yang
dihasilkan, maka tindakan IMD menjadi sangat penting sebagai satu langkah penting dalam
proteksi awal kehidupan bayi. IMD adalah memberikan ASI segera setelah bayi dilahirkan, 30
menit-1 jam pasca melahirkan. Keuntungan yang didapatkan dengan melakukan IMD adalah
meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayi sehinggan keduanya menjadi lebih tenang,
mengurangi perdarahan dan anemia, serta pada saat IMD bayi akan menelan bakteri baik dari
kulit ibu yang akan membantuk koloni di kulit dan usus bayi sehingga membentuk
perlindungan diri bagi bayi, selain itu dapat memicu pengeluaran ASI awal bagi ibu.
Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, terjadi peningkatan tindakan IMD
dari tahun 2010 menunjukkan angka sebesar 29.3 % menjadi 34.5% di tahun 2013. Namun,
cakupan IMD di Kalimantan Selatan pada tahun 2013 masih berada dibawah angka rata-rata
Indonesia yaitu kurang dari 30%. Sehingga hal ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih
besar dari semua kalangan, baik pemerintah, tenaga kesehatan dan para calon ibu. Jika para
calon ibu mengetahui manfaat besar dari tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan angka
IMD pada bayi. Ibu dapat meminta secara khusus kepada tenaga kesehatan agar dilakukan IMD
pada saat setelah melahirkan.
ASI menjadi sangat penting untuk diperhatikan karena terkait dengan perlindungan dan
nutrisi bayi yang menjadi awal untuk masa depannya. Mengapa ASI diutamakan?karena ASI
merupakan nutrisi yang kandungannya menyesuaikan dengan kebutuhan bayi anda. Ketika
masih di dalam kandungan bayi mendapatkan perlindungan dari ibunya, setelah lahir bayi akan
menghadapi lingkungan yang banyak kontaminasi, sedangkan imunitas bayi masih belum
terbentuk secara sempurna. Saat bayi baru lahir, ASI yang keluar dikenal dengan istilah
kolostrum dan berwarna kekuningan. Kolostrum dihasilkan pada hari pertama kelahiran bayi
sampai hari ketiga atau keempat. Fungsi utama dari kolostrum bukanlah sebagai nutrisi bagi
bayi namun sebagai perlindungan atau imunitas yang merupakan tameng bagi bayi. Fungsi ini
diidapatkan karena kandungan imunoglobulin (Ig) yang tinggi dalam kolostrum, dan bentuk
yang terbanyak adalah IgA, diikuti dengan IgG. IgA dikenal dengan agen proteksi utama dalam
ASI yang memiliki kemampuan untuk melindungi bayi dari serangan patogen saluran cerna
dan saluran pernafasan. Kandungan imunoglobulin dalam ASI akan menurun seiring dengan
kematangan perkembangan sistem imun bayi. Bayi yang diberikan ASI memiliki proteksi yang
lebih besar dari agen penginfeksi dibandingkan dengan bayi yang diberikan susu formula,
karena tidak mengandung imunoglobulin A.
Kandungan yang terdapat dalam ASI diantaranya adalah lemak, protein, non protein
energi, berbagai komponen antioksidan berupa vitamin A, C dan E serta faktor yamg memicu
pertumbuhan. ASI merupakan cairan bioaktif yang dinamis, artinya komposisi yang terdapat
pada ASI dari kolostrum sampai akhir menyusui bervariasi dari faktor imunologi dan
kandungan nutrisinya. Kandungan rata-rata protein pada ASI menurun secara bertahap dari
bulan kedua sampai ketujuh. Kandungan lemak dan laktosa dalam kolostrum diketahui jauh
lebih rendah dibandingkan dengan susu matang (mature milk). Kandungan laktosa meningkat
pada bulan keempat sampai ketujuh, sedangkan kandungan lemak akan terus meningkat. Selain
itu faktor pertumbuhan pada kolostrum diketahui lebih tinggi dibandingkan dengan susu
matang (mature milk). Variasi yang dinamis inilah yang menjadi kelebihan dari ASI
dibandingkan dengan susu formula, yang memiliki kandungan dengan variasi dan jumlah
nutrisi yang terbatas.
ASI diketahui mengandung hampir 200 jenis asam lemak, dintaranya yang dominan
adalah asam linoleat, palmitat dan oleat. Lemak yang terkandung dalam ASI digunakan sebagai
sumber energi, selain itu diketahui lemak dalam ASI dapat mematikan sejumlah patogen in
vitro sehingga dapat menjadi proteksi tambahan terhadap invasi agen penginfeksi pada
permukaan mukosa. Terdapat pula hampir 400 macam protein yang terkandung dalam ASI
yang berfungsi sebagai sumber nutrisi, memiliki kemampuan antimikroba dan memiliki
aktivitas immunomodulator. Disamping itu, dalam ASI terdapat komponen protein lainnya
yang diketahui bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan serta perbaikan saluran
pencernaan bayi dan memicu pertumbuhan bakteri baik dalam usus bayi. Salah satu jenis
karbohidrat yang penting dalam ASI adalah oligosakarida spesifik yang berfungsi sebagai agen
prebiotik, yang dapat memicu pertumbuhan bakteri baik dalam usus bayi, sehingga berperan
besar dalam pencegahan terjadinya diare pada bayi baru lahir. Masih banyak hal yang masih
terus diteliti terkait dengan manfaat dan kandungan ASI, sebagian mencoba mengembangkan
pengobatan dengan mempelajari berbagai macam kandungan dan manfaat dari berbagai
macam komponen dalam ASI. Sangat disayangkan jika ASI yang diproduksi oleh ibu disia
siakan begitu saja, tanpa dimanfaatkan secara maksimal oleh bayi.

Anda mungkin juga menyukai