Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NO. 07
ENCODER
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 2
1. TUJUAN 3
2. DASAR TEORI 3
8. KESIMPULAN ................................................................................................................. 20
LAMPIRAN .......................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA 22
2
PERCOBAAN 7
ENCODER
1. TUJUAN
Memahami prinsip kerja dari rangkaian Encoder
Membedakan prinsip kerja rangkaian Encoder dan Priority Encoder
Merancang beberapa jenis rangkaian Encoder
2. DASAR TEORI
Rangkaian Encoder berfungsi menterjemahkan salah satu inputnya menjadi urutan bit-bit
biner. Encoder terdiri dari beberapa input line, hanya salah satu dari input-input tersebut
diaktifkan pada waktu tertentu, yang selanjutnya akan menghasilkan kode output N-bit.
Gambar 2.1 menunjukkan blok diagram dari sebuah encoder.
ENCODER
D0
D1
D2 C
D3 B
D4 A
D5
D6
3
Tabel 1.1 Encoder 8 to 3.
INPUT OUTPUT
D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 C B A
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1
0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1
0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0
0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1
Berdasarkan output dari table kebenaran di atas, dibuat rangkaian encoder yang merupakan
aplikasi dari gerbang OR, seperti ditunjukkan pada gambar 2.2.
4
PRIORITY ENCODER
Priority Encoder adalah rangkaian Encoder yang mempunyai fungsi prioritas. Operasi dari
rangkaian Priority Encoder adalah sebagai berikut: Jika ada dua atau lebih input bernilai 1
pada saat yang sama, maka input yang mempunyai prioritas tertinggi yang akan diambil. Tabel
kebenaran Priority Encoder diberikan pada Tabel 1.2. kondisi x adalah kondisi dont care,
yang menyatakan nilai input bisa 1 atau 0. Input D3 mempunyai prioritas tertinggi, sehingga
bila input ini bernilai 1 maka output B dan A keduanya akan berilai 1 (11 menyatakan biner
dari 3). Input D2 mempunyai prioritas kedua, dengan output B dan A bernilai 10 menyatakan
biner 2, dimana input D2 = 1 dan D3 = 0. Input D1 adalah prioritas ketiga dengan output B
dan A bernilai 01 menyatakan biner 1, dimana input D1 = 1, sedangkan D2 = D3 = 0.
Prioritas terendah adalah input D0, yang akan memberikan output B dan A = 00 (menyatakan
biner 0).
INPUT OUTPUT
D3 D2 D1 D0 B A
0 0 0 0 X X
0 0 0 1 0 0
0 0 1 X 0 1
0 1 X X 1 0
1 X X X 1 1
5
3. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
4. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
Langkah-langkah dalam melakukan percobaan adalah sebagai berikut :
4.1. Encoder Desimal ke BCD (Binary code Desimal)
1. Melihat data sheet untuk masing-masing IC yang dipergunakan, m e n catat
kaki-kaki input, output serta kaki Vcc da Ground.
2. Mengatur tegangan power supply sebesar 5 volt.
3. Membuat rangkaian seperti gambar 4.1.
6
4. Menghubungkan semua input ke GND (logika 0). Mengamati LED output D, C,
B, dan A. Mencatat hasilnya pada tabel 6.1.
5. Menghubungkan input S1 sampai dengan S9 secara bergantan ke Vcc
(logika 1).Mengamati LED output D, C, B, dan A. Mencatat hasilnya pada Tabel
6.1.
7
Gambar 4.3 Priority Encoder 8 Line to 3 Line
8
Gambar 4.4 Priority Encoder 16 Line to 4 Line Output High
9
5. PERTANYAAN DAN TUGAS
1. Rancanglah rangkaian Priority Encoder Dengan 4 input dan 2 output. Jelaskan cara
mendesain rangkaian tersebut (lengkapi tabel kebrenaran, K-Map dan persamaan logika
yang didapatkan)
2. Buatlah kesimpulan dari percobaan ini
Jawab:
INPUT OUTPUT
D3 D2 D1 D0 B A
0 0 0 0 X X
0 0 0 1 0 0
0 0 1 X 0 1
0 1 X X 1 0
1 X X X 1 1
B = +
Y =( + ) + ( + )
10
6. DATA HASIL PERCOBAN
No. Percobaan : 07 Pelaksanaan Praktikum: 27 Agustus 2015
INPUT OUTPUT
D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D C B A
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1
INPUT OUTPUT
D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D B C A
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0
0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0
0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1
0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0
0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
11
Tabel 6.3. Priority Encoder 8 to 3 (IC 74148)
INPUT OUTPUT
EI D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 C B A EO GS
1 X X X X X X X X 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
0 X X X X X X X 0 0 0 0 1 0
0 X X X X X X 0 1 0 0 1 1 0
0 X X X X X 0 1 1 0 1 0 1 0
0 X X X X 0 1 1 1 0 1 1 1 0
0 X X X 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0
0 X X 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
0 X 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
12
Tabel 4. Priority Encoder 16 to 4 (IC 74148) Aktif Low.
INPUT OUTPUT
EI D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D10 D11 D12 D13 D14 D15 0 1 2 3 PF
1 X X X X X X X X X X X X X X X X 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 X X X X X X X X X X X X X X X 0 0 0 0 0 0
0 X X X X X X X X X X X X X X 0 1 1 0 0 0 0
0 X X X X X X X X X X X X X 0 1 1 0 1 0 0 0
0 X X X X X X X X X X X X 0 1 1 1 1 1 0 0 0
0 X X X X X X X X X X X 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0
0 X X X X X X X X X X 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0
0 X X X X X X X X X 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0
0 X X X X X X X X 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
0 X X X X X X X 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0
0 X X X X X X 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0
0 X X X X X 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0
0 X X X X 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
0 X X X 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0
0 X X 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
0 X 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
13
Tabel 4. Priority Encoder 16 to 4 (IC 74148) Aktif High.
INPUT OUTPUT
EI D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D10 D11 D12 D13 D14 D15 0 1 2 3 PF
1 X X X X X X X X X X X X X X X X 0 0 0 1 0
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
0 X X X X X X X X X X X X X X X 0 1 1 1 1 1
0 X X X X X X X X X X X X X X 0 1 0 1 1 1 1
0 X X X X X X X X X X X X X 0 1 1 1 0 1 1 1
0 X X X X X X X X X X X X 0 1 1 1 0 0 1 1 1
0 X X X X X X X X X X X 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
0 X X X X X X X X X X 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1
0 X X X X X X X X X 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
0 X X X X X X X X 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1
0 X X X X X X X 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
0 X X X X X X 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1
0 X X X X X 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
0 X X X X 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1
0 X X X 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
0 X X 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1
0 X 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1
14
Gambar tabel sesungguhnya
15
16
7. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Hasil dari Tabel 6.1. Encoder 10 to 4 di dapat dari percobaan Gambar 4.1. Encoder Decimal
to BCD . Rangkaian tersebut menggunakan IC 7432. Rangkaian ini aktif tinggi atau rangkaian
yang aktif apabila diberi logika 1.
Saat input D0 diberi logika 1 maka output D, C, B, A bernilai 0000 (0000 menyatakan
biner 0). Saat input D1 diberi logika 1 maka output D, C, B, A bernilai 0001 (0001
menyatakan biner 1). Saat input D2 diberi logika 1 maka output D, C, B, A bernilai 0010
(0010 menyatakan biner 2). Saat input D3 diberi logika 1 maka output D, C, B, A bernilai
0011 (0011 menyatakan biner 3). Saat input D4 diberi logika 1 maka output D, C, B, A
bernilai 0100 (0100 menyatakan biner 4). Saat input D5 diberi logika 1 maka output D, C,
B, A bernilai 0101 (0101 menyatakan biner 5). Saat input D6 diberi logika 1 maka output
D, C, B, A bernilai 0110 (0110 menyatakan biner 6). Saat input D7 diberi logika 1 maka
output D, C, B, A bernilai 0111 (0111 menyatakan biner 7). Saat input D8 diberi logika 1
maka output D, C, B, A bernilai 1000 (1000 menyatakan biner 8). Saat input D9 diberi logika
1 maka output D, C, B, A bernilai 1001 (1001 menyatakan biner 9), hasil tersebut
menunjukan bahwa output yang dikeluarkan sesuai input yang di pilih.
Saat input D0 sampai D9 diberi logika 1 maka output D,C,B,A akan bernilai 1111 (
karena priority encoder aktif rendah seharusnya bernilai 0000 menjadi 1111). Saat D9 diberi
logika 0 maka output D,C, B A akan bernilai 0110 (0110 merupakan kebalikan dari logik 9
yaitu 1001).
Saat D8 diberi logika 0 maka output D,C, B A akan bernilai 0111 (0111 merupakan
kebalikan dari logik 8 yaitu 1000). Saat D7 diberi logika 0 maka output D,C, B A akan
bernilai 1000 (1000 merupakan kebalikan dari logik 7 yaitu 0111). Saat D6 diberi logika 0
maka output D,C, B A akan bernilai 1001 (1001 merupakan kebalikan dari logik 6 yaitu
0110). Saat D5 diberi logika 0 maka output D,C, B A akan bernilai 1010 (1010 merupakan
kebalikan dari logik 5 yaitu 0101). Saat D4 diberi logika 0 maka output D,C, B A akan
bernilai 1011 (1011 merupakan kebalikan dari logik 4 yaitu 0100). Saat D3 diberi logika 0
maka output D,C, B A akan bernilai 1100 (1100 merupakan kebalikan dari logik 3 yaitu
0011). Saat D2 diberi logika 0 maka output D,C, B A akan bernilai 1101 (1101 merupakan
kebalikan dari logik 2 yaitu 0010). Saat D1 diberi logika 0 maka output D,C, B A akan
bernilai 1110 (1110 merupakan kebalikan dari logik 9 yaitu 0001).
17
Tabel 6.3. Priority Encoder 8 to 3 (IC 74148)
Hasil dari Tabel 6.3. Priority Encoder 8 to 3 di dapat dari percobaan Gambar 4.3. Priority
Encoder 8 Line to 3 Line . Rangkaian tersebut menggunakan IC 74148.
Saat EI diberikan logik 1 dan pada semua input diberikan logik X (0 atau 1) maka
output C, B, A, EO, GS berlogik 1. Saat EI diberikan logik 0 dan pada semua input
diberikan logik 1 maka output C,B,A dan GS berlogik 1. Saat EI diberikan logik 0 , D0
sampai D6 diberikan logik X (0 atau 1) dan D7 diberikan logik 0 maka output C, B, A akan
bernilai 000 (000 merupakan kebalikan dari logik 7 yaitu 111). Saat EI diberikan logik 0 ,
D0 sampai D5 diberikan logik X (0 atau 1), D6 diberikan logik 0 dan D7 diberikan logik
1 maka output C, B, A akan bernilai 001 (001 merupakan kebalikan dari logik 6 yaitu
110). Saat EI diberikan logik 0 , D0 sampai D4 diberikan logik X (0 atau 1), D5 diberikan
logik 0 , D6 dan D7 diberikan logik 1 maka output C, B, A akan bernilai 010 (010
merupakan kebalikan dari logik 5 yaitu 101). Saat EI diberikan logik 0 , D0 sampai D3
diberikan logik X (0 atau 1), D4 diberikan logik 0 , D5, D6 dan D7 diberikan logik 1
maka output C, B, A akan bernilai 011 (011 merupakan kebalikan dari logik 4 yaitu 100).
Saat EI diberikan logik 0 , D0 sampai D2 diberikan logik X (0 atau 1), D3 diberikan logik
0 , D4, D5, D6 dan D7 diberikan logik 1 maka output C, B, A akan bernilai 100 (100
merupakan kebalikan dari logik 3 yaitu 011). Saat EI diberikan logik 0 , D0 dan D1 diberikan
logik X (0 atau 1), D2 diberikan logik 0 , D3 sampai D9diberikan logik 1 maka output
C, B, A akan bernilai 101 (101 merupakan kebalikan dari logik 2 yaitu 010).
Pada Tabel .3. Priority Encoder 8 to 3 (IC 74148) saat salah satu input diberikan logik 0
maka EO akan berlogik 1 dan GS berlogik 0
Hasil dari Tabel 4. Priority Encoder 16 to 4 di dapat dari percobaan Gambar 4.4. Priority
Encoder 16 Line to 4 Line Aktif Low . Rangkaian tersebut menggunakan 2 IC 74148 .
Rangkaian ini aktif rendah atau rangkaian yang aktif apabila diberi logika 0.
Saat EI diberikan logik 1, D0 sampai D15 diberikan logik X (0 atau1) maka output
0,1,2,3,PF berlogik 1. Saat EI diberikan logik 0, D0 sampai D15 diberikan logik 1 maka
output 0,1,2,3,PF akan berlogik 1.
18
Pada Tabel 4. Priority Encoder 16 to 4 (IC 74148) Aktif Low apabila EI diberikan logik
0 dan salah satu input yang lain diberikan logik 0 maka output yang dikeluarkan sesuai
dengan biner input tersebut.
Misalkan saat EI diberikan logik 0, D0 sampai D6 diberikan logik X (0 atau 1), D7
diberikan logik 0 dan D8 sampai D15 diberikan logik 1 maka output 0,1,2,3 akan bernilai
0001 (karena pada tabel tersebut dalam pembacaannya dari yang terendah maka logik 0001
merupakan kebalikan dari logik 7 yaitu 1110).
Hasil dari Tabel 4. Priority Encoder 16 to 4 di dapat dari percobaan Gambar 4.4. Priority
Encoder 16 Line to 4 Line Aktif High . Rangkaian tersebut menggunakan 2 IC 74148 .
Rangkaian ini input yang digunakan masih aktif rendah namun output yang dikeluarkan aktif
tinggi.
Saat EI diberikan logik 1, D0 sampai D15 diberikan logik X (0 atau1) maka output
0,1,2,3,PF menghasilkan 00010. Saat EI diberikan logik 0, D0 sampai D15 diberikan logik
1 maka output 0,1,2,3,PF akan berlogik 0.
Pada Tabel 4. Priority Encoder 16 to 4 (IC 74148) Aktif High apabila EI diberikan logik
0 dan salah satu input yang lain diberikan logik 0 maka output yang dikeluarkan sesuai
dengan biner input tersebut tetapi output yang dikeluarkan aktif tinggi.
Misalkan saat EI diberikan logik 0, D0 sampai D6 diberikan logik X (0 atau 1), D7
diberikan logik 0 dan D8 sampai D15 diberikan logik 1 maka output 0,1,2,3 akan bernilai
1110 (karena pada tabel tersebut dalam pembacaannya dari yang terendah).
19
8. KESIMPULAN
20
9. LAMPIRAN
21
DAFTAR PUSTAKA
22
23
24
25