I. PENGERTIAN
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan
lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram.(WHO,1961). Berat badan lahir rendah
adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir. (Huda dan
Hardhi, NANDA NIC-NOC, 2013).
Menurut Ribek dkk. (2011), berat badan lahir rendah yaitu bayi yang lahir dengan
berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (dihitung satu jam
setelah melahirkan).
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram
pada waktu lahir. (Amru Sofian, 2012). Dikutip dalam buku Nanda, (2013).
II. ETIOLOGI
Keadaan BBLR ini dapat disebabkan oleh :
1. Masa kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat yang sesuai (masa kehamilan
dihitung mulai hari pertama haid terakhir dari haid yang teratur).
2. Bayi small gestational age (SGA); bayi yang beratnya kurang dari berat semestinya
menurut masa kehamilannya (kecil untuk masa kehamilan =KMK).
3. Masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan SGA.
A. Faktor Ibu
1. Toksemia gravidarum, yaitu preeklampsi dan eklampsi.
2. Kelainan bentuk uterus (mis. Uterus bikornis,inkompeten serviks).
3. Tumor (mis. Mioma uteri, sistoma).
Ibu yang menderita penyakit antara lain : akut dengan gejala panas tinggi
(mis. Tifus abdominalis, malaria). Kronis (mis. TBC, penyakit jantung,
gromeluronefritis kronis).
4. Trauma pada masa kehamilan antara lain: fisik (mis.jatuh). Psikologis (mis.stres).
5. Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
6. Plasenta antara lain plasenta previa,solusio plasenta.
B. Faktor Janin
1. kehamilan ganda,
2. Hidramnion,
3. Ketuban pecah dini,
4. cacat bawaan,
5. Infeksi (mis. Rubeolla, sifilis,toksoplasmosis),
6. Insufisiensi plasenta,
7. Inkompatibilitas darah ibu dan janin(factor Rhessus, golongan darah ABO).
Faktor Plasenta adalah Plasenta previa dan solusio plasenta.
III. PATHWAY
V. GEJALA KLINIS
1. Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu.
2. Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram.
3. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm.
4. Kuku panjangnya belum melewati ujung jari.
5. Batas dahi dan rambut kepala tidak jelas.
6. Lingkar kepala sama dengan atau kurang 33 cm.
7. Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm.
8. Rambut lanugo masih banyak.
9. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang.
10. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya, sehingga seolah-olah
tidak teraba tulang rawan daun telinga.
11. Tumit mengkilap,telapak kaki halus.
Alat kelamin pada bayi laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang. Testis
belum turun kedalam skrotum,untuk bayi perempuan klitoris menonjol,labia minora
belum tertutup oleh labia mayora.
12. Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakanya lemah.
Fungsi saraf yang belum atau kurang matang, mengakibatkan reflex isap, menelan
dan batuk masih lemah atau tidak efektif, dan tangisnya lemah.
13. Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan lemak
masih kurang.
14. Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit.
VIII. PENATALAKSANAAN
Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu untuk perumbuhan
dan perkembangan serta penyesuaian diri dengan lingkungan hidup diluar uterus maka
perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu
oksigen, mencegah infeksi serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi.
I. PENGKAJIAN
A. Keadaan umum: Pada neonatus dengan BBLR, keadaannya lemah dan hanya
merintih. Keadaan akan membaik bila menunjukkan gerakan yang aktif dan menangis
keras. Kesadaran neonatus dapat dilihat dari responnya terhadap rangsangan. Adanya
BB yang stabil, panjang badan sesuai dengan usianya tidak ada pembesaran lingkar
kepala dapat menunjukkan kondisi neonatus yang baik.
B. Tanda-tanda Vital: Neonatus post asfiksia berat kondisi akan baik apabila penanganan
asfiksia benar, tepat dan cepat. Untuk bayi preterm beresiko terjadinya hipothermi bila
suhu tubuh < 36 C dan beresiko terjadi hipertermi bila suhu tubuh < 37 C. Sedangkan
suhu normal tubuh antara 36,5C 37,5C, nadi normal antara 120-140 kali per menit
respirasi normal antara 40-60 kali permenit, sering pada bayi post asfiksia berat
pernafasan belum teratur (Potter Patricia A, 1996 : 87).
C. Kulit: Warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru, pada bayi
preterm terdapat lanugo dan verniks.
D. Kepala: Kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom, ubun-
ubun besar cekung atau cembung kemungkinan adanya peningkatan tekanan
intrakranial.
E. Mata: Warna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding conjunctiva,
warna sklera tidak kuning, pupil menunjukkan refleksterhadap cahaya.
F. Hidung: Terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan lendir.
G. Mulut: Bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.
H. Telinga: Perhatikan kebersihannya dan adanya kelainan
I. Leher: Perhatikan kebersihannya karena leher nenoatus pendek
J. Thorax: Bentuk simetris, terdapat tarikan intercostal, perhatikan suara wheezing dan
ronchi, frekwensi bunyi jantung lebih dari 100 kali per menit.
K. Abdomen: Bentuk silindris, hepar bayi terletak 1 2 cm dibawah arcus
costaae pada garis papila mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya asites
atau tumor, perut cekung adanya hernia diafragma, bising usus timbul 1 sampai 2 jam
setelah masa kelahiran bayi, sering terdapat retensi karena GI Tract belum sempurna.
L. Umbilikus: Tali pusat layu, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda
tanda infeksi pada tali pusat.
M. Genitalia: Pada neonatus aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan letak muara
uretra pada neonatus laki laki, neonatus perempuan lihat labia mayor dan labia minor,
adanya sekresi mucus keputihan, kadang perdarahan.
N. Anus: Perhatiakan adanya darah dalam tinja, frekuensi buang air besar serta warna dari
faeses.
O. Ekstremitas: Warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya patah tulang
atau adanya kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-jari tangan serta jumlahnya.
P. Refleks: Pada neonatus preterm post asfiksia berat reflek moro dan sucking lemah.
Reflek moro dapat memberi keterangan mengenai keadaan susunan syaraf pusat atau
adanya patah tulang (Iskandar Wahidiyat, 1991 : 155 dan Potter Patricia A, 1996 : 109-
356).
1. Tanda Fisiologis
a. Gerakan bayi pasif dan tangis hanya merintih,walaupun lapar bayi tidak
menangis, bayi lebih banyak tidur dan lebih malas.
b. Suhu tubuh mudah untuk menjadi hipotermi,penyebabnya adalah : pusat pengatur
panas belum berfungsi dengan sempurna, kurangnya lemak pada jaringan
subcutan akibatnya mempercepat terjadinya perubahan suhu dan kurangnya
mobilisasi sehingga produksi panas berkurang.
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Tidak efektifnya pola nafas b.d imaturitas fungsi paru dan neuromuskuler.
B. Tidak efektifnya termoregolasi b.d imaturitas control dan pengatur suhu tubuh dan
berkurangnya lemak sub cutan didalam tubuh.
C. Resiko tinggi infeksi b.d defisiensi pertahanan tubuh (imunologi).
D. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan tubuh dalam
mencerna nutrisi (imaturitas saluran cerna).
E. Resiko gangguan integritas kulit b.d tipisnya jaringan kulit, imobilisasi.
F. Kecemasan orang tua b.d situasi krisis,kurang pengetahuan.
Pengaturan suhu
Monitor suhu minimal tiap 2 jam
Monitor TD, nadi, RR
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor tanda-tanda hipertermi dan
hipotermi
Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
DAFTAR PUSTAKA
Faras Handayani. (2006). Berat Badan Lahir Rendah Tak Selalu Dirawat DiRumah sakit (On-
Line) terdapat pada :http://www.tabloid-nakita,com/artikel.
Sitohang , Nur Asnah.2004. Asuhan Keperawatan Pada Berat Badan Lahir Rendah. USU
Repository @2006
Zulhaida Lubis.(2003). Status Gizi Ibu Hamil Serta Pengaruhnya Terhadap Bayi Yang
dilahirkan (On-Line). Terdapat pada : http://tumoutou.net/702-07134/zulhaida-lubis.htm.