Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian
jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan
bagi lalu lintas. Jalan raya merupakan sarana penting yang berpengaruh dalam
segala aspek kehidupan. Seringkalinya kita melihat permasalahan lalu lintas yang
ada disekitar kita seperti arus kendaraan pada jam-jam puncak yang terlalu
banyak sehingga terjadi macet. Sehingga kita merasa kurang nyaman memakai
atau melalui jalan tersebut.
Untuk mengatasi kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas tersebut
diperlukan suatu sistem penentuan fase dan pengaturan lalu lintas yang baik dan
berpengaruh pada kelancaran, kenyamanan, dan keselamatan bagi kendaraan
yang melewati jalan tersebut. Sistem penentuan fase dan pengaturan lalu lintas
biasanya lebih ditekankan pada lokasi-lokasi dimana terjadi pertemuan jalan atau
persimpangan jalan. Karena pada pertemuan dua jalan atau lebih ini
mengakibatkan adanya titik konflik yang akhirnya terjadi kemacetan lalu lintas.
Sebagai contoh kami melakukan survey lalu lintas di Jalan Banyu Putih hingga
Kampus DIII Teknik Universitas Diponegoro.

1.2. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini antara lain :
1. Mengetahui jam puncak arus lalu lintas
2. Mengetahui besarnya volume kendaraan pada jam puncak
3. Mengetahui besarnya tingkat kepadatan di suatu daerah
4. Mengetahui kecepatan lalu lintas di suatu daerah pada jam-jam puncak

1.3. Manfaat Penelitian


1. Sebagai dasar Perencanaan Lalu Lintas
2. Sebagai dasar untuk menentukan Manajemen Lalu Lintas
3. VJP digunakan sebagai dasar untuk perancangan jalan raya dan berbagai
macam analisis operasional

1
BAB II
STUDI PUSTAKA

2.1. Traffic Counting ( TC )


Traffic Counting atau perhitungan lalu lintas merupakan suatu metode
perhitungan kendaraan dalam survei lalu lintas. TC atau Traffic Counting dapat
dilakukan dengan dua acara yaitu Perhitungan Tangan (Manual) dan Perhitungan
Mekanik.
Perhitungan
Tangan atau Manual Mekanik atau Alat
Lalu Lintas
- Luwes, dapat dipindahkan dari
- Dapat dilakukan pada segala
satu lokasi ke lokasi lain
cuaca
Keuntungan - Sederhana dan cepat
- Tepat bila peralatan
- Dapat mengelompokkan jenis
terpelihara
kendaraan
- Biaya pemasangan mahal
untuk penggunaan yang
singkat
Mahal, untuk periode yang lama - Perlu tenaga ahli
Kerugian
atau di luar jam kerja -Klasifikasi/pengelompokkan
kendaraan tetap manual
- Peralatan mungkin mahal
sekali
Tabel 2.1 Perbedaan Traffic Counting dengan Manual

2.2. Volume / Flow


Volume adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik atau pada suatu
ruas jalan dalam waktu yang lama (minimal 24 jam) tanpa membedakan arah
dan lajur. Segmen jalan selama selang waktu tertentu yang dapat diekspresikan
dalam tahunan, harian (LHR), jam-an atau sub jam.
Rate of Flow atau Nilai Arus adalah Volume lalu-lintas yang biasanya
kurang dari satu jam tetapi diekspresikan dalam satu jam.
. 3600
=

q = jumlah kendaraan yang lewat tiap jam
n = jumlah kendaraan yang lewat pada waktu t

2
Untuk mendapatkan nilai arus suatu segmen jalan yang terdiri dari banyak
tipe kendaraan maka semua tipe-tipe kendaraan tersebut harus dikonversi ke
dalam satuan mobil penumpang (smp). Konversi kendaraan ke dalam satuan smp
diperlukan angka faktor ekivalen untuk berbagai jenis kendaraan.
Pengamatan lalu lintas ini diharapkan selama 24 jam perhari yang biasanya
untuk mengetahui terjadinya volume jam puncak atau Peak Hour Volume (PHV)
yaitu volume jam puncak yang tersusun dari volume 15 menitan tersibuk
berurutan selama 1 jam.
PHF : Peak Hour Factor yaitu faktor jam puncak yang diperoleh dari

=
4 15

2.3. Spot Speed


Kecepatan setempat (Spot Speed), yaitu kecepatan kendaraan pada suatu
saat diukur dari suatu tempat yang ditentukan. Dalam suatu aliran lalu lintas yang
bergerak setiap kendaraan mempunyai kecepatan yang berbeda sehingga aliran
lalu lintas tidak mempunyai sifat kecepatan yang tunggal akan tetapi dalam
bentuk distribusi kecepatan kendaraan individual. Dari distribusi kecepatan
kendaraan secara diskrit, suatu nilai ratarata atau tipikal digunakan untuk
mengidentifikasikan aliran lalu lintas secara menyeluruh. Ada dua jenis analisis
kecepatan yang dipakai pada studi kecepatan arus lalu-lintas yaitu :
a. Time mean speed (TMS), yaitu rata-rata kecepatan dari seluruh kendaraan
yang melewati suatu titik pada jalan selama periode waktu tertentu. Kecepatan
terdistribusi dalam waktu, sedangkan lokasinya tetap.
=1
=

Vt = spot speed
n = jumlah kendaraan

b. Space mean speed (SMS), yaitu rata-rata kecepatan kendaraan yang


menempati suatu segmen atau bagian jalan pada interval waktu tertentu.
.
=
=1

Vs = spot speed
n = jumlah kendaraan
L = panjang segmen
ti = waktu yang ditempuh kendaraan

3
Perbedaan analisis dari kedua jenis kecepatan di atas adalah bahwa TMS
adalah pengukuran titik, sementara SMS pengukuran berkenaan dengan panjang
jalan atau lajur.

2.4. Kerapatan / Density


Kerapatan adalah jumlah kendaraan yang menempati suatu panjang jalan
atau lajur dalam kendaraan per km atau kendaraan per km per lajur. Nilai
kerapatan dihitung berdasarkan nilai kecepatan dan arus, karena sulit diukur
dilapangan.

D=

dimana,
q : volume (smp/jam)
Vsms : space mean speed (km/jam)

Ketiga unsur karakteristik dasar lalu lintas merupakan unsur pembentuk aliran
lalu lintas yang akan mendapatkan pola hubungan :
1. Kecepatan dengan Kerapatan
2. Volume dengan Kecepatan
3. Volume dengan Kerapatan
Hubungan antara volume dan kerapatan memperlihatkan bahwa kerapatan
akan bertambah apabila volumenya juga bertambah. Volume maksumum terjadi
pada saat kerapatan mencapai titik Dm (kapasitas jalur jalan sudah tercapai).
Setelah mencapai titik ini volume akan menurun walaupun kerapatan bertambah
sampai terjadi kemacetan di titi Dj.

4
BAB III
PENGUMPULAN DATA

3.1. Perencanaan Survei


Lokasi survei dilakukan di Jalan Banyu Putih Kecamatan Tembalang Kabupaten
Semarang dari depan Gedung Serba Guna (GSG) menuju DIII Teknik
Universitas Diponegoro. Praktikum dimulai dari pukul 07.15 hingga pukul 09.15
WIB.

Figure 1. Lokasi Pengamatan Lalu Lintas (Satelit View)

3.2. Pelaksanaan Survei


Dari survey yang telah dilakukan tersebut, didapatkan data sebagai berikut :
Jumlah kendaraan dari DIII Teknik Jumlah
Interval Waktu Undip menuju GSG kendaraan 15
(07.15 - 09.15) Golongan menitan
1 2 3 8 9 17 (SMP)
15 20 20 6 0 0 0 0
07.15
20 25 20 10 0 0 0 0 57
07.30
25 30 24 9 0 0 0 0
30 35 17 8 1 1 0 0
07.30
35 40 27 8 0 0 0 0 51
07.45
40 45 22 0 0 0 0 0
45 50 26 1 1 0 0 0
07.45
50 55 16 7 1 1 0 0 50
08.00
55 00 20 6 0 2 0 0

5
00 05 17 12 0 0 0 0
08.00
05 10 25 5 0 0 0 0 57
08.15
10 15 21 7 0 1 0 0
15 20 18 7 0 0 0 0
08.15
20 25 22 7 0 0 0 0 54
08.30
25 30 15 11 0 1 0 0
30 35 17 9 0 1 0 0
08.30
35 40 24 12 0 1 0 0 67
08.45
40 45 27 10 0 0 0 0
45 50 30 11 0 0 0 0
08.45
50 55 18 10 1 0 0 0 70
09.00
55 00 25 10 0 1 0 0
00 05 29 12 0 0 0 0
09.00
05 10 27 13 0 3 0 0 78
09.15
10 15 21 11 0 0 0 0
Jumlah Kendaraan 484
Tabel 3.1 Hasil Survey Volume arah DIII Teknik menuju GSG

Jumlah kendaraan dari GSG menuju DIII Jumlah


INTERVAL Teknik Undip kendaraan 15
WAKTU
Golongan menitan
(07.15 09.15)
(SMP)
1 2 3 8 9 17
15 - 20 98 40 0 0 0 0
07.15-
20 - 25 54 41 0 1 0 0 218
07.30
25 - 30 63 27 0 1 0 0
30 - 35 137 30 0 0 0 0
07.30-
35 - 40 142 14 0 0 0 0 259
07.45
40 - 45 118 16 0 0 0 0
45 - 50 43 19 0 0 0 0
07.45-
50 - 55 50 14 0 0 0 2 132
08.00
55 - 00 56 23 0 0 0 0
00 - 05 37 14 0 0 1 0
08.00-
05 - 10 50 25 0 0 1 2 120
08.15
10 - 15 47 10 0 0 0 0
15 - 20 44 17 0 2 0 0
08.15-
20 - 25 48 8 0 1 1 0 123
08.30
25 - 30 57 20 1 0 0 0
30 - 35 66 8 0 1 0 0
08.30-
35 - 40 65 16 0 0 0 0 136
08.45
40 - 45 65 12 0 0 1 0

6
45 50 64 17 0 0 0 0
08.45-
50 55 38 8 0 0 0 0 110
09.00
55 00 42 13 0 0 0 0
00 05 53 8 0 0 0 0
09.00-
05 10 49 13 0 0 0 0 110
09.15
10 15 43 15 0 1 0 0
Jumlah Kendaraan 1208
Tabel 3.2 Hasil Survey Volume arah GSG menuju DIII Teknik

Golongan Nilai EMP


1 (Sepeda motor) 0.5
2 (Mobil sedan, jeep, wagon, van, taxi) 1
3 (mobil penumpang umum, bus kecil) 1
8 (mobil pick up, hantaran) 1
9 (mobil truk 2As (barang umum) 1.3
17 (Kendaraan lain-lain) 0.5

7
BAB IV
PENGELOLAAN DATA

4.1 Traffic Counting


Perhitungan Rate of Flow
Arah DIII Teknik menuju GSG Arah GSG menuju DIII Teknik
3600 3600
= =

484 3600 1209 3600
= =
7200 7200
q = 242 kendaraan / jam q = 605 kendaraan / jam

4.1.1 Membuat Grafik Fluktuasi Lalu Lintas


Grafik Fluktuasi Lalu Lintas Arah DIII Teknik menuju GSG
100 78
Jumlah Kendaraan setiap 15

67 70
80 57 57 54
51 50
60
40
(SMP)
menit

20
0

Interval Waktu

Grafik 4.1 Fluktuasi Lalu Lintas Arah DIII Teknik menuju GSG

Grafik Fluktuasi Lalu Lintas Arah GSG menuju DIII Teknik


259
Jumlah Kendaraan setiap 15 menit

300
218
250
200 132 123 136
120 110 110
150
100
(SMP)

50
0

Interval Waktu

Grafik 4.2 Fluktuasi Lalu Lintas Arah GSG menuju DIII Teknik

8
4.1.2 Menentukan Jam Puncak dan Besar Volume Jam Puncak
Volume Kendaraan Arah DIII Teknik
menuju GSG
Total kendaraan setiap
Waktu 15 menit
(SMP)
07.15-07.30 57
07.30-07.45 51
07.45-08.00 50
08.00-08.15 57
08.15-09.30 54
08.30-08.45 67
08.45-09.00 70
09.00-09.15 78
Tabel 4.1 Jam Puncak Dan Volume Jam Puncak Arah DIII Teknik menuju
GSG

Jam puncak lalu lintas arah DIII Teknik menuju GSG pada pukul 08.15 -
09.15 dan volume puncaknya (PHV1) sebesar 269 kendaraan.

Volume Kendaraan Arah GSG menuju


DIII Teknik
Total kendaraan setiap 15
Waktu menit
(SMP)
07.15-07.30 218
07.30-07.45 259
07.45-08.00 132
08.00-08.15 120
08.15-09.30 123
08.30-08.45 136
08.45-09.00 110
09.00-09.15 110
Tabel 4.2 Jam Puncak Dan Volume Jam Puncak Arah GSG menuju DIII
Teknik

Jam puncak lalu lintas arah GSG menuju DIII pada pukul 07.15 - 08.15
dan volume puncaknya (PHV2) sebesar 729 kendaraan.

9
4.1.3 Menghitung Peak Hour Factor
PHF Arah DIII Teknik menuju GSG
1 269
PHF1= 4 15 = 4 78 = 0,8622

PHF Arah GSG menuju DIII Teknik


2 729
PHF2= 4 15 = 4 259 = 0,7036

4.2 Spot Speed


4.2.1 Membuat Tabulasi Data Spot Speed
Berikut kami tampilkan data spot speed hasil pengamatan kami di jalan
Banyuputih, Tembalang. Pengamatan kecepatan kami lakukan selama
kurang lebih 30 menit terhadap kendaraan yang melewati jalan tersebut.
Klasifikasi Panjang Kecepatan Kecepatan
No Waktu (s)
Kendaraan Lintasan (m) (m/s) (km/jam)
1 1 25 2.4 10.4 37.5
2 1 25 2.5 10.0 36.0
3 1 25 2.3 10.9 39.1
4 1 25 2.86 8.7 31.5
5 2 25 1.9 13.2 47.4
6 1 25 2.47 10.1 36.4
7 1 25 2.5 10.0 36.0
8 2 25 1.64 15.2 54.9
9 1 25 2.93 8.5 30.7
10 2 25 3.01 8.3 29.9
11 1 25 2.53 9.9 35.6
12 1 25 2.77 9.0 32.5
13 2 25 3 8.3 30.0
14 1 25 2.9 8.6 31.0
15 1 25 2.78 9.0 32.4
16 1 25 2.36 10.6 38.1
17 2 25 4.17 6.0 21.6
18 1 25 2.4 10.4 37.5
19 1 25 2.34 10.7 38.5
20 1 25 2.38 10.5 37.8
21 2 25 2.55 9.8 35.3
22 1 25 1.57 15.9 57.3
23 1 25 2.35 10.6 38.3
24 2 25 2.19 11.4 41.1
25 1 25 3.53 7.1 25.5
26 1 25 2.95 8.5 30.5
27 1 25 2.9 8.6 31.0
28 1 25 2.88 8.7 31.3
29 1 25 2 12.5 45.0
30 2 25 2.63 9.5 34.2

10
31 1 25 3 8.3 30.0
32 1 25 4.05 6.2 22.2
33 1 25 3.18 7.9 28.3
34 2 25 2.59 9.7 34.7
35 1 25 3.21 7.8 28.0
36 2 25 2.6 9.6 34.6
37 1 25 1.96 12.8 45.9
38 2 25 2.02 12.4 44.6
39 1 25 2.17 11.5 41.5
40 1 25 2.47 10.1 36.4
41 2 25 2.69 9.3 33.5
42 2 25 3.89 6.4 23.1
43 2 25 3.92 6.4 23.0
44 1 25 2.57 9.7 35.0
45 1 25 2.1 11.9 42.9
46 1 25 2.87 8.7 31.4
47 2 25 3.01 8.3 29.9
48 1 25 3.01 8.3 29.9
49 2 25 2.77 9.0 32.5
50 2 25 2.25 11.1 40.0
51 2 25 2.47 10.1 36.4
52 2 25 2.6 9.6 34.6
53 2 25 3.2 7.8 28.1
54 1 25 1.57 15.9 57.3
Jumlah V1 1907.8
Kec. Rerata 35.33
Tabel 4.3 Hasil survey Spot Speed arah DIII Teknik menuju GSG

Klasifikasi Panjang Kecepatan Kecepatan


No Waktu (s)
Kendaraan Lintasan (m) (m/s) (km /jam)
1 2 25 2.21 11.3 40.7
2 1 25 3.06 8.2 29.4
3 2 25 2.13 11.7 42.3
4 1 25 2.15 11.6 41.9
5 1 25 2.7 9.3 33.3
6 1 25 2.13 11.7 42.3
7 1 25 1.56 16.0 57.7
8 2 25 3.09 8.1 29.1
9 1 25 3.2 7.8 28.1
10 2 25 2.59 9.7 34.7
11 2 25 1.71 14.6 52.6
12 1 25 1.1 22.7 81.8
13 2 25 2.65 9.4 34.0
14 2 25 2.45 10.2 36.7

11
15 1 25 2.08 12.0 43.3
16 1 25 2.78 9.0 32.4
17 1 25 1.33 18.8 67.7
18 2 25 2.03 12.3 44.3
19 1 25 1.24 20.2 72.6
20 1 25 1.85 13.5 48.6
21 1 25 1.56 16.0 57.7
22 2 25 1.72 14.5 52.3
23 1 25 1.87 13.4 48.1
24 1 25 1.29 19.4 69.8
25 1 25 1.82 13.7 49.5
26 1 25 2.26 11.1 39.8
27 1 25 1.05 23.8 85.7
28 2 25 2.5 10.0 36.0
29 2 25 2.31 10.8 39.0
30 1 25 2.29 10.9 39.3
31 2 25 2.45 10.2 36.7
32 1 25 1.88 13.3 47.9
33 2 25 2.2 11.4 40.9
34 1 25 2.27 11.0 39.6
35 2 25 2.58 9.7 34.9
36 1 25 1.87 13.4 48.1
37 2 25 1.94 12.9 46.4
38 1 25 1.76 14.2 51.1
39 1 25 1.97 12.7 45.7
40 1 25 1.52 16.4 59.2
41 2 25 1.86 13.4 48.4
42 1 25 1.05 23.8 85.7
43 1 25 2.04 12.3 44.1
44 1 25 1.67 15.0 53.9
45 1 25 1.53 16.3 58.8
46 2 25 4.1 6.1 22.0
47 1 25 2.86 8.7 31.5
48 1 25 1.8 13.9 50.0
49 2 25 1.99 12.6 45.2
50 2 25 1.59 15.7 56.6
51 2 25 2.63 9.5 34.2
52 1 25 2.27 11.0 39.6
53 2 25 2.59 9.7 34.7
54 1 25 3.15 7.9 28.6
Jumlah V2 2494.8
Kec. Rerata 46.2
Tabel 4.4 Hasil Survey Spot Speed arah GSG menuju DIII Teknik

12
Keterangan tabel 4.3 dan 4.4 :
1. Warna Merah : Kendaraan mobi
2. Warna Hijau : Kendaraan Sepeda motor

4.2.2 Menghitung Time Mean Speed


a. TMS arah DIII Teknik menuju GSG

=1 1 1907.8
Vt1 = = = 35.330 km/jam
54

b. TMS arah GSG menuju DIII Teknik



=1 2 2494.8
Vt2 = = = 46.200 km/jam
54

4.2.3 Menghitung Space Mean Speed


a. SMS arah DIII Teknik menuju GSG
. 54 25
Vs1 = = = 9.384 m/s = 33.782 km/jam
=1 1 143.86

b. SMS arah GSG menuju DIII Teknik


. 54 25
Vs2 = = = 11.813 m/s = 42.527 km/jam
=1 2 114.28

4.3 Density
Density merupakan kepadatan kendaraan yang terjadi dijalan dihitung tiap satuan
panjang per kendaraan.

a. Arah DIII Teknik menuju GSG


Diketahui nilai Volume (Perhitungan) = 484 kendaraan/jam
Diketahui nilai Kecepatan SMS = 33.782 km/jam
484
= = = 14.327 /
33.782
b. Arah GSG menuju DIII Teknik
Diketahui nilai Volume (Perhitungan) = 1208 kendaraan/jam
Diketahui nilai Kecepatan SMS = 42.527 km/jam
1208
= = = 28.405 /
42.527

13
4.4 Hubungan Speed Flow Density
4.4.1. Perhitungan Density
Total
Kecepatan Kepadatan
kendaraan 15
Waktu Y1 X1
menit
(Km/jam) (Kend/km)
(SMP)
07.15-07.30 57 54.900 1.038
07.30-07.45 51 52.400 0.973
07.45-08.00 50 39.800 1.256
08.00-08.15 57 38.700 1.473
08.15-09.30 54 43.600 1.239
08.30-08.45 67 42.400 1.580
08.45-09.00 70 53.300 1.313
09.00-09.15 78 54.500 1.431
Jumlah 484 379.600 10.303
Tabel 4.5 Kepadatan Lalu Lintas arah DIII Teknik menuju GSG

Total
Kecepatan Kepadatan
kendaraan 15
Waktu Y2 X2
menit
(Km/jam) (Kend/km)
(SMP)
07.15-07.30 218 41.300 5.278
07.30-07.45 259 30.200 8.576
07.45-08.00 132 35.370 3.732
08.00-08.15 120 36.600 3.279
08.15-09.30 123 33.100 3.716
08.30-08.45 136 36.300 3.747
08.45-09.00 110 31.700 3.470
09.00-09.15 110 37.900 2.902
Jumlah 1208 282.470 34.700
Tabel 4.6 Kepadatan Lalu Lintas arah GSG menuju DIII Teknik

14
4.4.2. Hubungan Speed Density
a. Arah DIII Teknik menuju GSG
Kecepatan Kepadatan
Y1 X1 X1Y1 X1 2 Y12
(Km/jam) (Kend/km)
54.900 1.038 56.986 1.077 3014.010
52.400 0.973 50.985 0.947 2745.760
39.800 1.256 49.989 1.578 1584.040
38.700 1.473 57.005 2.170 1497.690
43.600 1.239 54.020 1.535 1900.960
42.400 1.580 66.992 2.496 1797.760
53.300 1.313 54.613 1.724 2840.890
54.500 1.431 77.990 2.048 2970.250
379.600 10.303 468.580 13.575 18351.360

x12 . 1 1 . 11 (13.575379.600)(10.303468.580)
a= = = 132.870
. 12 ( 1)2 (8 13.575)(10.303)2

. x1y1 1 . 1 (8 468.580)(10.303 379.600)


b= = = 66.326
. 12 ( 1)2 (8 13.575)(10.303)2

Jadi
S = a bD
S = 132.870 66.326D

SF D= 0 Dj S = 0
SF = a SF = 132.870 km/jam 0 = a bDj
132.870
Dj=a/b 66.326 = 2.003 ke/km

Speed - Density (D3 ke GSG)


60

50
Speed (Km/jam)

40

30

20

10

0
0 0.5 1 1.5 2
Density (Kendaraan/km)

15
b. Arah GSG menuju DIII Teknik
Kecepatan Kepadatan
Y2 X2 X2Y2 X22 Y22
(Km/jam) (Kend/km)
41.300 5.278 217.9814 27.85728 1705.69
30.200 8.576 258.9952 73.54778 912.04
35.370 3.732 132.0008 13.92782 1251.037
36.600 3.279 120.0114 10.75184 1339.56
33.100 3.716 122.9996 13.80866 1095.61
36.300 3.747 136.0161 14.04001 1317.69
31.700 3.470 109.999 12.0409 1004.89
37.900 2.902 109.9858 8.421604 1436.41
282.470 34.700 1207.989 174.3959 10062.93

x22 . 2 2 . 22 (174.3959x282.470)(34.700x1207.989)
a= = = 38.437
. 22 ( 2)2 (8 174.3959)(34.700)2

. x2y2 2 . 2 (8 1207.989)(34.700x282.470)
b= = = 0.7211
. 22 ( 2)2 (8 174.3959)(34.700)2

Jadi
S = a bD
S = 38.437 0.7211D

SF D= 0 Dj S = 0
SF = a SF = 38.437 km/jam 0 = a bDj
38.437
Dj=a/b 0.7211 = 53.303 ke/km

Speed - Density (GSG ke D3)


50
Speed (Km/jam)

40

30

20

10

0
0 2 4 6 8 10 12
Density (Kendaraan/km)

16
4.4.3. Hubungan Flow Density
a. Arah DIII Teknik menuju GSG
Q=DxS
Qm = Dm x Sm
Qm = Dm x (a bDm)
Qm = aDm bDm2

= 2 = 0
Dm = a/2b = 132.870/(2 x 66.326) = 1.002 Kend/Km

Sm = a bDm
Sm = a a/2 = 132.870 132.870/2 = 66.435 Km/Jam
Qm = Dm x Sm = 1.002 x 66.435 = 66.568 Kend/Jam

Flow - Density (D3 ke GSG)


140
120
Flow (Kendaraan/jam)

100
80
60
40
20
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Density (Kendaraan/km)

b. Arah GSG menuju DIII Teknik


Q=DxS
Qm = Dm x Sm
Qm = Dm x (a bDm)
Qm = aDm bDm2

= 2 = 0
Dm = a/2b = 38.437/(2 x 0.7211) = 26.652 Kend/Km

Sm = a bDm
Sm = a a/2 = 38.437 38.437/2 = 19.219 Km/Jam
Qm = Dm x Sm = 26.652 x 19.219 = 512.225 Kend/Jam

17
Flow - Density (GSG ke D3)
500
Flow (Kendaraan/jam) 450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Density (Kendaraan/km)

4.4.4. Hubungan Speed Flow


a. Arah DIII Teknik menuju GSG
Q=DxS
Qm = Dm x Sm

Qm = ( ) x Sm

2
Qm =
2
= =0

Sm = a/2 = 132.870/2 = 66.435 Km/Jam
Dm = a/2b = 132.870/(2 x 66.326) = 1.002 Kend/Km
Qm = Dm x Sm = 66. 435 x 1.002 = 66.568 Kend/Jam

Speed - Flow (D3 ke GSG)


60

50
Speed (Km/jam)

40

30

20

10

0
0 20 40 60 80 100 120 140
Flow (Kendaraan/jam)

18
b. Arah GSG menuju DIII Teknik
Q=DxS
Qm = Dm x Sm

Qm = ( ) x Sm

2
Qm =
2
= =0

Sm = a/2 = 38.437/2 = 19.219 Km/Jam
Dm = a/2b =38.437/(2 x 0.7211) = 26.652 Kend/Km
Qm = Dm x Sm = 19.219 x 26.652 = 512.225 Kend/Jam

Speed - Flow
45
40
35
Speed (Km/jam)

30
25
20
15
10
5
0
0 100 200 300 400 500
Flow (Kendaraan/jam)

19
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan pengamatan dan penelitian diatas, hal yang dapat kami
simpulkan adalah sebagai berikut,
1. Dari hasil pengamatan tampak bahwa lalu lintas di Jl. Banyuputih, Tembalang
didominasi oleh kendaraan pribadi yaitu baik roda 2 dan roda 4.
2. Pada pukul 07.15-09.15 selama pengamatan berlangsung tampak jika lalu
lintas arah GSG menuju D(III) Teknik lebih banyak dibandingkan dengan lalu
lintas arah berlawanan. Hal ini dibuktikan dengan volume yang tinggi pada
jalur tersebut.
3. Jam puncak terjadi pada jam 07.30-07.45 untuk arah GSG menuju D(III)
Teknik dan jam 09.00-09.15 untuk arah sebaliknya.
4. Secara visual, kepadatan yang terjadi di Jl. Banyuputih tidak tinggi. Juga dapat
dilihat dari nilai kepadatannya.
5.2. Saran
Jalan Banyuputih, Tembalang tempat kami melakukan pengamatan lalu lintas
masih tergolong sepi sehingga jalan ini cocok untuk dijadikan alternative para
mahasiswa Universitas Diponegoro maupun Politeknik Negeri Semarang untuk
berangkat berkuliah disebabkan jalan masih lenggang dan sangat nyaman untuk
dilewati.

20
DAFTAR PUSTAKA

id.wikipedia.org/wiki/Rekayasa_lalu_lintas
rekayasalalulintas.blogspot.com/
id.wikibooks.org/wiki/Rekayasa_Lalu_Lintas
http://ebookbrowse.com/5-bahan-kuliah-rll-dr-gito-s-bab-i-ii-pdf-d348787371
Kumpulan referensi
http://en.wikipedia.org/wiki/Sidra_Intersection
http://hapusketidakadilan.blogspot.com/2011/06/rekayasa-lalu-lintas.html

21
LAMPIRAN

Gambar 1. Suasana di ruas jalan dari arah Gambar 2. Suasana di ruas jalan dari arah
D(III) Teknik GSG

Gambar 3. Suasana saat pengamatan dan Gambar 4. Salah satu anggota kelompok
pencatatan lalu lintas sedang mencatat kendaraan yang lewat

22

Anda mungkin juga menyukai