Anda di halaman 1dari 24

UPT. LABORATORIUM No.

Dokumen
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Versi
KESEHATAN DAERAH
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS TB Tanggal
PANDEGLANG Halaman 1-2

1. Tujuan dan Ruang Lingkup


Panduan mutu ini dibuat sebagai pedoman baku dalam Ppelayanan pemeriksaan
mikroskopis TB.
Ruang lingkup dibatasi pada pelayanan pemeriksaan mikroskopis TB paru di
fasyankes yang dilaksanakan oleh petugas laboratorium
Rangkaian kegiatan pelayanan pemeriksaan Mikroskopis TB dimulai dari
penjaringan suspek, pencatatan dalam buuku register TB 06, permintaan
pemeriksaan laboratorium (formulir TB 05), pelaksanaan peeriksaan laboratorium
(buku register TB 04 dan TB 05) sampai PME (formulir TB 12)

2. Tanggung jawab
Panduan mutu ini berada dibawah tanggung jawab Manajer Mutu

3. Rujukan
3.1. Pedoman Praktek Laboratorium yang Benar (Good Laboratory Practice),
Departemen Kesehatan RI, Dirjen Pelayanan Medik, Direktorat Laboratorium
Kesehatan, 2004
3.2. Penuntun Laboratorium Sederhana untuk Puskesmas,
3.3. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis, 2011
3.4. Modul Pelatihan Mikroskopis TB, 2011
3.5. Pedoman Jejaring Laboratorium TB dan Pemantapan Mutu Pemeriksaan
Mikroskopis TB

4. Pra Kualifikasi Tenaga


a. Medical Fitness
Berbadan sehat

b. Pendidikan dan Pelatihan


- Minimal DIII ATLM yang telah mengkuti pelatihan mikroskopis TB paru
- Tenaga kesehatan lainnya yang telah mengikuti pelatihan mikroskopis TB

5. Pengertian-pengertian
IK : Instruksi kerja yang bersifat teknis
Tuberkulosis : Penyakkit menular yang dapat menyerang organ tubuh manusia
(paru-paru, tulang, slaupt otak, usus dll) yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis
Suspek : Tersangka TB
PMI : Pemmantapan Mutu Internal
PME : Pemantapan Mutu Eskternal

6. Dokumen
a. TB 06 : Register suspek TB TB 05
b. TB 05 : Formulir permintaan pemeriksaan dahak mikroskopis
c. TB 04 : Register Laboratorium
d. TB 12 : Formulir untuk mengirimkan sediaan untuk keperluan uji silang

7. Prosedur
A. Penjaringan Suspek
B. Pencatatan dalam register TB 06
C. Permintaan Pemeriksaan Laboratorium TB 04
D. Pelaksanaan Pemeriksaan Laboratorium (TB 04 dan TB 05)
E. Petugas program TB segera mencatat hassil pemeriksaan laboratorium dalam
buku register TB 06
F. Kualitas pelayanan pemeriksaann laboratorium mikroskopis TB dipantau
melalui kegiatan Pemantapan Mutu Internal dan Pemantapan Mutu Eksternal
dilaksanakan melalui uji silang, supervise/bimbingan teknis dan uji panel.
Sediaan uji silang dikirimkan ke laboratorium rujukan uji silang menggunakan
formulir TB 12yang diisi oleh pengelola program TB Kabupaten/Kota.

8. Instruksi Kerja
a. Instruksi kerja Pengumpulan Dahak
b. Instruksi kerja Pemberian Identitas
c. Instruksi kerja Pembuatan Sediaan
d. Instruksi kerja Pewarnaan
e. Instruksi kerja Pemeriksaan Mikroskopis
f. Instruksi Kerja PMI
g. Instruksi Kerja Pelaporan terkait laboratorium TB
h. Instruksi Kerja Limbah Laboratorium TB
i. Instruksi Kerja Penggunaan dan Pemeliharaan Mikroskop

9. Pengesahan
Edisi No. 1
Tanggal berlaku Januari 2017
No & Tanggal Revisi -
Dokumen yang digantikan -
Lokasi Seksi Kimia Klinik
Penyusun Manajer Mutu
Tanda tangan

Tanggal :
Disahkan oleh Penanggung jawab Laboratorium
Tanda tangan

Tanggal :
INSTRUKSI KERJA NO. DOK IK-BTA:001
NO. REVISI
PENGUMPULAN DAHAK TANGGAL 01-12-2003
HALAMAN 1-3

I. PELAKSANA
Petugas Laboratorium Mikrobiologi

II. PRINSIP
Melakukan pengumpulan dahak sewaktu, pagi, sewaktu dan ditampung dalam
wadah

III. ALAT DAN BAHAN


- Pot dahak
- Lable/spidol
- Air kran dan sabun

IV. WAKTU PENGUMPULAN DAHAK


Untuk menegakan diagnosis TB secara mikroskopis dibutuhkan tiga contoh uji
dahak. Pegumpulan spessimen dahak dilakukan dalam waktu 2 hari yaitu
Sewaktu- Pagi Sewaktu (SPS)
a. Dahak Sewaktu hari -1 (A)
Dahak pertamadiambil SEWAKTU pada saat pasien berkunjung ke
fasyankes
Beri pot dahak pada saat pasien pulang untuk keperluan pengumpulan
dahak pagi hari berikutnya.
b. Dahak Pagi (B)
Pasien mengeluarkan dahak kedua pada PAGI hari setelah bangun tidur
dan membawa contoh ujo dahak ke laboratorium
c. Dahak Sewaktu hari -2 (C)
Kumpulkan dahak ketiga (dahak SEWAKTU) di laboratorium pada saat
pasien kembali ke laboratorium pada hari kedua saat membawa dahak
pagi (B)

V. TEMPAT PENGUMPULAN DAHAK


a. Dahak adalah bahan yang infeksius, pada saat berdahak aerosol/percikan
dapat menulari orang yang ada di sekitarny, karena itu tempat berdahak
harus berada ditempat yang jauh dari kerumunan orang, misalnya didepan
ruang pendaftaran, ruang pemeriksaan, ruang obat dll. Harus diperhatikan
pula arah angina pada saat berdahak, agar droplet/percikan dahak tidak
mengenai petugas
b. Pengumpulan dahak dilakukan diruang terbuka dan mendapat sinar
matahari langsung atau diruanga dengan ventilasi yang baik, untuk
mengurangi kemungkinan penularan akibat percikan dahak yang infeksius.
c. Tempat pengumpulan dahak dilengkapi dengan prosedur mengeluarkan
dahak, tempat cuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Jangan
mengelaurkan dahak diruangann yang tertutup dengan ventilasi yang buruk
VI. PERSIAPAN PENGUMPULAN DAHAK
a. Persiapan Pasien
Pasien diberitahu bahwa contoh uji dahak sangat bernilai untuk
menentukan status penyakitnya, karena itu dianjurkan pemeriksaan SPS
untuk pasien baru dan SP untuk pasien dalam pemantauan pengobatan
harus dipenuhi.
Dahak yang baik adalah yang berasal dari saluran nafas bagian bawah,
berupa lender yang berwarna kuning kehijauan (mukopurulen). Pasien
berdahak dalam keadaan perut kosong, sebelum makan/minum dan
membersihkan rongga mulut terlebih dahulu dengan berkumur air
bersih.
Bila ada kesulitan dalam berdahak pasien harus diberi obat ekspektoran
yang dapat merangsang pengeluaran dahak dan diminum pada malam
sebelum mengeluarkan dahak. Olah raga ringan sebelum berdahak juga
dapat merangsang dahak keluar.
Dahak adalah bahan infeksius sehingga pasien harus berhati-hati saat
bberdahak dan mencuci tangan.
Pasien dianjurkan membaca prosedur tetap pengumpulan dahak yang
tersedia ditempat/lokasi berdahak.
b. Persiapan Alat
Pot dahak bersih kering, diameter mulut pot 4-5 cm, transparan, bening,
bertutup ulir. Pot tidak boleh bocor. Sebelum diserahkan kepada pasien,
pot dahak harus sudah diberi identitas sesuai identitas/nomor register
pada form TB 05.
Formulir Permohonan Pemeriksaan Laboratorium TB 05
Label, pensil, spidol

VII. CARA BERDAHAK


Beri petunjuk pada pasien untuk :
Kumur dengan air sebelum mengeluarkan dahak
Bila memakai gigi palsu lepaskan sebelum berkumur
Tarik nafas dalam 2-3 kali dan setiap kali hembuskan nafas dengan kuat
Buka tutup pot, dekatkan ke mulut, berdahak dengan kuat dan masukan ke
dalam pot dahak
Tutup pot dengan rapat dengan cara memutar tutupnya
Pasien harus mencuci tangan dengan air dan sabun
Bila perlu hal diatas dapat diulang sampai mendapatkan dahak yang
berkualitas baik dan volume yang cukup (3-5 ml)
Bila dahak sulit dikeluarkan, dapat dilakukan hal berikut :
Lakukan olah raga ringan kemudian menarik nafas dalam beberapa kali.
Biila terasa akan batuk, nafas ditahan selama mungkin lalu disuruh
batuk
Malam hari sebelum tidur, banyak minum air atau menelan 1 tablet
gliseril guayakolat 200 mg
Pot berisi dahak diserahkan kepada petugas laboratorium dengan
menempatkan pot dahak di tempat yang telah disediakan
VIII. PENILAIAN KUALITAS DAHAK
Petugas laboratorium harus melakukan penilaian terhadap dahak pasien. Tanpa
membuka tutup pot, petugas laboratorium melihat dahak melalui dinding pot
yang transparan.
Hal-hal yang perlu diamati adalah :
- Volume 3.5-5 ml
- Kekentalan : mukoid
- Warna : Hijau kekuningan (purulen)
Bila ternyata contoh uji yang diserahkan adalah air liur, petugas harus meminta
pasien berdahak kembali, sebaiknya dengan pendampingan.

Perhatian : pada saat pendampingan pasien berdahak, petugas harus berada


dibelakang pasien dan hindari arah angina yang menuju petugas

Bila dahak yang diperoleh tetap tidak memenuhi syarat, petugas lab tetap
harus melakukan pemeriksaan dengan memilih bagian yang paling kental dan
beri catatan bahwa specimen tidak memenuhi syarat / air liur

IX. HASIL
Didapatkan specimen dahak yang memenuhi syarat

X. NILAI RUJUKAN
Tidak ada

XI. CATATAN
Tidak ada

XII. DAFTAR PUSTAKA


a. Pedoman Praktek Laboratorium yang Benar (Good Laboratory Practice),
Departemen Kesehatan RI, Dirjen Pelayanan Medik, Direktorat Laboratorium
Kesehatan, 2004
b. Penuntun Laboratorium Sederhana untuk Puskesmas,
c. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis, 2011
d. Modul Pelatihan Mikroskopis TB, 2011
e. Pedoman Jejaring Laboratorium TB dan Pemantapan Mutu Pemeriksaan
Mikroskopis TB

Disetujui: Kepala UPT Labkesda Dibuat Oleh :

MARLAN ALAN SUBAGJA, SKM KAMALUDIN


NIP. 140 218 477 NIP. 19790520 200312 1 003
INSTRUKSI KERJA NO. DOK IK-BTA:002
NO. REVISI
PEMBERIAN IDENTITAS
TANGGAL
SEDIAAN HALAMAN 1-2

I. PELAKSANA
Petugas Laboratorium Mikrobiologi

II. PRINSIP
Melakukan pemberian identitas sediaan sesuai ketentuan

III. ALAT DAN BAHAN


- Objek glass frosted
- Pensil 2B

IV. LANGKAH KERJA


Pemberian identitas sediaan dilakukan dengan ketentuan sebagi berikut :

Pemberian kode dengan ketentuan sebagai berikut :

A,B,C : SPS dahak pasien pada pertama kali datang


D,E : SP dahak pasien pada akhir minggu ke 5/masa intensif pengobatan
J,K : SP dahak pasien pada akhir pemberian obat sisipan
F,G : SP dahak pasien pada akhir bulan ke lima masa pengobatan
H,I : SP dahak pasien pada akhir masa pengobatan

Identitas sediaan dituiskan pada :


1. Pot Dahak : beri label yang jelas pada dinding pot dahak sesuai dengan
nomor identitas sediaan dahak (TB 05)
2. Kasa Sediaan :
Sebaiknya digunakan frosted end slide (kaca sediaan dengan salah satu
ujungnya buram)
Tulis identitas sediaan dengan pensil 2B diatas bagian yang buram
(frosted)
Nomor identitas sediaan sesuai dengan TB 05

V. HASIL
Nomor identitas sediaan sesuai ketentuan yang berlaku

VI. NILAI RUJUKAN


Tidak ada

VII. CATATAN
Tidak ada

VIII. DAFTAR PUSTAKA


a. Pedoman Praktek Laboratorium yang Benar (Good Laboratory Practice),
Departemen Kesehatan RI, Dirjen Pelayanan Medik, Direktorat Laboratorium
Kesehatan, 2004
b. Penuntun Laboratorium Sederhana untuk Puskesmas,
c. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis, 2011
d. Modul Pelatihan Mikroskopis TB, 2011
e. Pedoman Jejaring Laboratorium TB dan Pemantapan Mutu Pemeriksaan
Mikroskopis TB

Disetujui: Kepala UPT Labkesda Dibuat Oleh :

MARLAN ALAN SUBAGJA, SKM KAMALUDIN


NIP. 140 218 477 NIP. 19790520 200312 1 003
INSTRUKSI KERJA NO. DOK IK-BTA:003
NO. REVISI
PEMBUATAN SEDIAAN
TANGGAL
dan PEWARNAAN HALAMAN 1-3

I. PELAKSANA
Petugas Laboratorium Mikrobiologi

II. PRINSIP
Bakteri tahan asam akan menyerap karbol fuchsin dan tidak luntur pada
pencucian asam alcohol 3% dan tidak menyerap pada penetesan methelen
blue

III. BAHAN DAN ALAT


- Objek glass frosted/kaca sediaan yang bersih dan kering
- Lidi/batang bambo (dengan ujung berserabut)
- Lidi/batang bambo (dengan ujung runcing)
- Lampu spirtus
- Wadah limbah pembuangan berisi desinfektan (Lysol 5%)
- Wadah limbah untuk aplikator
- Jas laboratorium
- Sarung tangan
- Reagen Ziehl Nelseen

IV. LANGKAH KERJA


a. Pengisian Data Pasien
- Periksa data pasien dipot dahak dan cocokan dengan yang ada di
formulir permohonan laboratorium TB (TB 05)
- Pindahkan data pasien dari formulir permohonan laboratorium TB (TB
05) ke register laboratorium TB 04
- Tulis identitas sediaan pada kaca sediaan
- Tulis nomor register laboratorium pada TB 04
- Tulis nomor register laboratorium pada formulir permohonan
laboratorium TB 05
- Berilah tanda pada kolom yang sesuai di TB 04 mengenai alasan
pemeriksaan dahak sesuai formulir permohonan laboratorium TB

b. Pembuatan Sediaan
- Ambil contoh uji dahak pada bagian yang purulent dengan lidi
- Apuskan dahak diatas kaca sediaan pada permukaan yang sama dengan
nomor identitas sediaan. Apusan berbeentuk oval 2x3 cm kemudian
ratakan dengan gerakan spiral kecil-kecil. (Jangan membuat gerakan
spiral bila sediaan dahak sudah kering karena akan menyebabkan
aerosol)
- Keringkan di dalam suhu kamar
- Lidi langsung dibuang ke dalam botol berisi desinfektan.
- Lakukan fiksasi kaca sediaan. Gunakan pinset atau penjepit kayu untuk
memegang kaca. Pastikan apusan menghadap ke atas. Lewatkan 3x
melalui api dari lampu spirtus (Pemansan yang berlebihan akan merusak
hasil)
c. Cara Penanganan Dahak yang Bercampur Darah
1. Dahak dengan darah sedikit
Pilih bagian dahak yang tidak mengandung darah, dan buat sediaan
seperti biasa.

2. Dahak dengan darah sedang


Buat sediaan, kemudian fiksasi, genangi dengan air bersih /aquades lalu
digoyang-goyangkan sampai warna merah hilang. Lalu air dibuang dan
bilas lagi dengan air kemudian warnai dengan Ziehl Neelsen

d. Pewarnaan Metode Ziehl Neelsen


- Letakan sediaan dengan bagian apusan menghadap keatas pada rak yang
ditempatkan diatas bak cuci atau baskom. Jarak antara satu sediaan
dengan sediaan lainnya masing-masning berjarak kurang lebih 1 cm.
- Genangi seluruh permukaan sediaan dengan carbol fuchsin. Saring zat
warna setiap kali akan melakukan pewarnaan sediaan.
- Panasi dari bawah dengan menggunakan sulut api sampai keluar uap
jangan sampai mendidih.
- Dinginkan selama 5 menit.
- Bilas sediaan dengan air mengalir secara hati-hati dari ujung kaca
sediaan (Jangan ada percikan ke sediaan lain)
- Miringkan sediaan menggunakan penjepit kayu atau pinset untuk
membuang air.
- Genangi dengan asam alcohol 3% sampai tidak tampak warna merah
karbol fuchsin (Jangan sampai ada percikan ke sediaan lain)
- Genangi sediaan dengan methylene blue selama 20-30 detik.
- Bilas sediaan dengan air mengalir (Jangan keringkan dengan tissue)

V. HASIL
Sediaan yang dibuat memenuhi standar

VI. NILAI RUJUKAN


ukuran 2x3 cm, specimen baik, kerataan ; rata, kebersihan : bersih, ketebalan :
baik, dan pewarnaan : baik

VII. CATATAN
Tidak ada

VIII. DAFTAR PUSTAKA


a. Pedoman Praktek Laboratorium yang Benar (Good Laboratory Practice),
Departemen Kesehatan RI, Dirjen Pelayanan Medik, Direktorat
Laboratorium Kesehatan, 2004
b. Penuntun Laboratorium Sederhana untuk Puskesmas,
c. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis, 2011
d. Modul Pelatihan Mikroskopis TB, 2011
e. Pedoman Jejaring Laboratorium TB dan Pemantapan Mutu Pemeriksaan
Mikroskopis TB.

Disetujui: Kepala UPT Labkesda Dibuat Oleh :

MARLAN ALAN SUBAGJA, SKM KAMALUDIN


NIP. 140 218 477 NIP. 19790520 200312 1 003
INSTRUKSI KERJA NO. DOK IK-BTA:004
NO. REVISI
PEMBACAAN MIKROSKOPIS
TANGGAL
SEDIAAN BTA HALAMAN 1-2

1. PELAKSANA
Petugas Laboratorium Mikrobiologi

II. PRINSIP
Bakteri tahan asam bentuk batang berwarna merah dengan latar biru

III. BAHAN DAN ALAT


- Mikroskop
- Oli immersi

IV. LANGKAH KERJA


Sediaan apus diperiksa secara sistematis untuk memastikan bahwa hasil yang
dilaporkan telah mewakili seluruh bagian sediaan. Jangan memeriksa sediaan
sebelum kering.
- Letakan sediaan di atas meja mikroskop, permukaan menghadap ke atas.
Gunakan objek 10x untuk menetapkan focus dan menemukan lapang
pandang. Periksa sediaan untuk menentukan kualitas sediaan. Pada sediaan
yang baik biasanya ditemukan banyak sel lekosit atau sel radang.
- Teteskan satu tetes minyak imersi, aplikator minyak imersi tidak boleh
menyentuh kaca objek. Tetesan harus jatuh bebas ke permukaan sediaan
apus agar aplikator minyak imersi tidak terkontaminasi dengan sediaan.
- Putarlah lensa objektif 100x dengan hati-hati ke atas sediaan apus (Jangan
sekali-sekali lensa menyentuh kaca sediaan)
- Sesuaikan focus dengan hati-hati sampai sel terlihat jelas.
- Lakukan pembacaan sediaan apus sepanjang garis tengah dari ujung kiri ke
ujung kanan atau sebaliknya.
- Laporkan hasilpemeriksan mikroskopis dengan mengacu kepada skala
International Union Against To Lung Disease (UATLD)

- Setelah selesai pembacaan, bersihkan minyak imersi dari sediaan apus


dengan meletakan bagian yang berminyak di atas tissue atau kertas
penyerap.
- Sediaan harus disimpan dalam kotak sediaan dengan urutan sesuai TB 04
untuk uji silang.

V. HASIL
Melakukan pembacaan sesuai dengan ketentuan dan didapatkan hasil
pembacaan yang mewakili seluruh bagian sediaan

VI. NILAI RUJUKAN

VII. CATATAN
Tidak ada

VIII. DAFTAR PUSTAKA


a. Pedoman Praktek Laboratorium yang Benar (Good Laboratory Practice),
Departemen Kesehatan RI, Dirjen Pelayanan Medik, Direktorat
Laboratorium Kesehatan, 2004
b. Penuntun Laboratorium Sederhana untuk Puskesmas,
c. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis, 2011
d. Modul Pelatihan Mikroskopis TB, 2011
e. Pedoman Jejaring Laboratorium TB dan Pemantapan Mutu Pemeriksaan
Mikroskopis TB

Disetujui: Kepala UPT Labkesda Dibuat Oleh :

MARLAN ALAN SUBAGJA, SKM KAMALUDIN


NIP. 140 218 477 NIP. 19790520 200312 1 003
INSTRUKSI KERJA NO. DOK IK-BTA:005
NO. REVISI
PEMANTAPAN MUTU
TANGGAL
INTERNAL HALAMAN 1-4

I. PELAKSANA
Petugas Laboratorium Mikrobiologi

II. PRINSIP
Melakukan pemantauan internal secara terus menerus

III. BAHAN DAN ALAT


- Daftar tilik/check list
- Formulir Hasil PMI

IV. LANGKAH KERJA


a. Tahap Pra Analisis
1) Prosedur tetap cara pengumpulan dahak
2) Persiapan pasien
Memberikan bimbingan kepada pasien tentang cara pengumpulan
dahak, waktu pengumpulan dahak, dan lokasi pengumpulan dahak
3) Persiapan alat dan bahan
a) Pot dahak sesuai standar : bersih dan kering, bermulut lebar 4 5
cm, transparan/bening, bahan kuat tidak mudah bocor, berturup
ulir minimal 3 dan dapat menutup rapat.
b) Spidol dan label untuk pemberian identitas sesuai dengan nomor
identitas yang tertera pada kolom TB 04 TB 05 TB 06 dan kaca
sediaan
4) Uji kualitas contoh dahak
Dahak yang diperiksa harus mukopurulen yaitu dahak yang mukoid
berwarna kuning kehijauan. Petugas harus dapat memotivasi pasien
agar dapat mengeluarkan dahak yang baik. Bila dahak yang dikeluarkan
tetap tidak memenuhi syarat, petugas lab harus tetap melakukan
pemeriksaan dengan memilih bagian yang paling kental dan beri
catatan bahwa specimen tidak memenuhi syarat/air liur
Uji kualitas dahak dilakukan dengan cara melihat warna dan kekentalan
dahak tanpa membuka tutup pot dahak, karena itu pot dahak harus
terbuat dari bahan yang transparan dan bening.
5) Uji fungsi reagen Ziehl Neelsen
Uji ini diperlukan untuk memastikan regaen Zihel Neelsen yang tersedia
dapat mewarnai M. tuberculosis dengan baik.
Petugas harus membuat sediaan dahak control yaitu beberapa sediaan
dahak dari dahak BTA negative dan dahak BTA 1+ yang telah difiksasi.
Ketika akan menggunakan reagen Ziehl Neelsen kemasan baru maka
dilakukan pewarnaan terhadap satu sediaan BTA negarif dan satu
sediaan BTA 1+. Pewarnaan yang baik BTA tampak berwarna merah
cerah dengan latar belakang biru yang terang, inti lekosit tampak jelas
dan tidak ada endapan merah atau biru.
Hasil uji fungsi reagen harus dicatat dalam buku khusus yang
menuliskan tanggal pelaksanaan uji fungsi, nomor batch botol reagen,
dan hasil pewarnaan (lihat formulir hasil PMI).
Bila hasil pewarnaan dinilai baik maka reagen dapat dipakai sebaliknya
bila memberikan hasil pewarnaan yang tidak baik:
a. Endapan methylen blue atau kristal karbol fuchsin maka reagen
harus disaring langsung pada saat melakukan pewarnaan.
b. Dekolorisasi yang tidak sempurna maka mengganti larutan asam
alcohol dengan larutan yang baik.

b. Tahap Analisis
1) Memastikan prosedur tetap dilaksanakan dengan baik pada pda setiap
pemeriksaan. Prosedur tetap yang harus tersedia di laboratorium
mikroskopis TB adalah :
a) Prosedur tetap pengumpulan dahak
b) Prosedur tetap pembuatan sediaan
c) Prosedur tetap fiksasi
d) Prosedur tetap pewarnaan
e) Prosedur tetap pembacaan mikroskopis
f) Prosedur tetap pencatatn & pelaporan
g) Prosedur tetap pengolahan limbah
2) Menggunakan alat sesuai standar ; kelengkpan alat dapat dibuat dalam
bentuk tilik.
3) Pemberian identitas sesuai dengan standard an dilakukan pengecekan
ulang.
4) Pembuatan sediaan harus sesuai dengan standar prosedur tetap.

Penilaian sediaan yang belum diwanai


Sebelum melakukan pewarnaan , sediaan dapat dinilai ketebalnnya dengan
meletakan sediaan yang kering 4-5 cm diatas kertas koran. Sediaan yang
baik apabila kita masih dapat melihat tulisan secara samar.

Apabila sediaan terlalu tipis, sediaan dapat ditambahi dengan


dahak, dengan catatan dahak belum kering, sehingga tidak
menimbulkan aerosol.
Apabila sediaan terlalu tebal, sediaan harus dibuang dan diganti
dengan membuat sediaan yang baru.
Penilaian sediaan yang telah diwarnai

Evaluasi sediaan dahak yang telah diwarnai dengan penilaian tehadap 6


unsur dengan mempergunakan skala sarang laba-laba. Sediaan yang
baik harus memperhatikan sarang laba-laba yang penuh.

Hasil pewarnaan apusan

5) Pembacaan mikroskopis
Pembacaan dilakukan sesuai prosedur tetap. Bila terdapat 2 atau lebih
petugas mikroskopis, maka dilakukan inter-observer blinded yaitu
pembacaan sdiaan dilakukan oleh 2 orang atau lebih secara blinded dan
dicatat.

6) Penyimpanan sediaan
Dilakukan pengecekan ulang apakah penyimpanan sediaan sudah sesuai
dengan prosedur.

c. Tahap Pasca Analisis


Menjamin bahwa pelaksanaan pasca analisis sesuai protap yaitu
pelaksanaan dekontaminasi alat dan bahan infeksius ; pengolahan limbah
infeksius dan non infeksius ; dan pemeliharaan mikroskop
Periksa kembali pencatatan dan pelaporan sesuai dengan standar. Petugas
tidak diperkenankan menuiskan laporan dengan tanda atau symbol yang
vtidak sesuai dengan skala IUATLD. Condoth tidk ditemukan BTA dituliskan
- seharusnya neg ditemukan 1-9 BTA/ 100 LPB dituliskan BTA jarang
atau+ seharusnya dituliskan jumlah BTA yang ditemukan apabila
ditemukan BTA harus dilaporkan dengan symbol 1+, 2+, atau 3+ sesuai
dengan skala IUATLD. Tidaka diperbolehkan menuliskan hasil pemeriksaan
diatas kaca sediaa. Penuulisan hasul positif dituliskan dengan tinta merah.

V. HASIL
Pemantapan mutu internal dilakukan secara terus menerus dengan
menerapkan semua prosedur sebagai acuan bekerja dan semua hasilnya
tercatat

VI. NILAI RUJUKAN


Pemantaan mutu internal tahap pra analisis, tahap analisis dan pasca analisis

VII. CATATAN
Tidak ada

IX. DAFTAR PUSTAKA


a. Pedoman Praktek Laboratorium yang Benar (Good Laboratory Practice),
Departemen Kesehatan RI, Dirjen Pelayanan Medik, Direktorat
Laboratorium Kesehatan, 2004
b. Penuntun Laboratorium Sederhana untuk Puskesmas,
c. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis, 2011
d. Modul Pelatihan Mikroskopis TB, 2011
e. Pedoman Jejaring Laboratorium TB dan Pemantapan Mutu Pemeriksaan
Mikroskopis TB

Disetujui: Kepala UPT Labkesda Dibuat Oleh :

MARLAN ALAN SUBAGJA, SKM KAMALUDIN


NIP. 140 218 477 NIP. 19790520 200312 1 003
INSTRUKSI KERJA NO. DOK IK-BTA:006
NO. REVISI
PENCATATAN dan
TANGGAL
PELAPORAN HALAMAN 1-3

I. PELAKSANA
Petugas Laboratorium Mikrobiologi

II. PRINSIP
Melakukan pencatatan dan pelaporan data pasien pada register/formulir yang
berlaku

III. BAHAN DAN ALAT


- Register TB 04
- Register TB 05
- Register TB 06
- Register TB 12
- Buku register pendaftaran pasien

IV. LANGKAH KERJA


1) Tuliskan identitas sediaan sesuai dengan Formulir Permohonan Lab (TB 05).
Identitas ini sesuai dengan nomor urut dalam TB 06.
2) Catat identitas pasien sesuai TB 05 dalam register TB 04
3) Tulis nomor register laboratorium, salin nomor register laboratorium dalam
TB 05
4) Catat hasil pemeriksaan dalam buku register TB 04
5) Salin hasil pemeriksaan di bagian bawah TB 05
6) Beri tanggal dan tanda tangan Formulir Permohonan Laboratorium (TB 05)
7) Kembalikan Formulir Permohonan Laboratorium TB 05 kepada dokter atau
UPK yang mengirimkan.

Petunjuk Register TB 04 (Register Laboratorium TB)


Buku ini untuk mencatat setiap melakukan pemeriksaan dahak dari seorang
penderita (baik suspek maupun follow up pengobatan)
Buuku ini diisi oleh petugas laboratorium yang melakukan pewarnaan dan
pembacan sediaan dahak di fasyankes.
Nomor Reg . Lab Tulis nomor register Lab. dengan 3 digit, mulai
dengan 001 pada setiap permulaan tahunanggaran
dan tulis berdasarkan tanggal pemeriksaan
Nomor Identitas Tulis sesuai dengan nomor yang ada pada kaca
Sediaan sediaan
Tanggal sediaan Tulis tanggal pemeriksaan sediaan dahak tersebut
diterima
Tanggal Tulis nama lengkap
Pemeriksaan
Umur L/P Tulis umur dalam tahun pada kolom jenis kelamin
yang sesuai
Alamat Tulis alamat lengkap
Nama UPK Tulis nama unit pengobatan yang meminta
dilakukannya pemeriksaan laboratorium ini
Alasan Tulis kode huruf sesuai identitas slide/waktu
Pemeriksaan pengambilan dahak di kolom diagnosis atau follow
up
Hasil Pemeriksaan ( 3kolom : S, P, dan S) tulis hasil pemeriksaan dengan
lengkap sesuai dengan tingkat positifnya yaitu 1+, 2+
dan 3+ atau Neg pada kolom yang sesuai. Kolom S :
untuk dahak sewaktu pertama, kolom P : untuk
dahak pagi dan kolom S : untuk sewaktu kedua
Tanda tangan Bubuhi tanda tangan dari petugas yang melakukan
pemeriksaan
Keterangan Disediakan untuk hal-hal yang diperlukan

Cara mengisi bagian bawah TB 05 (diisi oleh petugas laboratorium


Nomor Reg. Lab Tulis nomor yang sesuai dengan di buku register
Lab (TB 04)
Tanggal Tulis tanggal sediaan tersebut diperiksa
pemeriksaan
Spesimen dahak Tulis kode huruf sesuai wkatu pengambilan dahak
yang dikirim
- Penegakan diagnosis :
Sewaktu (A), pagi (B), sewaktu (C)
- Follow up akhir fase intensif :
Sesuai waktu dan urutan spesimn (D) & (E)
- Follow up bila 1 bulan sebelum AP
Sesuai waktu dan urutan specimen (F) & (G)
- Follow up AP :
Sesuai wkatu dan urutan specimen (H) & (I)
- Setelah sisipan
Sesuai wkatu dan urutan specimen (J) & (K)

Hasil Beri tanda rumput (v) pada kotak yang sesuai untuk
tiap sediaan yang diperiksa. Kolom 1-9 BTA, tulis
jumlah kuman yang ditemukan dalam 100 LP
Diperiksa oleh Bubuhi tanda tangan dan tulis nama lengkap petugas
pemeriksa

VIII. HASIL
Hasil pencatatan dan pelaporan sesuai dengan pedoman yang berlaku

IX. NILAI RUJUKAN

X. CATATAN
Tidak ada

X. DAFTAR PUSTAKA
a. Pedoman Praktek Laboratorium yang Benar (Good Laboratory Practice),
Departemen Kesehatan RI, Dirjen Pelayanan Medik, Direktorat
Laboratorium Kesehatan, 2004
b. Penuntun Laboratorium Sederhana untuk Puskesmas,
c. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis, 2011
d. Modul Pelatihan Mikroskopis TB, 2011
e. Pedoman Jejaring Laboratorium TB dan Pemantapan Mutu Pemeriksaan
Mikroskopis TB

Disetujui: Kepala UPT Labkesda Dibuat Oleh :

MARLAN ALAN SUBAGJA, SKM KAMALUDIN


NIP. 140 218 477 NIP. 19790520 200312 1 003
INSTRUKSI KERJA NO. DOK IK-BTA:007
PENGELOLAAN NO. REVISI
LIMBAH TANGGAL
LABORATORIUM TB HALAMAN 1-2

I. PELAKSANA
Petugas Laboratorium Mikrobiologi

II. PRINSIP
Melakukan pengelolaan limbah laboratorium TB sesuai peraturan yang berlaku

III. BAHAN DAN ALAT


- Tempat sampah bertutup (buka pakai kaki)
- Plastik limbah
- Jerigen limbah cair
- Spiil box (tissue, lap tebal, deinfektan, sapu kecil, skop)
- Autoclave
- Incenerator
- IPAL
- Kotak PPPK

IV. LANGKAH KERJA


a. Pemusnahan sisa contoh uji
1. Limbah infeksius dan tidak infeksius, baik padat maupun cair harus
dikumpulkan pada tempat terpisah dalam wadah yang tidak bocor.
Wadah utnuk limbah tajam harus kuat terhadap tusukan.
2. Wadah contoh uji dan tutupnya, kaca sediaan yang sudah tak terpakai
dan limbah padat lain harus terendam dalam larutan Lysol 5% atau
desinfektan lain yang cocok untuk desinfeksi M. tuberculosis selama
mimial 12 jam.
3. Limbah cair bekas pewarnaan ditampung dalam wadah yang
mengandung Lysol sebelum dibuang ke saluran limbah. Limbah zat
warna hanya dibuang hanya dibuang ke dalam saluran air kotor yang tak
akan mencemari badan air / air sungai untuk konsumsi, atau sesuai
petunjuk BPLHD/KLH.
4. Untuk sterilisasi dengan auoklaf suhu 121 oC dengan tekanan udara 1.5
2 atmosfer selama minimal 20 menit (perhitungan waktu dimulai saat
suhu dan tekanan udara tersebut tercapai, jangan membuka autoklaf jika
belum dingin benar dan jangan mengisi air berlebihan) pastikan bahwa
ada ruang kosong diantara barang yang di autoklaf. Pada saat melakukan
autoklaf pastikan bahwa tidah ada wadah yang tertutup rapat. Wadah
harus sedikit dilonggarkan agar uap air dalam mudah masuk ke dalam
wadah. Dianjurkan melakukan uji fungsi secara berkala sebaiknya
dengan memakai spora B. thermophiles sebagai indicator. Jika
menggunakan pemanasan kering, lakukan pada suhu 160 oC selama
minimal 30 menit.
5. Tersedia spill box yang berisi semua peralatan untuk menanggulangi
kecelakaan kerja berupa tumpahan bahan infeksius (terdiri atas tissue,
lap tebal, desinfektan, sapu kecil dengan skop sampah)
6. Tersedia kotak PPPK yang berisi kapas, antiseptic, plester dll

b. Penganan Limbah Laboratorium


1. Limbah benda tajam
Limbah benda tajam dimasukan langsung dalam wadah khusus tahan
tususkan untuk dimusnahkan di incenerator. Bila tidak dengan
incinerator harus di dekontaminasi sebelum dimusnahkan.
2. Limbah Padat Lainnya
Dikumpulkan dalam kotak limbah yang tutupnya dapat dibuka dengan
kaki dan sbelah dalamnya dilapisi kanttong plastic khusus. Kantong
harus diikat sebelum diangkat dari dalam kotak. Lakukan incenerasi jika
limbah dapat dibakat ( misalnya kain, kertas). Setelah di dekontaminasi
dan sterilisasi limbah padat dibakar atau dikubur dengan kedalaman 1.5
meter
3. Limbah Cair
a. Sebelum diolah limbah cair harus dikumpulkan dalam wadah khusus
yang terbuat dari plastic. Tidak dibenarkan menggunakan wadah dari
gelas karena datap pecah. Jika limbah mengandung pelarut organic
wadah harus terbuat dari nbahan baja anti karat.
b. Melalui system IPAL/waste water treatment

V. HASIL
Semua limbah padat dan cair dikelola sesuai dengan prosedur yang berlaku

VI. NILAI RUJUKAN

VII. CATATAN
Tidak ada

VIII. DAFTAR PUSTAKA


a. Pedoman Praktek Laboratorium yang Benar (Good Laboratory Practice),
Departemen Kesehatan RI, Dirjen Pelayanan Medik, Direktorat
Laboratorium Kesehatan, 2004
b. Penuntun Laboratorium Sederhana untuk Puskesmas,
c. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis, 2011
d. Modul Pelatihan Mikroskopis TB, 2011
e. Pedoman Jejaring Laboratorium TB dan Pemantapan Mutu Pemeriksaan
Mikroskopis TB

Disetujui: Kepala UPT Labkesda Dibuat Oleh :

MARLAN ALAN SUBAGJA, SKM KAMALUDIN


NIP. 140 218 477 NIP. 19790520 200312 1 003
INSTRUKSI KERJA NO. DOK IK-BTA:008
PENGGUNAAN dan NO. REVISI
PEMLIHARAAN TANGGAL
MIKROSKOP HALAMAN 1-2

I. PELAKSANA
Petugas Laboratorium Mikrobiologi

II. PRINSIP
Melakukan pemakaian mikroskop sesuai prosedur dan melakukan perawatan
mikroskop secara rutin

III. BAHAN DAN ALAT


- Mikroskop
- Oli imersi
- Ethyl ether
- Tissue lensa

IV. LANGKAH KERJA PENGGUNAAN MIKROSKOP


- Letakan mikroskop di meja yang permukaannya datar, tidak licin dan dekat
sumber cahaya.
- Letakan seddiaan yang telah diwarnai ke atas meja sediaan.
- Putar lempeng ke objektif 10x.
- Atur dengan tombol pengatur focus kasar dan pengatur focus halus sampai
sediaan terlihat jelas.
- Sesuaikan jarak antar pupil sampai gambar kiri dan kanan menyatu dengan
cara menggeser kedua lensa okuler karena setiap orang mempunyai jarak
pupil yang berbeda-beda.
- Fokuskan gambar dengan meta kanan dengan cara melihat ke dalam okuler
kanan dan sesuaikan dengan tombol pengatur focus halus.
- Fokuskan gambar dengan mata kiri dengan cara melihat ke dalam okuler kiri
dan putar cincin penyesuai diopter sampai didapatkan gambar yang paling
jelas, baik untuk mata kiri atau kanan.
- Buka iris/diafragma samapi 70-80% hingga lapang pandang terang dengan
merata.
- Teteskan minyak imersi diatas sediaan (aplikator jangan menyentuh sediaan)
dan putar lensa objektif 100x ke tempatnya samapi berbunyi klik.
- Fokuskan dengan menggunakan tombol pengatur focus halus sampai
didapatkan gambar yang paling jelas.
- Begitu sediaan selessai dibaca putar objektif 100x menjauh kaca sediaan,
tempatkan okjektif 10x diatas sediaan, lalu sediaan diambil.
- Bila telah selesai atur kemabali pengatur intensitas cahaya ke minimum dan
matikan mikroskop dengan menekan ttombol OFF.
- Setelah selesai menggunakan mikroskop bersihkan dengan hati-hati minyak
imersi dari lensa objektif 100x dengan menggunkan kertas lensa kondensor
diturunkan lensa pada posisi lensa objektik terpendek. Simpan mikroskop
dalam kotak mikroskop / lemari yang dijaga kelembabannya dengan
menempatkan lampu 5 watt yang selalu menyala.

V. LANGKAH KERJA PERAWATAN MIKROSKOP


- Untuk membersihkan lensa sebaiknya menggunakan Ethyl ether atau
pembersih lensa yang sesuai anjuran pabrik. Beberapa bahan pembersih
dapat merusak permukaan lensa atau melarutkan perekat lensa setelah
digunakan beberapa waktu.
- Jangan sekali-kali menyentuh permukaan bola lamu dengan tangan
telanjang, kerana lemak kulit yang tertinggal akan mengurangi terangnya
sinar.
- Gunakan kertas tissue /kertas lensa /pembungkus lampu untuk memegang
bola lampu saat memasangnya ke mikroskop.
- Sebaiknya selalu tersedia scadangan lampu dan sekering. Pastikan voltase
yang digunakan sesuai, 110V atau 220V, dan bilamana perlu gunakan
stabilisator voltase.
- Harus ada ventilasi yang cukup agar panas yang dihasilkan lampu dapat
diatasi. Sebelum menyala lampu, putarlah regulator voltase ke minimum.
- Okuler harus tetap pada tempatnya, jamur atau debu dapat masuk melalui
lubang kosong tempat objektif bila lensa tidak terpasanng. Bila lensa ada
yang hilang tutup rapat dengan tutup yang tersedia.
- Bila gambar terlihat buram atau ada bintik hitam, periksa adanya debu atau
kotoran pada lensa objektif, okuler, dan kaca sumber cahaya. Bintik hitam
bergerak bila okuler diputar, berarti debu pada okuler, bintik hitam bila
sediaan digerakan, berarti debu pada kaca sediaan.
- Debu pada lensa dapat dihilangkan dengan menggunakan sikat halus atau
dengan meniupkan udara dengan penghembus udara diatas permukaan lensa.

VI. HASIL
Pemakaian mikrokop sesuai dengan prosedur dan mikroskop terawatt dengan
baik

VII. NILAI RUJUKAN


Tidak ada

VIII. CATATAN
Tidak ada

IX. DAFTAR PUSTAKA


a. Pedoman Praktek Laboratorium yang Benar (Good Laboratory Practice),
Departemen Kesehatan RI, Dirjen Pelayanan Medik, Direktorat
Laboratorium Kesehatan, 2004
b. Penuntun Laboratorium Sederhana untuk Puskesmas,
c. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis, 2011
d. Modul Pelatihan Mikroskopis TB, 2011
e. Pedoman Jejaring Laboratorium TB dan Pemantapan Mutu Pemeriksaan
Mikroskopis TB

Disetujui: Kepala UPT Labkesda Dibuat Oleh :

MARLAN ALAN SUBAGJA, SKM KAMALUDIN


NIP. 140 218 477 NIP. 19790520 200312 1 003
FORMULIR PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
UJI FUNGSI REAGEN
LABORATORIUM MIKROSKOPIS TB

NAMA LABORATORIUM : UPTD LABKESDA PANDEGLANG


KABUPATEN : PANDEGLANG
PROVINSI : BANTEN

Tgl. Uji Fungsi Nomor Batch Tgl. Kadaluarsa Kontrol Kontrol Tanda
Reagen Negatif Positif Tangan

Mengetahui,
Penanggungjawab PMI Manajer Mutu

.
NIP. NIP.

Anda mungkin juga menyukai