Anda di halaman 1dari 28

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP KUALITAS

INTERNET FINANCIAL REPORTING DALAM WEBSITE PERUSAHAAN


PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2008-2010

ABSTRAK

Oleh:

HANNA RAHMADIANI
NPM : 0851031019
Tlpn : 085768770700
Email : rahmadianina@rocketmail.com
Pembimbing I : Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt.
Pembimbing II : Retno Yuni Nur S, S.E., M.Sc, Akt

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan


terhadap kualitas internet financial reporting dalam website perusahaan. Kualitas
internet financial reporting merupakan variabel dependen yang diproksikan
dengan internet reporting index (IRI) regresian.
Sampel perusahaan ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2010. Sampel dipilih dengan
menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh 23 perusahaan yang
menjadi sampel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) profitabilitas, likuiditas, dan
leverage berpengaruh terhadap kualitas internet financial reporting, (2)
profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas internet
financial reporting, (3) likuiditas berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap kualitas internet financial reporting, (4) sedangkan leverage
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kualitas internet financial
reporting. (5) Implikasi dari penelitian ini adalah belum banyak perusahaan
manufaktur yang memanfaatkan secara optimal pengungkapan informasi
perusahaan melalui website karena belum ada standar yang mengatur tentang
informasi yang harus diungkapkan dalam website perusahaan. Oleh karena itu,
diperlukan standar yang mengatur tentang item-item yang harus diungkapkan
dalam website perusahaan yang go publik.

Kata kunci: profitabilitas, likuiditas, leverage, dan kualitas internet financial


reporting (IRI).
THE EFFECT OF FINANCIAL PERFORMANCE TOWARDS THE
QUALITY OF INTERNET FINANCIAL REPORTING IN
MANUFACTURING COMPANY WEBSITES IN INDONESIAS STOCK
EXCHANGE YEAR 2008-2010

ABSTRACT

By:

HANNA RAHMADIANI
NPM : 0851031019
Tlpn : 085768770700
Email : rahmadianina@rocketmail.com
Pembimbing I : Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt.
Pembimbing II : Retno Yuni Nur S, S.E., M.Sc, Akt

The purpose of this study was to determine the effect of financial


performance towards the quality of internet financial reporting in the company's
website. Internet financial reporting quality is the dependent variable which
proxied with regressed internet reporting index (IRI).
The samples were the manufacturing companies which listed on the
Indonesia Stock Exchange in 2008-2010. Samples were selected by using
purposive sampling method and respresented by 23 companies.
The results showed that (1) profitability, liquidity and leverage affect the
quality of internet financial reporting, (2) profitability have significant and
positive effect on the quality of internet financial reporting, (3) liquidity have a
positive and unsignificant effect on the quality of internet financial reporting, (4)
while leverage gave a negative and significant effect on the quality of internet
financial reporting. (5) the implication of this research was only a few of
companies which optimally giving the company information via website because
there was no standarizations of the information that should be disclosed on the
companies website. Therefore, it's needed standard to set the items that should be
disclosed in the company's website for the public.

Key words: profitability, liquidity, leverage, and the quality of internet financial
reporting (IRI).
1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Internet merupakan suatu media yang tepat untuk digunakan sebagai sarana
mengakomodasi perubahan yang dibutuhkan dalam pelaporan perusahaan.
Menurut Jones et al. (2003) internet merupakan alternatif baru dalam pelaporan
keuangan yang kemudian dikenal dengan Internet Financial Reporting.
Kebutuhan akan pelaporan keuangan berbasis internet ( internet financial
reporting ) muncul karena kebutuhan akan sistem pelaporan keuangan yang cepat,
mudah diakses dan dengan biaya yang murah (Ashbaugh et al. 1999). Perusahaan
yang menyajikan internet financial reporting dapat menciptakan image positif dan
citra perusahaan untuk menarik investor. Perusahaan dapat menjalin komunikasi
dengan klien, kolega bisnis, bahkan calon investor dimana pun mereka berada asal
ada jaringan internet. Hal ini membuka peluang bagi calon investor untuk
berinvestasi pada perusahaan.

Pengungkapan internet financial reporting tidak terlepas dari kinerja keuangan


perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan dapat menjadi petunjuk akan seperti
apa pengungkapan melalui internet financial reporting perusahaan pada website
mereka yang dalam hal ini website tersebut tidak hanya diperuntukkan sebagai
media pemasaran saja tetapi juga sebagai media penghubung perusahaan dengan
investor. Teori sinyal menyatakan bahwa ketika perusahaan menunjukkan kinerja
yang bagus maka manajemen memiliki dorongan kuat untuk menyebarluaskan
informasi perusahaan terutama informasi keuangan dalam rangka meningkatkan
kepercayaan investor (Fisher et al. 2000). Perusahaan yang kinerjanya tinggi
cenderung menggunakan internet financial reporting untuk membantu mereka
menyampaikan sinyal good news pada investor.

Implementasi internet financial reporting juga telah menciptakan tantangan baru


bagi perusahaan dan auditor internal yang bertanggungjawab untuk membangun
kontrol yang dibutuhkan. Membangun kontrol diperlukan karena pengungkapan
internet financial reporting merupakan bentuk pengungkapan sukarela perusahaan
(Ashbaugh et al. 1999). Pengungkapan dapat dikategorikan sebagai informasi
baru yang tidak diungkapkan sebelumnya atau informasi lama yang
diungkapkan sebelumnya. Jika dikaitkan dengan peningkatan nilai perusahaan
ketika terdapat asimetri informasi, sesuai dengan teori sinyal ( signaling theory )
manajer dapat memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pihak
luar. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan (disclosure)
informasi keuangan kepada pihak luar (investor dan kreditor). Signalling theory
juga digunakan untuk memprediksi kualitas internet financial reporting
perusahaan sehingga dapat menghasilkan keputusan investasi yang lebih baik bagi
investor.

Undang-Undang Perusahaan Indonesia (2007) disusun mengenai kewajiban


perusahaan untuk melaporkan kegiatan keberlanjutan mereka (Undang-Undang
Perseroan Terbatas No.40 tahun 2007), perusahaan menggunakan tambahan
praktik pelaporan perusahan tradisional mereka. Peraturan sekuritas Indonesia
tidak mewajibkan perusahaan untuk menyebarkan informasi keuangan di internet.
Isu lainnya adalah kurangnya petunjuk formal dan tingginya perbedaan pada
dasarnya dapat memperluas pelaporan pada web yang kemungkinan menaikkan
isu memperhatikan perbandingan dan reliabilitas data. Penyusun standar nasional
dan pengatur praktik akuntansi tidak akan bisa melanjutkan untuk memperlakukan
pelaporan keuangan di internet serupa dengan saluran distribusi tradisional atas
data perusahaan. Pemerintah Indonesia atau badan peraturan lainnya seharusnya
memutuskan untuk memperkenalkan petunjuk yang tersedia bagi pemakai
perusahaan dan informasi dengan rerangka dalam pertukaran data dapat selesai
dengan efisiensi maksimum.

Penelitian ini memfokuskan dan ingin membuktikan secara empiris pengaruh


kinerja keuangan terhadap kualitas internet financial reporting pada perusahaan
yang berbeda dan waktu penelitian yang berbeda dari penelitian terdahulu.
Penelitian ini ingin mengukur sejauh mana kinerja keuangan dapat mempengaruhi
internet financial reporting pada website perusahaan. Dengan adanya media
internet sejauh mana perusahaan mampu mengeksploitasi kegunaan teknologi ini
untuk lebih membuka diri dengan menginformasikan laporan keuangannya.
Beberapa studi empiris menguji pelaporan keuangan internet di internet di negara
yang berbeda menganalisis penggunaan internet untuk penyajian dan perluasan
informasi keuangan yang diungkapkan di internet. Debreceny et al. pada tahun
2003 menguji pengaruh profitabilitas terhadap internet financial reporting.
Hasilnya, Debreceny menemukan adanya pengaruh profitabilitas terhadap internet
financial reporting. Penelitian ini didukung juga oleh penelitian yang dilakukan
Christensen dan Silva (2004), Fisher et al. (2000), dan Almilia (2009) yang
menguji pengaruh profitabilitas terhadap internet financial reporting. Fisher et
al., (2000) mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan, likuiditas, sektor industri
dan sebaran saham yang beredar adalah determinan atas adopsi sukarela dari
pelaporan keuangan internet (Internet Financial Reporting).

Penelitian lainnya adalah Chariri dan Lestari (2005) melakukan penelitian dengan
menggunakan faktor sebagai berikut, umur listing, profitabilitas, leverage,
likuiditas, ukuran auditor, dan tipe industri terhadap internet financial reporting.
Diperoleh hasil bahwa likuiditas, leverage, ukuran auditor, dan umur listing
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan internet financial reporting.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, maka penulis memfokuskan
pembahasan penelitian dengan judul Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap
Kualitas Internet Financial Reporting dalam Website Perusahaan pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010.

1.2. Permasalahan

1.2.1. Perumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah profitabilitas, likuiditas, dan
leverage berpengaruh terhadap kualitas internet financial reporting?

1.2.2. Batasan Masalah


Untuk memfokuskan penelitian agar masalah yang diteliti memiliki ruang
lingkup dan arah yang jelas, maka peneliti memberikan batasan masalah sebagai
berikut:
1. Kinerja perusahaan yang diukur dalam penelitian ini adalah kinerja
keuangan perusahaan yaitu profitabilitas, likuiditas, dan leverage.
2. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan manufaktur yang menerapkan
internet financial reporting dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Internet financial reporting diukur dengan menggunakan internet
reporting index (IRI).
4. Penelitian untuk mengamati website perusahaan manufaktur dilakukan
pada tanggal 26 Maret 2012 31 Maret 2012.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:


Mengetahui pengaruh profitabilitas (ROA) likuiditas (CR), leverage (DER)
terhadap kualitas internet financial reporting.
1.3.2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi perusahaan
- Agar dapat menerapkan dan memanfaatkan praktik internet financial
reporting (IFR) dengan baik sehingga dapat membantu meningkatkan
komunikasi dengan berbagai pihak, khususnya investor. Dapat menjadi
bahan kajian untuk mengetahui pengaruh pelaporan keuangan melalui
website perusahaan baik secara internal maupun secara eksternal.
- Sebagai bahan referensi untuk menciptakan image perusahaan yang
lebih baik.
2. Bagi pengguna laporan keuangan
- Berguna dalam melakukan pencarian informasi keuangan yang lebih
praktis dan efisien melalui pengungkapan laporan keuangan dalam
website perusahaan.
3. Bagi pemerintah
- sebagai bahan referensi untuk menambah wawasan terhadap
pemanfaatan teknologi terhadap pelaporan keuangan berbasis internet
dalam pemerintahan.

4. Bagi akademisi
- sebagai sarana dalam memahami, menambah dan mengaplikasikan
pengetahuan teoritis yang telah dipelajari.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kinerja Keuangan


Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya dan memenuhi
kebutuhan masyarakat sangat tergantung pada kinerja keuangan perusahaan dan
manajer perusahaan dalam melaksanakan tanggungjawabnya. Kinerja keuangan
dapat dikatakan sebagai hasil yang dicapai oleh perusahaan atas berbagai aktivitas
yang dilakukan dalam memanfaatkan sumber keuangan yang tersedia.
Perusahaan mungkin akan menggunakan informasi akuntansi untuk menilai
kinerjanya. Akan tetapi informasi akuntansi tersebut akan menjadi dasar yang
objektif bukan semata-mata dijadikan dasar pokok penilaian kinerja perusahaan
tersebut.

2.1.2. Return On Asset (ROA)


Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara
keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan
kekayaan atau aset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan.
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan kemampuan
atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk
menghasilkan laba.

2.1.3. Current Ratio


Likuiditas merupakan tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban
jangka pendek. Likuiditas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan
antara aset lancar yang dimiliki perusahaan dengan tang lancar dar kegiatan
operasional perusahaan. Keadaan yang kurang atau tidak likuid kemungkinan
akan menyebabkan perusahaan tidak dapat melunasi utang jangka pendek pada
tanggal jatuh temponya. Jika keadaan perusahaan tidak likuid ada kecenderungan
perusahaan mengalami kebangkrutan.

2.1.4. Debt Equity Ratio

Leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka


panjangnya. Dalam hal ini leverage diukur dengan menggunakan debt equity
ratio yang menghubungkan antara total hutang dengan modal yang dimiliki
perusahaan. Dengan melihat leverage suatu perusahaan dapat diketahui
perbandingan penggunaan dana perusahaan yang berasal dari modal sendiri
dengan dana yang berasal dari pihak luar atau pinjaman.

2.2 Internet Financial Reporting

Internet financial reporting mengacu pada penggunaan situs web untuk


menyebarluaskan informasi kinerja keuangan perusahaan. Dalam pendekatan
baru ini, perusahaan menggunakan internet untuk memasarkan perusahaan kepada
investor dan pemegang saham. Perusahaan yang menerapkan internet financial
reporting, kegiatan pemasaran tidak lagi sebatas produk saja dan situs web
perusahaan tidak hanya diperuntukkan untuk konsumen semata.

Semenjak tahun 1995, terdapat perkembangan penelitian empiris terkait dengan


internet financial reporting yang merefleksikan perkembangan bentuk
pengungkapan informasi perusahaan. Beberapa penelitian menguji faktor-faktor
yang mempengaruhi kebijakan pengungkapan dalam website perusahaan, seperti
penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Sasongko (2008a dan 2008b).
Beberapa penelitian menguji sifat dan perluasan pelaporan keuangan pada website
perusahaan yang merupakan instrumen komunikasi yang menghubungkan
perusahaan dengan stakeholders. Penelitian terkait dengan internet financial
reporting di Indonesia dilakukan oleh Almilia dan Sasongko (2008a) menguji
kualitas pengungkapan informasi pada website industri perbankan yang go public
di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan indeks yang dikembangkan oleh
Cheng, Lawrence dan Coy (2000).

2.3 Signaling Theory


Praktik internet financial reporting tidak dapat dipisahkan dari teori sinyal
(signalling theory). Teori sinyal menyatakan bahwa dorongan perusahaan untuk
memberikan informasi dikarenakan terdapat asimetri informasi antara manajer
perusahaan dan pihak eksternal karena manajer perusahaan mengetahui segala
sesuatu mengenai perusahaan dan prospek perusahaan di masa depan yang tentu
saja lebih banyak dibandingkan dengan pihak eksternal (Chairiri et al., 2005).
Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi informasi
asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan
memberikan sinyal pada pihak luar, contohnya informasi keuangan yang positif
dapat dipercaya akan mengurangi ketidakpastian tentang prospek perusahaan di
masa yang akan datang sehingga dapat meningkatkan kredibilitas dan kesuksesan
perusahaan.

2.4 Pengembangan Hipotesis

- Pengaruh profitabilitas terhadap kualitas internet financial reporting


Teori sinyal menyatakan bahwa ketika perusahaan menunjukkan kinerja yang
bagus maka manajemen memiliki dorongan yang kuat untuk menyebarluaskan
informasi perusahaan terutama informasi keuangan dalam rangka meningkatkan
kepercayaan investor (Fisher et al., 2000). Kinerja dalam penelitian ini diukur
dengan profitabilitas (ROA). Profitabilitas (ROA) merupakan faktor yang
seharusnya mendapat perhatian penting karena untuk dapat melangsungkan
hidupnya, suatu perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan
(profitable).

Penelitian tentang hubungan tingkat pengungkapan dan profitabilitas telah


dilakukan oleh Singhvi (1971). Singhvi (1971) menggunakan 500 perusahaan
besar di U.S, dan memberikan bukti bahwa terdapat hubungan positif antara
profitabilitas dan kualitas pengungkapan. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa profitabilitas perusahaan adalah merupakan indikator pengelolaan
manajemen perusahaan yang baik, sehingga manajemen akan cenderung
mengungkapkan lebih banyak informasi ketika ada peningkatan profitabilitas
perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi
cenderung untuk mengungkapkan lebih banyak karena ingin menunjukkan kepada
publik dan stakeholders bahwa perusahaan memiliki tingkat profitabilitas yang
tinggi dibandingkan dengan perusahaan lain pada industri yang sama.

Debreceny et al. (2003) menyatakan bahwa perusahaan dengan prospek yang


bagus didukung dengan corporate strategy dan sumber daya manusia yang tinggi
cenderung memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi. Hasil penelitian Debreceny
et al. (2003) menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara profitabilitas
dengan internet financial reporting. Penelitian ini didukung oleh penelitian
Christensen dan Silva (2004), Fisher et al. (2000), Singhvi (1971), dan Almilia
(2009). Walaupun ada juga penelitian yang tidak mendukung dan menyatakan
bahwa profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap internet
financial reporting yaitu penelitian yang dilakukan oleh Asbaugh (1999), Wallace
et al. (1994), dan Chariri (2005). Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis
pertama dirumuskan sebagai berikut:
Ha1 : Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas internet
financial reporting.

- Pengaruh likuiditas terhadap kualitas internet financial reporting


Perhatian regulator dan investor terhadap status going concern perusahaan akan
memotivasi perusahaan berlikuiditas tinggi untuk melakukan internet financial
reporting agar informasi mengenai tingginya likuiditas perusahaan diketahui
banyak pihak (Owusu Ansah, 1998 dalam Oyelere et al., 2003). Perusahaan yang
sehat keuangannya akan menyebarluaskan laporan keuangan mereka dan
informasi keuangan lainnya melalui media internet (IFR) untuk menarik perhatian
investor. Perusahaan yang secara keuangan kuat akan lebih mungkin untuk
melaporkan lebih banyak informasi keuangan dibanding perusahaan yang lemah.
Dengan pelaporan keuangan yang lengkap dan mudah diakses oleh publik, pihak
perusahaan tidak merasa terancam kinerjanya, tetapi justru menunjukkan
keberhasilan operasi perusahaan.

Oyelere et al. (2000), Wallace et al. (1994), Chariri dan Lestari (2005)
menemukan hasil bahwa likuiditas perusahaan berpengaruh positif terhadap
internet financial reporting. Hal ini tidak didukung penelitian yang dilakukan
oleh Wallace dan Naser (1995), Chandra (2008) yang menyatakan bahwa
likuiditas tidak berpengaruh terhadap internet financial reporting. Penjelasan ini
mengarahkan penulis pada hipotesis kedua dalam penelitian ini:
Ha2 :Likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas internet
financial reporting

- Pengaruh leverage terhadap kualitas internet financial reporting


Semakin besar leverage perusahaan, semakin potensial transfer kemakmuran dari
kreditur kepada pemegang saham, (Jansen dan Meckling, 1976 dalam Oyelere et
al., 2003). Akan tetapi leverage yang tinggi menjadikan pihak manajemen
perusahaan menjadi lebih sulit dalam membuat prediksi jalannya perusahaan ke
depan. Hal ini tentu saja mengancam posisi manajer perusahaan karena mereka
dianggap tidak dapat mengelola perusahaan dengan baik. Manajer terkadang
cenderung menyampaikan informasi-informasi positif untuk menutupi kekurangan
perusahaan.

Hal ini berarti manajer dapat menyampaikan informasi-informasi positif


perusahaan yang lebih lengkap untuk menarik perhatian kreditur dan pemegang
saham untuk tidak terlalu fokus pada leverage perusahaan yang tinggi. Seiring
dengan meningkatnya leverage, manajer dapat menggunakan internet financial
reporting untuk membantu menyebarluaskan informasi-informasi positif
perusahaan. Hal ini disebabkan pelaporan keuangan melalui internet dapat
memuat informasi perusahaan yang lebih banyak dibandingkan melalui
paperbased reporting.

Namun, penelitian mengenai hubungan ini menghasilkan hasil yang beragam.


Penelitian yang mendukung adanya hubungan antara internet financial reporting
dengan leverage yaitu penelitian Patton dan Zelenka (1997), Hanifa (2005) serta
Chariri (2005) tetapi dilain pihak penelitian Oyelere et al., (2000), Andrikopoulos
dan Diakidis (2007), Silva et al., (2004), dan Chandra (2008) tidak mendukung
temuan ini. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis ketiga dirumuskan sebagai
berikut:
Ha3 : leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas internet
financial reporting

3. METODA PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data observasi penelitian pada
website perusahaan yang dijadikan sampel dan juga data sekunder, yaitu laporan
keuangan perusahaan manufaktur yang didapat dari situs Bursa Efek Indonesia
(BEI) situs www.idx.com dan website perusahaan yang menjadi sampel. Data
observasi dilakukan pada tanggal 26 Maret 2012 31 Maret 2012.

3.2 Populasi dan Sampel


Populasi merupakan keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian penelitian.
Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Sampel merupakan suatu himpunan bagian dari populasi.
Untuk menentukan sampel digunakan teknik purposive sampling dengan kriteria:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2008-2010.
2. Perusahaan manufaktur yang menerapkan internet financial reporting.
3. Perusahaan manufaktur yang tidak delisting dari Bursa Efek Indonesia
selama periode pengamatan (2008-2010).
4. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan lengkap selama
3 tahun pengamatan (2008-2010).
5. Perusahaan yang memiliki saldo laba positif selama periode
pengamatan (2008-2010).
Tabel Kriteria Perusahaan Sampel

Keterangan Jumlah
Populasi 131

Kriteria:
1. Perusahaan manufaktur yang tidak menerapkan IFR (60)
2. Perusahaan manufaktur yang delisting dari BEI (9)
3. Perusahaan tidak mempublikasikan LK selama 3 (20)
tahun penelitian.
4. Perusahaan yang tidak memiliki saldo laba positif (19)
selama 3tahun.

Jumlah perusahaan yang dipakai 23

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel


3.3.1 Variabel Dependen
Variabel dependen atau juga dikenal variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen penelitian ini adalah
kualitas internet financial reporting yang dihitung dengan menggunakan internet
reporting index (IRI). Andrikopolous, A; Diakidis, N. (2007) membuat suatu
indeks untuk tiap perusahaan dengan memberikan nilai 1 untuk setiap kriteria
informasi yang terpenuhi dalam website perusahaan dan 0 jika sebaliknya. Jika
diformulasikan maka sebagai berikut:

Dalam hal ini Di sama dengan 1 jika website perusahaan memenuhi kriteria I dan
0 jika sebaliknya.

3.3.2 Variabel Independen (X)


Variabel independen atau juga dikenal variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi variabel terikat. Sehubungan dengan hipotesis yang sudah
dipaparkan, maka yang menjadi variabel independen adalah profitabilitas (ROA),
Likuiditas (CR), dan leverage (LEV). Definisi variabel penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Profitabilitas
Return on assets (ROA) merupakan rasio keuangan perusahaan yang berhubungan
dengan profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan keuntungan atau laba (profit) pada tingkat pendapatan, aset dan
modal saham tertentu, (Hanafi dan Halim, 2003). Secara matematis ROA dapat
dirumuskan sebagai berikut, (Hanafi dan Halim, 2003):

2. Likuiditas

Likuiditas diproksikan menggunakan current ratio. Current ratio merupakan


kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek
dengan aktiva lancar yang dimiliki. Secara matematis current ratio dapat
dirumuskan sebagai berikut, (Oyelere et al. 2000):

3. Leverage
Leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua utang
jangka panjangnya, (Oyelere et al. 2000). Secara matematis leverage dapat
dirumuskan sebagai brikut, (Helfert, 1996):

3.4. Alat Analisis

Alat analisis yang digunakan untuk menganalisa permasalahan adalah alat analisis
model statistika yaitu regresi linier berganda. Analisa regresi linear berganda
merupakan alat analisis yang digunakan untuk mencari adanya hubungan antara
dua variabel independen atau lebih terhadap satu variabel dependen. Pengujian
ini untuk mengetahui arah dan intensitas pengaruh antara variabel independen
dengan variabel dependen. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

IRI = a + 1 ROA + 2 CR + 3 LEV + et


dalam hal ini:
IRI = Internet Reporting Indeks
a = konstanta
ROA = Return On Asset
CR = Current Ratio
LEV = Leverage
et = Kesalahan residual

3.5. Uji Asumsi Klasik


Dalam melakukan penelitian terhadap model analisis regresi harus dipenuhi
asumsi-asumsi yang mendasari model regresi. Penelitian dengan menggunakan
model regresi membutuhkan beberapa pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi
klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan
benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, multikolinearitas dan
autokeralasi. Pengujian-pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
3.5.1. Uji Asumsi Normalitas
Uji asumsi normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi
yang baik memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Seperti yang
diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
distribusi normal. Apabila asumsi ini dilanggar maka uji statistik tidak akan valid
untuk jumlah sampel yang kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

3.5.2 Uji Asumsi Autokorelasi


Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi harus bebas antar
perioda. Hasil-hasil estimasi model regresi tersebut tidak mengandung korelasi
serial diantara disturbance term-nya, maka dipergunakan Durbin Watson Statistic.
Pengujian Durbin Watson ini dilakukan dengan menggunakan nilai Durbin
Watson dari hasil estimasi. Menurut Durbin Watson, besarnya koefisien Durbin
Watson adalah antara 0-4. Kalau koefisien Durbin Watson sekitar 2, dapat
dikatakan tidak ada korelasi. Kalau besarnya mendekati nol, maka terdapat
autokorelasi positif, dan jika besarnya mendekati 4, maka terdapat autokorelasi
negatif.

3.5.3. Uji Asumsi Multikolinearitas


Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Dalam model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk
melihat apakah ada kolinearitas dalam penelitian ini, maka akan dilihat dari VIF
multikolinearitas. Nilai VIF yang diperkenankan adalah 10, jika nilai VIF lebih
dari 10 maka dapat dikatakan terjadi multikolinearitas yaitu terjadi hubungan yang
cukup besar antara variabel-variabel independen, dan angka tolerance mempunyai
angka lebih besar dari 0,10 maka variabel tersebut tidak mempunyai masalah
multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya.

3.5.4. Uji Heteroskedastisitas


Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain adalah tetap,
maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterosledastisitas.
Model regresi yang baik tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini dapat dideteksi
dengan melihat scatterplot antara taksiran Y dengan nilai residual dimana plot
residual yang distandarkan dari sumbu X dan sumbu Y yang telah terprediksi
membentuk pola tertentu yang jelas (bergelombang, melebar lalu menyempit)
serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas.

3.6. Uji Hipotesis


Pengujian hipotesis terhadap koefisien linear sederhana menggunakan uji-t pada
tingkat keyakinan 95% dan error 5%. Dengan keputusan berdasarkan
probabilitas sebagai berikut:
Jika p-value > 0,05 maka Ho ditolak.
Jika p-value < 0,05 maka Ha diterima.

Variabel independen yang hanya terbatas pada kinerja keuangan saja dan juga
sampel penelitian yang dipakai membuat peneliti memutuskan untuk
menggunakan tingkat keyakinan 95%.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Statistik Deskriptif

Berdasarkan data statistik deskriptif atas variabel-variabel penelitian


menunjukkan bahwa variabel internet reporting index perusahaan sampel
memiliki rata-rata 24,59 item dengan nilai minimum sebesar 14 item dan nilai
maksimum 31 item. PT Malindo Feedmill merupakan perusahaan paling sedikit
memenuhi item kriteria internet reporting index. Sedangkan PT Unilever
Indonesia Mandiri Tbk merupakan perusahaan yang paling banyak memenuhi
item kriteria internet reporting index. Nilai rata-rata (mean) sebesar 24 item
menunjukkan bahwa selama periode penelitian, rata-rata perusahaan memenuhi
kriteria index sebanyak 24 item dari keseluruhan kriteria yang ada. Deviasi
standar dari variabel IRI selama periode penelitian sebesar penelitian sebesar
3,82837 menunjukkan tingkat penyebaran data dari variabel IRI sebesar 3,82837.

Variabel profitabilitas yang diproksikan dengan ROA perusahaan sampel


memiliki nilai minimum sebesar 0.01 dan 0.40 sebagai nilai maksimumnya. Nilai
ROA minimum menunjukkan bahwa perusahaan memiliki laba sebesar 0.01 kali
dari total asetnya. Semakin tinggi nilai ROA ini akan semakin baik bagi
perusahaan, karena menunjukkan laba yang diperoleh perusahaan. Perusahaan
yang memiliki nilai ROA minimum adalah PT Fajar Surya Wisesa Tbk tahun
2008 dan PT Sumi Indo Kabel Tbk tahun 2010. Hal ini menunjukkan PT Fajar
Surya Wisesa Tbk tahun 2008 dan PT Sumi Indo Kabel Tbk tahun 2010 memiliki
laba terkecil dari keseluruhan sampel penelitian. Sedangkan nilai maksimum
terjadi pada PT Unilever Indonesia Tbk tahun 2009. Nilai maksimum ini
menunjukkan bahwa selama periode penelitian PT Unilever Indonesia Tbk tahun
2009 memiliki nilai laba terbesar bila dibandingkan keseluruhan sampel
penelitian, yaitu sebesar 0.40 kali dari total aset nya. Nilai rata-rata ROA sebesar
0.12 menunjukkan bahwa selama periode penelitian, rata-rata perusahaan
mempunyai laba sebesar 0.12 kali dari keseluruhan aset yang dimiliki. Deviasi
standar dari variabel ROA selama periode penelitian sebesar penelitian sebesar
0.09472 menunjukkan tingkat penyebaran data dari variabel ROA sebesar
0.09472.

Variabel likuiditas perusahaan sampel yang diproksikan menggunakan current


ratio (CR) perusahaan sampel memiliki nilai minimum sebesar 0.65 dan 4.68
sebagai nilai maksimumnya. Nilai CR minimum menunjukkan bahwa perusahaan
membiayai hutang lancarnya sebesar 0.65 kali dari aset lancar yang dimiliki.
Dengan kata lain, setiap Rp 1 hutang akan dijamin oleh Rp 1 aset. Semakin tinggi
nilai CR ini semakin terjamin hutang-hutang kepada kreditor. Perusahaan yang
memiliki nilai CR minimum adalah PT Multi Bintang Indonesia Tbk tahun 2009.
Hal ini menunjukkan PT Multi Bintang Indonesia Tbk tahun 2009 memiliki
jumlah hutang jangka pendek terkecil dari keseluruhan sampel penelitian.
Sedangkan untuk nilai maksimum 4.68 menunjukkan bahwa aset lancar yang
dimiliki perusahaan yang terbesar adalah 4.68 dan terdapat pada PT Mandom
Indonesia Tbk tahun 2010. Nilai ini berarti PT Mandom Indonesia Tbk tahun
2010 memiliki hutang jangka pendek terbesar dari keseluruhan sampel perusahaan
selama periode penelitian. Nilai rata-rata sebesar 1.8990 menunjukkan bahwa
selama periode penelitian, rata-rata perusahaan mempunyai hutang jangka pendek
sebesar 1.8990 dari keseluruhan aset lancar yang dimiliki. Deviasi standar dari
variabel CR selama periode penelitian sebesar penelitian sebesar 0.90888
menunjukkan tingkat penyebaran data dari variabel CR sebesar 0.90888.

Variabel leverage perusahaan sampel yang diproksikan menggunakan debt equity


ratio (DER) memiliki nilai minimum sebesar 0.02 dan 2.00 sebagai nilai
maksimumnya. Nilai DER minimum menunjukkan bahwa perusahaan membiayai
ekuitasnya sebesar 0.02 kali dari total kewajiban. Semakin rendah leverage ini
akan semakin baik bagi perusahaan, karena dapat menjamin pelunasan kewajban.
Perusahaan yang memiliki nilai DER minimum adalah PT Holcim Indonesia Tbk
tahun 2008. Hal ini menunjukkan PT Holcim Indonesia Tbk tahun 2008 memiliki
total utang terkecil dari keseluruhan sampel penelitian. Sedangkan untuk nilai
maksimum 2.00 ini menunjukkan bahwa total hutang terbesar adalah 2.00 dan
terdapat pada perusahaan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk tahun 2008. Nilai ini
berarti PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk tahun 2008 memiliki total utang terbesar
dari keseluruhan sampel perusahaan selama periode penelitian. Nilai rata-rata
sebesar 0.7667 menunjukkan bahwa selama periode penelitian, rata-rata
perusahaan mempunyai total utang sebesar 0.7667 dari keseluruhan ekuitas yang
dimiliki. Deviasi standar dari variabel DER selama periode penelitian sebesar
0.47016 menunjukkan tingkat penyebaran data dari variabel DER sebesar
0.47016.

4.2. Signifikansi Model Regresi


Hasil analisis secara statistik, didapat F-hitung sebesar 3,708 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,016. Karena nilai Sig 0,016 yang artinya lebih kecil
daripada 0,05 maka model regresi penelitian ini dapat dipakai untuk memprediksi
kualitas internet financial reporting. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
kualitas internet financial reporting dipengaruhi oleh profitabilitas, likuiditas, dan
leverage. Dengan kata lain, model regresi penelitian ini adalah signifikan.

4.3. Koefisien Determinasi


Koefisien determinasi mencerminkan kemampuan variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen. Berdasarkan hasil pengujian secara statistik,
Nilai adjusted R2 yang diperoleh dari pengujian regresi yang telah dilakukan
sebesar 0.107 yang menunjukkan bahwa variabel profitabilitas (X1), likuiditas
(X2), dan leverage (X3) mempunyai hubungan dengan kualitas internet financial
reporting (Y) sebesar 10,7% sedangkan sisanya sebesar 89,3% dijelaskan
pengaruhnya oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model regresi ini.
Adjusted R Squere merupakan koefisien determinasi yang telah dikoreksi dengan
jumlah variabel dan ukuran sampel sehingga dapat mengurangi unsur bias jika
terjadi penambahan variabel maupun ukuran sampel.
4.4. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis menggunakan model regresi berganda. Analisis regresi linear
dilakukan untuk menguji hipotesis. Sebelum menguji hipotesis maka terlebih
dahulu model regresi yang diperoleh untuk dilakukan uji asumsi klasik meliputi
uji normalitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas.

4.4.1. Pembahasan Hipotesis Pertama


Hipotesis pertama penelitian ini adalah profitabilitas berpengaruh positif terhadap
kualitas internet financial reporting. Berdasarkan hasil analisis secara statistik
diketahui bahwa variabel ROA mempunyai nilai signifikan 0,021 yang lebih kecil
dari nilai alpha 0,05 (5%). Hasil penelitian ini menunjukkan arah yang sama
dengan hipotesis maka Ha1 diterima yang berarti variabel profitabilitas yang
diproksikan dengan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap IRI. Hasil
ini membuktikan bahwa profitabilitas merupakan salah satu indikator yang
mempengaruhi kualitas internet financial reporting.

4.4.2. Pembahasan Hipotesis Kedua


Hipotesis kedua penelitian ini adalah likuiditas berpengaruh positif terhadap
kualitas internet financial reporting. Berdasarkan hasil analisis secara statistik
diketahui bahwa variabel CR mempunyai nilai signifikan 0,155 yang mempunyai
nilai lebih besar dari nilai alpha 0,05 (5%) maka secara statistik penelitian ini
tidak mampu menolak Ho. Hasil pengolahan data menunjukkan arah yang sama
dengan hipotesis tetapi nilai signifikansi lebih besar dari nilai alpha 0,05. Dengan
demikian, Ha2 ditolak yang berarti variabel likuiditas yang diproksikan dengan
CR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap IRI.

Penelitian ini menunjukkan bahwa likuiditas tidak mempengaruhi kualitas internet


financial reporting dengan alasan likuiditas yang tinggi menunjukkan kinerja
manajemen yang kurang baik karena menunjukkan adanya saldo kas yang
menganggur, persediaan relatif berlebihan, dan kebijakan kredit perusahaan yang
tidak baik sehingga mengakibatkan tingginya piutang usaha. Dengan alasan
tersebut akan berakibat pada penilaian kinerja manajemen dalam melakukan
perencanaan dan pengendalian aktiva lancar dan hutang lancar yang dimiliki
perusahaan.
4.4.3. Pembahasan Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga penelitian ini adalah leverage berpengaruh positif terhadap


kualitas internet financial reporting. Berdasarkan hasil analisis secara statistik
diketahui bahwa variabel DER mempunyai nilai signifikan -0,292 yang
mempunyai nilai lebih besar dari nilai alpha 0,05 (5%) maka secara statistik
penelitian ini tidak mampu menolak Ho. Hasil pengolahan data menunjukkan
pengaruh leverage terhadap kualitas internet financial reporting memiliki arah
negatif, berlawanan dengan arah yang ditetapkan pada hipotesis. Hasil analisis
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tingginya leverage tidak menyebabkan
peningkatan pada internet financial reporting.

Penelitian ini menunjukkan bahwa leverage yang tinggi menjadikan pihak


manajemen perusahaan menjadi lebih sulit dalam membuat prediksi jalannya
perusahaan ke depan. Jika perusahaan memiliki rasio leverage yang tinggi maka
perusahaan tersebut memiliki resiko yang tinggi. Tingkat hutang yang tinggi
diyakini dapat menurunkan minat investor untuk berinvestasi. Semakin tinggi
rasio leverage berarti kreditur membiayai sebagian besar pembiayaan perusahaan.
Hal ini akan berakibat pada biaya bunga atas pinjaman akan meningkat. Akan
berpengaruh pada laba rugi dan profit perusahaan dan akhirnya mempengaruhi
deviden yang akan dihasilkan. Hal ini tentu saja mengancam posisi manajer
perusahaan karena mereka dianggap tidak dapat mengelola perusahaan dengan
baik.

Alasan lainnya adalah kondisi investor di Indonesia dan di luar negeri itu cukup
berbeda. Pada umumnya investor di Indonesia bersifat spekulasi hanya melihat
dari kinerja keuangan saja sudah dapat menilai kondisi suatu perusahaan.
Sedangkan fenomena investor di luar negeri itu berbeda, mereka sudah sangat
canggih (sophisticated) tidak hanya melihat dari kinerja keuangan saja tetapi
melihat dari informasi-informasi positif lainnya yang diberikan oleh perusahaan.
Atas dasar itulah, perusahaan cenderung untuk tidak mengungkapkan tingginya
hutang mereka dengan tidak melakukan peningkatan internet financial reporting.
4.5. Pembahasan
Hasil analisis ini memfokuskan dan membuktikan secara empiris pengaruh kinerja
keuangan terhadap kualitas internet financial reporting. Hasil observasi yang
telah dilakukan pada tanggal 26 Maret 2012 sampai dengan 31 Maret 2012
menunjukkan bahwa:

A. Ketersediaan dan Penggunaan Homepage


Analisa awal dilakukan untuk mengobservasi apakah perusahaan-perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa efek Indonesia telah memiliki homepage
sebagai alternatif medium penyampaian informasi. Observasi dilakukan pada
perusahaan-perusahaan yang telah ditentukan terlebih dahulu menggunakan
purposive sampling. Dari hasil observasi melalui fasilitas search engines (google)
untuk mencari alamat homepage masing-masing perusahaan dengan memasukkan
nama perusahaan ke dalam search engines ditemukan bahwa terdapat 71
perusahaan yang telah memiliki homepage sendiri namun hanya 23 perusahaan
yang memenuhi kriteria purposive sampling.
B. Penggunaan Homepage untuk Mengkomunikasikan Informasi Keuangan
Berdasarkan 23 perusahaan yang menjadi sampel selama tahun 2008 sampai
dengan tahun 2010 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan telah
diidentifikasikan di tahap pertama memiliki homepage sendiri sebagai alternatif
penyampaian informasi, kemudian dianalisa dengan menggunakan internet
reporting index (IRI). Analisa pertama dilakukan untuk menentukan keberadaan
informasi-informasi keuangan dalam homepage masing-masing perusahaan
sampel. Tahap pertama ini dilakukan untuk menganalisa berapa banyak
perusahaan yang memanfaatkan homepage mereka untuk menginformasikan
informasi keuangan kepada pengguna.
1. Keberadaan dan Kelengkapan Laporan Keuangan Pokok
Pada tahap ini merupakan langkah awal untuk menganalisa keberadaan informasi
keuangan pokok, yaitu neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas serta
kelengkapan neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas yang diinformasikan
di homepage masing-masing perusahaan. Dari hasil analisa homepage 23
perusahaan sampel selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 ditemukan
bahwa seluruh perusahaan yang menjadi sampel menggunakan homepage mereka
untuk menginformasikan informasi keuangan pokok. Seluruh perusahaan sampel
juga menyajikan neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas dalam format
yang lengkap dan detail.
2. Keberadaan Informasi Keuangan Tambahan
Keberadaan informasi keuangan tambahan dinyatakan dengan keberadaan catatan
atas laporan keuangan, analisa manajemen, dan laporan auditor yang disajikan
pada homepage masing-masing perusahaan. Berdasarkan hasil analisa atas 23
perusahaan yang memiliki homepage, diperoleh hasil bahwa seluruh perusahaan
menyajikan catatan atas laporan keuangan. Hanya terdapat 17 perusahaan yang
menggunakan homepagenya untuk menyajikan analisa manajemen (termasuk
rasio keuangan selama 3 tahun atau lebih), sedangkan 16 perusahaan tidak
memberikan fasilitas tersebut. Seluruh perusahaan sampel memanfaatkan
homepage untuk menginformasikan laporan auditor atas audit laporan keuangan
yang disajikan. Namun laporan auditor untuk tahun sebelumnya, hanya 11
perusahaan pada tahun 2008 yang menyajikan laporan auditor sebelumnya
sedangkan untuk tahun 2009 dan 2010 seluruh perusahaan menyajikan laporan
auditor untuk tahun sebelumnya.
3. Keberadaan Informasi Masa Lalu dan Laporan Interim
Pada tahap ini akan dianalisa sejauh mana dalam dimensi waktu historis
keberadaan laporan keuangan tahunan serta keberadaan laporan keuangan interim
yang disajikan oleh perusahaan di homepagenya. Dari hasil analisa 23 perusahaan
sampel, ditemukan bahwa mayoritas perusahaan menyajikan laporan keuangan
tahunan dalam dimensi waktu lebih dari satu tahun. Sebanyak 6 perusahaan pada
tahun 2008, 7 perusahaan pada tahun 2009, dan 10 perusahaan pada tahun 2010
yang menyajikan laporan keuangan interim dalam homepage perusahaan.
4. Keberadaan Informasi Tambahan
Keunggulan lain internet adalah rendahnya biaya untuk menyampaikan informasi
lebih mendalam kepada pengguna. Dari hasil analisa 23 perusahaan sampel,
ditemukan bahwa 18 perusahaan pada tahun 2008 dan 17 perusahaan pada tahun
2009 dan 2010 yang memberikan tambahan informasi dalam bentuk press release.
Sebanyak 17 perusahaan sampel yang meyajikan informasi mengenai corporate
social responsibility (CSR) dalam homepagenya. Seluruh perusahaan sampel
menyajikan jumlah saham dan data keuangan time series dalam homepage mereka
namun tidak ada satupun perusahaan sampel yang menyajikan golongan saham
dalam homepagenya.
C. Pemanfaatan Fitur-Fitur Dalam Penyampaian Informasi
Analisa yang kedua dilakukan untuk melihat sejauhmana perusahaan-perusahaan
tersebut memanfaatkan sepenuhnya keunggulan-keunggulan dari fitur-fitur yang
dimiliki oleh internet. Pada tahap ini, akan dianalisa mengenai ketepatan waktu
informasi yang disajikan, penggunaan teknologi, dan user interface (tampilan
untuk pengguna).
1. Ketepatan Waktu Penyampaian Informasi
Pada tahap ini akan dianalisa seberapa jauh perusahaan melakukan update
terhadap website perusahaan yang menunjukkan perbedaan informasi terbaru
dengan informasi yang lama serta menunjukkan tanggal terakhir dilakukan update
terhadap website. Dari 23 perusahaan sampel, hanya 6 perusahaan yang
melakukan update terhadap homepagenya, sedangkan 17 perusahaan tidak
melakukan update terhadap homepage. Hal ini dapat dilihat dari bulan terakhir
dilakukan update terhadap website.
2. Penggunaan Teknologi Fitur-Fitur Internet
Pada tahap ini analisa berkaitan dengan kecepatan tampilan homepage, kecepatan
tampilan halaman dengan informasi keuangan, keberadaan aplikasi JAVA,
keberadaan e-mail, keberadaan petunjuk teknis, keberadaan fasilitas pencarian
(site search), dan keintuitifan alamat homepage. Berdasarkan 23 sampel
perusahaan yang memilik homepage, diketahui bahwa mayoritas homepage
perusahaan yaitu sebanyak 21 perusahaan dapat tampil dalam tempo relatif cepat
(dibawah 10 detik). Demikian halnya untuk halaman yang memuat informasi
keuangan, 17 perusahaan dapat menampilkan dalam waktu yang cepat.
Sedangkan rata-rata jumlah klik yang dibutuhkan untuk menampilkan informasi
keuangan sebanyak 2 sampai 3 klik.

Terdapat 19 perusahaan yang memanfaatkan aplikasi JAVA terutama untuk


menampilkan gambar bergerak. Seluruh sampel perusahaan menyajikan fasilitas
jumlah pengunjung dalam homepage mereka. Sebanyak 21 perusahaan
menyajikan mailing list atau e-mail untuk memudahkan komunikasi dengan pihak
perusahaan. Mayoritas perusahaan sampel memiliki alamat homepage yang
intuitif, dalam arti bahwa alamat homepage tersebut mudah untuk dicari.
Mayoritas perusahaan tersebut menggunakan nama perusahaan mereka atau
singkatan huruf terdepan dari nama perusahaan mereka sebagai dasar alamat
website. Pengunjung dapat mengunjungi website hanya dengan mengetikkan
nama perusahaan melalui fasilitas search engines (google).
3. Tampilan Untuk Pengguna Homepage (Users Interface)
Analisa dilakukan pada 23 perusahaan yang memiliki homepage untuk
menentukan seberapa mudah tampilan mereka untuk pengguna yang dilihat dari
elemen penggunaan frame, teks yang dapat jelas dibaca, struktur website,
penjelasan informasi teknis, fasilitas download, dan site map. Seluruh homepage
perusahaan memiliki teks yang dapat dibaca dengan jelas dan mayoritas
perusahaan menggunakan frame dalam melayout website mereka. Terdapat 21
perusahaan mempunyai website yang terstruktur dengan baik sehingga
memudahkan pengguna mencari informasi.

5. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan mengenai pengaruh kinerja keuangan
terhadap kualitas internet financial reporting, maka dapat ditarik kesimpulan:
1. Secara statistik, profitabilitas, likuiditas, dan leverage berpengaruh
terhadap kualitas internet financial reporting. Hal ini dilihat dari nilai
signifikansi sebesar 0,016.

2. Beberapa perusahaan masih memiliki kualitas internet financial reporting


rendah. Hal ini dikarenakan belum adanya standar yang mengatur tentang
pengelolaan internet financial reporting dalam website perusahaan.

5.2 Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan dan diharapkan keterbatasan ini
dapat diatas dalam penelitian di masa yang akan datang yaitu:
1. Perusahaan di Indonesia masih belum banyak yang menerapkan internet
financial reporting pada website perusahaan mereka.
2. Penelitian mengenai internet financial reporting ini merupakan bentuk
pengungkapan sukarela perusahaan sehingga belum ada peraturan ataupun
undang-undang yang mengatur mengenai tata kelola nya.
3. Penelitian ini hanya meneliti kinerja keuangan perusahaan.
4. investor di Indonesia masih bersifat speculated sehingga kinerja keuangan
tidak terlalu mempengaruhi dalam melakukan keputusan berinvestasi.

5.3 Saran

Saran yang penulis ajukan terkait penelitian ini yaitu bagi perusahaan dan para
peneliti lain adalah:
1. Dengan adanya internet financial reporting diharapkan arah ke depan
perusahaan Indonesia menjadi lebih kondusif dengan tingkat teknologi
yang lebih maju dengan memberikan informasi yang baik di website
mereka tersebut agar para pengguna bisa lebih mengetahui informasi apa
saja yang diberikan pada pihak luar.
2. Menggunakan index perhitungan yang lain dalam mengukur kualitas
internet financial reporting.
3. Fitur-fitur atau fasilitas layanan internet financial reporting harus bisa
lebih menarik agar para pengakses lebih merasa puas dalam menggunakan
website tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Almilia, L. S. 2008.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela


Internet Financial and Sustainbility Reporting. Jurnal Akuntansi dan
Auditing Indonesia Vol. 12 No. 2 Desember 2008.

__________.2009. Analisa Kualitas Isi Financial dan Sustainbility Reporting


pada Website Perusahaan Go Publik di Indonesia. Seminar Nasional
Aplikasi Teknologi Informasi 2009. Available at www.ssrn.com
__________.2009. Analisa Komparasi Indeks Internet Financial Reporting pada
Website Perusahaan Go Publik di Indonesia. Seminar Nasional Aplikasi
Teknologi Informasi 2009. Available at www.ssrn.com

Andrikopoulus, Diakidis.2007. Financial Reporting Practice on The Internet : The


Case of Companies Listed in The Cyprus Stock Exchange. Available at
www.ssrn.com

Anindya dan Wibisono. 2010.Analisis TAM Pada Penggunaan IFR oleh Investor.
Working Paper.

Ashbaugh, Johnstone dan Warfield. 1999. Corporate Reporting onthe


Internet.Accounting Horizons (September): 241-257.

Chariri dan Lestari. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaporan


Keuangan Melalui Internet (Internet Financial Reporting) dalam Website
Perusahaan. Universitas Diponegoro.

Choi, Frost, dan Meck.2002.International Accounting, 4th Ed., Pearson Education


Ltd.

Debreceny.2003. The Determinants of Internet Financial Reporting. Journal of


Accounting and Public Policy 21, pp.371-394.

Dendawijaya, Lukman.2000. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Ettredge, Richardson danScholz.2001.The Presentation of Financial Information


at Corporate Web Sites. International Journal of Accounting Information
Systems 2, pp.149-168.

Fisher, Laswad, dan Oyelere. 2000. Financial Reporting on the


Internet.Accountants Journal of New Zealand. Available at www.ssrn.com
Gujarati. 2003.Basic Econometric, 4th Edition; McGraw Hill, Inc.

Hanafi dan Abdul Halim.2003. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Revisi. UPP
AMP YKPN, Yogyakarta.

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.


Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Hanifa dan Rashid. 2005. The Determinant of Voluntary Disclosure in Malaysia


the Case of Internet Financial Reporting.

Helfert, Erich.1996. Teknik Analisis Keuangan (Petunjuk Praktis Untuk


Mengelola dan Mengukur Kinerja Perusahaan), Edisi 8.Erlangga. Jakarta.

Jones dan Xiao. 2003. Internet Reporting: Current Trends and Trends by 2010.
Feature Article, pp.132-145.
Kasmir.2008. Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers. Jakarta.

Li, D; Poon, P.L; Yu, Y.T. 2003. Internet Financial Reporting. Information
System Control Journal, Volume 1. Available at www.isaca.org

Munawir. 2002. Analisis Laporan Keuangan.Edisi Keempat, Cetakan Kesebelas.


Liberty. Yogyakarta.

Oyelere, Fisher, dan Laswad.2003. Determinents of Voluntary Internet


Financial Reporting by Local Government Authorities. Journal of
Accounting and Pubic Policy24(2):101.

Silva dan Lira Alves. 2004.The Voluntary Disclosure of Financial Information on


the Internet and the Firm Value Effect in Companies Across
LatinAmerica.

Shinghvi.1971.An Empirical Analysis of the quality of Corporate Financial


Disclosure, The Accounting Review, Januari, 129-138.

Syafri, Sofyan. 2007. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. RajaGrafindo


Persada. Jakarta.

Wallace, Naser, dan Mora. 1997. The Relationship Betweenn Comprehensive of


Corporate Annual Reports and Firms Characteristic in Spain. Acconting
and Business Research. Vol.25. no 97, pp.41-53

Wijaya, Chandra. 2008. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaporan keuangan di


internet. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia Vol. 12 No. 4.

Xiao,Yang, danChow.2004.The Determinants and Characteristics of Voluntary


Internet Based Disclosures by Listed Chinese Companies. Journal of
Accounting and PublicPolicy 23, pp.19.

Anda mungkin juga menyukai