PENDAHULUAN
Berdasarkan latar belakang yang sudah dituliskan pada bab 1.1, penulis membuat rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah ruang terbuka di Sentral Senayan masih mampu mempengaruhi masyarakat
untuk melakukan interaksi sosial?
2. Bagaimana respon pengguna bangunan terhadap ruang terbuka yang mengisi ruang
diantaranya?
3. Bagaimana interaksi sosial yang terjadi dalam ruang terbuka di Sentral Senayan?
4. Apa yang memicu terjadinya interaksi sosial didalam ruang terbuka tersebut?
Ketika ruang terbuka kualitasnya buruk, maka hanya terjadi necessary activities.
Ketika ruang terbuka kualitasnya lebih baik, intensitas necessary activities meningkat dan
optional activities juga terjadi. Jika sebuah jalan dan kota kualitasnya buruk, maka hanya
sedikit aktivitas yang dilakukan di ruang terbuka.Umumnya, masyarakat pada kota itu
memiliki karakter yang cenderung tidak ingin menghabiskan waktunya di luar rumah.
Masyarakat pada kota yang kualitas jalan dan ruang terbukanya buruh selalu ingin buru-
buru pulang ke rumah. (Gehl, 2006)
Dari adanya diagram diatas, Jan Gehl menunjukan bahwa kontak sosial dibagi menjadi
beberapa tingkatan mulai dari pasif kontak hingga kontak yang aktif, seperti close friendships.
Kontak pasif yang hanya sekedar melihat dan mendengarkan orang lain berpotensi
meningkatkan intensitas kontak untuk tumbuh. Mulai dari kontak yang terjadi secara spontan
tersebut, bisa memicu individu itu sendiri untuk berpartisipasi. Kesempatan melihat dan
mendengar individu lain beraktvitas ternyata sudah bisa dikatakan sebagai sebuah interaksi
sosial kategori pasif kontak. (Gehl, 2006)
Interaksi sederhana seperti melihat dan mendengar individu lain membuat penasaran
individu lainnya tentang kegiatan atau kehidupan orang yang sedang dilihat dan
didengarkannya tersebut. Peluang untuk melihat dan mendengar orang lain dapat menjadi
sumber inspirasi dan ide untuk berkegiatan. Tambahan lagi, manusia perlu pengalaman
menarik yang bisa menstimulasi dirinya. Namun, kontak pasif ini hanya bisa terjadi jika
terdapat situasi yang bisa diamati dalam ruang terbuka. Apabila tidak ada aktivitas di ruang
tersebut, maka kemungkinan terjadinya kontak pasif juga menghilang. Manusia menjadi
komponen penting dalam upaya menghidupkan kembali kota yang semula terasa monoton,
karena manusia bisa saling berinteraksi. (Gehl, 2006)
Kehadiran manusia dan aktivitasnya dapat memberi atraksi tersendiri bagi manusia
lainnya. Mereka berkumpul dan berpindah menempatkan diri di dekat orang lain. Menurut Jan
Gehl, kebanyakan manusia cenderung memilih ruang yang ramai agar ada situasi yang bisa
mereka lihat. Dalam buku Life Between Buildings, terdapat contoh yang menyatakan bahwa
sebagus apapun taman atau halaman belakang yang dirancang untuk tempat bermain anak
kecil, mereka akan memilih bermain di tepi jalan yang ramai oleh anak kecil lainnya jika taman
yang disediakan situasinya lebih sepi. (Gehl, 2006)
Untuk menghadirkan adanya sebuah interaksi, bangku menjadi salah satu komponen
yang digunakan perancang kota untuk memperlihatkan aktivitas sekitar. Manusia memilih
tempat duduk di suatu ruang terbuka yang menghadap dan menggambarkan sebuah suasana.
Di beberapa tempat, disediakan tempat duduk yang membelakangi satu sama lain dan
menghadap ke arah sebuah jalan. Hal itu terjadi karena mengingat sebuah jalan yang selalu
digunakan sehingga diramaikan oleh orang. Menurut Jan Gehl, sebagian besar kursi di dunia
berorientasi pada tempat di dekatnya yang paling aktif. (Gehl, 2006)
Peluang untuk melihat, mendengar, dan bertemu orang lain dapat ditunjukan melalui
sebuah atraksi yang terjadi di sebuah pusat kota atau jalan pedestrian. Para pedestrian berhenti
sejenak saat berjalan karena ada suatu atraksi di ruang tersebut yang mendorong mereka untuk
berhenti dan mengamati hal tersebut. Tercatat bahwa sebagian besar pedestrian berhenti di
depan toko-toko dan pameran yang memiliki hubungan langsung dengan orang lain dan dengan
lingkungan sosial sekitarnya. Kehidupan dalam bangunan dan di antaranya terasa lebih penting
dan lebih relevan karena bisa menjadi atraksi sebuah kota daripada ruang dan bangunan itu
sendiri. (Gehl, 2006)
Bab II
TINJAUAN PUSTAKA
Jurnal
Ruang Terbuka
Ruang terbuka menurut Sunaryo adalah ruang yang berada diantara bangunan pada
kawasan perkotaan. Umumya ruang terbuka bebas dari kawasan terbangun dan tidak beratap.
Pada ruang terbuka terdapat ruang untuk jalur pedestrian, area hijau, elemen air, dan bentuk
lansekap lainnya. Ruang terbuka ada yang disediakan untuk publik dan ada yang bersifat privat
karena dimiliki oleh sektor tertentu. Ruang terbuka yang disediakan untuk publik biasa disebut
ruang terbuka publik. Pencapaiannya untuk mendukung terjadinya interaksi sosial di tengah
masyarakat kota. (Sunaryo, 2015)
Keberhasilan ruang terbuka dalam memicu terjadinya aktivitas sosial bisa ditentukan
oleh adanya beberapa elemen pendukung bersifat fisik. Elemen pendukung tersebut contohnya
adalah seperti pusat perbelanjaan, taman rekreasi, museum, pedagang kaki lima (sektor
informal), pangkalan transportasi umum, dan lain sebagainya. Beberapa elemen tersebut
cenderung memiliki daya tarik tersendiri sehingga memicu timbulnya aktivitas sosial. Selain
itu, faktor lain yang bisa mempengaruhi penggunaan ruang terbuka oleh publik adalah tempat
duduk, sinar matahari, angin, vegetasi, dan air. Akses fisik dan visual yang langsung menuju
jalan utama juga menjadi daya tarik manusia untuk melakukan aktivitas sosial. Ruang dengan
tingkat aksesbilitas yang tinggi juga memiliki intensitas pengguna publik yang tinggi.
(Sunaryo, 2015)
Berikut adalah wacana mengenai ruang terbuka publik menurut jurnal dari Sunaryo:
Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang terjadi secara dinamis di tengah masyarakat.
Hubungan sosial yang terjalin bisa berupa hubungan antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial dapat terjadi jika terdapat
kontak sosial dan komunikasi diantara dua individu atau kelompok. Kontak sosial merupakan
syarat dari terjadinya hubungan sosial. Berikut adalah pengertian dari tiga jenis interaksi sosial
menurut jurnal (Rahayu):
1. Interaksi antara individu dengan individu, adalah saat kedua individu bertemu.
Walaupun keduanya tidak melakukan kegiatan apapun, interaksi sosial dapat dikatakan
sudah terjadi. Dengan catatan, adanya kesadaran dari masing-masing pihak akan
adanya pihak lain yang mempengaruhi dirinya
2. Interaksi antar kelompok dengan kelompok, adalah ketika terdapat satu kesatuan dari
beberapa individu saling bersangkutan dan mempengaruhi kelompok lain
3. Interaksi antara individu dengan kelompok, terjadi berbeda-beda sesuai dengan
keadaan. Misalnya terjadi pertentangan antara kepentingan individu dengan
kepentingan kelompok.
Kontak sosial menjadi salah satu syarat terbentuknya interaksi sosial. Intensitas kontak
sosial mulai dari yang terendah yaitu seeing and hearing contact hingga yang tertinggi yaitu
close friendship. Tentu, kualitas dan konten dalam ruang terbuka yang mendukung terjadinya
dan meningkatkan intensitas kontak sosial tersebut. Melalui desain, perancang kota
membentuk ruang terbuka di tengah bangunan yang padat pada kawasan perkotaan. Manusia
cenderung melakukan aktivitas sosial pada ruang yang suasananya ramai. Sehingga ruang
terbuka yang memiliki elemen pendukung berupa pusat perbelanjaan, pedagang kaki lima, dan
sejenisnya akan diramaikan oleh masyarakat.
Hal yang dipaparkan oleh studi literatur dan jurnal mengenai ruang terbuka dan
interaksi sosial terkait dengan topik penelitian saya. Lokasi ruang terbuka yang saya pilih
memiliki elemen pendukung fisik bereupa pusat perbelanjaan, tempat makanan, dan akses
langsung menuju jalan utama. Selain itu, di dalam ruang terbuka Sentral Senayan juga memiliki
beberapa elemen lansekap yang memfasilitasi masyarakat untuk mendukung terjadinya
interaksi sosial.
Daftar Pustaka
Gehl, J. Life Between Buildings, New York: Van Nostrand,1997, pp 17-39
Sunaryo, Rony Gunawan. 2015. Perubahan Setting Ruang dan Pola Aktivitas Publik
di Ruang Terbuka Kampus UGM.
http://repository.petra.ac.id/15515/1/Perubahan_Setting_Ruang_dan_Pola_Aktivitas_Publik_
di_Ruang_Terbuka.pdf diakses pada 23 Maret 2017
Ginintasasi, Rahayu. Interaksi Sosial.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-
RAHAYU_GININTASASI/INTERAKSI_SOSIAL.pdf diakses pada 23 Maret 2017
Sammy. 2016.
http://megapolitan.harianterbit.com/megapol/2016/02/09/55897/18/18/Hanya-Berjumlah-
998-Persen-Jakarta-Minim-Jumlah-RTH diakses pada tanggal 13 Maret 2017