Oktapunya
Oktapunya
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh
bakteri. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama
untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru (90%) dibandingkan
bagian lain tubuh manusia.
Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menular yang masih menjadi perhatian dunia. Hingga saat
ini, belum ada satu negara pun yang bebas TBC. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman
mycobacterium tuberculosis ini pun tinggi.
Laporan tersebut juga meliris bahwa angka penjaringan penderita baru TBC meningkat 8,46 persen
dari 744 penderita TBC di 2010 menjadi 807 per 100.000 penduduk di 2011. Namun, kabar baiknya
angka kesembuhan pada 2011 mencapai target sebesar 83,7 persen dan angka keberhasilan
pengobatan pada 2011 mencapai target sebesar 90,3 persen.
Penderita yang terserang basil tersebut biasanya akan mengalami demam tapi tidak terlalu tinggi
yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang
serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul. Gejala lain, penurunan nafsu makan
dan berat badan, batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah), perasaan
tidak enak (malaise), dan lemah.
Agar bisa mengantisipasi penyakit ini sejak dini, berikut gejala-gejala penyakit tuberculosis yang
perlu Anda ketahui.
Gejala utama
"Paling mudah untuk mengetahui seseorang terkena tuberkulosis jika dia berkeringat pada malam
hari tanpa penyebab yang jelas. Walaupun tidak bisa langsung ditetapkan tuberkulosis karena harus
didiagnosis, tapi itu salah satu pertanda. Jika Anda lemas, batuk tak berhenti, nyeri pada dada, dan
keringat pada malam hari, langsung segera periksa," tambah dr Arifin Nawas Sp(P), salah seorang
tenaga ahli klinis tuberkulosis di RSUP Persahabatan di tempat sama.
Menurutnya, untuk memastikan seseorang terkena TB atau tidak, tim medis melakukan diagnosis
dengan mengadakan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung (BTA) dan gambaran radio
logis (foto rontgen).
Penyakit ini diakibatkan infeksi kuman mikobakterium tuberkulosis yang dapat menyerang paru,
ataupun organ-organ tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening, usus, ginjal, kandungan, tulang,
sampai otak. TBC dapat mengakibatkan kematian dan merupakan salah satu penyakit infeksi yang
menyebabkan kematian tertinggi di negeri ini.
Kali ini yang dibahas adalah TBC paru. TBC sangat mudah menular, yaitu lewat cairan di saluran
napas yang keluar ke udara lewat batuk/bersin & dihirup oleh orang-orang di sekitarnya. Tidak
semua orang yang menghirup udara yang mengandung kuman TBC akan sakit.
Pada orang-orang yang memiliki tubuh yang sehat karena daya tahan tubuh yang tinggi dan gizi
yang baik, penyakit ini tidak akan muncul dan kuman TBC akan "tertidur". Namun,pada mereka yang
mengalami kekurangan gizi, daya tahan tubuh menurun/ buruk, atau terus-menerus menghirup
udara yang mengandung kuman TBC akibat lingkungan yang buruk, akan lebih mudah terinfeksi
TBC (menjadi 'TBC aktif') atau dapat juga mengakibatkan kuman TBC yang "tertidur" di dalam tubuh
dapat aktif kembali (reaktivasi).
Infeksi TBC yang paling sering, yaitu pada paru, sering kali muncul tanpa gejala apa pun yang khas,
misalnya hanya batuk-batuk ringan sehingga sering diabaikan dan tidak diobati. Padahal, penderita
TBC paru dapat dengan mudah menularkan kuman TBC ke orang lain dan kuman TBC terus
merusak jaringan paru sampai menimbulkan gejala-gejala yang khas saat penyakitnya telah cukup
parah.
Kondisi ini diperlukan ketekunan dan kedisiplinan dari pasien untuk meminum obat dan kontrol ke
dokter agar dapat sembuh total. Apalagi biasanya setelah 2-3 pekan meminum obat, gejala-gejala
TBC akan hilang sehingga pasien menjadi malas meminum obat dan kontrol ke dokter.
Jika pengobatan TBC tidak tuntas, maka ini dapat menjadi berbahaya karena sering kali obat-
obatan yang biasa digunakan untuk TBC tidak mempan pada kuman TBC (resisten). Akibatnya,
harus diobati dengan obat-obat lain yang lebih mahal dan "keras". Hal ini harus dihindari dengan
pengobatan TBC sampai tuntas.
Pengobatan jangka panjang untuk TBC dengan banyak obat tentunya akan menimbulkan dampak
efek samping bagi pasien. Efek samping yang biasanya terjadi pada pengobatan TBC adalah nyeri
perut, penglihatan/pendengaran terganggu, kencing seperti air kopi, demam tinggi, muntah, gatal-
gatal dan kemerahan kulit, rasa panas di kaki/tangan, lemas, sampai mata/kulit kuning.
Itu sebabnya penting untuk selalu menyampaikan efek samping yang timbul pada dokter setiap kali
kontrol sehingga dokter dapat menyesuaikan dosis, mengganti obat dengan yang lain, atau
melakukan pemeriksaan laboratorium jika diperlukan.
Pengobatan untuk penyakit-penyakit lain selama pengobatan TBC pun sebaiknya harus diatur
dokter untuk mencegah efek samping yang lebih serius/berbahaya. Penyakit TBC dapat dicegah
dengan cara:
Semoga informasi mengenai gejala penyakit TBC, faktor penyebab dan cara pencegahan di atas
bermanfaat buat anda yang membutuhkan informasi tersebut.
Faktor risiko terkena diabetes
Meskipun penyebab pasti diabetes tipe 1 tidak diketahui, faktor keturunan mungkin mempengaruhi.
Faktor lainnya adalah terkena penyakit yang disebabkan virus.
Lemak.
Semakin banyak lemak pada jaringan tubuh anda, semakin tinggi pula resistensinya terhadap
insulin.
Perilaku pasif.
Perilaku pasif akan membuat lemak dalam tubuh tidak terbakar. Aktifitas fisik akan membantu
mengontrolnya dan semakin banyak penggunaan glukosa untuk energi maka semakin sensitif sel
anda terhadap glukosa.
Faktor keturunan.
Usia.
Risiko akan meningkat seiring dengan usia dimana aktifitas fisik cenderung menurun.
Gestational diabetes.
Jika anda memiliki gestational diabetes ketika hamil, maka risiko mengalami prediabetes dan
diabetes tipe 2 akan meningkat kemudian. Jika bayi yang anda lahirkan memiliki berat lebih dari 4
kilogram maka anda juga berisiko terkena diabetes tipe 2.
Heatstroke (serangan panas) adalah kondisi serius yang disebabkan oleh panas tubuh yang terlalu tinggi.
Ini biasanya adalah konsekuensi dari kerja fisik yang berlebihan, yang mengakibatkan suhu tubuh naik
menjadi hingga di atas 40 derajat Celcius. Heatstroke harus mendapatkan penanganan darurat. Jika
dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan yang parah pada otak, jantung, ginjal, dan otot.
Semakin lama seseorang dibiarkan dalam keadaan menderita heatstroke, semakin memburuk pula
kondisi tubuhnya. Jika Anda berjumpa dengan seseorang yang menderita heatstroke atau mengalaminya
sendiri, Anda membutuhkan penanganan medis segera. Namun sementara Anda menunggu
penanganan medis, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi gejala heatstroke
ini.[1]
1. Hubungi layanan darurat segera jika penderita mengalami demam hingga suhu 40 derajat
Celcius atau lebih. Namuun meski mungkin suhu tubuh penderita masih berada sedikit di bawah
ambang batas ini, Anda harus menghubungi ambulans, karena pengukuran suhu tubuh bisa saja
tidak sepenuhnya akurat, dengan nilai deviasi mencapai 1/2--1 derajat Celcius di atas atau di
bawah angka suhu yang terukur.[2]
Jika petugas ambulans memutuskan untuk memberikan panduan melalui telepon dan menuntun Anda
dalam langkah-langkah penanganan penderita heatstroke, ikuti langkah-langkah tersebut dan abaikan
langkah-langkah yang ada dalam artikel ini.
Bawalah penderita langsung ke rumah sakit setempat. Terkadang, Anda perlu menunggu sekian lama
sebelum ambulans tiba, sedangkan heatstroke adalah masalah yang serius dan merupakan kondisi
medis yang kritis serta berkejaran dengan waktu. Jika lokasi Anda dekat dengan rumah sakit, bawalah
penderita langsung ke sana agar menghemat waktu.
2. Pindahkan penderita dari sorotan sinar matahari ke tempat yang teduh atau ruangan ber-AC.
Ruangan ber-AC adalah tempat yang ideal, karena suhu dingin dari AC akan segera menurunkan
suhu tubuh penderita.[3] Saat penderita berada di tempat yang teduh atau ruangan ber-AC,
lepaskan pakaian yang tidak dibutuhkan yang dikenakan oleh penderita.[4]
Jika Anda tidak memiliki ruangan ber-AC, kipasilah penderita dengan buku atau kertas yang cukup tebal.
Anda dapat mendudukkan penderita di bangku belakang mobil dengan menyalakan AC pada suhu yang
dingin.
3. Tutupi tubuh penderita dengan kain atau selimut yang dibasahi dengan air dingin. Carilah
sehelai kain basah yang cukup besar untuk menutupi tubuh penderita dari leher sampai ujung
kaki. Tutupi penderita dengan kain basah dan kipasi tubuhnya dengan buku atau kertas tebal.
Jika tidak ada kain, gunakan semprotan air yang diisi dengan air dingin dan semprotkan pada
tubuh penderita.[5]
Anda juga dapat membasahi tubuh penderita dengan menggunakan spons atau kain yang dicelupkan air.
Gambar berjudul Treat Heatstroke Step 44
4. Kompreskan es batu pada tubuh penderita, jika tersedia. Letakkan es batu di bawah ketiak, di
belakang lekukan lutut, di leher, dan di punggung penderita. Ini adalah area-area kulit yang
paling dekat dengan pembuluh darah. Mengompreskan es pada area-area ini dapat membantu
menurunkan suhu tubuh penderita dengan lebih cepat.[6]
5. Bantulah penderita masuk ke dalam bak mandi atau ke bawah pancuran air dingin, jika Anda
berada di dekat kamar mandi. Bantulah penderita untuk duduk di bawah pancuran dan arahkan
pancuran air ke tubuhnya, karena mungkin penderita tidak kuat untuk berdiri. Jika Anda berada
di luar ruang dan tidak berdekatan dengan kamar mandi, danau, kolam, aliran air atau bahkan
selang air juga dapat membantu menurunkan suhu tubuh penderita.[7]
Jika Anda memiliki bak mandi, tambahkan es batu sesuai kebutuhan ke dalamnya, agar airnya menjadi
dingin.
]
Gambar berjudul Treat Heatstroke Step 66
6. Lakukan upaya rehidrasi dengan memberikan sebanyak mungkin cairan kepada penderita.
Minuman olahraga adalah pilihan yang ideal karena mengandung cairan serta garam yang
dibutuhkan untuk pemulihan tubuh. Jika Anda tidak memiliki minuman olahraga, Anda dapat
membuatkan larutan air garam dengan mencampurkan satu sendok teh garam ke dalam empat
cangkir air.[8] Have the patient drink about half a cup of the drink every 15 minutes.
Pastikan bahwa penderita tidak minum dengan tergesa-gesa. Beri tahu penderita agar minum perlahan-
lahan saja.
Jangan tuangkan cairan ke dalam mulut penderita jika ia telah berada dalam keadaan tidak sepenuhnya
sadar. Anda dapat membuatnya tersedak, atau justru memperbesar bahaya pada kondisinya yang sudah
kritis.
Jika Anda tidak memiliki minuman olahraga atau larutan air garam, Anda dapat memberinya air minum
biasa yang sejuk atau dingin.
Jangan berikan minuman penambah energi atau minuman bersoda kepada penderita. Kafein akan
mengganggu kemampuan tubuhnya untuk mengatur suhu tubuh, sehingga minuman ini hanya akan
memperburuk kondisinya.[9]
Gambar berjudul Treat Heatstroke Step 77
7. Perhatikan bila penderita mulai gemetar dan suhu tubuhnya sulit turun. Gemetar adalah
mekanisme alami tubuh untuk menghangatkan suhu tubuh, yang merupakan kebalikan dari hal
yang dibutuhkan pada situasi ini. Jika terjadi gemetar, ini adalah tanda bahwa proses penurunan
suhu tubuh yang Anda lakukan berhasil dengan terlalu cepat. Maka, perlambat ata u kurangi
prosesnya, demi menghentikan gemetar.[10]
Iklan
8. Ukurlah suhu tubuh penderita untuk mengetahui apakah ia menderita heatstroke. Gejala utama
dari heatstroke adalah suhu tubuh yang mencapai di atas 40 derajat Celcius.[11] Untuk
mengukur suhu tubuh, ambillah termometer dan letakkan ke dalam mulut atau ketiak
penderita. Biarkan termometer selama kurang lebih 40 detik, lalu lihat petunjuk angkanya.[12]
Suhu tubuh normal pada manusia adalah 37 C, dengan kisaran sampai 1 derajat Celcius di bawah atau
di atasnya.
Gambar berjudul Treat Heatstroke Step 92
Amati gejala-gejala lainnya jika Anda tidak memiliki termometer. Ada beberapa tanda lain yang
menunjukkan gejala heatstroke selain suhu tubuh yang tinggi. Gejala-gejala tersebut misalnya adalah
kulit memerah, napas terengah-engah, laju jantung yang terlalu cepat, sakit kepala, bingung, gelisah,
dan cara bicara yang tidak jelas. Yang terakhir adalah kulit penderita akan mengeluarkan titik-titik
keringat seperti baru selesai melakukan aktivitas fisik atau kulitnya lengket seolah-oleh baru saja berada
di tempat yang panas.[13]
Berbicaralah kepada penderita untuk mengetahui apakah ia mengalami sakit kepala, cara bicara yang
tidak jelas, bingung, dan/atau gelisah.
Letakan tangan Anda pada dada penderita untuk mengetahui apakah ia sulit bernapas, mengalami laju
jantung yang terlalu cepat, dan/atau kulitnya memerah, menghangat, atau lengket.
Berikan laporan lengkap kepada tim paramedis saat mereka tiba. Beri tahu mereka apa yang telah Anda
lakukan saat memberi pertolongan pertama sebelum kedatangan mereka, dan informasikan setiap
detail mengenai gejala-gejala penderita.
Iklan
Minumlah banyak-banyak cairan. Jika Anda berada di luar ruang di tengah udara yang panas sambil
melakukan aktivitas yang menguras tenaga, pastikan untuk meminum banyak air dan minuman olaraga
agar tetap terhidrasi. Ini dapat mencegah Anda dari heatstroke.[14]
Jangan bekerja terlalu keras dan hindari suhu udara panas di luar ruang pada siang hari. Jika Anda tetap
harus bekerja di luar, bekerjalah pada pagi hari atau sore hari, yaitu saat suhu udara lebih sejuk, untuk
mengurangi risiko heatstroke.[15]
Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda-beda terhadap suhu panas, tetapi hindarilah kerja fisik yang
berlebihan pada suhu udara di atas 32 derajat Celcius.
Kenakan pakaian yang longgar, ringan dan berwarna terang. Pakaian yang terlalu ketat menjadikan
tubuh sulit menyejukkan diri dan meningkatkan risiko heatstroke.[16] Demikian pula, pakaian berwarna
gelap akan memanaskan tubuh dan menambah risiko heatstroke. Pakaian yang sesuai saat Anda
beraktivitas di luar dapat mencegah heatstroke sebelum hal itu terjadi.
Iklan
Tips
Jika seseorang yang sedang bersama Anda mengeluh pusing atau pening, segera baringkan dia, kalau-
kalau dia tiba-tiba kehilangan kesadaran dan pingsan.
Mintalah penderita menjawab pertanyaan-pertanyaan Anda, untuk membuatnya tetap sadar dan tidak
pingsan. Anda juga dapat mengumpulkan informasi yang berguna dari jawaban-jawabannya mengenai
apa yang ia sedang rasakan.
Tuliskan gejala-gejala yang dialami penderita, suhu tubuhnya, dan apa yang Anda lakukan untuk
memberi pertolongan pertama. Anda dapat memberikan catatan ini kepada paramedis saat mereka
tiba, agar mereka segera memiliki semua informasi yang mereka butuhkan.
Iklan
Peringatan
Cepatlah bereaksi jika Anda melihat orang yang menderita heatstroke, karena orang itu sendiri mungkin
tidak mengerti apa yang sedang terjadi pada dirinya.
Heatstroke sering kali terjadi karena kelelahan fisik akibat suhu yang panas. Gunakan penanganan ini
untuk menyejukkan suhu tubuh penderita kembali ke suhu normal, dan dorong si penderita untuk
memeriksakan kondisinya kepada seorang dokter.
Meskipun mungkin gejala sudah berkurang, hal itu bukan berarti penderita telah aman dari bahaya
heatstroke. Teruskan pertolongan pertama sampai tim paramedis tiba.
Carilah selalu pertolongan dari tenaga medis jika Anda terkena heatstroke. Jangan berusaha
mengatasinya sendiri.
Artikel Terkait
Sumber
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heat-stroke/basics/definition/con-20032814
http://my.clevelandclinic.org/health/diseases_conditions/hic_Fever/hic_How_to_Take_Your_Temperat
ure
http://www.webmd.com/a-to-z-guides/heat-stroke-symptoms-and-treatment
Info Artikel
Bahasa lain:
English: Treat Heatstroke, Espaol: tratar la insolacin (golpe de calor), Italiano: Trattare un Colpo di
Calore, : , Portugus: Tratar uma Insolao, Deutsch: Hitzschlag
behandeln, Franais: traiter une insolation
Ya Tidak
Artikel Pilihan
Cara
Cara
Cara
Semua teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-Berbagi Serupa Creative Commons. Ditenagai oleh
Mediawiki.