Anda di halaman 1dari 4

1.

Petroleum System adalah suatu elemen-elemen dan proses yang harus ada untuk
terbentuknya hidrokarbon

Elemen-elemen pentingnya adalah


Source rock
Reservoir Rock
Seal Rock
Trap

Sedangkan untuk proses-proses dari petroleum system sendiri sebagai berikut :

Generation
Migration
Accumulation

2. Suatu persepsi dalam menentukan cara apa yang akan dilakukan untuk memulai
ekpslorasi minyak dan gasbumi , biasanya menggunakan sikuen stratigrafi.

3. Secara umum batuan induk hidrokarbon adalah suatu litologi sedimen yang
mengandung material organik dalam jumlah cukup dengan rasio hidrogen atau
karbon tertentu

4. Lingkungan pengendapan sedimen batuan induk sendiri adalah suatu lingkungan


pengendapan dimana pengawetan zat organiknya relatif baik, seperti lingkungan
euxinic. Lingkungan euxinic adalah lingkungan dimana terbatasnya cekungan dengan
sirkulasi fluida yang kurang. Sehingga oksidasi tidak terjadi dan zat organik dapat
terawetkan. Contoh cekungan euxinic adalah Fyord di Norwegia, Laut Hitam di Rusia,
Laut Merah, dan teluk Gorontalo.Lingkungan euxinic dengan tingkat reduksi yang
tinggi belum tentu membentuk hidrokarbon tetapi merupakan sumber
pembentukan kerogen.

5. Faktor penentu batuan induk adalah kekayaan material organik dan tipe material
organik

Kekayaan Material Organik

Jumlah material organic pada batuan dinyatakan sebagai nilai karbon organik total
(TOC/Total Organic Carbon) dalam satuan persen dari batuan dalam keadaan kering.Nilai
TOC digunakan sebagai salah satu parameter untuk tahap seleksi awal terhadap batuan
sehingga dapat dipisahkan antara batuan yang berpotensi sebagai batuan induk atau tidak.
Nilai TOC (%) Implikasi sebagai batuan induk

<0.5% Kapasitas sebagai batuan induk dapat


diabaikan

0.5%-1.0% Kapasitas sebagai batuan induk terbatas

1.0%-2.0% Kapasitas sebagai batuan induk sedang

>2.0% Kapasitas sebagai batuan induk baik

Tipe Material Organik

Jumlah dan komposisi maseral dari kerogen menentukan potensi minyak dan dapat berbeda
secara lateral atau vertical (Peters dan Cassa,1994). Interpretasi dari observasi yang
dilakukan pada umumnya membagi maseral-maseral menjadi maseral yang menghasilkan
minyak, gas dan tidak menghasilkan apa-apa.Kelompok maseral liptinit, seperti alginit,
eksinit, resinit, kutinit dan sporinit, yang menghasilkan minyak merupakan kerogen tipe I
dan kerogen tipe II, sedangkan kelompok maseral vitrinit yang menghasilkan gas merupakan
kerogen tipe III

6. Jenis status batuan induk menurut Waples(1985), yaitu:


Batuan induk efektif; Batuan induk yang telah membentuk dan
mengeluarkan Hidrokarbon.
Batuan induk yang mungkin (possible); Setiap batuan sedimen yang belum
pernah dievaluasi potensialnya, tetapi mempunyai kemungkinan
membentuk dan mengeluarkan Hidrokarbon.
Batuan induk potensial; Setiap batuan sedimen belum matang yang
mempunyai kemampuan membentuk dan mengeluarkan Hidrokarbon jika
kematangannya bertambah tinggi.

7. Cekungan Sumatera Selatan merupakan cekungan yang menghasilkan hidrokarbon


paling produktif dalam tatanan cekungan busur belakang yang terbentuk di sebelah
timur pantai Sumatera di Indonesia bagian barat.
Batuan Induk berumur Eosen Akhir hingga Oligosen tengah, dan Formasi Talang Akar
berumur Oligosen Akhir hingga Miosen Awal. Batuan ini terendapkan di graben dan
half graben yang terbentuk selama Kapur Akhir hingga Oligosen Awal. Litologi di
Talang Akar dan Lahat didominasi oleh fasies batubara dan mempunyai batuan induk
yang sangat baik dengan nilai TOC lebih besar dari 3% dan nilai HI lebih dari 300.
Fasies batuan induk potesial ini didominasi oleh kerogen tipe II/III yang berasal dari
material tumbuhan tingka tinggi, dengan komponen minor leptinit, alga, dan eksinit.

8. Reservoir merupakan suatu tempat terakumulasi/terkumpulnya fluida hidrokarbon,


yang terdiri dari minyak dan gas, dan air. Proses bisa terjadinya akumulasi minyak
bumi di bawah permukaan haruslah memenuhi beberapa persyaratan, yang
merupakan unsur-unsur suatu reservoir minyak bumi. Unsur-unsur yang menyusun
reservoir adalah sebagai berikut :

1. Batuan reservoir, sebagai wadah yang diisi dan dijenuhi oleh minyak bumi, gas
bumi atau keduanya. Biasanya batuan reservoir berupa lapisan batuan yang porous
dan permeable.

2. Lapisan penutup (cap rock), yaitu suatu lapisan batuan yang bersifat
impermeable, yang terdapat pada bagian atas suatu reservoir, sehingga berfungsi
sebagai penyekat fluida reservoir.

3. Perangkap reservoir (reservoir trap), merupakan suatu unsur pembentuk


reservoir yang berupa suatu sinklin, yakni suatu bentuk cekungan, dimana nantinya
akan terisi fluida, yang secara urutannya dari atas ke bawah adalah fasa gas, minyak
dan air.

9. Properti-properti Reservoir adalah sebagai berikut :


1) Porositas ()
Porositas dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara volume total pori-
pori batuan dengan volume total batuan per satuan volume tertentu,
Besar kecilnya porositas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ukuran butir,
susunan butir, sudut kemiringan dan komposisi mineral pembentuk batuan
2) Permeabilitas
Permeabilitas didefinisikan sebagai ukuran media berpori untuk
meloloskan/melewatkan fluida. Apabila media berporinya tidak saling
berhubungan maka batuan tersebut tidak mempunyai permeabilitas. Oleh
karena itu ada hubungan antara permeabilitas batuan dengan porositas efektif.
3) Saturasi
Saturasi adalah perbandingan antara volume pori-pori batuan yang terisi fluida
formasi tertentu terhadap total volume pori-pori batuan yang terisi fluida atau
jumlah kejenuhan fluida dalam batuan reservoir per satuan volume pori. Oleh
karena didalam reservoir terdapat tiga jenis fluida, maka saturasi dibagi menjadi
tiga yaitu saturasi air (Sw), saturasi minyak (So) dan saturasi gas (Sg),
4) Wettability
Wettability didefinisikan sebagai suatu kemampuan batuan untuk dibasahi oleh
fasa fluida atau kecenderungan dari suatu fluida untuk menyebar atau melekat
ke permukaan batuan. Sebuah cairan fluida akan bersifat membasahi bila gaya
adhesi antara batuan dan partikel cairan lebih besar dari pada gaya kohesi
antara partikel cairan itu sendiri. Tegangan adhesi merupakan fungsi tegangan
permukaan setiap fasa didalam batuan sehingga wettabiliti berhubungan
dengan sifat interaksi (gaya tarik menarik) antara batuan dengan fasa fluidanya.
5) Tekanan Kapiler
Tekanan kapiler pada batuan berpori didefinisikan sebagai perbedaan tekanan
antara fluida yang membasahi batuan dengan fluida yang bersifat tidak
membasahi batuan jika didalam batuan tersebut terdapat dua atau lebih fasa
fluida yang tidak bercampur dalam kondisi statis.

10. Batuan reservoir umumnya terdiri dari batuan sedimen, yang berupa batupasir
dan karbonat (sedimen klastik) serta batuan shale (sedimen non-klastik) atau
kadang-kadang vulkanik. Masing-masing batuan tersebut mempunyai komposisi
kimia yang berbeda, demikian juga dengan sifat fisiknya.

Anda mungkin juga menyukai