Anda di halaman 1dari 23

SISTEM REPRODUKSI PRIA DAN WANITA

DISUSUN OLEH :

NAMA KELOMPOK :

1. LOLA FEBRIANI
2. JELITA MALA SARI
3. ELIANTI
4. LERI HANDIKA SARI

KELAS : VII A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami mampu menyelasaikan makalah yang berjudul
Sistem Reproduksi pada pria dan wanita. Adapun maksud dan tujuan dari
penyusunan makalah ini untuk mengetahui dan memahami tentang karbohidrat
serta kegunaanya.
Dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Satu harapan kami inginkan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan kami juga berharap kritik
dan saran dari pembaca untuk memperbaiki makalah selanjutnya. Wassalam.

Bengkulu, 28 september 2015

Penulis.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................
Bab I Pendahuluan.............................................................................................
A. Latar Belakang ........................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................
Bab II Pembahasan.............................................................................................
A. Organ Reproduksi Pria bagian luar.........................................................
Organ Reproduksi Pria bagian dalam.......................................................
Hormon Reproduksi pada Pria.................................................................
B. Organ Reproduksi wanita bagian luar.......................................................
Organ Reproduksi wanitabagian dalam....................................................
Hormon Reproduksi pada wanita.............................................................

Bab III Penutup....................................................................................................


A. Kesimpulan................................................................................................
B. Saran.........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak.
Terdiri dari testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya. Reproduksi atau
perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal (fisiologi). Reproduksi secara
fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi
suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai
contoh manusia yang dilakukan vasektomi pada organ reproduksinya (testes atau
ovarium) atau mencapai menopause dan andropouse tidak akan mati. Pada
umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut mencapai
masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar
endokrin dan hormon yang dihasilkan dalam tubuh manusia.Reproduksi juga
merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap
kelangsungan suatu generasi. Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak
bersifat vital artinya tanpa adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati.
Akan tetapi bila makhluk tidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan
generasi makhluk hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak dapat
dihasilkan keturunan (anak) yang merupakan sarana untuk melanjutkan generasi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan
masalah dalam pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana anatomi sistem reproduksi pria ?
2. Bagaimana fisiologi sistem reproduksi pria?
3. Apa saja hormon yang bekerjapada sistem reproduksi ?
C. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui anatomi sistem reproduksi pria dan wanita
2. Mahasiswa mengetahui fisiologi organ reproduksi pria dan wanita
3. Mahasiswa mengetahui hormon-hormon yang bekerja pada sistem reproduksi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Organ Reproduksi Manusia


Organ reproduksi merupakan penyusun sistem reproduksi. Organ
reproduksi manusia dibedakan menjadi organ reproduksi pada pria dan wanita.
Organ reproduksi pria menghasilakan sperma dan organ reproduksi wanita
menghasilkan ovum (sel telur).

1. Organ Reproduksi Pria


Organ reproduksi pada pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat reproduksi
luar dan organ reproduksi dalam. Organ reproduksi luar berupa penis dan
skrotum. Organ reproduksi dalam berupa testis, saluran kelamin, dan kelenjar
kelamin.

A. Organ Reproduksi Bagian Luar


1) Penis
Penis merupakan alat untuk memasukan sperma ke dalam saluran
kelamin wanita. Di dalam penis terdapat tiga rongga. Dua rongga bagian atas
tersusun atas jaringan spons korpus kavernosa. Satu ronggabawahnya tersusun
atas jaringan spons korpus spongiosum. Korpus spongiosum membungkus uretra.
Uretra pada penis dikelilingi oleh pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.

2) Skrotum (kantong pelir)


Skrotum merupakan kulit terluar yang melindungi testis. Skrotum
berjumlah dua buah, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Antara skrotum kanan
dan skrotum kiri terdapat jaringan ikat dan otot polos. Adanya otot polos
mengakibatkan skrotum dapat mengerut dan mengendur. Dalam skrotum terdapat
otot lurik yang berfungsi mengatur suhu di sekitar testis agar selalu stabil
(pembentukan sperma memerlukan suhu sedikit di bawah suhu tubuh).
B. Organ Reproduksi Bagian Dalam
1) Testis (Gonad Jantan)
Testis merupakan alat untuk memproduksi sperma. Untuk memproduksi
sperma diperlukan suhu yang sedikit lebih rendah dari suhu tubuh. Dalam testis
terdapat saluran-saluran halus yang disebut saluran penghasil sperma (tubulus
seminiferus). Dalam tubulus seminiferus inilah terjadi pembentukan sperma.

2) Saluran kelamin
Saluran kelamin berfungsi menyalurkan sperma dari testis ke luar tubuh.
Saluran kelamin meliputi epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi, dan uretra.
a) Epididimis
merupakan saluran berkelok-kelok dalam skrotum yang keluar dari
testis. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sperma
sementara. Sperma yang telah matang disalurkan menuju vas deferens.
b) Vas deferens
merupakan saluran yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari
epididimis. Vas deferens berfungsi sebagai saluran yang dilalui sperma
dari epididimis menuju vesikula seminalis (kantong sperma).
c) Saluran ejakulasi
merupakan saluran penghubung vesikula seminalis dengan uretra.
Fungsi saluran ejakulasi untuk mengeluarkan sperma menuju uretra.
d) Uretra
merupakan saluran reproduksi terakhir. Fungsi uretra sebagai saluran
kelamin dari vesikula seminalis dan saluran urine dari kantong kemih.

3) Kelenjar kelamin
Di dalam saluran kelamin, sperma mengalami penambahan cairan-cairan
kelamin. Cairan kelamin berguna untuk mempertahankan hidup gerak sperma.
Cairan-cairan kelamin dihasilkan oleh vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan
kelenjar cowper.
a) Vesikula seminalis
menghasilkan cairan yang berfungsi sebagi sumber energi dan untuk
memudahkan gerakan sperma. Prostat dan vesikula seminalis
menghasilkan cairan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
Cairan ini merupakan bagian terbesar dari semen. Cairan lainnya yang
membentuk semen berasal dari vas deferens dan dari kelenjar lendir di
dalam kepala penis. Fungsi Vesika seminalis : Mensekresi cairan basa
yang mengandung nutrisi yang membentuk sebagian besar cairan semen
b) Kelenjar prostat
menghasilkan cairan yang memberi suasana basa pada cairan sperma.
Cairan tersebut mengandung kolesterol, garam, dan fosfolipid.
Fungsi Prostat:
Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna
untuk menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada
uretra dan vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis
yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar
prostat.
c) Kelenjar cowper/kelenjar bulbouretra
yang menghasilkan cairan yang bersifat basa.

Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia menjadi
spermatozoa. Berlangsung 64 hari. Spermatogonia berkembang menjadi
spermatozit primer. Spermatozit primer menjadi spermatozit sekunder.
Spermatozit sekunder berkembang menjadi spermatid. Tahap akhir
spermatogenesis adalah pematangan spermatid menjadi spermatozoa. Ukuran
spermatozoa adalah 60 mikron. Spermatozoa terdiri dari kepala, badan dan ekor.
Terjadinya spermatogenesis melibatkan spermatogonium, sel sertoli, dan
sel ledyg yang ketiganya terdapat di dalam tubulus seminiferus ( saluran penghasil
sperma):
a) Sel induk sperma (spermatogonium), yaitu calon sperma.
b) Sel sertoli memberikan nutrisi spermatozoa.
c) Sel leydig yang berfungsi testosterone. Hormone ini berperan dalam

C. Hormon Reproduksi pada Pria


1. Hormone gonadotropin
Dihasilkan oleh hipotalamus (di bagian dasar dari otak) yang merangsang
kelenjar hipofisis sebagian depan (anterior) agar mengeluarkan hormone FSH dan
LH.

2. Follicle Stimulating Hormon/FSH


Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. FSH berfungsi
untuk merangsang perkembangan tubulus seminiferus dan sel Sertoli untuk
menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein/protein pengikat androgen) yang
akan memacu pembentukan sperma.

3. Luteinizing Hormone/LH
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. Fungsi LH adalah
merangsang sel-sel interstial (sel Leydig) untuk menghasilkan hormone
testosterone.

4. Hormone Testosterone
Testosterone adalah hormone yang berfungsi merangsang perkembangan
organ seks primer pada saat embrio belum lahir, mempengaruhi perkembangan
alat reproduksi dan ciri kelamin sekunder pria seperti jambang, kumis, jakun,
suara membesar, pertambahan massa otot, dan perubahan suara.
Spermatogenesis terjadi melalui tiga tahap, yaitu tahap penggandaan,
tahap pertumbuhan, dan tahap pematangan.
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses dalam istilah sebagai berikut :

Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari


spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis), selanjutnya spermatosit melanjutkan
pembelahan secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid.
Istilah ini biasa disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium
menjadi spermatid.
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid
menjadi sperma yang dewasa. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis
dan membutuhkan waktu selama 2 hari. Terbagi menjadi tahap 1)
Pembentukan golgi, axonema dan kondensasi DNA, 2) Pembentukan cap
akrosom, 3) pembentukan bagian ekor, 4) Maturasi, reduksi sitoplasma
difagosit oleh sel Sertoli.
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel
sertoli ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis. Sperma
belum memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil). Sperma non
motil ini ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan
bergerak menuju epididimis karena kontraksi otot peritubuler. Sperma
baru mampu bergerak dalam saluran epidimis namun pergerakan sperma
dalam saluran reproduksi pria bukan karena motilitas sperma sendiri
melainkan karena kontraksi peristaltik otot saluran.
2. Organ Reproduksi Wanita
Organ reproduksi wanita terdiri atas organ kelamin luar dan organ
kelamin dalam. Organ kelamin luar berupa vulva dan labium. Organ kelamin
dalam berupa ovarium dan saluran kelamin.
A. Organ Reproduksi Bagian Luar
1) Vulva
merupakan celah paling luar dari alat kelamin wanita. Pada bagian dalam
vulva terdapat saluran urine dan saluran reproduksi. Pada daerah dekat ujung
saluran kelamin terdapat hymen/selaput dara. Hymen mengandung banyak
pembuluh darah.

2) Labium
` merupakan bagian yang membatasi Vulva. Ada dua macam labium, yaitu
labium mayora (terletak di sebelah luar) dan labium minora (terletak di sebelah
dalam). Antara labium mayora dan minora bagian atas terbentuk tonjolan kecil
yang disebut klitoris. Pada klitoris terdapat korpus kavernosa yang mengandung
banyak pembuluh darah dan ujung saraf perasa.

3) Tundun (Mons veneris)


Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan
lemak, area ini mulai ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa pubertas. Bagian
yang dilapisi lemak, terletak di atas simfisis pubis.

4) Labia Mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir
ini bertemu di bagian bawah dan membentuk perineum. Labia mayora bagian luar
tertutp rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris. Labia
mayora bagian dalam tanpa rambut, merupakan selaput yang mengandung
kelenjar sebasea (lemak). Ukuran labia mayora pada wanita dewasa panjang 7- 8
cm, lebar 2 3 cm, tebal 1 1,5 cm. Pada anak-anak dan nullipara kedua labia
mayora sangat berdekatan.
5) Labia Minora
Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia
mayora), tanpa rambut. Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang
lembab dan berwarna kemerahan;Bagian atas labia minora akan bersatu
membentuk preputium dan frenulum clitoridis, sementara bagian. Di Bibir kecil
ini mengeliligi orifisium vagina bawahnya akan bersatu membentuk fourchette.

6) Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil.
Glans clitoridis mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris
sehingga sangat sensitif. Analog dengan penis pada laki-laki. Terdiri dari glans,
corpus dan 2 buah crura, dengan panjang rata-rata tidak melebihi 2 cm.

7) Vestibulum (serambi)
Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada
vestibula terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus vagina,
2 buah muara kelenjar Bartholini, dan 2 buah muara kelenjar paraurethral.
Kelenjar bartholini berfungsi untuk mensekresikan cairan mukoid ketika terjadi
rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga menghalangi masuknya bakteri
Neisseria gonorhoeae maupun bakteri-bakteri pathogen.

8) Himen (selaput dara)


Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang
menutupi sabagian besar dari liang senggama, di tengahnya berlubang supaya
kotoran menstruasi dapat mengalir keluar. Bentuk dari himen dari masing-masing
wanita berbeda-beda, ada yang berbentuk seperti bulan sabit, konsistensi ada yang
kaku dan ada lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu
jari. Saat melakukan koitus pertama sekali dapat terjadi robekan, biasanya pada
bagian posterior.
9) Perineum (kerampang)
Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm.
Dibatasi oleh otot-otot muskulus levator ani dan muskulus coccygeus. Otot-otot
berfungsi untuk menjaga kerja dari sphincter ani

B. Organ Reproduksi Bagian Dalam


1) Vagina
merupakan saluran akhir organ reproduksi wanita. Vagina bermuara di
vulva. Vagina mengandung banyak lendir yang dihasilkan kelenjar Bartholin.
Lender ini berguna pada saat koitus dan mempermudah kelahiran bayi.
Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam usu
dengan pH 4,5. keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi.
Fungsi utama vagina:
1) Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi.
2) Alat hubungan seks.
3) Jalan lahir pada waktu persalinan.
2) Uterus
merupakan rongga besar yang merupakan pertemuan oviduk kanan dan
kiri. Bagian terbawah uterus menyempit yang disebut serviks (leher rahim).
Uterus berfungsi sebagai tempat pertumbuhan dan perkembangan embrio hingga
siap lahir. Uterus dibatasi oleh dinding endometrium yang kaya pembuluh dara.
Dinding endometrium akan menebal ketika terjadi kehamilan.

3) Oviduk atau tuba fallopi


merupakan sepasang saluran yang ujungnya berbentuk corong yang
disebut infundibulum. Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang
12 cm dan diameternya antara 3 sampai 8 mm. fungsi tubae sangat penting, yaiu
untuk menangkap ovum yang di lepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari
spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi, dan tempat
pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula
yang siap melakukan implantasi.

4) Ovarium
merupakan penghasil ovum. Terdapat dua buah ovarium, sebelah kiri dan
kanan. Organ kelamin wanita berfungsi menghasilkan ovum (sel telur). Sel telur
terbentuk melalui oogenesis yang terjadi di dalam ovarium. Setiap bulan sebuah
folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan
(hari ke-14) siklus menstruasi. Ovulasi adalah pematangan folikel de graaf dan
mengeluarkan ovum. Ketika dilahirkan, wanita memiliki cadangan ovum
sebanyak 100.000 buah di dalam ovariumnya, bila habis menopause. Ovarium
yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi:
a. Memproduksi ovum
b. Memproduksi hormone estrogen
c. Memproduksi progesterone
Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan
folikel primordial ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen
merupakan hormone terpenting pada wanita. Pengeluaran hormone ini
menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita seperti pembesaran payudara,
pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya terjadi
pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut menarche.
Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum
melepaskan ovum yang disebut ovulasi. Hal ini terjadi karena memberikan
kesempatan pada estrogen untuk menumbuhkan tanda-tanda seks sekunder. Pada
usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur dengan interval 28-30 hari yang
berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai kematangan
organ reproduksi wanita.

Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam


ovarium. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut
oogonia (tunggal: oogonium). Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak
di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan. Pada akhir bulan
ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan
siap memasuki tahap pembelahan. Semula oogonia membelah secara mitosis
menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit
primer membelah secara miosis, tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan
miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu
menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami kematian setiap hari sampai
masa pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan pembelahan miosis I.
hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit
sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer.
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan
mengalami pembelahan miosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah
menjadi dua sel, yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi
berukuran lebih kecil disebut badan polar sekunder. Badan kutub tersebut
bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya yang berasal dari
pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder.
Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan
ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum.

C. Hormon-Hormon Reproduksi pada wanita


1. Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi
yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk
pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan
payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus
menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan
kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.
2. Progesterone
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone
mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi
zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan
sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.

3. Gonadotropin Releasing Hormone


GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak.
GNRH akan merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis.
Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke
hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.

4. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)


Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi
oleh hipofisis akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan
pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan ovum.
Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu
tertentu oleh LH.

5. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)


Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH
berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan
juga mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama
fase luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum
pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodik /
pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh
eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat.

6. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)


Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan
trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12
minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua
(sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga
(sekitar 10.000 mU/ml). Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi
korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa
kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada
darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan
(tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).

7. LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin


Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu /
meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium,
prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi
korpus luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga

D. Siklus Menstruasi
Ovarium seorang wanita mampu memproduksi sel telur setelah masa
puber sampai dewasa subur, yaitu berkisar antara umur 12 sampai dengan 50
tahun. Setelah sel telur habis diovulasikan, maka seorang wanita tidak lagi
mengalami menstruasi (haid), dan disebut masa menopause. Pada masa
menopause alat reproduksi tidak berfungsi lagi dan mengecil, karena
berkurangnya produksi hormon kelamin.
Menstruasi terdiri dari beberapa siklus yang selalu dilalui. Mempelajari
siklus menstruasi sangat dibutuhkan khususnya untuk reporduksi. Karena, dengan
mengetahui dan memahaminya, maka dapat dideteksi kapan sel telur siap untuk
dibuahi. Selain manusia, beberapa hewan khususnya primate besar seperti
monyet, gorilla dan siamang juga mengalami siklus menstruasi.
Umumnya, siklus menstruasi pada wanita terjadi dalam rentang waktu 28
hari, namun tidak menutup kemungkinan, antara satu wanita dengan wanita lain
memiliki rentang waktu siklus yang sama, dimana ada yang lebih pendek yaitu 21
hari atau bahkan lebih panjang yaitu 30 hari. Lamanya masa menstruasi cukup
bervariasi antara 5 sampai 7 hari, tergantung hormonal wanita tersebut. Berikut ini
tahapan siklus menstruasi yang terjadi pada wanita setiap 1 periode siklus:
Fase Menstruasi
Pada fase siklus menstruasi ini, dinding Rahim meluruh dan keluar dari
tubuh dalam bentuk darah. Peluruhan dinding rahim terjadi akibat berkurangnya
kadar hormone yang berperan dalam aktivitas seksual tubuh seperti hormone
esterogen dan progesterone. Fase untuk siklus menstruasi ini, terjadi selama antara
1 hingga 7 hari. Namun tidak menutup kemungkinan lebih lama dari itu untuk
beberapa wanita tertentu. Selain itu, jumlah darah yang keluar pada setiap
menstruasi berbeda dari 10 mL hingga mencapai 80 mL setiap hari selama waktu
siklus menstruasi dengan pola: sedikit di waktu-waktu awal dan semakin banyak
di hari-hari berikutnya hingga semakin berkurang menjelang akhir fase.
Fase Praovulasi
Pada fase ini dalam siklus menstruasi, ovum yang ada didalam ovarium
terbentuk dan mulai mematangkan diri. Pematangan sel telur atau ovum ini dipicu
oleh hormone yang bernama hormone estrogen dimana semakin meningkat
tingkat hormone esterogen, sel telur di dalam ovarium semakin matang. Siklus
menstruasi pada fase ini berlangsung selama antara hari ke 7 singga hari ke 13.
Fase Ovulasi
Didalam fase ovulasi dalam siklus menstruasi, sel telur atau ovum berada
dalam kondisi yang sangat baik dan tepat untuk dibuahi. Dengan terjadinya
pembuahan pada masa ovulasi, maka wanita yang mengalami siklus menstruasi
ini akan cenderung hamil. Namun, hal itu tergantung pula dengan kondisi sel
sperma yang datang. Jika sel sperma tersebut cukup kuat untuk membuka dinding
sel telur yang dirancang sangat kuat, maka kehamilan dapat terjadi.
Pada masa fase ovulasi di dalam siklus menstruasi inilah, wanita disebut
berada pada masa subur. Untuk pasangan suami istri yang sangat mendambakan
kehadiran seorang anak, maka inilah saat yang tepat meningkatkan frekuensi
berhubungan seksual. Agar tingkat keberhasilan untuk hamil lebih tinggi, maka
perlu dideteksi kapan tepatnya waktu subur sang istri dalam siklus menstruasi nya
terjadi. Berikut ini beberapa ciri-ciri yang dapat menjadi indikasi bahwa sang istri
berada pada masa subur yaitu adanya perubahan lender serviks, terjadi perubahan
suhu basal tubuh serta perubahan periode siklus menstruasi. Untuk lebih akurat,
pasangan dapat memanfaatkan alat pendeteksi masa subur yang saat ini banyak
dijual di pasaran maupun apotek-apotek.
Fase Pascaovulasi
Fase ini merupakan fase atau masa di dalam siklus menstruasi dimana
ovum mengalami kemunduran jika fertilisasi atau pembuahan tidak terjadi. Pada
masa ini, hormone progesteron mengalami kenaikan sehingga menyebabkan
dinding endometrium semakin menebal. Penebalan ini mengindikasikan kesiapan
endometrium untuk menerima embrio untuk berkembang. Jika pembuahan atau
fertilisasi tidak terjadi dalam fase ini, maka siklus menstruasi akan berulang
dengan kembali ke fase menstruasi.
Mekanisme produksi sel telur oleh folikel diatur oleh hormon yang
dihasilkan hipofisis. Mekanisme produksi sel telur dan siklus menstruasi adalah
sebagai berikut.

1. Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone).


Hormon ini berfungsi untuk memacu pembentukan folikel dalam ovarium.

2. Folikel yang sedang tumbuh tersebut memproduksi hormon estrogen. Fungsi


hormon estrogen ialah:
- merangsang pertumbuhan endometrium dinding rahim
- menghambat produksi FSH oleh pituitari
- memacu pituitari untuk memproduksi hormon LH (Luteinizing
Hormone). Keluarnya LH dari hipofisis menyebabkan telur masak, dan
keluar dari dalam folikel, peristiwa inilah yang disebut ovulasi.
- Setelah telur masak dan meninggalkan ovarium, LH mengubah folikel
menjadi badan berwarna kuning yang disebut korpus luteum. Dan
sekarang tidak mampu memproduksi estrogen lagi, tetapi mampu
memproduksi hormon progesteron. Hormon progesteron berfungsi untuk
mempercepat dan mempertahankan pertumbuhan endometrium.
- Bila sel telur yang keluar dari ovarium tidak dibuahi, produksi estrogen
terhenti. Hal ini menyebabkan kadar estrogen dalam darah sangat rendah,
akibatnya aktivitas hipofisis untuk memproduksi LH juga menurun.
Penurunan produksi LH menyebabkan korpus luteum tidak dapat
memproduksi progesteron. Tidak adanya progesteron dalam darah
menyebabkan penebalan dinding rahim tidak dapat dipertahankan,
selanjutnya akan luruh dan terjadilah pendarahan. Inilah yang disebut
menstruasi.

- Bila terjadi pembuahan sel telur oleh sperma, maka zigot yang
terbentuk akan melakukan nidasi / transplantasi (penanaman diri) pada
endometrium. Zigot akan berkembang menjadi embrio, terus menjadi
janin. Selanjutnya placenta janin yang terbentuk akan menghasilkan HCG
(Human Chorionic Gonadotropic) yang akan menggantikan peran
progesteron. Janin ini mendapat makanan dari tubuh induknya dengan
perantaraan plasenta (ari-ari / tembuni).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang kita bahas di atas dapat disimpulkan bahwa
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan
yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan
jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk mengahasilkan keturunan yang baru
diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada
manusia dilakukan dengan cara generative atau seksual.

B. Saran
Semoga makalah yang saya susun ini dapat sangat bermanfaat bagi para
pembaca, dan dapat memberikan pengetahuan seddikit tentang reproduksi yang
dialami manusia, dan berbagai macam penyakit yang bisa terjangkit pada sistem
reproduksi. Saya mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan baik dari segi penulisannya, bahasa dan lain sebagainnya.
Untuk itu saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat saya harapkan
agar dapat terciptannya makalah yang baik yang dapat memberi pengetahuan yang
benar kepada penmbaca. Pesan dari saya mulailah membaca dari hal yang kecil
untuk dapat mengetahui lebih banyak hal yang belum anda ketahui. Dan
jadikanlah membaca sebagai kebiasaan anda, karna melalui membaca akan
membuka lebih banyak gerbang ilmu untuk diri anda.
DAFTAR PUSTAKA
:http://memetmulyadi.blogspot.com/2010/03/sistem-reproduksi-pada-
manusia.html#ixzz2SENPgvXn
:http://ariefbudiyantoo.blogspot.com/2013/03/kelainan-dan-penyakit-pada-
sistem.html#ixzz2Sbb94VLa

Anda mungkin juga menyukai