PENDAHULUAN
yang baik antara dokter dan penyedia farmakon (obat) agar pasien memperoleh
pelayanan medik yang baik. Salah satu bentuk alat komunikasi tersebut adalah
resep.1, 2
penderita. Selain itu, resep juga merupakan permintaan tertulis kepada apoteker
dokter untuk lebih teliti dalam menulis resep. Penulisan resep dan penggunaan
obat yang tidak rasional dapat menurunkan mutu pengobatan dan pelayanan
adalah kesesuaian kombinasi obat dari sudut terjadinya interaksi antar obat dalam
dokter gigi, dokter hewan kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan
1
Resep dalam arti yang sempit ialah suatu permintaan tertulis dari dokter,
dokter gigi, atau dokter hewan kepada apoteker untuk membuatkan obat dalam
dalam rangka memesan obat untuk pengobatan penderita, maka isi resep
Resep dituliskan di atas suatu kertas resep dengan ukuran ideal, lebar 10-
12 cm dan panjang 15-18 cm. Blanko kertas resep hendaknya disimpan di tempat
yang aman untuk menghindarkan dicuri atau disalahgunakan oleh orang yang
tidak bertanggung jawab, antara lain dengan menuliskan resep palsu meminta obat
bius.4
menurut urutan tanggal dan nomor urut pembuatan serta disimpan sekurang-
kurangnya selama tiga tahun. Setelah lewat tiga tahun, resep-resep oleh apotek
2
Resep yang lengkap terdiri atas :4
a. Nama dan alamat dokter serta nomor surat izin praktek, dan dapat pula
(superscriptio).
d. Nama setiap jenis atau bahan obat yang diberikan serta jumlahnya
(inscriptio)
1) Remedium cardinale atau obat pokok yang mutlak harus ada. Obat
pokok ini dapat berupa bahan tunggal, tetapi juga dapat terdiri dari
beberapa bahan.
Jumlah bahan obat dalam resep dinyatakan dalam suatu berat untuk
bahan padat (mikrogram, miligram, gram) dan satuan isi untuk cairan
3
e. Cara pembuatan atau bentuk sediaan yang dikehendaki (subscriptio)
misalnya f.l.a. pulv = fac lege artis pulveres = buatlah sesuai aturan obat
berupa puyer.
S.
obat suntik dari golongan Narkotika harus dibubuhi tanda tangan lengkap
oleh dokter/dokter gigi/dokter hewan yang menulis resep, dan tidak cukup
yaitu setelah menentukan anamnesis, diagnosis dan prognosis serta terapi yang
akan diberikan; terapi dapat profilaktik, simptomatik atau kausal. Penulisan resep
yang tepat dan rasional merupakan penerapan berbagai ilmu, karena begitu
4
dan kemungkinan kombinasi obat, ataupun variabel penderitanya secara
individual.3
Resep yang jelas adalah tulisannya terbaca. Misalnya nama obatnya ditulis
secara betul dan sempurna/lengkap. Nama obat harus ditulis yang betul, hal ini
perlu mendapat perhatian karena banyak obat yang tulisannya atau bunyinya
Resep yang tepat, aman, dan rasional adalah resep yang memenuhi lima
2. Tepat dosis; dosis ditentukan oleh faktor obat (sifat kimia, fisika, dan
terapi maksimal, efek samping minimal, aman dan cocok, mudah, praktis,
4. Tepat cara dan waktu penggunaan obat; obat dipilih berdasarkan daya
kerja obat, bioavaibilitas, serta pola hidup pasien (pola makan, tidur,
anak-anak, dewasa dan orang tua, ibu menyusui, obesitas, dan malnutrisi.
5
Kekurangan pengetahuan dari ilmu mengenai obat dapat mengakibatkan
dihindarkan.
penelitian oleh Oviave (1989) yaitu 74,3 % disebabkan oleh penulisan resep yang
tidak esensial, dalam suatu survey mengenai polifarmasi pada pasien di rumah
interaksi obat.3,5
Penggunaan obat yang tidak rasional pada dasarnya tidak tepat secara
medik, yaitu tidak tepat indikasi, tidak tepat dosis, cara dan lama pemberian, serta
Ketidakrasionalan penggunaan obat juga terjadi bila resiko penggunaan obat lebih
6
3. Incorrect Prescribing (Peresepan yang salah)
7
BAB II
ANALISA RESEP
2.1 Resep
8
Keterangan Resep
Klinik : Bedah
Tanggal : 30 Desember 2011
Nama Pasien : Tn. Mahjul
Umur : 30 Tahun
Berat badan : Tidak diketahui
No. RMK : 0-68-79-60
Alamat : Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut
Pekerjaan : Swasta
Keluhan : Berak darah segar, nyeri di sekitar anus
Tekanan Darah : Tidak diketahui
Pemeriksaan Penunjang : Tidak ada
Diagnosa : Hemoroid eksterna
Pada resep ini, penulisan obat tidak semua dapat dibaca secara jelas. Pada
penulisan resep yang benar tulisan harus dapat dibaca dengan jelas agar tidak
Penulisan nama obat pada resep ini sudah baku serta tidak disingkat. Hal ini
sudah sesuai dngan kaidah penuisan resep yaitu resep ditulis dengan benar
dan mudah dibaca serta tidak disingkat jika ingin menyingkat hendaknya
Bentuk sediaan obat dan petunjuk penggunaan obat pada resep ini tidak ditulis
dengan baik. Ada beberapa obat yang penulisan bentuk sediaan dan satuan
berat obat yang tidakjelas. Bentuk sediaan obat sebaiknya ditulis dengan
9
bahasa latin, sehingga tidak akan menimbulkan persepsi ganda antara satu
daerah dengan daerah lain tentang bentuk sediaan obat yang diberikan. Tulisan
yang benar pada resep mencakup nama obat, bentuk sediaan obat, satuan berat
obat dan jumlah obat yang diberikan. Begitu pula cara dan waktu pemberian
hendaknya ditulis dengan baik dan menggunakan bahasa latin sehingga tidak
panjangnya 20 cm. Ukuran kertas resep yang ideal adalah lebar 10-12 cm
dan panjang 15-18 cm. Berdasarkan ketentuan tersebut, ukuran kertas yang
1. Pada resep ini identitas dokter berupa nama, unit di Rumah Sakit dan tanda
3. Tanda R/ (superscriptio) pada resep ini telah ditulis pada setiap obat yang
ditulis pada resep. Tanda R/ yang merupakan singkatan dari recipe ini berarti
harap diambil, memang seharusnya ditulis pada setiap obat yang ditulis pada
resep.
4. Inscriptio
10
Remedium Cardinale atau obat pokok yang digunakan adalah kombinasi
Remedium Adjuvans atau obat tambahan yang digunakan dalam resep ini
Corrigens, dalam resep ini tidak digunakan karena bukan resep marginalis.
Constituens atau vehikulum, dalam resep ini tidak digunakan karena bukan
resep marginalis.
b. Pada resep ini tidak semua bentuk sediaan obat disebutkan, seperti ada obat
5. Pada resep ini tanda signatura/aturan pakai masih kurang tepat dan lengkap,
pakai tidak mengikuti kaidah baku penulisan resep yaitu menggunakan bahasa
latin. Selain itu tidak ditemukan penjelasan kapan waktu untuk meminum
obat, apakah sesudah makan, sebelum makan, atau bersama dengan makan.
Pada penulisan aturan pakai juga tidak disebutkan bentuk sediaan obatnya.
6. Nama penderita sudah ditulis namun umur dan alamat tidak ada. Seharusnya
identitas penderita ditulis lengkap agar resep tidak tertukar saat pengambilan
11
7. Pada resep sudah mencantumkan tanda tangan dokter yang menulis resep yang
menjadikan resep tersebut otentik. Namun, pada resep tidak dicantumkan paraf
8. Pada resep ini tidak ditutup dengan tanda ular. Pemberian tanda ular pada akhir
resep ini bertujuan untuk menghindari penambahan resep oleh orang lain.
Kertas resep yang digunakan di sini adalah resep dokter rumah sakit.
Resep dokter rumah sakit/klinik/poliklinik, dikatakan sah jika terdapat nama dan
penulis resep tersebut serta bagian/unit di rumah sakit. Namun, pada resep ini
tanda tangan/paraf dokter pada setiap obat yang diberikan tidak dicantumkan.
menandai bahwa resep tersebut telah selesai ditulis oleh dokter selain itu juga
untuk menghindari penambahan obat obat lain oleh orang selain dokter yang
bersangkutan.
1. Borraginol
Suatu sediaan untuk penyakit wasir, tersedia dalam bentuk salep dan
rasa nyeri dan gejala-gejala alergi serta pengobatan wasir. Tiap gram
12
mg, dibucaini hydrochloridum 0,25 mg, diphenhydramini hydrochloridum 25
aturan pakai dua kali sehari. Namun karena sediaan ini tidak terdapat di apotek
maka akhirnya obat ini tidak diberikan. Hal ini pada resep ditandai dengan
2. Laxadine
Fenolftalin diabsorbsi < 5% dengan rute per oral atau rectal, dengan konversi
garam glukoronida dan ekskresi melaluiurin dan feses. Fenolftalin oral memiliki
onset of duration 6-12 jam. Sedangkan, gliserin berfungsi sebagai peluruh feses
Obat jenis ini bermanfaat pada pemberian oral untuk prosedur hemoroid
dan fisura. Sebaiknya penggunaan obat ini tidk dalam jangka waktu yang lama
13
Pada resep ini diberikan laxadine sirup 60 ml, dengan aturan pakai 2 kali
sehari. Namun pada signatura tidak dicantumkan secara jelas kapan waktu
3. Venosmil
sediaan obat yang ada adalah sediaan kapsul 200 mg dan gel 2% 60 g.11
Pada resep telah dituliskan bentuk sediaan obat, jumlah yang digunakan,
dan frekuensi pemakaian, namun tata cara pemakaian gel tidak dicantumkan.
4. Hesmin
varises dan hemoroid. Pada resep tidak dicantumkan bentuk sediaan, yang
depan nama obat, kemungkinan obat tidak tersedia di apotek. Hesmin memiliki
5. Mefinal
241,291 mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% asam
Asam mefenamat larut dalam larutan alkali hidroksida, agak sukar larut
dalam kloroform, sukar larut dalam etanol dan dalam methanol, serta praktis tidak
14
larut dalam air. Asam mefenamat mempunyai pka 4,2 dan koefisien partisi 5,1.
Onset asam mefenamat 2-3 jam dengan durasi obat kurang dari 6 jam. Asam
mefenamat 99% diikat oleh protein, memiliki t eliminasi 2 jam serta 55%
diekskresikan melalui urin dan 20% melalui faeses. Khasiat atau indikasi dari
asam mefenamat yaitu untuk nyeri ringan sampai sedang, disminore, dan
6. Kalnex
dan penentuan dari aktivitas plasmin dalam darah dan aktivitas setempat, setelah
waktu perdarahan dan periode perdarahan. Dosis pemberian kalnex pada orang
biji, namun karena ketidaktersedian obat itu di apotek, maka digantikan dengan
kalnex. Pada resep ini bentuk sediaan obat, kapan waktu pemakaian obat tidak
sehari.
15
7. Droxefa
sp. dan Pneumonia sp.. Senyawa tersebut juga aktif terhadap bakteri Gram negatif
tenggorokan, infeksi saluran kemih dan infeksi kulit. Sefadroksil bersifat tahan
terhadap asam dan potensi ikatan dengan serum relatif rendah sehingga sangat
Pada resep ini dituliskan jumlah obat dan frekuensi pemakaian, yaitu
sebanyak 10 buah dan frekuensinya sebanyak 3 kali per hari. Namun bentuk
Ada beberapa bentuk sediaan obat yang digunakan dalam resep ini. Bentuk
sediaan yang pertama yang diberikan adalah dalam bentuk tablet, yaitu pada obat
kompak mengandung satu atau beberapa bahan obat dengan atau tanpa zat
16
a. Cukup stabil dalam transportasi dan penyimpanan, kalau tidak dinyatakan lain
b. Tidak tepat untuk obat-obatan yang depat rusak oleh asam lambung dan enzim
bahan aktif. Beberpa obat dalam resep ini dipilih sediaan padat karena
disesuaikan dengan penderita yang dewasa dan tidak ada gangguan menelan.
Bentuk sediaan obat padat yang digunakan dalam resep ni selain tablet
adalah bentuk sediaan kapsul, pada Droxefa Kapsul adalah sediaan padat yang
terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut dalam air.
Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga terbuat dari pati atau
bahan lain yang sesuai. Ada duajenis kapsul, yaitukapsul cangkang keras dan
kapsulcangkang lunak. Pada kapsul cangkang keras, cangkang trdiri atas dua
bagian yang dapat diisahkan, yaitu badan kapsul dan tutup kapsul. Sedangkan
pada kapsulcangkang lunak, bagian dalam (isi) dan cangkangnya merupakan satu
unit yang tak dapat dipisahkan. Bentuk sediaan kapsul lunak ini tidak dapat
Bentuk sedian lain yang digunakan adalah gel, yaitu Venosmil gel. Gel
merupakan suatu sediaan semi padat yang jernih an tembus cahaya, mengandung
zat-zat aktif dalam keadaan terlarut. Bentuksediaan ini memiliki viskositas yang
lebih encer dibandinkan salep, mengandung sedikit atau tidak lilin. Dan
digunakanpada membran mukosa dengan tujuan sebagai pelicin atau sebagai basis
bahan obat. Umumnya adalah campuran sederhana dariminyak dan lemak dengan
17
titik leleh rendah. Gel dapat dicuci karena mengandung mucilago, gum atau bahan
pensuspensi.15
Selain tablet dan gel, juga digunakan bentuk sediaan obat berupa sirup,
yaitu Laxadine sirup. Sirupadalah suatu larutan obat yang mengandung satu atau
lebih jenis obat dengan zat perasa yambahan dan sukrosa sebagai pemanisnya.15
menghambat dan mempengaruhi antara satu obat dengan obat yang lain.
a. Borraginol
Efek samping yang dapat ditimbulkan berupa reaksi alergi pada kulit sepeti
b. Laxadine
c. Venosmil
Efek samping yang tercatat yaitu pada saluran cerna dapat menyebabkan
nyeri lambung dan mual. Sedangkan pada kulit dapat menyebabkan erupsi kulit
dan gatal serta pada sistem saraf dapat menyebabkan sakit kepala dan sakit
pada tubuh.11
d. Hesmin
18
Efek samping hamper sama dengan venosmil.11
e. Mefinal
tromositopenia.11
f. Plasminex
sakit kepala.11
g. Droxefa
anemia hemolitik.11
Dari data rekam medis tertulis bahwa pasien telah 4 kali berobat ke
poliklinik bedah, yaitu pada tanggal 28 April 2009, 2 Mei 2009, 1 Desember
2010, dan terakhir 30 Desember 2011. Keluhan utama yang diderita pasien adalah
berak berdarah, berupa darah segar dan nyeri sekitar anus, terutama jika duduk
terlalu lama. Pada kunjungan pertama selain keluhan utama tadi, pasien juga
19
Hemoroid merupakan penyakit daerah anus yang cukup banyak
ditemukan pada praktek dokter sehari- hari. Di RSCM selama 2 tahun dari 414
Hemoroid memiliki sinonim piles, ambeien, wasir atau southern pole disease
dalam istilah di masyarakat umum. Keluhan penyakit ini antara lain: rasa sakit
dan sulit saat buang air besar, dubur terasa panas, serta adanya benjolan di dubur,
darah vena di daerah anus yang berasal dari plexus hemorroidalis. Di bawah atau
di luar linea dentate pelebaran vena yang berada di bawah kulit (subkutan)
kurang mobilisasi, lebih banyak tidur, konstipasi, cara buang air besar yang tidak
benar, kurang minum air, kurang makanan berserat (sayur dan buah), faktor
secara bedah tergantung dari derajatnya. Menurut Dr. Sutanto Gandakusuma, Ahli
Bedah Rumah Sakit (RS) Husada, Jakarta, hampir 70 persen manusia dewasa
mempunyai wasir, baik wasir dalam, wasir luar maupun keduanya. Namun tidak
semua penderita wasir ini memerlukan pengobatan. Hanya sebagian kecil saja
20
yang memerlukan pertolongan medis, yakni mereka yang mengeluhkan
menderitanya. Benjolan didalam anus sangat membuat rasa tidak nyaman, baik
untuk posisi duduk maupun berdiri. Apalagi kalau hendak buang hajat (BAB),
varises, penyakit yang biasanya terdapat di daerah kaki dikarenakan terlalu lama
terdapat kesesuaian. Namun pada resep yang telah diberikan ada obat yang
memiliki khasiat yang sama diberikan secara bersamaan, sehingga muncul kesan
bahwa resep yang dibuat kurang rasional. Oleh sebab itu maka dibuatlah usulan
21
Usulan Resep untuk Kasus Hemoroid
Banjarmasin, 10 - 01 - 2012
R/ Borraginol-S sups No. X
S. u.c
22
BAB III
KESIMPULAN
23
DAFTAR PUSTAKA
24