Anda di halaman 1dari 51

I

Sistem- Kemih

SEKILAS ISI
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
I Fungsi ginjal
Pertukaran anrara sel dan CES dapat sangat meng-
I Gambaran anatomi
ubah komposisi lingkungan cairan internal yang
I Proses-proses dasar di ginjal
terbatas jika tidak terdapat mekanisme yang men-
FILTRASI GLOMERULUS jaganya stabil.
l. Sifat membran glomerulus
I Gaya-gaya yang berperan dalam filtrasi glomerulus
I Besar dan regulasi LFG I Ginjal melakukanberbagai fungsi yang
I Aliran darah ginjal; fraksi filtrasl ditujukan untuk mempertahankan
REABSORPSI TUBULUS homeostasis.
I Transpor transepitel
I Reabsorpsi aktif versus pasif Ginjal, bekerja sama dengan masukan hormonal dan
I sarafyang mengontrol fungsinya, adalah organ yang
Proses dan kontrol reabsorpsi aktif Na.
terutama berperan dalam mempertahankan stabilitas
I Reabsorpsi aktif sekunder glukosa dan asam amino
volume, komposisi elektrolit, dan osmolaritas (kon-
I Maksimum tubulus; ambang ginjal
sentrasi zat rerlarut) CES. Dengan menyesuaikan
I Regulasi reabsorpsi POol dan Caz*
jumlah air dan berbagai konstituen plasma yang
I Reabsorpsi pasif Cl. HrO, dan urea
dipertahankan di tubuh atau dikeluarkan di urin,
SEKRESI TUBULUS
ginjal dapat memperrahankan keseimbangan air dan
I Sekresi ion hidrogen
elektrolit dalam kisaran yang sangar sempit yang
I Sekresi ion kalium memungkinkan kehidupan, meskipun pemasukan
I Sekresi ion organik dan pengeluaran konstituen-konstituen ini melalui
EKSKRESI URIN DAN BERSIHAN PLASMA saluran lain sangat bervariasi. Ginjal tidak hanya
I Laju ekskresi urin melakukan penyesuaian terhadap beragam asupan
I Bersihan plasma air (HrO), garam, dan elektrolit lain tetapi juga me-
I Ekskresi urin dengan konsentrasi bervariasi; sistem countercurrent nyesuaikan pengeluaran konstituen-konstituen CES
medula ini melalui urin untuk mengompensasi kemung-
I Reabsorpsi HrO yang dikontrol oleh vasopresin kinan pengeluaran abnormal melalui keringat berle-
I Gagal ginjal bihan, muntah, diare, atau perdarahan. Karena ginjal
I Berkemih melakukan tugasnya mempertahankan homeostasis
maka komposisi urin dapat sangat bervariasi.
Ketika CES mengalami kelebihan air atau elek-
trolit tertentu misalnya garam (NaCl) maka ginjal
dapat mengeluarkan kelebihan rersebur melalui urin.
Jika terjadi defisit maka ginjal tidak dapat menam-
bahkan konstituen yang kurang tersebut tetapi dapat
membatasi pengeluarannya sehingga terjadi peng-
hematan konstituen tersebut sampai yang bersang-
kutan dapat memasukkan bahan yang kurang terse-
but ke dalam tubuhnya. Karena itu, ginjal lebih
efisien melakukan kompensasi terhadap kelebihan

553
daripada kekurangan. Pada kenyataannya, pada sebagian hal g Menghasilhan renin, l;rtatu hormon enzim yang memicu
ginjal tidak dapat secara sempurna menghentikan terbuang- suatu reaksi berantai yang penting dalam penghematan
nya suatu bahan yang bermanfaat melalui urin, meskipun garam oieh ginjal.
tubuh mungkin kekurangan bahan tersebut. Contoh utama 10. Mengubah uitamin D menjadi bentuk ahtifnya (Bab 19).
adalah kasus defisit HrO. Bahkan jika seseorang tidak
mengonsumsi HrO apapun, ginjal tetap harus mengeluarkan
sekitar setengah liter HrO melalui urin setiap hari untuk f Ginjal membentukurin; sistem kemih sisanya
melaksanakan tugas besar lain sebagai pembersih tubuh. membawa urin keluar tubuh,
Selain peran regulatorik penting ginjal dalam memper-
tahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, ginjal juga Sistem kemih terdiri dari organ pembentuk urin-ginjal-dan
merupakan rute utama untuk mengeluarkan bahan-bahan struktur-struktur yang membawa urin dari ginjal ke luar
sisa metabolik yang berpotensi toksik dan senyawa asing dari untuk dieliminasi dari tubuh (Gambar l4-la). Ginjal adalah
tubuh. Bahan sisa ini tidak dapat dikeluarkan sebagai zat sepasang organ berbentuk kacang yang terletak di belakang
padat: bahan-bahan tersebut harus dikeluarkan dalam bentuk rongga abdomen, satu di masing-masing sisi kolumna
larutan sehingga ginjal wajib menghasilkan paling sedikit 500 vertebralis, sedikit di atas garis pinggang. Setiap ginjal men-
ml urin berisi bahan sisa per harinya. Karena HrO yang di- dapat satu arteri renalis dan satu vena renalis, yang masing-
keluarkan sebagai urin berasal dari plasma maka orang yang masing masuk dan keluar ginjal di indentasi (cekungan)
tidak mendapat sama sekali HrO akan "kencing sampai medial ginjal yang menyebabkan organ ini berbentuk seperti
mati": volume plasma turun ke tingkat fatal karena HrO kacang. Ginjal bekerja pada plasma yang mengalir melalui-
terus-menerus keluar untuk menyertai bahan-bahan sisa. nya untuk menghasilkan urin, menghemat bahan-bahan
yang akan dipertahankan di dalam tubuh dan mengeluarkan
GAMBARAN SINGKAT FUNGSI GINJAL bahan-bahan yang tidak diinginkan melalui urin.
Setelah terbentuk, urin mengalir ke suatu rongga
Ginjal melakukan fungsi-fungsi spesifik berikut, yatg
pengumpul sentral, pelvis ginjal. yang terletak di bagian
sebagian besar membantu mempertahankan stabilitas
tengah medial masing-masing ginjal (Gambar 14-1b). Dari
lingkungan cairan internal
sini urin disalurkan ke dalam ureter, suaru saluran berdinding
1. Mempertahankan keseimbangan HrO di tubuh (Bab 15). otot polos yang keluar di batas medial dekat dengan arteri
2. Mempertahankan osmolaritas cairan tubah yang sesuai, dan vena renalis. Terdapat dua ureter, satu mengangkut urin
terutama melalui regulasi keseimbangan 11rO. Fungsi ini dari masing-masing ginjal ke sebuah kandung kemih.
penting untuk mencegah fluks-fluks osmotik masuk Kandung kemih, yang menampung urin secara tem-
atau keiuar sel, yang masing-masing dapat menyebabkan porer, adalah suatu kantung berongga berdinding otot polos
pembengkakkan atau penciutan sel yang merugikan yang dapat teregang. Secara periodik, urin dikosongkan dari
(Bab 15). kandung kemih ke luar melalui saluran lain, ure*a, akibat
3. Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion CES, kontraksi kandung kemih. Uretra pada wanira berukuran
termasuk natrium (Na.), klorida (Cl), kalium (K.), pendek dan lurus, berjaian langsung dari leher kandung ke-
kalsium (Ca2-), ion hidrogen (H-), bikarbonat (HCO, ), mih ke luar (Gambar l4-2;llhatjuga Gambar 20-2,h.8I4).
fosfat (POr3), sulfat (SO4'), dan magnesium (Mg'-). Pada pria uretra jauh lebih panjang dan berjalan melengkung
Bahkan fluktuasi kecil konsentrasi sebagian elektrolit ini dari kandung kemih ke luar, melewati kelenjar prosrat dan
dalam CES dapat berpengaruh besar. Sebagai contoh, penis (Gambar 14-la dan 74-2b; lihat juga Gambar 20-1, h.
perubahan konsentrasi K. CES dapat menyebabkan 813). Uretra pria memiliki fungsi ganda yaitu menjadi saluran
disfungsi jantung yang mematikan (lihat h.339). untuk mengeluarkan urin dari kandung kemih dan saluran
4. Mempertahankan uolume plasma lang tepat, yang pen- untuk semen dari organ-organ reproduksi. Kelenjar prosrar
ting dalam pengaturan jangka panjang tekanan darah terletak di bawah leher kandung kemih dan melingkari uretra
arteri. Fungsi ini dilaksanakan melalui peran regulatorik secara penuh.
ginjal dalam keseimbangan garam (Nat dan Cl-) dan CATAIAN KLINIS. Pembesaran prosrar, yang sering
H,O (Bab 15). terjadi pada usia pertengahan sampai lanjut, dapat menyum-
5. Membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa bat uretra secara parsial atau total, menghambat aliran urin.
tubuh yang tepat dengan menyesuaikan pengeluaran H. Bagian-bagian sistem kemih setelah ginjal hanya ber-
dan HCOr- di urin (Bab 15). fungsi sebagai saluran untuk mengangkut urin ke luar. Sete-
6. Mengeluarhan (mengeksbraiban) produk-produk akhir lah terbentuk di ginjal, urin tidak mengalami perubahan
(sisa) metabolisme tubuh, misalnya urea, asam urat, dan komposisi atau volume sewaktu mengalir ke hilir melalui
kreatinin. Jika dibiarkan menumpuk maka bahan-bahan sistem kemih sisanya.
sisa ini menjadi racun, terutama bagi otak.
7. Mengeluarkan banyak senyawa asing, misalnya obat, adi-
tif makanan, pestisida, dan bahan eksogen non-nutritif I Nefron adalah unit fungsional ginjal.
lain yang masuk ke tubuh.
8. Menghasilban erinopoietin, suatu hormon yang merang- Setiap ginjal terdiri dari sekitar 1 juta unit fungsional
sang produksi sel darah merah (Bab I I ). mikroskopik yang dikenal sebagai nefron, yang disatukan

554 Bab 14
Korteks
ginjal

Medula
Piramid ginjal
ginjal

\ "*fIF f
d
"'"''
5F:", ,-,
-l:::,,"""
l;;::,.:',
':;i'.:,i;i Pelvis
ginjal

Ureter

Arteri (b)
renalis
Vena
Ginjal
renalis
Vena
Aorta
kava inferior

Ureter

Kandung
kemih

(a)

Gambar 14-1
Sistem kemih. (a) Komponen sistem kemih. Sepasang ginjal membentuk urin, yang dibawa oleh ureter ke kandung kemih. Urin
disimpan di kandung kemih dan secara berkala dikeluarkan melalui uretra. (b) Potongan loigitudinat sebuah ginjal. Ginjal
terdiri dari korteks ginjal di sebelah luaryang tampak granular dan medula ginjal di sebelah dalam yang tampak bergaris-garis.
Pelvis ginjal di inti bagian dalam medial ginjal mengumpulkan urin yang telah terbentuk.
(Sumber: Bagian(b)diadaptasi dari AnnStalheim-SmithdanGregK.Fitch, UnderstandingHumanAnatomyandPhysiotogy,Gbr.
23.4, h.888. Hak cipta @ 1993 West Publishing Company).

oleh jaringan ikat. Ingatlah bahwa unit fungsional adalah tural masing-masing nefron. Setiap nefron terdiri dari kom-
unit terkecil di dalam suatu organ yang mampu melaksana- ponen uaskular dan leomponen tubular, dan keduanya berkait-
kan semua fungsi organ tersebut. Karena fungsi utama ginjal an erat secara struktural dan fungsional (Gambar 14-3).
adalah menghasilkan urin dan, dalam pelaksanaannyar mem-
pertahankan stabilitas komposisi CES, maka nefron adalah KOM PON EN VASKULAR N EFRON
unit terkecil yang mampu membentuk urin.
Bagian dominan komponen vaskular nefron adalah glome-
Susunan nefron di dalam ginjal adalah sedemikian se- rulus, suatu kuntum kapiler berbentuk bola tempat filtrasi
hingga dihasilkan dua regio berbeda-regio luar yang disebut sebagian air dan zat terlarut dari darah yang melewatinya.
korteks ginjal dan tampak granular dan regio dalam, medu- Cairan yang telah disaring ini, yang komposisinya hampir
la ginjal, yang tersusun oleh segitiga-segitiga bergaris, identik dengan plasma, kemudian mengalir melewati kom-
piramid ginjal (Gambar l4-lb). ponen tubular nefron, tempat berbagai proses rranspor meng-
Untuk memahami perbedaan antara regio korteks dan ubahnya menjadi urin.
medula ginjal dan, yang lebih penting, untuk memahami Ketika masuk ke ginjal, arteri renalis bercabang-cabang
fungsi ginjal diperlukan pengetahuan tentang susunan struk- hingga akhirnya membentuk banyak pembuluh halus yang

Sistem Kemih 555


suatu invaginasi berdinding rangkap yang melingkupi
Ureter
-. glomerulus untuk mengumpulkan cairan dari kapiler
Otot glomeruius.
polos
kandung Dari kapsul Bowman, cairan yang difiltrasi mengalir ke
kemih dalam tubulus proksimal, yang seluruhnya terletak di dalam
Lubang
Kelenjar korteks dan membentuk gulungan-gulungan rapat sepanjang
ureter
Sfingter
prostat perjalanannya. Segmen berikutnya, ansa Henle (lengkung
(suatu kelenjar
internal Henle), membentuk lengkung berbentuk U tajam atat bair-
seks
Diafragma tambahan) pin yang masuk ke dalam medula giryal. Pars desendens ansa
pelvis
Kelenjar Henle masuk dari korteks ke dalam medula; pars asendens
Sfingter bulbouretra
eksternal (kelenjar berjalan balik ke kortela. Pars asendens kembali ke regio
(a) seks glomerulus nefronnya sendiri, rempat saluran ini berjalan
tambahan)
melewati garpu yang dibentuk oleh arteriol aferen dan eferen.
Uretra Sel-sel tubulus dan vaskular di titik ini mengalami spesialisasi
untuk membentuk aparatus jukstaglomerulus, suatu
struktur yang terletak di samping glomerulus (fuksta artinya
"di samping"). Regio khusus ini berperan penting dalam
mengatur fungsi ginjal. Setelah aparatus jukstaglomerulus,
tubulus kembali membeptuk kumparan erat menjadi tubulus
Gambar 14-2
distal, yang juga seluruhnya berada di dalam korteks. Tirbulus
Perbandingan uretra pada wanita dan pria. (a) Pada wanita,
uretra lurus dan pendek. (b) Pada pria, uretra jauh lebih distal mengalirkan isinya ke dalam duktus atau tubulus
panjang, berjalan melalui kelenjar prostat dan penis. koligentes, dengan masing-masing duktus menerima cairan
dari hingga delapan nefron berbeda. Setiap duktus koligentes
berjalan ke dalam medula untuk mengosongkan cairan isinya
(sekarang berubah menjadi urin) ke dalam pelvis ginjal.
dikenal sebagai arteriol aferen. Setiap nefrqn mendapat satu
arteriol aferen ini. Arteriol aferen mengalirkan darah ke glo-
merulus. Kapiler-kapiler giomerulus kembali menyatu untuk NEFRON KORTEKS DAN JUKSTAMEDULA
membentuk arteriol lain, arteriol eferen, yang dilalui oleh Dua jenis nefron-nefon korteks dan nefon jukstamedula-
darah yang tidak terfiltrasi untuk meninggalkan glomerulus dibedakan oleh letak dan panjang dari sebagian strukturnya
menuju komponen tubular ( Gambar l4-3 dan 74-4). Arte- (Gambar 14-5). Semua nefron berasal dari korteks, tetapi
riol eferen adaiah satu-satunya arteriol di tubuh yang meng- glomerulus pada nefron kortels terletak di lapisan luar
alirkan darah dari kapiler. Biasanya arteriol bercabang-cabang korteks, sedangkan glomerulus pada nefron jukstamedula
menjadi kapiler-kapiler yang kemudian kembali menyaru terletak di lapisan dalam korteks, di samping medula.
membentuk venula. Di kapiler glomerulus, tidak terjadi (Perhatikan perbedaan antara nefron juhstamedula dan
ekstraksi O, atau nutrien dari darah untuk digunakan oleh aparatus jukstaghmerulzs). Keberadaan semua glomerulus
jaringan ginjal serta tidak terjadi penyerapan produk sisa dari dan kapsul Bowman terkaitnya di korteks menjadi penyebab
jaringan sekitar. Karena itu, darah arteri masuk ke kapiler bagian ini tampak granular. Kedua tipe nefron ini paling
glomerulus melalui arteriol aferen, dan darah arteri mening- berbeda di bagian ansa Henle. Lengkung tajam di nefron-
galkan glomerulus melalui arteriol eferen. nefron korteks hanya sedikit masuk ke medula. Sebaliknya,
Arteriol eferen segera bercabang-cabang menjadi set lengkung nefron jukstarnedula masuk ke seiuruh kedalaman
kapiier kedua, kapiler peritubulus, yang memasok darah ke medula. Selain itu, kapiler peritubulus nefron jukstarnedula
jaringan ginjal dan penting dalam pertukaran antara sistem membentuk lengkung vaskular yang dikenal sebagai vasa
tubulus dan darah sewaktu perubahan cairan fiitrasi menjadi rekta ('pembuluh lurus"), yang berjalan merapat ke lengkung
urin. Kapiler peritubulus ini, sesuai yang diisyaratkan oleh panjang Henle. Di nefron korteks, kapiler peritubulus tidak
namanya, melilit di sekitar sistem tubulus (peri artinya "di membentuk vasa rekra tetapi melingkari lengkung pendek
sekitar"). Kapiler-kapiler peritubulus menyatu mernbentuk Henle nefron tersebut. Sewaktu berjalan rnelalui medula,
venula yang akhirnya mengaiirkan isinya ke vena renalis, duktus koligentes nefron korteks dan nefron jukstameduia
yaitu saluran bagi darah untuk meninggalkan ginjal. berjalan sejajar dengan pars asendens dan desendens iengkung
panjang Henle nefron jukstamedula dan vasa rekta. Susunan
KOMPONEN TUBULAR NEFRON paralel tubulus dan pembuluh di medula menciptakan
Komponen tubular nefron adalah suatu tabung berongga daerah-daerah dengan gambaran bergaris-garis. Yang lebih
berisi cairan yang dibentuk oleh satu iapisan sel epitel. penting, seperti yang anda akan lihat, susunan ini-disertai
Meskipun komponen ini adalah saluran kontinyrr dari oleh karakteristik permeabilitas dan transpor lengkung
pangkalnya dekat glomerulus hingga ke ujungnya di pelvis panjang Henle dan vasa rekta-berperan kunci dalam
ginjal, namun komponen ini dibagi menjadi berbagai segmen kemampuan ginjal menghasilkan urin dengan konsentrasi
berdasarkan perbedaan.,struktur dan fungsinya (Gambar 14-3 beragam, bergantung pada kebutuhan tubuh. Sekitar 807o
dan l4-5) . Komponen tubulus berawal dari kapsul Bowman, dari nefron pada manusia adalah tipe korteks. Spesies dengan

556 Bab 14
Tubulus Duktus
distal koligentes

Tubulus proksimal

Aparatus
ju kstag lomeru lus

Arteriol
eferen

Arteriol
aferen

Kapsul
Bowman

Glomerulus

Arteri
Vena

___[g["I:___
Medula
I
I
I

Kapiler
peritubulus

Ansa Henle
I
Ke pelvis
ginjal
Gambaran singkat Fungsi Bagian-bagian Nefron

Komponen vaskular Komponen tubular


. Arteriol aferen-membawa darah ke .Kapsul Bowman-mengumpulkan filtrat
glomerulus glomerulus
. Glomerulus-suatu kuntum kapiler . Tubulus proksimal-reabsorpsi dan sekresi tak
yang menyaring plasma bebas protein terkontrol bahan-bahan tertentu terjadi di sini
ke dalam komponen tubulus . Ansa Henle-membentuk gradien osmotik di
. Arteriol eferen-membawa darah dari medula ginjal yang penting bagi kemampuan
glomerulus ginjal untuk menghasilkan urin dengan
. Kapiler peritubulus-mendarahi jaringan konsentrasi beragam
ginjal; terlibat dalam pertukaran dengan . Tubulus distal dan duktus koligentes-reabsorpsi
Gambar 14-3 cairan di lumen tubulus terkontrol baragam Na. dan HrO serta sekresi
Nefron. Gambaran skematik K' dan H. terjadi di sini; cairan yang
Komponen kombinasi vaskular/tubular
sebuah nefron korteks, yaitu jenis meninggalkan duktus koligentes adalah urin,
nefron yang paling banyak pada yang masuk ke pelvis ginjal.
. Aparatus jukstaglomerulus-
manusia.
menghasilkan bahan-bahan yang
berperan dalam kontrol fungsi ginjal.

Sistem Kemih 557


Cabang halus arteri renalis Kapiler peritubulus kemampuan memekatkan urin yang lebih besar daripada
manusia, misalnya tikus gurun, memiliki proporsi nefron
jukstamedula yang lebih banyak.

I Tiga proses dasar di ginjal adalah filtrasi


glomerulus, reabsorpsi tubulus, dan sekresi
tubulus.

Tiga proses dasar yang terlibat dalam pembentukan urin:


fltrasig/omerulus, reabsorpsi tubulus, dan seleresi tubulus.
Untuk mempermudah visualisasi tentang hubungan antara
proses-proses di ginjal ini, ada baiknya nefron "diuraikan'
secara skematis, seperti di Gambar 14-6.

FILTRASI GLOMERULUS
Sewaktu darah mengalifmelalui glomerulus, plasma bebas-
Gambar 14-4 protein tersaring melalui kapiler glomerulus ke dalam kapsul
Mikrograf elektron memperlihatkan sebuah glomerulus dan Bowman. Dalam keadaan normal, 2070 plasma yang masuk
arteriol-arteriol terkaitnya.
ke glomerulus tersaring. Proses ini, dikenal sebagai ffltrasi

Gambar 14-5
Perbandingan nefron jukstamedula dan
nefron korteks. Glomerulus nefron
korteks terletak di korteks bagian
luar; sedangkan glomerulus nefron
jukstamedula terletak di bagian Nefron jukstamedula: nefron
Nefron korteks:
dalam korteks di samping medula. dengan lengkung panjang yang
penting dalam menciptakan gradien
tipe nefron yang paling
Lengkung Henle nefron korteks banyak (tipe ini 80%)
hanya sedikit masuk ke medula, osmotik vertikal medula (tipe ini 20%)
tetapi nefron jukstamedula memiliki Jr_tgulus Glomerulus Kapsul
lengkung panjang Henle yang distal Bowman
masuk jauh ke dalam medula.
Kapiler peritubulus nefron Tubulus Tubulus
jukstamedula membentuk proksimal distal
lengkung tajam yang
dikenal sebagai vasa
rekta

sr F#:j
I
Ke pelvis
ginjal

Untuk mempermudah visualisasi,


ukuran nefron sangat diperbesar, dan
kapiler peritubulus dihilangkan,
kecuali vasa rekta.

558 Bab 14
glomerulus, adalah langkah pertama dalam pembentukan
urin. Secara rerata, 725 ml filtrat glomerulus (cairan yang
difiltrasi) terbentuk secara kolektif dari seluruh glomerulus B0% plasma yang
masuk ke glomerulus
setiap menit. Jumlah ini sama dengan 180 liter (sekitar 47,5
tidak difiltrasi dan keluar
galon) setiap hari. Dengan memperrimbangkan bahwa Glomerulus melalui arteriol eferen
volume rerara plasma pada orang dewasa adalah 2,75 liter,
Kapsul
maka ha1 ini berarti bahwa ginjal menyaring keseluruhan Bowman
volume plasma sekitar 65 kali sehari. Jika semua yang difiltrasi
keluar sebagai urin, semua plasma akan menjadi urin dalam
waktu kurang dari setengah jam! Namun, hal ini tidak terjadi 20% plasma
yang masuk
karena tubulus ginjal dan kapiler peritubulus berhubungan ke glomerulus
erat di seluruh panjangnya, sehingga bahan-bahan dapat difitrasi
Kapiler
dipertukarkan anrara cairan di dalam tubulus dan darah di peritubulus
dalam kapiler peritubulus.

Tubulus
REABSORPSI TUBULUS ginjal
(panjang
Sewaktu filtrat mengalir melaiui tubulus, bahan-bahan yang
keseluruhan,
bermanfaat bagi tubuh dikembalikan ke plasma kapiler keadaan
peritubulus. Perpindahan selektif bahan-bahan dari bagian terurai)
dalam tubulus (lumen tubulus) ke dalam darah ini disebut
reabsorpsi tubulus. Bahan-bahan yang direabsorpsi tidak Ekskresi urin
(dikeluarkan
keluar dari tubuh melalui urin tetapi dibawa oleh kapiler dari tubuh)
peritubulus ke sistem vena dan kemudian ke jantung untuk
diresirkulasi. Dari 180 liter plasma yang disaring per hari, @ = filtrasi glomerulus-filtrasi nondiskriminatif plasma bebas
protein dari glomerulus ke dalam kapsul Bowman
sekitar 178,5 liter direabsorpsi. Sisa 1,5 iiter di tubulus meng-
alir ke dalam pelvis ginjal untuk dikeluarkan sebagai urin. @ = reabsorpsi tubulus-perpindahan selektif bahan-bahan yang
Secara umum, bahan-bahan yang perlu dihemat oleh tubuh terfiltrasi dari lumen tubulus ke dalam kapiler peritubulus.

secara selektif direabsorpsi, sementara bahan-bahan yang ti- @ = set<resi tubulus-perpindahan selektif bahan-bahan yang
dak dibutuhkan dan harus dikeluarkan tetap berada di urin. tidak terfiltrasi dari kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus

Gambar 14-6
SEKRESI TUBULUS Proses-proses dasar di ginjal. Semua yang disaring atau
disekresi tetapi tidak direabsorpsi akan diekskresikan di urin
Proses ginjal ketiga, sekresi tubulus, adalah pemindahan dan keluar dari tubuh. Semua yang difiltrasi dan kemudian
selektif bahan-bahan dari kapilel peritubulus ke dalam lumen direabsorpsi, atau sama sekalitidak disaring, akan masuk ke
tubulus. Proses ini merupakan rute kedua bagi masuknya darah vena dan dipertahankan dalam tubuh.
bahan ke dalam tubulus ginjal dari darah, sedangkan yang
pertama adalah melalui filtrasi glomerulus. Hanya sekitar
20o/o dari plasma yang mengalir melaiui kapiler glomerulus
difiltrasi ke dalam kapsul Bowman; sisa 8070 mengalir melalui
arteriol eferen ke dalam kapiler peritubulus. Sekresi tubulus peritubulus dan karenanya dipertahankan di dalam tubuh
merupakan mekanisme untuk mengeluarkan bahan dari plas- dan tidak diekskresikan di urin, meskipun mengalir me-
ma secara cepat dengan mengekstraksi sejumlah tertentu lewati ginjal.
bahan dari 80% plasma yang ddak terfiltrasi di kapiler peri-
tubulus dan memindahkannya ke bahan yang sudah ada di
GAMBARAN BESAR PROSES-PROSES DASAR DI
tubulus sebagai hasil filrrasi.
GINJAL
Filtrasi glomerulus umumnya adalah proses yang indiskri-
EKSKRESI URIN
minatif. Kecuali sel darah dan protein plasma, semua kon-
Ekskresi urin adalah pengeluaran bahan-bahan dari tu- stituen di daiam darah-HrO, nutrien, elektrolit, zar sisa,
buh ke dalam urin. Ini bukan merupakan proses terpisah dan sebagainya-secara nonselektif masuk ke lumen tubu-
tetapi merupakan hasil dari tiga proses perrama di atas. lus dalam jumlah yang besar selama filtrasi. Yaitu, dari
Semua konstituen plasma yang terfiltrasi atau disekresikan 20o/o plasma yang difiltrasi di glomerulus, segala sesuaru
tetapi tidak direabsorpsi akan tetap di tubulus dan meng- yang ada di bagian plasma tersebut masuk ke kapsul
alir ke pelvis ginjal untuk diekskresikan sebagai urin dan Bowman kecuali protein plasma. Proses-proses tubulus
dikeluarkan dari tubuh (Gambar 14-5). (Jangan menga- yang sangar diskriminatif kemudian bekerja pada filtrat
caukan ekskresi dengan sekresi). Perhatikan bahwa semua untuk mengembalikan ke darah suatu cairan dengan kom-
yang difiltrasi dan kemudian direabsorpsi, arau tidak posisi dan volume yang diperlukan untuk mempertahan-
difiltrasi sama sekali, masuk ke darah vena dari kapiler kan stabilitas lingkungan cairan internal. Bahan terfiltrasi

Sistem Kemih 559


yang, ddak diinginkan dibiarkan tertinggal di cairan babkannya 100 kali lebih permeabel terhadap HrO dan zat
tubulus untuk diekskresikan sebagai urin. Filtrasi glome- terlarut daripada kapiler di bagian lain tubuh.
rulus dapat dianggap sebagai pemindahan sebagian dari Membran basal adalah lapisan gelatinosa aselular (tidak
plasma, dengan semua komponen esensial dan komponen mengandung sel) yang terbentuk dari kolagen dan glikopro-
yang perlu dikeluarkan dari tubuh, masuk ke "ban ber- tein yang tersisip di antara glomerulus dan kapsul Bowman.
jalan" tubulus yang berakhir di pelvis ginjal, yang me- Kolagen menghasilkan kekuatan struktural, dan glikoprotein
rupakan titik pengumpulan untuk urin di dalam ginjal. menghambat filtrasi protein plasma yang kecil. Protein plas-
Semua konstituen plasma yang masuk ke ban berjalan ini ma yang lebih besar tidak dapat difiltrasi karena tidak dapat
dan kemudian tidak dikembalikan ke plasma di ujung ban melewati pori kapiler, tetapi pori ini masih dapat melewatkan
akan dikeluarkan dari ginjal sebagai urin. Sistem tubulus albumin, protein plasma terkecil. Namun, karena bermuatan
lah yang menentukan bagaimana menyelamatkan bahan- negatif maka glikoprotein menolak albumin dan protein
bahan filtrasi yang perlu dipertahankan di dalam tubuh plasma lain, yang juga bermuatan negatif. Karena itu, protein
melalui proses reabsorpsi sementara membiarkan bahan- plasma hampir tidak terdapat di dalam filtrat, dengan kurang
bahan yang harus diekskresi tetap dalam ban berjalan ter- dari lo/o molekul albumin berhasil lolos ke dalam kapsul
sebut. Selain itu, sebagian bahan tidak saja difiltrasi tetapi Bowman- :l:.
juga disekresikan ke dalam ban berjalan tubulus, sehingga CATAIAN KLINIS. Sebagian penyakit ginjal yang ditan-
jumlah bahan-bahan tersebut yang diekskresikan dalam dai oleh adanya albumin berlebihan di dalam urin (albuminuria)
urin lebih besar daripada jumlah yang diffltrasi. Untuk disebabkan oleh gangguan pada muatan negatif di membran ba-
banyak bahan, proses-proses ginjal ini berada di bawah sal, yang menyebabkan membran glomerulus lebih permeabel
kontrol fisiologik. Karena itu, ginjal menangani setiap terhadap albumin meskipun ukuran pori kapiler tidak berubah.
konstituen plasma dengan cara rerrenru yaitu kombinasi Lapisan terakhir membran glomerulus adalah lapisan
ffltrasi, reabsorpsi, dan sekresi. dalam hapsul Botuman. Lapisan ini terdiri dari podosit, sel
Ginjal hanya bekerja pada plasma namun CES terdiri mirip gurita yang mengelilingi glomerulus. Setiap podosit
dari plasma dan cairan interstisium. Cairan interstisium memiliki banyak foot process Qtodo artinya "kaki", prosesus
adalah lingkungan cairan internal sejati di tubuh karena adalah tonjolan atau apendiks) memanjang yang saling men-
merupakan satu-satunya komponen CES yang berkontak jalindengan foot process podosit sekitar, seperti anda men-
langsung dengan sel. Namun, karena terjadi pertukaran be- jalinkan jari-jari rangan anda ketika anda memegang bola
bas antara plasma dan cairan interstisium melalui dinding dengan kedua tangan (Gambar 14-8). Celah sempit di antara
kapiler (kecuali protein plasma) maka komposisi cairan foot process yang berdampingan, yang dikenal sebagai celah
interstisium mencerminkan komposisi plasma. Karena itu, ffltrasi, membentuk jalur tempat cairan meninggalkan kapi-
dengan melakukan peran regulatorik dan ekskretorik pada ler glomerulus menuju lumen kapsul Bowman.
plasma, ginjal mempertahankan lingkungan cairan internal Karena itu, rute yang dilalui oleh bahan terfiltrasi me-
yang sesuai agar fungsi sel optimal. Sebagian besar dari isi lewati membran glomerulus seluruhnya berada di luar sel -
bab ini selanjutnya akan ditujukan kepada pembahasan ten- pertama melalui pori kapilea kemudian melalui membran
tang bagaimana proses-proses dasar ginjal dilakukan dan basal aselular, dan akhirnya melewati celah filtrasi kapsuler
mekanisme pengaturannya untuk membantu mempertahan- (Gambar 14-7).
kan homeostasis.

I Tekanan darah kapiler glomerulus adalah gaya


FILTRASI GLOMERULUS utama yang menginduksi filtrasi glomerulus,

Cairan yang difiltrasi dari glomerulus ke dalam kapsul Untuk melaksanakan filtrasi glomerulus, harus terdapat gaya
Bowman harus melewati tiga lapisan berikut yang mem- yang mendorong sebagian dari plasma di glomerulus me-
bentuk membran glomerulus (Gambar l4-7): (l) din- nembus lubang-lubang di membran glomerulus. Tidak ter-
ding kapiler glomerulus, (2) membran basal, dan (3) dapat mekanisme transpor aktif atau pengeluaran energi lokal
lapisan dalam kapsul Bowman. Secara kolektif, lapisan- yang berperan dalam memindahkan cairan dari plasma me-
l"pisatr ini berfungsi sebagai saringan molekuler halus nembus membran glomerulus menuju kapsul Bowman.
yang menahan sel darah dan protein plasma tetapi mem- Filtrasi glomerulus dilakukan oleh gaya-gaya fisik pasif yang
bolehkan HrO dan zat terlarut dengan ukuran molekul serupa dengan yang bekerja di kapiler di tempat lain.
kecil lewat. Marilah kita bahas masing-masing lapisan Karena glomerulus adalah suatu kuntum kapiler maka
secara lebih detil. prinsip-prinsip dinamika cairan yang menyebabkan ultrafil-
trasi di kapiler lain juga berlaku di sini (lihat h.393), kecuali
untuk dua perbedaan penting: (1) Kapiler glomerulus jauh
I Membran glomerulus jauh lebih permeabel lebih permeabel daripada kapiler di tempat lain, sehingga le-
daripada kapiler di tempat lain, bih banyak cairan difiltrasi pada tekanan filtrasi yang sama;
dan (2) keseimbangan gaya-gaya menembus membran glo-
Dinding bapiler glomeruhr terdiri dari satu lapis sel endotel merulus adalah sedemikian sehingga filtrasi terjadi di keselu-
gepeng. Lapisan ini memiliki banyak pori besar yang menye- ruhan panjang kapiler. Sebaliknya, keseimbangan gaya-gaya

560 Bab 14
Arteriol aferen Arteriol eferen
Sel endotel

Glomerulus Lumen
[\,lembran
kapiler
basal
Kapsul glomerulus
Bowman
Sel endotel
Lumen Membran
kapsul basal
Bowman

Lapisan luar
kapsul Bowman
v
Foot process Foot proce6
podosit podosit
Lapisan dalam
kapsul Bowman (podosit)
Celah filtrasi

Membran basal
Tubulus kontortus proksimal i Pori kapiler

Agar dapat terfiltrasi, suatu bahan harus melewati

O Oor' antara sel-sel endotel kapiler glomerulus

@ membran basal aselular

@ celah filtrasi di antara foot process podosit lapisan datam kapsul Bowman

Gambar 14-7
Lapisan-lapisan di membran glomerulus.

di kapiler lain bergeser sedemikian sehingga filtrasi terjadi di Badan sel podosit
bagian awal pembuluh tetapi di ujung pembuluh terjadi
reabsorpsi (lihat Gambar 10-23, h. 394).

GAYA-GAYA YANG BERPERAN DALAM FILTRASI


!
GLOMERULUS
E
Tiga gaya fisik terlibat daiam filtrasi glomerulus (Thbel 14-1): l
.9.
tekanan darah kapiler glomerulus, tekanan osmotik koloid 6
5
plasma, dan tekanan hidrostatik kapsul Bowman. Marilah
o
kira lihar peran masing-masing. 3
o
I

1. Tekanan darah kapiler glomerulus adalah tekanan cairan 3


c
o
yang ditimbulkan oleh darah di dalam kapiler glomeru- o
lus. Tekanan ini pada akhirnya bergantung pada kon- c
traksi jantung (sumber energi yang menghasilkan filtrasi a
I
glomerulus) dan resistensi terhadap aliran darah yang o
ditimbulkan oleh arteriol aferen dan eferen. Tekanan Foot process Celah filtrasi
darah kapiler glomerulus, dengan nilai rerata diperkira- Gambar 14-8
kan 55 mm Hg, lebih tinggi daripada tekanan darah Podosit kapsul Bowman dengan foot process dan celah
kapiler di tempat lain. Penyebab lebih tingginya tekanan filtrasi. Perhatikan celah filtrasi anlata foot process yang
berdekatan pada foto mikroskop ini. Podosit dan foot
di kapiler glomerulus adalah garis tengah arteriol aferen processnya mengelilingi kapiler glomerulus.
yang lebih besar dibandingkan dengan arteriol eferen.
Karena darah dapat iebih mudah masuk ke glomerulus
melalui arteriol aferen yang lebar daripada keluar melalui
arteriol eferen yang lebih sempit maka tekanan darah

Sistem Kemih 561


filtrasi glomerulus. Gaya osmotik oposan ini rata-rata 30
::
Ta:bel 14-1 ::

mm Hg, yaitu sedikit lebih tinggi daripada di kapiler


Gaya-gaya yang Berperan dalam Filtrasi Glomerulus lain. Tekanan ini lebih tinggi karena HrO yang difiltrasi
keluar darah glomerulus jauh lebih banyak sehingga
GAYA EFEK KEKUATAN (mm Hg) konsentrasi protein plasma lebih tinggi daripada di
tempat lain.
Tekanan darah Mendorong
kapiler fi ltrasi 3. Tbhanan hidrostatih kapsul Bouman, tekanan yang di-
glomerulus timbulkan oleh cairan di bagian awal tubulus ini, diper-
kirakan sekitar 15 mm Hg. Tekanan ini, yang cenderung
mendorong cairan keluar kapsul Bowman, melawan fiI,
trasi cairan dari glomerulus menuju kapsul Bowman.

Tekananosmotik Melawan
koloid plasma filtrasi LAJU FILTRASI GLOMERULUS
Seperti dapat dilihat di Tabel I4-1, gaya-gayayang bekerja
menembus membran glomerulus tidak berada dalam kese-
{r
imbangan. Gaya total yang mendorong filtrasi adalah te-
kanan darah kapiler glomerulus yaitt 55 mm Hg. Jumlah
Tekanan Melawan dua gaya yang melawan filtrasi adalah 45 mm Hg. Perbedaan
hidrostatik filtrasi
netto yang mendorong filtrasi (10 mm Hg) disebut tekan-
kapsul Bowman
an ffltrasi netto. Tekanan yang ringan ini mendorong cair-
an dalam jumlah besar dari darah menembus membran
glomerulus yang sangar permeabel. Laju filtrasi yang se-
benarnya, laju ffltasi glomerulus (LFG), berganrung ti-
Tekanan filtrasi Mendorong dak saja pada tekanan filtrasi netto tetapi juga pada seberapa
netto (Perbedaan fi ltrasi
luas permukaan glomerulus yang tersedia untuk penetrasi
antara gaya
yang mendorong dan seberapa permeabel membran glomerulus (yaitu, se-
filtrasi dan gaya berapa "bocor" lapisan ini). Sifat-sifar membran glomerulus
yang melawan ini secara kolektif disebut sebagai koeffsien ffltrasi (Ko).
filtrasi)
Karena itu,
55 - (30 + 15) = 10
LFG = Kr x tekanan filtrasi netto

Dalam keadaan normal, sekitar 20% plasma yang ma-


suk ke glomerulus disaring pada tekanan filtrasi netto 10 mm
kapiler glomerulus tetap tinggi akibat terbendungnya
Hg, melalui seluruh glomerulus secara kolektif dihasilkan
darah di kapiler glomerulus. Selain itu, karena tingginya
180 liter filtrat glomerulus setiap hari untuk LFG rerata 125
resistensi yang dihasilkan oleh arteriol eferen maka
ml/mnt pada pria (150 liter filtrat per hari pada LFG rerata
tekanan darah tidak memiliki kecenderungan untuk tu-
115 ml/mnt pada wanita).
run di sepanjang kapiler glomerulus seperti di kapiler
lain. Tekanan darah glomerulus yang tinggi dan tidak
menurun ini cenderung mendorong cairan keluar glo-
merulus menuju kapsul Bowman di seluruh panjang I Perubahan pada LFG terutama disebabkan oleh
kapiier glomerulus, dan merupak^n gaya utama yang perubahan tekanan darah kapiler glomerulus.
menghasilkan filtrasi glomerulus.
Karena tekanan filtrasi netto yang menyebabkan filtrasi glo-
Sementara tekanan darah kapiler glomelulus men-
merulus hanyalah disebabkan oleh ketidakseimbangan gaya-
dorong frftrasl dua gaya lain yang bekerja menembus
gaya fisik yang saling berlawanan anrara plasma kapiler glo-
membran glomerulus (tekanan osmotik koloid plasma
merulus dan cairan kapsul Bowman, maka perubahan di
dan tekanan hidrostatik kapsul Bowman) melawan fii-
salah satu dari gaya-gaya fisik ini dapat mempengaruhi LFG.
trasi.
Kita akan membahas efek perubahan masing-masing gaya
2. Tbkanan osmotik koloid plasma ditimbulkan oleh distri-
fisik ini pada LFG.
busi tak seimbang protein-protein plasma di kedua sisi
membran glomerulus. Karena tidak dapat difiltrasi maka
protein plasma terdapat di kapiler glomerulus tetapi FAKTOR YANG TIDAK DIATUR PADA LFG
tidak di kapsul Bowman. Karena itu, konsentrasi HrO Tekanan osmotik koloid plasma dan tekanan hidrostatik
lebih tinggi di kapsul Bowman daripada di kapiler glo- kapsul Bowman tidak berada di bawah regulasi dan, pada
merulus. Timbul kecenderungan HrO untuk berpindah keadaan normal, tidak banyak.berubah.
melalui osmosis menuruni gradien konsentrasinya sen- CATAIAN KLINIS. Akan tetapi, keduanya dapat ber-
diri dari kapsul Bowman ke dalam glomerulus melawan ubah pada keadaan patologis dan karenanya mempengaruhi

562 Bab 14
LFC, Karena tekanan osmodk koloid plasma melawan filtrasi, MEKANISME PENYEBAB OTOREGULASI LFG
maka penurunan konsentrasi protein plasma sehingga menu-
Karena tekanan darah arteri adalah gaya urama yang men-
runkan tekanan ini, menyebabkan peningkatan LFG. Penu-
dorong darah masuk ke dalam glomerulus maka tekanan darah
runan tak terkendali konsentrasi protein plasma dapat terjadi,
kapiler glomerulus, dan LFG, akan meningkat berbanding
sebagaicontoh, pada pasien luka bakar luas yang kehilangan
lurus jika tekanan arteri meningkat bila faktor lain tidak
banyak cairan kaya protein yang berasal dari plasma melalui
berubah (Gambar 14-9). Demikian juga, penurunan tekanan
permukaan kulit yang terbakar. Sebaliknya, pada situasi di
darah arteri akan menyebabkan penurunan LFG. Perubahan
mana tekanan osmotik koloid plasma meningkat, misalnya
spontan tak sengaja LFG seperti ini umumnya dicegah oleh
pada kasus diare dengan dehidrasi, LFG berkurang. mekanisme regulasi intrinsik yang dilakukan oieh ginjal sen-
Gkanan hidrostatik kapsul Bowman dapat meningkat
diri, suatu proses yang dikenal sebagai otoregulasi (oto aftinya
tak terkendali dan filtrasi dapat menurun akibat obstruksi "sendiri"). Ginjal, dalam batas-batas terrenru, dapat memper-
saluran kemih, misalnya batu ginjal atau pembesaran prosrar.
tahankan aliran darah ke dalam kapiler glomerulus (dan
Terbendungnya cairan di belakang obstruksi menyebabkan
karenanya tekanan darah kapiler glomerulus konstan dan LFG
tekanan hidrostatik kapsul meningkat.
stabil) meskipun terjadi perubahan tekanan darah arteri. Gin-
jal melakukannya dengan mengubah-ubah kaliber arteriol afe-
PENYESUAIAN TERKONTROL LFG ren sehingga resistensi terhadap aliran melalui pembuluh ini
Tidak seperti tekanan osmorik koloid plasma dan tekanan dapat disesuaikan. Sebagai contoh, jika LFG meningkat akibat
hidrostatik kapsul Bowman-yang mungkin tidak terkendali peningkatan tekanan darah arteri maka tekanan filtrasi netto
pada berbagai keadaan penyakit dan karenanya mengubah dan LFG dapat dikurangi ke normal oleh konstriksi arteriol
LFG tanpa dikehendaki-tekanan darah kapiler glomerulus aferen, yang menurunkan aliran darah ke dalam glomerulus
dapat dikontrol untuk menyesuaikan LFG agar memenuhi (Gambar 14-10a). Penyesuaian lokal ini menurunkan tekanan
kebutuhan tubuh. Asalkan semua faktor lain konstan maka darah glomerulus dan LFG ke normal.
jika tekanan darah kapiler glomerulus naik maka tekanan fil- Sebaliknya, jika LFG turun akibat penurunan tekanan
trasi netto akan naik dan LFG juga meningkat. Besar tekanan arteri maka tekanan glomerulus dapat ditingkatkan ke nor-
darah kapiler glomerulus bergantung pada iaju aliran darah mal oleh vasodilatasi arreriol aferen, yang memungkinkan
di dalam masing-masing glomerulus. Jumlah darah yang lebih banyak darah masuk meskipun tekanan pendorong ber-
mengalir ke dalam sebuah glomerulus per menit ditentukan kurang (Gambar 14-10b). Peningkatan volume darah glome-
terutama oleh besar tekanan darah arteri sistemik rara-rara rulus meningkatkan tekanan darah glomerulus, yang pada
dan resistensi yang ditimbulkan oleh arteriol aferen. Jika re- gilirannya membawa LFG kembali ke normal.
sistensi di arteriol aferen meningkat maka darah yang meng-
Dua mekanisme intrarenal berperan dalam otoregulasi:
alir ke glomerulus lebih sedikit sehingga LFG berkurang. (1) mekanisme miogenik, yang berespons terhadap perubahan
Sebaliknya, jika resistensi arteriol aferen berkurang maka
tekanan di daiam komponen vaskular nefron; dan (2) meka-
lebih banyak darah mengalir ke dalam glomerulus dan LFG
nisme umpan balik tubuloglomerulus, yang mendeteksi per-
meningkat. Terdapat dua mekanisme kontrol yang mengarur
ubahan kadar garam di cairan yang mengalir melalui kom-
LFC, keduanya diarahkan untuk menyesuaikan aliran darah
ponen tubular nefron.
glomerulus dengan mengarur jari-jari dan, karenanya, resis-
tensi arteriol aferen. Kedua mekanisme ini adalah (1) otore- I Mekanisme miogenik adalah sifat umum otot polos
gulasi, yang ditujukan untuk mencegah perubahan sponran vaskular (miogenik arrinya "dihasilkan oleh otot"). Otot polos
LFG; dan (2) kontrol simpatis ekstrinsik, yang ditujukan vaskular arteriol berkontraksi secara inheren sebagai respons
untuk regulasi jangka panjang tekanan darah arteri. terhadap peregangan yang menyertai peningkatan tekanan di

Glomerulus

Arteriol aferen
Arteriol eferen
1 Arterial blood pressure
(increases blood flow
into the glomerulus)

I lre
Gambar 14-9
Efek langsung tekanan darah arteri terhadap laju filtrasi glomerulus (LFG).

Sistem Kemih 553


Glomerulus krin lokai pada arteriol aferen sekitar untuk menyebabkannya
berkonstriksi sehingga aliran darah glomerulus berkurang
dan LFG kembali ke normal. Dalam keadaan sebaliknya, ke-
tika penyaluran garam ke tubulus distal berkurang karena
penurunan spontan LFG akibat penurunan tekanan darah
arteri, maka adenosin yang dikeluarkan oleh makula densa
juga berkurang. Hal ini menyebabkan vasodilatasi arteriol
aferen sehingga aliran darah tubulus meningkat dan LFG
kembali normal. Karena itu, melalui mekanisme TGF, tubu-
lus suatu nefron mampu memantau kadar garam di cairan
yang mengalir melaluinya dan mengatur laju filtrasi melalui
J LFG
(a) glomerulusnya sendiri agar cairan di awai tubulus distal dan
penyaluran garam konstan.
Glomerulus
PENTI NGNYA OTOREGULASI LFG
Mekanisme umpan balik tubuloglomerulus dan miogenik
bekerja sama untuk melakukan otoregulasi terhadap LFG
dalam kisaran tekanan darah arteri re rata 80 sampai 180 ,mm
Hg. Di dalam rentang yang luas ini, penyesuaian otoregulato-
rik intrinsik resistensi arteriol aferen dapat mengompensasi
perubahan tekanan arteri sehingga fluktuasi LFG yang tidak
diinginkan dapat dicegah, meskipun tekanan glomerulus
cenderung mengikuti perubahan tekanan arteri. Tekanan
1 LFG
arteri rerata normal adalah 93 mm Hg, sehingga kisaran ini
(b) mencakup perubahan transien tekanan darah yang menyerrai
aktivitas sehari-hari yang tidak berkaitan dengan kebutuhan
Gambar 14-10
untuk ginjal mengatur ekskresi HrO dan garam, misalnya pe-
Penyesuaian kaliber arteriol aferen untuk mengubah LFG.
(a) Vasokonstriksi arteriol mengurangi LFG. (b) Vasodilatasi
ningkatan normal tekanan darah saat olahraga. Otoregulasi
arteriol meningkatkan LFG. penting karena pergeseran LFG yang tidak diinginkan dapat
menyebabkan ketidakseimbangan cairan, elektrclit, dan zat
sisa. Karena paling tidak sebagian dari cairan yang difiltrasi
selalu diekskresikan maka jumlah cairan yang diekskresikan
dalam pembuluh (lihat h. 383). Karena itu, arteriol aferen di urin secara otomatis meningkat jika LFG meningkat. Jika
secara otomatis berkonstriksi sendiri ketika teregang akibat otoregulasi tidak ada maka LFG akan meningkat dan HrO
peningkatan tekanan darah arteri. Respons ini membantu serta zat terlarut akan terbuang sia-sia akibat meningkatnya
membatasi aliran darah ke dalam glomerulus dalam jumlah tekanan darah arteri saat olahraga berat. Jika, sebaliknya,
normal meskipun tekanan arteri meningkat. Sebaliknya, re- LFG terlalu rendah maka ginjal kurang mampu mengeluar-
laksasi inheren arteriol aferen yang tidak teregang ketika kan zat sisa, kelebihan elektrolit, dan bahan lain yang harus
tekanan di dalam pembuluh berkurang meningkatkan aliran diekskresikan. Karena itu otoregulasi meredam efek langsung
darah ke dalam glomerulus meskipun tekanan arteri turun. perubahan tekanan arteri pada LFG serta ekskresi HrO, zat
I Mekanisme umpan balik tubuloglomerulus (tubulo- terlarut, dan zat sisa.
glomerular feedback mechanism, TGF) melibatkan aparatus Jika terjadi perubahan tekanan arteri rerata di luar
juhstaglomerulus, yaiu kombinasi khusus sel tubular dan vas- kisaran otoregulasi, maka mekanisme ini tidak bisa meng-
kular di mana tubulus, setelah memutar balik, berjalan me- kompensasi. Kaarena itu, penurunan dramatis tekanan arteri
lewati sudut yang dibentuk oleh arteriol aferen dan eferen rerata (<80 mmHg atau >180 mmHg) menyebabkan tekanan
sewaktu keduanya menyatu dengan glomerulus (Gambar kapiler glomerulus dan LGF menurun atau meningkat sesuai
l4-3 dan 14-11). Sel-sel otot polos di dinding arteriol aferen perubahan tekanan arteri tersebut.
di bagian ini secara khusus membentuk sel granular, di-
namai demikian karena sel-sel ini memiliki banyak granula PENTI NGNYA KONTROL SIMPATIS EKSTRI NSIK
sekretorik. Sel tubulus khusus di regio ini secara kolektif di- PADA LFG
namai makula densa. Sel-sel makula densa mendeteksi per-
Selain mekanisme otoregulasi intrinsik yang dirancang untuk
ubahan kadar garam cairan tubulus yang melewatinya.
menjaga LFG konstan meskipun terjadi fluktuasi tekanan
Jika LFG meningkat akibat peningkatan tekanan arteri darah arteri, LFG dapat diubah dengan sengaja-bahkan ketika
maka cairan yang difiltrasi dan mengalir melalui tubulus tekanan darah arteri berada dalam kisaran otoregulasi-oleh
distal lebih besar daripada normal. Sebagai respons terhadap mekanisme kontrol ekstrinsik yang mengalahkan respons
peningkatan penyaluran garam ke tubulus distal, sel-sel ma- otoregulasi. Kontrol ekstrinsik LFG, yang diperantarai oleh
kula densa mengeluarkan adenosin, yang bekerja secara para- sinyal sistem saraf simpatis ke arteriol aferen, ditujukan un-

554 Bab 14
Arteriol
eferen
Sel Lumen
endotel kapsul
Bowman
Sel otot
Arteriol polos
eferen

Kapiler
glomerulus
ju kstag lomeru lus

Sel granular

Tubulus
distal
$l
Arteriol
aferen
Gambar l4-11
Aparatus jukstaglomerulus. Aparatus jukstaglomerulusterdiri dari sel-sel vaskular khusus (sel granLtlar) dan sel-sel tubular
khusus (makula densa) di titik tempat tubulus distal menembus garpu/cagak yang dibentuk oleh arteriol aferen dan arteriol
eferen nefron yang sama.

tuk mengatur tekanan darah arteri. Sistem saraf parasimpatis konstriktor simpatis jauh lebih banyak dibandingkan dengan
tidak memiliki pengaruh apapun pada ginjal. arteriol eferen. Ketika arteriol aferen yang membawa darah ke
Jika volume plasma berkurang-sebagai contoh, akibat glomerulus berkonstriksi akibat peningkatar.r aktivitas simpa-
perdarahan-maka penurunan tekanan darah arteri yang rer- tis, darah yang mengalir ke dalam glomerulus akan lebih sedi-
jadi dideteksi oleh baroresepror arkus aorra dan sinus karotis, kit daripada normal sehingga tekanan darah kapiler glomeru-
yang memicu refleks saraf untuk meningkatkan tekanan da- lus menurun (Gambar 14-10a). Penurunan LFG yang terjadi,
rah ke arah normal (lihat h. 404). Respons refleks ini dikoor- pada gilirannya, mengurangi volume urin. Dengan cara ini,
dinasikan oleh pusat kontrol kardiovaskular di batang otak sebagian H,O dan garam yang seharusnya keluar meialui urin
dan terutama diperantarai oleh peningkatan aktivitas simpa- dapat dipertahankan di dalam tubuh, dalam jangka panjang
tis ke jantung dan pembuluh darah. Meskipun peningkatan membantu memulihkan volume plasma ke normal sehingga
curah jantung dan resistensi perifer total yang terjadi mem- penyesuaian-penyesuaian kardiovaskular jangka pendek yang
bantu meningkatkan tekanan darah menuju normal namun telah terjadi tidak lagi dibutuhkan. Mekanisme lain, misalnya
volume plasma tetap kurang. Dalam jangka panjang, volume meningkatnya reabsorpsi HrO dan garam oleh tubulus serta
plasma harus dipulihkan ke normal. Salah satu kompensasi meningkatnya rasa haus (dijelaskan lebih rinci di bagian lain),
untuk berkurangnya volume plasma adalah penurunan juga ikut berperan dalam pemeliharaan tekanan darah jangka
pengeluaran urin sehingga lebih banyak cairan yang ditahan panjang, meskipun volume darah berkurang, dengan mem-
di tubuh. Pengeluaran urin berkurang sebagian karena pe- bantu memulihkan volume plasma.
nurunan LFG; jika cairan yang difiltrasi berkurang maka Sebaliknya, jika tekanan darah meningkat (misalnya
yang tersedia untuk diekskresikan juga berkurang. akibat ekspansi volume plasma setelah ingesti cairan ber-
lebihan), respons sebaliknya yang terjadi. Ketika baroreseptor
PERAN REFLEKS BARORESEPTOR PADA KONTROL mendeteksi peningkatan tekanan darah maka aktivitas vaso-
EKSTRINSIK LFG konstriktor simpatis ke arteriol, termasuk arteriol aferen
Tidak ada mekanisme baru yang diperlukan unruk menurun- ginjal, menurun secara refleks sehingga terjadi vasodilatasi
kan LFG. LFG diturunkan oleh respons refleks baroreseptor arteriol aferen. Karena darah yang masuk ke glomerulus
terhadap penurunan tekanan darah (Gambar 14-12). Selama melalui arteriol aferen yang melebar meningkat maka tekanan
refleks ini, terjadi vasokonstriksi akibat pengaruh simpatis di darah kapiler glomerulus bertambah sehingga LFG mening-
sebagian besar arteriol di seiuruh tubuh (termasuk arteriol kat (Gambar 14-10b). Karena cairan yang difiltrasi mening-
aferen) sebagai mekanisme kompensasi untuk meningkatkan kat maka jumlah yang tersedia untuk dieliminasi melalui urin
resistensi perifer total. Arteriol aferen disarafi oleh serat vaso- juga meningkat. Yang juga berperan meningkatkan volume

Sistem Kemih 555


j lekanan darah arteri

Deteksi oleh
baroreseptor arkus aorta
dan sinus karotis

m;-l -.-
iuntuns J Aktivitas simpatis
I |

Vasokonstriksi arteriol
generalisata

Vasokonstriksi
arteriol aferen

J Tekanan darah
kapiler glomerulus

I LFG

J Volume urin

I Konservasi cairan
clan

Gambar 14-12
Refleks baroreseptor mempengaruhi LFG dalam regulasi jangka panjang tekanan darah arteri.

urin adalah penurunan reabsorpsi HrO dan garam di tubulus anggap sebagai suatu konstanta, kecuali pada keadaan penya-
oleh pengaruh hormon. Kedua mekanisme ginjal ini - kit di mana membran giomerulus menjadi lebih bocor dari-
peningkatan filtrasi glomerulus dan penurunan reabsorpsi pada biasa. Riset-riset baru menunjukkan bahwa \ dapat
HrO dan garam oleh tubulus - meningkatkan volume urin mengalami perubahan di bawah kontrol fisiologik. Dua fak-
dan mengeluarkan kelebihan cairan dari tubuh. Penurunan tor yang mempengaruhi K;luas permukaan dan permeabili-
rasa haus dan asupan cairan juga mernbantu memulihkan tas membran glomerulus-dapat dimodifikasi oleh aktivitas
tekanan darah yang meningkat ke normal. kontraktil di dalam membran.
Luas permukaan yang tersedia untuk filtrasi di dalam

I LFG dapat dipengaruhi oleh perubahan dalam glomerulus diwakili oleh permukaan dalam kapiler glome-
rulus yang berkontak dengan darah. Setiap kuntum kapiler
koefisien filtrasi.
glomerulus disatukan oleh sel mesangium. Sel-sel ini
Sejauh ini kita telah membahas perubahan LFG sebagai mengandung elemen kontraktil (yaitu, filamen mirip aktin).
akibat perubahan dalam tekanan filtrasi netto. Namun, laju Kontraksi sel-sel mesangium ini menutup sebagian kapiler
filtrasi glomerulus juga bergantung pada koefisien filtrasi (K,) filtrasi, mengurangi luas permukaan yang tersedia untuk fil-
selain tekanan ftltrasi netto. Selama bertahun-tahun K" di- trasi di dalam kuntum giomerulus. Ketika tekanan filtrasi

566 Bab 14
netto tidak berubah maka penurunan \ ini menurunkan
LFG. Stimulasi simpatis menyebabkan sel mesangium ber- IGinjal secara normal menerima 20% sampai
kontraksi dan merupakan mekanisme kedua (selain men- 25% curah jantung.
dorong vasokonstriksi arteriol aferen) yang digunakan oleh
Pada K, dan tekanan filtrasi netto rerata, 20o/o plasma yang
sistem saraf simpatis untuk menurunkan LFG.
masuk ke ginjal diubah menjadi filtrat glomerulus. Hal ini
Podosit juga memiliki filamen kontraktil mirip aktin,
berarti bahwa pada LFG rerata 125 ml/mnt, aliran plasma
yang kontraksi atau relaksasinya masing-masing dapat menu-
ginjai total harus sekitar 625 mllmnt. Karena 55% dari darah
runkan atau meningkatkan jumlah celah filtrasi yang terbuka
keseluruhan terdiri dari plasma (yaitu, hematokrit = 45; lihat
di membran dalam kapsul Bowman dengan mengubah ben-
h,421), maka aliran darah total meialui ginjal rata-rata adalah
tuk dan kedekatanpo t process (Gambar 14-13) . Jumlah celah
1140 ml/mnt. Jumlah ini adalah sekiar 22o/o dari curah
adalah penentu permeabilitas; semakin banyak celah yang
jantung total yang besarnya 5 liter (5000 ml) per menit,
terbuka, semakin besar permeabilitas. Aktivitas kontraktil
meskipun ginjal membentuk kurang dari 1o/o berat badan
podosit, yang selanjutnya mempengaruhi permeabilitas dan
total.
K,, berada di bawah kontrol ftsiologik oleh mekanisme yang
belum sepenuhnya dipahami. Ginjal perlu menerima proporsi curah jantung yang
sedemikian besar karena organ ini harus terus-menerus me-
Sebelum mengalihkan perhatian ke proses reabsorpsi
tubulus, marilah kita teliti persentase curah jantung yang lakukan fungsi regulatorik dan ekskretorik terhadap darah
mengalir ke ginjal. Hal ini akan lebih memperkuat konsep dalam jumlah besar yang dialirkan kepadanya untuk mem-
berapa banyak darah yang mengalir melaiui ginjal dan berapa
pertahankan stabilitas lingkungan cairan internal. Sebagian
banyak cairan yang terfiltrasi serta diproses oleh tubulus.
besar darah mengalir ke ginjal bukan untuk mendarahi
jaringan ginjal tetapi untuk disesuaikan dan dimurnikan
oleh ginjal. Secara rerara, 207o sampai 25o/o dari darah yang
dipompa keluar oleh jantung setiap menit "mengalir ke pem,
Lumen kapiler bersih" dan bukan melaksanakan tugas normalnya bertukar
glomerulus bahan dengan jaringan. Hanya dengan pemrosesan rerus-
Lengkung
menerus darah dalam jr-rmlah besar tersebut barulah ginjal
Membran
basal kapiler dapat dengan tepar mengarur volume dan komposisi elektro,
glomerulus glomerulus lit lingkungan internal dan secara adekuat mengeluarkan pro-
duk sisa metabolik dalam jumlah besar yang terus-menerus
diproduksi.

REABSORPSI TUBULUS
Semua konstituen plasma kecuali protein, tanpa pandang
\ arr"n bulu difitrasi bersama melalui kapiler glonrerulus. Selain zat
Foot process podosit Celah kapsul sisa dan kelebihan bahan yang harus dikeluarkan oleh tubuh,
filtrasi Bowman
cairan filtrasi juga mengandung nutrien, elektrolit, dan bahan
(a)
lain yang dibutuhkan oleh tubuh. Memang, melalui filtrasi
glomerulus yang terus-menerus, jumlah dari bahan-bahan
yang terfiltrasi per hari ini bahkan lebih besar daripada yang
ada di tubuh. Bahan-bahan esensial yang terfiltrasi dikem-
balikan ke tubuh melalui reabsorpsi tubulus, rrarrsfer diskret
F.4TA\ dqiTIX..in;"Ttr.T (,{nr\iirliXl}\mn'\dfiil-Iill\ ,linq
bahan-bahan dari lumen tubulus ke dalam kapiler peritubu-
lus.

I Reabsorpsi tubulus adalah proses yang luar


biasa, sangat selektif, dan bervariasi.
(b)
Gambar 14-13 Reabsorpsi tubulus adalah suatu proses yang sangat selektif.
Semua konstituen kecuali protein plasma memiliki konsen,
Perubahan jumlah celah filtrasi yang terbuka akibat relaksasi
dan kontraksi podosit. (a) Relaksasi podosit memperkecil trasi yang sama di filtrat giomerulus dar.r di plasma. Pada
bagian basal foot process, meningkatkan jumlah celah f iltrasi sebagian besar kasus, jumlah setiap bahan yang diserap ada-
yang terbuka penuh di daerah tersebut. (b) Kontraksi podosit lah jumlah yang diperlukan untuk mempertahankan kom-
mendatarkan foot process sehingga jumlah celah filtrasi di
posisi dan volume lingkungan cairan internai yang sesuai.
antaranya berkurang (Sumber: Diadaptasi dari Federation
Proceedings, vol.42, h. 3046-3052, 1983, Dicetak ulang Secara umum, tubulus memiliki kapasitas reabsorpsi yang
dengan ijin). besar untuk bahan-bahan yang dibutuhkan oleh tubuh dan

Sistem Kemih 567


Dari 125 ml/mnt cairan yang terfiltrasi, biasanya 124
Tabel 14-2 ml/mnt direabsorpsi. Dengan melihat besarnya filtrasi glome-
Nasib Berbagai Bahan yang Tersaring oleh Ginjal rulus maka besar reabsorpsi tubulus adalah luar biasa: TLbu-
PERSENTASE PERSENTASE lus biasanya mereabsorpsi 99o/o dari HrO yang terfiltrasi (47
RERATA RERATA gallhari), 100% gula yang terfiltrasi (2,5 lb/hari) , dan99,5o/o
REABSORPSI EKSKRESI garam yang terfiltrasi (0,36 lb/hari).
BAHANYANG BAHANYANG
BAHAN TERFILTRASI TERFILTRASI

Air 99 1 I Reabsorpsi tubulus melibatkan transpor


Natrium 99,5 0,5
Glukosa 100 0
transepitel.
Urea (suatu produk sisa) 50 50
Fenol (suatu produk sisa) Di seluruh panjangnya, dinding tubulus memiliki ketebalan
100 satu sel dan terletak dekat dengan kapiler peritubulus yang
mengelilinginya (Gambar l4-14). Sel-sel tubulus yang
berdekatan tidak berkontak satu sama lain kecuali di tempat
mereka disatukan oleh taut erat (taut kedap, tight junctiln;
kecil atau tidak ada untuk bahan-bahan yang tidak berman- lihat h. 65) di tepi-tepi Iateral dekar membran luminalnya,
faat (Tabel 14-2). Karena itu, hanya sedikit, kalaupun ada, yang menghadap ke lumen tubulus. Cairan interstisium
konstituen plasma yang terfiltrasi dan bermanfaat bagi tubuh terletak di celah antara sel-sel yang berdekatan-ruang
terdapat di urin karena sebagian besar telah direabsorpsi dan lateral*serta di antara tubulus dan kapiler. Membran
dikembalikan ke darah. Hanya bahan esensial, misalnya elek- basolateral menghadap cairan interstisium di bagian basal
trolit yang berlebihan yang dieksreksikan di urin. Untuk dan tepi lateral sel. Taut erat umumnya menghambat bahan
konstituen plasma esensial yang diatur oleh ginjal, kapasitas mengalir di antara sel sehingga bahan harus menembus sel
reabsorpsi dapat bervariasi bergantung pada kebutuhan tu- untuk meninggalkan lumen tubulus dan masuk ke darah.
buh. Sebaliknya, sebagian produk sisa yang terfiltrasi terdapat
di urin. Bahan sisa ini, yang tidak bermanfaat dan bahkan TAHAP-TAHAP TRANSPOR TRANSEPITEL
berpotensi merugikan tubuh jika dibiarkan menumpuk, sama
Untuk dapat direabsorpsi, suatu bahan harus melewari lima
sekali tidak direabsorpsi. Zat-zar ini menetap di tubulus un-
sawar terpisah (Gambar 14-14):
tuk dikeluarkan di urin. Sewaktu HrO dan bahan penting
lain direabsorpsi, produk-produk sisa yang tertinggal di I Tahap i Bahan harus meninggalkan cairan tubulus
cairan tubulus menjadi sangat pekat. dengan melewati membran luminal sel tubulus

Lumen Sel epitel Cairan Kapiler


tubulus tubulus interstisium peritubulus

Filtrat

Membran Ruang lateral


luminal

oo +
o
-...-....>

Membran Dinding
basolateral kapiler

Agar dapat direabsorpsi (berpindah dari filtrat ke plasma), suatu bahan harus melewati lima sawar berbeda:

Q membran luminal sel @ membran basolateral sel


@ dinding tapiter

@ sitosol @ cairan interstisium

Gannbar 14-14
Tahap-tahap transpor transepitel.

568 Bab 14
| ' Tahap ? Bahan harus melewati sitosol dari satu sisi sel dan volume bervariasi, bergantung pada kebutuhan tubuh
tubulus ke sisi lainnya. untuk menghemat atau mengeluarkan H.O.
I Tahap 3 Bahan harus melewati membran basolateral sel I Reabsorpsi natrium di tubulus distal dan koligenres
tubulus untuk masuk ke cairan interstisium bervariasi dan berada di bawah kontrol hormon. Reabsorpsi
I Tahap 4 Bahan harus berdifusi melalui cairan intersti- ini berperan kunci dalam mengarur volume CES, yang pen-
sium ting dalam kontrol jangka panjang tekanan darah arteri, dan
I Tahap 5 Bahan harus menembus dinding kapiler untuk juga sebagian berkaitan dengan sekresi K- dan sekresi Ht.
masuk ke plasma darah
Natrium direabsorpsi di sepanjang tubulus kecuali di
Keseluruhan rangkaian langkah ini dikenal sebagai transpor pars desendens ansa Henle. Nanti anda akan mempelajari
transepitel ("menembus epitel"). makna dari pengecualian ini. Di seluruh segmen tubulus
yang mereabsorpsi Na-, tahap aktif dalam reabsorpsi Na-
REABSORPSI PASIF VERsU5 AKTIF melibatkan pembawa Na.-K. AIPase dependen energi yang
Grdapat dua jenis reabsorpsi tubulws-reabsorpsi pasif dan terletak di membran basolateral sel tubulus (Gambar 14-1r.
re abs o rps i a httf-bergantung pada apakah diperlukan penge- Pembawa ini sama dengan pompa Na--K. yang terdapat di
luaran energi lokal untuk mereabsorpsi bahan tertentu. Pada semua sel yang secara aktif mengeluarkan Na- dari sel (lihat
reabsorpsi pasif, semua tahap dalam rranspor transepitel h. 77). Sewaktu pompa basolateral memindahkan Na. keluar
suatu bahan dari lumen tubulus ke plasma bersifat pasif; sel tubulus ke dalam ruang lateral, konsentrasi Na- intrasel
yaitu tidak ada pengeluaran energi pada perpindahan netto terjaga tetap rendah sementara konsentrasi Na- di ruang late-
bahan, yang terjadi mengikuti penurunan gradien elektro- ral terus meningkat; jadi, pompa ini memindahkan Na" me-
kimia atau osmotik (lihat h. 70). Sebaiiknya, reabsorpsi aktif lawan gradien konsentrasi. Karena konsentrasi Na. intrasel
berlangsung jika salah satu dari tahap-tahap dalam transpor dijaga tetap rendah oleh aktivitas pompa basolateral maka
transepitel suatu bahan memerlukan energi, bahkan jika ke- terbentuk gradien konsentrasi yang mendorong perpindahan
empat tahap lainnya bersifat pasif. Pada reabsorpsi aktif, pasif Na- dari konsentrasinya yang lebih tinggi di lumen
perpidahan netto bahan dari lumen tubulus ke plasma terjadi tubulus menembus batas luminal ke daiam sel tubuius. Sifat
melawan gradien elektrokimia. Bahan yang secara aktif di- saluran Na- luminal dan/atau pengangkut yang memungkin-
reabsorpsi bersifat penting bagi tubuh, misalnya glukosa, kan perpindahan Nat dari lumen ke dalam sel bervariasi di
asam amino, dan nutrien organik lainnya, serta Nat dan berbagai bagian tubulus, tetapi bagaimanapun perpindahan
elektrolit lain seperti PO43-. Di sini tidak secara spesifik di- Na* menembus membran luminal selalu merupakan proses
jelaskan proses reabsorpsi masing-masing bahan yang difil- pasif. Sebagai contoh, di tubulus proksimal, Na* menye-
trasi untuk dikembalikan ke plasma tetapi akan diperlihatkan berangi batas luminal melalui pembawa kotranspor yang se-
contoh ilustratif mekanisme umum yang berperan, setelah cara bersamaan memindahkan Na- dan suatu nutrien organik
mula-mula kita menguraikan reabsorpsi Na- yang penring misalnya glukosa dari lumen ke dalam sel. Anda akan segera
dan unik. belajar lebih banyak renrang proses kotranspor ini. Sebalik-
nya, di duktus koligentes, Na- menyeberangi batas luminal
melalui suatu saluran Nat. Setelah masuk ke dalam sel me-
I Pompa N*-K* ATPase aktif di membran lewati batas luminal melalui cara apapun, Na- secara aktif
basolateral penting bagi reabsorpsi Na. dikeluarkan ke ruang lateral oleh pompa Na--Kt basolateral.
Langkah ini sama di seluruh tubulus. Natrium terus berdifusi
Reabsorpsi natrium bersifat unik dan kompleks. Dari energi
menuruni gradien konsentrasi dari konsentrasinya yang
total yang dikeluarkan oleh ginjal, 80% digunakan untuk tinggi di ruang lateral ke dalam cairan intersrisium sekitar
transpor Nat, yang menunjukkan pentingnya proses ini. dan akhirnya ke dalam pembuluh darah peritubulus. Karena
Tidak seperti kebanyakan zat terlarut yang terfiltrasi, Na- itu, transpor netto Na* dari lumen tubulus ke Calam darah
direabsorpsi hampir di sepanjang tubulus, tetapi dengan berlangsung dengan menggunakan energi.
derajat berbeda-beda di bagian yang berbeda. Dari Nat yang
difiltrasi, 99,50/o secara normal direabsorpsi. Dari Na. yang
Kini marilah kita membahas penringnya regulasi re-
absorpsi Na- di bagian distal nefron dan meneliti bagaimana
direabsorpsi, sekitar 670/o direabsorpsi di tubulus proksimal,
kontrol ini terlaksana. Kemudian kita akan mengulas secara
25o/odi ansa Henle, dan 8% di tubulus distal dan koligentes.
lebih detil peran reabsorpsi Na. di tubulus proksimal dan di
Reabsorpsi natrium memiliki peran penting berbeda-beda di
ansa Henle.
masing-masing segmen tersebut, seperti akan tampak seiring
dengan berlanjutnya pembahasan kita. Inilah sekilas peran-
peran tersebut:
I Aldosteron merangsang reabsorpsi Na* di
I Reabsorpsi natrium di tubulus probsimal\erperan pen-
tubulus distal dan koliEentes.
reabsorpsi glukosa, asam amino, HrO, Cl-, dan
::?.0""- Di tubulus proksimal dan ansa Henle, terjadi reabsorpsi Na-
I Reabsorpsi natrium di pars asendens ansa Henle, ber- yang terfiltrasi dengan persentase tetap berapapun beban
sama dengan reabsorpsi Cl-, berperan sangar penring dalam Na: Qumkh total l\at di cairan tubuh, bukan konsentrasi
kemampuan ginial menghasilkan urin dengan konsentrasi Nat di cairan tubuh). Di bagian distal tubulus, reabsorpsi

Sistem Kemih 569


Kapiler
Sel tubulus Cairan interstisium peritubulus

Na'
Transpor aktif
Saluran
Na'

I Pembawa
I Na--x-ATpase
J basolateral
I
Na'
Ruang lateral

Gambar 14-15
Reabsorpsi natrium. Pembawa Na*-K* ATPase basolateral secara aktif memindahkan Na- dari sel tubulus ke dalam cairan
interstisium di ruang lateral. Proses ini menciptakan suatu gradien konsentrasi untuk perpindahan pasif Na- dari lumen ke dalam
sel tubulus dan dari ruang lateral ke dalam kapiler peritubulus, menghasilkan perpindahan netto Na+ dari lumen tubulus ke
dalam darah, suatu proses yang memerlukan energi.

persentase kecil Na- yang terfiltrasi berada di bawah kontrol ron (SRAA). Sel granular apararus jukstagiomerulus (Gam-
hormon. Tingkat reabsorpsi terkontrol ini berbanding ter- 6ar 14-11) mengeluarkan suatu hormon enzimatik, renin,
balik dengan tingkat beban Na- di tubuh. Jika Nat terlalu ke dalam darah sebagai respons terhadap penurunan NaCl/
banyak maka hanya sedikit dari Na- yang terkontrol ini volume CES/tekanan darah. Fungsi ini adalah tambahan
direabsorpsi; Na. ini akan keluar melalui urin sehingga ke- terhadap peran sel makula densa aparatus .jukstaglomerulus
lebihan Na- dapat dikeluarkan dari tubuh. Namun, jika ter- dalam otoregulasi. Secara spesifik, tiga masukan berikut ke sel
jadi kekurangan Na* maka sebagian besar atau seluruh Nat granular meningkatkan sekresi renin:
yang terkontrol ini direabsorpsi, menghemat Na. tubuh yang
1. Sel granular itu sendiri berfungsi sebagai baroreseptor
seharusnya keluar melalui urin.
intrLtrenal. Sel ini peka terhadap perubahan tekanan di
Beban/jumlah Na. di tubuh tercermin dalam volume
dalam arteriol aferen. Ketika mendeteksi penurunan
CES. Natrium dan ion Cl' penyertanya membentuk lebih
tekanan darah se1 granular ini mengeluarkan lebih
dari 90o/o aktivitas osmotik CES (NaCl adalah garam dapur).
banyak renin.
Ingatlah bahwa tekanan osmotik secara longgar dapat di-
2. Sel makula densa di bagian tubuius aparatus jukstaglo-
anggap sebagai gaya y^ng menarik dan menahan H,O (lihat
merulus peka terhadap NaCl yang melewatinya melalui
h. 70). Ketika beban Na. di aras normal dan karenanya
lumen tubulus. Sebagai respons terhadap penurunan
aktivitas osmotik CES meningkat maka keiebihan Nat ini
NaCl, sel makula densa memicu sel granular untuk
akan "menahan" tambahan HrO, meningkatkan volume
mengeluarkan lebih banyak renin.
CES. Sebaliknya, ketika beban Nat di bawah normal se-
hingga aktivitas osmotik CES berkurang, jumlah HrO yang
3. Sel granular disarafi oleh sistem saraf simpatis. Ketika
tekanan darah turun di bawah normal, refleks barore-
dapat ditahan di CES lebih rendah daripada normal sehingga
septor meningkatkan aktivitas simpatis. Sebagai bagian
volume CES berkurang. Karena plasma adalah bagian dari
dari respons refleks ini, peningkaran aktivitas simpatis
CES maka hasil terpenting dari perubahan volume CE,S
merangsang sel granular mengeluarkan lebih banyak
adalah penyamaan perubahan tekanan darah dengan ekspan-
ren i n.
si ('l tekanan darah) atau penurunan (J tekanan darah)
volume plasma. Karena itu, kontrol jangka panjang tekanan Sinyal-sinyal yang saling terkait untuk meningkatkan
darah arteri akhirnya bergantung pada mekanisme pengarur sekresi renin ini semuanya menunjukkan perlunya mening-
Na-. Kini kita akan mengalihkan perhatian pada mekanisme- katkan volume plasma untuk meningkatkan tekanan arteri ke
mekanisme ini. dormal dalam jangka panjang. Melalui serangkaian proses
kompleks yang melibatkan SRAA, peningkatan sekresi renin
menyebabkan peningkaran reabsorpsi Na' oleh tubulus distal
PENGAKTIFAN SISTEM RENIN-ANGIOTENSIN-
dan koligentes. Klorida selalu secara pasif mengikuti Na-
ALDOSTERON
menuruni gradien listrik yang terbentuk oleh perpindahan
Sistem hormon terpenting dan paling terkenal yang terlibat aktif Nat. Manfaat akhir dari rerensi garam ini adalah bahwa
dalam regulasi Na- adalah sistem renin-angiotensin-aldoste- retensi tersebut mendorong retensi HrO secara osmotis, yang

570 Bab 14
membantu memulihkan volume plasma sehingga penting 8% dari Nat yang terfiltrasi yang bergantung pada aldosteron
dalam kontrol jangka panjang tekanan darah. untuk direabsorpsi, namun pengeluaran sedikit-sedikit ini,
Marilah kita mempelajari secara lebih detil mekanisme yang sering terjadi karena seluruh volume plasma difiltrasi
SRAA di mana sekresi renin akhirnya menyebabkan pening- melalui ginjal berkali-kali dalam sehari, dapat menyebabkan
katan reabsorpsi Na- (Gambar 14-16). Setelah dikeluarkan ke pengeluaran Na- dalam jumlah bermakna.
daiam darah, renin bekerja sebagai enzim untuk meng- Jika tidak terdapat aldosteron sama sekali maka garam
aktifkan angiotensinogen menjadi angiotensin I. Angio- yang dapat diekskresikan per hari adalah 20 gram. Pada
tensinogen adalah suatu protein plasma yang disintesis oleh sekresi aldosteron maksimal, semua Na- yang terfiltrasi (dan,
hati dan selalu terdapat di plasma dalam konsentrasi tinggi. karenanya, semua Cl' yang terftltrasi) direabsorpsi sehingga
Ketika melewati paru melalui sirkulasi paru, angiotensin I ekskresi garam di urin nol. Jumlah aldosteron yang disekre-
II oleh angiotensin-conaerting
diubah menjadi angiotensin sikan, dan karenanya jumlah relatif garam yang dihemat
enzrye (ACE), yang banyak terdapat di kapiler paru. versus yang dikeluarkan, biasanya bervariasi antara kedua
Angiotensin II adalah perangsang utama sekresi hormon ekstrim ini, bergantung pada kebutuhan tubuh. Sebagai con-
aldosteron dari korteks adrenal. Korteks adrenal adalah kelen- toh, orang yang mengonsumsi garam dalam jumlah biasa
jar endokrin yang menghasilkan beberapa hormon berbeda, umumnya mengekskresikan sekitar 10 g garam per hari di
masing-masing disekresikan sebagai respons terhadap rang- urin, mereka yang mengonsumsi garam dalam jumlah besar
sangan yang berbeda. mengeluarkan lebih banyak, dan orang yang telah kehilangan
cukup banyak garam karena mandi keringat mengeluarkan
FUNGSI SISTEM RENIN-ANGIOTENSIN-ALDOSTERON lebih sedikit garam melalui urin. Dengan mengubah-ubah
jumlah renin dan aldosteron yang disekresikan sesuai dengan
Di antara berbagai efeknya, aldosteron meningkatkan re-
jumlah cairan (yang ditentukan oleh garam) di tubuh, ginjal
absorpsi Nat oleh tubulus distal dan koligentes. Hormon ini
dapat dengan repar menyesuaikan jumlah garam yang di-
melakukannya dengan mendorong penyisipan saluran Na.
tahan atau dikeluarkan. Dengan melakukan hal ini ginjal
tambahan ke dalam membran luminal dan penambahan
mempertahankan beban garam dan volume CES/tekanan
pembawa Nat-K- AfPase ke dalam membran basolateral sel
darah arteri pada tingkat yang relatif konstan meskipun kon-
tubulus distal dan koligentes. Hasil akhirnya adalah pening-
sumsi garam sangat beruariasi dan adanya pengeluaran cairan
katan fluks pasif Na- masuk ke dalam sel tubulus dari lumen
penuh garam secara abnormal.
dan peningkatan pemompaan Na. keluar sel ke dalam plas-
ma-yaitu, peningkatan reabsorpsi Na-, disertai Cl mengikuti
PERAN SISTEM RENIN-ANGIOTENSIN-ALDOSTERON
secara pasif. Karena itu, SRAA mendorong retensi garam
DALAM BERBAGAI PENYAKIT
yang menyebabkan retensi HrO dan peningkatan tekanan
darah arteri. Melalui mekanisme umpan balik negatif sistem CATAIAN KLIMS. Sebagian kasus hipertensi (tekanan darah
ini menghilangkan faktor-faktor yang memicu pelepasan tinggi) disebabkan oleh peningkatan abnormal aktivitas SRAA.
awal renin*yaitu, deplesi garam, penurunan volume plasma, Sistem ini juga ikut berperan menyebabkan retensi cairan dan
dan penurunan tekanan darah arteri (Gambar \4-16). edema yang terjadi pada gagal jantung kongestif Karena janrung
Selain merangsang sekresi aldosteron, angiotensin II mengalami kepayahan maka curah jantung berkurang dan
adalah konstriktor poten arteriol sistemik, secara langsung tekanan darah arteri menjadi rendah meskipun volume plasma
meningkatkan tekanan darah dengan meningkatkan resistensi normal atau bahkan meningkat. Jika penurunan tekanan darah
perifer total (iihat h. 386). Selain itu, angiotensin II merang- disebabkan oleh gagal jantung dan bukan penurunan jumlah
sang rasa haus (meningkatkan asupan cairan) dan merangsang garam/cairan di tubuh maka refleks-reflei<s untuk menahan
vasopresin (suatu hormon yang meningkatkan retensi HrO garam dan cairan yang terpicu oleh rendahnya tekanan darah
oleh ginjal), di mana keduanya ikut berperan dalam me- merupakan hal yang kurang tepat. Ekskresi natrium dapat turun
nambah volume plasma dan meningkatkan tekanan arteri. hingga nyaris nol meskipun ingesti garam berlanjut dan terjadi
(Seperti yang akan anda pelajari, mekanisme lain yang ber- akumulasi di tubuh. Ekspansi CES yang terjadi menimbulkan
kaitan dengan regulasi jangka panjang tekanan darah dan edema dan memperparah gagal jantung kongestif karena jan-
osmolaritas CES juga penring daiam mengontrol rasa haus tung yang telah melemah tidak dapat memompa volume plasma
dan sekresi vasopresin). tambahan tersebut.
Situasi yang berlawanan terjadi jika beban Nat, volume
CES dan plasma, dan tekanan darah arteri di atas normal. OBAT YANG MEMPENGARUHI REABSORPST Na.
Pada keadaan-keadaan ini, sekresi renin terhambat. Dengan CATAIAN KLINIS. Karena mekanisme penahan garam rer-
demikian, karena angiotensinogen tidak diaktif-kan menjadi picu secara tidak tepat maka pasien gagal jantung diberi diet
angiotensin I dan II, maka sekresi aldosteron tidak terang- rendah garam. Mereka sering diterapi dengan diuretik, obat
sang. Ta.npa aldosteron, tidak terjadi reabsorpsi Na- yang yang menyebabkan diuresis (peningkatan curah urin) se-
dependen aldosteron (jumlahnya kecil) di segmen distal tu- hingga terjadi peningkatan pengeluaran cairan dari tubuh.
bulus. Na. yang tidak direabsorpsi ini kemudian keluar ber- Banyak dari obat ini bekerja dengan menghambat reabsorpsi
sama urin. Tanpa aldosteron, pengeluaran terus-menerus se- Na. di tubulus. Dengan lebih banyaknya Nar yang diekskre-
bagian kecil dari Na. yang terfiltrasi ini dapat dengan cepat sikan, Iebih banyak HrO yang dikeluarkan dari tubuh se,
mengeluarkan kelebihan Na. dari tubuh. Meskipun hanya hingga kelebihan CES dapat dikeluarkan.

Sistem Kemih 57'l


J NaCU J volume CES/ Membantu memperbaiki
.ltekanan darah arteri

Hati
l.
Ginjal

WW
Na. (dan Cl-) secara
osmotis menahan lebih
banyak HrO di CES

Nat (dan Cl )
dihemat

I Reabsorpsi Na-
oleh tubulus ginjal
( | reabsorpsi Ct
mengikuti secara
pasif)

Vasopresin Haus

I Reabsorpsi HrO
oleh tubulus ginjal

*Faktor lain yang berkaitan


dengan keseimbangan
cairan juga menimbulkan
respons-respons ini.

Gambar 14-16
Sistem renin-angiotensin-aldosteron (SRAA). Ginjal mengeluarkan hormon renin sebagai responsterhadap penurunan NaCl,
volume CES, dan tekanan darah arteri. Renin mengaktifkan angiotensinogen, suatu protein plasma yang diproduksi di hati,
menjadi angiotensin l. Angiotensin I diubah menjadi angiotensin ll oleh angiotensin-converting enzyme (ACE) yang diproduksi di
paru. Angiotensin ll merangsang korteks adrenal untuk mengeluarkan hormon aldosteron, yang merangsang reabsorpsi Na*
oleh ginjal. Rentesi Na. yang terjadi menimbulkan efek osmotik yang menahan lebih banyak HrO di CES. Bersama-sama,
konservasi Na* dan HrO membantu mengoreksi rangsangan semula yang mengaktifkan sistem hormon ini. Angiotensin lljuga
memiliki efek lain yang membantu mengoreksi rangsangan semula, misalnya dengan mendorong vasokonstriksi arteriol.

Obat penghambat ACE, yang menghambat kerja darah ini dilawan oleh sistem pembuang Na. dan penurun
angiotensin-conuerting enzyme (ACE) dan penyekat reseptor tekanan darah yang melibatkan hormon peptida natriuretik
aldosteron, juga bermanfaat untuk mengobati hipertensi atritm (atrial natriuretic peptidc, ANP) (na*iuretik artinya
dan gagal jantung kongestif. Dengan masing-masing meng- "memicu ekskresi sejumlah besar narrium di urin'). Jantung,
hambat pembentukan angiotensin II atau menghambat peng- selain bekerja memompa darah, juga menghasilkan ANII
ikatan aldosteron ke reseptornya di ginjal, kedua golongan yang disimpan di granuia dalam sel otot atrium jantung
obat ini menghentikan efek penghematan garam dan air serta khusus dan dibebaskan dari atrium ketika jantung secara
efek konstriksi arteriol SRAA. mekanis teregang oleh peningkatan volume plasma akibat
peningkatan volume CES. Ekspansi ini, yang terjadi akibat

I Peptida natriuretik atrium menghambat retensi NaCl dan HrO, meningkatkan tekanan darah arteri.
Seianjutnya ANP mendorong natriuresis dan diuresis, me-
reabsorpsi Na*.
nurunkan volume plasma, dan juga mempengaruhi sistem
Semenrara SRAA memiliki efek paling kuat pada pengaturan kardiovaskular untuk menurunkan tekanan darah (Gambar
Na- oleh ginjal, sistem penahan Na- dan penambah tekanan 14-17).

572 Bab 14
Kerja utama ANP adalah menghambat secara langsung pada sistem ini secara logis dapat menimbulkan hipertensi.
reabsorpsi Na. di bagian distal nefron sehingga etr<skresi Na. di Pada kenyataannya, studi-studi terakhir menunjukkan bahwa
urin meningkat. ANP juga meningkatkan ekslaesi Na- di urin defisiensi sistem natriuretik mungkin mendasari sebagian
dengan menghambat dua tahap SRAA. ANP menghambat kasus hipertensi jangka panjang dengan membiarkan sistem
sekresi renin oleh ginjal dan bekerja pada korteks adrenal untuk penahan Na- bekerja tanpa pengimbang. Retensi garam yang
menghambat sekresi aldosteron. ANP juga mendorong natriu- terjadi, khususnya yang berkaitan dengan tingginya asupan
resis dan diuresis dengan meningkatkan LFG melalui dilatasi garam, dapat menyebabkan peningkatan volume CES dan
arteriol aferen, meningkatkan tekanan darah kapiler glomerulus, tekanan darah.
dan dengan melemxkan sel mesangium glomerulus sehingga Kita sekarang akan mengalihkan perhatian kepada re-
terjadi peningkatan \ Dengan semakin banyaknya garam dan absorpsi z.at-zat tetlarvt yang terfiltrasi lainnya. Namun, kita
air terfiltrasi, semakin banyak garam dan air yang dielakresikan akan terus membahas reabsorpsi Na., karena reabsorpsi banyak
di urin. Selain secara tidak langsung menurunkan tekanan darah zat terlarur lain sedikit banyak berkaitan dengan reabsorpsi Na-.
dengan mengurangi bebarr Na- dan karenanya beban (jumlah)
cairan di tubuh, ANP secara langsung menurunkan tekanan
darah dengan menurunkan curah jantung dan mengurangi I Glukosa dan asam amino direabsorpsi oleh
resistensi vaskular perifer dengan menghambat aktivitas saraf transpor aktif sekunder dependen Na*.
simpatis pada jantung dan pembuluh darah.
Kontribusi relatif ANP dalam mempertahankan kese- Sejumlah besar molekul organik yang penting dari segi nutrisi
imbangan garam dan HrO serta regulasi tekanan darah saat misalnya glukosa dan asam amino rersaring seriap hari. Ka-
ini sedang diteliti secara mendalam. Yang utama, gangguan rena bahan-bahan ini seluruhnya secara normal direabsorpsi

Membantu memperbaiki Membantu memperbaiki


ltrtact /
1 Volume cES /
l Tekanan darah arteri

l.
Atrium
jantung qffi

Reabsorpsi Na-
oleh tubulus ginjal
Sistem renin-
angioiensi n-aldosteron
[oi"til;--_l
arteriol aferen
E"t"';n
simpatis
I I I
yang menghemai garam I

t
t vJil",""
I arteriol
I tfc.'"r.l tr".dd
I jantung | | perifer
I

-\
I areren
I

I
I tnt"t I

t \--
t l-c-_-l I r"k"*"
I arteri
g"on-]
I

I
{ (efek osmotit<)
N".d";tol
I yang terliltrasi
I I

Gambar 14-17
Peptida natriuretik atrium. Atrium mengeluarkan hormon peptida natriuretik atrium (ANP) sebagai respons terhadap
peregangannya oleh retensi Na*, ekspansi volume CES, dan peningkatan tekanan darah arteri. Peptida natriuretik atrium,
selanjutnya, memilliki efek natriuretik, diuretik, dan hipotensif untuk membantu mengoreksi rangsangan semula yang
menyebabkan pelepasannya.

Sistem Kemih 573


kembali ke darah oleh mekanisme yang dependen energi dan memiliki maksimum tubulus. (Meskipun masing-masing
dependen Nat di tubuius proksimal maka tidak satupun dari pembawa Na- dapat mengalami penjenuhan namun tubulus
bahan-bahan tersebut yang diekskresikan di urin. Reabsorpsi secara keseluruhan tidak memperlihatkan maksimum tubu-
yang cepat dan mutlak di tubulus ini mencegah hilangnya lus untuk Na-, karena aldosteron mendorong sintesis pem-
nutrien-nutrien organik penting ini dari tubuh. bawa Nat-K- yang lebih aktif di sel-sel tubulus distal dan
Meskipun glukosa dan asam amino berpindah melawan koiigentes sesuai kebutuhan).
gradien konsentrasinya dari lumen tubulus ke dalam darah Konsentrasi sebagian bahan (tidak semua) dalam plasma
sampai konsentrasinya di cairan tubulus nyaris nol, tidak ada yang memperlihatkan reabsorpsi maksimal diatur oleh ginjal.
energi yang secara langsung digunakan untuk mengoperasi- Bagaimana ginjal dapat mengatur sebagian bahan yang
kan pengangkut glukosa atau asam amino. Glukosa dan direabsorpsi secara aktif sementara bahan yang lain tidak
asam amino dipindahkan oleh transpor aktif sekunder. diatur, dengan tubulus ginjal membatasi jumlah masing-
Pada proses ini, pembaua kotanspor khusus yang hanya ter- masing dari bahan tersebut yang dapat direabsorpsi dan
dapat di tubulus proksimal secara simultan memindahkan dikembalikan ke plasma? Kita akan membandingkan glu-
Na- dan molekul organik spesifik dari iumen ke dalam sel kosa, suatu bahan yang memiliki T tetapi tidah diatur oleh
(lihat h. 79). Pembawa kotranspor lumen ini adalah cara yang ginjal, dengan fosfat, bahan dengan T yang diatur oleh
digunakan Na- untuk secara pasif menyeberangi membran ginial.
lumen di tubulus proksimal. Gradien konsentrasi Na- lu-
mensel yang dipertahankan oleh pompa Na--K- basolateral
(yang memerlukan energi) menjalankan sistem kotranspor I Glukosa adalah contoh bahan yang direabsorpsi
ini dan menarik molekul-molekul organik melawan gradien secara aktif dan tidak diatur oleh ginjal.
konsentrasinya tanpa pengeluaran energi secara langsung.
Karena proses keseluruhan reabsorpsi glukosa dan asam Konsentrasi glukosa plasma normal adalah 100 mg glu-
amino bergantung pada pemakaian energi maka molekul- kosa/100 ml plasma. Karena glukosa terfiltrasi bebas di glo-
molekul organik ini dianggap direabsorpsi secara aktif meski- merulus maka bahan ini melewari kapsul Bowman dengan
pun energi tidak digunakan secara langsung untuk memin- konsentrasi yang sama dengan konsentrasi di plasma. Karena
dahkan keduanya menembus membran. Pada hakikatnya, itu, terdapat 100 mg glukosa untuk setiap 100 ml plasma
<<tumpangan yang difiltrasi. Dengan 125 ml plasma yang diftltrasi secara
glukosa dan asam amino mendapat gratis"
dengan menggunakan energi yang telah digunakan dalam normal seriap menir (LFG rerata = 125 ml/mnt), 125 mg glu-
reabsorpsi Nat. Tianspor aktif sekunder memerlukan keber- kosa akan melewati kapsul Bowman dengan filtrat ini seriap
adaan Na. di dalam lumen; tanpa Na', pembawa kotranspor menit. Jumlah setiap bahan yang difiltrasi per menit, yang
tidak dapat bekerja. Setelah diangkut ke dalam sel tubulus, dikenal sebagai jumlah terffltrasi, dapat dihitung sebagai
glukosa dan asam amino akan berdifusi secara pasif menuruni herikut:
gradien konsentrasi menembus membran basolateral untuk
masuk ke dalam plasma, dipermudah oleh pembawa yang Jumlah filtrasi = konsentrasi plasma bahan x
suatu bahan LFG bahan
ridak meme rlukan e nergi.
Jumlah filrrasi glukosa - 100 mg/100 mlx 125 ml/mnt
125 mglmnr
I Secara umum, bahan yang direabsorpsi secara
Pada LFG yang tetap, jumlah filtrasi giukosa berbanding
aktif memperlihatkan maksimum tubulus. lurus dengan konsentrasi glukosa plasma. Peningkatan kon-
sentrasi glukosa piasma menjadi 200 mg/100 ml akan me-
Semua bahan yang direabsorpsi secara aktifberikatan dengan
lipatgandakan jumlah filtrasi glukosa menjadi 250 mg/mnt,
pembawa di membran plasma yang memindahkannya me-
demikian seterusnya (Gambar 14-18).
nembus membran melawan gradien konsentrasi. Setiap pem-
bawa bersifat spesifik untuk jenis bahan yang dapat di-
pindahkannya; sebagai contoh, pembawa kotranspor glukosa MAKSIMUM TUBULUS UNTUK GLUKOSA
tidak dapat memindahkan asam amino, demikian sebaliknya. T untuk glukosa adalah sekitar 375 mglmnt; yaitu, meka-
Karena jumlah masing-masing tipe pembawa yang ada di sel- nisme pengangkut glukosa mampu secara aktif mereabsorpsi
sel yang melapisi bagian dalam tubulus terbatas maka ter- hingga 375 mg glukosa per menit sebelum mencapai ke-
dapat batas atas jumlah bahan tertentu yang dapat secara mampuan transpor maksimainya. Pada konsentrasi glukosa
aktif dipindahkan dari cairan tubulus dalam periode waktu normal 100 mg/100 ml, 125 mg glukosa yang tersaring per
tertentu. Laju reabsorpsi maksimal dicapai ketika semua menit dapat cepar direabsorpsi oleh mekanisme pengangkut
pembawa yang spesifik untuk suatu bahan ditempati atau glukosa karena jumlah yang difiltrasi ini jauh di bawah T
jenuh sehingga pembawa-pembawa tersebut tidak lagi dapat untuk glukosa. Karena itu, biasanya tidak ada glukosa yang
menangani penumpang tambahan pada saat itu (lihat h. 75). ditemukan di urin. Baru muncul setelah.iumlah glukosa yang
Tianspor maksimal ini disebut sebagai maksimum tubulus difiltrasi melebihi T^ 375 mg/mnt. Ketika lebih banyak glu-
(tubular maximum, atau f). Setiap bahan yang jumlahnya kosa terfiltrasi per menit dibandingkan dengan yang dapat
melebihi Tin-nya tidak akan direabsorpsi dan lolos ke dalam direabsorpsi karena T terlampaui, maka jumlah yang di-
urin. Kecuali Na., semua bahan yang direabsorpsi secara aktif reabsorpsi maksimal dan kelebihan glukosa akan tetap berada

574 Bab 14
trasi glukosa plasma sebesar 500 mg/100 ml, jumlah yang
Pada LFG
tetap sebesar difiltrasi adalah 525 mg/mnt, dengan tetap hanya 375 mgl
125 mlimnt mnt yang dapat direabsorpsi sehingga 250 mglmnt akan
, , masuk ke dalam urin (Gambar 14-18).
6
O
o
-^^
5UU ,
t CATAIAN KLINIS. Konsentrasi glukosa plasma dapat
,si,/ sangat tinggi pada diabetes melitus, suatu penyakit endokrin
f Maksimu'n 496
f tubulus (I.) ,(......... yang berkaitan dengan kurangnya efek insulin. Insulin adalah
ia 3oo suatu hormon pankreas yang mempermudah pemindahan
.=E glukosa ke dalam banyak sel tubuh. Ketika penyerapan glu-
sb
oc
200
[ -L- kosa oleh sel terganggu maka glukosa yang ddak dapat masuk
100
ke dalam sel akan tetap berada di plasma, meningkatkan
konsentrasi glukosa plasma. Karena itu, meskipun secara nor-
100 200 300 400 500 600 700 800 900
mal tidak terdapat di urin, glukosa ditemukan pada urin
t
Ambang ginjal orang dengan diabetes ketika konsentrasi glukosa plasma me-
Konsentrasi glukosa plasma (mgi100 ml)
lebihi ambang ginjal, meskipun fungsi gin.ial tidak berubah.
Gambar 14-18 Apa yang terjadi ketika konsentrasi plasma turun di
Penanganan glukosa oleh ginjal sebagai fungsi dari bawah normal? Tirbulus ginjal, tentu saja, mereabsorpsi se-
konsentrasi glukosa plasma. Pada LFG yang tetap, jumlah mua glukosa yang terfiltrasi karena kapasitas reabsorpsi glu-
glukosa yang terfiltrasi per menit berbanding lurus dengan
konsentrasi glukosa plasma. Semua glukosa yang tersaring
kosa masih jauh. Ginjal tidak dapat melakukan apa-^pa
dapat direabsorpsi sampai maksimum tubulus (T.). Jika jumlah untuk meningkatkan kadar glukosa plasma yang rendah ke
glukosa yang difiltrasi per menit melebihi T., maka jumlah normal. Ginjal hanya mengembalikan semua glukosa yang
glukosa yang direabsorpsi akan maksimum (senilai T.) dan terfiltrasi ke plasma.
sisanya tetap berada di dalam filtrat untuk diekskresikan di
urin. Ambang ginjal adalah konsentrasi plasma di mana T*
tercapai dan glukosa pertama kali muncul di urin. PENYEBAB MENGAPA GINJAL TIDAK MENGATUR
GLUKOSA
Ginjal tidak mempengaruhi konsentrasi glukosa plasma da-
lam kisaran nilai yang lebar dari kadar yang sangat rendah
dalam filtrat untuk diekskresikan. Karena itu, konsenrrasi
hingga tiga kali lipat kadar normai. Karena !. untuk glukosa
glukosa plasma harus lebih besar daripada 300 mg/100 ml-
lebih dari tiga kali normal-sebelum jumlah yang difiltrasi 1""1i di "t". j,rml"h normal yang diftltrasi .nli" ginld bi"."-
nya menahan semua glukosa sehingga tubuh tidak kehilang-
melebihi 375 mglmnt dan glukosa mulai muncul dalam
an nutrien yang penting ini ke urin. Ginjai tidak mengarur
urin.
glukosa karena ginjal tidak mempertahankan glukosa pada
konsentrasi plasma terrentu. Konsentrasi ini normalnya di-
AMBANG GINJAL UNTUK GLUKOSA atur oleh mekanisme endokrin dan hati, dengan ginjal hanya
Konsentrasi plasma di mana T suatu bahan tercapai dan mempertahankan berapapun konsentrasi glukosa yang di-
bahan mulai muncul di urin disebut ambang ginjal. Pada T tetapkan oleh mekanisme-mekanisme yang lain ini (kecuali
rerata 375 mg/mnt dan LFG 125 ml/mnt, ambang ginjal jika kadar plasma sedemikian tinggi sehingga mengatasi ke-
untuk glukosa adalah 300 mg/mll. Di atas T,, reabsorpsi mampuan reabsorpsi ginjal). Prinsip umum yang sama juga
akan tetap pada laju maksimalnya dan setiap peningkatan berlaku untuk nutrien plasma organik lainnya, misalnya asam
lebih lanjut jumlah yang difiltrasi akan menyebabkan pening- amino dan viramin larur air.
katan sebanding jumlah bahan yang diekskresikan. Sebagai
contoh, pada konsentrasi glukosa plasma 400 mg/100 ml,
jumlah glukosa yang difiltrasi ada.lah 500 mg/mnt, 375 mgl
mnt di antaranya dapat direabsorpsi (senilai T ) dan \25 ngl
I Fosfat adalah contoh bahan yang direabsorpsi
secara aktif dan diatur oleh ginjal.
mnt di anraranya akan diekskresikan di urin. Pada konsen-
Ginjal tidak secara langsung berperan dalam pengaturan
llni adalah situasi yang ideal. Dalam kenyataannya, glukosa sering banyak elektrolit, misalnya fosfat (POo3 ) dan kalsium (Ca2.)
mulai muncul di urin pada konsentrasi glukosa I B0 mg/ 1 00 ml atau karena ambang ginjal untuk ion-ion inorganik ini sama
lebih. Glukosa sering diekskresikan sebelum ambang rerata ginjal dengan konsentrasi plasma normalnya. Pembawa transpor
sebesar 300 mg/100 ml tercapai oleh dua sebab. Pertama, tidak untuk elektrolit-elektrolit ini terletak di tubulus proksimal.
semua nefron memiliki Tm yang sama sehingga sebagian nefron
Kita akan menggunakan POns sebagai contoh. Makanan kita
mungkin telah melampaui T
mereka dan mengekskresikan glukosa
biasanya kaya akan POn3-, tetapi karena tubulus dapat me-
sementara yang lain belum mencapai T . Kedua, efisiensi pembawa
reabsorpsi hingga jumlah yang setara dengan konsentrasi
kotranspor glukosa mungkin tidak bekerja pada kapasitas
maksimalnya pada nilai yang meningkat tetapi kurang dari nilai T POr3 plasma (tidak lebih), maka kelebihan POr3-yang masuk
sebenarnya, sehingga sebagian dari glukosa yang terfiltrasi mungkin cepat dikeluarkan ke dalam urin, memulihkan konsentrasi
gagal direabsorpsi dan tumpah ke dalam urin meskipun ambang plasma ke normal. Semakin banyak jumlah pOr3- yang di-
ginjal rerata belum tercapai. telan melebihi kebutuhan tubuh, semakin besar jumlah yang

Sistem Kemih 575


diekskresikan. Dengan cara ini ginjal mempertahankan kon- tubulus proksimal dan ansa Henle berapapun jumlah HrO
sentrasi POrs- yang diperlukan sembari mengeluarkan setiap di tubuh dan tidak berada di bawah kontrol. Sisa 20%-nya
kelebihan POr3 lang masuk. direabsorpsi dalam jumlah bervariasi di tubulus distal; jum-
Tidak seperti reabsorpsi nutrien organik, reabsorpsi lah yang direabsorpsi di tubulus distal dan koligentes berada
POrs- dan Ca2- juga berada di bawah kontrol hormon. Hor- di bawah kontrol langsung hormon, bergantung pada status
mon paratiroid dapat mengubah ambang ginjal untuk POr3- hidrasi tubuh. Tidak ada bagian tubulus yang secara langsung
dan Ca2. sehingga jumlah elektrolit ini yang ditahan dapat memerlukan energi untuk reabsorpsi HrO dalam jumlah
disesuaikan, bergantung pada kebutuhan tubuh saat itu (Bab besar ini.
19). Selama reabsorpsi, HrO melewati akuaporin, atau
saluran air, yang terbentuk oleh protein-protein membran
plasma spesiftk di sel tubulus. Di berbagai bagian nefron ter-
I Reabsorpsi aktif Na* menyebabkan reabsorpsi dapat beragam jenis saluran air. Saluran air di tubulus prok-
pasif Cl-, HrO, dan urea. simal selalu terbuka sehingga bagian ini sangat permeabel
terhadap HrO. Sebaliknya, saluran di bagian distal nefron
Selain reabsorpsi aktif sekunder glukosa dan asam amino diatur oleh hormon uasopresin sehingga reabsorpsi H,O di
berkaitan dengan pompa Na'-K- basolateral, reabsorpsi pasif bagian ini berubah-ubah.
Cl-, HrO, dan urea juga bergantung pada mekanisme re- Gaya utama yang mendorong reabsorpsi HrO di tubu-
absorpsi Nat aktif ini. lus proksimal adalah kompartemen hipertonisitas di ruang-
ruang lateral antara sel-sel tubulus yang tercipta oleh pompa
REABSORPSI KLORIDA basolateral yang secara aktif mengeluarkan Na- (Gambar 14-

Ion klorida yang bermuatan negatif direabsorpsi secara pasif 19). Al<ibat aktivitas pompa ini, konsentrasi Na. di cairan
menuruni gradien listrik yang tercipta oleh reabsorpsi aktif tubulus dan sel tubulus cepat turun sementara di dalam ruang
ion natrium yang bermuatan positif. Umumnya ion klorida lateral konsentrasinya secara bersamaan naik. Gradien
mengalir di antara, bukan menembus, sel tubulus. Jumlah osmotik ini memicu aliran netto pasif HrO dari lumen ke
Cl-yang direabsorpsi ditentukan oleh laju reabsorpsi aktif dalam ruang lateral, baik menembus sel atau mengalir di
Na., dan tidak dikontrol langsung oleh ginjal. antara sel-sel melalui taut erat yang "bocor". Akumulasi
cairan di ruang lateral menyebabkan meningkatnya tekanan
hidrostatik (tekanan cairan), yang mendorong H,O keluar
REABSORPSIAIR ruang lateral menuju cairan interstisium dan akhirnya ke
Air direabsorpsi secara pasif di seluruh panjang tubuius ka- dalam kapiler peritubulus. Air.juga secara osmoris mengikuti
rena HrO secara osmotis mengikuti Na- yang direabsorpsi zar-zat terlarut lain misalnya glukosa (yang juga dependen
secara aktif. Dari HrO yang difiltrasi , 650/o - I 17 lite r sehari- Nat), tetapi pengaruh langsung reabsorpsi Nat pada re-
direabsorpsi secara pasif pada akhir tubulus proksimal. Se- absorpsi pasif HrO secara kuantitatif lebih penting.
banyak l5o/o dari H,O yang difiltrasi direabsorpsi di ansa Pengembalian HrO yang terfiltrasi ke plasma ini di-
Henle. Total 80% dari HrO yang difiltrasi ini direabsorpsi di tingkatkan oleh kenyataan bahwa tekanan osmotik koloid

Kapiler
Sel tubulus proksimal Cairaninterstisium peritubulus

i Tekanan
I hidrostatik
H20------+-H2O
No+ ,..*Na+

Gambar 14-19
Reabsorpsi air di tubulus proksimal. Gaya yang menyebabkan reabsorpsi HrO adalah kompartemen hipertonisitas di ruang
lateral yang tercipta oleh pengeluaran aktif Na. oleh pompa basolateral. Tanda panah terputus-putus menunjukkan arah
perpindahan osmotik HrO.

576 Bab"l4
plasma lebih besar di kapiler peritubulus daripada di tempat disebabkan oleh retensi urea, yang tidak terlalu toksik, tetapi
lain. Konsentrasi protein plasma, yang menentukan tekanan lebih pada akumulasi bahan-bahan lain yang tidak dikeluarkan
osmorik koloid plasma, meningkat di darah yang masuk ke secara adekuat akibat sekresinyayang rerganggu
kapiler peritubulus karena filtrasi ekstensif H?O di kapiler
terutama H- -
dan K- Para petugas kesehatan masih menyebut gagal ginjal
glomerulus di hulu. Protein-protein plasma yang tertinggal sebagai uremia ('urea dalam darah'), yang menunjukkan ke-
di glomerulus terkonsentrasi dalam volume HrO plasma lebihan urea dalam darah. meskipun retensi urea bukan me-
yang lebih sedikit sehingga tekanan osmotik koloid plasma rupakan ancarnan utama keadaan ini.
darah yang tidak terfiltrasi yang meninggalkan glomerulus
dan masuk ke kapiler peritubuius meningkat. Gaya ini cen-
derung "menarik" HrO ke dalam kapiler peritubulus ber- ffi Seca;'a umun!, produk slsa yang tidak diperlukan
samaan dengan "dorongan" tekanan hidrostatik di ruang late- 'tIrr1la,k
cfi ireabsorpsi.
rilyangmenekan HrO menuju kapiler. Dengan cara-cara ini,
650/o dari HrO yang difiltrasi - 1 lT liter per hari direabsorpsi Produk-produk sisa lainnya yang difiltrasi , misalnyafenol dan
-
secara pasif di akhir tubulus proksimal. kreatinin, juga terkonsentrasi di dalam cairan tubulus se-
Mekanisme yang bertanggung jawab untuk reabsorpsi waktu HrO meninggalkan filtrat untuk masuk ke plasma,
HrO setelah tubulus proksimal akan dibahas kemudian. tetapi bahan-bahan ini tidak direabsorpsi seperti urea. Mole,
kul urea, karena merupakan bahan sisa yang terkecil, adalah
REABSORPSI UREA satu-satunya zar sisa yang secara pasif direabsorpsi melalui
efek pemekatan ini. Meskipun juga terkonsenrrasi di cairan
Reabsorpsi pasif urea, selain Cl- dan H,O, juga secara tidak
tubulus, bahan-bahan sisa lainnya tidak dapat meninggalkan
Iangsung berkaitan dengan reabsorpsi aftiFNar. Urea adalah
suatu produk sisa dari pemecahan protein. Reabsorpsi HrO
yang berlangsung secara osmoris di tubulus proksimal ie-
kunder terhadap reabsorpsi aktif Na- menghasilkan gradien
konsentrasi untuk urea yang mendorong reabsorpsi pasif .. ,,! "l
ll;':* t lr
bahan sisa ini, sebagai berikut (Gambar 14-20). Reabsorpsi
besar-besaran HrO di tubulus proksimal secara bertahap .t
mengurangi filtrat dari semula 725 mllmnt menjadi hanya *r ' ?,
* a
44 mllmnt cairan yang terringgal di lumen di akhir tubulus *, ,t
tl i'1,
proksimal (650/o dari HrO di filtrat semula, atau 8 1 ml/mnt, Kapsul
telah direabsorpsi). Bahan-bahan yang telah terfiltrasi tetapi Bowman lr-;t
I r 1125 ml it
al
;
belum direabsorpsi menjadi semakin pekat di dalam cairan * i
. 'lnrtr"t **i
tubulus karena HrO direabsorpsi semenrara mereka ter- l' , *
tinggal. Urea adalah salah satu bahan tersebut. Konsentrasi
l.'l
l..l ,/"
/ *
rat
t
urea sewaktu difiltrasi di glomerulus identik dengan konsen- t
t* i i t
trasinya di plasma yang masuk ke kapiler peritubulus. Na- Awal I Na* a
mun, jumlah urea yang ada dalam 125 mI cairan yang di- tubulu$
filtrasi di awai tubulus proksimal terkonsentrasi hingga tiga proksimal
a*lt*
kali lipat dalam 44 ml cairan yang tersisa di akhir tubulus :41*t
proksimal. Akibatnya, konsentrasi urea di dalam cairan tu- 'a*a
ta
I
a a " r
bulus menjadi jauh iebih besar daripada konsentrasi urea di
kapiler sekitar. Karena itu, terbentuk gradien konsentrasi
untuk urea yang secara pasifmenyebabkan urea berdifusi dari
'aa:
rll
lumen tubulus ke dalam plasma kapiler peritubulus. Karena cqr
lll
dinding tubulus proksimal hanya agak permeabel terhadap Akhir 44ml a

urea maka hanya sekitar 50o/o dari urea yang terfiitrasi di- tubulus filtrat '*t.a
proksimal * -" I
*
reabsorpsi secara pasif melalui cara ini. -t "

CATAIAN KLINIS. Meskipun hanya separuh dari urea (b) Difusi pasif urea.
yang terfiltrasi dieliminasi dari plasma setiap kali darah mengalir menuruni gradieh i
melalui nefron, narnun tingkat pengeluaran ini sudah memadai. "r konsentrasinya
*
****
Konsentrasi urea dalam plasma meningkat hanya pada gangguan = Molekul urea
fungsi ginjal, ketika urea yang dikeluarkan jaul lebih kecil
Gambar 14-20
daripada angka separuh tersebut. Peningkatan kadar urea adalah
Reabsorpsi pasif urea di akhir tubulus proksimal. (a) Di kapsul
salah satu karakteristik kimiawi perta.ma yang teridentifikasi
Bowman dan di awal tubulus proksimal, konsentrasi urea
dalam plasma pasien dengan gagal ginjal berat. Karena itu, sama dengan yang di plasma dan cairan interstisium sekitar.
pengukuran klinis nitrogen urea darah (blood urea ninogen, (b) Di akhir tubulus proksimal, 65%o dari filtrat semula telah
B[IN) digunakan sebagai ukuran kasar fungsi ginjal. Kini direabsorpsi sehingga terjadi pemekatan urea yang ada di
dalam filtrat. Hal ini menciptakan gradien konientiasi yang
diketahui bahwa konsekuensi paling serius gagal ginjal tidak
mendorong reabsorpsi pasif urea.

5istern Kemiir 577


lumen menuruni gradien konsentrasinya untuk secara pasif Selama deplesi K-, sekresi K. di bagian distal nefron ber-
direabsorpsi karena bahan-bahan tersebut tidak dapat me- kurang sampai minimum sehingga hanya sebagian kecil dari
nembus dinding tubulus. Karena itu, produk-produk sisa K- yang terfiltrasi yang lolos dari reabsorpsi di tubulus prok-
ini, karena tidak direabsorpsi, umumnya tetap berada di simal akan diekskresikan di urin. Dengan cara ini, K- yang
tubulus dan diekskresikan di urin dalam konsentrasi tinggi. seharusnya keluar di urin ditahan di tubuh. Sebaliknya, ketika
Ekskresi zat sisa metabolik ini tidak berada di bawah kontrol kadar K. plasma meningkat, sekresi K. disesuaikan sehingga
ftsiologik. Namun, ketika fungsi ginjal normal proses ekskresi terjadi penambahan K. ke filtrat untuk mengurangi konsen-
berlangsung dengan kecepatan yang memuaskan meskipun trasi K- plasma ke normal. Karena itu, sekresi K+, bukan fil-
tidak dikontrol. trasi atau reabsorpsi K-, yang berubah-ubah di bawah kontrol
Kini kita telah menyelesaikan pembahasan tentang untuk mengatur tingkat ekskresi K. dan memelihara konsen-
reabsorpsi tubulus dan akan mengalihkan perhatian kita ke- trasi K- plasma sesuai kebutuhan.
pada proses dasar ginjal lainnya yang dilakukan oleh tubulus
- sekresi tubulus. MEKANISME SEKRESI K-
Sekresi ion kalium di tubulus distal dan koligentes digabung-
't
$iffiK${$ii:l i $#{ j$.{.*r, kan dengan reabsorpsi Na- oleh pompa Na.-K- basolateral
dependen energi (Gambar 14-21). Pompa ini tidak hanya
Seperti reabsorpsi tubulus, sekresi tubulus melibatkan trans- memindahkan Na- keluar sel menuju ruang lateral tetapi juga
por transepitel, tetapi kini langkahJangkahnya dibalik. memindahkan K- dari ruang lateral ke dalam sel tubulus.
Dengan menyediakan rute pemasukan kedua ke dalam tu- Konsentrasi K- intrasel yang meningkat mendorong perpin-
bulus untuk bahan-bahan tertentu, sebresi tubulus, pemin- dahan netto K. dari sel ke dalam lumen tubulus. Perpindah-
dahan diskret bahan dari kapiler peritubulus ke dalam lumen an menembus membran luminal berlangsung secara pasif
tubulus, menjadi mekanisme pelengkap yang meningkatkan melalui sejumlah besar saluran K- di membran ini di tubulus
eliminasi bahan-bahan ini dari tubuh. Setiap bahan yang distal dan koligentes. Dengan menjaga konsentrasi K* cairan
masuk ke cairan tubulus, baik melalui filtrasi glomerulus interstisium rendah (karena mengangkut K- ke dalam sel tu-
maupun sekresi tubulus, dan tidak direabsorpsi, akan di- bulus dari cairan interstisium sekitar), pompa basolateral
eliminasi dalam urin. mendorong perpindahan pasif K keluar plasma kapiler peri-
Bahan-bahan terpenting yang disekresikan oleh tubulus tubulus menuju cairan interstisium. Ion kalium yang mening-
adalah ion hidrogen (H-), ion halium (K-), serta anion dan galkan plasma dengan cara ini kemudian dipompa ke dalam
hati.on organih, yang banyak di antaranya adalah senyawa sel, dari sini ion tersebut secara pasif berpindah ke dalam
yang asing bagi tubuh. lumen. Dengan cara ini, pompa basolateral secara aktif meng-
induksi sekresi netto K- dari plasma kapiler peritubulus ke
dalam lumen tubulus di bagian distal nefron.
I Sekresi ion hidrogen penting dalam Karena sekresi K. dikaitkan dengan reabsorpsi Na- oleh
keseimbangan asam-basa. pompa Na.-K-, mengapa K- tidak disekresikan di sepanjang
segmen tubulus yang melakukan reabsorpsi Na- dan tidak
Sekresi H- ginjal sangat penting dalam mengatur keseim-
hanya terjadi di bagian distal nefron? Jawabannya terletak di
bangan asam-basa di tubuh. Ion hidrogen yang disekresikan
lokasi saluran K. pasif. Di tubulus distal dan koligentes, sa-
ke dalam cairan tubulus dieliminasi dari tubuh melalui urin.
luran K- terkonsentrasi di membran luminal, menyediakan
Ion hidrogen dapat disekresikan oleh tubulus proksimal,
rute bagi K. yang dipompa ke dalam sel untuk keluar ke
distal, atau koligentes, dengan tingkat sekresi H.bergantung
dalam lumen (disekresikan). Di segmen tubulus lainnya, sa-
pada keasaman cairan rubuh. Ketika cairan tubuh terlalu
luran K' terutama terletak di membran basolateral. Akibat-
asam maka sekresi H- meningkat. Sebaliknya, sekresi H-
nya, K- yang dipompa ke dalam sel dari ruang lateral oleh
berkurang jika konsentrasi H. di cairan tubuh terlalu rendah
pompa Na--K. mengalir balik ke ruang lateral melalui
(Lihat Bab 15 untuk perincian lebih lanjut).
saluran-saluran ini. Daur-ulang K. ini memungkinkan pom-
pa Na--K. terus-menerus melakukan reabsorpsi Na. tanpa
I Sekresi ion kalium dikontrol oleh aldosteron. efek lokal netto pada K-.

Ion kalium secara selektif berpindah dalam arah berlawanan


KONTROL SEKRESI K-
di berbagai bagian tubulus; ion ini secara aktif direabsorpsi
di tubulus proksimal dan secara aktif disekresikan di tubulus Beberapa faktor dapat mengubah laju sekresi K-, dengan yang
distal dan koligentes. Di awal tubulus ion kalium direabsorp- terpenting adalah aldosteron. Hormon ini merangsang se-
si secara konstan dan tanpa dikendalikan, sementara sekresi kresi K. oleh sel tubulus di akhir nefron sekaligus mening-
K" di bagian distal tubulus bervariasi dan berada di bawah katkan reabsorpsi Na- oleh sel-sel ini. Peningkatan konsen-
kontrol. Karena K- yang difiltrasi hampir seluruhnya di- trasi K- plasma secara langsung merangsang korteks adrenal
reabsorpsi di tubulus proksimal maka sebagian besar K- di untuk meningkatkan pengeluaran aldosteronnya, yang pada
urin berasal dari sekresi terkontrol K- di bagian distal nefron gilirannya mendorong sekresi dan akhirnya ekskresi kelebih-
dan bukan dari filtrasi. an K. di urin. Sebaliknya, penurunan konsentrasi K- plasma

578 Bab 14
Kapiler
Sel tubulus Cairan interstisium peritubulus

K*=
Saluran
K-

, N?-

Gamh,r*r 14-J'X
Sekresi ion kalium. Pompa basolateral secara bersamaan memindahkan Na. ke dalam ruang lateral dan K. ke dalam sel tubulus
Di bagian-bagian tubulus yang mensekresikan K*, ion ini meninggalkan sel melalui saluran-saluran yang ada di membran
luminal, sehingga disekresikan. (Di bagian-bagian tubulus yang tidak mensekresikan K., K- yang dipompa ke dalam sel sewaktu
reabsorpsi Na* meninggalkan sel melalui saluran yang terletak di membran basolateral sehingga tetap tertahan di tubuh).

menyebabkan penurunan sekresi aldosteron dan penurunan mengatur secara cermat konsentrasi Kr plasma. Hal ini
sekresi K- ginjal yang dirangsang oleh aldosteron. sangat penting, karena fluktuasi konsentrasi K' plasma, bah-
Perhatikan bahwa peningkatan konsenrrasi K. plasma kan yang kecil sekalipun, dapat menimbulkan efek besar.
secara langsung merangsang sekresi aldosteron oleh korteks CATAIAN KLINIS. Kalium berperan kunci dalam
adrenal, sementara penurunan konsentrasi Na- plasma me- aktivitas listrik membran jaringan-jaringan peka rangsang.
rangsang sekresi aidosteron melalui jaiur kompleks SRAA. Peningkatan dan penurunan konsentrasi K. plasma (CES)
Karena itu, sekresi aldosteron dapat dirangsang oleh dua jalur dapat mengubah gradien konsentrasi K- intrasel terhadap
terpisah (Gambar 14-22). Namun, apapun perangsangnya, eftstrasel, yang pada gilirannya dapat mengubah potensial
peningkatan sekresi aldosteron selalu mendorong reabsorpsi membran istirahat. Peningkatan konsentrasi K- CES menye-
Na- dan sekresi K-. Karena itu, sekresi K. dapat secara tidak babkan penurunan potensial istirahat dan peningkatan eksi-
sengaja ditingkatkan akibat peningkatan aktivitas aldosteron tabilitas, khususnya oror janrung. Kepekaan berlebihan jan-
yang ditimbulkan oleh deplesi Na*, penurunan volume CES, tung ini dapat menyebabkan peningkatan kecepatan jantung
atau penurunan tekanan darah arteri yang sama sekali tidak dan bahkan menimbulkan aritmia jantung yang mematikan.
berkaitan dengan keseimbangan K-. Pengeluaran K- yang Sebaliknya, penurunan konsentrasi K. CES menyebabkan
tidak sesuai ini dapat menyebabkan defisiensi K-. hiperpolarisasi membran saraf dan sel otot, yang menurun-
kan kepekaan jaringan,jaringan ini. Manifestasi pcnurunan
EFEK SEKRESI H- PADA SEKRESI K- K. CES adalah kelemahan otot rangka, diare dan distensi
Faktor lain yang dapat secara tidak sengaja mengubah tingkat abdomen akibat disfungsi otot polos, dan kelainan irama
sekresi K. adalah status asam-basa tubuh. Pompa basolatera.l jantung dan hantaran impuls.
di bagian distal nefron dapat mensekresikan Kt atau H- untuk
dipertukarkan dengan Na- yang direabsorpsi. Peningkatan
laju sekresi K. atau H. disertai oleh penurunan laju sekresi
I Sekresi kation dan anion organik membantu
ion yang lain. Dalam keadaan normal, ginjal cenderung mengeluarkan senyawa asing secara efisien dari
mensekresikan K. tetapi jika cairan tubuh terlalu asam dan
tubuh.
sekresi H- ditingkatkan sebagai tindakan kompensasi, maka
Tirbulus proksimal mengandung dua jenis pembawa sekre-
sekresi K- berkurang. Penurunan sekresi ini menyebabkan
torik khusus, satu unruk sekresi anion organik dan satu sis-
retensi K* yang tidak sesuai di cairan tubuh.
tem terpisah untuk seftresi kation organik.

PENTINGNYA MENGATUR KONSENTRASI K-


FUNGSI SISTEM SEKRESI ION ORGANIK
PLASMA
Sistem sekresi ion organik memiliki dga fungsi penting:
Kecuali pada keadaan-keadaan di mana terjadi ketidakseim-
bangan K. akibat kompensasi ginjal untuk defisit volume 1. Dengan menambahkan se.[enis ion organik terrenru ke
CES atau Na* atau keseimbangan asam-basa, ginjal biasanya jumlah yang sudah masuk ke cairan tubulus oleh filtrasi

Sistem Kemih 579


ion organik asing yang memperoleh akses ke cairan ru-
I Na*/Jvolume CES/ buh. Sifat nonselektif ini memungkinkan sistem sekresi
J tekanan arteri
ion organik mempercepat pembuangan banyak bahan
kimia organik asing, termasuk zat aditif makanan, po-
I lutan lingkungan (misalnya pestisida), obat, dan bahan
I Kenln organik non-nutritif lain yang masuk ke tubuh. Meski-
pun membantu tubuh menyingkirkan senyawa asing
I yang berpotensi merugikan namun ini tidak berada di
bawah kontrol fisiologik. Molekul pembawa tidak dapat
I Angiotensin I
mempercepat proses sekresi ketika menghadapi pening-
katan jumlah ion organik ini.
+

[t*-o*-f I r^"'** ] Angiotensin ll


Hati berperan penting dalam membantu tubuh me-

L)+) (+
nyingkirkan senyawa asing. Banyak bahan kimia organik
asing tidak membentuk ion dalam bentuk aslinya sehingga
tidak dapat disekresikan oleh sistem ion organik. Hati

@ (
mengubah bahan-bahan asing ini menjadi bentuk anionik
yang mempermudah sekresinya oleh sistem anion organik
sehingga eliminasi menjadi lebih cepat.
CATAIAN KLINIS. Banyak obat, misalnya penisilin
t dan obat antiinflamasi nonsreroid (OAINS), dikeluarkan
dari tubuh oleh sistem sekresi ion organik. Untuk menjaga
1 Sekresi K- tubulus
konsentrasi obat dalam plasma pada tingkat yang efektif,
-t dosis harus diulang secara teratur untuk mengimbangi ke-
I cepatan pengeluaran senyawa ini di urin.
I Ekskresi K- urin

Gambar 14-22 RINGKASAN PROSES REABSORPSI DAN SEKRESI


Kontrol ganda sekresi aldoteron K'dan Nat Hal ini menuntaskan pembahasan kita tentang proses re-
absorpsi dan selresi yang terjadi melintasi bagian proksimal
dan distal nefron. Proses-proses ini diringkaskan di Tabel
l4-3. Secara umum, tubulus proksimal melakukan sebagian
glomerulus, jalur sekresi organik ini mempermudah eks- besar reabsorpsi. Bagian ini memindahkan banyak dari air
kresi bahan-bahan ini. Di antara ion-ion organik yang yang terfiltrasi, dan zat terlarur yang dibutuhkan kembali ke
termasuk adalah berbagai pembawa pesan kimiawi yang darah tanpa diatur. Demikian juga, tubulus proksimal adalah
terdapat di darah seperti prostaglandin, histamin, dan tempat utama sekresi, kecuali selresi K-. Tirbulus distal dan
norepinefrin yang, setelah melaksanakan tugasnya, ha- koligentes kemudian menentukan jumlah akhir HrO, Na-,
rus segera disingkirkan dari darah sehingga aktivitasnya K-, dan H. yang diekskresikan di urin dan dikeluarkan dari
mereka tidak berkepanjangan. rubuh. Kedua bagian ini melakukannya dengan menyesuai-
2. Pada beberapa kasus penting, ion organik kurang larut kan secara cermat jumlah Na. dan HrO yang direabsorpsi
dalam air. Untuk dapat diangkut dalam darah, ion-ion dan jumlah K- dan H. yang disekresi. Proses-proses di bagian
tersebut terikat dalam jumlah besar tetapi ireversibel ke distal nefron ini semua berada di bawah kontrol, bergantung
protein plasma. Karena melekat ke protein plasma maka pada kebutuhan tubuh sesaat. Produk sisa yang terfiltrasi dan
bahan-bahan ini tidak dapat difiltrasi melalui glome- tidak dibutuhkan dibiarkan rertinggal untuk dikeluarkan di
rulus. Sekresi tubulus mempermudah eliminasi ion-ion urin, bersama dengan produk bukan sisa yang terfiltrasi atau
organik yang ddak dapat difiltrasi ini melalui urin. disekresikan namun tidak direabsorpsi.
Meskipun ion organik tertentu sebagian besar berikatan Kita selanjutnya akan berfokus pada hasil akhir proses-
dengan protein plasma namun sejumlah kecil dari ion proses dasar ginjal - apa yang tertinggal di tubulus untuk
ini selalu berada dalam bentuk bebas atau tidak terikat diekskresikan di urin, dan apa yang telah dibersihkan dari
dalam plasma. Pengeluaran ion organik bebas ini me- plasma.
lalui sekresi memungkinkan sebagian dari ion yang
terikat terlepas dan kemudian dapat disekresikan. Hal
ini, pada gilirannya, mendorong pelepasan lebih banyak
ion organik dan seterusnya. EKSKRESI URIN DAN BERSIHAN
3. Yang utama, sistem sekresi ion organik tubulus proksi- PLASMA
mal berperan kunci dalam eliminasi banyak senyawa
asing dari tubuh. Sistem-sistem ini dapat mengeluarkan Dari 125 ml plasma yang difiltrasi per menit, biasanya t24
berbagai ion organik dalam jumlah besar, baik yang ml/mnt direabsorpsi sehingga jumlah akhir urin yang di-
diproduksi secara endogen (di dalam tubuh) maupun bentuk rerata adalah I ml/mnt. Dengan demikian, dari 180

580 Bab 14
dieliminasi di urin. Dengan mengekskresikan bahan-bahan
Tabel 14-3
di urin, ginjal membersihkan plasma yang mengalir me-
Ringkasan. transpori M'enirnbus .Bagian laluinya dari bahan-bahan tersebut. Bersihan plasma setiap
Proksimal dan Distal Nefron
bahan didefinisikan sebagai volume plasma yang dibersihkan
TUBULUS PROKSIMAL secara tuntas dari bahan bersangkutan oleh ginjal per menit2.

Reabsorpsi Sekresi
Hal ini tidak menunjul<kan jumlah bahan yang disingkirkan
terapi uolume phsma tempat asal dari jumlah yang disingkir-
67o/o dari Na. yang terfiltrasi Sekresi H. dengan tingkat kan tersebut. Bersihan plasma sebenarnya merupakan ukuran
akan direabsorpsi secara aktif; bervariasi bergantung
tidak berada di bawah kontrol; pada status asam-basa yang lebih bermanfaat daripada elakresi urin; adalah lebih
Cl- mengikuti secara pasif tubuh penting untuk mengetahui apa efek ekskresi urin pada
Semua glukosa dan asam amino Sekresi ion organik; tidak pengeluaran bahan dari cairan tubuh daripada mengerahui
yang terfiltrasi akan direabsorp- berada di bawah kontrol volume dan komposisi urin. Bersihan plasma menyatakan
si oleh transpor aktif sekunder;
efektivitas ginjal dalam mengeluarkan berbagai bahan dari
tidak berada di bawah kontrol
lingkungan cairan internal.
POol dan elektrolit lain yang
terf iltrasi direabsorpsi dalam Bersihan plasma dapat dihitung untuk setiap konstituen
jumlah bervariasi; berada di plasma sebagai berikut:
bawah kontrol
65% dari HrO yang terfiltrasi konsentrasi
direabsorpsi secara osmotis; bahan dalam urin x laju aliran urin
tidak berada di bawah kontrol
Laju bersihan = (jumlah/ml urin) (ml/mnt)
50% dari urea yang terfiltrasi
direabsorpsi secara pasif; tidak suatu bahan konsentrasi bahan dalam plasma
berada di bawah kontrol (ml/mnt) (jumlah/ml plasma)
Hampir semua K* yang terf iltrasi
direabsorpsi; tidak berada di Laju bersihan plasma bervariasi untuk setiap bahan, ber-
bawah kontrol gantung pada bagaimana ginjal menangani masing-masing
bahan tersebut.
TUBULUS DISTAL DAN DUKTUS KOLIGENTES
Reabsorpsi Sekresi
Reabsorpsi Na* dengan tingkat Sekresi H. dengan tingkat I Jika suatu bahan difiltrasi tetapi tidak
bervariasi, dikontrol oleh bervariasi, bergantung direabsorpsi atau disekresi maka clearance rate
aldosteron; Cl- mengikuti secara pada status asam-basa
pasif tubuh plasmanya setara dengan LFG.
Reabsorpsi HrO dengan tingkat Sekresi K* dengan tingkat
Anggaplah suatu konstituen plasma, substansi X, difiltrasi
bervariasi, dikontrol oleh bervariasi, dikontrol oleh
vasopresin aldosteron secara bebas di glomerulus tetapi tidak direabsorpsi atau di-
sekresi. Karena 125 mllmnt plasma difiltrasi dan kemudian
direabsorpsi maka jumlah substansi X yang semula terkan-
dung di dalam 125 ml tertinggal di tubulus untuk diekskre-
sikan. Karena itu, setiap menit 125 ml plasma dibersihkan
liter yang diffltrasi per hari, 1,5 liter menjadi urin untuk
diekskresikan.
dari substansi X (Gambar l4-23a) (Dari 125 ml/mnt plasma
yang difiltrasi,124 mllmnt cairan yang difiltrasi dikembali-
Urin mengandung berbagai produk sisa dalam kon-
sentrasi tinggi plus bahan-bahan yang diatur oleh ginjal da-
kan, melalui reabsorpsi, ke plasma minus substansi X, se-
lam jumlah bervariasi, dengan setiap jumlah yang berlebihan
hingga 124 mllmnt ini dibersihkan dari substansi X. Selain
keluar ke dalam urin. Bahan-bahan yang bermanfaat dihemat
itu, 1 ml/mnt cairan yang keluar dari urin akhii'nya diganti
oleh voiume HrO yang masuk dalam jumlah yang sama yang
melalui proses reabsorpsi sehingga tidak ditemukan di urin.
Perubahan relatif kecil dalam jumlah filtrat yang di-
tidak mengandung substansi X. Karena itu, 125 ml plasma
reabsorpsi dapat menyebabkan perubahan besar dalam volu-
yang telah dibersihkan dari substansi X, pada hakikatnya,
me urin yang terbentuk. Sebagai contoh, penurunan kurang
dikembalikan ke plasma untuk setiap 125 ml plasma yang
dari 7o/o laju reabsorpsi total, dari 124 menjadi 123 mllmnt,
diftltrasi per menit).
meningkatkan laju ekskresi urin sebesar 100%, dari 1 menjadi
2 mllmnt. 2Sebenarnya,
bersihan plasma adalah suatu konsep artiffsial, karena
ketika suatu bahan dielakresikan di urin, konsentrasi bahan tersebut
dalam plasma secara keseluruhan berkurang seragam akibat pen-
I Bersihan plasma adalah volume plasma yang campuran merata di sistem sirkulasi. Namun, untuk tujuan per-
dibersihkan dari suatu bahan per menit. bandingan, ada baiknya bersihan dianggap sebagai volume plasma
yang seharusnya mengandung jumlah total bahan (pada konsenrrasi
Dibandingkan dengan plasma yang masuk ke ginjal melalui bahan sebelum ekskresi) yang diekskresikan ginjal dalam satu menit;
arteri renalis, plasma yang keluar dari ginjal melalui vena yaitu, volume hipotetis plasma yang seluruhnya dibersihkan dari
renalis tidak mengandung bahan-bahan yang rertinggal unruk bahan tersebut per menit.

Sistem Kemih 581


CATAIAN KLINIS. Tidak ada bahan kimia endogen dari plasma yang masuk ke ginjal difiltrasi. Sisa 8070 lewat
yang memiliki karakteristik substansi X Semua bahan yang secara tanpa difiltrasi ke dalam kapiler peritubulus. Satu-satunya
alami terdapat di plasma, bahkan zat sisa, sedikit banyak di- cara di mana plasma yang tidak terfitrasi ini dapat dibersih-
reabsorpsi atau disekresi. Namun, inulin (jangan disamakan kan dari bahan apapun selama perjalanan melintasi ginjal ini
dengan insulin), suatu karbohidrat asing tak berbahaya yang sebelum dikembalikan ke sirkulasi umum adalah dengan
diproduksi oleh Jmrsabm artichohe (sejenis tumbuhan), difiltrasi seftresi. Salah satu contoh adalah H-. Selain plasma yang
secara bebas dan tidak direabsoqpsi atau disekresi-suatu subsansi terffltrasi dibersihkan dari H- yang tidak direabsorpsi, plasma
X y*g ideal. Inulin dapat disuntikkan dan bersihan plasmanya yang menjadi asal sekresi H. juga dibersihkan dari H.. Se-
ditentukan sebagai cara klinis unnrk mengetahui LFG. Karena bagai contoh, jika jumlah H. yang disekresikan ekivalen
semua filtrat glomerulus yang terbennrk dibersihkan dari inulin dengan jumlah H. yang ada dalam 25 ml plasma, maka laju
maka volume plasma yang dibersihkan dari inulin per menit sama bersihan untuk H. akan 150 ml/mnt pada LFG normal 125
dengan volume plasmayang difi.luasi per menit-yaitu, LFG. ml/mnt. Setiap menit 125 ml plasma akan kehilangan H.-
nya melalui ffltrasi dan kegagalan reabsorpsi, dan 25 ml
Laju bersihan 30 mg/ml urin x 1,25 ml urin/mnt plasma lainnya akan kehilanganH- melalui sekresi. Bersihan
inulin 0,30 mg/ml plama plasma untuk bahan yang disekresikan selalu lebih besar
daripada LFG (Gambar l4-23d).
= 125 ml plasma-/mnt
CATAIAN KLINIS. Seperti inulin yang dapat diguna-
Meskipun penentuan bersihan plasma inulin akurat kan secara klinis untuk menentukan LFG, bersihan plasma
dan langsung namun cara ini tidak mudah karena inulin senyawa asing lainnya, anion organik asam para-aminohi-
harus diinfuskan secara terus-menerus sepanjang pengukuran purat (PAH), juga dapat digunakan untuk mengukur aliran
untuk mempertahankan konsentrasi plasma yang konstan. plasma ginjal. Seperti inulin, PAH difiltrasi secara bebas dan
Karena itu, bersihan plasma suatu bahan endogen, kreatinin, tidak direabsorpsi. Namun, bahan ini berbeda karena semua
sering digunakan untuk mengetahui perkiraan kasar LFG. PAH dalam plasma yang lolos dari filtrasi disekresikan dari
Kreatinin, suatu produk akhir metabolisme otot, diproduksi kapiler peritubulus oleh jalur sekresi anion organik di tubulus
pada kecepatan yang relatif konstan. Bahan ini difiltrasi se- proksimal. Karena itu, PAH dikeluarkan dari semua plasma
cara bebas dan tidak direabsorpsi tetapi sedikit disekresi. Ka- yang mengalir ke ginjal-baik dari plasma yang difiltrasi dan
rena itu, bersihan kreatinin bukan pencerminan LFG yang kemudian direabsorpsi tanpa PAH-nya maupun dari plasma
akurat tetapi memberi gambaran yang mendekati dan lebih yang ddak terfiltrasi yang berlanjut ke kapiler peritubulus dan
mudah ditentukan daripada bersihan inulin. kehilangan PAH-nya melalui sekresi aktif ke dalam tubulus.
Karena semua plasmayang mengalir melalui ginjal dibersihkan
dari PAH maka bersihan plasma untuk PAH dapat digunakan
I Jika suatu bahan difiltrasi dan direabsorpsi untuk memperkirakan laju aliran plasma melalui ginjal. Biasa-
tetapi tidak disekresi, maka bersihan rate 625 mllmnr, untuk aliran darah
nya aliran plasma ginjal rerata
plasmanya selalu lebih kecil daripada LFG. ginjal (plasma plus sel darah merah) sebesar 1140 ml/mnt-
lebih dari 20o/o dari curah janrung.
Sebagian arau semua bahan yang dapat direabsorpsi yang
diffltrasi dikembalikan ke plasma. Karena volume plasma FRAKSI FILTRASI
yang dibersihkan dari bahan lebih kecil daripada yang difil-
trasi maka laju bersihan suatu bahan yang dapat direabsorpsi Jika anda mengetahui bersihan PAH (aliran plasma ginjal)
dan bersihan inulin (LFG) maka anda dapat dengan mudah
selalu lebih kecil daripada LFG. Sebagai contoh, bersihan
menentukan fraksi ftltrasi, fraksi plasma yang mengalir me-
plasma untuk glukosa normalnya nol. Semua glukosa yang
lalui glomerulus dan terfiltrasi ke dalam tubulus.
diffltrasi akan direabsorpsi bersama dengan semua filtrat yang
dikembalikan sehingga tidak ada plasma yang dibersihkan
Fraksi LFG (bersihan inulin plasma)
dari glukosa (Gambar 14-23b).
filtrasi aliran plasma ginjal (bersihan PAH plasma)
Untuk suatu bahan yang direabsorpsi secara parsial,
misalnya urea, hanya sebagian dari plasma yang difitrasi di- = 125 mllmnt = 20o/o
bersihkan dari bahan ini. Dengan sekitar 50%o urea yang 625
difiltrasi akan direabsorpsi secara pasif, hanya separuh dari
^U^*
plasma yang terfiltrasi, atar 62,5 ml, yang dibersihkan dari Karena itu, sekitar 20o/o dari plasma yang masuk ke glomeru-
urea per menit (Gambar l4-23c). lus difiltrasi.

I Jika suatu bahan difiltrasi dan disekresi tetapi I Ginjal dapat mengekskresikan urin dalam
tidak direabsorpsi maka laju bersihan plasmanya konsentrasi bervariasi bergantung pada status
selalu lebih besar daripada LFG. hidrasi tubuh.

Sekresi tubulus memungkinkan ginjal membersihkan bahan- Setelah membahas bagaimana ginjal menangani berbagai zat
bahan tertentu dari plasma secara lebih effsien. Hanya 20o/o terlarut dalam plasma, kini kita akan berkonsentrasi pada

582 Bab 14
Kapiler
peritubulus

Dalam o
.ota Untuk bahan yang difiltrasi Untuk bahan yang difiltrasi, tidak
urin a dan tidak direabsorpsi atau disekresi, dan direabsorpsi total,
disekresi, misalnya inulin, misalnya glukosa, maka tidak ada
semua plasma yang difiltrasi plasma yang terfiltrasi yang
dibersihkan dari bahan tersebut dibersihkan dari bahan tersebut.
(a) (b)

A *,*"
AA Untuk bahan yang difiltrasi, tidak T+- Untuk bahan yang difiltrasi dan
disekresi, dan direabsorpsi secara #',F*
""f disekresi tetapi tidak direabsorpsi,
parsial, misalnya urea, hanya misalnya ion hidrogen, semua plasma
sebagian dari plasma yang terfiltrasi yang terfiltrasi dibersihkan dari bahan
yang dibersihkan dari bahan tersebut tersebut, dan plasma peritubulus yang
merupakan asal dari bahan yang
disekresikan tersebut juga dibersihkan.
(c) (d)

Gambar 14-23
Clearance plasma untuk bahan yang diproses secara berbeda oleh ginjal.

Sistem Kemih 583


penanganan HrO plasma oleh ginjal. Osmolaritas CES (kon- Medula
sentrasi zat terlarut) bergantung pada jumlah relatif HrO
dibandingkan dengan zat terlarut. Pada keseimbangan cairan
dan konsentrasi zat terlarut yang normal, cairan tubuh ber-
sifat isotonik pada osmolaritas 300 miliosmol/liter (mosm/
Iiter) (lihat h.73 dan A-10). Jika terlalu banyak terdapar H2O
dibandingkan dengan zat terlarut maka cairan tubuh menjadi
hipotonik, yang berarti cairan tubuh terlalu encer dengan
osmolaritas kurang dari 300 mosm/liter. Namun, jika terjadi
defisit HrO relatif terhadap zat terlarut maka cairan tubuh
menjadi terlalu pekat, atau hipertonik, dengan osmolaritas
lebih besar daripada 300 mosm/liter.
Dengan mengetahui gaya pendorong bagi reabsorpsi
HrO di sepanjang tubulus adalah gradien osmotik antara
lumen tubulus dan cairan interstisium sekitar, anda dapat
memperkirakan, berdasarkan pertimbangan osmorik, bahwa
ginjal tidak dapat mengeftskresikan urin yang lebih encer
atau pekat daripada cairan tubuh. Memang, hal inilah yang
akan terjadi jika cairan interstisium yang mengelilingi tubu- Gambar 14-24
lus di ginjal identik osmolarirasnya dengan cairan tubuh lain-
Gradien osmotik vertikal di medula ginjal. Gambaran
nya. Reabsorpsi air akan berlangsung hanya sampai cairan skematik ginjal pada orang yang berdiri tegak yang diputar
tubulus seimbang secara osmotis dengan cairan interstisium, 90' dari posisi normalnya untuk lebih memperjelas gradien
dan tubuh akan tidak memiliki cara untuk mengeluarkan osmotik vertikal di medula ginjal. Osmolaritas cairan intersti-
sium di seluruh korteks ginjal adalah isotonik pada 300 mosm/
kelebihan HrO ketika cairan tubuh hipotonik atau menahan liter; tetapi osmolaritas cairan interstisium di medula ginjal
HrO ketika rerjadi hipertonisiras. meningkat secara progresif dari 300 mosm/liter di batas
Untungnya, terdapat suatu gradien osmotik vertikal dengan korteks hingga maksimal 1200 mosm/liter di taut
dengan pelvis ginjal.
besar yang khas di cairan interstisium medula ginjal. Kon-
sentrasi cairan interstisium secara progresif meningkat dari
batas korteks hingga ke kedalaman medula sampai konsen-
trasi itu pada manusia mencapai maksimal 1200 mosm/liter
di taut dengan pelvis ginjal (Gambar 14-24). pelvis ginjal, berjalan menembus medula hanya dalam arah
desendens. Susunan ini, ditambah dengan karakteristik per-
Melalui mekanisme yang akan segera dijelaskan, gradien
meabilitas dan transpor segmen-segmen tubulus ini, berperan
ini memungkinkan ginjal menghasilkan urin yang konsen-
kunci dalam kemampuan ginjal menghasilkan urin dengan
trasinya bervariasi dari 100 hingga 1200 mosm/liter, bergan-
konsentrasi beragam, bergantung pada apakah tubuh perlu
tung pada status hidrasi tubuh. Ketika tubuh berada dalam
menghemat atau mengeluarkan air. Secara singkat, lengkung
keseimbangan ideal, terbentuk urin isotonik 1 ml/mnt. Ke-
Henle panjang nefron jukstamedula membentuh gradien
tika hidrasi tubuh berlebihan (terlalu banyak HrO), ginjal
osmotik vertikal, vasa rektanya mempertahanhan gradien ini
dapat menghasilkan urin encer dalam jumlah besar (hingga
sembari memberi darah kepada medula ginjal, dan duktus
25 ml/mnt dan hipotonik pada 100 mosm/liter), membuang
koligentes semua nefron menggunahan gradien ini, bersama
kelebihan HrO di urin. Sebaliknya, ginjal dapat menghasil-
dengan hormon vasopresin, untuk menghasilkan urin dengan
kan urin pekat dalam jumlah kecil (hingga 0,3 ml/mnt dan
beragam konsentrasi. Secara kolektif susunan fungsional ke-
hipertonik pada 1200 mosm/liter) ketika tubuh mengalami
seluruhan ini disebut sistem aliran balik meduia. Kita akan
dehidrasi (kekurangan HrO), menahan HrO bagi tubuh.
membahas masing-masing aspeknya secara lebih detil.
Susunan anatomik yang unik dan interaksi fungsional
yang kompleks antara berbagai komponen nefron di medula
ginjal menjadi penyebab terbentuknya dan dimanfaatkannya I Gradien osmotik vertikel medula dibentuk oleh
gradien osmotik vertikal. Ingatlah bahwa lengkung tajam mult!plikasi aliran balik
ansa Henle hanya sedikit masuk ke dalam medula di nefron
korteks, tetapi di nefron jukstamedula lengkung masuk jauh Kita akan mengikuti filtrat melalui nefron berlengkung pan-
ke seluruh kedalaman medula sehingga ujung lengkung ber- jang untuk melihat bagaimana struktur ini menciptakan gra-
ada dekat dengan pelvis ginjal (Gambar 14-5. h.558). Juga, dien osmotik verdkal di medula. Tepat setelah filtrat ter-
vasa rekta nefron jukstaglomerulus membentuk lengkung bentuk, terjadi reabsorpsi osmotik tak terkontrol HrO yang
tajam dalam seperti lengkung panjang Henle. Aliran di leng- terfiltrasi di tubulus proksimal sekunder terhadap reabsorpsi
kung panjang Henle dan vasa rekta dianggap aliran balik, aktif Na-. Akibatnya, pada akhir tubulus proksimal sekitar
karena aliran di kedua bagian lengkung yang saling ber- 55o/o fihrat telah direabsorpsi, tetapi 35o/o sisanya tetap ber-
dekatan ini berlawanan arah. Semenrara itu, duktus koligen- ada di lumen tubulus dengan osmolariras sama dengan cairan
tes yang melayani kedua jenis nefron, dalam perjalanan ke tubuh. Karena itu, cairan yang masuk ke ansa Henle masih

584 Bab 14
isotonik. Thmbahan 1.5o/o dari HrO yang difiltrasi direabsorp- I Langhah2(Gambar 14-25c).Jikasekarangkitamemaju-
si dari ansa Henle sewaktu pembentukan dan pemeliharaan kan keseluruhan kolom cairan di ansa Henle beberapafame,
gradien osmotik vertikal, dengan osmolaritas cairan tubulus maka akan terdapat massa cairan 200 mosm/liter dari puncak
mengalami perubahan dalam prosesnya. pars asendens ke dalam tubulus distal, dan massa baru cairan
isotonik 300 mosm/liter masuk bagian puncak pars desen-
SIFAT PARS ASENDENS DAN DESENDENS ANSA dens dari tubulus proksimal. Di bagian bawah lengkung,
HENLE PANJANG massa cairan 400 mosm/liter dari pars desendens bergerak
Perbedaan fungsional antara pars desendens suatu ansa Henle maju memutari ujung ansa dan masuk ke pars asendens,
panjang (yang membawa cairan dari tubulus proksimal menempatkannya berlawanan dengan regio 400 mosm/liter
hingga jauh ke dalam medula) dan pars asendens (yang mem- di pars desendens. Perhatikan bahwa perbedaan konsentrasi
bawa cairan naik dan keluar dari medula untuk masuk ke 200 mosm/liter lenyap di puncak dan dasar lengkung.
tubulus distal) sangat penring untuk menciptakan gradien I Langhah 3 (Gambar l4-25d). Pompa pars asendens
osmotik veftikal di cairan interstisium medula. kembali memindahkan NaCl keluar semenrara HrO secara
Pars desendrns pasif meninggalkan pars desendens sampai tercipta kemball
l. sangat permeabel terhadap HrO perbedaan 200 mosm/lirer anrara pars asendens dan baik
2. tidak secara aktif mengeluarkan Na. (Yaitu, bagian ini cairan interstisium maupun pars desendens di masing-masing
tidak mereabsorpsi Na-. Ini adalah saru,satunya segmen level horizontal. Namun, perhatikan bahwa konsentrasi
tubulus yang tidak melakukannya). cairan tubulus semakin meningkat di pars desendens dan
semakin turun di pars asendens.
Pars asendens
I Langkah 4 (Gambar 14-25e). Sewaktu cairan tubulus
1. secara aktif memindahkan NaCl keluar dari lumen tu-
terus maju, gradien konsentrasi 200 mosm/liter kembali ter-
bulus untuk masuk ke dalam cairan interstisium sekitar.
ganggu di semua level horizontal.
2. selalu impermeabel terhadap HrO sehingga garam me-
ninggalkan cairan tubulus ranpa diikuti secara osmorik I Langhah 5(Gambar l4-25f). Pengeluran aktif NaCl
oleh HrO. dari pars asendens, disertai difusi netto HrO keluar pars
desendens kembali menciptakan gradien 200 mosm/liter di
MEKANISME MULTIPLIKASI ALIRAN BALIK masing-masing level horizontal.

Kedekatan dan aliran balik kedua pars ansa Henle memung- ) Langhah 6 dan seterusnya (Gambar t4-25g). Sewaktu
kinkan terjadinya interaksi penting antara keduanya. Meski- cairan kembali mengalir maju sedikit dan proses bertahap
pun aliran cairan melalui ansa Henle berlangsung terus- ini berlanjut, cairan di pars desendens menjadi semakin
menerus namun kita akan memvisualisasikan apa yang terjadi hipertonik sampai mencapai konsentrasi maksimal 1200
langkah demi langkah, seperri film animasi yang diperlambat mosm/liter di dasar lengkung, empat kali daripada kon-
sehingga setiap frame-nya dapat dilihat. sentrasi normal cairan tubuh. Karena cairan interstisium
selalu mencapai keseimbangan dengan pars desendens maka
I Gambar awal(Gambar l4-25a). Sebelum gradien osmo-
tercipta gradien konsentrasi vertikal yang berkisar dari 300
tik vertikal terbentuk, konsentrasi cairan interstisium medula
sampai 1200 mosm/liter di cairan interstisium medula. Se-
. addah 300 mosm/liter, seperri cairan tubuh lainnya.
I Langhah 1 (Gambar 14-256. Pompa garam aktif di pars baliknya, konsentrasi cairan tubulus semakin berkurang di
asendens dapat memindahkan NaCl keluar dari lumen sam- pars asendens sewakru garam dipompa keluar tetapi HrO
pai cairan interstisium sekitar 200 mosm/liter lebih pekat tidak dapat mengikutinya. Pada kenyataannya, cairan tu-
daripada cairan tubulus di bagian ini. Ketika pompa pars bulus bahkan menjadi hipotonik sebelum meninggalkan
asendens mulai secara aktif mengeluarkan garam, cairan pars asendens untuk masuk ke tubulus distal dengan kon-
interstisium medula menjadi hipertonik. Air tidak dapat sentrasi 100 mosm/liter, seperriga daripada konsentrasi
mengikuti secara osmotis dari pars asendens, karena bagian normal cairan tubuh.
ini impermeabel terhadap HrO. Namun, difusi netto HrO Perhatikan bahwa meskipun hanya terdapat gradien
terjadi dari pars desendens ke dalam cairan interstisium.
200 mosm/liter antara pars asendens dan cairan sekitar di
Cairan tubulus yang masuk ke pars desendens dari tubulus
masing-masing level horizontal medula, terbentuk gradien
proksimal bersifat isotonik. Karena pars desendens sangat
vertikal yang jauh lebih besar dari atas ke bawah medula.
permeabel terhadap HrO maka terjadi difusi netto HrO me-
Meskipun pompa pars asendens dapat menghasilkan gra-
lalui osmosis keluar dari pars desendens menuju ke cairan
dien hanya 200 mosm/lirer, namun efek ini berlipat ganda
interstisium yang lebih pekat. Perpindahan pasif HrO keluar
menjadi gradien vertikal yang besar karena aliran balik di
pars desendens berlanjut sampai osmolaritas cairan di pars.
desendens dan cairan interstisium sama. Karena itu, cairan
dalam lengkung. Mekanisme aliran balik yang dicapai oleh
tubulus yang masuk ke ansa Henle segera mulai menjadi lengkung Henle ini dikenal sebagai multiplikasi aliran
lebih pekat karena kehilangan HrO. Pada keadaan ke- balik.
seimbangan, osmolaritas cairan pars asendens adalah 200 Telah dijelaskan secara artifisial aliran balik secara ber-
mosm/liter dan osmolariras cairan interstisium dan cairan tahap untuk mempermudah pemahaman. Perlu disadari
pars desendens adalah sama yaitu 400 mosm/liter. bahwa jika gradien medula yang m.eningkat tersebut telah

-iristem Kemih 585


Glomerulus

Dari r
lKe
tubulus I I tubulus
proksimal I I oi"t"r
300 300
Cairan interstisium 300 300 Cairan interstisium
medula 300 300 medula
300 300
300 300
Pars desendens n
ansa Henle nefron 300 300 -Parsasendens
ansa Henle nefron
jukstamedula 300 300 jukstamedula
300 300

Gambar awal
(a)

300 I I rso
3oo rso
I I
NaCl
I Dari Kel
I I trbutr. tubulus I
150
150
i proksimal distal I

150
300 150
150
300 150
300 350 300
350 300
300
300 350 300 n
300 350 300
500 500
500 500

\.--r'
Langkah 3: Pompa Pars asendens dan
fluks pasif pars desendens membentuk
kembali gradien 200 mosm/liter di tiap Langkah 4: Biarkan cairan kembali
level horizontal. mengalir maju beberapa "frame".
(d) (e)

Gambar 14-25
Multiplikasi countercurrent di medula ginjal.

terbentuk maka gradien tersebut akan menetap karena aliran sia-sia. Cairan isotonik yang masuk ansa menjadi semakin
cairanyangterus-menerus disertai oleh transpor aktif di pars pekat sewaktu memasuki pars desendens, mencapai konsen-
asendens dan fluks pasifdi pars desendens. trasi maksimal 1200 mosm/liter, hanya unruk kemudian
menjadi lebih encer kembali sewaktu mengaliri pars asendens
dan akhirnya meninggalkan lengkung pada konsenrrasi
MANFAAT MUTIIPTIKASI ALIRAN BALIK minimal 100 mosm/liter. Apa gunanya memekatkan cairan
Jika anda hanya mempertimbangkan apa yang terjadi pada empat kali lipat dan kemudian berbalik serta mengencerkan-
cairan tubulus sewaktu cairan ini mengalir melalui ansa nya hingga akhirnya konsentrasi menjadi sepertiga daripada
Henle maka keseluruhan proses terlihat sebagai upaya yang konsentrasi saat masuk? Mekanisme semacam ini memberi-

586 Bab 14
300 200
300 200
300 200
300 200
Dari Ke
tubulus tubulus
l, proksimal distal '1
300 200
300 200
300 200
300 200
400 400
EI> 400 400
400 400
400 400

\/
Langkah 1: Biarkan pompa mulai bekerja.
Tercipta gradien sebesar 200 mosm/liter Langkah 2: Biarkan cairan mengalir
di setiap level horizontal. maju beberapa "frame".
(b) (c)

Kel
tubulus I

distal I

300 300 too I

450 450 zso I

600 600 +oo


I

750 750 550 |

900 900 zoo I

1050 1 050 eso I

1200 1200 rooo


I
1 200 1200 1000
f

Langkah 6 dan seierusnya: Terbentuk


gradien osmotik vertikal final yang dipertahankan
Langkah 5: Gradien 200 mosm/liter di tiap oleh multiplikasi countercurrent terus-menerus
level horizontal kembali terbentuk. lengkung panjang Henle.
(f) (s)

Semua angka dalam mosm/liter + = difusi pasif '--_o = transpor aktif

kan dua manfaat. Pertama, mekanisme ini menciptakan suaru


gradien osmotik vertikal di cairan interstisium medula. ffi Reabsorpsi bervariasi HrO yanE dikontrol oleh
Gradien ini, selanjutnya, digunakan oleh duktus koligentes vasopresin terjadi di segmen akhir tubulus.
untuk memekatkan cairan tubulus sehingga tubuh dapat
mengekskresikan urin yang lebih pekat daripada cairan tubuh Setelah reabsorpsi obligatorik HrO dari tubulus proksimal
normal. Kedua, kenyataan bahwa cairan bersifat hipotonik (650/o dari HrO yang terfiltrasi) dan ansa Henle (150lo dari
saat masuk ke bagian distal tubulus memungkinkan ginjal HrO yang terilftrasi), 20o/o dari HrO yang rerfiltrasi tertinggal
mengekskresikan urin yang lebih encer daripada cairan tubuh di lumen untuk masuk ke tubulus distal dan koligentes untuk
normal. Marilah kita lihat bagaimana. direabsorpsi dalam jumlah bervariasi dan berada di bawah

Sistem Kemih 587


kontrol hormon. Ini adalah jumlah HrO yang masih besar filtrat ke dalam cairan interstisium. Respons tubulus terhadap
untuk diatur dengan reabsorpsi: 20o/o xLFG (180 liter/hari) vasopresin bersifat berjenjang: semakin banyak terdapat
= 36 liter per hari untuk direabsorpsi dengan jumlah ber- vasopresin, semakin banyak saluran air luminal disisipkan,
variasi, bergantung pada status hidrasi tubuh. Jumlah ini ada- dan semakin besar permeabilitas tubulus distal dan koligentes
lah lebih dari 13 kali jumlah HrO plasma dalam keseluruhan terhadap HrO. Namun, meningkatnya saluran air membran
sistem sirkulasi. luminal tidak permanen. Saluran diambil kembali ketika
Cairan yang meninggalkan ansa Henle masuk ke tubu- sekresi vasopresin berkurang dan aktivitas cAMP juga
lus distal adalah 100 mosm/liter, sehingga bersifat hipotonik berkurang. Karena itu, permeabilitas HrO berkurang ketika
terhadap cairan interstisium korteks ginjal sekitar yang iso- sekresi vasopresin berkurang.
tonik (300 mosm/liter) yang dilewati oleh tubulus distal. Vasopresin mempengaruhi permeabiiitas HrO hanya di
Tirbulus distal kemudian mengalirkan isinya ke dalam duktus bagian distal nefron, khususnya duktus koligentes. Hormon
koligentes, yang terendam dalam cairan interstisium dengan ini tidak memiliki pengaruh pada 800/o HrO yang difiltrasi
konsentrasi yang semakin tinggi (300 sampai 1200 mosm/ yang direabsorpsi tanpa kontrol di tubulus prolaimal dan
liter) sewaktu saluran ini turun melalui medula. ansa Henle. Pars asendens ansa Henle selalu impermeabel
terhadap HrO, bahkan dengan keberadaan vasopresin.
PERAN VASOPRESIN
Agar HrO dapat direabsorpsi di suatu segmen tubulus maka REGULAST REABSoRPS| H,O SEBAGAT RESPONS
dua kriteria harus dipenuhi: (1) harus terdapat gradien osmorik TERHADAP DEFtStT H20
yang melintasi tubulus, dan (2) segmen tubulus harus per- Ketika sekresi vasopresin meningkat sebagai respons terhadap
meabel terhadap HrO. Tirbulus distal dan koligentes imper- defisit HrO dan permeabilitas tubulus distal dan koligentes
meabel terhadap HrO kecuali jika terdapat vasopresin, yang terhadap HrO juga meningkat, cairan tubulus yang hipoto-
juga dikenal sebagai hormon antidiuretik (anti artinya"me- nik yang mengalir ke bagian distal nefron dapat kehilangan
lawan"; diuretik artinya'peningkatan pengeluaran urin")3, lebih banyak HrO secara progresif melalui osmosis ke dalam
yang meningkatkan permeabilitasnya terhadap HrO. Vasopre- cairan interstisium sewaktu cairan tubulus mula-mula meng-
sin diproduksi oleh beberapa badan sel saraf spesifik di hipo- alir melalui korteks isotonik dan kemudian terpajan ke cairan
talamus, bagian dari otak, kemudian disimpan di kebnjar interstisium medula yang osmolaritasnya terus meningkat
hipofsis posterior, yang melekat ke hipotalamus melalui sebuah ketika saluran masuk jauh menuju pelvis ginjal (Gambar 14-
tangkai tipis. Hipotalamus mengontrol pelepasan vasopresin 27a). Sewaktu cairan tubulus 1 00 mosm/liter masuk ke tubu-
dari hipoffsis posterior ke dalam darah. Dengan mekanisme lus distal dan terpajan ke cairan interstisium sekitar dengan
umpan balik negatif, sekresi vasopresin dirangsang oleh defisit osmolaritas 300 mosm/liter, HrO keluar dari tubulus secara
HrO ketika CES terlalu pekat (yaitu, hipertonik) dan HrO osmotis menembus sel tubulus yang kini permeabel sampai
harus dipertahankan dalam tubuh, dan dihambat oleh ke- cairan tubulus mencapai konsentrasi malaimal 300 mosm/
lebihan HrO ketika CES terlalu encer (yaitu, hipotonik) dan liter di akhir tubulus distal. Sewaktu terus mengalir ke duktus
kelebihan HrO harus dikeluarkan melalui urin. koligentes, cairan tubulus 300 mosm/liter ini terpajan ke
Vasopresin mencapai membran basolateral sel tubulus cairan interstisium medula yang osmolaritasnya bahkan lebih
yang melapisi tubulus distal dan koligentes melalui sistem tinggi lagi. Karena itu, cairan tubulus kembali kehilangan
sirkulasi. Di sini hormon ini mengikat reseptor yang spesiffk HrO secara osmotis dan menjadi semakin pekat, hanya untuk
untuknya (Gambar 14-26). Pengikatan ini mengaktifkan mengalir maju dan terpajan ke osmolaritas cairan intersti-
sistem pembawa pesan kedua AMP siklik (cAMP) di dalam sium yang lebih tinggi dan kembali kehilangan HrO, demi-
sel tubulus (lihat h. 129), yang akhirnya meningkatkan kian seterusnya.
permeabilitas membran luminal terhadap HrO dengan Di bawah pengaruh vasopresin kadar matsimal, cairan
mendorong penyisipan akuaporin di membran ini. Thnpa tubulus dapat dipekatkan hingga ,1200 mosm/liter di akhir
akuaporin ini, membran luminal bersifat impermeabel duktus koligenres. Tidak ada lagi modifikasi lebih lanjut atas
terhadap HrO. Setelah masuk ke dalam sel tubulus dari filtrat cairan tubulus setelah duktus koligentes, sehingga apa yang
melalui saluran air luminal yang diatur oleh vasopresin, HrO tersisa di tubulus di titik ini adalah urin. Akibat reabsolpsi eks-
secara pasif meninggalkan sel menuruni gradien osmodk tensif HrO yang didorong oleh vasopresin di segmen-segmen
menembus membran basolateral untuk masuk ke cairan terakhir tubulus ini, dapat dielakresikan urin dengan volume
interstisium. Saluran HrO di membran basolateral selalu ada sedikit dan memiliki konsenuasi hingga 1200 mosm/liter. Setiap
sehingga membran ini selalu permeabel terhadap HrO. menit dapat dihasilkan urin hanya 0,3 ml, kurang daripada
Dengan memungkinkan lebih banyak HrO merembes dari sepeniga keceparan aliran urin normal yang besarnya 1 ml/mnt.
lumen ke dalam sel tubulus, saluran-saluran luminal yang HrO yang direabsorpsi masuk ke cairan interstisium medula
diatur oleh vasopresin ini meningkatkan reabsorpsi HrO dari dan diambil oleh kapiler peritubulus dan dikembalikan ke sir-
kulasi umum sehingga dipertahankan di dalam tubuh.
3Meskipun buku tela secara tradisional cenderung menggunakan Meskipun mendorong penghematan HrO oleh tubuh,
nama ltormon antidiilretih untuk hormon ini, khususnya ketika namun vasopresin tidak dapat menghentikan secara rotal
membahas efeknya pada ginjal, namun para peneliti di bidang ini produksi urin, meskipun yang bersangkutan sama sekali ti-
kini lebih menyukai uasoltresin. dak mendapat H2O, karena harus terjadi ekskresi HrO dalam

588 Bab 14
Filtrat Plasma
lumen kapiler
tubulus Sel tubulus distal peritubulus

!t
___f

Saluran
air

@ Vasopresin dalam darah berikatan dengan reseptornya di membran basolateral


sel tubulus distal dan koligentes.
@ Pengikatan ini mengaktifkan sistem pembawa pesan kedua AMP siklik di dalam sel.
@ nVe siklik meningkatkan permeabilitas membran luminal terhadap H2O dengan
mendorong insersi saluran-saluran air di membran ini. Membran ini impermeabel

:Hi{il'r#l:il;ru:r:xr':ffi f :;.ir;,?:il,
"F:53;ft#Fiff
dari sel melalui saluran air berbeda yang secara permanen terdapat di membran
basolateral.

Gambar 14-26
Mekanisme kerja vasopresin.

jumlah minimal bersama dengan zar rerlarut. Secara kolektif, yang masuk ke tubulus distal bersifat hipotonik (i00 mosm/
produk sisa dan konstituen lain yang dieliminasi di urin ber- liter), karena kehilangan garam ranpa disertai pengeluaran
jumlah 600 mosm per hari. Karena konsentrasi maksimal HrO di pars asendens ansa Henle. Sewaktu cairan hipotonik
urin adalah 1200 mosm/liter maka volume minimal urin ini mengalir melalui tubulus distal dan koligentes (Gambar
yang diperlukan untuk mengekskresikan zat-zar sisa ini 14-27b), gradien osmotik medula tidak menimbulkan
adalah 500 ml/hari (600 mosm zat sisa/hari : 1200 mosm/ pengaruh karena segmen-segmen akhir tubulus ini imper-
liter urin = 0,5 liter, atau 500 ml/hari, atau 0,3 ml/mnt). meabel terhadap HrO. Dengan kata lain, tidak ada HrO yang
Karena itu, di bawah pengaruh maksimal vasopresin,99,7o/o tertinggal di dalam tubulus yang dapat meninggalkan lumen
dari 180 liter HrO plasma yang terfiltrasi per hari dikembali- untuk direabsorpsi meskipun cairan tubulus lebih encer dari-
kan ke darah, dengan pengeluaran obligatorik HrO sebanyak pada cairan interstisium sekitar. Karena itu, tanpa vasopresin,
serengah Iiter. 20o/o cairan terfiltrasi yang mencapai tubulus distal tidak
Kemampuan ginjal memekatkan urin untuk mengu- direabsorpsi. Sementara itu, ekskresi zat sisa dan zat terlarut
rangi kehilangan HrO jika dibutuhkan hanya mungkin ka- urin lainnya tidak berubah. Hasil akhir adalah urin encer
rena adanya gradien osmotik vertikai di medula. Jika gradien dalam jumlah besar, yang membantu tubuh mengeluarkan
ini tidak ada maka ginjal tidak dapat menghasilkan urin yang kelebihan HrO. Osmolaritas urin dapat serendah 100 mosm/
lebih pekat daripada cairan tubuh seberapapun jumlah vaso- liter, sama seperri cairan yang masuk ke tubulus distal. Thnpa
presin yang dikeluarkan karena saru-sattrnya gaya pendorong
vasopresin aliran urin dapat meningkat hingga 25 mllmnt,
untuk reabsorpsi HrO adalah perbedaan konsentrasi antara
dibandingkan dengan produksi normal I ml/mnt.
cairan tubulus dan cairan interstisium.
Kemampuan tubuh menghasilkan urin yang lebih encer
daripada cairan tubuh bergantung pada kenyataan bahwa
REGULAST REABSORPST H,O SEBAGAI RESPONS cairan tubulus bersifat hipotonik ketika masuk ke bagian
TERHADAP KELEBIHAN H,O distal nefron. Pengenceran ini dicapai di pars asendens ketika
Sebaliknya, jika seseorang mengonsumsi HrO dalam jumlah NaCl secara aktif dikeluarkan tetapi tidak dapat diikuti oleh
besar, maka kelebihan HrO harus dikeluarkan dari tubuh HrO. Karena itu, ansa Henle, dengan secara bersamaan mem-
tanpa secara bersamaan kehilangan zat terlarut yang penring bentuk gradien osmotik medula dan mengencerkan cairan
untuk mempertahankan homeostasis. Pada keadaan ini, tidak tubulus sebelum cairan itu masuk ke segmen distal, berperan
ada vasopresin yang dikeluarkan, sehingga tubulus distal dan penting dalam kemampuan ginjal mengekskresikan urin yang
koligentes tetap impermeabel terhadap HrO. Cairan tubulus konsentrasinya bervariasi dari 100 hingga 1200 mosm/liter.

Sistem Kemih 589


Dari Filtrat memiliki konsentrasi
tubulus \ 100 mosm/liter sewaktu masuk
proksimal ,\ ke tubulus distal
dan koligentes Tubulus distal
300 300

300 300 300 Korteks


-)l ill

:,/\{ii*ai
irr:t,.i:t:il
,i UaauUr

600
,I
600

Menghadapi
defisit air I
900 700 900
Konsentrasi urin
dapat mencapai
1000
I 1200 mosm/liter
sewaktu meninggalkan
'1200 tubulus koligentes
I
Ekskresi urin dalam jilmlah sedikit
dan pekat; H2O yang direabsorpsi
diserap oleh kapiler peritubulus
dan dipertahankan di dalam tubuh

(a)

Filtrat memiliki konsentrasi


100 mosm/liter sewaktu masuk
ke tubulus distal

Korteks
,
Medula,
.-
- 4. = difusi pasif HrO

= transpor aktif NaC!

-' = bagian tubulus yang


impermeabel terhadap HrO
Menghadapi - 1= psrmeabilitas terhadap HrO
kelebihan air ditingkatkan oleh vasopressin

Semua nilai dalam mosm/liter

Konsentrasi urin dapat


serendah 100 mssm/liter
sewaktu meninggalkan
tubulus koligentes
Tidak ada vasopresin: tubulus Ekskresi urin dalam jumlah besar
distal dan koligentes dan encer; tidak terjadi reabsorpsi
impermeabel terhadap HrO HrO di bagian distal nefron;
kelebihan HrO dikeluarkan

(b)

Gambar 14-27
Ekskresi urin dengan berbagai konsentrasi bergantung pada kebutuhan tubuh.

darah melalui medula tidak boleh mengganggu gradien


I Pertukaran aliran balik di dalam vasa rekta hipertonisitas vertikal yang tercipta oleh lengkung Henle.
mempertahankan gradien osmotik vertikal medula.
Bayangkan situasinya jika darah mengalir lurus dari korteks
dialiri darah untuk memberi ke medula bagian dalam lalu langsung ke vena renalis (Gam-
Jelaslah, medula ginjal harus
makan jaringan di bagian ini serta untuk mengangkut air bar l4-28a). Karena kapiier permeabel secara bebas terhadap
yang direabsorpsi di ansa Henle dan duktus koligentes kem- NaCl dan HrO, maka darah akan secara progresif menyerap
bali ke sirkulasi umum. Namun, dalam prosesnya sirkulasi garam dan kehilangan HrO melalui fluks pasif menuruni

590 Bab 14
gradien konsentrasi dan osmotik sewakru mengalir masuk ke terjadi pada diabetes melitus. Glukosa dalam jumlah besar
medula. Darah isotonik yang masuk ke medula, setelah yang terdnggal di cairan tubulus pengidap diabetes seca-ra os-
mengalami penyeimbangan dengan setiap level medula, akan mods menyerer H2O bersamanya ke dalam urin. Sebagian
meninggalkan medula dengan tonisiras tinggi yaitu 1200 obat diuretik bekerja dengan menghambat reabsorpsi zat ter-
mosm/liter. Akan mustahil terbentuk dan memeliharu gra- larut tertenru sehingga terjadi peningkatan pengeluaran HrO
dien hipertonik medula karena NaCl yang dipompa ke ddam bersama dengan zat terlarut yang tidak direabsorpsi tersebut-.
cairan interstisium medula akan secara terus-menerus di- Diuresis air, sebaliknya, adalah peningkatan elalresi
angkut oleh sirkulasi. HrO dengan sedikit atau tanpa elakresi zat terlarut.
Dilema ini dihindari oleh konstruksi vasa rekta yang I Kehikngan atau penambahan HrO murni yang tidah di-
berbentuk tusuk konde yang, dengan memutar balik melalui sertai oleh dtfsir atau belebihan zat terlarut dakm
iumhh se-
gradien konsentrasi dalam arah berlawanan, memungkinkan banding di nbuh (yaitu HrO "bebas") menyebabhan perubahan
darah meninggalkan medula dan masuk ke vena renalis osmohritas CES. Ketidakseimbangan antara H,O dan zat ter-
hampir isotonis seperti darah arteri yang masuk ke ginjal larut ini dikoreksi dengan secara parsial memisahkan reabsorp-
(Gambar l4-28b). Sewaktu darah mengalir menelusuri pars si HrO dari reabsorpsi zat terlarut di bagian distal nefron me-
desendens vasa rekta dan mengalami penyeimbangan dengan lalui efek kombinasi sekresi vasopresin dan gradien osmotik
cairan interstisium sekitar yang konsentrasinya semakin me- medula. Dengan mekanisme ini, HrO bebas dapat direabsorp-
ningkat, darah ini menyerap garam dan kehilangan HrO si tanpa reabsorpsi zat terlarut daiam jumlah setara unruk
sampai menjadi sangar hiperronik di bagian bawah lengkung. mengorelsi hipertonisitas cairan tubuh. Sebaliknya, H,O be-
Kemudian, ketika darah mengalir melalui pars asendens, ga- bas dalam jumlah besar dapat dielakresikan tanpa disertai
ram berdifusi keluar kembali ke interstisium, dan HrO kem- ekskresi zat rerlarut (yaitu, diuresis air) untuk mengeluarkan
bali masuk ke vasa rekta karena cairan interstisium sekitar kelebihan HrO murni dari tubuh sehingga hipotonisitas cairan
menjadi semakin hipotonik. Pertukaran pasif zat terlarut dan tubuh terkorelai. Diuresis air normalnya adalah mekanisme
HrO antara kedua bagian vasa rekra dan cairan interstisium kompensasi jika kita rerlalu banyak minum HrO.
ini dikenal sebagai pertukaran aliran balik. Tidak seperti
Diuresis air yang berlebihan terjadi setelah ingesti alko-
multiplikasi aliran balik, pertukaran ini tidak menciptakan
gradien konsentrasi. Pertukaran llrri mempertahankan (men-
hol. Karena alkohol menghambat sekresi vasopresin maka
cegah disolusi) gradien. Karena darah masuk dan keluar me-
ginjal kehilangan terlalu banyak HrO. Biasanya lebih banyak
cairan yang hilang di urin daripada yang dikonsumsi dalam
dula dengan osmolaritas yang sama akibat pertukaran aliran
balik ini maka jaringan medula mendapat nutrisi dari darah
minuman beralkohol sehingga tubuh mengalami dehidrasi
meskipun terjadi ingesti cairan yang bermakna.
sementara gradien hipertonisitasnya retap dipertahankan.
Tabel 14-4 meringkaskan bagaimana berbagai segmen
tubulus nefron menangani Na. dan HrO serta makna proses-
I Reabsorpsiair hanya berkaitan secara parsial proses ini.
dengan reabsorpsi zat terlarut.

Perlu dibedakan antara reabsorpsi HrO yang merupakan ke- I Gagal ginjal memiliki konsekuensi luas.
harusan mengikuti reabsorpsi zat terlarut dan reabsorpsi HrO
Elskresi urin dan dibersihkannya zar sisa dan kelebihan elek-
"bebas" yang tidak berkaitan dengan reabsorpsi zat terlarur.
trolit dari plasma merupakan hal penting bagi pemeliharaan
a Di segmen-seKmen nbulus yang permeabel terhadap HrO, homeostasis. Ketika fungsi kedua ginjal sedemikian rerganggu
diikuti oleh reabsorpsi setara HrO
reabsorpsi z.at rcrlarut selalu sehingga keduanya tidak dapat melakukan fungsi regulasi
harena fahtor osrnotih. Karena itu, volume total HrO yang dan ekskresinya untuk mempeftahankan homeostasis maka
direabsorsi sebagian besar ditentukan oleh massa total zat dmbullah gagal ginjal. Gagal ginjal memiliki banyak sebab,
terlarut yang direabsorpsi; hal ini terutama berlaku untuk beberapa di antaranya dimulai di bagian tubuh lain dan
NaCl, karena NaCl adalah zar rerlarut paling banyak di CES. mempengaruhi fungsi ginjal secara sekunder. Berikut ini
I sekla disertai oleh ehskresi setara HrO
Ehshresi zrtt terlarut adaiah sebagian penyababnya:
barena fahtor osmonh. Kenyataan ini merupakan penyebab L Organisme penginfehsi, baik melalui darah maupun
elslcesi obligatorik HrO paling tidak dalam jumlah minimal,
masuk ke saluran kemih melalui uretra.
meskipun yang bersangkutan mengalami dehidrasi berat.
2. Bahan tohsih, misalnya timbal, arsen, pestisida, atau
Oleh sebab yang sama, ketika terdapat kelebihan zat bahkan pajanan berkepanjangan aspirin dosis tinggi.
terlarut dalam cairan tubulus, keberadaan zat tersebut me- 3. Resp o ns imun yang tidah sesuai, misalnya glo merulonefritis,
nimbulkan efek osmotik yang menahan HrO (yang juga yang kadang menyertai infelai streptokokus di
menjadi berlebihan) di lumen. Fenomena ini dikenal sebagai tenggorokan karena terbentuknya kompleks antigen-
diuresis osmotik. Diuresis adalah peningkatan ekskresi urin, antibodi yang menyebabkan kerusakan inflamatorik
yang terdiri dari dua jenis: diuresis osmodk dan diuresis air. lokal di glomerulus (lihat h. 461).
CATAIAN KLINIS. Diuresis osmotik adalah pening- 4. Obstruksi aliran urin aL<batbatu ginjal, rumo! arau pem-
katan ekskresi HrO dan zat terlarur akibat berlebihannya zat besaran kelenjar prostar, dengan tekanan balik mengu-
terlarut yang tidak direabsorpsi di cairan tubulus, seperti yang rangi filtrasi glomerulus serta merusak jaringan ginjal.

Sistem Kemih 591


300:.

r.::i9.9*.l;ti

(a) (b)
Semua angka dalam mosm/liter.

Gambar 14-28
Pertukaran aliran balik di medula ginjal. (a) Pola hipotetis aliran darah. Jika aliran darah ke medula ginjal mengikuti garis lurus
dari korteks ke medula bagian dalam maka darah akan isotonik ketika masuktetapi hipertonik ketika keluar; karena menyerap
garam dan kehilangan HrO sewaktu mengalami penyeimbangan dengan cairan interstisium sekitar di setiap level horizontal.
Gradien osmotik vertikal akan sulit dipertahankan karena garam yang dipompa keluar oleh pars asendens ansa Henle akan
secara terus-.menerusterbilas keluar oleh darah yang mengalir melalui medula. (b) Pola sebenarnya aliran darah. Darah
mengalami penyeimbangan dengan cairan interstisium di setiap level horizontal baik di pars desendens maupun pars asendens
vasa rekta sehingga darah isotonik ketika masuk dan keluar medula. Pertukaran aliran balik ini mencegah hilangnya gradien
osmotik medula sementara penyaluran darah ke medula tetap terlaksana.

Tabel 14-4
Penanganan Natrium dan Air oleh Berbagai Segmen Tubulus Nefron

REAB5ORPSI Na- REABSORPST HrO


Persentase Fersentase
SEGMEN Reabsorpsi di Gambaran Reabsorpsi di Gambaran
TUBULUS Segmen lni Khas Segmen lni Khas
Tubulus 67 Aktif; tak terkontrol; berperan 65 Pasif; reabsorpsi osmotik obligatorik
Proksimal penting dalam reabsorpsi mengikuti reabsorpsi aktif Na*
glukosa, asam amino, Cl-, HrO,
dan urea
Ansa Henle 25 Aktif. tak terkontrol; Na* 15 Pasif; reabsorpsi osmotik obligatorik dari
bersama dengan Cl' direabsorpsi pars desendens sewaktu pars asendens
dari pars asendens untuk mengeluarkan NaCl ke dalam cairan
membantu membentuk gradien interstisium (yaitu, mereabsorpsi NaCl)
osmotik vertikal interstisi um
medula, yang penting bagi
kemampuan ginjal untuk
menghasilkan urin dengan
beragam konsentrasi dan
volume, bergantung pada
kebutuhan tubuh
Tubulus Aktif; bervariasi dan berada di 20 Pasif; tidak berkaitan dengan reabsorpsi
distal dan bawah kontrol aldosteron; zat terlarut; reabsorpsi HrO "bebas"
koligentes penting dalam regulasi volume dengan jumlah bervariasi dan di bawah
CES dan kontrol jangka panjang kontrol vasopresin; gaya pendorong
tekanan darah; berkaitan adalah gradien osmotik vertikal di
dengan sekresi K" dan sekresi H* cairan interstisium medula yang
diciptakan oleh ansa Henle panjang;
penting untuk mengatur osmolaritas
cE5

592 Bab 14
5. Insufsiensi aliran darah ginjal yang menyebabkan Karena besarnya cadangan fungsi ginjal, maka hanya 25o/o
kurangnya tekanan filtrasi, akibat sekunder gangguan dari jaringan ginjal yang diperlukan untuk mempertahankan
sirkulasi misalnya gagal jantung, perdarahan, syok, atau semua fungsi ekskresi dan regulasi ginjal yang esensial. Na-
penyempitan dan pengerasan arteri renalis oleh mun, dengan kurang dari 25o/o jaringan ginjal fungsional
arterosklerosis. yang tersisa, insufisiensi ginjal akan tampak. Gagal ginjal sta-
dium akhir terjadi jika 90% fungsi ginjal telah lenyap.
Meskipun keadaan-keadaan ini mungkin memiliki se-
Kita tidak akan menyortir berbagai stadium dan gejala
bab beragam, namun hampir semua sedikit banyaknya dapat
yang berkaitan dengan berbagai gangguan ginjal, tetapiThbel
menyebabkan kerusakan nefron. Glomerulus dan tubulus
mungkin terkena secara independen, atau keduanya mung-
74-5, yang meringkaskan kemungkinan konsekuensi dari
gagal ginjal, memberi anda bayangan renrang luasnya efek
kin disfungsional. Apapun penyebabnya, gagal ginjal dapat
yang ditimbulkan oleh gangguan ginjal. Luas efek ini tentu-
bermanifestasi sebagai gagal ginjal abut, yang ditandai oleh
nya tidak mengejutkan mengingat peran sentral ginjal dalam
kemerosotan produksi urin yang berlangsung cepat dan
mempertahankan homeostasis. Ketika ginjal tidak mampu
muncul mendadak sampai produksi kurang dari 500 ml/hari
mempertahankan lingkungan internal yang normal maka
(produksi minimal yang esensial); atart gagal ginjal kronih,
gangguan luas aktivitas sel juga dapat menimbulkan kelainan
yang ditandai oleh penurunan fungsi ginjal yang berlangsung
fungsi di sistem organ lain. Pada saat gagal ginjal stadium
lambat progresif, Seseorang dapat meninggal akibat gagal
akhir terjadi, pada hakikatnya seriap sistem tubuh sedikit
ginjal akut, atau kondisi ini bersifat reversibel dan meng- banyak telah terganggu. (Satu gejala penyakit ginjal terjadi
hasilkan penyembuhan sempurna. Gagal ginjal kronik, se- sewaktu olahraga berat, tetapi hal ini bersifar sementara dan
baliknya, tidak reversibel. Kerusakan jaringan ginjal yang tidak berbahaya. Lihat fitur dalam boks di h. 594, Lebih
gradual dan permanen akhirnya berakibat fatal. Gagal ginjal Dekat dengan Fisiologi Olahraga).
kronik bersifat samar karena jaringan ginjal dapat rusak Karena gagal ginjal kronik bersifat ireversibel dan akhir-
hinggaT5o/o sebelum penurunan fungsi ginjal menjadi nyata. nya mematikan maka terapi ditujukan untuk mempertahan-

Tabel 14-5
Kemungkinan Efek Gagal Ginjal

Toksisitas uremik akibat retensi zat sisa


Mual, muntah, diare, dan tukak akibat efek toksik pada sistem pencernaan
Kecenderungan mengalami perdarahann akibat efek toksik pada fungsi trombosit
Perubahan mental-misalnya berkurangnya kewaspadaan, insomnia, dan penurunbn konsentrasi, yang berkembang
menjadi kejang dan koma-akibat efek toksik pada susunan saraf pusat
Kelainan aktivitas sensorik dan motorik yang disebabkan oleh efek toksik pada saraf perifer
Asidosis metabolik* yang disebabkan oleh ketidakmampuan ginjal untuk mensekresikan secara adekuat H. yang teius-
menerus ditambahkan ke cairan tubuh dari aktivitas metabolik
Perubahan aktlvitas enzim yang disebabkan oleh efek terlalu banyak asam pada enzim
Depresi susunan saraf pusat akibat efek terlalu banyak asam yang mengganggu eksitabilitas neuron.
Retensi kalium* yang terjadi karena gangguan sekresi K. di tubulus
Perubahan eksitabilitas jantung dan saraf akibat perubahan potensial membran istirahat sel.sel peka rangsang--
Ketidakseimbangan natrium akibat ketidakmampuan ginjal menyesuaikan ekskresi Na. untuk mengimbangi perubahan pada
konsumsi Na'
Peningkatan tekanan darah. edema generalisata, dan gagal jantung kongestif jika terlalu banyak Na. yang dikonsumsi
Hipotensi dan, jika cukup parah. syok sirkulasi jika Na1 yang dikonsumsi terlalu sedikit
Ketidakseimbangan fosfat dan kalsium karena gangguan reabsorpsi kedua elektrolit ini
Gangguan pada struktur tulang akibat kelainan pada pengendapan kristal kalsium fosfat, yang memperkeras tulang
Hilangnya protein plasma akibat meningkatnya "kebocoran" membran glomerulus
Edema akibat berkurangnya tekanan osmotik koloid plasma
Ketidakmampuan mengubah konsentrasi urin karena gangguan sistem aliran balik
Hipotonisitas cairan tubuh jika HrO yang masuk terlalu banyak
Hipertonisitas cairan tubuh jika HrO yang masuk terlalu sedikit
Hipertensi karena kombinasi efek retensi garam dan cairan dan efek vasokonstriksi kelebihan angiotensin ll
Anemia karena berkurangnya produksi eritropoietin
Depresi sistem imun, kemungkinan besar karena kadar toksik zat-zat sisa dan asam
Meningkatnya kerentanan terhadap infeksi
*Termasuk konsekuensi gagal ginjal yang paling mengancam nyawa.

Sistem Kemih 593


Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga
Ketika Protein di Urin Bukan Berarti Penyakit Ginjal
Keluarnya protein di urin biasanya protein plasma yang muncul di urin. darah glomerulus juga berkurang,
menandakan penyakit ginjal (nefritis). Dua mekanisme dasar dapat menye- tetapi tidak dengan tingkat yang sama
Namun, keluarnya protein di urin yang babkan proteinuria: (1) meningkatnya seperti aliran darah ginjal, mungkin
serupa dengan yang terjadi pada permeabilitas glomerulus tanpa karena mekanisme otoregulasi (lihat h.
nefritis sering dijumpai setelah disertai oleh perubahan reabsorpsi 384). Beberapa peneliti berpendapat
olahraga, tetapi keadaan ini tidak tubulus; atau (2) gangguan reabsorpsi bahwa penurunan aliran darah
berbahaya, transien, dan reversibel. tubulus. Riset menunjukkan bahwa glomerulus meningkatkan difusi
Kata pseudonefritis atletik digunakan proteinuria yang terjadi selama protein ke dalam lumen tubulus karena
untuk menjelaskan proteinuria (protein olahraga ringan sampai sedang terjadi darah yang mengalir lebih lambat
di urin) pasca olahraga ini. Studi-studi karena perubahan permeabilitas menghabiskan lebih banyak waktu di
menunjukkan bahwa 70.% sampai 80% glomerulus, sementara proteinuria glomerulus sehingga semakin banyak
atlet mengalami proteinuria setelah selama olahraga melelahkan jangka proporsi protein yang memiliki
olahraga yang sangat berat. Keadaan pendek tampaknya disebabkan oleh kesempatan untuk lolos melalui
ini terjadi pada peserta olahraga baik peningkatan permeabilitas .membran glomerulus. Perubahan
kontak maupun nonkontak, sehingga glomerulus maupun disfungsi tubulus. hormon yang menyertai olah raga juga
bukan berasal dari trauma fisik ke Disfungsi ginjal reversibel ini mungkin mempengaruhi permeabilitas
ginjal. Pada satu penelitian, peserta dipercaya terjadi karena perubahan glomerulus. Sebagai contoh. penyun-
yang melakukan lari maksimal singkat sirkulasi dan hormon yang terjadi saat tikan renin adalah cara yang telah
mengekskresikan protein lebih banyak olahraga. Beberapa penelitian dikenal baik untuk secara eksperimen
daripada ketika mereka naik sepeda, menunjukkan bahwa aliran darah menginduksi proteinuria. Aktivitas
mendayung, atau berenang dengan ginjal berkurang selama olahraga renin plasma meningkat selama
intensitas kerja setara. Penyebab karena pembuluh ginjal mengalami olahraga berat dan mungkin berperan
perbedaan ini tidak diketahui. konstriksi dan darah dialihkan ke menimbulkan proteinuria pasca
Biasanya hanya sebagian kecil dari otot-otot yang aktif. Penurunan ini olahraga. Para peneliti juga
protein plasma yang masuk ke berkorelasi positif dengan intensitas berhipotesis bahwa selama olahraga
glomerulus difiltrasi; protein plasma olahraga. Pada olahraga berat, aliran berat reabsorpsi tubulus maksimal
yang tersaring ini direabsorpsi di darah ginjal dapat berkurang hingga tercapai dan hal ini dapat
tubulus sehingga normalnya tidak ada 20o/o dari normal. Akibatnya, aliran mengganggu reabsorpsi protein.

kan fungsi ginjal dengan metode-metode alternatifl, misalnya lapisi bagian dalamnya oleh suatu jenis epitel khusus. Dahulu
dialisis dan transplantasi ginjal. (Untuk penjelasan lebih lan- diperkirakan bahwa kandung kemih adalah kantung inert.
jut tentang prosedur-prosedur ini, lihat fitur boks lain di h. Namun, baik epitel maupun otot polos secara aktif ikut serra
595, Konsep, Tantangan, dan Kontroversi). dalam kemampuan kandung kemih mengakomodasi per-
ubahan besar dalam volume urin. Luas permukaan epitel
yang melapisi bagian dalam dapat bertambah dan berkurang
I Urin disimpan sementara di kandung kemih oleh proses teratur daur ulang membran sewakru kandung
untuk kemudian dikeluarkan melalui miksi. kemih terisi dan mengosongkan dirinya. Sewaktu kandung
kemih terisi, vesikel-vesikel sitoplasma terbungkus membran
Setelah terbentuk di ginjal, urin disalurkan melalui ureter ke disisipkan melalui proses eksositosis ke permukaan sel; ke-
kandung kemih (vesika urinaria). Urin tidak mengalir melalui mudian vesikel-vesikel ini ditarik ke dalam oleh endositosis
ureter hanya karena tarikan gravitasi. Kontraksi peristaltik untuk memperkecil luas permukaan ketika terjadi pengo-
(mendorong maju) otot polos di dinding ureter mendorong songan kandung kemih (lihat h. 79). Seperti karakteristik
urin maju dari ginjal ke kandung kemih. Ureter menembus otot polos pada umumnya, oror kandung kemih dapat te-
dinding kandung kemih secara oblik, melewati dinding regang sedemikian besar tanpa menyebabkan peningkatan
kandung kemih beberapa sentimeter sebelum membuka ke tegangan dinding kandung kemih (lihat h. 317). Selain itu,
dalam rongga kandung kemih. Susunan anatomik ini men- dinding kandung kemih yang sangar berlipat-lipat menjadi
cegah aliran balik urin dari kandung kemih ke ginjal ketika rata sewaktu pengisian kandung kemih untuk meningkatkan
tekanan di kandung kemih meningkat. Sewaktu kandung kapasitas penyimpanan. Karena ginjal terus-menerus meng-
kemih terisi, ujung ureter di dalam dinding kandung kemih hasilkan urin maka kandung kemih harus memiliki kapasitas
tertekan hingga menutup. Namun, urin masih tetap dapat penyimpanan yang cukup untuk meniadakan keharusan
masuk karena kontraksi ureter menghasilkan cukup tekanan terus-menerus membuang urin.
untuk mengatasi resistensi dan mendorong urin melewati Otot polos kandung kemih banyak mengandung serat
uiung yang tertutup. parasimpatis, yang stimulasinya menyebabkan kontraksi kan-
dung kemih. Jika saluran melalui uretra ke luar terbuka maka
kontraksi kandung kemih akan mengosongkan urin dari
PERAN KANDUNG KEMIH kandung kemih. Namun, pintu keluar dari kandung kemih
Kandung kemih dapal menampung fluktuasi volume urin dijaga oleh dua sfingter, sfngter uretra internus dan sfingter
yang besar. Kanding kemih terdiri dari otot polos yang di- uretra eksternus.

594 Bab 14
PERAN SFINGTER URETRA Di bagian lebih bawah saluran keluar, uretra dilingkari
oleh satu lapisan otot rangka, sffngter uretra elsternus.
Sffngter adalah cincin otot yang, ketika berkontraksi, me-
Sfingter ini diperkuat oleh diafragma pelvis, suatu lembaran
nutup saluran melalui suatu lubang. Sfingter uretra inter-
otot rangka yang membentuk dasar panggul dan membantu
nus-yang terdiri dari otot polos dan, karenanya, tidak berada
menunjang organ-organ panggul (lihat Gambar l4-2, h. 556).
di bawah kontrol volunter-sebenarnya bukan suatu otot Neuron-neuron motorik yang menyarafi sfingter eksternus
tersendiri tetapi merupakan bagian terakhir dari kandung dan diafragma pelvis terus-menerus mengeluarkan sinyal
kemih. Meskipun bukan sfingter sejati namun otot ini me- dengan tingkat sedang kecuali jika mereka dihambat sehing-
lakukan fungsi yang sama seperti sfingter. Ketika kandung ga otot-otot ini terus berkontraksi secara tonik untuk men-
kemih melemas, susunan anatomik regio sfingter uretra inter- cegah keluarnya urin dari uretra. Dalam keadaan normal,
nus menutup pintu keluar kandung kemih. ketika kandung kemih melemas dan terisi, baik sfingter inter-

Konsep, Tantangan, dan Kontroversi


Dialisis: Selang Selofan atau Dinding Abdomen Sebagai Ginjal Buatan
Karena gagal ginjal kronik bersifat diulang sesering kebutuhan untuk plasma yang melewati mesin dan
ireversibel dan akhirnya mematikan mempertahankan komposisi plasma mengaktifkan vitamin D. Teknologi
maka terapi ditujukan untuk memper- dalam kadar yang dapat diterima. yang menjanjikan ini belum diuji
tahankan fungsi ginjal melalui Biasanya tindakan ini dilakukan tiga dalam uji klinis skala besar.
metode-metode alternatif, misalnya kali seminggu selama beberapa jam Untuk saat ini, tranplantasi ginjal
dialisis (cuci darah) dan transplantasi untuk tiap sesi. sehat dari donor adalah pilihan lain
ginjal. Proses dialisis memintas ginjal Pada metode dialisis yang lebih untuk mengobati gagal ginjal kronik.
untuk mempertahankan keseimbangan baru, continuous ambulatory perito- Ginjal adalah salah satu dari sedikit
normal cairan dan elektrolit serta neal dialysis (CAPD), membran transplan yang dapat diberikan oleh
membuang zat sisa secara artifisial. peritoneum (lapisan dalam rongga donor hidup. Karena 25% dari jaringan
Pada metode asli dialisis, hemodialisis, abdomen) digunakan sebagai mem- ginjal total sudah dapat mempertahan-
darah pasien dipompa melalui selang bran dialisis. Dengan metode ini, 2 liter kan tubuh maka baik donor maupun
selofan yang dikelilingi oleh sejumlah cairan dialisis dimasukkan ke dalam resipien memiliki cadangan fungsi
besar cairan dengan komposisi serupa rongga abdomen pasien melalui suatu ginjal yang cukup besar hanya dengan
dengan plasma normal. Setelah dialisis, kateter yang dipasang permanen. satu ginjal. Masalah terbesar pada
darah dikembalikan ke sistem sirkulasi Urea, K*, dan zat sisa lain serta transplantasi adalah kemungkinan
pasien. Seperti kapilet selofan sangat kelebihan elektrolit berdifusi dari bahwa sistem imun pasien akan
permeabel terhadap sebagian besar plasma menembus membran perito- menolak organ. Risiko penolakan
konstituen plasma tetapi impermeabel neum menuju cairan dialisis, yang dapat diperkecil dengan mencocokkan
terhadap protein plasma. Sewaktu dialirkan keluar dan diganti beberapa tipe jaringan donor dan resipien
darah mengalir melalui selang, zat-zat kali sehari. Metode CAPD menawarkan semirip mungkin (pilihan donor terbaik
terlarut berpindah menembus selofan beberapa keuntungan: Pasien dapat biasanya adalah keluarga dekat),
menuruni gradien konsentrasi melakukannya sendiri, darah pasien disertai pemberian obat imunosupresif.
masing-masing; namun, protein plasma secara terus-menerus dimurnikan dan Teknik baru lain yang sudah mulai
tetap berada di darah. Urea dan zat disesuaikan, dan pasien dapat terlihat untuk mengobati gagal ginjal
sisa lainnya, yang tidak ada di dalam melakukan aktivitas normal sementara stadium akhir adalah ginjal buatan
cairan dialisis, berdifusi keluar plasma dialisis berlangsung. Salah satu yang terus-menerus berfungsi seperti
menuju cairan sekitaI membersihkan kekurangannya adalah meningkatnya fungsi ginjal alami. Dengan mengguna-
darah dari zat-zat sisa tersebut. risiko infeksi peritoneum. kan nanoteknologi (alat dengan skala
Konstituen-konstituen plasma yang Meskipun dialisis dapat membuang sangat kecil), para peneliti sedang
tidak diatur oleh ginjal dan konsen- zat-zat sisa metabolik dan senyawa merancang suatu alat yang mengan-
trasinya normal, misalnya glukosa, asing serta membantu mempertahan- dung dua membran, yang pertama
tidak menembus selofan menuju cairan kan keseimbangan cairan dan elektrolit untuk menyaring darah seperti yang
dialisis karena tidak ada gaya pendo- dalam batas-batas yang dapat diterima dilakukan oleh glomerulus dan yang
rong yang memindahkan mereka. namun teknik pembersihan plasma ini kedua mirip dengan tubulus ginjal
(Konsentrasi glukosa cairan dialisis tidak dapat menggantikan kemam- karena secara selektif mengubah
sama dengan konsentrasi glukosa puan ginjal untuk menghasilkan filtrat. Alat ini, yang akan secara
plasma normal). Elektrolit, misanya K* hormon (eritropoietin dan renin) dan langsung memproses darah secara
dan POo3', yang lebih tinggi konsen- mengaktifkan vitamin D. Satu teknik terus-menerus tanpa menggunakan
trasinya daripada konsentrasi plasma eksperimental baru adalah memasuk- cairan dialisis, akan mengembalikan
normal karena ginjal yang sakit tidak kan sel-sel ginjal hidup dari babi ke bahan-bahan penting ke tubuh
dapat mengeliminasi kelebihan dalam mesin mirip dialisis. Teknologi sembari mengeluarkan bahan-bahan
bahan-bahan ini, keluar dari plasma ultraf iltrasi standar seperti yang yang tidak dibutuhkan ke sebuah
sampai tercapai keseimbangan antara digunakan dalam hemodialisis kantung yang dapat dilepas yang
plasma dan cairan dialisis. Karena memurnikan dan menyesuaikan plasma berfungsi sebagai kandung kemih
konsentrasi zat terlarut cairan dialisis seperti biasa. Yang utama, sel-sel hidup eksternal. Para ilmuwan telah
dipertahankan pada nilai plasma tersebut tidak saja membantu memper- mengembangkan model komputer
normal maka konsentrasi zat terlarut tahankan kontrol konstituen plasma, untuk alat semacam ini dan sejauh ini
darah kembali ke pasien setelah dialisis khususnya K., tetapi juga menambah- telah berhasil menciptakan membran
pada hakikatnya normal. Hemodialisis kan hormon ginjal yang defisien ke penyaringnya.

Sistem Kemih 595


nus. maupun eksternus menutup untuk menjaga agar urin Kqntrpl refleks Kontrol volunter
tidak menetes. Selain itu, karena sfingter eksternus dan dia-
fragma pelvis adalah otot rangka dan karenanya berada di ba- Kandung kemih terisi Korteks serebri
wah kontrol sada.r maka orang dapat secara sengaja mengon-
traksikan keduanya untuk mencegah pengeluaran urin l*
meskipun kandung kemih berkontraksi dan sfingter internus Reseptor regang
terbuka.

REFLEKS BERKEMIH
Miksi, atau berkemih, proses pengosongan kandung kemih,
Saraf parasimpatis Neuron motorik ke
diatur oleh dua mekanisme: refleks berkemih dan kontrol sfingter eksternus
volunter. Reflels berkemih terpicu ketika reseptor regang di
daiam dinding kandung kemih terangsang (Gambar 14-29).
l* +

Kandung kemih pada orang dewasa dapat menampung hing- Kandung kemih
ga 250 sampai 400 ml urin sebelum tegangan di dindingnya
mulai cukup meningkat untuk mengaktifkan reseptor regang
(Gambar 14-30). Semakin besar tegangan melebihi ukuran
ini, semakin besar tingkat pengaktifan reseptor. Serat-serat
aferen dari reseptor regang membawa impuis ke medula spi-
nalis dan akhirnya, melalui antarneuron) merangsang saraf
parasimpatis untuk kandung kemih dan menghambat neu-
ron motorik ke sfingter eksternus. Stimulasi saraf parasim-
patis kandung kemih menyebabkan organ ini berkontraksi.
Tidak ada mekanisme khusus yang dibutuhkan untuk mem-
buka sfingter internus; perubahan bentuk kandung kemih
selama kontraksi akan secara mekanis menarik terbuka
sfingter internus. Secara bersamaan, sfingter eksternus me-
lemas karena neuron-neuron motoriknya dihambat. Kini ke-
Berkemih Tidak berkemih
dua sfingter terbuka dan urin terdorong melalui uretra oleh
gay^ yang ditimbulkan oleh kontraksi kandung kemih. Gambar 14-29
Refleks berkemih ini, yang seluruhnya adalah refleks spinal,
Refleks dan kontrol volunter berkemih
mengatur pengosongan kandung kemih pada bayi. Segera
setelah kandung kemih terisi cukup untuk memicu refleks,
bayi secara otomatis berkemih.

40
KONTROL VOLUNTER BERKEMIH
Selain memicu refleks berkemih, pengisian kandung kemih
o30
juga menyadarkan yang bersangkutan akan keinginan untuk E
berkemih. Persepsi penuhnya kandung kemih muncui sebe- I
c
lum sfingter eksternus secara refleks melemas, memberi pe- Ezo
ringatan bahwa miksi akan segera terjadi. Akibatnya, kontrol YG
Fc)
volunter berkemih, yang dipelajari selama toilet training pada
'10
masa anak-anak dini, dapat mengalahkan refleks berkemih
sehingga pengosongan kandung kemih dapat berlangsung
sesuai keinginan yang bersangkutan dan bukan ketika peng-
isian kandung kemih pertama kali mengaktifkan reseptor 0 100 200 300 400 500
regang. Jika waktu refleks miksi tersebut dimulai kurang Volume (ml)

sesuai untuk berkemih, maka yang bersangkutan dapat Gambar'14-30


dengan sengaja mencegah pngosongan kandung kemih Perubahan tekanan di dalam kandung kemih sewaktu
kandung kemih terisi urin
dengan mengencangkan sfingter eksternus dan diafragma
pelvis. Impuls eksitatorik volunter dari korteks serebri
mengalahkan sinyal inhibitorik refleks dari reseptor regang
ke neuron-neuron motorik yang terlibat (keseimbangan regang meningkat seiring waktu. Akhirnya, sinyal inhibitorik
relatifPPE dan PPI) sehingga otot-otot ini tetap berkontraksi refleks ke neuron motorik sfingter eksternus menjadi se-
dan tidak ada urin yang keluar (lihat h. 1 1 5). demikian kuat sehingga tidak lagi dapat diatasi oleh sinyal
Berkemih tidak dapat ditahan selamanya. Karena kan- eksitatorik volunter sehingga sfingter melemas dan kandung
dung kemih terus terisi maka sinyal refleks dari reseptor kemih secara tak terkontrol mengosongkan isinya.

596 Bab 14
.Berkemih juga dapat secara sengaja dimulai, meskipun dan dibersihkan, dengan hanya tiga perempat darah diguna-
kandung kemih tidak teregang, dengan secara sengaja me- kan untuk memasok semua jaringan lain.
lemaskan sffngter eksternus dan diafragma pelvis. Tirrunnya Ginjal berperan dalam homeostasis melalui car^-cara
dasar panggul memungkinkan kandung kemih turun, yang spesifik berikut:
secara simultan menarik terbuka sfingter uretra internus dan
Fungsi Regulasi
meregangkan dinding kandung kemih. Pengaktifan reseptor
regangyang kemudian terjadi akan menyebabkan kontraksi
I Ginjal mengatur iumtah dan konsenrrasi sebagian besar
elektrolit CES, termasuk yang penting dalam mempertahan-
kandung kemih melalui refleks berkemih. Pengosongan kan-
kan eksitabilitas sarafdan otot.
dung kemih secara senga.ja dapat dibantu oleh kontraksi
I Ginjal membantu mempertahankan pH yang sesuai
dinding abdomen dan diafragma pernapasan. Peningkatan
tekanan intraabdomen yang ditimbulkannya menekan kan-
dengan membuang kelebihan H- (asam) atau HCO,' (basa)
di urin.
dung kemih ke bawah untuk mempermudah pengosongan.
I Organ ini membantu mempertahankan volume plasma
yang sesuai, yang penting dalam regulasi jangka panjang
INKONTINENSIA URIN tekanan darah arteri, dengan mengontrol keseimbangan
CATAIAN KLINIS. Inkontinensia urin, atau ketidakmam- garam di tubuh. Volume CES, rermasuk volume plasma,
puan mencegah keluarnya urin, terjadi ketika jdur-jalur desen- mencerminkan jumlah garam total di CES, karena Na- dan
dens di medula spinalis yang memerantarai kontrol volunter anion penyertanya, Cl', berperan dalam lebih darig0o/o akti-
sfingter eksternus dan diafragma pelvis terganggu, misalnya pada vitas osmotik (menahan air) CES.
cedera medula spinalis. Karena komponen-komponen lengkung I Ginjal mempertahankan keseimbangan air dalam tu-
refleks berkemih masih utuh di medula spinalis bawah maka buh, yang penting dalam memelihara osmolaritas (konsen-
pengosongan kandung kemih diatur oleh refleks spinal yang trasi zat terlarut) CES. Peran ini penting dalam memper-
tidak dapat dikendalikan, seperti pada bayi. Derajat inkonti- tahankan stabilitas volume sei dengan menjaga air agar tidak
nensia yang lebih ringan yang ditandai oleh keluarnya urin ke- berpindah secara osmoris masuk atau keluar sel sehingga sel
tika tekanan kandung kemih mendadak meningkat secara tran- tidak membengkak atau menciut.
sien, seperti ketika batuk atau bersin, dapat terjadi akibat
Fungsi Ekskresi
gangguan fungsi sfingter. HaI ini sering terjadi pada wanita yang
I Ginjal mengekskresikan produk-produk sisa metabolis-
pernah melahirkan atau pada pria yang sfingternya mengalami
me di urin. Jika dibiarkan menumpuk maka produk-produk
cedera sewaktu pembedahan prostat.
sisa ini bersifat toksik bagi sel.
I Ginjal juga mengeluarkan banyak senyawa asing yang
masuk ke tubuh.
PERSPEKTIF BAB lNl: FOKUS PADA Fungsi Hormon
HOMEOSTASIS I Ginjal menghasilkan eritropoietin, hormon yang me-
rangsang sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah me-
Ginjal berperan lebih besar dalam homeostasis dibandingkan
rah. Efek ini berperan dalam homeostasis dengan membantu
dengan organ lain. Organ ini mengatur komposisi elektrolit,
mempertahankan kandungan optimal O, darah. Lebih dari
volume, osmolaritas, dan pH lingkungan internal serta
98o/o O, di darah terikat ke hemoglobin di dalam sel darah
mengeluarkan semua produk sisa metabolisme tubuh kecuali
merah.
CO, yang dikeluarkan oleh sistem pernapasan. Ginjal
melaksanakan fungsi regulatorik ini dengan mengeluarkan
I Ginjal juga menghasilkan renin, hormon yang memicu
jalur renin-angiotensin-aldosreron untuk mengontrol re-
bahan-bahan yang tidak diperlukan tubuh, misalnya zat sisa
absorpsi Na. di tubulus ginjal, yang penting dalam peme-
metabolik dan kelebihan garam arau air yang masuk, sembari
liharaan jangka panjang volume plasma dan tekanan darah
menahan bahan-bahan yang bermanfaat. Ginjal dapat mem-
arteri.
pertahankan konstituen-konstituen plasma yang mereka atur
dalam kisaran sempit yang memungkinkan untuk hidup Fungsi Metabolik
meskipun pemasukan sangat beragam dan kehilangan sub- I Ginj al membantu mengubah vitamin D menjadi bentuk
stansi tersebut melalui jalur lain. Sebagai gambaran besarnya aktifnya. Vitamin D esensial untuk menyerap Ca2. dari
tugas ginjal, sekitar seperempar dari darah yang dipompa ke saluran cerna. Kalsium, sebaliknya, memiliki beragam fungsi
dalam sirkulasi sistemik mengalir ke ginjal untuk disesuaikan homeostatik.

RINGKASAN BAB
Pendahuluan (h. 553-560) I Ginjal membentuk urin. Organ ini mengeluarkan kon-
I Masing-masing dari sepasang ginjal terdiri dari korteks di stituen plasma yang tidak, dibutuhkan di urin semb"ri
bagian luar dan medula di bagian ,1alarn. (Lihatlah Gam- menahan bahan-bahan yang bermanfaat bagi tubuh. Urin
' bar 14-l). dari masing-masing ginjal dikumpulkan di pelvis ginjal,

Sistem Kemih 597


kemudian disalurkan dari kedua ginjal melalui sepasang arteriol aferen sebagai bagian dari respons refleks baroreseptor
ureter ke satu kandung kemih, tempat urin disimpan yang mengompensasi perubahan tekanan darah arteri. Secara
sampai dikosongkan melalui uretra ke lual (Lihatlah spesifik, ketika tekanan darah turun terlalu rendah terjadi
Gambar I4-1 dan 14-2). vasokonstriksi arteriol yang diinduksi oleh sarafsimparis yang
I Unit fungsional ginjal yang membentuk urin adalah mengurangi aliran darah ke glomerulus sehingga tekanan
nefron, yang terdiri dari komponen vaskular dan tubulus darah glomerulus dan LFG berkurang. Sebaliknya, ketika
yang saling berkaitan. (Lihatlah Gambar 14-j). tekanan darah meningkat terlalu tinggi dan aktivitas simpatis
I Komponen vaskular terdiri dari dua anyaman kapiler menurun secara refleks, vasodilatasi arteriol yang ditimbul-
yang berurutan, dengan yang pertama adalah glomerulus, kannya menyebabkan peningkatan aliran darah glomerulus
suatu kuntum kapiler yang menyaring (memfiltrasi) plas- dan peningkatan LFG. (Lihatlah Gambar 14-10).
ma bebas protein dalam jumlah besar ke dalam kompo- I Jika LFG berubah maka jumlah cairan yang keluar di
nen tubulus. Anyaman kapiler kedua terdiri dari kapiler urin juga berubah, sehingga volume plasma dapat disesuai-
peritubulus, yang memberi makan jaringan ginjal dan kan untuk membantu memulihkan tekanan darah ke normal
ikut serta dalam pertukaran antara cairan tubulus dan dalam iangka panjang. (Liharlah Gambar I+-121.
plasma. (Lihatkh Gambar 14-3 dan 14-4).
I Komponen tubulus berawal dari kapsul Bowman, yang me- Reabsorpsi Tubulus (h. 567-578)
lingkupi glomerulus untuk menangkap filtrat, kemudian I Setelah plasma bebas protein difiltrasi melalui glome-
membentuk saluran berkelok-kelok untuk akhirnya berakhir rulus, tubulus kemudian menangani setiap bahan secara ter-
di pelvis gtn)at. (Lihailah Ganbar I4-3). Sewaktu filtrat sendiri sehingga meskipun konsentrasi semua konstituen di
mengalir melalui berbagai bagian tubulus, sel-sel yang me- filtrat glomerulus awal identik dengan konsentrasinya di
lapisi bagian dalam tubulus memodifikasinya, mengembali- plasma (kecuali protein plasma) namun konsentrasi berbagai
kan ke plasma hanya bahan-bahan yang diperlukan untuk konstituen mengalami perubahan bervariasi sewakru cairan
mempertahankan komposisi dan volume CES. Apa yang filtrat mengalir melalui sistem tubulus. (Lihatlah Tabel I4-2,
tertinggal di tubulus akan diekskresikan sebagai urin. h. 568 dan l4-3. h. 5St).
I Ginjal melakukan tiga proses dasar dalam melaksanakan I Kemampuan sistem tubu.lus melakukan reabsorpsi sangar-
fungsi regulatorik dan ekskretoriknya: (l) filtrasi glome- lah besar. l,ebih dari 99o/o plasmayang terfrltrasi dikembalikan
rulus, perpindahan nondiskriminatif plasma bebas pro- ke darah melalui reabsorpsi. Secara rerata, 124 ml dari 125 rnl
tein dari darah ke dalam tubulus; (2) reabsorpsi tubulus, yang terfiltrasi per menit direabsorpsi. (Lihatlah Tabel I4-2).
pemindahan selektif konstituen-konstituen tertentu di I Reabsorpsi tubulus melibatkan rranspor transepitel dari
filtrat kembali ke dalam darah kapiler peritubulus; dan (3) lumen tubulus ke dalam plasma kapiler peritubulus. Proses
sekresi tubulus, perpindahan sangat spesifik bahan-bahan ini mungkin aktif (memerlukan energi) atau pasif (tidak
spesifik dari darah kapiler peritubulus ke dalam cairan menggunakan energi). (Lihatkh Gambar 14-14).
tubulus. Segala sesuatu yang difiltrasi atau disekresikan I Proses sentral yang sebagian besar proses reabsorpsi se-
tetapi tidak direabsorpsi akan diekskresikan di urin. dikit banyak berkaitan adalah reabsorpsi aktif Na-, yang di-
(Lihatlah Gambar 14-6). jalankan oleh suatu pembawa Na.-K. AIPase dependen energi
di membran basolateral hampir semua sel tubulus. Tlanspor
Filtrasi Glomerulus (h. 560-567) Na- keluar sel ke ruang lateral di antara sel-sel oleh pembawa
I Filtrat glomerulus diproduksi sewaktu sebagian plasma ini menyebabkan reabsorpsi netto Na- dari lumen tubulus ke
yang mengalir melalui masing-masing glomerulus secara pa- plasma kapiler peritubulus. (Lihatkh Gambar 14-11.
sif dipaksa di bawah tekanan menembus membran glomeru- I Sebagian besar reabsorpsi Na. berlangsung di awal
lus ke dalam lumen kapsul Bowman di bawahnya. (Lihatlah nefron secara konstan dan tidak diarur, retapi di tubulus dis-
Gdmbar 14-/). tal dan koligentes, reabsorpsi sebagian kecil Na- yang terfil-
I Tekanan filtrasi netto yang memicu filtrasi disebabkan trasi bersifat variabel dan berada di bawah kontrol, bergan-
oleh ketidalaeimbangan gaya-g^ya fisik yang bekerja menem- tung terutama pada sistem renin-angiotensin-aldosteron yang
bus membran glomerulus. Tekanan darah kapiler glomerulus kompleks. (Lihatlah Tabel l4-4, h. 592).
yang tinggi yang mendorong filtrasi mengalahkan kombinasi I Karena Na* dan anion penyerranya, Cl-, adalah ion aktif
gayayangdihasilkan oleh tekanan osmodk koloid plasma dan osmotis utama di CES maka volume CES ditentukan oleh
tekanan hidrostatik kapsul Bowman. (Lihatkh Tabel l4-l). jumlah Na- di tubuh. Selanjutnya, volume plasma, yang
I Biasanya , 20o/o sampai 25o/o cwrah jantung disalurkan ke mencerminkan volume CES total, penring dalam penentuan
ginjal untuk diproses oleh mekanisme regulatorik dan ekskre- jangka panjang tekanan darah arteri. Jika jumlah Na., volu-
torik ginjal. me CES, volume plasma, dan tekanan darah arteri di bawah
I Dari plasma yang mengalir ke ginjal, normalnya 20o/o normal, maka aparatus jukstaglomerulus ginjal akan menge-
difiltrasi melalui glomerulus, menghasilkan laju filtrasi glo- luarkan renin, suatu hormon enzimatik yang memicu se-
merulus (LFG) rerata 125 ml/mnt. Filtrat ini identik kom- rangkaian proses yang akhirnya menyebabkan peningkatan
posisinya dengan plasma kecuaii protein plasma yang ditahan sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron mening-
oleh membran glomerulus. katkan reabsorpsi Na- dari bagian distal tubulus sehingga
I LFG dapat diubah-ubah dengan mengubah tekanan mengoreksi penurunan Na-, volume CES, dan tekanan
darah kapiler glomerulus melalui pengaruh simpatis pada darah. (Lihatkh Gambar 14-11 dan 14-16).

598 Bab 14
I . Sebaliknya, reabsorpsi natrium dihambat oleh peptida I H- disekresikan di tubulus proksimal, distal, dan koli-
natriuretik atrium, suatu hormon yang dikeluarkan oleh gentes.Kt disekresikan hanya di tubulus distal dan koligentes
atrium jantung sebagai respons terhadap ekspansi volume di bawah kendali aldosteron. Ion organik hanya disekresikan
CES dan peningkatan tekanan darah yang ditimbulkannya. di tubulus proksimal. (Liharlah Tabel 14-3).
(Lihatlah Gambar 14- I 7).
Eliskresi Urin dan Bersihan Plasma (h. 580-597)
I Selain menyebabkan reabsorpsi Na., energi yang di-
gunakan untuk memasok pembawa Na.-K- AIPase akhirnya
I Dari 125 ml/mnt filtrat yang terbentuk di glomerulus,
normalnya hanya 1 ml/mnt yang tersisa di tubulus untuk
berperan menyebabkan reabsorpsi molekul nutrien organik
diekskresikan di urin.
dari tubulus proksimal melalui mekanisme transpor aktif se-
kunder. Pembawa kotranspor spesifik yang terletak di mem-
I Hanya zat sisa dan kelebihan elektrolit yang tidak
dibutuhkan oleh tubuh yang terringgal, larut dalam HrO
bran luminal sel tubulus proksimal dijalankan oieh gradien
dalam volume rertentu untuk dieliminasi melalui urin.
konsentrasi Na. untuk secara selektif memindahkan glukosa
atau asam amino dari cairan lumen ke dalam sel tubulus lalu
I Karena bahan yang diekskresikan dikeluarkan atau "di-
bersihkan' dari plasma maka istilah bersihan plasma merujuk
akhirnya ke plasma. (Lihatlah Gambar j-18, h. 80).
kepada volume plasma yang dibersihkan dari suatu bahan
I Elektrolit lain selain Na- yang secara aktif direabsorpsi
setiap menit oleh aktivitas giryal. (Lihatlah Gambar 14-23).
oleh tubulus, misalnya PO.,3-dan Ca2., memiliki sistem pem-
I Ginjal dapat mengekskresiken urin dengan volume dan
bawa independen masing-masing di tubulus proksimal.
konsentrasi bervariasi untuk menahan atau mengeluarkan
I Karena pembawa-pembawa ini, seperti pembawa HrO, masing-masing bergantung pada apakah tubuh meng-
kotranspor nutrien organik, dapat mengalami penjenuhan
alami kekurangan atau kelebihan HrO. Ginjal dapat meng-
maka masing-masing memperlihatkan kapasitas transpor hasilkan urin yang berkisar dari 0,3 ml/mnt pada 1200
maksimal, atau T . Jika filtrasi suatu bahan yang direabsorpsi
mosm/liter hingga 25 mllrr'nt pada 100 mosm/liter dengan
aktif melebihi T , maka reabsorpsi berlangsung dengan laju mereabsorpsi HrO dalam jumlah bervariasi dari bagian distal
maksimal yang konstan sementara kelebihan jumlah yang nefron.
difiltrasi akan diekskresikan di urin. (Lihatlah Gambar 14- I Reabsorpsi bervariasi ini dimungkinkan oleh gradien os-
1 8).
motik vertikal di cairan interstisium medula, yang terbentuk
I Reabsorpsi akdf Na- juga mendorong reabsorpsi pasif oleh ansa Henle panjang nefron jukstamedula melalui multi-
Cl- (melalui gradien listrik), HrO (melalui osmosis), dan urea plikasi aliran balik dan dipertahankan oleh vasa rekta nefron-
(menuruni gradien konsentrasi urea yang tercipta akibat nefron ini oleh pertukaran aliran balik. (Lihatlah Gambar 14-5,
reabsorpsi osmotis ekstensif HrO). Enam puluh lima persen h. 558, 14-24, 14-25, dan 14-28). Cairan tubulus hipotonik
HrO yang difiltrasi direabsorpsi dari tubulus proksimal tanpa (100 mosm/liter) terpajan ke gradien osmodk vertikal ini
diatur, didorong oleh reabsorpsi aktif Na.. Reabsorpsi HrO sewaktu mengalir melewati bagian distal nefron, menciptakan
meningkatkan konsentrasi bahan-bahan lain yang tertinggal gaya dorong pasifuntuk reabsorpsi progresifHrO dari cairan
di cairan tubulus, yang sebagian besar adalah produk sisa tubulus, tetapi jumlah sebenarnya dari reabsropsi HrO ber-
yang terfiltrasi. Moiekul-molekul urea yang kecil adalah satu- ganung pada jumlah vasopresin (hormon antidiuretik) yang
satunya produk sisa yang dapat secara pasif menembus mem- disekresikan. (Lihatkh Gambar 14-2n.
bran tubulus. Karena itu, urea adalah satu-satunya bahan sisa I Vasopresin meningkatkan permeabilitas tubulus distal
yang secara parsial direabsorpsi karena mengalami peme- dan koligentes terhadap HrO; tubulus-tubulus ini imper-
katan. Sekitar 50o/o dari urea yang difiltrasi direabsorpsi. meabei terhadap HrO jika tidak terdapat vasopresin. (Lihatlah
(Lihatlah Gambar I4-19 dan 14-20 sertaThbel 14-4, h. 592). Gambar 14-26). Sekresi vasopresin meningkat sebagai res-
I Produk-produk sisa lainnya, yang ddak direabsorpsi, pons terhadap defisit HrO, dan karenanya reabsorpsi HrO
tetap berada di urin dengan konsentrasi tinggi. meningkat. Sekresi vasopresin dihambat sebagai respons ter-
hadap keiebihan HrO sehingga reabsorpsi HrO berkurang.
Sektesi Tubulus (h. 578-580)
Dengan cara ini, penyesuaian reabsorpsi HrO yang di-
I Sekresi tubulus juga melibatkan transpor transepitel, da- kendalikan oleh vasopresin membantu tubuh mengoreksi
lam hal ini dari plasma kapiler peritubulus ke dalam lumen seriap ketidakseimbangan cairan.
tubulus. I Setelah terbentuk, urin terdorong oleh kontraksi peris-
I Dengan sekresi tubulus, tubulus ginjal dapat secara taltik melalui ureter dari ginjal ke kandung kemih untuk
selektif menambahkan bahan-bahan tertentu ke dalam cairan disimpan sementara.
tubulus. Sekresi suatu bahan mempercepat ekskresinya di I Kandung kemih dapat menampung hingga 250 sampai
urin. 400 ml urin sebelum reseptor regang di dindingnya memicu
I Sistem sekresi terpenting adalah untuk (1) H., yang refleks berkemih. (Lihatlah Gambar 14-30). Refleks ini menye-
penting dalam regulasi keseimbangan asam-basa; (2) K- , yang babkan pengosongan involunter kandung kemih dengan me,
menjaga konsentrasi K- plasma pada kadar yang sesuai untuk nyebabkan kontraksi kandung kemih dan pembukaan sfingter
mempertahankan eksitabilitas membran sel otot dan saraf; uretra internus dan eksternus secara bersamaan. Berkemih da-
dan (3) ion organik, yang melaksanakan eliminasi lebih pat sementara dicegah sampai wakru yang lebih tepat, dengan
efisien senyawa organik asing dari tubuh (Lihatlah Gambar mengencangkan sfingter eksrernus dan diafragma pelvis di
14-21 dan 14-22). sekitarnya secara sengaja. (Lihatlah Gambar 14-29).

Sistem Kemih 599


SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban di h. A-55) 12. a. arteriol eferen
1. Glukosa dan asam amino direabsorpsi oleh transpor b. kapiler peritubulus
aktif sekunder. (Benar atau salah?) c. arteri renalis
2. Sebagian dari pasokan energi ginjal digunakan untuk d. glomerulus
melakukan filtrasi glomerrlus. (Benar atau salah?) e. arteriol aGren
3. Reabsorpsi natrium berada di bawah kontrol hormon di f. vena renalis
sepanjangtubulus. (Benaratausalah) 13. a. ureter
4. Ekskresi air dapat terjadi tanpa ekskresi zat terlarut yang b. ginjal
sebanding. (Benar atau salah?) c. uretra
5. Ekskresi zat terlarut.selalu disertai oleh ekskresi HrO d. kandung kemih
yang sebanding. (Benar atau salah?) e. pelvis ginjal
6. Volume minimal harian pengeluaran obligatorik HrO 14. a. ansa Henle
yang harus menyertai ekskresi zat sisa adalah ... ml. b. duktus koligentes
7. Unit fungsional ginjal adalah ... c. kapsul Bowman
8. . . . adalah satu-satunya ion yang secara aktif direabsorpsi d. tubulus proksimal
di tubulus proksimal dan secara aktif disekresikan di e. pelvis ginjal
tubulus distal dan koligentes. i tubulus distal
9. Tirnjukkan apakah masing-masing dari faktor berikut g.
glomerulus
akan (a) meningkatkan arau (b) menurunkan LFG, jika ,15. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan,
yang lain tidak berubah. tunjukkan apa osmolaritas cairan tubulus di masing-
1. respons umpan balik tubuloglomerulus masing bagian nefron yang ditunjuk:
terhadap penurunan penyaluran garam ke 1. kapsul Bowman a. isotonik (300
tubulus distal 2. akhir ansa Henle mosm/liter)
2. vasokonstriksi arteriol aferen nefron jukstamedula b. hipotonik (100
3. penurunan drastis tekanan darah arteri setelah (sebelum masuk ke mosm/liter)
perdarahan hebat (<80 mm Hg) dalam tubulus distal) c. hipertonik (1200
4. penurunan konsentrasi protein plasma akibat 3. akhir duktus mosm/liter)
keluarnya protein melalui luka bakar kulit koligentes d. berkisar dari
yang luas 4. ujung ansa Henle hipotonik ke
5. kontraksi podosit nefron jukstamedula hipertonik (100
6. kontraksi sel mesangium (di dasar belokan U) mosm/liter sampai
7. peningkatan tekanan di kapsul Bowman 5. akhir tubulus 1200 mosm/liter)
akibat obstruksi ureter oleh batu ginjal proksimal
8. respons miogenik arteriol aferen yang
teregang akibat meningkatnya tekanan darah
Pertanyaan Esai
pendorong
1. Tirliskan fungsi-fungsi ginjall
9. t it"r simpatis ke arteriol aferen
"ktit 2. Jelaskan anatomi sistem kemih! Jelaskan komponen-
10. Reabsorpsi bahan berikut mana yang tidak berkaitan komponen sebuah nefronl
dengan reabsorpsi aktif Na-? 3. Jelaskan tiga proses ginjal dasar; tunjukkan bagaimana
a. glukosa proses-proses tersebut berkaitan dengan ekskresi urinl
b. PO*' 4. Bedakan antara sehresi dan ehskresit
c' HrO 5 Bahaslah g ya-gay^ yang berperan dalam filtrasi glome-
d. urea rulus! Berapa LFG rerata?
e. Cl 6. Bagaimana LFG diatur sebagai bagian dari refleks baro-
11. Mana dari bahan terfiltrasi berikut ini yang secara reseptor?
normal tidak terdapat sama sekali di urin? 7. Mengapa ginjal menerima proporsi curah jantung yang
a. Na. tampaknya berlebihan? Berapa persentase aliran darah

I::i
d. H.
8
ginjal yang normalnya difiltrasi?
Sebutkan langkahJangkah dalam transpor transepitell
9. Bedakan antara reabsorpsi aktif dan pasifl
e. glukosa 10. Jelaskan semua proses rranspor tubulus yang berkaitan
Pada pertanyaan 12-14 tunjukkan, dengan menulis huruf- dengan pembawa Na--K. ATPase basolaterall
huruf sesuai urutan yang benar, rangkaian struktur yang 11. Jelaskan sistem renin,angiotensin-aldosteronl Bahaslah
dilalui oleh cairan yang bersangkutan! sumber dan fungsi peptida natriuretik atrium!

600 Bab 14
12.. Apa yang dimaksud dengan istllah maksimum tubulus Pasien [I],
(T-) d"" ambang ginjah Bandingkan dua bahan yang
[]n [PAH]. IPAH]' \
memperlihatkan T , satu bahan yang diatur dan satu
1252t863t0
bahan lain yarg tidak diatur oleh giryalt
2 31 1,5 300 4,5 6
13. Apa pentingnya sekresi tubulus? Apa proses sekresi a. Hitunglah LFG dan aliran plasma ginjal masing-
terpenting? masing pasien!
14. Berapa laju rerata pembentukan urin? b. Hitunglah aliran darah ginjal masing-masing pasien,
15. Definisikan bersihan plasmat dengan menganggap keduanya memiliki hematokrit
16. Apa yang menciptakan gradien osmotik vertikal di 0,45!
cairan interstisium medula? Apa pentingnya gradien c. Hitunglah fraksi filtrasi masing-masing pasienl
ini? d. Mana dari nilai-nilai yang dihitung untuk masing-
17. Bahaslah fungsi dan mekanisme kerja vasopressinl masing pasien berada dalam kisaran normal? Mana
18. Jelaskan pemindahan urin ke, penyimpanan urin di, dan nilai yang abnormal? Apayang dapat menyebabkan
pengosongan urin dari kandung kemih! penyimpangan dari normal ini?
2. Berapa jumlah natrium yang difiltrasi jika bersihan inu-
Soal Kuantitatif (Jawaban di h. A-55)
lin adalah 125 ml/mnt dan konsentrasi natrium dalam
1. Dua pasien mengeluarkan protein di dalam urin me- plasma adalah 145 mM?
reka. Untuk menentukan apakah proteinuria ini me-
3. Hitunglah kecepatan produksi urin pasien dengan
nunjukkan masalah serius, seotang dokter menyuntik-
bersihan inulin 125 ml/mnt dan konsentrasi inulin di
kan sejumlah kecil inulin dan PAH ke masing-masing
urin dan plasmanya masing-masing adalah 300 mg/liter
pasien. Ingatlah bahwa inulin difiltrasi secara bebas dan
dan 3 mg/liter!
tidak disekresi atau direabsorpsi di nefron dan bahwa 4. Jika konsentrasi suatu bahan di urin adalah 7,5 mglml
PAH pada konsentrasi ini dikeluarkan seluruhnya dari urin, konsentrasinya di plasma 0,2 mglml plasma, dan
darah melalui sekresi tubulus.
kecepatan aliran urin 2 mllmnq berapa kecepatan
Data yang diperoleh disajikan di tabel berikut, di mana
bersihan bahan ini? Apakah bahan ini direabsorpsi atau
[x], adalah konsentrasi substansi X (inulin atau PAH) di disekresi oleh ginjal?
urin (dalam mM); [x]o adalah konsentrasi X di plasma,
dan vu adalah kecepatan aliran urin (dalam ml/mnt).

UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan di h. A-56) anda tentang fungsi aldoseron, jelaskan apa gambaran
1. Nefron jukstamedula hewan yang beradaptasi untuk paling menonjol sindrom ini!
bertahan hidup dengan konsumsi air minimal, misalnya 4. Akibat suatu mutasi, seorang anak lahir dengan pars
tikus gurun, memiliki ansa Henle yang relatif jauh lebih asendens ansa Henle yang permeabel terhadap air.
panjang daripada yang dimiliki oleh manusia. Apa Berapa osmolaritas urin minimal/maksimal (dalam
manfaat lebih panjangnya lengkung ini? mosm/liter) yang dapat dihasilkan oleh anak ini?
2. Jika konsentrasi plasma suatu bahan X adalah 200 mg/ 1 00 a. 100/300
ml dan LFG adalah 125 mglmnt, jumlah bahan yang b. 30011200
difiltrasi adalah ... c. 100/100
\ untuk bahan X adalah 200 mg/mnt, berapa
Jika d. 12001t200
banyak dari bahan ini yang direabsorpsi pada konsen- e. 300/300
trasi plasma 200 mg/100 ml dan LFG 125 ml/mnt? ... 5. Seorang korban kecelakaan menderita kerusakan perma-
Berapa banyak dari bahan X yang diekskresi? ... nen medula spinalis bawah dan lumpuh dari pinggang
3. Sindrom Conn adalah penyakit endokrin akibat tumor ke bawah. Jelaskan apa yangmengendalikan pengosong-
korteks adrenal yang mengeluarkan aldosteron secara an kandung kemih pada pasien inil
berlebihan dan tak terkendali. Berdasarkan pengetahuan

KASUS KLINIS
(Penjelasan di h. A-56) merasa tidak lampias). Analisis terhadap urin Marcus tidak
Marcus T merasakan adanya penurunan laju aliran urinnya memperlihatkan adanya kelainan. Apakah gejala kemihnya
dan sekarang mengalami kesulitan dalam memulai berkemih. kemungkinan besar disebabkan oleh penyakit ginjal, infeksi
Ia perlu sering berkemih, dan ia sering merasa kandung kandung kemih, atau pembesaran prosrat?
kemihnya tidak kosong meskipun ia baru saja berkemih (ia

Sistem Kemih 601


i"t*

SUMBER BACAAN PHYSIOEDGE


Situs PhysioEdge bab ini lihatlah: Case History II: Congestiue Heart Failures;
Situs untuk buku ini berisi banyak alat bantu belajar, serta Case History 12: Ainary Tiact Infection.
banyak gagasan untuk bacaan dan penelitian lebih lanjut.
Untuk bacaan anjuran, lihatlah InfoThac' College Edition/
Masuklah ke:
Research di situs PhysioEdge atau pergi langsung ke InfoTiac
http ://biology.brookscole.com/sherwoodhp6
College Edition, perpustakaan riset online anda, di:
Pilihlah Chapter 14 dari menu drop-doxan, atav klik di salah
http://infotrac.thomsonlearning.com
satu dari banyak resoulce, termasuk Case Histories, yang
memperkenalkan aspek-aspek klinis fisiologi manusia. Untuk

602 Bab 14
Sistem-sistem yang Berperan Penting dalam
Mempertahankan Keseimbangan Gairan dan Asam-Basa

Sisterffi tul&*qjg"r
cxe*rve;:*l*m{:an$ci:en $n*n!{**gtasis

CO, + HrO-j3-H,CO. :H* + HCO.


sistem dapar kimiawi di cairan tubuh

*""$tlrnq:l*stnsxi* es*{'t$:ig I

b;tgi $**lmr: gsL* yrS{}n


!rieia;g:r s*l

fv?*|$bs*r{{.ik
siist*rgl tubut*

Homeostasis bergantung pada pemeliharaan keseimbangan sesuai kebutuhan untuk mengompensasi pemasukan yang
antara pemasukan dan pengeluaran semua konstituen di bervariasi dan pengeluaran abnormal bahan-bahan tersebut.
lingkungan cairan internal. Reguiasi keseimbangan cairan Demikian juga, ginjal membantu tubuh mempertahankan
melibatkan dua komponen terpisah: kontrol volume CES, keseimbangan asam-basa dengan menyesuaikan pengeluaran
dengan volume plasma sebagai bagiannya, dan kontrol ion hidrogen (asam) dan ion bikarbonat (basa) di urin sesuai
osmolaritas CES (konsentrasi zat terlarut). Ginjal mengontrol kebutuhan. Yang juga berperan dalam keseimbangan
volume CES dengan mempertahankan keseimbangan garam asam-basa adalah paru, yang dapat menyesuaikan kecepatan
dan mengontrol osmolaritas CES dengan mempertahankan ekskresi CO, penghasil ion hidrogen, dan sistem dapar kimiawi
keseimbangan air. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini di cairan tubuh.
dengan menyesuaikan pengeluaran garam dan air di urin

604

Anda mungkin juga menyukai