BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang
disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan dari orang ke orang melalui
gigitan nyamuk Aedes (Ae). Ae aegypti merupakan vektor yang paling
utama, namun spesies lain seperti Ae.albopictus juga dapat menjadi
vektor penular. Nyamuk penular dengue ini terdapat hampir di seluruh
pelosok Indonesia, kecuali di tempat yang memiliki ketinggian lebih dari
1000 meter di atas permukaan laut. Penyakit DBD banyak dijumpai
terutama di daerah tropis dan sering menimbulkan kejadian luar biasa
(KLB). Beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya DBD antara lain
rendahnya status kekebalan kelompok masyarakat dan kepadatan
populasi nyamuk penular karena banyaknya tempat perindukan nyamuk
yang biasanya terjadi pada musim penghujan.(DepkesRI,2015)
Berdasarkan laporan profil kesehatan indonesia menurut kementrian
kesehatan RI, Jumlah penderita yang terkena DB masih tinggi dimana per
100,000 penduduk Jawa Timur yang terkena berkisar 51,84 dengan kasus
meninggal yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan provinsi yang lain
yaitu 283 dengan Case Fatality Rate 1,41% Jawa Timur merupakan
provinsi yang memiliki kasus DB masih tinggi jika dibandingkan dengan
provinsi lain yang terdapat di pulau Jawa. (Kemenkes, 2015)
Pada tahun 2014, sampai pertengahan bulan Desember tercatat
penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia sebanyak 71.668 orang, dan
641 diantaranya meninggal dunia. Angka tersebut lebih rendah
dibandingkan tahun sebelumnya, yakni tahun 2013 dengan jumlah
1
penderita sebanyak 112.511 orang dan jumlah kasus meninggal sebanyak
871 penderita.(BalitbangKes,2015)
Saat ini, pencegahan DBD yang paling efektif dan efisien adalah
kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus,
yaitu: 1) Menguras, adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan
tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat
penampungan air minum, penampung air lemari es, dan lain-lain; 2)
Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air
seperti drum, kendi, toren air, dan sebagainya; dan 3) Memanfaatkan
kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk
jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD. Adapun yang
dimaksud dengan Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan,
seperti: 1) Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air
yang sulit dibersihkan; 2) Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk; 3)
Menggunakan kelambu saat tidur; 4) Memelihara ikan pemangsa jentik
nyamuk; 5) Menanam tanaman pengusir nyamuk; 6) Mengatur cahaya
dan ventilasi dalam rumah; 7) Menghindari kebiasaan menggantung
pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan
lain-lain.(DepkesRI,2015)
2
2.2 Bentuk Kegiatan
2.2.1 Narasumber
Narasumber adalah dr. Tony Santoso Putra peserta Dokter
internsip Puskesmas Panarukan periode Juni 2017-Oktober
2017
2.2.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu : 14 Juli 2017
Tempat : Desa Paowan dusun locangcang, Panarukan
2.2.3 Sasaran Penyuluhan
Sasaran adalah Ibu rumah tangga di Desa Paowan,
panarukan
2.2.4 Metode yang Digunakan
Metode yang digunakan adalah metode ceramah dan tanya
jawab.
DAFTAR PUSTAKA
DepKesRI,Demam Berdarah Dengue,2015
3
KemenKesRI, Profil Kesehatan di Indonesia;Penyakit Menular,
2015.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan(BalitBangKes),
Angka Kejadian DBD di Indonesia,2015
LAMPIRAN