Kelompok 6
Latar Belakang
Tujuan
Metode
a. Pembuatan Tempe
Kedelai
Dibersihkan
Dicuci
Di dinginkan
Ragi Tempe
Dicampur Ketumbar
Bawang Putih
Dicetak / dibungkus
Difermentasi
Tempe
b. Pembuatan Bioetanol
Gula Merah
Etanol
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
[Terlampir]
Pembahasan
Hari
Jenis Perlakuan Pertumbuhan Kapang
ke-
1 Timbulnya miselium pada sela-sela kedelai
Miselia berwarna putih bertambah banyak dan bersifat
2
Kontrol kompak
Kedelai menjadi lunak dan ketebalan bertambah dua kali
3
lipat
1 Mulai Tumbuh Kapang namum Tidak Sebanyak Kontrol
2 Pertumbuhan kapang meningkat namun tidak merata
Ditambah Ketumbar
Sebagian dari tempe memadat, dan sebagain tidak
3
menyatu
1 Pertumbuhan kapang rendah
Ditambah Bawang Pertumbuhan kapang meningkat dan aroma rempah-
2
Putih dan Ketumbar rempah tajam
3 Tidak terjadi perubahan
Tabel 3 Hasil Pengamatan Tempe
Metode Uji
Parameter Unit, Min/Max Spesifikasi
(SNI 7390-2008)
Kadar etanol %-v, min. 99,5 (sebelum Sub 11.1
denaturasi)
94,0 (setelah
denaturasi)
Kadar metanol mg/L, max. 300 Sub 11.1
Kadar air %-v, max. 1 Sub 11.2
Kadar denaturan %-V, min. 2 Sub 11.3
%-V, max 5
Kadar Cu Mg/kg, max 0,1 Sub 11.4
Keasaman sbg mg/L, max. 30 Sub 11.5
CH3COOH
Tampakan Jernih & tdk ada Peng. visual
endapan
Ion klorida mg/L, max. 40 Sub 11.6
Kandungan Sulfur mg/L, max. 50 Sub 11.7
Getah (gum), dicuci mg/100 mL, 5,0 Sub 11.8
max.
pHe 6,5-9,0 Sub 11.9
PENUTUP
Simpulan
Pada proses pembuatan tempe perlu diperhatikan beberapa hal, terutama
kondisi terbaik untuk perkembangbiakan Rhizopus oligosporus. Hal tersebut meliputi
suhu yang stabil, berkisar antara 30-40C, dan tingkat kelembapan yang juga tinggi.
Wadah fermentasi tersebut perlu diperhatikan seperti adanya oksigen yang cukup
dengan pemberian lubang pada plastik. Rhizopus oligosporus merupakan aerobic
obligat ynag membutuhkan oksigen untuk pertumbuhan yang baik. Namun perlu
diperhatikan pula konsentrasi oksigen yang terlampau banyak mempercepat proses
reaksi sehingga proses fermentasi tidak sempurna. Adapun penambahan bawang putih
dan ketumbar menghambat proses fermentasi akibat sifat antibacterial dari rempah-
rempah tersebut yang menginaktivasi aktivitas mikroorganisme.
Produksi etanol dapat diperoleh dari gula (sukrosa) dengan proses fermentasi
secara anaerob (tanpa O2) oleh aktifitas khamir Saccharomyces cerevisiae. Dengan
lingkungan yang dibuat keadaanya kurang oksigen, maka Saccharomyces cerevisiae
akan melakukan proses fermentasi.
Saran
Proses pembuatan tempe dan bioetanol secara garis besar cukup dimengerti.
Namun, masih diperlukan pemahaman yang lebih dalam mengenai prosedur yang
baik dan benar dalam pembuatan kedua produk agroindustri tersebut.
DAFTAR PUSTAKA