Anda di halaman 1dari 5

PEMUDA INDONESIA

INDONESIA ke depan adalah Indonesia yang maju, sejahtera, berkeadilan dan menjadi salah
satu negara modern yang beradab. Untuk sampai pada tujuan itu pembangunan karakter dan
mentalitas para pemuda Indonesia harus diutamakan.

Terutama membangun karakter pemuda Indonesia yang sesuai dan sejalan dengan empat
pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. Dengan
demikian mentalitas pemuda Indonesia akan terikat kuat nilai-nilai empat pilar kebangsaan
itu, kata Siti Mukaromah, Anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPR RI di saat
sosialisasi empat pilar kebangsaan dengan peserta dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama
(IPNU) di Banyumas, belum lama ini.

Menurut Erma panggilan akrab Siti Mukaromah, potensi pemuda Indonesia luar biasa. Para
Pemuda Indonesia saat ini sudah merambah ke berbagai bidang kehidupan. Ada yang
memilih sebagai profesional muda, wirausahawan muda, politisi muda, dan pegawai di
pemerintahan dan bekerja di swasta.

Karena itu, kewirausahaan saat ini semakin di dirasakan urgensinya sebagai the backbone of
economy atau tulang punggung perekonomian suatu bangsa. Persoalan ini ini tidak lepas dari
fakta bahwa sebagian besar pendorong perubahan, inovasi dan kemajuan suatu negara adalah
para wirausahawan. Termasuk di dalamnya wirausahawan muda.

Tanpa adanya mental kewirausahaan pada diri seseorang atau suatu bangsa, maka segala
potensi, sumber energi, komoditi dan mineral yang melimpah tidak dapat dimanfaatkan
secara maksimal untuk kesejahteraan rakyat, kata Erma.

Menurut Anggota Komisi VI DPR ini untuk sampai pada cita-cita Indonesia yang maju, para
pemuda Indonesia haruys menempuh pendidikan yang lebih baik dan sesuai dengan tuntutan
jaman.

Pendidikan Indonesia dalam UUD 1945, semua telah dituangkan dengan cukup bijak.
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistim pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ditambahkan oleh Erma, tujuan pendidikan itu sendiri adalah demi berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Selain itu juga berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab, serta berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.

Erma mengatakan, untu membangun bangsa yang berkarakter dan memiliki peradaban,
bangsa ini membutuhkan sumber daya insani yang unggul, punya kecerdasan otak luar biasa,
kreatif, cepat, percaya diri dan bertatakrama.

Untuk menghasilkan karakter yang diharapkan dibutuhkan pembangunan karakter secara


terencana dan sadar. Karakter yang baik harus dibangun sedini mungkin dan karakter buruk
harus diantisipasi sedini mungkin pula, tandasnya.

Pemuda merupakan aktor yang sangat penting dalam upaya mengembangkan inovasi di
Indonesia. Mengapa demikian? Pertama kalau kita ingin menyuburkan inovasi di seluruh
daerah di Indoneisa, maka diperlukan berkembangnya ide kreatif, keberanian untuk berpikir
diluar kebiasaan, semangat untuk melakukan perubahan, yang kuncinya ada di pemuda.
Kedua, Indonesia dalam waktu dekat akan memiliki keuntungan dari struktur kependudukan,
dimana penduduk usia produktif khususnya pemuda akan mendominasi populasi penduduk di
Indonesia. Harapannya tentu saja kelompok pemuda ini akan menjadi pemuda yang kreatif
dan produktif.

PEMUDA DAN INOVASI DI INDONESIA

Peran pemuda menjadi penting dalam pengembangan inovasi karena jika pemuda memiliki
kemampuan berinovasi, akan mampu melahirkan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja
yaitu dengan berkembangnya perusahaan-perusahaan pemula yang inovatif ke depan. Upaya
yang dilakukan untuk mendorong pemuda menjadi pemuda yang inovatif antara lain
dilakukan melalui pengembangan sistem inovasi daerah dan teknoprener muda, jelas Deputi
Kepala BPPT Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi (PKT), Tatang A Taufik pada acara
Dialog Pagi TVRI dengan tema Pemuda, Inovasi dan Pengembangan Inovasi di Daerah,
Senin (7/11).

Senada dengan Tatang, Asisten Deputi Peningkatan Kapasitas Pemuda dan Deswan, Ketua
Bidang Peningkatan Iptek Kemenpora, Imam Gunawan mengungkapkan betapa besarnya
potensi yang dimiliki pemuda Indonesia dan tersebar baik di ranah pedesaan maupun
perkotaan. Sayangnya, masih banyak dari potensi tersebut yang belum terkembangkan
dengan baik hingga saat ini. Kemenpora peduli dalam menggarap potensi pemuda yang ada
tersebut melalui insentif atau perangsang dan apresiasi agar potensi tersebut makin tumbuh
subur. Sementara untuk potensi yang belum muncul, diupayakan melalui pemberdayaan baik
dengan pelatihan ketrampilan maupun pelatihan teknologi, ungkapnya.

Berbicara mengenai usaha mendorong kreatifitas keinovasian, Tatang berpendapat bahwa hal
tersebut tidak bisa dikembangkan secara parsial, tetapi harus bersistem. Sistem yang dikenal
dengan sistem inovasi, yang merupakan kesatuan dari berbagai aktor, ada kelembagaan,
interaksi dan kebijakan yang mempengaruhi arah percepatan perkembangan inovasi, difusi
serta proses pembelajaran. Ini merupakan platform dalam upaya mengembangkan ekonomi
berbasis pengetahuan ke depan.

Namun tentu saja proses seperti ini harus ada saluran atau vehiclenya. Ada beberapa pilar
yang harus menjadi vehicle dalam memperkuat sistem inovasi di Indonesia. Pertama pilar
daerah, dengan potensi keragaman geografis, fisik alam serta fisiokulturnya, daerah perlu
diperkuat sistem inovasinya. Kedua pilar industri, kita berupaya mengembangkan kluster
industri sebagai wahana untuk mengembangkan potensi terbaik dan membangun daya saing
industri. Ketiga pilar jejaring atau jaringan inovasi, yang berfungsi sebagai wahana untuk
memperkuat keterkaitan antar aktor, mendinamisasikan aliran pengetahuan, inovasi dan
difusi. Keempat pilar teknoprener, sebagai wahana mendorong upaya-upaya pemajuan bisnis
yang sudah ada maupun menumbuhkembangkan usaha yang baru, urai Tatang.
Penguatan sistem inovasi harus menjadi agenda kolaboratif di tingkat kementerian maupun
pemerintah pusat dan daerah. Dalam tahapan implementasi, Tatang berpendapat perlunya
memberdayakan organisasi kepemudaan dan lembaga yang relevan setempat yang berkaitan
dengan pengembangan kelompok pemuda. Itu saya kira yang belum kita lakukan sehingga ini
juga bisa menjadi vehicle untuk meningkatkan partisipasi dan tanggung jawab pemuda itu
sendiri sebagai subyek pembangunan. Hal ini sudah mulai kita laksanakan, hanya masih
dalam tahap awal. Harapannya pada tahun 2012 mendatang kolaborasinya semakin menguat
karena PR kita bersama adalah bagaimana meningkatkan daya saing dan memberdayakan
pemuda-pemuda agar menjadi pemuda inovator, jelasnya.

Dalam jangka menengah dan panjang, perlu dilakukan perbaikan sistem pembelajaran dalam
masyrakat, pemerintah, sistem pendidikan pelatihan serta pembangunan karakter
kepemudaan. Itu menjadi hal yang sangat penting untuk mendorong budaya inovasi dalam
masyarakat. Sementara Dalam jangka pendek, PR kita bersama adalah mengembangkan kisah
keberhasilan atau sucsess story, kemudian kita juga harus mendorong lagi semangat untuk
melakukan perubahan, memberikan apresiasi kepada mereka yang mempunyai komitmen dan
berprestasi untuk menyemangati berkembangnya semangat kreativitas keinovasian, ungkap
Tatang.

Berkaitan dengan hal tersebut, dalam waktu dekat BPPT bersama Kemenpora dan
Kemenristek akan menyelenggarakn Apresiasi Inovasi Indonesia 2011. Ini merupakan salah
satu upaya untuk memberikan penghargaan kepada mereka yang dinilai mempunyai
komitmen dalam mengembangkan inovasi. Terdapat empat kategori, yaitu apresiasi kepada
daerah otonom yang memiliki keseriusan untuk mengembangkan daerahnya sebagai wilayah
yang subur untuk berkembangnya pemuda kreatif. Kedua kepada kepala daerah, leadership
itu kunci dalam mengembangkan keinovasian. Ketiga kelompok teknoprener, termasuk
inovasi pemuda dan keempat kepada produk yang kita nilai ramah lingkungan atau
mendukung pembangunan berkelanjutan.

Senada dengan Tatang, Imam menegaskan pentingnya kolaborasi dalam upaya penguatan
Sistem Inovasi. Dengan pendekatan sistem inovasi daerah, pemuda dapat diarahkan untuk
menjadi teknoprener atau interprener berbasis ilmu pengetahuan. Sucsess story juga
dilakukan Kemenpora dalam upaya mengembangkan potensi pemuda di beberapa daerah
diantaranya yaitu Tegal, Kendal, Makassar, dan Sumedang. Hasilnya adalah munculnya
pengalaman-pengalaman yang bagus yang menjadikan kita semakin optimis. Jika pendekatan
seperti ini dilakukan secara masif, maka bukan sebuah mimpi Indonesia mempunyai
teknoprener dengan jumlah yang banyak, tutupnya. (SYRA/humas)

Anda mungkin juga menyukai