Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Manusia
ditakdirkan untuk terus berusaha sehat agar bisa melaksanakan aktivitas sehari-hari. Namun,
risiko sakit akan selalu membayangi. Salah satu penyebab sakit adalah pola gaya hidup
manusia itu sendiri. Seiring perkembangan zaman dan teknologi yang semakin memudahkan
manusia menjalani aktivitasnya, terdapat risiko apabila kita terlalu dimanjakan oleh fasilitas
tersebut.
Dalam acara Temu Blogger Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang diselenggarakan di
Bandung pada 21 April 2017, drg. Oscar Primadi, MPH menyampaikan program GERMAS
(Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) yang digagas Kementrian Kesehatan. Oscar yang
menjabat sebagai Kepala Biro Komunikasi & Pelayanan Masyarakat Kementrian Kesehatan
mengutarakan setidaknya ada 7 langkah yang bisa dilakukan masyarakat dalam rangka
membiasakan pola hidup sehat. Apa sajakah itu?
Pekerjaan rumah seperti mencuci piring, mencuci pakaian, mengepel lantai dan lain
sebagainya bisa dikategorikan aktivitas fisik. Mulailah dengan melakukan aktivitas tersebut
setiap hari. Lebih baik jika ditambah olahraga secara rutin. Lari pagi atau jalan kaki pun bisa
dijadikan aktivitas rutin.
3. Tidak Merokok
Mulailah secara perlahan untuk berhenti merokok. Jika tidak bisa sendiri, minta bantunlah
kepada ahli hipnosis untuk menghentikannya. Beberapa teman saya pun ada yang berhasil.
Pada dasarnya jika ada kekuatan dari diri sendiri untuk berhenti merokok, maka hal ini tak
mustahil untuk dilakukan.
Sama halnya seperti rokok, maka minum minuman beralkohol pun harus dihentikan.
6. Membersihkan Lingkungan
7. Menggunakan Jamban
Mungkin terdengar aneh, tapi faktanya masih banyak daerah di Indonesia yang tidak
menggunakan jamban sebagai tempat pembuangan. Penduduk tersebut masih banyak yang
menggunakan sungai sebagai aktivitas mencuci pakaian, mencuci piring, mandi, pun buang
air besar. Tentunya hal ini menimbulkan risiko penyakit yang diakibatkan oleh kuman.
Dari 7 kegiatan Germas di atas, 3 kegiatan menjadi fokus utama Kementrian Kesehatan.
Melakukan aktivitas fisik, mengonsumsi buah dan sayur serta memeriksa kesehatan secara
berkala adalah yang diutamakan pada gerakan tahun 2017 ini.
Jelas tujuannya adalah untuk hidup sehat. Hidup sehat ini berdampak pada banyak hal seperti
kesehatan terjaga, aktivitas semakin produktif, lingkungan bersih dan tentunya biaya berobat
akan berkurang.
Oleh karenanya, mari kita laksanakan langkah germas mulai dari diri kita sendiri dan
lingkungan terdekat kita.
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan salah satu program unggulan di
bidang kesehatan yang digagas oleh Presiden RI Joko Widodo untuk menurunkan kesakitan
dan kematian karena penyakit tidak menular, menurunkan pembiayaan kesehatan dan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pelaksanaannya di lapangan membutuhkan
komitmen dan dukungan dari pemerintah daerah, aparatur pemerintah, dan organisasi
masyarakat. Dalam rangka penggalangan komitmen Pemerintah Provinsi NTB, Pemerintah
Kabupaten dan Organisasi Masyarakat, Dinas Kesehatan Provinsi NTB melaksanakan
Pertemuan Penggalangan Komitmen Pelaksanaan GERMAS di Provinsi NTB bertempat di
Hotel Aruna Senggigi pada tanggal 27 s.d 29 April 2017. Diikuti oleh 35 orang peserta dari
lintas program dan lintas sektoral serta organisasi masyarakat di NTB. Selain materi
GERMAS, dalam pertemuan ini disampaikan 2 program unggulan di NTB dalam mendukung
GERMAS yaitu posyandu keluarga dan ASN Segar dan Bugar (ASGAR). Pertemuan ini
menghasilkan komitmen pelaksanaan GERMAS di Provinsi NTB yang dituangkan dalam
bentuk Nota Kesepakatan ditandatangani oleh semua peserta pertemuan yang isinya antara
lain :
1. Penyediaan lingkungan sehat seperti air bersih, jamban sehat dan budaya pembuangan
sampah pada tempat.
2. Penyediaan penganan sehat dari buah dan sayur pada saat rapat-rapat SKPD.
6. Aktif melakukan sosialisasi dan edukasi hidup sehat kepada ASn dan masyarakat
umum.
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
Saat ini, Indonesia tengah mengalami perubahan pola penyakit yang sering disebut transisi
epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat penyakit
tidak menular (PTM) seperti stroke, jantung, diabetes dan lain-lain. Dampak meningkatnya
kejadian PTM adalah meningkatnya pembiayaan pelayanan kesehatan yang harus ditanggung
oleh masyarakat dan pemerintah, menurunnya produktifitas masyarakat, menurunnya daya
saing negara yang pada akhirnya mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat itu
sendiri.
Gerakan masyarakat hidup sehat adalah gerakan bersama yang memiliki beberapa tujuan
mulai menurunkan beban penyakit menular dan penyakit tidak menular, baik kesakitan,
kematian maupun kecacatan; menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas;
menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena meningkatnya penyakit dan
pengeluaran kesehatan. Perbaikan lingkungan dan perubahan perilaku kearah yang lebih
sehat perlu dilakukan secara sistematis dan terencana oleh semua komponen bangsa ; untuk
itu GERAKAN MASYARAKAT (GERMAS) menjadi sebuah pilihan dalam mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik.
Adapun prinsip dari Gerakan masyarakat hidup sehat adalah kerjasama multi sektor dan
pemangku kepentingan, antara sektor kesehatan, akademisi, LSM dan sektor-sektor lainnya;
keseimbangan masyarakat, keluarga, dan individu; pemberdayaan masyarakat, khususnya
mereka yang mau hidup sehat dan menjadi mitra pengendalian penyakit; penguatan sistem
kesehatan, reformasi dan reorientasi pelayanan kesehatan; penguatan siklus hidup; jaminan
kesehatan sosial; fokus pada pemerataan penurunan penyakit karena determinan sosial seperti
kemiskinan, gender, lingkungan, budaya, tingkat pendidikan, dan kemauan politik.
Untuk mewujudkan Gerakan masyarakat hidup sehat perlu sebuah kampanye dan
sosialisasi agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Kampanye dan sosialisasi ini
dibutuhkan dukungan peran dari K/L terkait, komitmen, dan yang terpenting adalah
monitoring pelaksanaan Germas.
Guna mencapai tujuan Germas secara lebih fokus dan terarah,maka setiap tahun dibuat
beberapa fokus kegiatan dari Germas ini. Untuk tahun 2017, fokus Germas adalah melakukan
aktifitas fisik, konsumsi sayur dan buah serta memeriksa kesehatan secara berkala.
Disamping fokus Germas secara nasional, juga dibuat fokus Germas secara lokal sesuai
dengan kebutuhan masing-masing daerah. Untuk provinsi Bali fokus Germas lokal adalah
tidak merokok dan pemberantasan jentik nyamuk.
Keberhasilan gerakan masyarakat hidup sehat ini sangat tergantung pada partisipasi aktif
semua stakeholder dan masyarakat. Masyarakat perlu digerakkan untuk memiliki kemampuan
untuk melaksanakan semua fokus kegiatan tersebut dan dapat melaksanakan dalam kegiatan
sehari-hari.
Beberapa kebijakan telah mulai dilakukan di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Bali
misalnya dengan mengganti kudapan dengan sayur/buah, melakukan gerakan peregangan
selama lebih kurang 10 menit dua kali seminggu, melakukan pemeriksaan kesehatan secara
berkala bagi para pegawai, menjadikan lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Bali sebagai
daerah kawasan tanpa rokok serta melakukan pemberantasan jentik di lingkungan Dinas
kesehatan Provinsi Bali.
Beberapa kegiatan ini tentu harus ditindaklanjuti dengan berbagai kegiatan lain serta
dilakukan kegiatan secara serentak di seluruh kabupaten/kota. Namun beberapa upaya diatas
dapat dijadikan sebagai titik awal kegiatan GERMAS di provinsi Bali. Upaya sosialisasi juga
telah dilakukan melalui media massa baik cetak maupun elektronik. Diharapkan kegiatan
seperti ini dapat disebarluaskan dan dapat menggerakkan masyarakat untuk mulai hidup
bersih dan sehat (kadek widiastuti/ sie promkes).
Kesehatan adalah hak setiap orang, permasalahan kesehatan tidak hanya menjadi tanggung
jawab insan kesehatan saja melainkan juga menjadi tanggung jawab seluruh bangsa Indonesia
baik pemerintah, swasta maupun masyarakat. Bangsa Indonesia sekarang sudah beranjak
maju baik dalam hal kualitas sumber daya manusia maupun hal lainnya, namun sampai saat
ini, masyarakat bangsa Indonesia belum sepenuhnya maju dalam hal urusan kesehatan
ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat penyakit tidak menular seperti
stroke, jantung, hipertensi, diabetes mellitus, dan lain-lain.
Sampai saat ini Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) belum menjadi gaya hidup bagi
sebagian besar masyarakat. Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya sangat perlu menjadikan PHBS sebagai gaya hidup pada kehidupan sehari-hari di
rumah tangga dan di lingkungan masyarakat. Sesuai dengan nafas UU nomor 36 tahun 2009
tentang kesehatan terjadi pergeseran paradigma pembangunan kesehatan dari kuratif
rehabilitatif menjadi penguatan promotif dan preventif dengan ditunjang oleh pelayanan
kuratif dan rehabilitatif.
Prioritas nasional pada sektor kesehatan adalah pembangunan kesehatan untuk peningkatan
derajat kesehatan dan gizi masyarakat. Ada empat program pada prioritas nasional tersebut
yakni :
1. Menurunkan beban penyakit menular dan penyakit tidak menular baik kematian
maupun kecacatan.
4. Lingkungan sehat
GERMAS merupakan roh dari UU nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan yang lahir dari
penguatan promotif dan preventif demi mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya. Salah besar jika ada pihak-pihak yang ingin menghilangkan kegiatan kampanye
hidup sehat dan merasa rugilah masyarakat yang tidak dapat mengetahui ilmu kesehatan
untuk peningkatan derajat kesehatan diri dan keluarganya.
Sudahkan program GERMAS dilakukan di kabupaten/kota anda??? Kalo belum mari kita
dorong pemerintah kabupaten/kota untuk melaksanakan GERMAS ini secara serius dan terus
menerus, karena perubahan perilaku kesehatan masyarakat tidak semudah membalikkan
telapak tangan.
Mari jadikan PHBS sebagai Gaya Hidup di rumah tangga dan di lingkungan masyarakat
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat adalah suatu tindakan yang sistematis, terencana yang
dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan
dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup.
1.Kesehatan terjaga
2.Jika sehat, produktivitas masyarakat meningkat
3.Terciptanya lingkungan yang bersih
4.Beban masyarakat untuk merawat orang sakit berkurang
Pada tahun 2016, kita mulai secara nasional dengan melaksanakan kegiatan :
Launching GERMAS di Kota Jambi akan dilaksanakan pada Tanggal 12 November 2016
GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) merupakan suatu tindakan yang sistematis dan
terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan
kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup.
TUJUAN UMUM :
(a) menurunkan beban penyakit
(b) menurunkan beban biaya pelayanan kesehatan;
(c) meningkatkan produktivitas penduduk; dan
(d) menekan peningkatan beban fnansial masyarakat untuk pengeluaran kesehatan.
TUJUAN KHUSUS
Tujuan khusus Germas adalah untuk menurunkan resiko utama penyakit menular dan tidak
menular terutama melalui:
Fokus 2016-2017 :
1. Melakukan aktivitas fsik
2. Konsumsi sayur dan buah
3. Memeriksa kesehatan secara rutin
Seluruh lapisan masyarakat harus terlibat dalam kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
2. Di lingkup Akademisis, Dunia Usaha dan Organisasi Masyarakat harus dilibatkan untuk
mensosialisasikan di lingkungannya dan jaringannya masingmasing serta melaksanakannya.
a. Bentuk logo menggambarkan masyarakat indonesia yang memiliki hidup sehat melalui
aktivitas fsik serta deteksi dini penyakit.
b. Logo menggunakan konsep pita yang bersambung dengan 4 warna yang berbeda,
menggambarkan kerjasama serta komitmen kementerian/lembaga, dunia usaha, organisasi
Masyarakat dan akademisi dalam menciptakan masyarakat sehat.
c. Warna-warna yang dipergunakan pada logo mencerminkan warna-warna dari beberapa
makanan sehat seperti buah-buahan dan sayuran yang dapat dikonsumsi sebagai salah satu
cara untuk wujudkan hidup sehat.
Belum lama ini telah terbit instruksi Presiden No.1 Tahun 2017. Inpres tersebut
mengamanatkan tentang Germas atau Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang perlu
disosialisasikan dan ditingkatkan diberbagai sektor kehidupan. "Pemerintah Aceh tentunya
menyambut dengan antusias kebijakan ini mengingat langkah ini sejalan dengan visi
pemerintahan yang kami jalankan", tegas Wakil Gubernur Ir. Nova Iriansyah, MT saat
membuka Rapat Kerja kesehatan Daerah Aceh (Rakerkesda) Aceh Tahun 2017 dan sekaligus
Pencanangan Germas Tingkat Provinsi Aceh.
Acara yang berlangsung Selasa (8/08/2017) di Aula Teuku Umar Dinas Kesehatan Aceh itu
diiukuti oleh para Para Asisten Bupati/Walikota yang membidangi masalah kesehatan, Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/kota, Kabid Yankes, Kabid Kesmas, dan para Direktur RSUD
dari 23 Kab/Kota se Aceh. Selain Undangan dari Kabupaten Kota, pada acara tersebut juga
ikut dihadiri undangan dari berbagai lintas sektor dan organisasi profesi dari Provinsi Aceh.
Rakerkesda tahun ini mengusung tema sinergitas provinsi kabupaten/kota dalam program
Indonesia Sehat melalui pendekatan keluarga dan germas.
Lebih lanjut, wagub Nova menjelaskan bahwa, ada beberapa langkah strategis yang perlu
disiapkan untuk keberhasilan pelaksanaan gerakan Masyarakat hidup sehat ini segera, antara
lain, satu, penyusunan regulasi yang mendukung Germas di tingkat Provinsi, yang kedua,
mengintegrasikan kegiatan lintas program dan lintas perangkat daerah kedalam RPJMA dan
dokumen penganggaran mulai tahun 2018, yang ketiga, meningkatkan upaya promotif dan
preventif dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat antara lain melalui
perilaku hidup bersih dan sehat yang dimulai dari lingkungan keluarga, dan keempat
dukungan anggaran.
"Saya mengingatkan kepada seluruh jajaran dinas kesehatan, rumah-rumah sakit bahwa ada
20 Bupati/Walikota yang sudah dan akan dilantik, mudah-mudahan intensitas komunikasi
dengan pemerintah, baik provinsi maupun kabupaten/kota dalam hari-hari ini harus benar-
benar kuat agar dukungan anggaran ke program gerakan masyarakat ini seperti yang
diamanatkan oleh pak Dirjen tadi betul-betul dapat diaktualisasi dalam anggaran provinsi
maupun anggaran Kabupaten/kota", tambah wagub lagi.
Pemerintah Aceh terus mendorong pemenuhan tenaga dokter spesialis dengan menyediakan
dana beasiswa pendidikan kesehatan melalui PPSDM Aceh. "Banyak kendala, tapi saya
mohon tidak ada kendala yang tidak ada solusinya. Oleh karenanya, komunikasi antar sesama
aparat pemerintah baik itu provinsi, kabupaten/kota dan pusat harus lebih dicairkan dan
diintensifkan. Untuk memperkuat program itu kami juga berharap agar program-program
kementerian dapat dijalankan di Aceh seperti program nusantara sehat, beasiswa dokter
spesialis, penempatan wajib kerja dokter spesialis, serta menghadirkan kontrak kerja tenaga
kesehatan secara individu", jelas Nova.
Di akhir sambutannya Wagub Nova, menaruh harapan yang sangat besar bagi peningkatan
upaya pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat di Aceh. "Dengan kombinasi semua
program ini kami berharap, upaya pelayanan kesehatan masyarakat Aceh dapat lebih
diperkuat, sehingga pencapaian program Aceh seujahtera yang menjadi jargon primadona
Irwandi-Nova, serta JKN Plus dapat terwujud", harapnya.
Dibagian lain, Dr. Anung Sugihantono, M.Kes yang menjabat Dirjen Kesmas Kemenkes RI,
saat membacakan sambutan tertulis Menteri Kesehatan mengharapkan bahwa untuk
suksesnya pelaksanaan germas di Aceh agar seluruh lintas sektor di Provinsi Aceh dapat
mendukung upaya pelaksanaan program Indonesia sehat dengan Pendekatan Keluarga. Selain
itu Dr. Anung sangat mengharapkan dukungan seluruh lintas sektor untuk melakukan
sosialisasi ke masyarakat untuk suksesnya pelaksanaan program Indonesia sehat dengan
Pendekaatan Keluarga dan yang paling penting adalah komitmen seluruh lintas sektor di
provinsi Aceh untuk mau bersama-sama menyukseskan gerakan masyarakat hidup Sehat ini
di Aceh.
Wakil gubernur Aceh ikut menyaksikan dan menandatangi komitmen bersama untuk
mendukung gerakan masyarakat hidup sehat di Provinsi Aceh, yang kemudian diikuti oleh
seluruh perwakilan dari 23 Kabupaten/kota di Aceh.
Apa saja kegiatan yang sudah dilakukan untuk mensosialisasi GERMAS (Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat) Di Provinsi Aceh?
Pada Tahun 2016, Dinas Kesehatan Aceh bersama-sama dengan Kementrian Kesehatan
melalui Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat menggelar sosialisasi
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) di Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten
Bireuen. Acara yang berlangsung selama 2 hari itu, di dua kabupaten di Aceh. Di Aceh Utara
acara berlangsung di Aula BPPD setempat (03/12/2016) dan keesokan harinya berlangsung di
Kabupaten Bireuen (04/12/2016) di Aula Dinas Kesehatan setempat.
Sosialisasi germas ini bertujuan untuk menggerakkan masyarakat untuk melakukan pola
hidup sehat kepada seluruh elemen masyarakat. Pola hidup sehat yang dimaksud berfokus
pada tiga kegiatan utama yaitu Melakukan aktivitas fisik secara rutin minimal 30 menit setiap
hari, Konsumsi sayur dan buah setiap hari dan memeriksa kesehatan secara rutin.
Kegiatan yang diisi dengan pemberian materi oleh Kemenkes, yang diwakili oleh Ibu Heny
Rudianti, SKM, M.Kes dari Direktorat Promosi Kesehatan dan pemberdayaan Masyarakat
dan anggota DPR RI dari Komisi IX yang membidangi kesehatan, Tgk Khaidir. Kegiatan
ini diikuti oleh (+/-) 150 peserta di tiap-tiap kabuapaten yang terdiri dari petugas kesehatan
Puskesmas dan desa, organisasi masyarakat kesehatan, organisasi PKK, tokoh Pemuda, dari
unsur media dan juga masyarakat umum.
Pada acara tersebut, juga ada penyerahan bantuan alat untuk deteksi dini PTM, yang
diserahkan oleh Anggota Komisi IX DPR RI kepada Pemerintah Kabupaten setempat, untuk
selanjutnya diserahkan kepada Puskesmas untuk bisa digunakan untuk memeriksa kesehatan
secara rutin kepada masyarakat.
Sementara anggota DPR RI Komisi IX Tgk Khaidir menuturkan, untuk menjaga kesehatan
harus dimulai dari sejak kehamilan, pada saat bayi masih dalam kandungan dengan
memberikan makanan yang bernutrisi dan sehat.
Tgk Khaidir memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya dalam memilih sayur-
sayuran dipasar, kita harus terbiasa memilih sayur yang bebas dari pestisida. "Jangan
langsung tergiur dengan tampilan fisik sayuran yang di jual dipasar itu mulus, jangan-jangan
saat ditanam sayur tersebut ada menggunakan pestisida. Walaupun ada sedikit bolong-bolong
karena dimakan ulat, tapi yakinlah bahwa sayur yang demikian lebih terjamin karena lebih
bebas dari pestisida".
Tgk Khaidir juga mencontohkan, dalam memilih buah untuk dikonsumsi sehari-hari, pilihlah
buah lokal, seperti mangga, pepaya, jeruk, salak dan lain-lain yang memang tersedia didaerah
sendiri karen hal tersebut lebih terjamin dan sehat. "Jangan senang sekali untuk membeli dan
mengkonsumsi buah impor, jangan suka ikut tren, banyak kita temui buah impor ini yang
dibungkus lilin, sehingga hal tersebut tidak baik bagi kesehatan kita", Kata Tgk Khaidir
berapi-api.
Dalam kesempatan tersebut narasumber dari Kemenkes RI, ibu Heny Rudianti, SKM, M.Kes
dari Direktorat Promosi Kesehatan dan pemberdayaan Masyarakat menjelaskan mengenai
pentingnya kegiatan germas ini dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
"GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) merupakan suatu tindakan yang sistematis
dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan
kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup",
Sebut ibu Heny Rudianty.
Germas memiliki tujuan untuk (a) menurunkan beban penyakit, (b) menurunkan beban biaya
pelayanan kesehatan; (c) meningkatkan produktivitas penduduk; dan (d) menekan
peningkatan beban fnansial masyarakat untuk pengeluaran kesehatan. Pada tahun 2016 -2017
Germas memfokuskan pada 3 kegiatan utama yaitu melakukan aktivitas fisik secara teratur
minimal 30 menit setiap hari, Konsumsi sayur dan buah setiap hari dan juga memeriksa
kesehatan secara rutin.
Pada kegiatan tersebut juga diperagakan senam yang diikuti oleh seluruh peserta sebagai
contoh bentuk aktifitas fisik yang harus dilakukan sehari-hari, dan juga dibagikan buah lokal
kepada peserta untuk dimakan secara bersama-sama, sebagai contoh untuk konsumsi buah
dan sayur setiap hari. Setelah selesai acara dilakukan penandatangan komitmen bersama
sebagai bentuk komitmen peserta untuk mendukung Gerakan Masyarakat Hidup sehat
(GERMAS) diwilayahnya masing-masing.
Kadinkes Bireuen, dr. Amir Addani, M.Kes mengatakan, acara itu untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan setiap orang untuk hidup sehat, khususnya terkait
aktifitas fisik secara teratur dan terukur. Masyarakat Bireuen juga diajak untuk rajin
melakukan aktifitas fisik secara teratur dan terukur minimal 30 menit setiap hari,
mengkonsumsi buah dan sayur serta melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin terutama
deteksi dini PTM agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat dapat terwujud.
Sosialisasi germas merupakan sebuah kegiatan berskala nasional yang digelar diseratus titik
di Indonesia. Hadir sebagai pemateri anggota komisi IX DPR-RI, Tgk Khaidir, dan dari
Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes RI. Kegitan
sosialisasi ini berupa penyajian materi dari narasumber dan diskusi serta tanya jawab, dan
dirangkai dengan penyerahan secara simbolik alat deteksi dini penyakit tidak menular.
Peserta sosialisasi juga diajak untuk melakukan senam dan makan buah bersama dan
kemudian diakhiri dengan penandatangan komitmen bersama dari seluruh peserta sosialisasi.
Dari Dinas Kesehatan Aceh, hadir Kabid P2PL, dr Abdul Fatah, MPPM dan Kasie Promosi
Kesehatan Aceh, Yusrizal, SKM, M.Kes.
Video untuk Sosialisasi germas di Kabupaten Aceh Utara, bisa dilihat di sini
dan Video untuk Sosialisasi germas di Kabupaten Bireuen, bisa dilihat di sini
Inpres No.1 tahun 2017, tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
Dalam rangka mempercepat dan mensinergikan tindakan dari upaya promotif dan preventif
hidup sehat guna meningkatkan produktivitas penduduk dan menurunkan beban pembiayaan
pelayanan kesehatan akibat penyakit, juga sudah dikeluarkan Instruksi Presiden No. 1 Tahun
2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Dalam Inpres tersebut Presiden
memerintahkan kepada Para Menteri Kabinet Kerja;Kepala Lembaga Pemerintah Non
Kementerian; Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan; dan Para
Gubernur dan Bupati/Walikota; untuk Menetapkan kebijakan dan mengambil langkah-
langkah sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing untuk mewujudkan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat, melalui:
1. Peningkatan aktivitas fisik;
2. Peningkatan perilaku hidup sehat;
3. Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi;
4. Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit;
5. Peningkatan kualitas lingkungan; dan
6. Peningkatan edukasi hidup sehat.
Dalam Inpres No. 1 Tahun 2017 tersebut juga sudah diatur mengenai tugas masing-masing
kementerian dan lembaga di berbagai lintas sektor terkait, tugas pemerintah daerah, baik
gubernur maupun para bupati/walikota untuk mendukung terlaksananya Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat tersebut. Untuk lebih jelasnya silahkan download Instruksi Presiden No. 1
Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat disini.
Selanjutnya, kedua, ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan. Ketiga, bayi mendapat
imunisasi dasar lengkap. Keempat, bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif. Kelima, balita
mendapatkan pemantauan pertumbuhan. Keenam, penderita tiberculosis paru mendapatkan
pengobatan sesuai standar.
Public Health Home Download Inpres Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Germas
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
Sesuai isi yang termaktub, Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 diterbitkan dalam rangka
mempercepat dan mensinergikan tindakan dari upaya promotif dan preventif hidup sehat guna
meningkatkan produktivitas penduduk dan menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan
akibat penyakit.
Menteri Kesehatan :
melaksanakan kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat serta meningkatkan advokasi dan
pembinaan daerah dalam pelaksanaan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR);
meningkatkan pendidikan mengenai gizi seimbang dan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif, serta
aktivitas fisik; dan
meningkatkan kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), mendorong sekolah sebagai (KTR), dan
mendorong Sekolah Ramah Anak;
meningkatkan kegiatan aktivitas fisik/olahraga di sekolah dan satuan pendidikan secara eksternal
dan ekstrakurikuler serta penyediaan sarana sanitasi sekolah; dan meningkatkan pendidikan keluarga
untuk hidup
Menteri Agama :
melaksanakan bimbingan kesehatan pranikah untuk mendorong perilaku hidup sehat dan
peningkatan status gizi calon pengantin serta mendorong pelaksanaan kegiatan rumah ibadah bersih
dan sehat;
memperkuat fungsi Pos Kesehatan Pesantren dan Upaya Kesehatan Madrasah dan mendorong
madrasah sebagai KTR dan Madrasah Ramah Anak; dan
Menteri Pertanian :
mengawasi keamanan dan mutu pangan segar yang tidak memiliki kandungan pestisida berbahaya;
dan
meningkatkan produksi buah dan sayur dalam negeri dan mendorong pemanfaatan pekarangan
rumah untuk menanam sayur dan buah.
memfasilitasi penyediaan sarana aktivitas fisik pada kawasan permukiman dan sarana fasilitas
umum;
mendorong dan memfasilitasi pemerintah daerah untuk menyediakan ruang terbuka hijau publik
yang memadai di wilayahnya; dan
memfasilitasi penyediaan air bersih dan sanitasi dasar pada fasilitas umum.
Menteri Perhubungan :
mendorong penataan sarana dan fasilitas perhubungan yang aman dan nyaman bagi pejalan kaki
dan pesepeda; dan
mendorong konektivitas antarmoda transportasi massal termasuk penyediaan park and ride
untuk meningkatkan aktivitas fisik masyarakat.
mendorong penghapusan penggunaan bahan bekas tambang dan bahan berbahaya di lokasi
pertambangan yang berdampak pada kesehatan;
mendorong masyarakat untuk membangun dan memanfaatkan bank sampah untuk mengurangi
timbulan sampah; dan
mendorong kemitraan lingkungan dan peran serta masyarakat dalam menjaga kualitas lingkungan
Menteri Perdagangan:
meningkatkan promosi makanan dan minuman sehat termasuk sayur dan buah produksi dalam
Menteri Keuangan:
melakukan kajian peningkatan cukai dan pajak produk tembakau dan minuman beralkohol; dan
melakukan kajian kemungkinan adanya skema insentif bagi daerah yang melaksanakan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat.
Menteri Ketenagakerjaan:
mendorong dan memfasilitasi perusahaan untuk melaksanakan pemeriksaan kesehatan / deteksi
dini penyakit pada pekerja; dan
mendorong instansi pemerintah pusat dan daerah untuk menyediakan sarana aktivitas fisik dan
melaksanakan olahraga serta deteksi dini penyakit secara rutin; dan
mendorong instansi pemerintah pusat dan daerah untuk menyediakan sarana ruang menyusui,
menerapkan KTR, dan konsumsi sayur dan buah dalam pertemuan di dalam atau luar kantor.
melakukan diseminasi informasi layanan masyarakat terkait pola hidup bersih dan sehat; dan
melakukan kerjasama dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk pengawasan terhadap
iklan/tayangan yang tidak mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
melakukan promosi untuk menggerakkan partisipasi kaum perempuan dalam upaya deteksi dini
faktor risiko penyakit tidak menular (PTM); dan
meningkatkan komunikasi, informasi dan edukasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat bagi keluarga,
perempuan, dan anak.
menjamin keamanan dan mutu pangan olahan yang beredar di masyarakat; dan
memperkuat dan memperluas pengawasan dan intervensi keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah
(PJAS).
Direktur Utama Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial Kesehatan:
meningkatkan pelayanan promotif dan preventif untuk peserta program Jaminan Kesehatan Nasional
termasuk upaya pencegahan sekunder dan deteksi dini penyakit.
Gubernur :
menyusun dan menetapkan kebijakan daerah yang diperlukan untuk pelaksanaan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat di wilayahnya;
melakukan fasilitasi, koordinasi, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat di kabupaten/kota di wilayahnya; dan
melaporkan pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat kepada Menteri Dalam Negeri.
Bupati/Walikota :
menyediakan dan mengembangkan sarana aktivitas fisik, ruang terbuka hijau publik, kawasan
bebas kendaraan bermotor, jalur sepeda, dan jalur pejalan kaki yang representatif dan aman;
melaksanakan kegiatan pemanfaatan pekarangan rumah untuk menanam sayur dan buah;
melaksanakan kegiatan yang mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang didasarkan pada
kebijakan daerah; dan
Permasalahan kesehatan yang timbul saat ini merupakan akibat dari perilaku hidup yang tidak sehat
ditambah sanitasi lingkungan serta ketersediaan air bersih yang masih kurang memadai di beberapa
tempat. Hal tersebut sebenarnya dapat dicegah bila fokus upaya kesehatan diutamakan pada upaya
preventif dan promotif dalam menumbuh-kembangkan kemandirian keluarga dan masyarakat untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Demikian pernyataan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Puan
Maharani pada pencanangan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) di Kabupaten Bantul, DI
Yogyakarta, Selasa pagi (15/11).
Perilaku sehat sebenarnya sudah ada di masyarakat, namun perlu dikuatkan dan diperluas dalam
praktiknya di kalangan keluarga dan masyarakat, tutur Puan.
Dalam sambutannya, Menko PMK, Puan Maharani menyatakan bahwa gerakan nasional yang
diprakarsai oleh Presiden RI ini dicanangkan dalam rangka penguatan pembangunan kesehatan yang
mengedepankan upaya promotif[-preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif-rehabilitatif
dengan melibatkan seluruh komponen bangsa dalam memasyarakatkan paradigma sehat. GERMAS
bertujuan untuk: Menurunkan beban penyakit; Menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas
penduduk; dan Menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena meningkatnya penyakit
dan pengeluaran kesehatan.
Puan menyatakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, praktik hidup sehat merupakan salah satu
wujud Revolusi Mental. GERMAS mengajak masyarakat untuk membudayakan hidup sehat, agar
mampu mengubah kebiasaan-kebiasaan atau perilaku tidak sehat.
Mari budayakan hidup sehat dengan melakukan langkah kecil melalui perubahan pola hidup ke arah
yang lebih sehat, pesan Puan.
Untuk menyukseskan GERMAS, tidak bisa hanya mengandalkan peran sektor kesehatan saja. Lebih
lanjut, Puan mengajak agar Kementerian atau Lembaga Pemerintah melalui para Menteri, Gubernur
serta Kepala Daerah, dunia usaha, tokoh agama, akademisi, dan masyarakat, juga dapat harus
memberikan dukungan, komitmen, dan peran-sertanya dalam bergotong royong meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang.
Salah satu dukungan nyata Kementerian dalam menyukseskan GERMAS, yakni pada saat yang
bersamaan dengan pencanangan dilakukan juga Program Infrastruktur Berbasis Masyarakat (IBM) di
sepuluh wilayah yang berfokus pada pembangunan akses air minum, sanitasi, dan pemukiman layak
huni, yang merupakan infrastruktur dasar yang mendukung PHBS.
Saat ini, Indonesia tengah menghadapi tantangan serius berupa beban ganda penyakit. Perubahan
gaya hidup masyarakat ditengarai menjadi salah satu penyebab terjadinya pergeseran pola penyakit
(transisi epidemiologi) dalam 30 tahun terakhir. Pada era 1990-an, penyebab kematian dan kesakitan
terbesar adalah penyakit menular seperti Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), Tuberkulosis (TBC),
dan Diare. Namun sejak 2010, penyakit tidak menular (PTM) seperti Stroke, Jantung, dan Kencing
manis memiliki proposi lebih besar di pelayanan kesehatan. Pergeseran pola penyakit ini
mengakibatkan beban pada pembiayaan kesehatan negara.
Sumber daya yang dibutuhkan untuk mengobati PTM selain membutuhkan biaya tinggi juga
membutuhkan waktu yang panjang, ujar Menkes.
Karena itu, GERMAS menjadi momentum bagi masyarakat guna membudayakan pola hidup sehat.
GERMAS adalah suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh
seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk
meningkatkan kualitas hidup. Pelaksanaan GERMAS harus dimulai dari keluarga, karena keluarga
adalah bagian terkecil dari masyarakat yang membentuk kepribadian, mulai dari proses
pembelajaran hingga menuju kemandirian
GERMAS meliputi kegiatan: Melakukan aktifitas fisik, Mengonsumsi sayur dan buah, Tidak merokok,
Tidak mengonsumsi alkohol, Memeriksa kesehatan secara rutin, Membersihkan lingkungan, dan
Menggunakan jamban. Pada tahap awal, GERMAS secara nasional dimulai dengan berfokus pada tiga
kegiatan, yaitu: 1) Melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari, 2) Mengonsumsi buah dan sayur; dan
3) Memeriksakan kesehatan secara rutin minimal 6 bulan sekali sebagai upaya deteksi dini penyakit.
Tiga kegiatan tersebut dapat dimulai dari diri sendiri dan keluarga, dilakukan saat ini juga, dan tidak
membutuhkan biaya yang besar, tutur Menteri Kesehatan RI, NIla Farid Moeloek.
Menkes menegaskan, GERMAS diharapkan dapat membangkitkan rasa tanggung jawab bahwa sehat
harus diawali dari diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
Pencanangan GERMAS menandai puncak peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-52 yang jatuh
pada 12 November 2016. Tahun ini, HKN ke-52 mengusung tema Indonesia Cinta Sehat dengan sub
tema Masyarakat Hidup Sehat, Indonesia Kuat. Pencanangan yang dilaksanakan di Desa Tamanan,
Kecamatan Banguntapan ini diawali dengan kegiatan senam bersama dan demo susi tangan oleh
para siswa sekolah dasar. Selain itu, dimeriahkan bazaar sayur, buah dan ikan; pelayanan akupressur;
pembagian bantuan secara simbolis serta makanan tambahan (PMT) di wilayah Puskesmas
Banguntapan II, sebanyak 450 Kg PMT Ibu Hamil, 540 Kg PMT Balita, dan 1 Ton PMT Anak Sekolah.
Tidak hanya dicanangkan di Kabupaten Bantul, pencanangan GERMAS juga dilaksanakan di sembilan
wilayah lainnya, yaitu: Kabupaten Bogor (Jawa Barat), Kabupaten Pandeglang (Banten), Kota Batam
(Kepulauan Riau), Kota Jambi (Jambi), Surabaya (Jawa Timur), Madiun (Jawa Timur), Pare-pare
(Sulawesi Selatan), Kabupaten Purbalingga (Jawa Tengah), Kabupaten Padang Pariaman (Sumatera
Barat).
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,Kementerian Kesehatan RI.
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS
081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email
kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id
1. LATAR BELAKANG
Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban ganda, disatu
pihak penyakit tidak menular (PTM) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
belum terselesaikan, bahkan beberapa penyakit menular yang semula dapat ditangani muncul
kembali dengan penyebaran tidak mengenal batas-batas daerah maupun batas antar Negara.
Dilain pihak telah terjadi peningkatan kasus penyakit tidak menular (PTM)/penyakit akibat
gaya hidup serta penyakit-penyakit degenerative. Serta Capaian MDGs ( Millenium
Development Goals ) dimana terdapat beberapa kegiatan yang memerlukan kerja keras
jajaran kesehatan. Untuk mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal, mutlak
diperlukan adanya dukungan potensi masyarakat.
Permasalahan kesehatan yang timbul merupakan akibat perilaku hidup yang tidak sehat dan
sanitasi lingkungan yang buruk yang sebenarnya dapat dicegah bila fokus pelayanan
kesehatan diutamakan pada pelayanan kesehatan preventif dan promotif. Kegiatan tersebut
dapat dilakukan melalui upaya promosi kesehatan. Upaya promotif dan preventif dalam
menumbuhkan dan mengembangkan kemandirian keluarga dan masyarakat untuk berperilaku
hidup bersih dan sehat.
1. TUJUAN
2. Menurunkan beban penyakit menular dan penyakit tidak menular, baik kematian
maupun kecacatan
III. PENDEKATAN
IV. LANGKAH-LANGKAH
V. INDIKATOR KELUARGA SEHAT
VI.PAKET INFORMASI KESEHATAN KELUARGA
VII. PERANGKAT PENDEKATAN KELUARGA
Sumber Materi dari Promosi Kesehatan Kemenkes tahun 2016 (MS)