Karlina Yunilawati *1
*1 Mahasiswa Program Studi Sarjana Arsitektur, Universitas Trisakti
Karlinayunila@yahoo.com
ABSTRAK
A. PENDAHULUAN
A. 2. Perumusan Masalah
1. Urbanisasi dan pertumbuhan masyarakat yang terus meningkat yang tidak terkendali
dengan jumlah kebutuhan papan yang terus meningkat memicu tumbuhnya permukiman
kumuh
2. permukiman kumuh menjadikan daerah berantakan dan tidak teratur yang memicu
kriminaitas
3. permukiman kumuh berpotensi mencemari lingkungan baik air, tanah, dan udara
A. 4. Tujuan Penulisan
Penerapan konsep tata bangunan dan lingkungan yang baik sangat berpengaruh terhadap tingkat
kehidupan di suatu permkiman. Tujuan penulisan ini adalah pengusulan solusi terhadap kebutuhan
hunian yang tinggi depan lahan yang menipis tingginya di kawasan kumuh dan cara
meminimalisirkan pencemaran yang dihasilkan baik dari limbah rumah tangga ataupun limbah
industri di Kali Angke
B. KAJIAN PUSTAKA
Gambar 1. kawasan kumuh di jakarta Gambar 2. Kawasan kumuh yang tidak tertata
(Sumber: www.iradiofm.com/) (Sumber: www.jurnal bandung.com)
B.2. Penyebab Tumbuhnya Permukiman Kumuh
Gambar 6. kawasan kumuh di tepi sungai Gambar 7. Sistem sanitasi bercampur dengan kali
(Sumber: www.nasional.republika.com) (Sumber: www.nasional.republika.com)
2. Permukiman kumuh dekat pusat kegiatan sosial ekonomi
permukiman kumuh yang terletak di sekitar pusat-pusat aktifitas sosial-ekonomi seperti
halnya lingkungan industri, sekitar pasar tradisional, pertokoan, lingkungan perkantoran,
dan lain-lain.
Gambar 8 dan 9. Kawassan kumuh yang berada di lingkungan gedung tinggi di jakarta
(Sumber: www.liputan6.com)
Gambar 10 dan 11. Kawassan kumuh yang berada di lingkungan jalur kereta api
(Sumber: www.jakarta.okezone.com)
2. Segi social
Penduduk di permukiman kumuh tersebut memiliki persamaan dimana sebagian
masyarakat kumuh adalah masyarakat berpenghasilan dan pendidikan rendah yang
dianggap sebagai sumber ketidakteraturan dan ketidakpatuhan terhadap nilai sosial dan
perilaku menyimpang yang menyebabkan kriminalitas dan anarkis
3. Segi lingkungan
Dengan adanya pembangunan di kawasan yang semestinya tidak diperuntukan sebagai
kawasan hunian menimbulkan lingkungan yang tidak sehat, banjir, penyakit menular,
pencemaran linkungan, sistem sanitasi dan drainase yang kian memburuk
B.5. Pencemaran Air
Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan makhluk hidup di muka bumi
ini yang tidak dapat terlepas dari kebutuhan manusia. Dewasa ini, air menjadi masalah yang perlu
mendapat perhatian yang serius. Penyebab terjadinya pencemaran dapat berupa masuknya makhluk
hidup, zat cair atau berbentuk padat, energi atau komponen lain ke dalam air sehingga
menyebabkan kualitas air tercemar. Aspek pelaku dapat disebabkan oleh alam, atau oleh manusia.
G Gambar 12 Pencemaran kali atapun sungai akibat Gambar 13 Pencemaran kali/sungai akibat sampah
limbah pabrik atau limbah rumah tangga (Sumber: www.caraterbarumengatasi.com)
(Sumber: www.nonasmartfilter.com)
Gambar 14. Pembangunan rumah Gambar 15. Pembuangan sampah Gambar 16 Penemaran dari
di bantaran sungai pada kali dan sungai penyebab banjir limbah rumah tangga dan pabrik
(Sumber: www.kompasiana.com) (Sumber: www.indolah.com) (Sumber: www.antaranews.com)
C. ANALISIS
C.1. Studi Kasus Permukiman Kumuh Kali Angke
Ciri-ciri pemukiman kumuh menurut Suparlan (1984) pada kawasan muara Angke adalah:
1. Tata bangunan sangat tidak teratur dan bangunan-bangunan pada umumnya tidak
permanen serta jarak antar bangunan terlalu padat sehingga cahaya matahari yang masuk
sangat minim.
Gambar 18. Jarak balkon antar bangunan terlalu dekat Gambar 19. Jarak bangunan dan sirkulasi tidak
ada pembatas (tidak memperhatikan kdb)
(Sumber: Dokumen pribadi)
2. Jalan-jalan pedestrian sempit dengan jalur pedestrian berkurang lebarnya akibat pemakaian
jalan sebagai tempat parkir motor, tidak aman untuk pejalan kaki dikarenakan banyak
sepeda motor yang melintas
Gambar 21. Keadaan cuci piring sehari-hari Gambar 22. Keadaan saluran pembuangan
(Sumber: Dokumen pribadi)
4. Kurangnya ruang terbuka menyebabkan anak bermain di gang-gang depan rumah mereka.
Tidak adanya titik kumpul dan vegetasi seperti taman sama sekali tidak ada dengan kondisi
bantaran sungai yang dijadikan hunian dan tempat pembuangan sampah sementara (TPS)
Gambar 23. Area sungai dii alih fungsikan Gambar 24. Area sungai dii alih fungsikan
menjadi TPS menjadi tempat penyimpanan barang bekas
(Sumber: Dokumen pribadi)
1
2 1 2 3
Gambar 26. Tipe-tipe rumah jagung yang akan di aplikasikan pada kawasan Kali Angke
(Sumber: www.futurearch.com)
Gambar 29. sistem remediasi air limbah pada kawasan kali agke
(Sumber: www.futurearch.com)
2
1 3
D.4 SWOT
D.4.1 Strengths
1. Cepat dalam pembangunan
2. Satu massa bangunan dapat dihuni oleh keluarga
3. Menggunakan material bioconcrete yang dapat menurunkan suhu sekitar dan memiliki
kemampuan menyerap cairan
4. Terdiri dari tiga tipe rumah yang dapat di sesuaikan dengan minat penghuni, yaitu
bercocok tanam, budidaya ikan dan udang, atau ternak unggas
5. Menggunakan material serat pohon palem sebagai media tanam dan sebagai habitat burung
walet
D.4.2 Weakness
1. Material yang mudah terbakar
D.4.3 Opportunities
1. Permukiman dengan menggunakan rumah jagung dapat menyuplai cukup protein, lemak,
dan karbohidrat untuk seluruh rumah tangga yang ada.
2. Rain water harvesting tower tidak hanya menangkap atau menampung air hujan tapi juga
menyaring hujan dan bertindak sebagai habitat burung
3. menciptakan rasa memiliki dalam lingkungan sosial dan ekologi karena adanya simbiois
mutualisme antara manusia yang tinggal dengan makhluk hidup lain disekitarnya
4. Memberi open space pada kawasan berupa taman atau area agri kultur dimana tidak
terdapat pada permukiman sebelumnya
D.4.4. Threats
1. Bau pada area ternak unggas
DAFTAR RUJUKAN
Theodore, Raynaldo, et al . (2015) Urban Landscape and Mediation As Catalyst [online], Tersedia:
http://www.futurarc.com/index.cfm/competitions/2015-fap-student-1st-prize-winner/