Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

Abortus merupakan istilah yang dipakai untuk menunjukkan pengeluaran


hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Abortus ditentukan
sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau
kurang dari 20 minggu. Abortus dapat diklasifikasikan berdasarkan mekanisme
terjadinya yaitu abortus spontan dan abortus provokatus. Sedangkan, secara klinis
abortus dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu abortus imminens (threatened
abortion), abortus insipiens (inevitable abortion), abortus inkomplit, abortus
komplit, missed abortion, abortus habitualis (recurrent abortion), abortus
infeksiosus, dan abortus septik.
Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dan masih ada sisa yang tertinggal di dalam uterus.
Insiden abortus inkomplit belum diketahui secara pasti, namun demikian
disebutkan sekitar 60 persen dari wanita hamil dirawat di rumah sakit dengan
perdarahan akibat mengalami abortus inkomplit. Beberapa keadaan yang dicurigai
menjadi etiologi abortus inkomplit adalah perkembangan zigot yang abnormal,
faktor maternal dan faktor paternal. Faktor maternal seperti infeksi, penyakit-
penyakit kronis, pengaruh endokrin, nutrisi, obat-obatan dan toksin lingkungan,
faktor imunologis, gamet yang menua, laparotomi, trauma fisik dan trauma
emosional, kelainan uterus, dan inkompetensi serviks.
Gejala umum yang merupakan keluhan utama berupa perdarahan derajat
sedang sampai berat disertai dengan kram pada perut bagian bawah, bahkan
sampai ke punggung. Janin kemungkinan sudah keluar bersama-sama plasenta
pada abortus yang terjadi sebelum minggu ke-10, tetapi sesudah usia kehamilan
10 minggu, pengeluaran janin dan plasenta akan terpisah.
Perdarahan pada abortus inkomplit dapat banyak sekali, sehingga
menyebabkan syok dan perdarahan tidak dapat berhenti sebelum sisa hasil
konsepsi dikeluarkan. Dalam penanganannya apabila disertai syok segera harus
diberikan infuse cairan NaCl fisiologik aatau cairan Ringer. Setelah syok teratasi
dapat dilakukan kerokan.

1
BAB II
LAPORAN HASIL PBL

2.1 Identitas Pasien


Nama : ND
Umur : 23 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat tanggal lahir : Yogyakarta, 01-11-1989
Suku : Bali
Bangsa : Indonesia
Agama : Hindu
Pendidikan : Tamat SLTP
Status perkawinan : Sudah menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jln Pulau Galang no 4, Imam Benjol
Tanggal Pelaksanaan PBL : 20 Mei 2013

2.2 Anamnesis
Keluhan Utama
Keluar darah dari kemaluan
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang diantar oleh suaminya dalam keadaan sadar mengeluh
keluar darah dari kemaluan sejak 1 hari yang lalu (16 Mei 2013). Pasien
mengatakan mengetahui keluar darah dari kemaluannya setelah jatuh dari sepeda
motor 1 hari yang lalu. Darah keluar terus menerus, disertai gumpalan-gumpalan
kecil darah berwana merah kehitaman. Pasien juga mengeluh sakit perut bagian
bawah yang dirasakan hilang timbul seperti diremas-remas semakin lama
dirasakan semakin memberat. Pasien juga mengaku menghabiskan 6 pembalut
sejak darahnya keluar makin banyak tersebut. Darah yang keluar bertambah
banyak saat pasien mencoba beraktivitas kembali dan berkurang ketika pasien
mencoba untuk beristirahat.

2
Riwayat pingsan dikatakan tidak ada. Riwayat tes kencing positif 22 Maret
2013 diperiksa di rumah (pasien membeli sendiri alat tes kehamilan). Kemudian
sore harinya pasien mendatangi bidan untuk melakukan tes ulang dan didapatkan
hasil yang sama (positif).
Nafsu makan dikatakan menurun sejak pasien mengetahui dirinya hamil.
Pasien juga sering merasa mual dan kadang-kadang muntah. BAB normal,
frekwensi 1 kali sehari, warna kuning, volume 100 cc. BAK normal, warna
kuning, frekwensi 3 4 kali sehari, tiap kali BAK volume 200 cc.
Riwayat Menstruasi
Hari pertama haid terakhir 16 Maret 2013, lama mentruasi 3-5 hari, siklus mens
dikatakan 30 hari, menarche umur 13 tahun. Keluhan saat haid hanya sakit perut
pada hari-hari awal haid.
Riwayat Kontrasepsi
Pasien tidak menggunakan kontrasepsi baik itu berupa suntik, pil, spiral atau
kondom.
Riwayat pernikahan
Pasien menikah satu kali dan usia pernikahan saat ini adalah 4 tahun.
Riwayat Persalinan
Anak pertama lahir aterm, jenis kelamin laki-laki, berat badan lahir 2700 gram,
lahir spontan di puskesmas ditolong oleh bidan, usia saat ini 2 tahun. Anak kedua
lahir aterm, jenis kelamin perempuan, berat badan lahir 3200 gram, lahir spontan
di puskesmas ditolong oleh bidan, saat ini berusia 1 tahun.
Riwayat Penyakit Terdahulu
Keluhan yang sama belum pernah dialami pasien sebelumnya. Pasien tidak
memiliki riwayat penyakit asthma, TB, hipertensi, penyakit jantung, dan kencing
manis.
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit jantung, asma, diabetes melitus
dan hipertensi.

3
Riwayat Sosial
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga yang memiliki seorang anak
yang sekarang berusia 10 tahun, namun anak pertama pasien menetap di Jember
bersama dengan kakek dan neneknya. Pasien saat ini tinggal di rumah kos
bersama suaminya yang bekerja sebagai pekerja kontraktor di daerah Tegal wangi-
Denpasar. Setiap hari suami pasien bekerja dari pagi sampai malam hari, sehingga
seluruh aktivitas dan urusan rumah tangga dilakukan sepenuhnya oleh pasien.
Pasien mengatakan bahwa sejak kehamilan aktivitas sehari-hari masih
mampu ia laksanakan dengan baik tanpa adanya keluhan. Selain itu pasien masih
rutin berhubungan seksual bersama suaminya saat kehamilan ini, dalam seminggu
pasien mengaku bisa 2-3x berhubungan seksual bersama suaminya.

2.3 Pemeriksaan Fisik


Status present
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
GCS : E4V5M6
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 78 x/mnt
Laju Respirasi : 18 x/mnt
Suhu aksila : 36 C
Berat badan : 47 kg
Tinggi badan : 152 cm
Status General
Kepala : Normocephali
Mata : Anemis-/-, ikterus-/-, refleks pupil +/+ isokor
THT : kesan tenang
Leher : kaku kuduk (-)
Pembesaran kelenjar limfe-/-
Pembesaran kelenjar parotis -/-
Pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thorak :
Cor :

4
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : batas kiri : MCL (S) ICS V
batas kanan : PSL (D) ICS IV
batas atas : ICS II
Auskultasi : S1S2 tunggal reguler murmur (-)
Pulmo :
Inspeksi : gerak pernafasan simetris statis dan dinamis
Palpasi : VF N/N
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : vesikuler +/+, rhonchi -/-, wheezing -/-
Abdomen
Inspeksi : sesuai dengan pemeriksaan ginekologi
Auskultasi : Bising Usus (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan (-), Hepar/lien : tidak teraba
Perkusi : timpani
Ekstremitas:
Hangat + + edema - -
+ + - -

Status Ginekologi
Abdomen : Tinggi fundus uteri : tidak teraba
Distensi : -
Nyeri tekan : -
Cairan bebas: -
Inspeksi vagina/vulva : Fluksus : +
Flour : -
Portio livide : +
Pembukaan (+) tampak jaringan keluar dari OUI
Livide: +
Vaginal Toucher : Fluksus : +
Flour : -
Pembukaan : (+) 2 cm
Nyeri goyang : -
Corpus uteri anteflexi : b/c ~ 6-8 minggu
AP/ CD: massa -/-, nyeri -/-

2.4 Pemeriksaan Penunjang

5
Darah lengkap :
WBC : 8,30 (4,10-11,0) PT : 12,10 (Normal)
RBC : 5,04 (4,00-5,20) APTT : 54,30 (Normal)
HGB : 11,50 (11,5-18,0)
HCT : 34,0 (37,0-54,0)
PLT : 245 (150-400)

2.5 Diagnosis
Abortus Imminens

2.6 Terapi
KIE pasien dan keluarga pasien tentang kondisi pasien serta rencana tindakan
kuretase dan komplikasi yang mungkin terjadi.
Kuretase (Pukul 23.00 WITA)
Observasi vital sign 2 jam post kuretase
Waktu Tekanan Darah Nadi Laju Respirasi
23.00 110/70 mmHg 88 x/menit 22 x/menit
23.15 110/80 mmHg 80 x/menit 20 x/menit
23.30 110/70 mmHg 84 x/menit 20 x/menit
23.45 110/70 mmHg 80 x/menit 20 x/menit
24.00 120/80 mmHg 80 x/menit 22 x/menit
24.30 110/80 mmHg 76 x/menit 20 x/menit
24.00 110/80 mmHg 80 x/menit 20 x/menit
Evaluasi 2 jam post kuretase
S O A P
Keluhan : Status Present Post kuretase Amoxycilin
(-) TD : 110/80 mmHg
(hari 0) 3x500 mg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit Asam
Status General
mefenamat
Mata : konjuctiva pucat -/-, sklera
3x500 mg
kuning -/- Reflek pupil +/+ isokor
Metilergometrin
THT : kesan tenang
3x0,125 mg
Thorax
SF 2 x 300 mg
Cor: S1S2 tunggal, regular, murmur (-)
Pulmo : vesikular +/+, rhonki +/+,
wheezing -/-

6
Abdomen ~ status ginekologi

Ekstremitas : akral hangat ++/++


Edema --/--
Status Ginekologi
Abd : tfu ttb, dist (-), nyeri (-),

KIE kepada pasien utuk kontrol 1 minggu pasca kuretase (24 Mei 2013)
KIE untuk minum obat yang telah diberikan

2.7 Daftar Permasalahan


Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya :
1. Pasien seorang ibu rumah tangga dengan keseharian yang cukup padat yaitu
mengurus segala keperluan rumah tangga. Pasien mengeluhkan ia cukup lelah
dengan aktivitas sehari-harinya ini dan sesekali merasakan mual.
2. Faktor Psikis
Pasien mengatakan tidak memiliki masalah dalam hubungannya dengan
suaminya. Namun pasien mengaku sering memikirkan mengenai keuangan
keluarganya yang terkadang kurang mencukupi.. Namun pasien mengaku
penghasilan ia dan suaminya tetap saja kurang mencukupi. Hal ini sering
menjadi kekhawatiran pasien dan sering membuat pasien gelisah jika
memikirkan masalah ini.

2.8 Daftar Analisis Kebutuhan Pasien


2.8.1 Kebutuhan Fisik Biomedis
Kecukupan Gizi
Menurut pengakuan pasien, dalam sehari pasien makan dua hingga tiga kali sehari
dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi, tempe/tahu/telur, dan sayur,
sedangkan untuk makan siang dan malam menunya adalah nasi, daging,
tempe/tahu, sayur dan buah-buahan. Semenjak hamil yang kedua, pasien
mengatakan tidak ada perubahan dalam pola makannya. Namun sejak mengetahui
dirinya hamil, pasien mengatakan ia mulai mengkonsumsi susu hamil.

7
Penghasilan dari suami dan pasien dikatakan cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari maupun kebutuhan pasien saat hamil.

Akses Pelayanan Kesehatan


Pasien dapat menjangkau pelayanan kesehatan dengan mudah dikarenakan pasien
memiliki kendaraan sendiri. Jarak antara rumah dan tempat pelayanan kesehatan
terdekat (Bidan) kurang lebih 3 km dapat ditempuh dalam waktu 10 menit. Pasien
dan keluarga biasanya memeriksakan dirinya ke Bidan tersebut.

Lingkungan
Pasien menyewa kamar di kawasan Tegal Wangi III, Sesetan selama 7
bulan. Ditempat tinggal pasien tersebut terdapat 1 kamar tidur, 1 kamar mandi,
dapur pasien berada di teras. Ukuran kamar pasien 4x6 meter persegi. Ukuran
kamar mandi pasien 2x3 m. Lantai kamar pasien terbuat dari keramik. Ventilasi
kamar pasien cukup. Kamar pasien tertata rapi. Pasien tidur dengan sping bed.
Ruang tidur pasien juga berfungsi sebagai ruang tamu, selain itu terdapat
juga lemari tempat pasien menyimpan baju, meja kecil tempat pasien meletakkan
penanak nasi dan air galon beserta dispensernya, rak TV dimana dibawahnya
terdapat keperluan sehari-hari pasien, satu kulkas dan satu kipas angin.
Kesehariannya pasien tidur bersama suaminya di atas spring bed berukuran 2x1
m.
Dapur pasien terletak di teras depan kamarnya. Perabot di dapur tertata
rapi. Kamar mandi pasien tampak bersih, selain sebagai tempat MCK juga sebagai
tempat mencuci baju. Untuk memasak dan minum sehari-hari pasien
menkonsumsi air mineral. Sedangkan untuk MCK adalah dari air PDAM. Pasien
tidak memiliki halaman rumah. Pasien menjemur pakaiannya di teras jika terdapat
matahari. Di depan teras pasien terdapat parkir truk dengan kondisi tanah lumpur
dan berdebu. Pasien mengatakan hubungan dengan tetangga di sekitar rumahnya
baik.

2.8.2 Kebutuhan Bio Psikososial


Lingkungan Biologis

8
Dalam lingkungan biologis / keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan
serupa seperti yang dialami pasien.

Faktor Psikososial
Pasien saat ini tinggal dengan menyewa sebuah kamar kos bersama suaminya di
daerah Tegal Wangi III, Sesetan. Suami pasien bekerja sebagai pegawai kontraktor
yang penghasilannya tidak menentu tergantung pada jumlah proyek. Hal ini sering
membuat pasien khawatir mengingat biaya kebutuhan rumah tangga dan biaya
untuk anaknya nanti yang harus mereka penuhi tiap bulannya. Pasien sering
memikirkan masalah ini dan mengkhawatirkan kesejahteraan keluarganya.

2.9 Saran-Saran Terhadap Problem List, Fisik Biomedis, dan Biopsikososial


Pasien sebaiknya mengurangi aktivitas fisik yang berlebihan dan
menjaga kesehatan fisiknya.
Menyarankan kepada pasien untuk meningkatkan asupan nutrisi
terutama protein hewani.
Mengingatkan pasien jika ada pendarahan pervaginam dalam jumlah
yang banyak dan atau disertai dengan nyeri perut yang memberat agar
segera dikontrol ke IGD.
Mengingatkan pasien untuk mengkonsumsi obat dengan rutin sesuai
dengan dosis yang dianjurkan.

DENAH RUMAH PASIEN

9
U

43
5

1 2

Keterangan :
1. Ruang tidur dan ruang tamu
2. Kamar mandi
3. Dapur
4. Teras
5. Pintu

10

Anda mungkin juga menyukai