Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

GASTRITIS

I. Pengertian
Suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan
kerusakan kerusakan erosi.

II. Etiologi
1. Obat analgetik-antiinflamasi terutama aspirin. Aspirin dalam dosis
yang rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung.
2. Bahan kimia misalnya lisol
3. Merokok
4. Alkohol
5. Stres fisis yang disebabkan oleh luka bakar sepsis, trauma,
pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf
pusat
6. Refluks usus lambung
7. Endotoksin

III. Patofisiologi
Faktor penyebab (makan tidak teratur,dll) membran mukosa lambung
menjadi edema dan hiperemik (kongesti dengan jaringan, cairan, dan
darah) dan mengalami erosi superfisial yang dapat meyebabkan difusi asan
yang selanjutnya mempercepat kerusakan mukosa, sehingga dapat timbul
mual, muntah, nyeri epigastrik.

IV. Tanda dan gejala


1. Mual
2. Sebagian penderita bisa muntah darah
3. Nyeri epigastrium
4. Nausea
5. Muntah dan cegukan
6. Sakit kepala
V. Pemeriksaan diagnostik / penunjang
1. Endoskopi
2. Sinar x gastrointestinal (GI) atas
3. Pemeriksaan histologis

VI. Pengobatan
1. Mengatasi kedaruratan medis yang terjadi
2. Mengatasi atau menghindari penyebab apabila dapat dijumpai
3. Pemberian obat obat H2 blocking, antasid atau obat obat ulkus
lambung yang lain
PENYIMPANGAN KDM

Obat - obatan,alkohol,bahan kimia,gagal ginjal,pankreas

Merusak mukosa lambung & memungkinkan difusi kembali asam & pepsin
kke dalam Jaringan lambung

membran mukosa edema & hipesemia

Ulserasi / erosi superfesial

Nekrosis

Jika makanan masuk iritasi +


di muntahkan

Perforasi dinding lambung


Mencapai usus

Perdarahan +peritonitis
Nyeri

Kolik Diare
Kekurangan volume cairan
Dirasakan
ancaman
Nyeri
Gangguan perfusi jaringan
Kekurangan cairan
Takut
Konsep Asuhan Keperawatan

I. Diagnosa
Hipertermi b/d adanya proses infeksi
Nyeri b/d peradangan pada lambung
Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake yang tidak adekuat
Gangguan istirahat tidur b/d adanya nyeri ulu hati
Penurunan kemampuan ADL b/d kelemahan fisik

II. Intervensi dan Implementasi


1. Hipertermi b/d adanya proses infeksi
Tujuan : gangguan rasa nyaman demam dapat teratasi
Intervensi
1.Observasi TTV
Rasional : untuk mengetahui keadaan umum klien.
2.Kompres dengan air hangat pada dahi dan axila
Rasional : untuk menurunkan suhu badan klien
3.Anjurkan klien banyak minum
Rasional : supaya klien tidak kekeurangan cairan.
4.Penatalaksanaan pemberian obat paracetamol
Rasaional : untuk menurunkan suhu badan

2.Nyeri b/d peradangan pada lambung


Tujuan : klien akan mengungkapkan nyri teratasi / berkurang
Intrvensi :
1.Observasi TTV
Rasional : untuk mengetahui keadaan klien dan memudahkan dalam
melakukan tindakan selanjutnya.
2.kaji tingkat nyeri tiap 4 jam
Rasional : untuk mengetahui tingkat skala nyeri sebagai pedoman untuk
bertindak.
3.Anjurkan klien posisi semi flowler.
Rasional : dengan posisi semi fowler,organ yang sakit tidak tertekan.
4.HE tentang pentingnya nutrisi
Rasaional :agar klien memahami dan melaksanakan arti dari pentingnya
nutrisi bagi tubuh.
5.Penatalaksanaan dalam pemberian obat ulsidex 3 x 1
Rasional : untuk menekan peningkatan sama lambung

3.Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake yang tidak adekuat.


Tujuan : klien akan menampakkan kebutuhan nutrsi terpenuhi.
Intervensi :
1.kaji pola makan klien
Rasional : untuk mengetahu jumlah asupan nutrisi bagi klien.
2.beri makanan yang berevariasi
Rasional : makanan bervariasi merangsang selera makan
3.beri makan lunak sedikit tapi sering
Rasional : mencegah kekosongan lambung dan memudahkan absorsi
terhadap lambung
4.mengukur BB tiap hari dengan timbangan yang sama
Rasional : mengetahui perkembangan status nutrisi klien.

4.Gangguan istirahat tidur b/d adanya nyeri ulu hati


Tujuan : klien mengatakan istirahat tidur terpenuhi
Intervensi :
1.obsevasi TTV
Rasional : untuk mengetahui keadaan klien dan pedoman untuk tindakan
selanjutnya
2.beri mninum susu hangat
Rasional : mengandung protein yang tinggi
3.ciptakan lingkungan yang tenang denag membatasi pembesuk
Rasional : lingkungan yang tenang memaksimalkan rangsangan sehingga
klien tertidur nyenyak.
4.memberikan HE kepada keluarga klien tentang pentingnya tidur cukup
Rasional : istirahat tidur yang cukup antara 6 8 jam perhari

5.Penurunan kemampuan ADL b/d kelemahan fisik


Tujuan : klien mengatakan kebutuhan ADL nya tidak dibantu lagi
Intervensi :
1.kaji kemampuan klien untuk melakukan aktivitas.
Rasional : mengetahui kemampuannya dan membantu yang belum mampu
melakukan sendiri
2.berikan support untuk melakukan aktivitas.
Rasional : denagan support klien merasa diperhatikan,aktivitas yang
ringna bertahap.
3.libatkan keluarga dalam membantu ADL klien
Rasional : melibatkan keluarga untuk berperanaktif dalam membantu ADL
sehingga klien merasa diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito Lynda Juall. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta.2001

Diana (Bovahnam dan Johan C Hoevolly) Keperawatan Medikal Bedah EGC Jakarta,
1996

Doengoes, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC.Jakarta

Mansjoer Arief M, dkk, Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3. Media Qusculapis FKUI
2001:492

Soeparman, Waspadji Sarwono. Buku Ilmu Penyakit Dalam edisi 3. Balai Penerbit
FKUI Jakarta, 2001:127

Anda mungkin juga menyukai