S52371 Nur Priyanto
S52371 Nur Priyanto
Program Plaxis 2d
(Studi Kasus Proyek Pembangunan Basement Bii Plaza)
Nur Priyanto1*, Tommy Ilyas2**
1
Mahasiswa Departrmen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok,
16424, Indonesia
2
Dosen Departrmen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, 16424,
Indonesia
Abstrak :
Pada proyek yang memiliki basement, diperlukan struktur penahan tanah yang mampu
menahan tekanan tanah lateral aktif yang bekerja pada saat penggalian basement. Penggunaan
struktur penahan tanah yang cukup kaku seperti dinding diafragma serta penambahan
beberapa lapis ground anchor akan berguna untuk mencegah terjadinya pergerakan tanah
lateral. Untuk itu peneliti mencoba melihat efek dari penggalian dan pemasangan ground
anchor terhadap pergerakan tanah lateral sekaligus membandingkan nilai pergerakan yang
didapat dari model dengan menggunakan program Plaxis 2D dengan hasil pembacaan dari
inklinometer. Dari penelitian diketahui bahwa ground anchor membantu mengurangi
pergerakan tanah lateral yang terjadi sementara penggalian justru menambah pergerakan
tanah lateral. Hasil dari model dan inklinometer relatif tidak berbeda jauh walaupun tentunya
tidak persis sama yang cenderung dipengaruhi oleh permodelan stratifikasi tanah dan
penentuan nilai modulus elastisitas dari model yang cukup sulit untuk mendekati kondisi real
di proyek.
Kata kunci : dinding diafragma, gound anchor, Plaxis 2D, pergerakan tanah lateral,
inklinometer
Abstract :
On projects that have a basement, we need an earth retaining structure to hold the active
lateral earth pressure that works on basement excavation activity.The rigid of earth retaining
structures like a diaphragm wall and several layer of ground anchor would be useful to
prevent earth lateral movement. In order to the researchers tried to see the effect of the
excavation and installation of ground anchors for the lateral earth movement and comparing
the value of lateral earth movement of a model using Plaxis 2D program with the value
inclinometer reading. From the reseach was known that ground anchor help to decrease the
lateral earth movement and the digging is increase the lateral earth movement. The result of
the model and the inclinometer have not a different relatively although not precisely that was
influence by soil statification and young modulus of soil of model is quite difficult to equal
with the real condition in project
Key Word : diaphragm wall, gound anchor, Plaxis 2D, lateral earth movement,
inclinometer
1
TINJAUAN TEORITIS
Studi Parameter
Studi parameter merupakan suatu cara untuk mendapatkan atau melengkapi
parameter-parameter tanah yang digunakan sebagai masukan (input) dalam analisa dengan
metode numerik. Biasanya digunakan suatu nilai hasil penyelidikan tanah atau hasil
laboratorium untuk mendapatkan parameter yang dibutuhkan. Berikut adalah beberapa cara
mendapatkan parameter-parameter tersebut:
Modulus Young
Modulus Young atau modulus elastisitas tanah adalah modulus kekakuan dasar untuk
model elastis dan model Mohr-Coloumb, berikut adalah beberapa tabel korelasi nilai modulus
young:
Tabel 1. Korelasi nilai modulus elastisitas tanah terhadap jenis tanah
Rasio Poisson
Rasio poison merepresentasikan nilai perubahan volume pada saat awal pembebanan
aksial. Di bawah ini bebeberapa nilai rasio poison untuk beberapa jenis tanah:
Tabel 3. Representasi nilai poison ratio beberapa jenis tanah
METODE PENELITIAN
Pada penelitian kali ini di pilih proyek pembangunan struktur penahan tanah dan
galian basement BII Plaza, Jalan MH. Thamrin. Pekerjaan pembangunan struktur penahan
tanah dan galian basement BII Plaza ini dilakukan pada tahun 1994.
Pemilihan kasus di tempat ini adalah karena pembangunan struktur tanah yang cukup
dalam yang cukup menarik untuk diperhatikan. Selain itu disebelah proyek ini terdapat
bangunan 6 lantai dan bangunan 1 lantai yang tentunya harus diperhatikan apakah
memberikan kontribusi besar terhadap pergerakan tanah di tempat tersebut. Berikut adalah
Tahap 4
-15
Tahap 5
Tahap 6
-20
Tahap 7
-25
-30
HASIL PENELITIAN
Dari hasil permodelan yang dilakukan, untuk tiap fasenya program plaxis 2D mampu
menghasilkan beberapa hal seperti besar tekanan air pori (pore water pressure), besar
tegangan total dan efektif (total and effective stress), gaya dalam momen, geser, dan aksial
10
PEMBAHASAN
11
Gambar 10. Perbandingan pergerakan tanah lateral pada saat penggalian dengan saat pemasangan
ground anchor
Dari ketiga grafik di atas terlihat bahwa seluruh grafik yang berwarna biru yang
merupakan fase setelah dipasang ground anchor berada di sebelah kiri dari grafik berwarna
jingga dan terlihat jelas pada pada kedalaman 0-10 meter. Ini menunjukan bahwa efek dari
pemberian prategang (prestressed) pada ground anchor akan mengurangi pergerakan tanah
yang terjadi dari fase sebelumnya. Berikut adalah besar pengurangan pergerakan tanah yang
ditimbulkan oleh pemberian prestressed pada ground anchor.
12
Gambar 12. Perbandingan pergerakan tanah lateral pada saat sebelum dan sesudah digali
Bila dilihat dari keempat grafik di atas, bisa dikatakan bahwa setelah dilakukan
penggalian maka pergerakan tanah akan semakin besar. Ini disebabkan karena dengan
melakukan penggalian maka bagian tanah yang menahan tekanan lateral tanah aktif akan
semakin berkurang sehingga mencapai keseimbangannya akan terjadi pergerakan ke arah
bagian sisi yang digali.
Selain itu pada grafik juga terlihat bahwa pada bagian yang telah digali cenderung
akan menghasilkan pergerakan tanah lateral yang cukup besar. Ini karena pada bagian yang
digali hanya ditahan oleh dinding dan ground anchor sehingga pergerakannya cukup besar
dibandingkan dengan bagian yang masih belum digali ataupun bagian sisi dinding yang
tertanam, karena pada bagian yang masih belum digali ataupun bagian sisi dinding yang
tertanam masih ada tekanan tanah lateral pasif yang membantu melawan tekanan tanah lateral
aktif di sisi sebelahnya. Namun dengan adanya tekanan tanah lateral pasif yang melawan
tekanan tanah lateral aktif di sisi sebelahnya bukan berarti membuat bagian dinding yang
tertanam tidak akan mengalami pergerakan. Pergerakan ini terjadi karena besar total tekanan
13
Perbandingan Hasil Pergerakan Tanah Lateral dari Model dengan Hasil Pembacaan
Inklinometer.
Galian Tahap 1 (Hingga Kedalaman 3 Meter)
Pergerakan Tanah Lateral (m)
0
-0,01 0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05
-5
Kedalaman (m)
-10
Inklinometer
-15 Model
-20
-25
-30
Gambar 13. Perbandingan pergerakan tanah model (phase 3) dengan inklinometer (tahap 1)
Ground Anchor Lapis 1 (Pada Kedalaman 3 Meter)
Pergerakan Tanah Lateral (m)
0
-0,01 0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05
-5
Kedalaman (m)
-10
Inklinometer
-15 Model
-20
-25
-30
Gambar 14. Perbandingan pergerakan tanah model (phase 4) dengan inklinometer (tahap 2)
14
-20
-25
-30
Gambar 15. Perbandingan pergerakan tanah model (phase 5) dengan inklinometer (tahap 3)
Ground Anchor Lapis 2 (Pada Kedalaman 6 Meter)
Pergerakan Tanah Lateral (m)
0
-0,01 0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05
-5
Kedalaman (m)
-10
Inklinometer
-15 Model
-20
-25
-30
Gambar 16. Perbandingan pergerakan tanah model (phase 6) dengan inklinometer (tahap 4)
Galian Tahap 3 (Hingga Kedalaman 9 Meter)
-10
Kedalaman (m)
Inklinometer
-15
Model
-20
-25
-30
Gambar 17. Perbandingan pergerakan tanah model (phase 7) dengan inklinometer (tahap 5)
15
-20
-25
-30
Gambar 18. Perbandingan pergerakan tanah model (phase 8) dengan inklinometer (tahap 6)
Galian Tahap 4 (Hingga Kedalaman 13 Meter)
-10
Inklinometer
-15 Model
-20
-25
-30
Gambar 19. Perbandingan pergerakan tanah model (phase 9) dengan inklinometer (tahap 7)
Hasil pengukuran di lapangan menggunakan inklinometer tentunya tidak akan sama
dengan hasil dari model. Banyak hal yang bisa mempengaruhi hasil tersebut diantaranya
adalah pemilihan statifikasi tanah dan parameter tanah yang tidak benar-benar tepat sesuai
dengan kondisi di lapangan. Parameter yang paling mempengaruhi pergerakan tanah yang
terjadi adalah parameter modulus elastisitas tanah. Pemilihan modulus elastisitas tanah yang
tepat akan membuat hasil dari permodelan yang dilakukan bisa sesuai dengan hasil
pembacaan inklinometer di lapangan.
Selain dari faktor pemilihan statifikasi tanah dan parameter tanah yang tidak benar-
benar tepat sesuai dengan kondisi di lapangan, faktor pelaksanaan konstruksi di lapangan
yang tidak tepat dengan fase permodelan juga membuat hasil pada tahapan permodelan tidak
sama dengan hasil pembacaan inklinometer di lapangan.
16
Dari semua analisis yang telah dilakukan maka penulis bisa didapat beberapa
kesimpulan antara lain:
Pemasangan ground anchor pada dinding diafragma akan membantu mengurangi
ataupun menahan pergerakan tanah lateral yang terjadi sementara penggalian akan
menambah pergerakan tanah lateral yang terjadi.
Pemilihan statifikasi tanah dan parameter tanah yang tidak benar-benar tepat sesuai
dengan kondisi di lapangan membuat hasil dari model tidak bisa sama dengan hasil
inklinometer
Parameter modulus elastisitas tanah merupakan parameter yang paling mempengaruhi
pergerakan tanah yang terjadi. Pemilihan modulus elastisitas tanah yang tepat akan
membuat hasil dari permodelan yang dilakukan bisa sesuai dengan hasil pembacaan
inklinometer di lapangan.
Faktor pelaksanaan konstruksi di lapangan yang tidak tepat dengan fase permodelan
juga membuat hasil pada tahapan permodelan tidak sama dengan hasil pembacaan
inklinometer di lapangan.
SARAN
Dari analisis yang telah dilakukan oleh penulis dengan bantuan program Plaxis 2D.
Ada beberapa saran yang bisa penulis berikan, diantaranya:
Penelitian kali ini hanya memperlihatkan efek dari pemberian prestressed pada
ground anchor dan kedalaman tanah terhadap pergerakan lateral tanah. Masih bisa
dilihat beberapa faktor lain seperti pengaruh pengunaan kekakuan dinding yang
berbeda terhadap pergerakan tanah lateral ataupun pengaruh pemberian besar gaya
prestressed yang berbeda terhadap pergerakan tanah.
Penelitian kali ini yang hanya melihat pergerakan tanah lateral saja juga bisa
dilanjutkan dengan meneliti efek penurunan permukaan tanah pada sisi atas di bagian
yang tidak digali akibat proses pekerjaaan galian basement.
17
Budhu, Muni. Soil Mechanic and Foundation 3rd edition. Arizona: John Wiley & Sons, Inc.
2010
Craig, R.F. Soil Mechanic 7th edition. New York: Spon Press. 2004
Das Braja M. Principal of Geotechnical Engineering 7th edition. Stamford: Cengage
Learning. 2010
Bowels, J.E. Analisis dan Desain Pondasi Edisi keempat. Terjemahan Pantur Silaban, Ph.D.
Jakarta: Erlangga, 1992
Carter, M., S.P. Bentley. Corelation of Soil Properties. London: Prentice Press: 1991.
Plaxis b.v. Refenece Manual. Delft: Technical University of Delft. 2005.
PT. Partono Fondas, Final Report of Geotechnical Investigation on Fench Embassy in
Jakarta. Dokumen Proyek BII Plaza, Juni 1994
PT. Partono Fondas, Installation Report of Instrumentation Works in BII Plaza Project
Jakarta. Dokumen Proyek BII Plaza, Juli 1994
PT. Partono Fondas, Monthly Report of Monitoring Work on BII Plaza Project Jakarta.
Dokumen Proyek BII Plaza, Juli-November 1994.
Sabatini, P.J., D.G. Pass, R.C. Bachus. GEOTECHNICAL ENGINEERING CIRCULAR NO.
4: Ground Anchors and Anchored Systems. Washington DC: Federal Highway
Administration. 1999
Soepanji, Budi Susilo., Fx. Supartono, Edwin Ekaputra. (1996). Analisis Perpindahan
Lateral Penggalian Basement Dibandingkan dengan Hasil Pengamatan Instrumentasi
Geoteknik. Pertemuan Ilmiah Tahunan III HATTI. Jakarta. April 1996
Wesley, Laurence D. Mekanika Tanah untuk Tanah Endapan dan Residu, Jakarta: Penerbit
Andi. 2010
Yun Zhou, PhD, PE, Geotechnical Engineering: Earth Retaining Structures. New York:
National Highway Institute. 2006
18