Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
Penulis ingin katakan ketika berbicara Good governance maka sering di gunakan sebagai standar
sistem good local governance di katakan baik dalam menjalankan sistem disentaralisasi dan
sebagai parameter yang lain untuk mengamati praktek demokrasi dalam suatu negara.Para
pemegang jabatan publik harus dapat mempertangung jawabkan kepada publik apa yang mereka
lakukan baik secara pribadi maupun secara publik. Seorang presiden Gebernur, Bupati, Wali
Kota, anggota DPR dan MPR dan pejabat politik lainnya harus menjelaskan kepada publik
mengapa memilih kebijaksanaan X, bukan kebijaksanaan Y, mengapa memilih menaikkan pajak
ketimbang melakukan efesiensi dalam pemerintahan dan melakukan pemberantasan korupsi
sekali lagi apa yang di lakukan oleh pejabat publik harus terbuka dan tidak ada yang di tutup
untuk di pertanyakan oleh publik.
Tidak hanya itu apa yang di lakukan oleh keluarganya, sanak saudara dan bahkan teman
dekatnya sendiri sering di kaitkan dan di letakkan pada posisi pejabat publik, mengapa
demikian? Alasan sebenarnya sederhana saja, karena pejabat tersebut mendapat amanah dari
masyarakat maka dia harus dapat menegang amanah tersebut. Konsep Good governance pertama
kali di perkenalkan oleh UNDP, sebab munculnya konsep ini di sebabkan oleh tidak terjadinya
akuntabilitas, tranparansi. Artinya banyak negara dunia ketiga ketika di beri bantuan dana
tersebut banyak yang tidak tepat sasaran, sehinga negara maju engan memberikan bantuan
terhadap negara dunia ketiga adalah karena belum terciptanya sistem birokrasi yang efektif,
efesien dan tidak adanya tranparansi, akuntabilitas bantuan dana dari negara maju.
Konsekuensinya banyak terjadi korupsi yang di lakukan oleh dunia ketiga ketika bantuan di
turunkan oleh negara maju.
Pada akhir dasa-warsa yang lalu, konsep good governance ini lebih dekat di pergunakan dalam
reformasi publik. Di dalam disiplin atau profesi manajemen publik konsep ini di pandang sebagai
suatu aspek dalam paradigma baru ilmu administrasi publik. Paradigma baru ini menekankan
pada peran manajer publik agar memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat,
mendorong dan meningkatkan otonomi manajerial terutama sekali mengurangi campur tangan
kontrol yang di lakukan oleh pemerintah pusat, Tanparansi, akuntabilitas publik dan di ciptakan
pengelolahan manajerial yang bersih dan bebas dari korupsi. Tata kepermerintahan yang baik
)good Governance) merupakan suatu konsep yang akhir-akhir ini di pergunakan secara regule di
dalam ilmu politik dan administarsi publik (administarasi negara). Konsep ini lahir sejalan
dengan konsep-konsep dan terminologi demokrasi, masyarakat sipil, partisipasi rakyat, hak asasi
manusia dan pembangunan masyarakat secara berkelanjutan. Berkembanglah kemudian sebuah
konsep tata pemerintahan yang diharapkan dapat menjadi solusi untuk berbagai permasalahan
tersebut.
Konsep itu yaitu Good governance. Governance berbeda dengan government yang artinya
pemerintahan. Karena government hanyalah satu bagian dari governance. Bila pemerintahan
adalah sebuah infrastruktur, maka governance juga bicara tentang suprastrukturnya. Banyak
sekali definisi tentang good governance. Kita ambil satu saja untuk sebagai bahan analisa. Bank
Dunia dalam laporannya tentang governance and development tahun 1992 mengartikan good
governance sebagai pelayanan publik yang efisien, sistem pengadilan yang dapat diandalkan,
pemerintahan yang bertanggungjawab pada publiknya (Bintan R. Saragih). Bergulirnya
reformasi membawa angin segar bagi proses demokratisasi di Indonesia. Sebuah rezim yang
amat kuat, solid sekaligus juga korup dan sentralistis terpaksa menyudahi perannya sebagai
penguasa negeri ini. Berarti terbuka sebuah kesempatan emas untuk memulai proses perbaikan di
berbagai bidang. Sebagai catatan saja kondisi kita waktu itu adalah kondisi yang amat terpuruk.
Tak hanya di bidang ekonomi saja, tapi juga di bidang hukum, birokrasi dan juga moralitas.
1. Apa yang di maksud dengan Good Governance dan clean good governance ?
2. Bagaimana prinsip dari good governance dan clean governance?
3. Bagaimana pelaksanaan prinsip good governance dan clean governance dalam sistem
pemerintahan nagara ?
4. Sebutkan hambatan hambatan dalam melaksanakan prinsip good governance dan clean
governance dalam sistem pemerintahan nagari?
BAB II
PEMBAHASAN
Good and clean governance memiliki pengertian segala hal yang berkaitan dengan tindakan atau
tingkah laku yang bersifat mengarahkan, mengendalikan, atau memengaruhiurusan public untuk
mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam khidupan sehari-hari.Di Indonesia, good governance
dapat diartikan sebagai pemerintahan yang baik,bersih, dan berwibawa. Maksudnya baik yaitu
pemerintahan negara yang berkaitan dengansumber social, budaya, politik, serta ekonomi diatur
sesuai dengan kekuasaan yangdilaksanakan masyarakat. sedangkan pemerintahan yang bersih
adalah pemerintahan yangefektif, efesien, transparan, jujur, dan bertnggung jawab.Good and
clean governance dapat terwujud secara maksimal apabila unsur negara danmasyarakat madani
(yang di dalamnya terdapat sector swasta) saling terkait. Syarat atau ketentuan agar
pemerintahan bisa berjalan dengan baik yaitu : bisa bergerak secara sinergis,tidak saling
berbenturan atau berlawanan dan mendapat dukungan dari rakyat,pembangunan dilaksanakan
secara efektif dan efisien dalam hal biaya dan waktu.
UUD 1945, Yang mengandung tata cara dasar yang mengatur kehidupan kebangsaan dan
kenegaraan, memberi kesempatan yang paling besar bagi kelancaran dan kelangsungan
pembangunan bangsa Indonesia. Penghormatan dan pengamalan UUD sesungguhnya merupakan
syarat mutlak bagi kekukuhan suatu bangsa.
1. Partisipasi
Asas Partisipasi adalah bentuk keikutsertaan warga masyarakat dalam pengambilankeputusan,
baik secara langsung maupun lewat lembaga perwakilan sah yang mewakiliaspirasi mereka.
Bentuk partisipasi menyeluruh ini dibangun berdasarkan prinsip demokrasiyakni kebebasan
berkumpul dan mengungkapkan pendapat secara konstruktif.
2. Penegakan Hukum
Asas ini merupakan keharusan pengelolaan pemerintahan secara professional yangdidukung oleh
penegakan hokum yang berwibawa.Realisasi wujud pemerintahan yang baik dan bersih harus
juga diimbangii dengankomitmen pemerintah untuk menegakkan hukum yang mengandung
unsur-unsur berikut :
Hukum yang responsif: aturan hukum diatur berdasarkan aspirasi masyarakatluas dan mampu
menyediakan berbagai kebutuhan public secara adil.
Independensi Peradialn : yakni perdilan yang independen, bebas daripengaruh kekuasaan atau
kekuatan lainnya.
3. Transparansi
Asas ini merupakan unsur lain yang menopang terwujudnya good and cleangovernance. Menurut
para ahli, jika tidak ada prinsip ini, bisa menimbulkan tindakankorupsi. Ada 8 unsur yang harus
diterpkan transparansi yaitu : penetapanposisi/jabatan/kedudukan, kekayaan pejabat public,
pemberian penghargaan, penetapankebijakan, kesehatan, moralitas pejabat dan aparatur
pelayanan masyarakat, keamanan danketertiban, serta kebijakan strategis untuk pencerahan
kehidupan masyarakat.
4. Responsif
Asas responsif adalah dalam pelaksanaannya pemerintah harus tanggap terhadappersoalan-
persoalan masyarakat, harus memhami kebutuhan masyarakat, harus proaktif mempelajari dan
menganalisa kebutuhan masyarakat.
5. Konsensus
Asas konsensus adalah bahwa keputusan apapun harus dilakukan melalui prosesmusyawarah
melalui konsensus. Cara pengambilan keputusan consensus memiliki kekuatanmemaksa terhadap
semua yang terlibat untuk melaksanakan keputusan tersebut danmemuskan semua atau sebagian
pihak, serta mengikat sebagian besar komponen yangbermusyawarah.
6. Kesetaraan
Asas kesetaraan adalah kesamaan dalam perlakuan dan pelayanan publik. Asas inimengharuskan
setiap pelaksanaan pemerintah bersikap dan berperilaku adil dalam halpelayanan publik tanpa
membedakan suku, jenis, keyakinan, jenis kelamin, dan kelas social.
8. Akuntabilitas
Asas akuntabilitas adalah pertanggungjawaban pejabat public terhadap msyarakatyang
memberinya wewenang untuk mengurusi kepentingan mereka. Setiap pejabat publicdituntut
untuk mempertanggungjawabkan semua kebijakan, perbuatan, moral, maupunnetralitas sikapnya
terhadap masyarakat,
9. Visi Strategis
Visi strategis adalah pandangan-pandangan strategis untuk menghadapi masa yangakan dating.
Kualifikasi ini menjadi penting dalam rangka realisasi good and clengovernance. Dengan kata
lain, kebijakan apapun yang akan diambil saat ini, harusdiperhitungkan akibatnya untuk sepuluh
atau duapuluh tahun ke depan.
Untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih berdasarkan prinsip-prinsippokok good
and clean governance, setidaknya dapat dilakukan melalui prioritas program:
(a) penguatan fungsi dan peran lembaga perwakilan,
(b) kemandirian lembaga peradian,
(c)profesionalitas dan integritas aparatur pemerinrtah,
(d) penguatan partisipasi masyarakatmadani, dan
(e) peningkatan kesejahteraan rakyat dalam kerangka otonomi daerah.Dengan pelaksanaan
otonomi daerah, pencapaian tingkat kesejahteran dapatdiwujudkan secara lebih tepat yang pada
akhirnya akan mendorong kemandirianmasyarakat.
Jeremy Pope mengemukakan bahwa korupsi terjadi jika peluang dan keinginanberada dalam
waktu yang bersamaan. Peluang dapat dikurangi dengan cara mengadakanperubahan secara
sistematis. Sedangkan keinginan dapat dikurangi denagn caramembalikkan siasat laba tinggi,
resiko rendah menjadi laba rendah, resiko tinggi:
dengan cara menegakkan hukum dan menakuti secara efektif, dan menegakkan
mekanismeakuntabilitas.Penanggulangan korupsi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. adanya political will dan political action dari pejabat negara dan pimpinan
lembagapemerintahan pada setiap satuan kerja organisasi untuk melakukan langkah proaktif
pencegahan dan pemberantasan tindakan korupsi.
2. penegakan hukum secara tegas dan berat ( mis. Eksekusi mati bagi para koruptor)
.6. gerakan agama anti korupsi yaitu gerakan membangun kesadaran keagamaan
danmengembangkan spiritual antikorupsi.
Pelayanan umum atau pelayanan publik adalah pemberian jasa baik oleh pemerintah, pihak
swasta atas nama pemerintah ataupun pihak swasta kepada masyarakat,dengan atau tanpa
pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan/ atau kepentinganmasyarakat.Beberapa alasan
mengapa pelayanan publik menjadi titik strategis untuk memulai pengembangan dan penerapan
good and clean governance di Indonesia.
1. Pemberian, Yaitu harta yang di berikan oleh imam dari baitul mal kepada orang-orang yang
memiliki hak yang di berikan setiap tahunnya.
2. Rizki, Yaitu harta yang di berikan oleh imam dari baitul mal kepada orang-orang yang
memiliki hak yang di berikan setiap bulannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di dalam perjalanan otonomi daerah banyak terjadi dan penyimpangan otonomi daerah,
banyaknya terjadi korupsi, pemindahan korupsi dari pusat ke daerah (terciptanya raja-raja kecil),
birokrasi yang berbelit-belit tidak efektif dan membutuhkan waktu yang lama dan ini terjadi
hampir di nagari di Sumbar. Dalam pelaksaaan otonomi daerah pemerintahan kita selalu
berupaya untuk mewujudkan kondisi yang kondusif untuk tercapainya Good local governance.
Upaya tersebut terlihat dengan di lakukanya penyempurnaan berbagai peraturan perundangan
yang ada misalnya, UU No 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara, UU No 1 Tahun 2004
tentang perbendaharaan negara, UU No 25 Tahun 2004 tentang sistem perencanaan
pembangunan nasional, UU No 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah dan UU No 33
Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antar pemerintah pusat dan pemerintahan daerah.
Good governance awalnya sebagai obat penawar yang di gunakan untuk menghilangkan
penyakit korupsi yang semakin mengakar ini di tawarkan barat kepada negara berkembang yang
rentan terjadi korupsi. Ibaratkan ketika badan kita panas maka yang terbayang oleh kita adalah
Bodrex untuk mendinginkan badan tanpa kita sadari padahal panas badan kita di sebabkan
kambuhnya ginjal, memang itu untuk sementara waktu Bodrex akan bekerja mendinginkan tubuh
kita tapi penyakit ginjal tidak akan pernah sembuh dengan Bodrex. Ini terbukti ketika konsep
Good Governance yang di kembangkan di Africa Selatan Gagal total, namun yang jelas Konsep
Good Governance harus di sesuaikan dengan variasi lokal dalam nagari sehinga konsep tersebut
sesuai di terapkan di nagari, Konsekuensinya nagari akan siap dengan Good Governace karena
sesuai dengan nilai-nilai lokal di mana daerah itu berada. Pirnsip good govenance merupakan
konsep-konsep yang erat kaitanya dengan pelayanan publik. Pelayanan publik yang selama ini di
rasakan masyarakat belum bisa memberikan kemudahan dan kesejahteraan bagi masyarakat itu
sendiri, banyak pelayanan publik yang di berikan kepada masyarakat tidak efesien dan tidak
efektif serta tidak akuntabilitasnya tidak terjamin. Inti dari good governance sangat serderhana,
pada hakikatnya good governance bagaimana memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan
sebaik baiknya. Patologi dari good governance (penyakit dari birokrasi) adalah terjadinya
pelayanan berbelit belit, tentu mnegunakan waktu yang cukup lama dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Kapan pelayanan dikatakan baik apabila. Satu pelayanan yang
efesian artinya, adalah perbandingan yang terbalik antara input dan output yang di capai dengan
input yang menimal maka tingkat efesiansi menjadi lebih baik. Input pelayanan dapat berupa
uang, tenaga dan waktu dan materi yang di gunakan untuk mencapai output. Harga pelayanan
publik harus dapat terjangkau oleh kemampuan ekonomi masyarakat. Kedua; pelayanan yang
non-partisipan. Artinya adalah, sistem pelayanan yang memberlakukan penguna pelayan secara
adil tanpa membedakan dan berdasarkan status sosial ekonomi, kesekuan etnik, agama
kepartaian, latar belakang pengunaan pelayanan tidak boleh di jadikan pertimbangan dalam
memberikan pelayanan. penyelengaraan pemberian pelayan berdasarkan pada prinsip equal
before the law kesamaan dalam hukum dan pemerintahan. Ketiga; adalah efektif, responsif.
Artinya adalah, tidak membutuhkan waktu yang lama dan tidak berbelit belit misalnya dalam
mengurus KTP, kebanyakan kalau kita punya uang, maka mengurusnya lancar tapi kalau tidak di
kasih uang ke pada petugas yang ada di nagari maka pelayanan yang di berikan sangat lama.
Responsif artinya adalah, cepat tanggap terhadap kebutuhan masyarakat.
3.2 Saran
Mudah-mudahan kedepan pelayanan yang di berikan melaui konsep good governance akan
menjadikan kehidupan bernagari lebih mudah dalam memperoleh pelayanan dan memberikan
pelayanan yang terbaik untuk masyarakat yang ada di pemerintahan nagari serta tidak
membutuhkan biaya yang besar untuk memperoleh sebuah pelayan.
Sebagai pel atau obat terhadap penyakit pelayan yang terjadi selama ini adalah konsep good
governance, dapat di terapkan kepada petugas pelayan publik yang ada di nagari . Dengan cara
memberikan pelatihan pelayanan publik kepada petugas yang ada di nagari. Sekali lagi kita
berharap pelayan publik yang efesiean efektif dan akuntabilitas dapat di wujudkan di nagari.