Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENGENDALIAN PENYAKIT KUSTA

A. PENDAHULUAN
Penyakit kusta merupakan satu penyakit menular yang menimbulkan
masalah yang sangat komplek, masalah yang di maksud bukan hanya
dari segi medis tetapi meluas sampai masalah
social,ekonomi,budaya,keamanan dan ketahanan nasional.
Penyakit kusta pada umumnya terdapat di Negara-negara yang sedang
berkembang sebagai akibat keterbatasan kemampuan Negara tersebut
dalam memberikan pelayanan yang memadai dalam bidang
kesehatan,pendidikan, dan kesejahteraan social ekonomi pada
masyarakat.
Penyakit kusta sampai saat ini masih di takuti masyarakat, keluarga
termasuk sebagian petugas kesehatan. Hal ini di sebabkan masih
kurangnya pengetahuan/pengertian, kepercayaan yang keliru terhadap
kusta dan cacat yang di timbulkannya.
Dengan kemajuan teknologi di bidang promotif, pencegahan,
pengobatan serta pemulihan kesehatan di bidang penyakit kusta,maka
penyakit kusta sudah dapat di atasi dan seharusnya tidak lagi menjadi
masalah kesehatan masyarakat. Akan tetapi mengingat kompleksnya
masalah penyakit kusta maka di perlukan program pengendalian secara
terpadu dan menyeluruh melalui strategi yang sesuai dengan
endemisitas penyakit kusta. Selain itu juga harus di perhatikan
rehabilitasi medis dan rehabilitasi medis dan rehabilitasi social ekonomi
untuk meningkatkan kualitas hidup orang yang mengalami kusta.

B. LATAR BELAKANG
Sejarah pemberantasan penyakit kusta di dunia terbagi dalam 3 zaman
yaitu:

1. JamanPurbakala
Penyakit kusta telah di kenal hamper 2000 tahun SM. Hal ini dapat di
ketahui dari peninggalan sejarah seperti di mesir, di india 1400 SM, di
Tiongkok 600 SM, di Mesopotamia 400 tahun SM.
Pada zaman purbakala tersebut telah terjadi pengasingan secara
spontan karena pasien merasa rendah diri dan malu, di samping itu
masyarakat menjauhi karena jijik dan takut.
2. Jaman Pertengahan
Pada pertengahan abad ke-13 dengan ada nya keteraturan
ketatanegaraan dengan system feudal yang berlaku di eropa
mengakibatkan masyarakat sangat patuh dan takut terhadap
penguasa dan hak asasi manusia tidak mendapat perhatian.Demikian
pula yang terjadi pada pasien kusta yang umumnya merupakan
rakyat biasa.pada waktu itu penyakit dan obat-obatan belum di
temukan, maka pasien kusta di asingkan lebih ketat dan di paksakan
tinggal di leprosaria/koloni/perkampungan pasien kusta seumur
hidup.
3. Jaman Modern
Dengan di temukan kuman kusta oleh Gerhard Armeur Hansen
padatahun 1873, maka dimulailah era perkembangan baru untuk
mencari obat anti kusta dan usaha penanggulangannya.
Demikian halnya di Indonesia, Dr. Sitanal telah mempelopori
perubahan system pengobatan yang tadinya di lakukan secara isolasi,
secara bertahap dilakukan dengan pengobatan rawat jalan.
Perkembangan pengobatan selanjutnya adalah sebagai berikut:
a. Pada tahun 1951, DDS digunakan sebagai pengobatan pasien
kusta,
b. Pada tahun 1969 pemberantasan penyakit kusta mulai di
integrasikan di puskesmas
c. Sejak tahun 1982 indonesia mulai menggunakan obat kombinasi
Multi Drug Therapy ( MDT ) sesuai rekomendasi WHO untuk tipe
MB 24 dosis dan PB 6 dosis.
d. Pada tahun 1988 pengobatan dengan MDT di laksanakan di
seluruh Indonesia
e. Tahun 1997 Pengobatan MDT tipe MB diberikan 12 dosis dan PB 6
dosis sesuai rekomendasi WHO.
VISI
Puskesmas dengan pelayanan prima menuju masyarakat kecamatan
pangenan sehat dan mandiri
MISI
Memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatan secara mandiri.

C. Tujuan
Umum :
Menurunkan beban kusta dengan lebih efisien dan efektif.
Khusus :
1. Meningkatkan komitmen pemerintah dalam pengendalian kusta
2. Mengupayakan keterampilan petugas di semua puskesmas dalam
mendeteksi suspek kusta
3. Mempertahankan keterampilan petugas kesehatan di unit pelayanan
rujukan dalam tatalaksana pasien kusta
4. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam upaya
deteksi dini kusta
5. Mengupayakan kecukupan logistic dan dana operasional
D. Kegiatanpokok
Penemuan suspek berupa penjaringan suspek di
puskesmas,pustu,bpdesa dan pada anak sekolah
Penegakan diagnosis sesuai kriteria MB atau PB
Melakukan pemeriksaan kontak serumah ( survey kontak )
Memberikan penyuluhan perorangan dan kelompok
Menberikan pengobatan dan penanganan reaksi
Melakukan pemantauan pengobatan reaksi
Melakukan POD pada setiap pasien yg dating berkunjung untuk
mengambil obat kusta
Melakukan penyuluhan tentang perawatan diri dan
mencontohkan langsung kepasien
E. Cara MelaksanakanKegiataan
1. Penjaringan Kasus ( Suspek ) di Tempat Pelayanan Seperti BP
Puskesmas, Pustu dan Polindes.
2. Melakukan pemeriksaan kontak serumah( survey kontak ) kerumah
pasien kusta dan sekitarnya.
3. Memberikan Pengobatan Pada Pasien Yang Di Obati
4. Pencatatan dan Pelaporan : Semua Kegiatan di catat di buku register
kohort triwulan
5. Melaksanakan Kunjungan Rumah Pada Semua Pasien yang di Obati.
F. TempatPelaksanaanKegiatan
1. Pelayanan BP Puskesmas, Pustu, BP Desa
2. Tempat tinggal pasien kusta
3. Desa
G. Petugas
1. Programer P2 Kusta
2. Dokter Puskesmas
3. Petugas obat
H. Waktu
1. Penemuan suspek yg di dapatkan di puskesmas,pustu,polindes :
setiap hari pelayanan
2. Melakukan kunjungan rumah pasien kusta

I. Biaya
Penyelenggaraan kegiatan ini di biayai oleh Dana BOK dan JKN UPT
Puskesmas Pangenan tahun 2017.

J. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan

Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Di Lakukan Pada setip Bulan dengan


memperoleh hasil kunjungan pasien kusta dan di ketahui oleh kepala
puskesmas.
K. Pencatatan dan Pelaporan
Hasil akhir kegiatan di catat dan di laporkan setiap awal bulan dan
3 bulan sekali dalam bentuk laporan triwulan keDinas Kesehatan
Kabupaten .
Hasil kegiatan di analisa, di identifikasi masalah dan di buat tindak
lanjut.
Hasil kegiatan di buat menjadi informasi dalam bentuk grafik

L. JADWAL PELAKSANAAN

BULAN
RINCIAN KEGIATAN
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Spt Okt Nop Des
Survey Scholl V V V
Kontak serumah

Sosialisasi V

ICF V

Pelacakan Frambusia V

Anda mungkin juga menyukai