Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kekurangan gizi hingga kini masih menjadi masalah besar bagi dunia
ketiga, termasuk Indonesia. Masalah gizi menjadi serius sebab akan
berdampak pada melemahnya daya saing bangsa akibat tingginya angka
kesakitan dan kematian, serta timbulnya gangguan kecerdasan dan
kognitif anak. Golongan yang paling rentan terhadap kekurangan gizi
adalah ibu hamil, bayi, dan balita. Kecenderungan semakin tingginya
angka Kekurangan Energi Protein (KEP) pada ibu hamil akan
meningkatkan risiko kesakitan dan kematian ibu serta ibu yang melahirkan
bayi dengan berat lahir rendah. Bayi yang lahir dengan berat di bawah
normal (2.500 gram) rentan terhadap gangguan pertumbuhan dan
kecerdasan. Anak yang kekurangan gizi saat lahir atau semasa bayi
berisiko tinggi terhadap penyakit jantung dan pembuluh darah, serta
diabetes melitus pada masa dewasa. Risiko kematian akibat kekurangan
gizi juga lebih besar, justru dalam usia produktif. Pada kehamilan, selain
terjadi perubahan fisiologis juga disertai perubahan psikologis.

Selain perdarahan dan infeksi dan kondisi-kondisi non fisiologis, pre-


eklampsia dan eklampsia juga merupakan penyebab kematian ibu dan
perinatal yang tinggi terutama di negara berkembang. Kematian karena
eklampsia meningkat dengan tajam dibandingkan pada tingkat pre-
eklampsia berat. Oleh karena itu, menegakkan diagnosis dini pre-
eklampsia dan mencegah agar jangan berlanjut menjadi eklampsia
merupakan tujuan pengobatan. Diperkirakan pre-eklampsia terjadi 5%
kehamilan, lebih sering ditemukan pada kehamilan pertama. Juga pada
wanita yang sebelumnya menderita tekanan darah tinggi atau menderita
penyakit pembuluh darah. Karena itu kejadian kejang ini harus
dihindarkan. Maka apabila pre eklampsia tidak diobat secara tepat bisa

1
berakibat fatal, yaitu kematian bayi yang dikandung, bahkan termasuk
ibunya sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian, etiologi, manifestasi klinik dan patofisiologi pre-


eklamsia dan eklampsia?
2. Bagaimana klasifikasi pre-eklamsia?
3. Bagaimana pencegahan dan penanganan pre eklampsia dan
eklampsia?
4. Bagaimana diet pre-eklampsia dan eklampsia?

1.3 Tujuan

Tujuan Umun
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi Diet dan untuk menambah
pengetahuan mahasiswa tentang diet ibu hamil dengan pre-eklamsia dan
eklamsia.
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian, etiologi, manifestasi klinik dan
patofisiologi pre-eklampsia dan eklampsia.
2. Untuk mengetahui klasifikasi pre-eklampsia.
3. Untuk mengetahui pencegahan dan penanganan pre-eklampsia
dan eklampsia.
4. Untuk mengetahui diet pre-eklampsia dan eklampsia.

BAB II

2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian, Etiologi, Manifestasi Klinik, Patofisiologi

A. Pengertian
Pre-eklampsia (toksemia gravidarum) adalah tekanan darah tinggi
yang disertai dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema
(penimbunan cairan), yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai
akhir minggu pertama setelah persalinan. (Manuaba, 1998).
Pre-eklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema
akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan. Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai kejang dan/atau
koma yang timbul bukan akibat kelainan neurologi. Superimposed
preeklampsia-eklampsia adalah timbulnya preeklampsia atau eklampsia
pada pasien yang menderita hipertensi kronik. Menurut (Mansjoer et.al
2000)
Menurut kamus saku kedokteran Dorland, pre-eklampsia adalah toksemia
pada kehamilan lanjut yang ditandai oleh hipertensi,edema, dan
proteinuria. Eklampsia adalah konvulsi dan koma, jarang koma saja, yang
terjadi pada wanita hamil atau dalam masa nifas dengan disertai
hipertensi, edema dan atau proteinuria.

B. Etiologi

Penyebab eklampsia dan pre-eklampsia sampai sekarang belum


diketahui. Tetapi ada teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab
eklampsia dan pre eklampsia yaitu :
a. Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan
ganda, hidramnion, dan mola hidatidosa.
b. Sebab bertambahnya frekuensi yang makin tuanya kehamilan
c. Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan
kematian janin dalam uterus
d. Sebab jarangnya terjadi eklampsi pada kehamilan kehamilan
berikutnya
e. Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma
f.
C. Manifestasi Klinik

3
Diagnosis pre-eklampsia ditegakan berdasarkan adanya dua dari
tiga gejala, yaitu pemambahan berat badan yang berlebihan,edema,
hipertensi, dan proteinuria. Penambahan berat badan yang berlebihan bila
terjadi kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali. Edema terlihat sebagai
peningkatan berat badan,pembengkakan kaki, jari tangan, dan
muka.Tekanan darah > 140/90 mmHg atau tekenen sistolik meningkat >
30 mmHg atau tekanan diastolik > 15 mmHg yang di ukur setelah pasien
beristirahat selama 30 menit. Tekanan diastolik pada trimester kedua yang
lebih dari 85 mmHg patut dicurigai sebagai tanda preeklampsia.
Proteinuria apabila terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam air urine 24
jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukan +1 atau 2 ;atau kadar protein
> 1g /l dalam urine yang dikeluarkan dengan kateter atau porsi tengah,
diambil minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam.
Disebut pre-eklampsia berat bila ditemukan gejaka berikut :
a. Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau diastolik > 110 mmHg
b. Proteinuria +> 5 g/24 jam atau > 3 pada tes celup
c. sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan
d. Nyeri epigastrium dan ikterus
e. Edema paru atau sianosis
f. Trombositopenia
g. Pertumbuhan janin terhambat

Diagnosis eklampsia ditegakkan berdasarkan gejala-gajala preeclampsia


disertai kejang atau koma. Sedangkan, bila terdapat gejala preeklampsia
berat dusertai salah satu atau beberapa gejala dari nyeri kepala hebat ,
gangguan visus, muntah-muntah, nyeri epigastrium dan keneikan tekanan
darah yang progresif, dikatakan pasien tersebut menderita impending
preeklampsia.

D. Patofisiologi

Patofisiologi preeklampsia-eklampsia setidaknya berkaitan dengan


perubahan fisiologi kehamilan. Adaptasi fisiologi normal pada kehamilan
meliputi peningkatan volume plasma darah, vasodilatasi, penurunan
resistensi vaskular sistemik systemic vascular resistance (SVR),

4
peningkatan curah jantung, dan penurunan tekanan osmotik koloid (kotak
21-1). Pada preeklampsia, volume plasma yang beredar menurun,
sehingga terjadi hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit maternal.
Perubahan ini membuat perfusi organ maternal menurun, termasuk
perfusi ke unit janin-uteroplasenta. Vasospasme siklik lebih lanjut
menurunkan perfusi organ dengan menghancurkan sel-sel darah merah,
sehingga kapasitas oksigen maternal menurun. Vasopasme merupakan
sebagian mekanisme dasar tanda dan gejala yang menyertai
preeklampsia. Vasopasme merupakan akibat peningkatan sensitivitas
terhadap tekanan darah, seperti angiotensin II dan kemungkinan suatu
ketidakseimbangan antara prostasiklin prostagladin dan tromboksan A2.
Peneliti telah menguji kemampuan aspirin (suatu inhibitor prostagladin)
untuk mengubah patofisiologi preeklampsia dengan mengganggu produksi
tromboksan. Investigasi pemakaian aspirin sebagai suatu pengobatan
profilaksis dalam mencegah preeklampsia dan rasio untung-rugi pada ibu
dan janin. Peneliti lain sedang mempelajari pemakaian suplemen kalsium
untuk mencegah hipertensi pada kehamilan.

Selain kerusakan endotelil, vasospsme arterial turut menyebabkan


peningkatan permeabilitas kapiler. Keadaan ini meningkatkan edema dan
lebih lanjut menurunkan volume intravaskular, mempredisposisi pasien
yang mengalami preeklampsia mudah menderita edema paru.
Preeklampsia ialah suatu keadaan hiperdinamik dimana temuan khas
hipertensi dan proteinurea merupakan akibat hiperfungsi ginjal. Untuk
mengendalikan sejumlah besar darah yang berfungsi di ginjal, timbul
reaksi vasospasme ginjal sebagai suatu mekanisme protektif, tetapi hal ini
akhirnya akan mengakibatkan proteinuria dan hipertensi yang khas untuk
preeklampsia. Hubungan sistem imun dengan preeklampsia menunjukkan
bahwa faktor-faktor imunologi memainkan peran penting dalam
perkembangan preeklampsia. keberadaan protein asing, plasenta atau
janin bisa membangkitkan respons imunologis lanjut.

2.2 Klasifikasi pre-eklampsia

5
Pre-eklampsia digolongkan ke dalam Pre-eklampsia ringan dan Pre
eklampsia berat dengan gejala dan tanda sebagai berikut:
a. Pre-eklampsia Ringan
Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan
interval pemeriksaan 6 jam.
Tekanan darah diastolic 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan
interval pemeriksaan 6 jam.
Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu. Edema
umum, kaki, jari tangan dan muka.
Proteinuria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif 1 sampai 2
pada urin kateter atau urin aliran pertengahan.
b. Pre-eklampsia Berat
Diagnosa PEB ditegakkan apabila pada kehamilan >20 minggu
didapatkan satu/lebih gejala/tanda di bawah ini:
Tekanan darah 160/110 mmHg
a) Ibu hamil dalam keadaan relaksasi (pengukuran tekanan
darah minimal setelah istirahat 10 menit)
b) Ibu hamil tidak dalam keadaan his.
Oigouria, urin kurang dari 500 cc/24 jam.
Poteinuria 5 gr/liter atau lebih atau 4+ pada pemeriksaan secara
kuantitatif.
Terdapat edema paru dan sianosis.
Gangguan visus dan serebral.
Keluhan subjektif
a) Nyeri epigastrium
b) Gangguan penglihatan
c) Nyeri kepala
d) Gangguan pertumbuhan janin intrauteri.
e) Pemeriksaan trombosit

2.3 Pencegahan dan Penanganan Pre-eklampsia dan eklampsia

A. Pencegahan

Pre-eklampsia dan eklampsia merupakan komplikasi kehamilan ynag


berkelanjutan dengan penyebab yang sama. Oleh karena itu, pencegahan
atau diagnosis dini dapat mengurangi kejadian dan menurunkan angka
kesakitan dan kematian. Untuk mencegah kejadian Pre-eklampsia ringan
dapat dilakukan nasehat tentang dan berkaitan dengan:

6
a) Diet-makanan

Makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan


rendah lemak. Kurangi garam apabila berat badan bertambah
atau edema. Makanan berorientasi pada empat sehat lima
sempurna. Untuk meningkatkan jumlah protein dengan tambahan
satu butir telur setiap hari.

b) Cukup istirahat

Istirahat yang cukup pada saat hamil semakin tua dalam arti
bekerja seperlunya disesuaikan dengan kemampuan. Lebih
banyak duduk atau berbaring kearah kiri sehingga aliran darah
menuju plasenta tidak mengalami gangguan.

c) Pengawasan antenatal (hamil)

Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam rahim


segera datang ke tempat pemeriksaan. Keadaan yang
memerlukan perhatian:

1) Uji kemungkinan Pre-eklampsia:

a) Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikannya

b) Pemeriksaan tinggi fundus uteri

c) Pemeriksaan kenaikan berat badan atau edema

d) Pemeriksaan protein dalam urin

e) Kalau mungkin dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi


hati, gambaran darah umum dan pemeriksaan retina mata.

2) Penilaian kondisi janin dalam rahim.

a) Pemantauan tinggi fundus uteri

b) Pemeriksaan janin: gerakan janin dalam rahim, denyut


jantung janin, pemantauan air ketuban

B. Penanganan

7
a. Penanganan Pre-eklampsia Ringan

Penanganan Pre-eklampsia bertujuan untuk menghindari kelanjutan


menjadi eklampsia dan pertolongan kebidanan dengan melahirkan janin
dalam keadaan optimal dan bentuk pertolongan dengan trauma minimal.
Pre-eklampsia dan eklampsia tidak memberikan respon terhadap diuretik
(obat untuk membuang kelebihan cairan) dan diet rendah garam.
Penderita dianjurkan untuk mengkonsumsi garam dalam jumlah normal
dan minum air lebih banyak. sangat penting untuk menjalani tirah baring.
Penderita juga dianjurkan untuk berbaring miring ke kiri sehingga tekanan
terhadap vena besar di dalam perut yang membawa darah ke jantung
berkurang dan aliran darah menjadi lebih lancar. Untuk menurunkan
tekanan darah dan mencegah kejang, bisa diberikan magnesium sulfat
intravena (melalui pembuluh darah). Jika pre-eklamsianya bersifat ringan,
penderita cukup menjalani tirah baring di rumah, tetapi harus
memeriksakan diri ke dokter setiap 2 hari. Jika perbaikan tidak segera
terjadi, biasanya penderita harus dirawat dan jika kelainan ini terus
berlanjut, maka persalinan dilakukan sesegera mungkin. Penderita pre-
eklamsia berat dirawat di rumah sakit dan menjalani tirah baring.

Pada Pre-eklampsia ringan penanganan simptomatis dan berobat jalan


dengan memberikan:

Sedativa ringan
Phenobarbital 3x30 mgr
Valium 3x10 mgr
Obat penunjang

o Vitamin B komplek
o Vitamin C atau vitamin E
o Zat besi

Nasehat
o Lebih banyak istirahat baring penderita juga dianjurkan untuk
berbaring miring ke kiri sehingga tekanan terhadap vena besar
di dalam perut yang membawa darah ke jantung berkurang dan
aliran darah menjadi lebih lancar.

8
o Segera datang memeriksakan diri, bila tedapat gejala sakit
kepala, mata kabur, edema mendadak atau berat badan naik.
Pernafasan emakin sesak, nyeri pada epigastrium, kesadaran
makin berkurang, gerak janin melemah-berkurang, pengeluaran
urin berkurang.
o Jadwal pemeriksaan hamil dipercepat dan diperketat.

Petunjuk untuk segera memasukkan penderita ke rumah sakit atau


merujuk penderita perlu memperhatikan hal berikut:

Bila tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih


Protein dalam urin 1 plus atau lebih
Kenaikan berat badan kg atau lebih dalam seminggu
Edema bertambah dengan mendadak
Terdapat gejala dan keluhan subjektif.

Bila keadaan ibu membaik dan tekanan darah dapat dipertahankan 140-
150/90-100 mmHg, tunggu persalinan sampai aterm sehingga ibu dapat
berobat jalan dan anjurkan memeriksakan diri tiap minggu. Kurangi dosis
obat hingga tercapai dosis optimal. Bila tekanan darah sukar dikendalikan,
berikan kombinasi obat. Tekanan darah tidak boleh lebih dari 120/80
mmHg. Tunggu pengakhiran kehamilan sampai 40 minggu, kecuali
terdapat pertumbuhan terhambat, kelainan fungsi hepar/ginjal, dan
peningkatan proteinuria (3). Pada kehamilan >37 minggu dengan serviks
matang, lakukan induksi persalinan. Persalinan dapat dilakukan spontan
atau dipercepat dengan ekstraksi.

b. Penanganan Pre-eklampsia Berat

Bidan yang mempunyai polindes dapat merawat penderita Pre eklampsia


berat untuk sementara, sampai menunggu kesempatan melakukan
rujukan sehingga penderita mendapat pertolongan yang sebaik-baiknya.

Penderita diusahakan agar:

Terisolasi sehingga tidak mendapat rangsangan suara ataupun


sinar.
Dipasang infus glukosa 5%
Dilakukan pemeriksaan:

9
Pemeriksaan umum: pemeriksaan tiap jam; tekanan darah, nadi,
suhu dan pernafasan.
Pemeriksaan kebidanan: pemeriksaan denyut jantung janin tiap 30
menit, pemeriksaan dalam (evaluasi pembukaan dan keadaan janin
dalam rahim).
Pemasangan dower kateter
Evaluasi keseimbangan cairan
Pemberian MgsO4 dosis awal 4 gr IV selama 4 menit

Setelah keadaan Pre-eklampsia berat dapat diatasi, pertimbangan


mengakhiri kehamilan berdasarkan:

Kehamilan cukup bulan


Mempertahankan kehamilan sampai mendekati cukup bulan
Kegagalan pengobatan Pre eklampsia berat kehamilan diakhiri
tanpa memandang umur.
Merujuk penderita ke rumah sakit untuk pengobatan yang adekuat.

Mengakhiri kehamilan merupakan pengobatan utama untuk memutuskan


kelanjutan Pre eklampsia menjadi eklampsia. Dengan perawatan
sementara di Polindes, maka melakukan rujukan penderita merupakan
sikap yang paling tepat.

2.4 Diet Komplikasi Kehamilan Pre-Eklampsia dan Eklampsia

a. Tujuan Diet

Mencapai dan mempertahankan status gizi normal


Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal
Mencegah atau mengurangi tekanan darah normal
Mencapai keseimbangan nitrogen
Menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal
Mengurangi atau mencegah timbulnya faktor risiko lain atau
penyulit baru pada saat kehamilan atau setelah melahirkan

b. Syarat Diet

Syarat-syarat diet pre-eklampsia adalah:

10
1. Energi dan semua zat gizi cukup. Dalam keadaan berat, makanan
diberikan secara berangsur-angsur, sesuai dengan kemampuan
pasien menerima makanan. Penambahan energi tidak lebih dari
300 kkal dari makanan atau diet sebelum hamil.
2. Garam diberikan rendah sesuai dengan berat-ringannya retensi
garam atau air. Penambahan berat badan diusahakan di bawah 3
kg/bulan atau di bawah 1 kg/minggu.
3. Protein tinggi (1 g/kg berat badan)
4. Lemak sedang, sebagian lemak berupa lemak tidak jenuh tunggal
dan lemak tidak jenuh ganda
5. Vitamin cukup; vitamin C dan B6 diberikan sedikit lebih tinggi
6. Mineral cukup terutama kalsium dan kalium
7. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan pasien
8. Cairan diberikan 2500 ml sehari. Pada keadaan oliguria, cairan
dibatasi dan disesuaikan dengan cara yang keluar melalui urin,
muntah, keringat, dan pernafasan.

c. Macam diet dan indikasi pemberian

1). Diet pre-eklampsia I

Diet pre-eklampsia I diberikan pada pasien pre-eklampsia berat. Diet


pre-eklampsia I diberikan sebagai makanan perpindahan dari pre-
eklampsia I atau kepada pasien pre-eklampsia yang penyakitnya tidak
begitu berat. Makanan berbentuk saring atau lunak dan diberikan
sebagai diet rendah garam I. makanan ini cukup energi dan zat gizi
lainnya.

2). Diet pre-eklampsia II

Diet pre-eklampsia II diberikan sebagai makanan perpindahan dari


pre-eklampsia I atau kepada pasien pre-eklampsia yang penyakitnya
tidak begitu berat. Makanan berbentuk saring atau lunak dan diberikan
sebagai diet rendah garam I. Makanan ini cukup energi dan zat gizi
lainnya.

11
3). Diet pre-eklampsia III

Diet pre-eklampsia III diberikan sebagai makanan perpindahan dari


pre-eklampsia II atau kepada pasien pre-eklampsia ringan. Makanan
ini mengandung protein tinggi dan garam rendah, diberikan dalam
bentuk lunak atau biasa. Makanan ini cukup semua zat gizi. Jumlah
energi harus disesuaikan dengan kenaikan berat badan yang boleh
lebih dari 1 kg tiap bulan.

d. Bahan Makanan Sehari

Diet Pre-eklamsia IDiet Pre-eklamsia II Diet Pre-eklamsia III


Bahan
Berat
Makanan Jumlah Berat (g) Jumlah Berat (g) Jumlah
(g
Beras - - 150 3 gls tim 200 4 gls tim
Telur - - 50 1 btr 50 1 btr
Daging - - 100 2 ptg 100 2 ptg sdg
Tempe - - 50 2 ptg 100 4 ptg sdg
Sayuran - - 200 2 gls 200 2 gls
Sari 4 ptg sdg
1000 5 400 4 ptg sdg 400
buah/buah pepaya
Gula pasir 80 8 30 3 sdm 30 3 sdm
Minyak
- - 15 1 sdm 25 2 sdm
nabati
Susu
75 15 25 5 sdm 50 10 sdm
bubuk *

*) Susu khusus ibu hamil. Bila diberikan susu biasa, energi hanya
sebagian yang terpenuhi
e. Nilai gizi

Diet PreDiet Pre eklamsiaDiet Pre eklamsia


eklamsia I II III

12
Energi (kkal) 1032 1604 2128
Protein (g) 20 56 80
Lemak (g) 19 44 63
Karbohidrat (g) 211 261 305
Kalsium (mg) 600 500 800
Besi (mg) 6,9 17,3 24,2
Vitamin A (RE) 750 2796 3035
Tiamin (mg) 0,5 0,8 1,0
Vitamin C (mg) 246 212 213
Natrium (mg) 228 248
.f. Pembagian bahan makanan sehari

Waktu Bahan Makanan Jumlah


Pukul 06.00 The 1 gls
Pukul 08.00 Sari tomat 1 gls
Susu 1 gls
Pukul 10.00 Sari jeruk 1 gls
Pukul 13.00 Sari alpokat 1 gls
Susu 1 gls
lPukul 16.00 Sari tomat 1 gls
Susu 1 gls
Pukul 18.00 Sari papaya 1 gls
Sari jeruk 1 gls
Pukul 20.00 The 1 gls
Susu 1 gls

13
g. Pembagian bahan makanan sehari diet pre-eklamsia II & III

Bahan Diet pre-eklamsia II Diet pre-eklamsia III


Waktu
makanan Berat (g) Urt Berat(g) urt
Beras 50 1 gls tim 50 1 gls tim
Telur
50 1 btr 50 1 btr
ayam
Sayuran 5 sdm 50 sdm
Pagi
Minyak 5 5 sdm 5 sdm
Susu
25 1 sdm 25 5 sdm
bubuk
Gula pasir 10 1 sdm 10 1 sdm
1 ptg sdg 1 ptg sdg
Pukul Buah 100 100
pepaya pepaya
10.00
Gula pasir 10 1 sdm 10 1 sdm
Beras 50 1 gls nasi 75 1 gls nasi
Daging 50 1 ptg sdg 50 1 ptg sdg
Tahu 50 bh besar 100 1 bh besar
Siang Sayuran 75 gls 100 1 bh besar
1 ptg sdg 1 ptg sdg
Buah 100 100
papaya papaya
Minyak 5 sdm 10 1 sdm
Buah 100 1 ptg sdg 100 1 ptg sdg
Pukul Gula pasir 10 1 sdm 10 1 sdm
16.00 Susu
- - 25 5 sdm
bubuk
Malam Beras 50 1 gls nasi 75 1 gls nasi
Ikan 50 1 ptg sdg 50 1 ptg sdg

14
Tempe 25 1 ptg dg 50 2 ptg sdg
Sayuran 75 gls 75 gls
1 ptg sdg 1 ptg sdg
Buah 100 100
papaya papaya
Minyak 5 sdm 10 1 sdm
h. Contoh menu sehari

Pagi Siang Malam


Nasi tim Nasi tim Nasi tim
Telur ceplok air Daging bumbu terik Ikan bumbu kuning
Tumis kacang
Tahu bacam Gandong tahu
panjang toge
Susu Pisang Jeruk
Pukul 10.00 Pukul 16.00 Pukul 20,00
Selada buah Jeruk The
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Pre-eklampsia (toksemia gravidarum) adalah tekanan darah tinggi
yang disertai dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema
(penimbunan cairan), yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai
akhir minggu pertama setelah persalinan.

Tujuan diet pre-eklampsia adalah mencapai dan mempertahankan


status gizi normal, mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal,
mencegah atau mengurangi tekanan darah normal, mencapai
keseimbangan nitrogen, menjaga agar penambahan berat badan tidak
melebihi normal, mengurangi atau mencegah timbulnya faktor risiko lain
atau penyulit baru pada saat kehamilan atau setelah melahirkan

3.2 Saran

15
1. Diharapkan bagi petugas kesehatan dapat memberikan pendidikan
kesehatan berupa penyuluhan bagi ibu hamil mengenai dampak
yang dapat terjadi dari komplikasi pada masa kehamilan.

2. Bagi ibu hamil agar rajin dan memeriksakan kehamilannya secara


rutin (setidaknya 1 kali setiap bulannya) dengan harapan dapat
mengurangi risiko komplikasi pada kehamilan

3. Ibu hamil sebaiknya selalu mengkonsumsi makanan yang bergizi


selama kehamilanya agar terhindar dari bahaya komplikasi
kehamilan.

4. Sebaiknya ibu hamil segera menghubungi tenaga kesehatan


terdekat jika terjadi tanda-tanda komplikasi kehamilan agar dapat
segera memperoleh penanganan.

16

Anda mungkin juga menyukai