PENDAHULUAN
Kekurangan gizi hingga kini masih menjadi masalah besar bagi dunia
ketiga, termasuk Indonesia. Masalah gizi menjadi serius sebab akan
berdampak pada melemahnya daya saing bangsa akibat tingginya angka
kesakitan dan kematian, serta timbulnya gangguan kecerdasan dan
kognitif anak. Golongan yang paling rentan terhadap kekurangan gizi
adalah ibu hamil, bayi, dan balita. Kecenderungan semakin tingginya
angka Kekurangan Energi Protein (KEP) pada ibu hamil akan
meningkatkan risiko kesakitan dan kematian ibu serta ibu yang melahirkan
bayi dengan berat lahir rendah. Bayi yang lahir dengan berat di bawah
normal (2.500 gram) rentan terhadap gangguan pertumbuhan dan
kecerdasan. Anak yang kekurangan gizi saat lahir atau semasa bayi
berisiko tinggi terhadap penyakit jantung dan pembuluh darah, serta
diabetes melitus pada masa dewasa. Risiko kematian akibat kekurangan
gizi juga lebih besar, justru dalam usia produktif. Pada kehamilan, selain
terjadi perubahan fisiologis juga disertai perubahan psikologis.
1
berakibat fatal, yaitu kematian bayi yang dikandung, bahkan termasuk
ibunya sendiri.
1.3 Tujuan
Tujuan Umun
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi Diet dan untuk menambah
pengetahuan mahasiswa tentang diet ibu hamil dengan pre-eklamsia dan
eklamsia.
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian, etiologi, manifestasi klinik dan
patofisiologi pre-eklampsia dan eklampsia.
2. Untuk mengetahui klasifikasi pre-eklampsia.
3. Untuk mengetahui pencegahan dan penanganan pre-eklampsia
dan eklampsia.
4. Untuk mengetahui diet pre-eklampsia dan eklampsia.
BAB II
2
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pre-eklampsia (toksemia gravidarum) adalah tekanan darah tinggi
yang disertai dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema
(penimbunan cairan), yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai
akhir minggu pertama setelah persalinan. (Manuaba, 1998).
Pre-eklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema
akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan. Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai kejang dan/atau
koma yang timbul bukan akibat kelainan neurologi. Superimposed
preeklampsia-eklampsia adalah timbulnya preeklampsia atau eklampsia
pada pasien yang menderita hipertensi kronik. Menurut (Mansjoer et.al
2000)
Menurut kamus saku kedokteran Dorland, pre-eklampsia adalah toksemia
pada kehamilan lanjut yang ditandai oleh hipertensi,edema, dan
proteinuria. Eklampsia adalah konvulsi dan koma, jarang koma saja, yang
terjadi pada wanita hamil atau dalam masa nifas dengan disertai
hipertensi, edema dan atau proteinuria.
B. Etiologi
3
Diagnosis pre-eklampsia ditegakan berdasarkan adanya dua dari
tiga gejala, yaitu pemambahan berat badan yang berlebihan,edema,
hipertensi, dan proteinuria. Penambahan berat badan yang berlebihan bila
terjadi kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali. Edema terlihat sebagai
peningkatan berat badan,pembengkakan kaki, jari tangan, dan
muka.Tekanan darah > 140/90 mmHg atau tekenen sistolik meningkat >
30 mmHg atau tekanan diastolik > 15 mmHg yang di ukur setelah pasien
beristirahat selama 30 menit. Tekanan diastolik pada trimester kedua yang
lebih dari 85 mmHg patut dicurigai sebagai tanda preeklampsia.
Proteinuria apabila terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam air urine 24
jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukan +1 atau 2 ;atau kadar protein
> 1g /l dalam urine yang dikeluarkan dengan kateter atau porsi tengah,
diambil minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam.
Disebut pre-eklampsia berat bila ditemukan gejaka berikut :
a. Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau diastolik > 110 mmHg
b. Proteinuria +> 5 g/24 jam atau > 3 pada tes celup
c. sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan
d. Nyeri epigastrium dan ikterus
e. Edema paru atau sianosis
f. Trombositopenia
g. Pertumbuhan janin terhambat
D. Patofisiologi
4
peningkatan curah jantung, dan penurunan tekanan osmotik koloid (kotak
21-1). Pada preeklampsia, volume plasma yang beredar menurun,
sehingga terjadi hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit maternal.
Perubahan ini membuat perfusi organ maternal menurun, termasuk
perfusi ke unit janin-uteroplasenta. Vasospasme siklik lebih lanjut
menurunkan perfusi organ dengan menghancurkan sel-sel darah merah,
sehingga kapasitas oksigen maternal menurun. Vasopasme merupakan
sebagian mekanisme dasar tanda dan gejala yang menyertai
preeklampsia. Vasopasme merupakan akibat peningkatan sensitivitas
terhadap tekanan darah, seperti angiotensin II dan kemungkinan suatu
ketidakseimbangan antara prostasiklin prostagladin dan tromboksan A2.
Peneliti telah menguji kemampuan aspirin (suatu inhibitor prostagladin)
untuk mengubah patofisiologi preeklampsia dengan mengganggu produksi
tromboksan. Investigasi pemakaian aspirin sebagai suatu pengobatan
profilaksis dalam mencegah preeklampsia dan rasio untung-rugi pada ibu
dan janin. Peneliti lain sedang mempelajari pemakaian suplemen kalsium
untuk mencegah hipertensi pada kehamilan.
5
Pre-eklampsia digolongkan ke dalam Pre-eklampsia ringan dan Pre
eklampsia berat dengan gejala dan tanda sebagai berikut:
a. Pre-eklampsia Ringan
Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan
interval pemeriksaan 6 jam.
Tekanan darah diastolic 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan
interval pemeriksaan 6 jam.
Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu. Edema
umum, kaki, jari tangan dan muka.
Proteinuria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif 1 sampai 2
pada urin kateter atau urin aliran pertengahan.
b. Pre-eklampsia Berat
Diagnosa PEB ditegakkan apabila pada kehamilan >20 minggu
didapatkan satu/lebih gejala/tanda di bawah ini:
Tekanan darah 160/110 mmHg
a) Ibu hamil dalam keadaan relaksasi (pengukuran tekanan
darah minimal setelah istirahat 10 menit)
b) Ibu hamil tidak dalam keadaan his.
Oigouria, urin kurang dari 500 cc/24 jam.
Poteinuria 5 gr/liter atau lebih atau 4+ pada pemeriksaan secara
kuantitatif.
Terdapat edema paru dan sianosis.
Gangguan visus dan serebral.
Keluhan subjektif
a) Nyeri epigastrium
b) Gangguan penglihatan
c) Nyeri kepala
d) Gangguan pertumbuhan janin intrauteri.
e) Pemeriksaan trombosit
A. Pencegahan
6
a) Diet-makanan
b) Cukup istirahat
Istirahat yang cukup pada saat hamil semakin tua dalam arti
bekerja seperlunya disesuaikan dengan kemampuan. Lebih
banyak duduk atau berbaring kearah kiri sehingga aliran darah
menuju plasenta tidak mengalami gangguan.
B. Penanganan
7
a. Penanganan Pre-eklampsia Ringan
Sedativa ringan
Phenobarbital 3x30 mgr
Valium 3x10 mgr
Obat penunjang
o Vitamin B komplek
o Vitamin C atau vitamin E
o Zat besi
Nasehat
o Lebih banyak istirahat baring penderita juga dianjurkan untuk
berbaring miring ke kiri sehingga tekanan terhadap vena besar
di dalam perut yang membawa darah ke jantung berkurang dan
aliran darah menjadi lebih lancar.
8
o Segera datang memeriksakan diri, bila tedapat gejala sakit
kepala, mata kabur, edema mendadak atau berat badan naik.
Pernafasan emakin sesak, nyeri pada epigastrium, kesadaran
makin berkurang, gerak janin melemah-berkurang, pengeluaran
urin berkurang.
o Jadwal pemeriksaan hamil dipercepat dan diperketat.
Bila keadaan ibu membaik dan tekanan darah dapat dipertahankan 140-
150/90-100 mmHg, tunggu persalinan sampai aterm sehingga ibu dapat
berobat jalan dan anjurkan memeriksakan diri tiap minggu. Kurangi dosis
obat hingga tercapai dosis optimal. Bila tekanan darah sukar dikendalikan,
berikan kombinasi obat. Tekanan darah tidak boleh lebih dari 120/80
mmHg. Tunggu pengakhiran kehamilan sampai 40 minggu, kecuali
terdapat pertumbuhan terhambat, kelainan fungsi hepar/ginjal, dan
peningkatan proteinuria (3). Pada kehamilan >37 minggu dengan serviks
matang, lakukan induksi persalinan. Persalinan dapat dilakukan spontan
atau dipercepat dengan ekstraksi.
9
Pemeriksaan umum: pemeriksaan tiap jam; tekanan darah, nadi,
suhu dan pernafasan.
Pemeriksaan kebidanan: pemeriksaan denyut jantung janin tiap 30
menit, pemeriksaan dalam (evaluasi pembukaan dan keadaan janin
dalam rahim).
Pemasangan dower kateter
Evaluasi keseimbangan cairan
Pemberian MgsO4 dosis awal 4 gr IV selama 4 menit
a. Tujuan Diet
b. Syarat Diet
10
1. Energi dan semua zat gizi cukup. Dalam keadaan berat, makanan
diberikan secara berangsur-angsur, sesuai dengan kemampuan
pasien menerima makanan. Penambahan energi tidak lebih dari
300 kkal dari makanan atau diet sebelum hamil.
2. Garam diberikan rendah sesuai dengan berat-ringannya retensi
garam atau air. Penambahan berat badan diusahakan di bawah 3
kg/bulan atau di bawah 1 kg/minggu.
3. Protein tinggi (1 g/kg berat badan)
4. Lemak sedang, sebagian lemak berupa lemak tidak jenuh tunggal
dan lemak tidak jenuh ganda
5. Vitamin cukup; vitamin C dan B6 diberikan sedikit lebih tinggi
6. Mineral cukup terutama kalsium dan kalium
7. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan pasien
8. Cairan diberikan 2500 ml sehari. Pada keadaan oliguria, cairan
dibatasi dan disesuaikan dengan cara yang keluar melalui urin,
muntah, keringat, dan pernafasan.
11
3). Diet pre-eklampsia III
*) Susu khusus ibu hamil. Bila diberikan susu biasa, energi hanya
sebagian yang terpenuhi
e. Nilai gizi
12
Energi (kkal) 1032 1604 2128
Protein (g) 20 56 80
Lemak (g) 19 44 63
Karbohidrat (g) 211 261 305
Kalsium (mg) 600 500 800
Besi (mg) 6,9 17,3 24,2
Vitamin A (RE) 750 2796 3035
Tiamin (mg) 0,5 0,8 1,0
Vitamin C (mg) 246 212 213
Natrium (mg) 228 248
.f. Pembagian bahan makanan sehari
13
g. Pembagian bahan makanan sehari diet pre-eklamsia II & III
14
Tempe 25 1 ptg dg 50 2 ptg sdg
Sayuran 75 gls 75 gls
1 ptg sdg 1 ptg sdg
Buah 100 100
papaya papaya
Minyak 5 sdm 10 1 sdm
h. Contoh menu sehari
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pre-eklampsia (toksemia gravidarum) adalah tekanan darah tinggi
yang disertai dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema
(penimbunan cairan), yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai
akhir minggu pertama setelah persalinan.
3.2 Saran
15
1. Diharapkan bagi petugas kesehatan dapat memberikan pendidikan
kesehatan berupa penyuluhan bagi ibu hamil mengenai dampak
yang dapat terjadi dari komplikasi pada masa kehamilan.
16