Anda di halaman 1dari 10

Nama Peserta: Erika Agustina Kasdjono

Nama Wahana: PKM Pulo Gadung

Topik: Dermatitis Numularis

Tanggal (kasus): 20 Juni 2017


Nama Pasien: F.R.R No. RM : P31709017111535

Tanggal Presentasi: Nama Pendamping: dr. Lida Nurhisan

Tempat Presentasi: PKM Pulo Gadung

Obyektif Presentasi:

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Lansia Bumil


Dewasa
Deskripsi: Remaja 17 tahun 2 bulan, keluhan bercak merah berbentuk lingkaran yang gatal pada tungkai kanan atas

Tujuan: Melakukan diagnosis, menatalaksana, serta mencegah terjadinya komplikasi

Bahan bahasan: Tinjauan Riset Kasus Audit


Pustaka
Cara membahas: Diskusi Presentasi dan Email Pos

Data utama untuk bahan diskusi: diskusi

1. Diagnosis:

Dermatitis Numularis

Diagnosis Banding

Dermatitis Atopi

Dermatitis Kontak Alergi

2. Riwayat Pengobatan:

Pasien sebelumnya pernah berobat dengan mikonazol cream dan salep 88 namun bercak tidak kunjung sembuh

3. Riwayat Kesehatan/Penyakit:

Pasien datang dengan keluhan bercak merah yang gatal pada tungkai atas kanan sejak 2 minggu yang lalu. Gatal dirasakan terus-menerus

sepanjang hari sampai mengganggu aktivitas. Pasien mengatakan 6 bulan yang lalu muncul bercak kemerahan di tungkai atas kanan dan

terasa gatal sehingga pasien menggaruknya. Bercak tersebut kemudian disertai gelembung-gelembung kecil berisi cairan bening berukuran

1 cm.
Gelembung tersebut pecah dan mengeluarkan cairan dan terasa basah terutama saat pasien menggaruk atau setelah mandi. Cairan

tersebut kemudian mengering. Karena sangat gatal pasien tetap menggaruknya dengan menggunakan cotton bud sehingga terjadi

luka, luka semakin meluas, keluar cairan dan terasa perih akibat garukan, akhirnya pasien memutuskan untuk menggunakan salep

mikonazol namun keluhan belum membaik. 2 bulan kemudian keluhan yang serupa juga terjadi pada tungkai atas kanan pasien

pada lokasi yang sama dan pasien memberikan salep 88 pada luka, nam un keluhan tidak membaik dan membuat bercak kemerahan

semakin gatal dan semakin mengeluarkan banyak cairan bening. Keluhan selalu muncul kembali di lokasi yang sama. Pasien

tidak segera berobat bila keluhan kambuh. Keluhan gatal hebat dirasakan terutama s aat kulit sangat kering. Kemudian 2 minggu

yang lalu keluhan muncul kembali di lokasi yang sama dan terasa sangat gatal dan meluas. Keluhan lain yang dirasakan pasien

saat ini adalah bercak merah yang berada di tungkai atas kanan menjadi seperti bersisik dan jika setelah mandi keluar cairan dari

bercak tersebut, dan apabila terkena sabun akan terasa sangat perih, dan pasien baru pertama kali ini berobat ke dokter untuk

mengobati keluhannya. Pasien mengatakan bahwa bercak kemerahan ini tidak pernah sembuh se mpurna, saat keadaan membaik

luka tidak basah, tidak mengeluarkan cairan serta tidak gatal. Riwayat alergi disangkal oleh pasien.

4. Riwayat Penyakit Dahulu:

Pasien menyangkal mempunyai keluhan yang serupa seperti ini sebelumnya. Riwayat alergi makanan maupun obat-obatan dan asma

disangkal.
5. Riwayat Keluarga dan Lingkungan:

Riwayat alergi makanan maupun obat-obatan dan asma disangkal. Keluarga pasien belum pernah ada yang mengalami keluhan serupa.

6. Riwayat Sosial/Kebiasaan:

Pasien sekolah di pesantren, dan setiap hari membersihkan ruangan dan alat-alat, dan pasien terkadang memakai alat mandi bergantian.

Dalam sehari pasien mandi 2x, dengan menggunakan sabun batangan. Keluhan ini membuat aktivitas pasien terhambat, aktivitas

terganggu karena rasa gatal yang semakin berat. Pasien selalu menggunakan alas kaki sendal jepit jika bepergian. Pasien tidak

memelihara hewan peliharaan.

7. Lain-lain: -
Daftar Pustaka:

1. Sularsito, S. A., Djuanda, S. Dermatitis Numularis. Dalam : Adhi Juanda. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kelima. Jakarta :

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007 : 148-150.

2. Miller JL. Nummular Dermatitis. Available at : http://www.emedicine.com. Accessed on Juni 26, 2017.

3. Jiamton S, Tangjaturonrusamee C, Kulthanan K, Clinical Features and Aggravating Factors in Nummular Eczema in Thais. In:

Department of Dermatology, Faculty of Medicine Siriraj Hospital, Mahidol University, Bangkok, Thailand: 2012.p.36-37

4. Wasitaatmadja,Syarif M. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-6. Jakarta: Badan Penerbit FK UI, 2011 :p3-8

5. Horsmanheimo L, Harvima IT, Jarvikallio A, Harvima RJ, Naukkarinen A, Horsmanheimo M. Mast cells are one major source of

interleukin-4 in atopic dermatitis. Br J Dermatol. Sep 1994;131(3):348-53.

6. Jarvikallio A, Harvima IT, Naukkarinen A. Mast cells, nerves and neuropeptides in atopic dermatitis and nummular eczema. Arch

Dermatol Res. Apr 2003;295(1):2-7

7. Janik MP, Heffernan MP. Yeast Infection : Nummular eczema. In : Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell

DJ, Fitzpatrick TB,eds. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. 7th Edition. New York : McGraw-Hill. 2008 : 1828.
Hasil Pembelajaran:

a. Diagnosis Dermatitis numularis dan etiologi dan faktor predisposisi.

b. Epidemiologi dermatitis numularis.

c. Patofisiologi dermatitis numularis

d. Gejala klinis dermatitis numularis.

e. Diagnosa Banding Dermatitis numularis

f. Edukasi untuk penatalaksaan dermatitis numularis.

g. Edukasi tentang penyakit dan komplikasi yang mungkin terjadi.

h. Edukasi keluarga mengenai perawatan luka.


1. Subyektif

Laki-laki 17 tahun datang dengan keluhan bercak merah yang gatal pada tungkai atas kanan sejak 2 minggu yang lalu. Gatal dirasakan

terus-menerus sepanjang hari sampai mengganggu aktivitas. Pasien mengatakan 6 bulan yang lalu sudah pernah muncul bercak

kemerahan di lokasi yang sama, bercak tersebut kemudian disertai gelembung-gelembung kecil berisi cairan bening. Gelembung

tersebut pecah dan mengeluarkan cairan dan terasa basah terutama saat pasien menggaruk atau setelah mandi, pasien sering menggaruk

luka tersebut dengan cotton bud. Pasien sudah pernah mengobati dengan salep mikonazol dan salep 88 namun keluhan belum membaik.

Saat ini keluhan muncul kembali di lokasi yang sama dan terasa sangat gatal. Keluhan lain yang dirasakan pasien saat ini adalah bercak

merah yang berada di tungkai atas kanan menjadi seperti bersisik dan jika setelah mandi keluar cairan dari bercak tersebut, dan apabila

terkena sabun akan terasa sangat perih, dan pasien baru pertama kali ini berobat ke dokter untuk mengobati keluhannya.

2. Objektif

Pada pemeriksaan keadaan umum pasien tampak sakit ringan. Tanda vital didapatkan dalam batas normal. Pada pemeriksaan status lokalis

didapatkan didapatkan plak eritematosa regio cruris dextra bagian proksimal dengan diameter 7 cm berbatas tegas, tepi teratur,

berbentuk bulat agak lonjong, permukaan verukosa, ukuran plakat, soliter disertai vesikel, krusta, skuama ,dan ekskoriasi, perabaan

hangat.
3. Assessment

Pada pasien ini diagnosis kerja dermatitis numularis, ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. pemeriksaan

penunjang tidak dilakukan pada pasien ini karena tidak tersedia pemeriksaan histopatologi dan patch test/ skin prick test.

Dari segi teori dermatitis numularis, pada sebagian besar kasus penyebab dermatitis numularis belum diketahui, namun dapat dikaitkan

dengan angka kejadian atopi dan level IgE yang tinggi, infeksi. tekanan emosional. trauma lokal seperti gigitan serangga, kontak dengan

bahan kimia, musim dingin, dan kulit yang kering. Pada pasien bentuk efloresensi dari lesi kulit berbentuk lingkaran, dengan lesi yang

semakin luas, dan selalu muncul pada tempat yang sama, etiologi yang berkaitan dengan kondisi pasien ada kondisi kulit yang kering dan

pasien sering menggunakan sabun yang membuat kulitnya semakin kering, dan pasien sering menggaruk lesi tersebut. Sehingga dapat

kita kuatkan diagnosis kerja yaitu dermatitis numularis.

Pada anamnesis juga dikatakan bahwa bercak merah pada tungkai kanan atas pasien sudah mulai dirasakan selama 6 bulan, diawali

dengan gelembung kecil berdiameter 1 cm kemudian gelembung pecah, dan semakin meluas, bercak tidak pernah sembuh sempurna, bahkan

semakin tidak membaik, terasa gatal, dan timbul di tempat yang sama. Karena pengobatan yang tidak tepat menyebabkan bercak tidak kunjung

sembuh, hal ini menguatkan diagnose dermatitis numularis.


4. Plan

Farmakologis

Pada pasien lesi masih eksudatif sehingga sebaiknya dikompres dengan larutan permanganas kalikus 1 : 10.000 atau NaCl 0,9 % selama

15-20 menit setiap 4 jam sekali.

Eritromisin 2 x 500 mg/hari PO

Loratadin 1 x 10 mg/hari PO, stop bila gatal hilang

Betametason krim pada lesi, 2 kali sehari

Emolien dapat diberikan jika kulit kering

KIE :

Menjaga hygiene, mandi air bersih (jangan air hangat), menggunakan sabun non-iritan/ada pelembap

Edukasi kekambuhan, dermatitis numularis dapat kambuh pada tempat yang sama apabila pasien tidak menjaga kelembapan kulit

Mencegah kulit kering, trauma (tidak menggaruk)

Menghindarkan makanan-makanan yang dicurigai dapat mencetuskan alergi.

Edukasi apabila terdapat gangguan integritas kulit agar segera berobat ke dokter, jangan mengobati dengan salep atau krim yang tidak

sesuai, karena dapat memperburuk kondisi kulit, dan tidak mengobati penyebab dari kondisi kelaianan kulit tersebut.

Anda mungkin juga menyukai