PENDAHULUAN
Dalam kesehariannya manusia tidak pernah lepas dari masalah kesehatan, baik itu
menyangkut air bersih, air buangan atau sampah jika tidak dirancang atau dikelola
dengan baik. Kesehatan merupakan hal yang sangat berharga bagi manusia. Menjaga
kesehatan manusia dapat dimulai dengan menjaga kesehatan lingkungannya, baik tempat
bekerja atau tempat pemukimannya (Tresna Sastrawijaya, 1991).
Dalam hal ini, fasilitas sistem plambing yang baik memberikan andil yang cukup penting
bagi manusia untuk menjaga kesehatan lingkungan gedung tempat bekerja atau
bermukim, dan berperan besar dalam membantu kelancaran dari operasional gedung itu
sendiri, misalnya saja dalam memenuhi kebutuhan air bersih ataupun penyaluran air
buangan dengan cepat (Soufyan M.Noerbambang dan Takeo Morimura, 2000).
Sistem plumbing adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bangunan gedung, oleh
karena itu perencanaan sistem plambing haruslah dilakukan bersamaan dan sesuai
dengan tahapan-tahapan perencanaan gedung itu sendiri, dalam rangka penyediaan air
bersih baik dari kualitas dan kuantitas serta kontinuitas maupun penyaluran air bekas
pakai atau air kotor dari peralatan saniter ke tempat yang ditentukan agar tidak
mencemari bagian-bagian lain dalam gedung atau lingkungan sekitarnya.
Perencanaan sistem plambing dalam suatu gedung, guna memenuhi kebutuhan air bersih
sesuai jumlah penghuni dan penyaluran air kotor secara efesien dan efektif (drainase),
sehingga tidak terjadi kerancuan dan pencemaran yang senantiasa terjadi ketika saluran
mengalami gangguan.
Maksud dan Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai salah satu tugas mata kuliah
Plumbing yang merupakan program studi teknik lingkungan , Selain itu, penulisan ini
juga bertujuan untuk mengingatkan pengetahuan penulis mengenai pentingnya
keberadaan suatu sistem plumbing dan sanitasi sebagai bagian dari utilitas bangunan
yang mendukung aktivitas dalam suatu gedung.
BAB II
ISI
Pemakaian air tergantung pada beberapa faktor yaitu populasi, iklim, kebiasaan dan cara
hidup. Kebutuhan air bersih harus mencukupi siang dan malam, tersedia langsung bagi
pengguna tanpa adanya kekurangan air, sehingga ketersediaan air ini bisa berkelanjutan dan
memenuhi kebutuhan akan air itu sendiri baik masa sekarang maupun akan datang. Untuk
mendapatkan kebutuhan air yang cukup besar tentunya harus dilakukan pencarian sumber air
bersih yang memenuhi syarat kualitas dan kuantitas seperti air tanah (air tanah dangkal, air
tanah dalam dan mata air) dan air permukaan (danau, sungai, dan sebagainya) (Suripin,
2004).
Sistem penyediaan air dingin meliputi beberapa peralatan seperti tangki air bawah tanah,
tangki air atas atap, pompa-pompa, perpipaan, dan lain-lain. Dalam peralatan-peralatan ini,
air bersih harus dapat dialirkan ke tempat-tempat yang dituju tanpa mengalami pencemaran
(Soufyan M.Noerbambang Takeo Morimura, 2000).
Hal-hal yang dapat menyebabkan pencemaran antara lain (Soufyan M.Noerbambang dan
Takeo Morimura, 2000):
1. Masuknya kotoran hewan;
2. Masuknya serangga ke dalam tangki;
3. Terjadinya karat dan rusaknya tangki dan pipa;
4. Terhubungnya pipa air bersih dengan pipa lain;
5. Tercampurnya air bersih dengan air dari jenis kualitas lain;
6. Aliran balik air dari jenis kualitas lain ke dalam pipa air bersih.
2.1.1.5 Pompa
Pompa yang menyedot air dari tangki bawah atau tangki bawah tanah dan mengalirkannya ke
tangki atas atau tangki atap dinamakan pompa angkat (mengangkat air dari bawah ke atas),
sedangkan pompa yang mengalirkan air ke tangki tekan dinamakan pompa tekan. Pompa
penyediaan air dapat diputar oleh motor listrik, motor turbin, motor baker, dan
sebagainya (Soufyan M.Noerbambang dan Takeo Morimura, 2000).
Jenis-jenis pompa penyediaan air yang banyak digunakan adalah (Soufyan M.Noerbambang
dan Takeo Morimura, 2000):
1. Pompa sentrifugal
Komponen dari pompa sentrifugal adalah impeller dan rumah pompa. Pompa
dengan impeller tunggal disebut pompa tingkat tunggal (single stage). Apabila
beberapa impeller dipasang pada satu poros dan air dialirkan dari impeller pertama
ke impeller kedua dan seterusnya secara berturutan, disebut pompa dengan tingkat
banyak (multi stage).
2. Pompa submersibel
Pompa submersibel adalah suatu pompa dengan konstruksi di mana bagian pompa dan
motor listriknya merupakan suatu kesatuan dan terbenam dalam air. Pompa submersibel
terbagi atas pompa turbin untuk sumur dan pompa submersil untuk sumur dalam.
Kelebihan dan ciri-ciri pompa submersibel, adalah (Soufyan M.Noerbambang dan Takeo
Morimura, 2000):
a. Tidak diperlukan suatu bangunan pelindung pompa;
b. Tidak berisik;
c. Konstruksinya sederhana, karena tidak ada poros penyambung dan bantalan perantara;
d. Pompa dapat bekerja pada kecepatan putaran tinggi;
e. Mudah dipasang;
f. Harga relatif murah.
Sistem penyediaan air panas adalah instalasi yang menyediakan air panas dengan
menggunakan sumber air bersih, dipanaskan dengan berbagai cara, baik langsung dari alat
pemanas ataupun melalui sistem perpipaan (Soufyan M.Noerbambang dan Takeo Morimura,
2000).
Dalam memenuhi kebutuhan akan air panas, ada dua jenis instalasi yang dapat di gunakan
yaitu (Soufyan M.Noerbambang dan Takeo Morimura, 2000):
1. Instalasi lokal
Pada jenis ini suatu pemanas air dipasang di tempat atau berdekatan dengan alat
plambing yang membutuhkan air panas. Pemanas dapat menggunakan gas, listrik
ataupun uap sebagai sumber kalor.
2. Instalasi sentral
Jenis ini yaitu air panas yang dihasilkan di suatu tempat dalam gedung, kemudian
dengan pipa distribusi dialirkan keseluruh lokasi alat plambing yang membutuhkan air
panas.
Air panas dalam alat plambing digunakan untuk mencuci muka dan tangan, mandi, mencuci
pakaian, alat-alat dapur dan sebagainya. Temperatur air yang digunakan untuk berbagai
keperluan tersebut berbeda-beda. Standar temperatur air panas menurut jenis pemakaiannya
dapat dilihat pada Tabel 2.1 (Soufyan M.Noerbambang dan Takeo Morimura, 2000).
Menurut sistem pipanya dapat dibagi menjadi dua macam yaitu (Soufyan M.Noerbambang
dan Takeo Morimura,2000):
1. Sistem aliran ke atas (up feed)
Air panas dialirkan kepada alat-alat plambing melalui pipa-pipa cabang dari suatu pipa
utama yang di pasang pada lantai terbawah gedung.
2. Sistem aliran ke bawah (down feed)
Air panas dialirkan kepada alat-alat plambing melalui pipa-pipa cabang dari suatu pipa
utama yang dipasang pada lantai paling atas gedung.
Menurut cara penyediaannya dibagi lagi menjadi dua macam yaitu (Soufyan
M.Noerbambang dan Takeo Morimura,2000):
1. Sistem pipa tunggal
Pipa hanya akan mengantarkan air panas dari tangki penyimpanan atau pemanas tanpa pipa
balik.
2. Sistem sirkulasi atau dua pipa
Pipa akan menghantarkan air panas dari tangki penyimpanan atau pemanas dan kemudian air
akan dibalikkan kembali ke tangki penyimpanan dengan pipa balik apabila tidak ada
pemakaian air panas pada alat plambing.
Sedangkan menurut cara sirkulasinya dibedakan atas sirkulasi gravitasi dan sirkulasi paksaan
dengan menggunakan pompa.
a. Vent bersama
Pipa vent yang melayani perangkap dari dua alat plambing yang dipasang bertolak belakang
atau sejajar dan dipasang pada tempat di mana kedua pipa pengering alat plambing tersebut
disambungkan bersama;
b. Vent basah;
d. Vent menerus
e. Vent tegak yang merupakan kelanjutan dari pipa pembuangan yang dilayaninya;
f. Vent sirkit
g. Vent cabang yang melayani dua perangkap atau lebih dan berpangkal dari bagian depan
penyambungan alat plambing terakhir suatu cabang datar pipa pembuangan sampai ke pipa
tegak vent;
h. Vent pelepas
i. Pipa vent yang dipasang pada tempat khusus untuk menambah sirkulasi udara antara sistem
pembuangan dan sistem vent.
Setiap sistem sprinkler harus memiliki sumber penyediaan air otomatis dengan kapasitas dan
tekanan yang memadai untuk mensuplai sistem sprinkler dengan periode minimal 30 menit.
Sumber air untuk sistem sprinkler dapat diperoleh dari: sistem air PAM, pompa kebakaran
otomatis, tangki tekan, dan tangki gravitasi (Standar Nasional Indonesia, 2000).
2.2.6 Dasar-Dasar Sistem Penyaluran Air Hujan
Dalam sistem pengaliran air hujan yang harus diperhatikan hanyalah luas tangkapan hujan
dan arah aliran dari air, sedangkan prinsip pengalirannya tidak jauh berbeda dengan air
buangan.